Anda di halaman 1dari 6

Case Report-Glaukoma Sudut

Tertutup Primer
LAPORAN KASUS

IDENTITAS
Nama : Ny.UZ
Umur : 59 tahun
JK : Perempuan
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia

II. ANAMNESIS
Keluhan utama : Nyeri pada bola mata kiri
Anamnesis terpimpin:
Dialami sejak kurang lebih 1 bulan yang lalu dan memberat dalam 1
minggu terakhir disertai dengan penglihatan yang bertambah kabur secara
perlahan-lahan. Mata merah (+),sakit kepala (+), mual (-), muntah (-), air mata
berlebih (-), kotoran mata berlebih (-).
Riwayat penglihatan menurun pada mata kanan dialami pada tahun 2004
dan sejak tahun 2009 mata kanan pasien tidak bisa melihat sama sekali.
Riwayat menggunakan kaca mata (-). Riwayat hipertensi (-), diabetes mellitus
(-). Riwayat keluarga dengan penyakit yang sama (+).Riwayat trauma pada kedua
bola mata (-).

III. PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI


Inspeksi
Pemeriksaan OD OS
Palpebra Edema (-) Edema (-)
Apparatus lakrimalis Lakrimasi (-) Lakrimasi (-)
Silia Normal Normal
Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Kornea Jernih Jernih
BMD Dangkal Kesan agak dangkal
Iris Coklat Coklat
Bulat,
Pupil Tidak bulat, mid dilatasi
Middilatasi
Lensa Keruh Jernih
Gerakan bola mata Ke segala arah Ke segala arah

Palpasi
PALPASI OD OS
Tensi okuler Tn-2 Tn+2
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Massa tumor Tidak ada Tidak ada
Pembesaran kelenjar preaurikuler Tidak ada Tidak ada

Tonometri
Non contact tonometri
OD : tidak dapat terukur
OS : 63
Visus
VOD :0
VOS : 20/200
Campus visual
OS : central 30-2 Treshold
Ditemukan : sensitivitas yang menurun pada daerah
1. Perifovea nasal <0,5%
2. Infero-temporal < 0,5%
3. Temporal < 1%
4. Perifovea temporal < 2%
5. Paramakula < 5%
Color sense
Tidak dilakukan pemeriksaan
Light sense
Tidak dilakukan pemeriksaan
Penyinaran oblik
PENYINARAN OBLIK
PEMERIKSAAN OD OS
Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Kornea Jernih Injeksi perikornea
BMD Dangkal Kesan agak dangkal
Iris Coklat Coklat, kripte (+)
Bulat, middilatasi, RC (+)
Pupil Tidak bulat, mid dilatasi
melambat
Lensa Keruh Jernih

Diafanoskopi
Tidak dilakukan pemeriksaan
Slit lamp
SLOD : Konjungtiva hiperemis (-), kornea jernih, BMD kesan dangkal, iris menempel di
endotel kornea, coklat, pupil tidak bulat, mid dilatasi, lensa keruh total.
SLOS : Konjungtiva hiperemis (-), injeksi perikornea, BMD agak dangkal, iris coklat,
kripte (+), pupil bulat, middilatasi, RC (+) melambat, lensa jernih
Gonioskopi
OS :
Kuadran superior : hanya terlihat Schwalbe line (SL) ditemukan pula Peripheral anterior synechia
(PAS)
Kuadran inferior : hanya terlihat Schwalbe line ( SL )
Kuadran temporal : hanya terlihat Schwalbe line ( SL )
Kuadran nasal : hanya terlihat Schwalbe line (SL) ditemukan pula Peripheral anterior synechia (PAS)

Oftalmoskopi
FOS : refleks fundus (+), papil N. II batas tegas, a/v = 2/3, CDR = 0,8
makula :refleks fovea (+), retina perifer kesan normal.
Laboratorium
GDS :108 mg/dl
IV. RESUME
Seorang wanita, 59 tahun datang ke klinik ORBITA dengan nyeri pada
bola mata kiri yang dialami sejak kurang lebih 1 bulan yang lalu dan memberat
dalam 1 minggu terakhir disertai dengan penurunan penglihatan yang terjadi seara
perlahan-lahan. Mata merah (+), sakit kepala (+), mual (-), muntah (-), air mata
berlebih (-), kotoran mata berlebih (-). Riwayat penglihatan menurun pada mata
kanan dialami pada tahun 2004 dan sejak tahun 2009 mata kanan pasien tidak
bisa melihat sama sekali. Riwayat menggunakan kaca mata (-). Riwayathipertensi
(-), diabetes mellitus (-).Riwayat keluarga dengan penyakit yang sama
(+).Riwayat trauma pada kedua bola mata Pada pemeriksaan slit lamp OD
didapatkan konjungtiva hiperemis (-), kornea jernih, BMD kesan dangkal, iris
menempel di endotel kornea, coklat, pupil tidak bulat, mid dilatasi, lensa keruh
total, pada OS (-), injeksi perikornea, BMD agak dangkal, iris coklat, kripte (+),
pupil bulat, middilatasi, RC (+)melambat, lensa jernih. Palpasi OD didapatkan
Tn-2, OS didapatkan Tn+2. Pemeriksaan dengan contact tonometry didapatkan
tekanan OD tidak terukur, tekanan OS 63. Visus pada OD O dan OS 20/200. Pada
pemeriksaan permietri Humprey didapatkan sensitivitas yang menurun pada
daerah perifovea nasal <0,5%, infero-temporal < 0,5%, temporal < 1%, perifovea
temporal < 2%, Paramakula < 5%. Pada pemeriksaan gonioskopi OS hanya
terlihat Schwalbe Line (SL) pada semua kuadran dan terdapat peripheral anterior
sinechia (PAS) pada kuadran superior dan nasal. Pada pemeriksaan oftalmoskopi
didapatkan reflex fundus (+), papil N.II batas tegas, a/v =2/3, CDR =0,8, macula:
reflex fovea (+), retina perifer kesan normal

V. DIAGNOSIS
ODS Glaukoma Primer Sudut Tertutup + OD Atrofi Bulbi

VI. PENGOBATAN :
1. Topikal
C. Timol 0,5%, 2 x 1 gtt OS
2. Sistemik
Glaucon tab 3 x 250 mg
KSR 1x1
RG Cholin 2 x 1000 mg

VII. ANJURAN
OD : USG B Scan

VIII. DISKUSI
Pasien ini didiagnosa dengan ODS glaukoma primer sudut tertutup+ OD
Atrofi Bulbi berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan
penunjang. Dari anamnesis didapatkan nyeri pada bola mata kiri yang disertai
penurunan penglihatan sejak 1 bulan yang lalu yang memberat 1 minggu terakhir
disertai nyeri pada bola mata dan sakit kepala. Pada pemeriksaan slit lamp OD
didapatkan konjungtiva hiperemis (-), kornea jernih, BMD kesan dangkal, iris
menempel di endotel kornea, coklat, pupil tidak bulat, mid dilatasi, lensa keruh
total, pada OS (-), injeksi perikornea, BMD agak dangkal, iris coklat, kripte (+),
pupil bulat,middilatasi, RC (+) melambat, lensa jernih. Palpasi OD didapatkan
Tn-2, OS didapatkan Tn+2. Pemeriksaan dengan contact tonometry didapatkan
tekanan OD tidak terukur, tekanan OS 63. Visus pada OD O dan OS 20/200. Pada
pemeriksaan perimetri Humprey didapatkan sensitivitas yang menurun pada
daerah perifovea nasal <0,5%, infero-temporal < 0,5%, temporal < 1%, perifovea
temporal < 2%, Paramakula < 5%. Pada pemeriksaan gonioskopi OS hanya
terlihat Schwalbe Line (SL) pada semua kuadran dan terdapat peripheral anterior
sinechia (PAS) pada kuadran superior dan nasal. Pada pemeriksaan oftalmoskopi
didapatkan reflex fundus (+), papil N.II batas tegas, a/v =2/3, CDR =0,8, macula:
reflex fovea (+), retina perifer kesan normal. Dari gejala klinis, didapatkan adanya
gejala mata merah yang disertai dengan penurunan penglihatan, pada pemeriksaan
penunjang ditemukan adanya peningkatan tekanan intraocular, penurunan
sensitivitas penglihatan, dan pembesaran rasio cekungan diskus optikus.
Berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan oftalmologi yang dilakukan maka
pasien ini dapat didiagnosa sebagai glaukoma. Yang mana glaukoma adalah suatu
neuropati optik kronik didapat yang ditandai oleh pencekungan (cupping) diskus
optikus, pengecilan lapangan pandang; biasanya disertai peningkatan tekanan
intraokuler. Pada glaukoma akan terdapat melemahnya fungsi mata dengan
terjadinya cacat lapang pandang dan kerusakan anatomi berupa ekskavasi
(penggaungan) serta degenerasi papil saraf optik yang dapat berakhir dengan
kebutaan. Pada pasien ini tidak ditemukan kelainan lain pada mata sehingga dapat
disimpulkan bahwa ini merupakan suatu glaukoma primer. Hasil pemeriksaan
gonioskopi menunjukkan bahwa glaukoma ini merupakan glaukoma sudut
tertutup. Pengobatan glaukoma pada pasien ini ditujukan untuk menurunkan
tekanan bola mata dimana peningkatan tekanan ini secara berangsur-angsur dapat
mengakibatkan rusaknya papil nervus optik. Pada pasien ini diberikan topikal
timol yang merupakan golongan beta blocker yang bekerja menurunkan TIO
dengan cara menginhibisi produksi humor akueous . Onset kerja dari beta
blocker ini terhadap produksi humor akueous mulai satu jam setelah pemberian
sampai empat minggu setelah pengobatan. Glaukagon termasuk golongan
karbonik anhidrase yang bekerja menurunkan produksi humor akueous secara
langsung dengan mengantagoniskan aktifitas dari epitel siliar karbonik anhidrase
sehingga menurunkan produksi humor akueous dan menurunkan TIO. Pemberian
KSR pada pasien ini untuk mengatasi efek samping dari glukagon yang
menyebabkan hipokalemia. Selain itu, pasien ini juga diberikan RG. Cholin yang
merupakan suatu neuroprotektor untuk melindungi nervus optic terhadap
kerusakan lebih lanjut sehubungan dengan peningkatan tekanan intra okular. Pada
pasien ini juga dianjurkan untuk melakukan USG B scan pada OD, yang
merupakan tindakan melihat dan memotret alat atau jaringan dalam mata dengan
menggunakan gelombang tidak terdengar. Alat ini sangat penting untuk melihat
susunan jaringan intraokular.

Anda mungkin juga menyukai