Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM UJI VITAMIN C

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas : XII MIPA 2

Guru Pembimbing : Djuriah, Spd

Disusun oleh : Kelompok

1. Aldi
2. Febri Pramudiyanto
3. Inchristsa Bonina
4. Muhammad Naufal Sajid Darmawan
5. Muhammad Rizki Azhari
6. Payana Didi

SMAN 96 Jakarta

Jl. Jati Raya No. 40 Jakarta Barat

2019
DASAR TEORI

Vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting untuk kehidupan serta
untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya
yaitu asam askorbat. Vitamin c termasuk golongan antioksidan karena sangat mudah
teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam, oleh karena itu penggunaaan vitamin C sebagai
antioksidan semakin sering dijumpai.

Vitamin C perlu untuk menjaga struktur kolagen, sejenis protein yang menghubungkan
semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh manusia. Struktur
kolagen yang baik dapat menyembuhkan luka, patah tulang, memar, perdarahan kecil dan
luka ringan. Vitamin C juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan
mempertajam kesadaran. Sebagai antioksidan ia mampu menetralkan radikal bebas di seluruh
tubuh. Melalui pengaruh pencahar, ia dapat meningkatkan pembuangan faeses atau kotoran.
Tak heran bila berlebihan, vitamin ini dapat mengakibatkan diare. Untuk pencegahan kurangi
konsumsinya, atau ganti dengan natrium askorbat. Hipoaskorbemia (defisiensi asam
askorbat) bisa berakibat seriawan, baik di mulut maupun perut, kulit kasar, gusi tidak sehat
sehingga gigi mudah goyah dan lepas, perdarahan di bawah kulit (sekitar mata dan gusi),
cepat lelah, otot lemah dan depresi.

Pereaksi benedict berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat dan
natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu2+ dari kuprisulfat menjadi ion Cu+ yang
kemudian mengendap sebagai Cu2O. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat
pereaksi Benedict bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning
atau merah bata.
KEGIATAN III

Tujuan : Menguji adanya vitamin C.

Alat dan Bahan :

1. Pelat Tetes.

2. Tabung Reaksi + Rak.

3. Gelas Kimia.

4. Pipet Tetes.

5. Indofenol.

6. Berbagai macam bahan.

Cara Kerja :

1. Ambil tabung reaksi dan beri label.

2. Isilah masing-masing tabung dengan larutan indofenol sebanyak 1 mL.

3. Tambahkan tetes demi tetes bahan ke dalam tabung sampai warna indofenol
berubah menjadi larutan jernih / warna bahan.

4. Hitung jumlah tetesan yang diperlukan untuk menjernihkan larutan indofenol


tersebut.

5. Ulangi langkah 3 dan 4 untuk tabung selanjutnya.

6. Catat hasil pengamatanmu pada tabel hasil pengamatan.


Hasil :

Nama Bahan Jumlah Keterangan

Nutrisari (Tabung A) 7 tetes nutrisari Warna indofenol berubah menjadi


warna zat yang diuji

Jeruk Nipis (Tabung B) 4 tetes jeruk nipis Warna indofenol berubah menjadi
warna zat yang diuji

Tomat (Tabung C) 10 tetes sari tomat Warna indofenol berubah menjadi


warna zat yang diuji

Pembahasan : Setelah melakukan pengamatan dari pengujian vitamin C pada bahan diatas,
ternyata kandungan vitamin C pada jeruk nipis lebih besar dari pada bahan lainnya. Hal ini
dapat dilihat dari seberapa cepatnya larutan indofenol berubah warna setelah ditetesi jeruk
nipis. Sedangkan bahan makanan yang mengandung vitamin C paling sedikit adalah tomat.

Kesimpulan : Kesimpulan dari percobaan yang kami lakukan adalah kadar vitamin c yang
dimiliki suatu zat makanan dapat kita ketahui dengan menggunakan tetesan sari makanan
yang sudah dihaluskan kemudian diteteskan pada indofenol. Semakin banyak kadar vit c
yang dimiliki suatu zat makanan, maka akan semakin cepat pula indofenol berubah warna
saat ditetesi dengan sari dari zat makanan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai