Anda di halaman 1dari 18

Teori Komunikasi

“CRITICAL JOURNAL REVIEW”

NAMA : Boby Waldani

NIM : 8186122005

Prodi : Teknologi Pendidikan B

DOSEN PENGAMPU : Dr.Dina Ampera, M.Si

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. karena

dengan rahmat-Nya sehingga Critical Journal Review ini dapat terselesaikan tepat

pada waktunya.

Maksud dari penyusunan Critical Journal Review ini adalah sebagai salah

satu point penilaian yang dapat dijadikan sebagai salah satu pegangan dalam proses

belajar mengajar mata kuliah Statistika Pendidikan, serta dengan harapan untuk

memotivasi penulis sehingga mampu memahami segala pembahasan dan aplikasi

yang berkaitan dengan pembelajaran tersebut.

Terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Teori Komunikasi

Pendidikan Ibu Dr, Dina Ampera, M.Si atas bimbingannya, sehingga penyusun bisa

menyelesaikan tugas Critical Journal Review ini.

Penulis menyadari bahwa tugas Critical Journal Review ini tidak luput dari

kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun demi perbaikan Critical Journal Review ini.

Akhir kata, penulis berharap agar Critical Journal Review dapat bermanfaat

bagi masyarakat luas terutama mahasiswa yang ingin menjadikan tugas ini sebagai

referensi.

Medan. Desember 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR

Mengkritik Jurnal merupakan kegiatan mengulas suatu jurnal agar

dapat mengetahui dan memahami apa yang disajikan dalam suatu jurnal yang

menitikberatkan pada evaluasi (penjelasan, interpretasi dan analisis) mengenai

keunggulan dan kelemahan, apa yang menarik, dan bagaimana jurnal tersebut

bisa merubah persepsi dan cara berfikir serta menjadi pertimbangan apakah

dari pengetahuan yang didapat mampu menambah pemahaman terhadap suatu

bidang kajian tertentu.

Selain itu mengkritik jurnal juga dapat melatih kemampuan kita dalam

menganalisis dan mengevaluasi pembahasan yang disajikan penulis. Sehingga

menjadi masukan berharga bagi proses kreatif kepenulisan lainnya.

B. Tujuan Penulisan CJR

Mengkritik jurnal bertujuan untuk memberikan gambaran kepada

membaca mengenai identitas jurnal, ringakasan jurnal, kelebihan dan

kekurangan jurnal baik dari segi sistematika penulisan, EBI, maupun

kepaduan keseluruhan isi jurnal serta implikasinya dari berbagai aspek. Selain

itu dengan mengkritik jurnal dapat menambah wawasan para pengkritik

karena di dalam jurnal tersbut disajikan masalah yang akan menambah ilmu

pengetahuan kita.
C. Manfaat CJR

Sebagai mahasiswa Program Pasca sarjana, mengkritik jurnal ini

dirasa perlu untuk dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam

membuat laporan penelitian yang baik dan benar agar terhindar dari kesalahan

dalam melakukan penelitian terutama penelitian untuk penulisan tesis serta

sebagai pegangan dalam menulis karya ilmiah yang nantinya diharapkan agar

mahasiswa dapat membuat jurnal penelitian yang sesuai dengan kaidah dan

aturan yang berlaku

Dalam kesempatan ini jurnal yang akan dikritik merupakan jurnal

yang berkaitan dengan Mata Kuliah Teori Komunikasi. Adapun Identitas

jurnal yang akan dikritik akan dilampirkan pada point Identitas Jurnal berikut

D. Identitas Jurnal

1. Jurnal Pertama

Judul : Media Censures: The Hutchins Commission on the Press, the

New York Intellectuals on Mass Culture

Penulis : STEPHEN BATES

Jurnal : International Journal of Communicaton ( IJoC)

Volume : Vol. 12

Halaman : 18 Halaman

Tahun : Oktober 2017


2. Jurnal Kedua

Judul : MEDIA MASSA, KHALAYAK MEDIA, THE AUDIENCE

THEORY, EFEK ISI MEDIA DAN FENOMENA DISKURSIF

Penulis : Hasyim Ali Imran

Jurnal :Jurnal Studi Komunikasi dan Media

Volume : Vol. 16 No 1

Halaman : 14 Halaman

Tahun : Juni 2012


BAB II

RINGKASAN JURNAL

A. Jurnal Pertama

Judul :. Media Censures: The Hutchins Commission on the Press, the

New York Intellectuals on Mass Culture

Jurnal ini berisi tentang kritikan terhadap media massa yang dilakukan oleh

dua kelompok masyarakat, dimana media massa saat itu tidak memberikan

informasi yang berimbang, tumpang tindih dan berat sebelah.

Dua kelompok masyaakat ini mengkritik habis media massa dan khususnya

dewan pers kota new york, dimana seharusnya dewan pers harus mengawasi betul

agar pemberitaan massa lebih independen.

Kedua kelompok ini menuntut bagaimana dewan pers agar dapat memperbaiki

kultur budaya media massa saat itu yang hanya memberitakan apapun yang

memberikan pemasukan lebih terhadap media tersebut, ini yang menyebabkan dua

kelompok masyarakat melakukan kritik keras terhadap kultur budaya media massa

pada saaat itu, terkhusus kepada dewan pers yang saat itu juga terloihat kurang

berani dalam melakukan pengawasan.

B. Jurnal Kedua

Judul : Media Massa Khayalak Media, The audience Theory dan Fenoma

Diskursif.

Sebagai basis masyarakat (the basis of society) (De Fleur dan Rokeach 1982,
117; Rivers, Jensen dan Peterson 2003, 33), dalam kenyataan proses komunikasi
antarmanusia itu terjadi dalam beberapa konteks atau level (Lihat, Infante, Rancer
dan Womack 1990, 124-127; Littlejohn 2005, 11. Satu di antara level dan termasuk
yang paling kompleks (lihat, De Fleur & Rokeach 1982, 8), sehubungan dalam
prosesnya tercakup banyak aspek interpersonal, kelompok, publik dan komunikasi
organisasi, yaitu level mass (massa)
Komunikasi dalam konteks massa, atau lazim dikenal dengan komunikasi
massa, telah banyak didefinisikan akademisi. Diantaranya dikemukakan Bittner,
bahwa komunikasi massa yaitu pesan yang dikomunikasikan melalui media massa
pada sejumlah besar orang (Mass communication is messages communicated through
a mass medium to a large number of people) (dalam Rakhmat 1985, 176). Definisi ini
menyiratkan makna bahwa komunikasi massa pada hakikatnya adalah sebuah proses
komunikasi yang dilakukan oleh suatu organisasi media massa kepada khalayak luas
yang anonim. Littlejohn menyebut proses komunikasi yang demikian dengan konsep
media encoding, yaitu proses di mana organisasi media memediakan pesannya
kepada khalayak.
Dalam konteks hubungan sebagaimana dipaparkan barusan, para akademisi
sendiri sebenarnya telah berupaya menjelaskan fenomenanya secara ilmiah. Dari
hasil-hasil studi para akademisi, maka dibuatlah sejumlah model yang menjelaskan
hubungan tadi. Dari model-model yang dihasilkan telah memunculkan sejumlah teori
yang dikelompokkan ke dalam the audience theory. Audience theory atau teori
tentang khalayak sendiri yaitu suatu teori yang mencoba menjelaskan bagaimana
seorang khalayak menerima, membaca dan merespon sebuah teks. Terkait dengan ini,
disebutkan bahwa para analis media telah mengembangkan beberapa model-model
efek media (http://www. mediaknowall.com/audiencegcse.html). Model pertama
yaitu The Hypodermic Needle Model, kemudian disusul oleh model Two-Step
Flow,Uses & Gratifications dan Reception Theory.
Sebagaimana sudah disebutkan pada bagian awal makalah ini, bahasannya
difokuskan pada persoalan-persoalan menyangkut : 1) Keterkaitan Media dan
Khalayak dengan The Audience Theory 2) Komponen Audience dan Efek yang
ditimbulkan Isi Media; 3) Fenomena Diskursif dalam Suratkabar (Kasus Harian
Rakyat Merdeka). Bertolak dari hasil pembahasan menunjukkan, pertama bahwa
dalam hubungan fenomena keterkaitan media dan khalayak, dalam perspektif teoritisi
ternyata telah memperlihatkan perkembangan. Telaah teoritik itu bermula diwujudkan
dalam bentuk The Hypodermic Needle Model, kemudian disusul oleh model Two-
Step Flow,Uses & Gratifications dan terakhir dalam format Reception Theory.
Kedua, menyangkut masalah Komponen Audience dan Efek yang ditimbulkan Isi
Media, hasil pembahasannya memperlihatkan ada tiga format. Pertama menurut
perspektif pengamat; kedua menurut teoritisi berparadigma positivistik dan ketiga
menurut teoritisi berparadigma kritikal. Dalam pandangan sejumlah pengamat, maka
isi media yang berformat “lowtaste content” itu bisa menimbulkan perilaku negatif
berupa rusaknya moral dan perilaku kekerasan di kalangan individu khalayak. Apa
yang dipersepsi oleh sejumlah pengamat tersebut cenderung memiliki relevansinya
dengan perspektif teoritisi berparadigma positivistik, dan diantaranya seperti Gerbner
melalui konsep resonansi dalam Cultivation Theory-nya; Berkowitz melalui
Stimulating Effects (Aggressive Cues) Theory-nya; dan kemudian semakin
diperkuat lagi oleh Bandura dan Walters melalui Observational Learning Theory-nya.
Sementara itu, dalam pandangan teoritisi kritikal, secara teoritis isi media dalam
kaitan efek itu lebih dilihat dari sisi kemampuannya untuk menciptakan iklim
diskursif individu warga dalam suasana yang egaliter. Dalam kaitan ini, maka isi
yang termasuk dalam format high-taste content seperti acara Republik BBM di
Indosiar-lah yang dinilai mampu menciptakan iklim itu,
`BAB III

KEUNGGULAN PENELITIAN

A. Perbandingan Antar Elemen

Pada jurnal pertama, materi yang dibahas memiliki keterkaitan dengan point-

point yang saling ketergantungan satu sama lain. Dilihat dari judulnya, penelitian

pada jurnal ini berusaha memaparkannya kritika dengan cara yang sistematis, dimulai

dari pendahuluan, konsep dasar, dan improvisasi dari penelitian tersebut. Data yang

disajikan dalam memberikan gambaran yang menggambarkan penjelasan pada jurnal

tersebut.

Jurnal kedua memiliki pembahasan yang sistematis sama seperti jurnal

pertama hanya saja jurnal ini memiliki kelebihan pada sistematis tulisan yang

menarik. Selain itu sistematika penulisannya lebih lengkap dan menampilkan data

tambahan.

B. Originalitas Temuan

Dalam jurnal-jurnal ini penulis mencoba untuk memecahkan masalah-

masalah dan pemahaman yang membutuhkan analisa logika, seperti jurnal pertama

yang membahas mengenai kultur media massa yang mengangkat permasalan media

massa terserbut, jurnal kedua yang membahas mengenai bagaimana media massa

tersebut meberikan dampak melalui program-program yang merreka sajikan.,


C. Kemutakhiran Masalah

Masalah yang ditampilkan pada kedua jurnal-jurnal ini bukanlah suatu temuan

yang baru. Masalah-masalah yang dipaparkan dalam jurnal-jurnal tersebut mengenai

issu yang sering terjadi dalam media massa, dimana semua masalah yang sudah

banyak diteliti akan tetapi peneliti mencoba menggunakan teknik baru yang lebih

sederhana dan lebih menarik dalam pemaparannya.

D. Kohesi dan Koherensi isi penelitian

Pembahasan penelitian kedua jurnal ini sudah memiliki kohesi yang baik.

Sumber-sumber dan referensi yang dipaparkan peneliti juga berkesinambungan

dengan topik dan objek yang diteliti sehingga memperkuat menganalisis dan

mengevaluasi pemecahan masalah yang ada.

Hasil penelitian pada kedua jurnal ini diuraikan dalam bentuk naratif dengan

penyajian deskriptif dari hasil penelitian.

Koherensi yang baik terdapat dalam jurnal ke dua yang intinya membahas

tentang kultur media massa dimana isi penelitian dijelaskan secara runtut dan

sistematis dan berkaitan antara penjelasan satu dengan yang lainnya.

Untuk jurnal pembanding 1 dan 2 ( isu kultur budaya terhadap teori

media massa) semiliki kohesi isi penelitian yang sama.


E. Sistematika Penulisan dan Pembahasannya

Sistematika secara umum sudah baik dan Penulisan daftar pustaka

dalam jurnal-jurnal yang direview secara keseluruhan juga baik sesuai dengan

kaidah penulisan yang baik dan benar.

Abstrak yang dibuat sudah baik karena mampu mencakup isi seluruh

tulisan dan penggunaan kata kunci yang tepat.

Gambaran umum dari observasi awal dan fenomena mengenai topik

yang diangkat sudah dijabarkan di dalam pendahuluan jurnal ini.


BAB IV

KELEMAHAN PENELITIAN

A. Perbandingan Antar Elemen

Bagian-bagian dalam jurnal tidak dipisahkan dengan jelas pada jurnal

pertama dan kedua seperti bagian halaman pertama yang penulisannya tidak

konsisten misalnya penggunaan ukuran font yang terlampau sangat beragam.

B. Originalitas Temuan

Temuan yang dihasilkan peneliti pada jurnal pertama belum begitu

efektif dalam mengatasi masalah yang dijadikan subjek penelitian. Hal ini

terlihat dari tidak adanya solusi yang signifikan terhadap kecemasan siswa

selain dengan melakukan pelatihan.

C. Kemutakhiran Masalah

Masalah-masalah yang diangkat dalam jurnal-jurnal tersebut sudah baik

dan mampu menginterpretasikan statistika dan berbagai bidang. Seperti yang

sudah dijelaskan pada point sebelumnya bahwa masalah yang diteliti oleh

peneliti bukanlah suatu permasalahan baru. Peneliti hanya mengembangkan

teknik pemecahan masalah yang baru dari penelitian-penelitian sebelumnya.


D. Kohesi dan Koherensi isi penelitian

Isi dari penelitian yang disajikan dalam jurnal pertama yang di kritik

belum cukup baik. Kurangnya ketajaman analisis penulis terhadap hasil

penelitian dapat dilihat dari sedikitnya pembahasan mengenai hasil penelitian

yang dilakukannya.

E. Sistematika Penulisan

Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya pada jurnal pertama dan

kedua bagian-bagian dalam jurnal tidak dipisahkan dengan jelas.


BAB V

IMPLIKASI

A. Teori

Berdasarkan teori-teori yang dipaparkan dalam jurnal-jurnal tersebut

seorang pembaca maupun reviewer akan mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang

lebih luas mengenai statistika pendidikan baik dari segi konsep, pemahaman teoritis

sampai mendapatkan contoh aplikatif dalam penelitian yang disampaikan jurnal-

jurnal tersebut.

Berikut Implikasi teori terhadap daya analisis mahasiswa :

a. Implikasi simpulan yang pertama yaitu jika penelitian dan pengembangan

dilakukan dengan maka praktik yang dilaksanakan juga akan baik dan dapat

mengembangkan produk yang suah ada serta dapat meminimalisir kesenjangan

dalam penelitian

b. Implikasi terhadap simpulan yang kedua yakni jika metode dilakukan dengan baik

maka hasil penelitian akan lebih akurat dan bisa di pertanggungjawabkan.

c. Implikasi simpulan yang ketiga adalah jika langkah-langkah dilakukan dengan

runtut maka akan menghindari adanya kesalahan dalam penelitian.

B. Pembahasan dan Analisis

Jurnal-jurnal ini sangat bermanfaat bagi pihak akademisi maupun masyarakat

luas yang ingin memulai suatu penelitian ataupun dengan tujuan mengetahui

konsep-konsep dasar dalam penelitian.


Secara tidak langsung dengan kritik jurnal ini mahasiswa telah meningkatkan

keterampilan mahasiswa dalam pengetahuan dan menganalisis suatu

permasalahan. Selain itu dengan memahami point demi point yang peserta sebagai

pegangan dalam menulis karya ilmiah yang nantinya diharapkan agar mahasiswa

dapat membuat jurnal penelitian yang sesuai dengan kaidah dan aturan yang

berlaku
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kedua jurnal ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa, pihak akademisi lain dan

masyarakat yang ingin melakukan suatu penelitian dengan mengetahui konsep-

konsep dasar penelitian hingga bagaimana menjadi seorang peneliti.

Kedua Jurnal ini dilengkapi dengan teori-teori dari sumber-sumber yang

beragam baik dari buku-buku, jurnal ilmiah internasional dan website yang

terpercaya sehingga menjadikan jurnal-jurnal ini relevan dan dijamin dari segi isi

pembahasannya. Selainitu dari segi pembahasan buku ini dilengkapi dengan teori

dari para ahli dan point-point penting disetiap pembahasannya sehingga

memudahkan pembaca memahami isi dari pembahasan jurnal tersebut.

B. Saran

Berdasarkan hasil Critical Journal Review yang telah dilakukan maka

dapat diajukan beberapa saran yang dapat diajukan kepada mahasiswa dan

akademisi yang ingin menjadi peneliti selanjutnya :

a. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa diharapkan dapat berperan aktif dalam melakukan suatu

penelitian dan pengembangan serta menjadikan review jurnal ini sebagai referensi

untuk menentukan sumber pengetahuan dan pendekatan ilmiah lain yang akan

digunakan.
b. Bagi Peneliti Lainnya

Review jurnal ini masih jauh dari kesempurnaan, maka sebaiknya

dilakukan review lebih lanjut sehingga dapat melengkapi kekurangan yang

terdapat dalam review jurnal ini.


KEPUSTAKAAN

Stephen bates, Media Censures: The Hutchins Commission on the Press, the New

York Intellectuals on Mass Culture 2017. International Journal of

Communicaton ( IJoC)

Hasyim Ali Imran, Media Massa, Khalayak media, The audience Theory, Efek isi

Media dan Fenomena.2012 Jurnal Studi Komunikasi dan Media.

Anda mungkin juga menyukai