SLIDESMANIA.CO Menurut WHO secara global kematian bayi pada 2015 mencapai 4,5 juta atau 75% dari seluruh kematian pada periode usia di bawah 5 tahun (The UN Inter-agency Group for Child Mortality Estimation, 2015). Perlu diketahui bahwa 99% kematian bayi secara global terjadi di negara yang sedang berkembang, dan 25-45% kematian tersebut terjadi 24 jam pertama setelah lahir Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, angka kematian bayi di Indonesia hanya turun sedikit dari pencapaian 2007, yaitu dari 34 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup. Berarti 1 dari 31 bayi meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun. Sebanyak 60% kematian bayi terjadi pada usia 0 bulan dan 80% kematian balita terjadi pada umur 0-11 bulan. Hal ini menjadi tantangan besar bagi Indonesia untuk menurunkan angka kematian bayi sesuai target program SDGs pada 2030 nanti. SLIDESMANIA.CO Penyebab utama kematian balita adalah masalah neonatal (asfiksia, berat badan lahir rendah, dan infeksi neonatal), penyakit infeksi (utamanya diare dan pneunonia) serta terkait erat dengan masalah gizi (gizi buruk dan gizi kurang). Masalah lain adalah disparitas angka kematian neonatal, kematian bayi dan angka kematian balita yang cukup tinggi, antarprovinsi. Kondisi ini disebabkan oleh masalah akses dan kualitas pelayanan kesehatan, masalah sosial ekonomi dan budaya, pertumbuhan infrastruktur serta kerterbukaan wilayah tersebut akan pembangunan ekonomi dan pendidikan. Penyebab kematian yang disebabkan oleh kondisi bayi, ternyata ada keterkaitannya dengan kondisi ibu saat hamil. Adapun kondisi yang dialami oleh ibu yaitu umur ibu yang berisiko, aktivitas yang berat selama hamil, lingkungan yang tidak sehat, ibu yang mengkonsumsi obat, memiliki riwayat kandungan lemah, adanya riwayat keguguran, adanya komplikasi selama kehamilan, serta nutrisi yang kurang mencukupi SLIDESMANIA.CO Peran pemerintah dalam menurunkan angka kematian bayi, balita dan remaja Sesuai dengan pernyataan Brentani et al., (2016) bahwa upaya kesehatan berbasis masyarakat dengan pendekatan/kunjungan keluarga dapat menjadi suatu strategi yang efektif untuk menurunkan AKB terutama di suatu negara dengan pendapatan menengah ke bawah. Pemerintah Indonesia sendiri telah merumuskan suatu kebijakan publik mengenai hal ini yaitu Peraturan Menteri Kesehatan No.39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, di mana satu dari 4 area prioritasnya adalah penurunan AKB. Pada Pasal 5 disebutkan, penyelenggaraan program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga ini dilaksanakan oleh Puskesmas. Namun kebijakan publik tersebut belum terimplementasi secara optimal. Pendekatan keluarga adalah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. (Kemenkes RI, 2016). Kemudahan akses pelayanan kesehatan akan diperoleh dengan kunjungan tenaga kesehatan ke rumah. Untuk itu, diperlukan pengaturan agar setiap keluarga di wilayah Puskesmas memiliki Tim Pembina Keluarga. (Kemenkes RI, 2016). SLIDESMANIA.CO Pemberdayaan masyarakat dalam menurunkan angka kematian bayi, balita dan remaja Kegiatan yang terkait dengan upaya pemberdayaan yang dilakukan posyandu, antara lain melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan, meningkatkan pengetahuan tentang tanda tanda persalinan dan meningkatkan pengetahuan tentang bahaya upaya-upaya tradisional yang tidak mendukung kesehatan ibu dan bayinya kepada sasaran primer yakni ibu hamil melalui media penyuluhan yang dilakukan oleh petugas kesehatan yang datang di posyandu. SLIDESMANIA.CO Upaya membaiknya tingkat kesehatan anak dipengaruhi oleh meningkatnya cakupan pelayanan yang diterima sejak anak berada dalam kandungan melalui: 1. pelayanan pemeriksaan kehamilan yang berkualitas, persalinan oleh tenaga kesehatan utamanya di fasilitas kesehatan, 2. pelayanan neonatal (melalui kunjungan neonatal), 3. cakupan imunisasi utamanya cakupan imunisasi campak, 4. penanganan neonatal, bayi dan balita sakit sesuai standar baik di fasilitas kesehatan dasar dan fasilitas kesehatan rujukan dan meningkatnya pengetahuan keluarga dan masyarakat akan perawatan pada masa kehamilan, pada masa neonatal, bayi dan balita, 5. serta deteksi dini penyakit dan care seeking behaviour ke fasilitas kesehatan. SLIDESMANIA.CO Adapun langkah-langkah yang ditempuh untuk menurunkan kematian neonatal, bayi, dan balita adalah intervensi baik di tingkat keluarga dan masyarakat, di tingkat pelayanan kesehatan dasar maupun di tingkat pelayanan kesehatan rujukan.
1. Adapun intervensi di tingkat keluarga dan masyarakat antara lain;
- penerapan Buku KIA bahkan hingga di fasilitas kesehatan rujukan,penguatan Posyandu - meningkatkan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita, - imunisasi dasar lengkap, - pemberian Vitamin A pada bayi dan balita, - pemberian besi folat ibu hamil, - pemberian oralit dan zinc bila diare, - penyuluhan PHBS termasuk cuci tangan dengan sabun, - kegiatan kelas ibu balita, - deteksi dini bayi dan balita sakit termasuk deteksi dini bayi dan balita gizi kurang dan gizi buruk, - community feeding centre serta kunjungan rumah. SLIDESMANIA.CO 2. Adapun intervensi di tingkat pelayanan dasar dan rujukan meliputi : - pemeriksaan kehamilan yang berkualitas dan terintegrasi, - persalinan ditolong tenaga kesehatan utamanya di fasilitas pelayanan kesehatan, - penanganan kasus emergensi melalui Puskesmas dan Rumah Sakit. - pelayanan pasca salin bagi ibu nifas dan bayi baru lahir, - pelayanan KB dan pelayanan rujukan KB, - penanganan neonatal, bayi dan balita sakit sesuai standar (antaralain Manajemen Terpadu Balita Sakit), - penanganan balita gizi kurang dan buruk (Terapeutik Feeding Centre) - dan pelayanan rujukan kasus gizi buruk dengan komplikasi, - serta pelayanan rujukan bayi dan balita sakit. SLIDESMANIA.CO