Anda di halaman 1dari 2

Budaya Pop Korea Merasuki Indonesia

Seiring perkembangan zaman, masuknya budaya pop sekarang ini tidak hanya di dominasi oleh
budaya barat saja. Asia kini mulai menjadi pengekspor budaya pop juga. Selain Jepang, Korea
mulai bertindak sebagai pengekspor budaya pop melalui tayangan hiburan, seperti musik,
pakaian, film, dan makanan. Korea pun menjadi saingan berat bagi Amerika dan negara-negara
Eropa.

Hal ini sejalan dengan kemajuan industri hiburan Korea dan kestabilan ekonomi mereka. Selama
sepuluh tahun terakhir, demam budaya pop Korea melanda Indonesia. Fenomena ini dilatar
belakangi Piala Dunia Korea-Jepang 2002 yang berakhir dengan masuknya Korea sebagai
kekuatan empat besar dunia. Kesuksesan Korea di Piala Dunia 2002 semakin menaikkan prestise
Korea di mata dunia. Dan menurut literatur lain, Korea sudah mempersiapkan ini dua puluh
tahun sebelumnya, dimana mereka mempersiapkan komoditinya untuk menguasi pasar dunia
(Marketeers Magazine, 2012).

Berangkat dari kasus dan beberapa artikel sebagai pendukung, saya mencoba mengulas
bagaimana budaya pop Korea yang sudah ada di Indonesia dan apakah kebudayaan lokal
Indonesia benar-benar luntur dari kehidupan remaja Indonesia, atau justru ini hanya sekedar
euphoria para remaja yang mengikuti zaman budaya pop Korea saat ini.

Sebelum saya membahas lebih jauh, alangkah baiknya kita memahami terlebih dahulu budaya
pop atau budaya populer secara definisi. Budaya populer yakni, kombinasi dari dua istilah yaitu
“budaya” dan “populer.” Definisi budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah adat
istiadat, sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang. Sedangkan populer menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti dikenal dan disukai orang banyak atau umum. Maka,
dapat disimpulkan bahwa budaya populer adalah suatu kebudayaan yang sudah berkembang atau
suatu pandangan hidup, praktik, dan karya yang banyak disukai oleh banyak orang.

Berkembangnya budaya pop Korea (Hallyu) di negara-negara Asia Timur dan beberapa negara
Asia Tenggara termasuk Indonesia menunjukkan adanya transformasi budaya asing ke negara
lain. Berkembangnya budaya pop Korea di Indonesia dibuktikan dengan munculnya “Asian Fans
Club (AFC),” http://www.asfansclub.com yaitu blog Indonesia yang berisi tentang berita dunia
hiburan Korea. AFC didirikan pada 1 Agustus 2009 oleh seorang remaja perempuan bernama
Santi Ela Sari.

Berdasarkan data statistik dari situs Pagerankalexa.com, Asian Fans Club adalah situs ‘Korean
Intertainment’ terbesar di Indonesia. Sedangkan dari segi karakteristik demografis, pengunjung
Asian Fans Club hampir seluruhnya berasal dari Indonesia, sebagian besar merupakan wanita
berusia di bawah 25 tahun dengan akses internet rumah maupun sekolah. Jika dilihat dari
statistik jumlah pengunjung Asian Fans Club melalui Pagerankalexa.com7,sampai 20 Oktober
2013, Asian Fans Club telah dikunjungi sebanyak 12.857.543 pengunjung. Ini berarti Asian Fans
Club dikunjungi oleh rata-rata 5.864 orang setiap hari. Jumlah posting dari juni 2009 sampai juni
2011 mencapai 16.974 post dengan grafik jumlah post yang terus meningkat setiap bulan. Pada
bulan Juni 2009 tercatat berita di post sejumlah 49 berita dalam satu bulan.

Setahun kemudian yaitu di bulan Juni 2010 jumlah post mengalami peningkatan pesat menjadi
629 dalam satu bulan dan terus meningkat sampai 1.542 post dalam bulan September 2013. Data
ini menunjukkan bahwa budaya pop Korea di Indonesia berkembang sangat baik. Perkembangan
ini dimulai pada tahun 2009 dan berkembang pesat pada tahun 2013 ini. Sedangkan dari kasus
menunjukkan bahwa hampir 40% dari 15.000 responden di 28 negara mengatakan mereka telah
melihat setidaknya satu film Korea selama setahun terakhir.

Dalam konsepsi budaya, budaya populer yang dibawa Korea berada dalam dimensi konkret yang
terwujud dalam artefak-artefak budaya seperti lagu, drama, film, musik, program televisi,
makanan,gaya hidup, dan bahasa. Sedangkan dimensi abstrak yang berupa nilai, norma,
kepercayaan, tradisi, makna, terkandung secara tidak langsung dalam artifak budaya tersebut.
Berkaitan dengan Asian Fans Club, budaya barat &korea yang diterima kelompok penggemar di
Indonesia masih terbatas pada dimensi konkret, yaitu penerimaan terhadap musik, film,
drama,makanan ,dan artis-artis Korea.

Hal tersebut diperkuat oleh data dari The Korea Creative Content Agency pada 2011 (Marketeers
Magazine, 2012), yang menyebutkan bahwa ekspor konten kreatif Korea meningkat 27,2% dari
tahun sebelumnya dengan angka penjualan sekitar US$ 2 triliun. Alhasil, keuntungan konten
broadcasting sendiri mengalami peningkatan 95,9%. Artinya pengiriman drama, film dan
program Korea lainnya ke negara luar pun mengalami peningkatan berarti.

Anda mungkin juga menyukai