CJR Komunikasi Fix
CJR Komunikasi Fix
NIM : 8186122005
PROGRAM PASCASARJANA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. karena
dengan rahmat-Nya sehingga Critical Journal Review ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya.
Maksud dari penyusunan Critical Journal Review ini adalah sebagai salah
satu point penilaian yang dapat dijadikan sebagai salah satu pegangan dalam proses
belajar mengajar mata kuliah Statistika Pendidikan, serta dengan harapan untuk
Pendidikan Ibu Dr, Dina Ampera, M.Si atas bimbingannya, sehingga penyusun bisa
Penulis menyadari bahwa tugas Critical Journal Review ini tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi perbaikan Critical Journal Review ini.
Akhir kata, penulis berharap agar Critical Journal Review dapat bermanfaat
bagi masyarakat luas terutama mahasiswa yang ingin menjadikan tugas ini sebagai
referensi.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
dapat mengetahui dan memahami apa yang disajikan dalam suatu jurnal yang
keunggulan dan kelemahan, apa yang menarik, dan bagaimana jurnal tersebut
bisa merubah persepsi dan cara berfikir serta menjadi pertimbangan apakah
Selain itu mengkritik jurnal juga dapat melatih kemampuan kita dalam
kepaduan keseluruhan isi jurnal serta implikasinya dari berbagai aspek. Selain
karena di dalam jurnal tersbut disajikan masalah yang akan menambah ilmu
pengetahuan kita.
C. Manfaat CJR
membuat laporan penelitian yang baik dan benar agar terhindar dari kesalahan
sebagai pegangan dalam menulis karya ilmiah yang nantinya diharapkan agar
mahasiswa dapat membuat jurnal penelitian yang sesuai dengan kaidah dan
jurnal yang akan dikritik akan dilampirkan pada point Identitas Jurnal berikut
D. Identitas Jurnal
1. Jurnal Pertama
Volume : Vol. 12
Halaman : 18 Halaman
Volume : Vol. 16 No 1
Halaman : 14 Halaman
RINGKASAN JURNAL
A. Jurnal Pertama
Jurnal ini berisi tentang kritikan terhadap media massa yang dilakukan oleh
dua kelompok masyarakat, dimana media massa saat itu tidak memberikan
Dua kelompok masyaakat ini mengkritik habis media massa dan khususnya
dewan pers kota new york, dimana seharusnya dewan pers harus mengawasi betul
Kedua kelompok ini menuntut bagaimana dewan pers agar dapat memperbaiki
kultur budaya media massa saat itu yang hanya memberitakan apapun yang
memberikan pemasukan lebih terhadap media tersebut, ini yang menyebabkan dua
kelompok masyarakat melakukan kritik keras terhadap kultur budaya media massa
pada saaat itu, terkhusus kepada dewan pers yang saat itu juga terloihat kurang
B. Jurnal Kedua
Judul : Media Massa Khayalak Media, The audience Theory dan Fenoma
Diskursif.
Sebagai basis masyarakat (the basis of society) (De Fleur dan Rokeach 1982,
117; Rivers, Jensen dan Peterson 2003, 33), dalam kenyataan proses komunikasi
antarmanusia itu terjadi dalam beberapa konteks atau level (Lihat, Infante, Rancer
dan Womack 1990, 124-127; Littlejohn 2005, 11. Satu di antara level dan termasuk
yang paling kompleks (lihat, De Fleur & Rokeach 1982, 8), sehubungan dalam
prosesnya tercakup banyak aspek interpersonal, kelompok, publik dan komunikasi
organisasi, yaitu level mass (massa)
Komunikasi dalam konteks massa, atau lazim dikenal dengan komunikasi
massa, telah banyak didefinisikan akademisi. Diantaranya dikemukakan Bittner,
bahwa komunikasi massa yaitu pesan yang dikomunikasikan melalui media massa
pada sejumlah besar orang (Mass communication is messages communicated through
a mass medium to a large number of people) (dalam Rakhmat 1985, 176). Definisi ini
menyiratkan makna bahwa komunikasi massa pada hakikatnya adalah sebuah proses
komunikasi yang dilakukan oleh suatu organisasi media massa kepada khalayak luas
yang anonim. Littlejohn menyebut proses komunikasi yang demikian dengan konsep
media encoding, yaitu proses di mana organisasi media memediakan pesannya
kepada khalayak.
Dalam konteks hubungan sebagaimana dipaparkan barusan, para akademisi
sendiri sebenarnya telah berupaya menjelaskan fenomenanya secara ilmiah. Dari
hasil-hasil studi para akademisi, maka dibuatlah sejumlah model yang menjelaskan
hubungan tadi. Dari model-model yang dihasilkan telah memunculkan sejumlah teori
yang dikelompokkan ke dalam the audience theory. Audience theory atau teori
tentang khalayak sendiri yaitu suatu teori yang mencoba menjelaskan bagaimana
seorang khalayak menerima, membaca dan merespon sebuah teks. Terkait dengan ini,
disebutkan bahwa para analis media telah mengembangkan beberapa model-model
efek media (http://www. mediaknowall.com/audiencegcse.html). Model pertama
yaitu The Hypodermic Needle Model, kemudian disusul oleh model Two-Step
Flow,Uses & Gratifications dan Reception Theory.
Sebagaimana sudah disebutkan pada bagian awal makalah ini, bahasannya
difokuskan pada persoalan-persoalan menyangkut : 1) Keterkaitan Media dan
Khalayak dengan The Audience Theory 2) Komponen Audience dan Efek yang
ditimbulkan Isi Media; 3) Fenomena Diskursif dalam Suratkabar (Kasus Harian
Rakyat Merdeka). Bertolak dari hasil pembahasan menunjukkan, pertama bahwa
dalam hubungan fenomena keterkaitan media dan khalayak, dalam perspektif teoritisi
ternyata telah memperlihatkan perkembangan. Telaah teoritik itu bermula diwujudkan
dalam bentuk The Hypodermic Needle Model, kemudian disusul oleh model Two-
Step Flow,Uses & Gratifications dan terakhir dalam format Reception Theory.
Kedua, menyangkut masalah Komponen Audience dan Efek yang ditimbulkan Isi
Media, hasil pembahasannya memperlihatkan ada tiga format. Pertama menurut
perspektif pengamat; kedua menurut teoritisi berparadigma positivistik dan ketiga
menurut teoritisi berparadigma kritikal. Dalam pandangan sejumlah pengamat, maka
isi media yang berformat “lowtaste content” itu bisa menimbulkan perilaku negatif
berupa rusaknya moral dan perilaku kekerasan di kalangan individu khalayak. Apa
yang dipersepsi oleh sejumlah pengamat tersebut cenderung memiliki relevansinya
dengan perspektif teoritisi berparadigma positivistik, dan diantaranya seperti Gerbner
melalui konsep resonansi dalam Cultivation Theory-nya; Berkowitz melalui
Stimulating Effects (Aggressive Cues) Theory-nya; dan kemudian semakin
diperkuat lagi oleh Bandura dan Walters melalui Observational Learning Theory-nya.
Sementara itu, dalam pandangan teoritisi kritikal, secara teoritis isi media dalam
kaitan efek itu lebih dilihat dari sisi kemampuannya untuk menciptakan iklim
diskursif individu warga dalam suasana yang egaliter. Dalam kaitan ini, maka isi
yang termasuk dalam format high-taste content seperti acara Republik BBM di
Indosiar-lah yang dinilai mampu menciptakan iklim itu,
`BAB III
KEUNGGULAN PENELITIAN
Pada jurnal pertama, materi yang dibahas memiliki keterkaitan dengan point-
point yang saling ketergantungan satu sama lain. Dilihat dari judulnya, penelitian
pada jurnal ini berusaha memaparkannya kritika dengan cara yang sistematis, dimulai
dari pendahuluan, konsep dasar, dan improvisasi dari penelitian tersebut. Data yang
tersebut.
pertama hanya saja jurnal ini memiliki kelebihan pada sistematis tulisan yang
menarik. Selain itu sistematika penulisannya lebih lengkap dan menampilkan data
tambahan.
B. Originalitas Temuan
masalah dan pemahaman yang membutuhkan analisa logika, seperti jurnal pertama
yang membahas mengenai kultur media massa yang mengangkat permasalan media
massa terserbut, jurnal kedua yang membahas mengenai bagaimana media massa
Masalah yang ditampilkan pada kedua jurnal-jurnal ini bukanlah suatu temuan
issu yang sering terjadi dalam media massa, dimana semua masalah yang sudah
banyak diteliti akan tetapi peneliti mencoba menggunakan teknik baru yang lebih
Pembahasan penelitian kedua jurnal ini sudah memiliki kohesi yang baik.
dengan topik dan objek yang diteliti sehingga memperkuat menganalisis dan
Hasil penelitian pada kedua jurnal ini diuraikan dalam bentuk naratif dengan
Koherensi yang baik terdapat dalam jurnal ke dua yang intinya membahas
tentang kultur media massa dimana isi penelitian dijelaskan secara runtut dan
dalam jurnal-jurnal yang direview secara keseluruhan juga baik sesuai dengan
Abstrak yang dibuat sudah baik karena mampu mencakup isi seluruh
KELEMAHAN PENELITIAN
pertama dan kedua seperti bagian halaman pertama yang penulisannya tidak
B. Originalitas Temuan
efektif dalam mengatasi masalah yang dijadikan subjek penelitian. Hal ini
terlihat dari tidak adanya solusi yang signifikan terhadap kecemasan siswa
C. Kemutakhiran Masalah
sudah dijelaskan pada point sebelumnya bahwa masalah yang diteliti oleh
Isi dari penelitian yang disajikan dalam jurnal pertama yang di kritik
yang dilakukannya.
E. Sistematika Penulisan
IMPLIKASI
A. Teori
seorang pembaca maupun reviewer akan mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang
lebih luas mengenai statistika pendidikan baik dari segi konsep, pemahaman teoritis
jurnal tersebut.
dilakukan dengan maka praktik yang dilaksanakan juga akan baik dan dapat
dalam penelitian
b. Implikasi terhadap simpulan yang kedua yakni jika metode dilakukan dengan baik
luas yang ingin memulai suatu penelitian ataupun dengan tujuan mengetahui
permasalahan. Selain itu dengan memahami point demi point yang peserta sebagai
pegangan dalam menulis karya ilmiah yang nantinya diharapkan agar mahasiswa
dapat membuat jurnal penelitian yang sesuai dengan kaidah dan aturan yang
berlaku
BAB VI
A. Kesimpulan
Kedua jurnal ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa, pihak akademisi lain dan
beragam baik dari buku-buku, jurnal ilmiah internasional dan website yang
terpercaya sehingga menjadikan jurnal-jurnal ini relevan dan dijamin dari segi isi
pembahasannya. Selainitu dari segi pembahasan buku ini dilengkapi dengan teori
B. Saran
dapat diajukan beberapa saran yang dapat diajukan kepada mahasiswa dan
a. Bagi Mahasiswa
penelitian dan pengembangan serta menjadikan review jurnal ini sebagai referensi
untuk menentukan sumber pengetahuan dan pendekatan ilmiah lain yang akan
digunakan.
b. Bagi Peneliti Lainnya
Stephen bates, Media Censures: The Hutchins Commission on the Press, the New
Communicaton ( IJoC)
Hasyim Ali Imran, Media Massa, Khalayak media, The audience Theory, Efek isi