Anda di halaman 1dari 11

A.

IDENTIFIKASI HASIL WAWANCARA

Setelah dilakukan waancara dengan ibu kader posyandu didapatkan data


terkait segala sesuatu tentang posyandu. Antara lain:
a. Ragam kegiatan yang dilakukan posyadu
Setiap kegiatan posyandu berlangsung, kader posyandu sendiri
selalu memberikan penyuluhan terkait dengan ibu hamil dan balita. Hal ini
dilakukan agar ibu hamil dapat menjaga kesehatan kandungannya serta
bisa mencukupi kebutuhan yang mendasar seperti kecukupan gizi dari segi
makanan, olahraga fisik yang dapat membuat janin sehat dan kuat dan hal
itu harus dilakukan oleh ibu hamil agar tidak terjadi BBLR. Sedangkan
penyuluhan terhadap balita dilakukan dengan tujuan agar derajat kesehatan
balita didaerah tersebut dapat meningkat dan tidak ada balita yang
mengalami gangguan pertumbuhan. Karena pada masa balita adalah masa
yang paling optimal dalam proses pertumbuhan.
Selain penyuluhan, posyandu juga melakukan kegiatan PSN
(pemberantasan sarang nyamuk) setiap musim hujan, agar masyarakat
terhindar dari penykit yang disebebkan oleh nyamuk berbahaya seperti
nyamuk aedes aegytpy.
b. Keaktifan kader posyandu
Semua kader aktif dalam kegiatan yang dilakukan di posyandu,
jika ada salah satu kader yang tidak datang karena alasan yang kurang
tepat maka kader yang lain akan mengingatkan bahwa kegiatan posyandu
ini dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat diwilayah
tersebut dan hal ini merupakan kepentingan semua pihak. Sehingga kader
tersebut akan merasa tidak enak dengan kader yang lain karena dia merasa
telah lalai dalam menjalankan tanggung jawabnya.
c. Pendanaan kegiatan posyandu
Dana kegiatan posyandu ini didapatkan dari kas ibu-ibu PKK yang
setiap bulannya menyumbangkan sebanyak Rp. 5000. Hal ini dilakukan
karena posyandu tidak mendapatkan dana dari desa ataupun dari
pemerintah. Sedangkan untuk PMT (pemberian makanan tambahan)
dijadwalkan secara bergiliran kepada semua warga sekitar posyandu
d. Sarana dan prasarana yang dimiliki posyandu
Sarana dan prasarana yang ada di posyandu sebenarnya lengkap,
tetapi karena tempat posyandu pindah kerumah salah satu warga akhirnya
peralatan posyandu sekarang tidak lengkap seperti dulu. Pindahnya tempat
posyandu ini karena gedung yang biasanya mereka gunakan untuk
kegiatan posyandu diminta kembali oleh yang punya, dan peralatan
posyandu dibawa oleh kader-kader lama yang sekarang sudah tidak lagi
menjadi kader . Peralatan yang dimiliki di posyandu dulu cukup banyak
dari timbangan bayi, timbangan injak, mainan anak, meja, tempat tidur,
kursi, VCD, TV, dll. Namun untuk peralatan yang sekarang hanya terbatas
peralatan yang digunakan untuk kegiatan posyandu.
e. Dukungan tokoh masyarakat dan tokoh agama terhadap kegiatan posyandu
Tokoh masyarakat dan tokoh agama sangat mendukung semua
kegiatan yang ada diposyandu. Karena kegiatan posyandu ini merupakan
kegiatan yang positif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
sekitar. Terutama pada ibu hamil dan balita yang rentan terhadap penyakit
serta gangguan terkait gizi.
f. Dukungan bidan wilayah/Puskesmas dalam kegiatan Posyandu
Bidan sangat mendukung kegiatan yang dilakukan oleh posyandu,
contohnya saja seperti ketika waktu diadakan pemberian vitamin A, jika
ada keluarga yang memiliki balita dan tidak datang ke posyandu untuk
mendapatkan vitamin A maka bidan dan kader dari posyandu akan
mengantarkan vitamin A tersebut ke rumah-rumah masyarakat.
g. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu
Masyarakat antusias terhadap kegiatan yang ada diposyandu.
Dibuktikan dengan datangnya masyarakat ke posyandu saat adanya
kegitan pemberian vaksin untuk balita. Posyandu tersebut juga menunjang
pemberian vaksin pentabio yang berguna untuk mencegah penyakit
meningitis. Namun tidak sedikit juga warga yang tidak berpartisipasi
dalam kegiatan posyandu terutama untuk warga dari kalangan menengah
keatas. Krena mereka lebih memilih untuk melakukan vaksin di rumah
sakit atau dokter spesialis.
h. Lingkungan sosial kemasyarakatan
Dilingkungan posyandu sendiri kebanyakan dari masyarakatnya
mendukung dan aktif dalam kegiatan posyandu. Namun ada beberapa
kalangan masyarakat yang tidak mau datang dan ikut berpastisipasi dalam
kegiatan tersebut. Hal itu terjadi karena mereka merupakan kalangan
masyarakat yang mampu dan juga ada beberapa yang merupakan keluarga
dokter sehingga mereka lebih memilih membawa anaknya ke dokter
spesialis anak.
i. Masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat sekitar posyandu
Pada beberapa tahun yang lalu, masyarakat digencarkan oleh
wabah penyakit chikungunya yang disebabkan oleh salah satu jenis
nyamuk. Sehingga dari pengalaman tersebut, setiap ada posyandu
dilakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk. Hal itu ditujukan untuk
meminimalisir terjadinya wabah tersebut pada tahun-tahun berikutnya.
Dan ternyata program tersebut berhasil, dibuktikan dari beberapa tahun ini
sudah tidak ada lagi masyarakat yang terkena penyakit chikungunya.
j. Keberadaan sarana pelayanan kesehatan lain di sekitar posyandu
Disekitar posyandu ada juga pelayanan kesehatan lainnya yaitu
puskesmas pembantu (PusTu) sebagai pelayanan kesehatan dimasyarakat
yang ada didesa tersebut.
B. DATA INDIKATOR KESEHATAN MASYARAKAT TERKAIT
GIZI

Indikator Kesehatan
No. Capaian Target Keterangan
Masyarakat Terkait Gizi
1. Angka Kematian Bayi 1 bayi pada bln 0% Pada bulan ketiga tahun
ke-3 2016 ada 1 bayi yang
meninggal dunia
2. Angka Kematian Balita - 0% Tidak ada kematian balita
di wilayah posyandu
Katelia 31 sejak tahun
2012 hingga sekarang
3. Angka Kematian Ibu - 0% Sejak dibukanya
posyandu Katelia 31,
tidak ada ibu yang
meninggal dunia saat
melahirkan
4. Bayi Baru Lahir Ditimbang 5 (100%) 100% Bayi baru lahir ditimbang
ke posyandu pada bulan
berikutnya
5. BBLR - 0% Tidak ada data BBLR di
posyandu Katelia 31
karena langusng
ditimbang di rumah sakit
dan tidak ada yang
melapor pada pihak
posyandu
6. Balita Gizi Baik 47 anak 100% Ada sekitar 47 balita di
(94%) wilayah tersebut yang
memiliki gizi baik namun
belum mencapai target,
karena target dari
posyandu sendiri yaitu
100%
7. Balita Gizi Kurang 3 anak (6%) 1% Ada sekitar 3 balita yang
menderita gizi kurang,
target yang dari posyandu
yaitu 1% karena pihak
posyandu berpikir bahwa
disetiap daerah pasti akan
ada balita dengan gizi
kurang sehingga tidak
bisa menargetkan 0%
8. Balita Gizi Buruk - 1% Tidak ada balita yang
menderita gizi buruk,
target posyandu yaitu 1%
karena pihak posyandu
berpikir bahwa disetiap
daerah pasti akan ada
balita dengan gizi buruk
sehingga tidak bisa
menargetkan 0%
9. Bayi Mendapat Vitamin A 5 bayi (100%) 100% diwilayah posyandu
terdapat 5 bayi dan
semuanya mendapatkan
vitamin A yang
menandakan bahwa
posyandu sudah mencapai
target pemberian vutamin
A pada bayi yaitu 100%
10. Balita Mendapat Vitamin A 50 anak (100) 100%
diwilayah posyandu
terdapat 50 balita dan
semuanya mendapatkan
vitamin A yang
menandakan bahwa
posyandu sudah mencapai
target pemberian vitamin
A pada balita yaitu 100%

11. Ibu Nifas Mendapat Vitamin - - Tidak ada ibu nifas di


A wilayah sekitar posyandu,
namun jika seandainya
ada ibu nifas pada bulan
februari dan agustus
kader posyandu akan
memberikan vitamin A
pada ibu nifas tersebut
dan tidak ada target
khusus dalam indikator
ini
12. ASI Eksklusif 60% 100% Hanya ada sekitar 60%
ibu yang memberikan
ASI eksklusif, sedan gkan
targen dari posyandu
sendiri yaitu 100% yang
menandakan posyandu
belum bisa mencapai
target yang diharapkan
13. Pemberian MP-ASI gakin 100% 100% Semua anak mendapatkan
MP-ASI gakin tanpa
membedakan status sosial
keluarga
14. Balita Ditimbang 80% 100% Ada sekitar 80% balita
yang ditimbangkan di
posyandu dan 20%
ditimbang di rumah sakit
atau di dokter spesialis
anak. Hal ini tidak
mencapai target posyandu
yang mengharapkan
100% balita ditimbang di
posyandu
15. Balita BB Naik 94% 100% Sekitar 94% balita
mengalami kenaikan berat
badan tapi target dari
posyandunya sendiri
100% balita mengalami
kenaikan berat badan
16. Balita BGM - 1% Tidak ada balita yang
pada pemeriksaanya
berada dibawah garis
merah sedangkan target
posyandu yaitu hanya
sekitar 1%.
17. Balita Gizi Buruk Mendapat - 1% Tidak ada balita yang
Perawatan mengalami gizi buruk.
Namun setiap balita
dengan gizi buruk yang
datang ke posyandu
langsung ditangani oleh
pihak posyandu
C. Analisis Indikator Kesehatan Masyarakat Terkit Gizi Di Posyandu
Katelia 31

Posyandu merupakan salah satu ujung tombak pelayanan kesehatan dan


merupakan bagian dari pembangunan kesehatan yang diprogramkan oleh
pemerintah yang bertujuan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan,
guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Di posyandu terdapat
indikator-indikator kesehatan yang diperlukan untuk memantau derajat kesehatan
yang ada di suatu wilayah. Indikator kesehatan adalah ukuran yang
menggambarkan atau menunjukkan status kesehatan sekelompok orang dalam
populasi tertentu, salah satu jenis indikator kesehatan adalah indikator yang
terkait dengan gizi.

Dalam melakukan identifikasi data indikator kesehatan masyarakat terkait


gizi dilakukan di posyandu Katelia 31 berada di Jalan Kalimantan X desa Brantas
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Di posyandu tersebut terdapat
beberapa data terkait indikator kesehatan. Indikator-indikator terkait dengan gizi
yang ada di posyandu Katelia 31 antara lain adalah angka kematian bayi, angka
kematian balita, angka kematian ibu, bayi baru lahir ditimbang, BBLR, balita gizi
baik, balita gizi kurang, balita gizi buruk, bayi medapatkan vitamin A, balita
mendapat vitamin A, ibu nifas mendapat vitamin A, ASI eksklusif, balita
ditimbang, baita BB naik, balita BGM, balita gizi buruk mendapat perawatan

Angka kematian bayi adalah angka yang menunjukkan


banyaknya kematian bayi usia 0 tahun dari setiap kelahiran hidup pada tahun
tertentu atau dapat dikatakan juga sebagai probabilitas bayi meninggal sebelum
mencapai usia satu tahun (dinyatakan dengan per seribu kelahiran hidup). Dari
data di posyandu Katelia 31 angka kematian bayi dalam kurun waktu mulai bulan
Januari 2016 hingga sekarang terdapat 1 bayi yang kematianya terjadi pada bulan
Maret. Bayi tersebut meninggal ketika masih berada dikandungan sang ibu dan
pihak kader tidak mengetahui penyebab dari meninggalnya bayi tersebut karena
ibu tidak melaporkannya pada kader posyanduu . Di posyandu Katelia 31 tidak
terdapat angka kematian balita dan angka kematian ibu. Target dari angka
kematian bayi, angka kematian balita dan angka kematian ibu di posyandu
Katelia 31 adalah 0%, namun kenyataannya masih belum memenuhi target yang
ada untuk angka kematian bayi. Di posyandu Katelia 31 terdapat 5 bayi baru lahir
ditimbang dan tidak ada bayi yang lahir dengan BBLR. Jumlah balita gizi baik
yang ada diposyandu Katelia 31 terdapat 47 anak dari 50 anak dengan target
balita gizi baik yaitu 100%. Sedangkan balita gizi kurangnya sekitar 6% yaitu 3
anak dengan target yang diinginkan dari posyandu sebesar 1%, posyandu tidak
mentargetkan 0% karena target tersebut dirasa masih sulit karena disetiap daerah
kemungkinan besar selalu ada balita yang menderita gizi kurang. Dan tidak
terdapat balita gizi buruk di posyandu Katelia 31.

Bayi dan balita yang terdaftar di posyandu Katelia 31 selalu diberikan


vitamin A yang diadakan pada bulan Februari dan Agustus. Data bayi yang
mendapatkan vitamin A dalam kurun waktu tahun 2016 ini terdapat 5 bayi, dan
balita terdapat 50 anak. Target pemberian vitamin A pada bayi dan balita di
posyandu Katelia 31 sebesar 100% dan target tersebut dapat tercapai, karena
meskipun bayi dan balita tidak datang ke posyandu kader akan mendatangi rumah
bayi dan balita untuk melakukan pemberian vitamin A. Di posyandu Katelia 31
dalam kurun waktu tahun 2016 ini tidak terdapat ibu nifas yang mendapatkan
pemberian vitamin A karena tidak ada ibu nifas pada bulan Februari dan Agustus
di tahun ini. Jika ada ibu nifas pada bulan Februari dan Agustus pihak kader akan
memberikan vitamin A untuk mereka, namun tidak ada target tertentu untuk ibu
nifas yang mendapatkan vitamin A.

Di posyandu Katelia 31, baduta yang mendapatkan ASI eksklusif hanya


sebanyak 60%, hal ini belum memenuhi target di posyandu Katelia 31 yang
sebesar 100%. Masyarakat atau ibu-ibu disekitar posyandu Katelia 31 masih
beranggapan bahwa susu formula itu mengandung gizi yang lebih daripada ASI,
sehingga mereka memberikan susu formula untuk menunjang tumbuh kembang
bayi. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan para ibu disekitar posyandu masih
minim, namun para kader posyandu juga sudah sering melakukan penyuluhan
tentang betapa pentingnya ASI bagi bayi mereka. Di posyandu Katelia 31
terdapat sekitar 80% bayi dengan usia 0 – 1 th yang ditimbangkan di posyandu
dan 20% lainnya ditimbang di rumah sakit atau di dokter spesialis anak dan juga
ada yang tidak melakukan penimbangan. Hal ini tidak mencapai target posyandu
yang mengharapkan 100% balita ditimbang di posyandu. Berdasarkan keterangan
kader, yang tidak melakukan penimbangan kebanyakan pada balita yang sudah
medapatkan semua vaksin yang diperlukan untuk balita sehingga ibu tidak
membawa balitanya keposyandu dan tidak melakukan penimbangan.

Balita BB naik di posyandu Katelia 31 terdapat sekitar 94% dengan target


100%, hal ini menunjukkan bahwa jumlah balita BB naik di posyandu Katelia 31
tidak sesuai dengan target yang mereka inginkan. Balita yang mengalami
penurunan berat badan biasanya adalah balita yang sedang sakit, balita yang
mengalami masa peralihan makan sehingga balita rewel untuk makan. Tidak
terdapat balita yang berada dibawah garis merah karena memang tidak ada balita
yang menagalai gizi buruk, hal ini sudah sesuai dengan target bahkan melebihi
target karena posyandu mentargetkan balita BGM sekitar 1% namun capainnya
sudah 0%. Di posyandu Katelia 31 tidak terdapat balita yang mengalami gizi
buruk, namun untuk balita yang mengalami gizi kurang selalu mendapatkan
perawatan secara dini, yaitu mendapatkan makananan tambahan khusus untuk
menunjang kenaikan berat badannya.

Dari indikator kesehatan masyarakat terkait gizi tersebut dapat


disimpulkan masalah-masalah yang sedang terjadi di posyandu Katelia 31 adalah
:

1. Adanya 1 bayi yang meninggal


2. Adanya 3 balita gizi kurang
3. Pemberian ASI eksklusif belum mencapai target
4. Balita yang ditimbang belum mencapai target
5. Adanya keluarga dari kalangan menengah keatas yang kurang berpartisipasi
dalam kegiatan posyandu
D. ANALISIS SWOT BERDASARKAN WAWANCARA

Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan


untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi.
Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT. Analisis SWOT dapat
diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang
mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar
matrik SWOT. Berikut adalah hasil analisis SWOT di posyandu Katelia 31

Anda mungkin juga menyukai