Anda di halaman 1dari 73

ANALISIS PEMBAHASAN

Meikarta telah melakukan strategi pemasaran dan bauran pemasaran yang terintegrasi untuk
menjual produknya berupa property. Riset pasar yang dilakukan Meikarta dilakukan sebagai
efektifitas

TUGAS KEPRIBADIAN MANAJERIAL

STRATEGI MARKETING MEIKARTA

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH

Medio Mei 2017 public Jakarta dibombardir dengan berbagai materi promosi penjualan property,
Meikarta. Baliho baliho meikarta bertebaran di tempat tempat strategis yang terlihat jelas dari ruas
ruas jalanan utama ibukota. Setiap hari, beberapa media cetak (Koran, tabloid dan majalah), online
dan TV juga menampilkan iklan dihalaman dan waktu utama (primetime). Belum lagi radio yang
memperdengarkan iklan, adlips maupun talkshow tentang Meikarta. Ditambah, materi materi iklan
online Meikarta (pop ups, link video, banner and link website) yang tiba tiba hadir di smartphone,
tablet atau laptop.

Brand Meikarta akhirnya masuk dalam benak dan pikiran sebagian warga. Meikarta menjadi
pembicaraan di sudut sudut ruang aktivitas sebagian orang. Dalam waktu yang relative singkat,
orang orang mulai mencari informasi lebih lanjut tentang Meikarta. Mesin pencari google
menampilkan 2.580.000 laman yang terkait kata kunci Meikarta, jumlah ini fantastis dibandingkan
dengan kata kunci Grand Kamala Lagoon yang hanya menghasilkan 399.000 laman, atau Grand Dhika
City dengan 1.110.000 laman (kedua nama adalah brand dengan entitas yang sama).

Meikarta seakan menjadi kosakata baru dalam jagad perbincangan masyarakat jakarta
khususnya dan Indonesi pada umumnya. Promosi, publikasi, iklan yang masif, terstruktur dan
sistematis mengangkat nama Meikarta menjadi brand yang tadinya belum dikenal menjadi sangat
dikenal masyarakat.

Meikarta adalah nama kawasan hunian/property yang dikembangkan oleh group Lippo
sebuah perusahaan yang bergerak di berbagai jenis usaha termasuk property. Berlokasi di pinggiran
ibukota, tepatnya di perbatasan Cikarang dan Karawang, Jawa Barat, Meikarta merupakan sebuah
kawasan kota terpadu dengan luas 500 hektar. Disebut kawasan kota terpadu Meikarta terdiri dari
kawasan hunian, industri dan komersial/bisnis yang terintegrasi dengan beragam pilihan moda
transportasi yang dikembangkan pemerintah diantaranya; kereta api cepat Jakarta-Bandung, jalan
tol Jakarta – Cikampek elevated highway, belum lagi sederet fasilitas seperti Bandara internasional
Kertajati dan Patimban Deep seaport.

- Kebutuhan property
- Apartemen sebagai gaya hidup baru
- Target segmen meikarta
- Jor joran pemasaran meikarta
- Polemik meikarta (dilarang ombudsman tapi pemasaran jalan terus, ijin belum ada dari
pemprov jawab tapi proyek jalan terus)

LATAR BELAKANG MASALAH

- Membedah strategi marketing meikarta


- Etika pemasaran dilanggar?(kasus ombudsman)
- Berhasilkah strategi marketing meikarta?

Bahan:

Oleh : Hersubeno Arief


Konsultan Media dan Politik

Jika sempat membuka-buka halaman di sejumlah media cetak nasional, dalam beberapa pekan
terakhir Anda akan mendapati iklan besar-besaran penjualan apartemen di kota Meikarta. Begitu
juga jika berkunjung ke mal-mal yang dimiliki oleh Lippo Group, Anda malah akan mendapati
kounter penjualan kota Meikarta.

Promosi kota yang akan dibangun oleh kelompok usaha milik taipan James Riady itu sangat gencar.
Di harian Kompas mereka memasang iklan display dua halaman berwarna. Sementara di harian
Media Indonesia (22/5) bahkan sampai lima halaman berwarna.

Desain, visual dan promosi yang dijanjikan sangat menarik. Inilah sebuah kota di Cikarang, Bekasi,
kawasan yang tengah berkembang pesat dan dijanjikan akan menjadi kota paling modern, terindah
dengan infrastruktur terlengkap di Asia Tenggara.

Bukan hanya itu yang dijanjikan oleh Lippo. Kawasan seluas 500 hektar itu juga terhubung dengan
berbagai moda transportasi yang kini tengah dibangun pemerintah, antara lain kereta api cepat
Jakarta-Bandung. Belum lagi sederet fasilitas seperti pembangunan Patimban Deep Seaport,
pembangunan bandara internasional Kertajati, dan pembangunan jalan tol Jakarta-Cikampek
Elevated Higway.

Siapa yang tidak tergiur? Media memberitakan ketika dilakukan penjualan perdana pada 13 Mei di
Orange County Lippo Cikarang, para calon pembeli datang berduyun-duyun. Tapi jangan dulu buru-
buru memutuskan membeli sebelum sepenuhnya mendapatkan dan memahami informasi produk
yang akan Anda beli.

Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengaku terkejut ketika mengetahui Lippo Group sudah
memasarkan “kota baru” tersebut. Berdasarkan data dari Provinsi Jabar, Meikarta belum
mempunyai izin. Dalam tata ruang provinsi, “kota’ tersebut juga tidak ada dalam perencanaan.

Pemprov Jabar mempunyai rencana tata ruang berupa pembangunan kota Metropolitan Bogor-
Depok-Bekasi-Karawang dan Purwakarta (Bodebekarpur) untuk mengimbangi pertumbuhan Jakarta.

Jadi bagaimana mungkin tiba-tiba muncul “kota raksasa” Meikarta? Ini sungguh sebuah “keajaiban”
baru di pinggiran paling Timur Kabupaten Bekasi. Sebuah proyek raksasa senilai Rp 278 triliun dan
merupakan proyek terbesar sepanjang 67 tahun sejarah berdirinya Lippo, tiba-tiba bisa menyembul
begitu saja dari muka bumi. Diperlukan sebuah kepiawaian sulap tingkat super tinggi untuk
mewujudkannya.

Negara dalam negara

Dalam siaran pers yang disampaikan kepada media, Lippo Group menyebutkan persiapan kota
Meikarta sudah dimulai sejak 2014. Pada tahap pertama lahan yang akan dibangun seluas 22 juta m2
untuk perumahan sebanyak 250 ribu unit dan dapat menampung 1 juta jiwa. Diharapkan Desember
2018 sudah siap huni.

Harga tanah di kawasan Meikarta dihargai Rp12.5 juta/m2, menurut mereka 50 persen lebih rendah
harga di koridor Bekasi-Cikarang yang sudah mencapai Rp 18-20 juta/m2. Harga ini jauh lebih tinggi
dan berlipat dibandingkan dengan beberapa lokasi di Kota Bandung. Pembangunan fisik sudah mulai
dilakukan sejak Januari 2016, dengan membangun sekaligus 100 gedung pencakar langit dengan
tinggi masing-masing 35-46 lantai.

Perencanaannya sungguh sangat matang dan terencana. Tapi sekali lagi yang mengherankan kok
bisa-bisanya Pemprov Jabar dan Pemkab Bekasi tidak tahu dan belum pernah mengeluarkan izin.
Wagub Jabar Deddy Mizwar saking kesalnya sampai menyebut “Lippo seperti negara dalam negara.”

Gaya yang dilakukan oleh Lippo mengingatkan kita pada para pengembang besar di proyek reklamasi
Teluk Jakarta. Para pengembang di kawasan ini juga sudah mengiklankan produknya sampai ke
media-media di Cina, padahal perizinannya belum tuntas. Mereka agaknya masuk dalam kelompok
pengusaha yang menganut paham “Jual dulu, izin baru diurus kemudian.”

Nilai total keseluruhan proyek di Teluk Jakarta untuk lahan seluas 5.100 hektar diperkirakan
mencapai Rp 500 triliun, sementara Meikarta sebesar Rp 278 triliun. Bila proyek tersebut telah jadi ,
nilai ekonomisnya bisa mencapai puluhan bahkan ratusan kali lipat.

Namun harap dicatat reklamasi Teluk Jakarta dilakukan oleh 9 pengembang, sementara Meikarta
adalah proyek Lippo yang menggunakan dana sendiri dengan menggandeng beberapa partner asing.
Bisa dibayangkan betapa dahsyatnya kekuatan bisnis kelompok usaha yang dirintis oleh taipan
Moctar Riady ini.

Proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung

Coba perhatikan harga tanah yang ditawarkan oleh Lippo Rp 12.5 juta/m2. Angka ini sungguh
fantastis. Mengapa bisa begitu mahal? Alasan Lippo karena mempunyai banyak akses transportasi.
Salahsatunya adalah jalur kereta api cepat Jakarta-Bandung.

Masih ingat soal kontroversi rencana pembangunan jalur Shinkansen sepanjang 142 Km ini? Direktur
PT KAI Ignasius Jonan adalah penentang keras proyek tersebut. Menurutnya proyek ini tidak
berkeadilan dan tidak ada urgensinya dibangun. Apalagi bila proyek tersebut dibiayai dengan dana
APBN.

Jonan menilai jauh lebih penting mengembangkan proyek kereta api Trans-Sumatra, Trans-
Kalimantan, Trans-Sulawesi atau Trans-Papua. Jonan sangat benar, karena jalur Jakarta-Bandung
sudah terhubung dengan jalur tol Purbaleunyi, maupun jalur kereta api. Khusus untuk kereta api,
tinggal dikembangkan beberapa ruas jalur rel ganda.

Penentangan Jonan berlanjut bahkan ketika dia dipercaya menjadi Menhub Kabinet Jokowi. Dia
menolak hadir ketika Presiden Jokowi melakukan ground breaking, sebagai tanda dimulainya proyek.
Namun Jonan agaknya kalah lobi dibandingkan Meneg BUMN Rini Soemarno yang menginisiasi
proyek tersebut.

Singkat cerita proyek tersebut akhirnya tetap berjalan dengan ditunjuknya China Railway
International. Jonan terpental dari posisinya sebagai Menhub. Penunjukkan perusahaan Cina ini juga
menimbulkan kontroversi dan sedikit mengganggu hubungan dengan Jepang. Konsorsium
perusahaan Jepang yang juga mengincar proyek ini kalah, padahal secara teknologi jauh lebih
tepercaya dan berpengalaman. Lobi politik dan bisnis Cina mulai menampakkan tajinya.
Total biaya proyek tersebut sebesar USD 5.5 miliar atau dengan kurs Rp 13.600/USD, maka nilai
proyeknya setara Rp 74.8 triliun. 75 persen dana berupa pinjaman Bank Pembangunan China (CDB).

Pelaksana proyek tersebut adalah PT Kereta Cepat Indonesia China, dengan saham dimiliki PT Pilar
Sinergi BUMN, yang terdiri dari 4 BUMN, yaitu PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Jasa Marga
(Persero) Tbk, PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero), dan PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Bukan hanya Jonan yang menentang proyek tersebut. Banyak kalangan yang mengkhawatirkan
proyek yang didanai dengan menggadaikan aset 4 BUMN tersebut. Bila sampai gagal, aset 4 BUMN
itu menjadi taruhannya.

Melalui investasinya, Cina sering menerapkan strategi yang disebut sebagai Turnkey Project. Ini
adalah sebuah model investasi asing yang ditawarkan Cina kepada negara peminta dalam satu paket.
Mulai dari pendanaan, mesin, bahan baku, manajemen, tenaga ahli, bahkan sampai kuli kasar didrop
dari Cina.

Modus Turnkey Project ini sukses dijalankan di Afrika. Warga Cina migrasi besar-besaran bahkan tak
sedikit yang menikah dengan penduduk lokal. Televisi BBC pernah membuat sebuah laporan menarik
tentang investasi Cina di Gambia dan bagaimana mereka kemudian menguasai ekonomi dan politik
negara tersebut.

Bantuan proyek dan tenaga kerja Cina juga membanjiri berbagai proyek di Zambia, Gabon, Angola
dan negara yang baru terbentuk Sudan Selatan.

Cengkeraman kuku investasi Cina juga terjadi di Srilanka. Mereka banyak membangun infrastruktur
antara lain bandar udara dan pelabuhan laut di Hambantota.

Dengan gelontoran dana jutaan dolar bantuan Cina, proyek mercusuar itu berhasil dibangun. Namun
karena letaknya yang cukup jauh --250 Km dari ibukota Kolombo--jumlah penumpang yang sepi,
akhirnya proyek bandara itu merugi. Majalah Forbes pernah membuat laporan menarik dan
menggambarkan bandara Hambantota sebagai bandara internasional paling sepi di dunia.

Srilanka tidak bisa membayar hutangnya ke Cina sebesar USD 1.1 miliar. Sebagai gantinya Srilanka
menyerahkan pengelolaan pelabuhan tersebut kepada perusahaan Cina. Sejumlah sumber di
kalangan diplomatik menyebutkan pelabuhan laut itu dipersiapkan oleh Cina sebagai pangkalan
kapal selam mereka untuk mengawasi Laut Cina Selatan.

Inilah contoh perang assimetris yang sering disebut-sebut oleh Panglima TNI Jenderal Gatot
Nurmantyo dalam berbagai kesempatan.

Dengan munculnya dengan tiba-tiba kota Meikarta, publik menjadi ngeh dan mulai mengait-ngaitkan
dengan proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung. Meminjam judul buku RA Kartini kita bisa
menyebutnya “Habis Kereta Api cepat Jakarta-Bandung, terbitlah Kota Meikarta.”

Munculnya kota Meikarta yang diambil dari nama ibu James Riady bernama Mei, sekali lagi
menunjukkan kepiawaian dan ketangguhan lobi bisnis keluarga Riady. Sebagai pebisnis maupun lobi
politik, mereka punya kelas dunia. Langkah mereka seratus bahkan seribu langkah di depan.
Mereka bisa mengubah lahan tempat ‘jin buang anak’ di ujung paling Timur kawasan Cikarang,
menjadi hamparan mutiara yang tak ternilai harganya.

Kepiawaian Keluarga Riady sudah terbukti dengan masuknya mereka ke pusat kekuasaan di
pemerintahan Amerika Serikat pada masa Bill Clinton menjadi presiden. Mereka bahkan bisa
mempengaruhi kebijakan bisnis, politik dan diplomasi AS. William Safire menggambarkan sepak
terjang mereka dengan sangat menarik di harian New York Times. (Baca
http://www.nytimes.com/1996/10/07/opinion/the-asian-connection.html).

Jadi kalau hanya level Indonesia, apalagi Jabar, buat mereka hanya kelas teri. Kelas ecek-ecek.
Melalui kekuatan dana dan kepiawaian lobi politiknya, mereka sudah terbiasa “beternak” penguasa.

Indra penciuman dan instink politiknya sangat tajam. Mereka bahkan bisa mengenali Bill Clinton
bakal menjadi penguasa AS sejak dia masih berada di kota kecil Little Rock di negara bagian
Arkansas.

Di Indonesia, keluarga ini juga disebut-sebut sebagai dirijen para taipan dalam lobi-lobi politik
termasuk dalam pendanaan pilkada dan pilpres. Namun seperti, maaf, kentut, lobi politik tingkat
tinggi ini bisa tercium baunya, tapi sulit untuk membuktikannya.

Dampak terhadap Pilkada Jabar 2018

Melihat dinamika politik di Jakarta yang erat kaitannya dengan kepentingan para taipan, utamanya
proyek reklamasi, bisa dipastikan kontroversi kota Meikarta sedikit banyak akan mempengaruhi dan
ikut menentukan Pilkada Jabar.

Pilkada Jabar akan digelar pada bulan Juni 2018. Hunian pertama kota Meikarta direncanakan akan
diserahterimakan bulan Desember 2018. Lippo dipastikan tidak menginginkan proyek masterpiece-
nya terganggu, bila gubernur yang terpilih tidak sejalan dan mendukung proyek terbesar mereka
sepanjang 67 tahun kerajaan bisnis itu berdiri.

Dengan mengambil nama ibunya, bagai James kota Meikarta tampaknya bukan lagi sekedar proyek.
Tapi sudah menjadi passion. Jadi tidak boleh ada kata gagal.

Sikap keras Deddy Mizwar yang memperingatkan Lippo agar berhati-hati, jangan membuat “negara
dalam negara” bisa menjadi signal kemana haluan politik mereka akan diarahkan. Bila Deddy Mizwar
tak bisa dipengaruhi dan diajak bicara, maka sangat logis bila mereka melirik, atau jangan-jangan
malah sudah mempersiapkan calon gubernur lainnya.

Politik dan bisnis memang tidak bisa disatukan. Politik yang ideal, berbicara bagaimana melayani
kepentingan warga sebanyak-banyaknya. Sementara bisnis, berbicara bagaimana mendapatkan
keuntungan dari warga sebanyak-banyaknya.

Sayangnya dalam demokrasi langsung, praktiknya menunjukkan sebaliknya. Kebanyakan politisi


berusaha mendapatkan dukungan dari warga sebanyak-banyaknya dan kemudian mereka mengabdi
kepada sekelompok kecil pengusaha yang sudah mengeluarkan banyak dana untuk membiayai
kampanyenya.
Story ini adalah kiriman dari user kumparan, isi dari story di luar tanggung jawab redaksi kumparan.
Ingin membuat story kamu sendiri? Klik di sini sekarang!

Read more at https://kumparan.com/hersubeno-arief/misteri-di-balik-kota-raksasa-meikarta-oleh-


hersubeno-arief-konsultan-media-dan-politik#6EaPQOYMKyXK8aEy.99

akarta - Warga negara asing (WNA) mulai membicarakan kota baru Meikarta di Cikarang, Bekasi.
Hunian hingga fasilitas di Meikarta menjadi pembicaraan hangat mereka.

Contohnya komunitas Jepang di Indonesia yang terkesima dengan promosi besar-besaran, lalu
mengerucut ke konsep dan harga yang ditawarkan oleh pengelola.

Demikian yang disampaikan pengamat Indonesia dari Jepang Toshihisa Komaki, dalam keterangan
tertulisnya, Sabtu (16/9/2017). Dia sudah puluhan tahun mengamati Indonesia. Membangun sebuah
kota baru, menurut mantan spesialis Indonesia dari Nikkei Shimbun ini adalah tugas berat dan kalau
sukses bisa menjadi tonggak kemajuan besar bagi industri real estate Indonesia.

Foto: Pengamat Indonesia dari Jepang Toshihisa Komaki (Dok.Meikarta)

Sejauh ini, menurut CEO Nusantara Research Institute yang berbasis di Tokyo ini, Meikarta telah
berhasil memancing awareness masyarakat Jepang tentang lahirnya sebuah pemukiman baru di
timur Jakarta. Untuk memproleh kemajuan besar, katanya, masih memerlukan waktu sejalan dengan
kemajuan proses pembangunannya.

Kemajuan itu kini sudah berada di tangan Meikarta terbukti dengan kesanggupannya menjual lebih
dari 100 ribu unit dalam empat bulan. Sebuah keberhasilan yang belum pernah tercatat oleh
siapapun di Indonesia.

Warga negara Australia yang pernah lama bermukim di Indonesia Valdez B Williamson
berpandangan sama. Dia bahkan berminat untuk membeli sebuah unit hunian bila nanti ditugaskan
kembali ke Indonesia. Alasannya Meikarta sedang dikembangkan menjadi sebuah kota modern
bertaraf internasional.

Seorang mantan diplomat Mesir yang beristrikan orang Indonesia bahkan sudah memutuskan untuk
membeli sebuah unit hunian. Berdasarkan konsep, Meikarta sangat cocok untuk kehidupan keluarga
dan kesehatan.

Semua, katanya, direncanakan dengan seksama untuk kepentingan penghuninya. Soal harga murah,
orang-orang asing berpandangan sama yakni kurang menarik. Mereka beralasan, para ekspatriat di
Jakarta pada umumnya berpenghasilan jauh di atas rata-rata orang Indonesia. Apalagi banyak dari
mereka berasal dari negara maju.

Kenyataan ini membuat mereka lebih tertarik pada keamanan dan kenyamanan ketimbang harga.
Sebagaimana diungkapkan seorang warga negara Jepang Komaki san dan negara-negara maju pada
umumnya paling tertarik pada struktur dan bahan bangunan. Bagi mereka buat apa mewah tapi
cepat rusak dan tidak tahan gempa.

Para perancang Meikarta tentu saja sudah memperhatikan hal tersebut. Mereka hanya
menggunakan bahan terbaik, dan memasukkan gempa bumi sebagai unsur utama dalam semua
struktur bangunan. Dengan demikian, siapapun yang tinggal di Meikarta, termasuk mereka yang
berasal dari negara paling maju di dunia, tak perlu khawatir tentang kenyamanan dan keamanan
meski harga yang ditawarkan lebih murah dibandingkan dengan yang lain. Meikarta memang
dibangun berdasarkan standar keindahan dan kualitas berkelas dunia. (nwy/hns)

Apa itu Meikarta?

Meikarta melampaui segala hal tentang kota baru yang pernah ada di Indonesi, sebagai kota yang
akan benar-benar terintegrasi di masa depan dengan segala fasilitasnya. Meikarta tidakhanya
mendifinisikan seperti apa rupa kota yang modern, bahkan membuat standar baru untuk kota – kota
dunia di Asia Tenggara dan sekitarnya.

Dengan luas total 22 juta meter persegi, Meikarta memiliki ukuran lebih dari cukup untuk selalu
berkembang setiap saat. Keseimbangan ruang dan bentuk yang sempurna merupakan ciri khas Grup
Lippo dalam membangun Kota baru Meikarta.

Dengan investasi langsung sebesar Rp 278 triliun, Meikarta mengembangkan 500 hektare dengan
100 hektar diperutukan lahan hijau terbuka, 250.000 unit hunian utama dan 1.500.000 meter
persegi ruang komersial utama.

Meikarta merupakan sebuah kawasan kota terpadu (mixed-use development) yang berdiri di atas
lahan seluas lebih dari 5000 hektar di kawasan industri dan bisnis Cikarang – Bekasi. Kawasan yang
mulai pembangunannya sejak Mei 2017 lalu ini telah terlihat pengerjaannya menjadi sebuah kota
metropolitan yang mapan, dinamis dan akan menjadi primadona di wilayah Indonesia.

Terdiri dari kawasan industrial, residensial serta area komersial yang akan terintegrasi
dengan fasilitas pendukung lainnya. Kota Meikarta menghadirkan sebuah kenyamanan, sekaligus
kemudahan hidup yang sulit ditemui di kawasan lain. Berbagai fasilitas berkualitas premium mulai
dari pendidikan, hiburan, kesehatan,Taman Kota hingga pusat perbelanjaan akan hadir dan kian
melengkapi kota ini.

Hadirnya akses tol Cibatu di km 43 tol Jakarta-Cikampek, yang diluncurkan September 2014
membuat Meikarta menjadi lebih dekat dan mudah dijangkau dari Jakarta dan Bandung. Tak hanya
itu, aksesibiltas lengkap yang akan hadir tersebut juga mampu menyediakan manfaat baik dari aspek
sosial maupun ekonomi bagi kawasan kota dan sekitarnya.

Sebagai kota baru yang memiliki komitmen tinggi terhadap lingkungan, seluruh proses perencanaan
maupun pelaksanaan pengembangan kawasan merupakan implementasi dari ecological planning
method, yaitu dalam setiap pengembangannya, Meikarta selalu mengutamakan kondisi alam sekitar,
meliputi segi topografi, hidrologi, akses, hingga demografi. Dengan seluruh proses ini, diharapkan
berhasil dalam menciptakan lingkungan yang berkesinambungan dan berkontribusi bagi seluruh
warganya.

Meikarta memiliki Konsep Kota yang berambisi menyaingi Jakarta, Adapun Konsep tersebut :

4 layer (tingkat) of well planned networks.

Central Park dengan luas 100 HA

Indonesian Sillicon Valley yang akan ditempati perusahaan IT besar dunia seperti google, Twitter,
Facebook, Oracle, Intel Ebay, Yahoo Dll.

International Exhibition and Convention Centre dengan perbandingan jika JHCC menampung 15.000
orang dan ICE BSD 10.000 orang maka Meikarta memiliki kapasitas ruang yang menampung 200.000
orang.

Pusat Penelitian Industri. Mengingat lokasi nya terletak dipusat Industri Indonesia yang 60 persen
lokasi industri di Indonesia berada di sekitar wilayah Meikarta. Yaitu di wilayah antara Bekasi dan
Cikarang.

Pusat Keuangan internasional.

Meikarta akan membangun 10 Mall dan pusat perdagangan dengan luas 1, 500, 000 M2

Shopping Street

10 Hotel Berbintang Lima Terkenal

Tiga Universitas terkemuka Indonesia

Sekolah-sekolah terkemuka dan ternama bertaraf Internasional.

Perpustakaan Nasional.

Healthcare Centre dan International Hospital yang akan menjadikan pusat rumah sakit terbesar di
Asia.

Pusat Kegiatan Seni dan Budaya.


Opera Theater

dan Pusat Olah Raga bertaraf International

Dengan melihat konsep tersebut, terhitung penjualan pada saat hari pertama acara Grand Launching
cukup besar mencapai 16.800 unit sampai dengan pukul 14.00 wib. Terdapat Progress ( Dua Puluh
Type Kamar dan luas) Apartement di Meikarta. Jumlah peminat pun tercatat dan akan terus
bertambah sesuai dengan perkembangan kawasan yang pesat tersebut.

Daya tarik tingginya peminat Meikarta ini, karena lokasinya yang strategis, hanya berberapa ratus
meter dari pintu tol Cibatu. Terdapat kereta cepat dan dekat dengan bandara menjadi magnet
tersendiri bagi mereka yang menginginkan transportasi masal terpadu. Tidak hanya itu, disekitarnya
terdapat kawasan industri menjadikan konsumen ingin mempunyai apartemen di Meikarta. Selain
itu, harganya masih sangat terjangkau, apalagi ditambah diskon lainnya, sehingga sangat menarik

Pesatnya pertumbuhan dan pembangun tahap pertama kawasan ini, telah membuat Meikarta akan
semakin dipercaya oleh masyarakat sebagai pilihan dalam menciptakan hidup berkualitas. Kota Baru
ini percaya bahwa semua upaya pengembangan harus mengedepankan faktor lingkungan. Bagi
Meikarta, faktor lingkungan bukan hanya sebatas strategi pemasaran melainkan sebuah komitmen
yang harus konsisten dilaksanakan.

Meikarta dalam Sorotan Media Internasional

adv , CNN Indonesia | Jumat, 22/09/2017 13:27 WIB

Bagikan :

Jakarta, CNN Indonesia -- Riuh soal kota baru Meikarta tak hanya terjadi di penduduk Indonesia, tapi
juga media-media interansional. Mulai dari Nasdaq, Reuters UK, hingga Dow Jones telah
menurunkan berita tentang pemukiman di daerah industri, Kabupaten Bekasi ini.

Mereka menyoroti Meikarta sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru, tak hanya untuk Jakarta dan
sekitarnya tapi bahkan Indonesia.

Media-media international tersebut menilai Meikarta bisa meredakan tekanan Jakarta akibat
kepadatan penduduk dan tingginya konsentrasi penanaman modal asing maupun domestik.

Di dalam negeri, 130 ribu orang telah tercatat sebagai pembeli meski baru lima bulan ditawarkan.
Proyek yang digarap Lippo Group ini juga merupakan pemukiman terbesar di Indonesia.

Lippo Group sendiri yang merupakan perusahaan properti terbesar di Indonesia sendiri telah 67
tahun malang-melintang di bidang properti. Bagi mereka, Meikarta adalah langkah lanjutan dari
rangkaian pengalamannya membangun kota mandiri.

Kecuali ukuran dan daya tampungnya yang lebih besar, Meikarta pada dasarnya tak jauh berbeda
dengan kota mandiri Lippo Village Karawaci, yang terletak 30 kilometer di barat Jakarta. Di sana,
Lippo tak hanya membangun hunian tapi juga memenuhi kebutuhan penduduk lewat berbagai
fasilitas.

Di kedua kota mandiri tersebut, terdapat berbagai sarana pendidikan dari prasekolah sampai
unversitas, rumah sakit, pusat perdagangan kuliner, hotel, dan tempar rekreasi. Di Meikarta bahkan
ada Industrial Research Center untuk membantu mereka yang berkepentingan dan berminat pada
riset untuk pengembangan produk, manajemen, perluasan pasar dan lain sebagainya.

Kemiripan lainnya adalah lokasi keduanya yang berada di tepi jalan tol. Lippo Karawaci berada di tepi
tol yang menghubungkan Jakarta dengan kota industri Cilegon dan jalan lintas Sumatra.
Lebih dari 100 ribu orang telah membeli unit apartemen di kota baru Meikarta. (Dok. Lippo Group)

Meikarta berada di tepi tol Jakarta-Bandung yang telah berkembang sebagai pusat wisata dan
industri nasional. Jalan tol ini juga terhubung langsung dengan kota pelabuhan Cirebon dan jalan
trans Jawa.

Mengingat lokasinya di daerah yang sedang berkembang pesat di bidang industri manufaktur,
Meikarta juga dirancang untuk tumbuh sebagai sebuah pusat perekonomian modern yang efisien.
Sebuah perekonomian berbasis industri dan perdagangan nasional maupun internasional.

Namun tak berarti hanya kaum berduit yang bisa tinggal di Meikarta.

"Meikarta adalah upaya kami untuk menyediakan hunian dengan harga terjangkau yang dilengkapi
dengan berbagai fasilitas dengan kualitas terbaik yang ditujukan bagi semua lapisan masyarakat,"
tutur James Riady dalam talkshow BTN Golden Property Awards 2017.

Ketika saatnya tiba, keberadaan Meikarta diperkirakan akan mendorong tumbuhnya empat ribu
perusahaan internasional dan 10 ribu dalam negeri. Secara keseluruhan jumlah tenaga kerja yang
diserap bisa mencapai dua juta pekerja.

Maka tak berlebihan bila Meikarta bisa mengurangi ketegangan sosial di Jakarta, dan bahkan
Indonesia, sebagai akibat dari tingginya angka pengangguran.

Kehadiran pendatang baru di dunia kerja bahkan diprediksi bisa mencapa 3,9 juta per tahun.
Meikarta dibangun oleh Lippo Group yang telah memiliki banyak pengalaman dalam membangun proyek
skala raksasa. (Dok. Meikarta)

Terbiasa Proyek Skala Raksasa

Menghadapi tantangan di atas bukanlah hal baru bagi Lippo Group karena sudah terbiasa dengan
proyek properti berskala raksasa, baik di dalam maupun di luar negeri.

Untuk di Iuar Indonesia, salah satu contohnya adalah Midan City di Korea Selatan. Kota mandiri ini
tak hanya didesain sebagai pemukiman yang mandiri, tapi bahkan juga sebagai pusat bisnis dan
hiburan terpenting di kawasan Asia timur laut.

Kawasan seluas 2,7 juta meter persegi ini dibangun Lippo berdasarkan konsep All-in-One City.
Jaraknya hanya 10 menit dari bandara internasional Incheon, yang memiliki jalur penerbangan
langsung dengan kota kota besar di dunia seperti Tokyo, Beijing, Shanghai, Hongkong, dan
Vladivostok.

Kini jalan untuk merealisasikan Meikarta sebagai sebuah pusat pemukiman dan pertumbuhan
ekonomi bertaraf internasional kian terbentang. Penyebabnya adalah keseriusan pemerintah
membangun infrastuktur yang akan membuat kehidupan di Meikarta dan enam kawasan industri di
sekitarnya bergairah.

Pembangunan Infrastuktur yang sedang dikebut oleh pemerintah adalah pelabuhan laut dalam
Patimban, bandara internasional Kertajati, jal tol layang Jakarta-Cikampek, LRT Bekasi Timur-
Semanggi, dan kereta cepat Jakata-Bandung.

Maka tak berlebihan bisa ada yang mengatakan bahwa Indonesia tinggal selangkah lagi memiliki
sebuah kota madiri yang bermanfaat besar untuk menekan defisit pasok perumahan dan angka
pengangguran.

Pemasaran Proyek Meikarta di Kantor Kementerian Menuai Penolakan

Kemenko Perekonomian dan Kementerian ESDM menolak penawaran proyek Meikarta di kantornya.
Penawaran itu bisa memberikan impresi salah, seakan-akan pemerintah telah memberikan ‘implisit
approval’.

WWW.MEIKARTA-LIPPOCIKARANG.COM

Minggu 10/9/2017, 23.30 WIB


Martha Ruth Thertina

Dimas Jarot Bayu

KOMENTAR

TERBACA

3.4K

Pemerintah Segera Lelang Ulang Blok Migas yang Tak Laku Tahun Lalu

Kementerian ESDM Dorong SMI Berikan Pinjaman Bunga Rendah untuk EBT
Dirjen Migas Dorong Penerapan Metode EOR di Awal Pengembangan Lapangan

Grup Lippo gencar memasarkan megaproyek kota baru Meikarta, baik melalui iklan di media massa
maupun tenaga promosi secara langsung. Bahkan, pemasarannya merambah kantor-kantor
pemerintah, seperti Kementerian dan Lembaga. Padahal, hingga kini, proyek yang direncanakan
menelan investasi Rp 278 triliun tersebut belum mengantongi izin dari Pemerintah Provinsi Jawa
Barat.

Desk pemasaran Meikarta sempat muncul di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian,
Jakarta, Jumat lalu (8/9). Selain tenaga pemasaran, deskitu dilengkapi banner proyek tersebut.
Namun, belakangan, aksi pemasaran tersebut dihentikan atas perintah Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian Darmin Nasution.

Daftar newsletter Katadata sekarang!

Dapatkan berita terbaru pilihan kami melalui email Anda setiap hari (Senin - Jumat).

Saya setuju untuk menerima promosi dari produk & layanan Katadata.

Kode Keamanan Baru

Sign Up New sletter

Pelarangan itu berdasarkan dua poin pertimbangan Darmin. Pertama, Kemenko Perekonomian
masih melakukan kajian dan belum menyetujui proyek Meikarta secara menyeluruh. Apalagi, masih
banyak perizinan yang harus dipenuhi. (Baca juga: Meikarta Diluncurkan Tanpa Izin, Pemprov Jabar
Bahas "Nasib" Lippo)
Kedua, Kemenko Perekonomian tidak pernah memberikan persetujuan maupun 'implisit blessing'
terhadap proyek yang masih kontroversial tersebut.

“Hari ini, Menko Perekonomian meminta agar penawaran properti di Kantor Menko Perekonomian
dihentikan,” kata Policy Advisor Menko Perekonomian, Lin Che Wei, melalui
akun Facebook pribadinya, Jumat (8/9).

Menurut dia, penawaran properti yang masih kontroversial di kantor pemerintah tidak etis dan tidak
pantas. Sebab, penawaran properti tersebut bisa memberikan impresi salah, seakan-akan
pemerintah telah memberikan ‘implisit approval’ terhadap properti terkait.

(Baca juga: Lippo Anggap Grand Launching Meikarta Tak Langgar Aturan)

Sebelumnya, PT Mahkota Sentosa Utama, anak usaha PT Lippo Cikarang Tbk., pengembang Meikarta
sempat akan menggelar sosialisasi di Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Namun, niatan tersebut pupus lantaran Sekretaris Jenderal
Minerba Iwan Prasetya menginstruksikan pembatalan acara tersebut.

Pembatalan dilakukan pasca beredar luasnya Nota Dinas terkait sosialisasi tersebut. Dalam Nota
Dinas dari Sekretaris Jenderal Minerba yang ditandatangani Sekretaris Kepala Bagian Umum,
Kepegawaian, dan Organisasi Yuli Wahono, disebutkan bahwa akan dilakukan sosialisasi pemasaran
Meikarta di aula Gedung C Ditjen Minerba pada 15 Agustus 2017. Untuk itu, para direktur di
lingkungan Ditjen Minerba diminta mengikutkan pegawainya yang berminat dalam sosialisasi
tersebut.

Dalam keterangan tertulisnya, Iwan menjelaskan, Nota Dinas tersebut merupakan inisiatif sendiri
dari Kepala Bagian Umum. Nota Dinas dibuat lantaran ingin membantu pegawai yang belum
memiliki rumah.

“Karena ada penawaran promo sebelum 17 Agustus maka yang bersangkutan inisitatif sendiri
membuat Nota Dinas internal untuk merespons surat dari pengembang untuk melakukan
sosialisasi,” kata dia. Sang Kepala Bagian lantas mendapat surat peringatan atas tindakannya itu.

Selain melakukan pemasaran di kantor pemerintahan, Lippo Group juga gencar beriklan melalui
media massa. Belakangan, Komisioner Ombudsman Alamsyah Saragih menyebut iklan Meikarta
melanggar Undang-undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.

Ia menjelaskan, dalam Pasal 42 ayat 2 UU tersebut tertulis, pemasaran dapat dilakukan jika
pengembang telah memiliki kepastian peruntukan ruang, hak atas tanah, status penguasaan rumah
susun, perizinan pembangunan rumah susun, serta jaminan pembangunan rumah susun dari
lembaga penjamin. Sementara itu, Meikarta belum merampungkan seluruh perizinan yang
dibutuhkan.

Merespons Ombudsman, Direktur Komunikasi Lippo Group Danang Kemayan Jati membantah jika
iklan yang disiarkan pihaknya melanggar hukum. Danang mengatakan, iklan Meikarta bukanlah
bagian dari pemasaran. Menurut dia, iklan merupakan bagian dari pre-selling yang dilakukan
bersamaan dengan pengajuan izin yang sedang dilakukan. (Baca juga: Ombudsman Anggap Iklan
Meikarta Terlalu Bombastis dan Langgar Aturan)
Adapun proyek properti Meikarta direncanakan berdiri di atas lahan seluas 130-140 hektare dan
bakal berkembang hingga 500 hektar. Di atas lahan tersebut bakal berdiri perumahan, taman,
apartemen serta sarana lain seperti universitas. Untuk merealisasikannya, Lippo Group menyiapkan
dana investasi sebesar Rp 278 triliun.

Perkembangan terakhir, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyatakan Lippo masih harus
menyelesaikan perizinan di tingkat Kabupaten maupun tingkat provinsi untuk pembangunan
Megaproyek Meikarta. Saat ini, sebagian besar lahan untuk Meikarta yang dimiliki oleh Lippo
Cikarang Tbk sejak 1994 itu berstatus izin kawasan industri. Hanya 84,6 hektar lahan yang
mendapatkan izin untuk pembangunan pemukiman. (Baca juga: Lippo Klaim Belum Terima Surat
Penghentian Pembangunan Meikarta)

Pemasaran Membabi Buta ala Meikarta

Estimasi kasar, jika Lippo mulai gencar memasarkan brand-nya per awal Juli, perkiraan dana iklan
Meikarta di surat kabar nasional saat ini (sekitar 2,5 bulan) telah mencapai Rp33,75 miliar sampai Rp
52,5 miliar

Ekonomi

11 September 2017 , 18:05


Suasana di dalam area Tanda Terima Booking Fee (TTBF) Meikarta di Maxxbox, Orange County, Lippo
Cikarang, Jawa Barat. Validnews/Faisal Rachman.

JAKARTA – Bawa aku pergi dari sini… Aku ingin pindah ke Meikarta…

Hampir semua penonton televisi, pendegar radio, pembaca koran dan berita online dipastikan
pernah mendengar kalimat dalam iklan properti tersebut. Ya, iklan dari proyek kota mandiri besutan
Lippo Group ini memang menjadi iklan yang paling sering didengar belakangan.
Frekuensinya bahkan mengalahkan iklan sebuah partai yang mars-nya terngiang-ngiang di telinga
dan membuat orang tak sadar menyanyikannya.

Iklan sejauh ini memang masih menjadi senjata ampuh untuk memperkenalkan suatu produk dan
memasarkannya. Tak terkecuali iklan produk properti atau perumahan yang kerap membeli
sejumlah slot waktu di televisi. ‘Besok harga naik,” menjadi mantra yang sering didengungkan iklan
properti.

Tapi itu dulu, sekarang iklan kota mandiri Meikarta membalik semua persepsi iklan sektor properti.
Frekuensi yang lebih sering dengan media coverage yang lebih banyak dan beragam dilakukan Lippo
saat ini.

Kendati sederet izin belum terlengkapi dan menuai sejumlah kontroversi, pemasaran unit properti di
Meikarta tak boleh harus terhenti. Mungkin begitu prinsip yang dianut group usaha yang dimiliki
oleh taipan Mohctar Riady dan keluarga.

Siap tak acuh dan cenderung santai dari Lippo Group sebagai pemilik proyek Meikarta menjadi
pertanyaan banyak pihak. Padahal fakta di lapangan menyebutkan, Meikarta baru mengantongi izin
lokasi dan izin peruntukan penggunaan tanah (IPPT). Jenis izin yang digenggam Meikarta itu pun
belum mencakup seluruh lahannya seluas 500 hektare yang akan digunakannya.

Pemerintah Kabupaten Bekasi yang mengeluarkan izin, mengaku baru menyetujui IPPT untuk lahan
seluas 84,6 hektare. Izin tersebut diperoleh pada 12 Mei 2017 silam, dua hari sebelum Lippo Group
memperkenalkan proyek ini ke publik.

Izin belum benar terurus, pemasaran Meikarta jalan terus, begitu istilahnya. Pemasaran dengan cara
ini jugalah yang membuat Meikarta dianggap fenomena baru.

Tak Lazim
Praktisi Marketing Hermawan Kertajaya kepada Validnews menyebut, pemasaran yang dilakukan
oleh Meikarta tidak lazimnya seperti pemasaran properti lain di Indonesia. “Ini kasus khusus. Ini
bukan konteks Indonesia lagi,” ujarnya, Senin (11/9).

Menurut Hermawan, cara Lippo Group mempromosikan Meikarta bisa dibilang gila-gilaan. Di tengah
lesunya pasar properti nasional dan pengembang lain lebih memilih mengerem belanja iklannya,
Meikarta justru sebaliknya.

Ia menjelaskan, kecenderungan pengembang properti lain adalah melakukan penjualan terlebih


dahulu untuk kemudian mendapatkan dana guna promosi, termasuk iklan di berbagai media
konvensional maupun digital. Akan tetapi, yang dilakukan Lippo justru melakukan promosi
berbarengan dengan penjualan sekaligus.

Hal inilah yang oleh Hermawan dianggap sebagai fenomena baru. “Ini orang (Lippo Group-red)
memang mengambil risiko,” serunya.

CEO MarkPlus Inc. ini menilai, perhatian masyarakat memang menjadi tujuan dari iklan-iklan
Meikarta di berbagai media. Hermawan berpandangan, pemasaran membabi buta yang dilakukan
pihak Meikarta saat ini setidaknya telah menghasilkan tiga hal yang sangat berguna untuk mencetak
uang ke depannya.
Pertama, munculnya awareness (perhatian) masyarakat dari promosi properti ini di segala lini.
Kedua, adanya appealing (ketertarikan). Ketiga, yang sangat menentukan adalah
munculnya asking (pertanyaan) di masyarakat mengenai jenis iklan yang ditawarkan
tersebut. “Terus kemudian orang itu mencoba menaruh uang beberapa,” lanjutnya.

Baru kemudian setelah itu, promosi dapat terbantukan dengan adanya advokasi dari para pelaku
yang sudah menaruh uang. Promosi dari mulut ke mulut pun menjadi tidak terhindari ketika dampak
pemaasaran telah sampai di tahap advokasi.

Setidaknya melalui strategi pemasaran tersebut, per tanggal 31 Agustus 2017, Meikarta telah
membukukan pesenan sebanyak 117.797 unit apartemen. Kalaupun para pemesan tersebut hanya
membayar booking fee sebesar Rp 2 juta guna mengamankan unit apartemen yang mereka
kehendaki, rupiah yang telah diperoleh Meikarta telah sebesar Rp235,59 miliar.

Ketika tim Validnews mengunjungi show case unit Meikarta yang berada di kawasan Maxxbox,
Orange County Lippo Cikarang, Kamis (31/8), suasana transaksi pemesanan memang ramai. Meski
hari menjelang petang, masih banyak orang yang mengantre untuk bertransaksi mendapatkan
Nomor Urut Pemesanan (NUP) dengan para staff sales marketing yang memakai seragam kaus biru
dengan badge Meikarta.

Sofa-sofa nyaman yang berada di tengah ruangan Maxxbox sebagian diduduki calon pemesan unit-
unit apartemen. Terlihat pula beberapa orang masih berbincang dengan pihak marketing sales guna
menimbang-nimbang pembelian unit hunian di calon kota mandiri modern tersebut. Sebagian lagi
melonggok sejumlah contoh unit ditemani oleh staff pemasaran.

Deretan baliho bank-bank yang bekerja sama dengan Meikarta pun terpajang rapi di area show case
unit. Salah satu x-banner yang terpajang di dekat boothderetan bank tersebut semakin menarik
perhatian calon pembelian. Bagaimana tidak, untuk pembelian unit apartemen di kawasan Meikarta,
pembeli dapat mengajukan kredit pemilikan apartemen (KPA) dengan suku bunga hanya 7,5% per
tahun.
Silouet salah satu sales menjajakan apartemen di kawasan Meikarta, Cikarang, Jawa Barat.
Validnews/Agung Natanael

Uang (Tidak) Kembali


Diragukan keabsahan cara pemasarannya, Direktur Komunikasi Lippo Group Danang Kemayan Jati
dalam diskusi dengan Ombudsman, Jumat (8/9) berusaha mengklarifikasi isu yang menyudutkan
pihaknya. Ia pun menekankan, transaksi yang telah dilakukan Meikarta bukanlah penjualan,
melainkan hanya pre-selling, sesuatu hal yang dianggap wajar dilakukan di sektor properti.

“Sekarang juga belum ada transaksi. Uang yang dibayarkan sekarang hanya untuk pemesanan. Itu
untuk mengatur agar antreannya bagus. Siapa yang lebih cepat bisa mengambil posisi bagus. Kalau
tidak dapat yang sesuai, dananya bisa dikembalikan secara penuh (refundable)," ungkap Danang
dalam diskusi tersebut.

Pernyataan Danang jelas membingungkan. Sebab berdasarkan pantauan langsung tim Validnews ke
kantor pemasaran Lippo Cikarang maupun ke Maxxbox yang menjadi tempat show case
unit Meikarta, para marketing sales berkata kompak. Salah satu tenaga pemasaran di kantor Lippo
menyebutkan, per 17 Agutus 2017, booking fee yang telah dibayarkan tidak dapat dikembalikan lagi.

“Jadi sejak 17 Agustus kemarin uang booking fee sudah tidak bisa ditarik kembali,” ucap FS, salah
satu marketing sales di Lippo Cikarang.

Sama persis. ZA yang merupakan tenaga pemasaran yang ditempatkan di Maxxbox


menyebutkan booking fee akan hangus apabila calon pembeli membatalkan NUP-nya terhadap unit
apartemen yang dipilih. “Sudah nggak refundable per 17 Agustus kemarin. Sebelumnya memang
bisa,” akunya kepada tim Validnews, Kamis (13/8).

Sebelumnya, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi
dalam siaran persnya menuturkan, praktik semacam itu pada akhirnya membuat posisi konsumen
berada dalam kondisi yang sangat rentan dirugikan, karena tidak memiliki jaminan atas kepastian
pembangunan.

Padahal pemasaran yang dilakukan tersebut, diduga keras melanggar ketentuan Pasal 42 UU No. 20
Tahun 2011, yang mewajibkan pengembang untuk memiliki jaminan atas Kepastian peruntukan
ruang, kepastian hak atas tanah, kepastian status penguasaan gedung, perizinan, dan jaminan
pembangunan sebelum melakukan pemasaran.

Menurut data YLKI, sistem pre-project selling dan pemasaran yang dilakukan oleh banyak
pengembang sering kali menjadi sumber masalah bagi konsumen di kemudian hari. Terbukti sejak
2014-2016, YLKI menerima sekurangnya 440 pengaduan terkait perumahan, yang mayoritas masalah
tersebut terjadi akibat tidak adanya konsistensi antara penawaran dan janji promosi pengembang
dengan realitas pembangunan yang terjadi.

“Bahkan 2015, sekitar 40% pengaduan perumahan terjadi sebagai akibat adanya pre project selling,
yakni adanya informasi yang tidak jelas, benar dan jujur, pembangunan bermasalah, realisasi
fasum/fasos, unit berubah dari yang ditawarkan,” kata Tulus.

Ketua Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mengungkapkan, banyak pengembang
memang kerap memberlakukan booking fee untuk properti yang hendak dibangunnya. Dalam ilmu
akuntansi, pembayaran ini memang tidak bisa dikategorikan sebagai pembelian, melainkan
pemesanan.

Pembeli maupun penawar pun biasanya sama-sama tahu mengenai kesepakatan yang termaktub
dalam transaksi pemesanan ini. “Sama-sama tahu risikonya. Memang risikonya lebih banyak
ditanggung oleh konsumen,” ujarnya kepada Validnews, Rabu (6/9).

Ali melihat kesulitan memperoleh perizinan tidak hanya dialami Meikarta, melainkan berbagai
pengembang yang berusaha mewujudkan kota mandiri. Hanya saja, Meikarta menjadi berbeda
lantaran strategi pemasaran yang dilakukan demikian masif.
“Yang membedakan Lippo dengan yang lain, Lippo ini sangat masif promosinya. Itu yang membuat
suatu pertanyaan muncul, termasuk Pemda pun ngomong. Ada kekhawatiran karena ini sangat
masif,” seru Ali.

Pemasaran Lippo Group untuk brand terbarunya ini memang gila-gilaan. Sejak mulai diluncurkan
pada Mei silam, Lippo bahkan dengan terang-terangan mencari ribuan marketing sales untuk
menjaring para calon pembeli apartemennya.

Tak tanggung-tanggung, Meikarta dalam situs www.mekartasales.com bahkan menyediakan dana


hingga Rp700 miliar untuk insentif para tenaga penjual.

Berdasarkan info yang Validnews peroleh, tenaga pemasaran Meikarta diganjar minimal Rp5
juta. Bagi supervisor penjualan, disediakan gaji berkisar Rp 13 juta – Rp 15 juta per bulan. Jumlah
tersebut di luar insentif jika tenaga pemasar tersebut mampu membuat deal dengan calon pembeli.
Banjir Iklan Meikarta
Patut diingat, Rp700 juta barulah pundi yang dipersiapkan untuk membiayai tenaga pemasaran
Meikarta. Rupiah yang dipersiapkan untuk iklan tentunya berbeda lagi. Untuk saat ini, iklan Meikarta
memang telah merebak di mana-mana Mulai dari billboard yang terpajang di beberapa sudut ibu
kota, hingga iklan di media massa tidak sulit untuk dijumpai.

Diketahui saat ini Meikarta telah rutin beriklan di setidaknya lima koran nasional. Tiap hari terpajang
minimal satu halaman full yang menampilkan lambang “M” dari Meikarta di halaman surat kabar-
surat kabar tersebut.
Asumsinya jika saat ini pemasangan iklan di surat kabar nasional berkisar Rp90juta- Rp140 juta per
halaman per hari, maka dana yang dikeluarkan Meikarta untuk beriklan di jenis media ini mencapai
Rp450- Rp700 juta per hari atau Rp 13,5 milar-Rp21 miliar per bulan.

Jika Lippo mulai gencar memasarkan brand-nya per awal Juli, perkiraan dana iklan Meikarta di surat
kabar nasional saat ini (sekitar 2,5 bulan) telah mencapai Rp33,75 miliar sampai Rp 52,5 miliar. Ini
tentu baru estimasi kasar.

Pasalnya, belanja iklan di media cetak ini tak ikut memperitungkan kontrak iklan ekslusif antara
media cetak dengan Lippo. Seperti dikatahui, pada beberapa surat kabar, pemuatan iklan Meikarta,
beberapa kali tak hanya dalam satu halaman saja, melainkan sampai 5 halaman penuh.

Tuus pun menilai, kegiatan promosi, iklan dan marketing yang begitu masif, terstruktur dan
sistematis, boleh jadi membius masyarakat konsumen untuk bertransaksi Meikarta. Bahkan, YLKI
pun kata Tulus sempat memprotes sebuah redaksi media masa cetak, karena lebih dari 30% isinya
adalah iklan full colour Meikarta lima halaman penuh dari media cetak bersangkutan.

“Dengan nilai nominal yang relatively terjangkau masyarakat perkotaan (Rp 127 jutaan), sangat
boleh jadi 20.000-an konsumen telah melakukan transaksi pembelian/pemesanan,” tuturnya.

Itu pun baru satu jenis media. Berdasarkan data dari Adstensity, bujet yang dikeluarkan Lippo untuk
mendongkrak nama Meikarta lewat iklan di stasiun televisi jauh lebih tinggi lagi. Dalam jangka waktu
seminggu saja, yakni 4—10 September, Meikarta telah menghabiskan dana Rp44,03 miliar.

Dana iklan tersebut disebar ke-10 stasiun televisi nasional, yakni ANTV, Global TV, Indosiar, Kompas
TV, MNC TV, Metro TV, RCTI, SCTV, TV One, dan Trans TV. Stasiun SCTV menjadi stasiun televisi yang
paling banyak mendapatkan pundi dari Meikarta setidaknya dalam seminggu terakhir.

Untuk penayangan 37 kali iklan properti tersebut dengan durasi 60 detik per tiap tayangan, Meikarta
mengeluarkan dana Rp6,48 miliar untuk stasiun televisi yang satu ini.

Sementara itu, stasiun televisi yang paling minim memperoleh dana iklan dari Meikarta dalam
rentang seminggu terakhir adalah Kompas TV. Nilai iklan Meikarta di stasiun milik grup Kompas ini
hanya berada di angka Rp1,24 miliar dalam seminggu. Jumlah iklan brand Lippo tersebut di Kompas
TV selama tujuh hari terakhir sejumlah 37 tayangan dengan durasi 60 detik tiap kali iklan.

Gencarnya periklanan di media televisi pun disinyalir sudah semenjak awal Juli kemarin. Dari waktu
tersebut, 10 minggu telah berlalu. Dengan asumsi nilai iklan yang sama dengan data Adstensity,
rupiah yang telah digelontorkan untuk iklan Meikarta di 10 stasiun televisi nasional mencapai
Rp440,30 miliar.

Angka-angka tersebut belum lagi ditambah dari masifnya iklan Meikarta di sejumlah media online.
Saat ini, di hampir semua media online nasional, iklan Meikarta menjadi iklan terbesar yang langsung
muncul begitu para pengkases membuka lama media online tersebut. Meski belum terakapitulasi,
bujet iklan di jenis media online tentu juga tak kalah besar.

Besaran belanja iklan ini pun masih ditambah oleh baya pemasangan iklan dalam bentuk billboard-
billboard di ibu kota maupun kota lainnya. Begitu juga dnegan pendirian booth marjeting Meikarta
yang ada di tiap stasiun kereta api, gedung-gedung perkantoran dan lokasi publik lainnya.
Hermawan pun menganggap cara pemasaran Meikarta terbilang unik karena masih memercayakan
promosinya lewat media konvensional. Padahal, pengembang-pengembang properti lain kini lebih
menyukai promosi lewat digital.

Lippo sebagai pemilik brand Meikarta pun oleh Hermawan dinilai tengah melakukan inovasi lantaran
cara pemasaran Meikarta dianggap berbeda, bahkan dibandingkan cara promosi Lippo sendiri
selama ini.

Banyak pengembang lebih mengarahkan penjualan langsung untuk propertinya lebih disebabkan
karena hasil akhir berupa keputusan pembelian yang lebih pasti. Namun, ia tak memungkiri, dengan
jumlah unit yang ditawarkan yang sangat besar, seperti Meikarta, bantuan dari media massa untuk
promosi mutlak diperlukan. Meskipun dengan demikian, biaya untuk promosi yang dikeluarkan
memang lebih besar.

“Kalau ini bisa menghabiskan bujet 5%-10% menurut saya,” ujar Hermawan.

Tentu ini menunjukkan keberanian Lippo dalam membakar rupiah demi menggapai rupiah yang
lebih banyak. Sebagai informasi, nilai total investasi Meikarta sendiri mencapai Rp278 triliun.
Persentase iklan mengabiskan dana sekitar 5%-10% seperti yang diungkapkan Hermawan, berarti
Lippo menghabiskan belanja iklan di kisaran Rp13,9- Rp 27,8 triliun. Suatu jumlah yang sangat-sangat
besar buat pasar periklanan.

Namun, Hermawan meyakini cara beriklan yang dilakukan Lippo untuk Meikarta seperti sekarang ini,
tak mungkin dilakukan secara terus-menerus. Diungkapkannya, dalam strategi periklanan, tiga bulan
pertama adalah waktu yang strategis untuk menggencarkan iklan. Kemudian, akan ada penurunan
aktivitas pemasaran sedikit demi sedikit.

Tapi, apapun itu, melihat banyaknya biaya yang tak kembali (sunk cost) tersebut, Lippo Group pasti
sudah sangat yakin bakal meraup lebih besar lagi cuan dari proyek ini. Soal izin, Lippo pasti sudah
ikut memperhitungkan sebagai faktor yang bukan masalah.

Indikasinya, sejauh ini pemerinah pusat selain lembaga Ombudsman tak banyak mengomentari soal
meikarta. Indikasi lainnya, meski Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat berteriak soal izin, hari
ini Senin (11/9) pemerintah pusat lewat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(KemenPu-Pera) justru memberikan reward kepada Lippo Group untuk Proyek Meikarta-nya.

Meikarta menerima penghargaan dalam ajang property Awards 2017 sebagai kota yang
menawarkan integrasi dan fasilitas berskala internasional. Meikarta juga dianggapa sebagai
gebrakan di dunia properti yang belakngan tengah lesu sekaligus upaya mendukung upaya
pemerintah dalam program sejuta rumah. Sudah jelas kan? (Teodora Nirmala Fau, Dian
Catriningrum, Faisal Rachman)

Promosi Besar-besaran, Meikarta Diserbu Pembeli

Reporter:

Tempo.co
Editor:

Endri Kurniawati

Selasa, 22 Agustus 2017 10:40 WIB

0 KOMENTAR

01001

image: https://cdn.tmpo.co/data/2017/08/17/id_633535/633535_620.jpg

Seorang calon pembeli tertidur di ruang tunggu MaxxBox pada acara Grand Launching Meikarta,
Cikarang, Jawa Barat, 17 Agustus 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Bekasi -Iklan Meikarta yang gencar dipasang pemilik proyek pembangunan kota Lippo
Group di berbagai media menuai banyak pemesan. Masyarakat antusias memesan hingga hampir
100 ribu unit apartemen. CEO Meikarta Ketut Budi Wijaya mengaku tidak memiliki target pemasaran
hingga akhir tahun nanti. "Ikuti pasar saja," ujar dia di Maxx Box Orange County, Cikarang, Jawa
Barat, Kamis, 17 Agustus 2017.

Chief Marketing Officer (CMO) Lippo Homes Jopy Rusli mengatakan hingga 17 Agustus 2017,
pemesan Meikarta sebanyak 99.300 unit. Meski begitu, Ketut mengatakan iklan di berbagai media
hanya upaya untuk menggairahkan pasar. Ia membantah jor-joran berpromosi tapi unit
apartemennya laris-manis lantaran tidak punya saingan. “Kami melalukan ini karena properti sedang
lesu." Sektor properti, kata Ketut, sudah lesu sejak 2014.
Baca:
Kota Meikarta Diklaim Berada di Posisi Segitiga Emas
Dikelilingi Proyek Pemerintah, Lokasi Meikarta Dinilai Strategis

Menurut dia, iklan mampu membangkitkan permintaan terhadap properti. Iklan dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk kembali berinvestasi di properti. Lippo Group
mempromosikan Meikarta ke berbagai media, mulai dari baliho serta pusat perbelanjaan. Tak lupa,
surat kabar, televisi, hingga situs berita online. Di surat kabar, misalnya, Meikarta bisa memasang
iklan hingga lebih dari satu halaman penuh. Ketut yakin iklan ampuh mememicu sektor properti
bergairah kembali.

Meikarta adalah kota baru yang akan dibangun setelah Jababeka, Delta Mas dan Suryacipta di
wilayah Bekasi-Karawang. Luas kota yang dibangun sebesar 2.200 hektare atau setara dengan luas
tiga kecamatan di perkotaan. Saat peluncuran Meikarta, lantai satu Maxx Box penuh dengan calon
pembeli hingga ruang untuk berjalan pun begitu sedikit. Ketut mengatakan kondisi itu
mencerminkan animo masyarakat yang tinggi terhadap Meikarta.

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) sebelumnya sempat mengkritik promosi Meikarta yang
begitu masif. Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan promosi, iklan, dan pemasaran
Meikarta yang begitu masif, terstruktur dan sistematis boleh jadi membius masyarakat konsumen
untuk bertransaksi Meikarta.

Baca juga:
Dituding Tutup Jalan, Legislator Nurdin: Mereka Hanya ...
Warga: Jalan di Kayu Putih yang Ditembok Nurdin Itu Tanah ...

YLKI memprotes sebuah media masa cetak karena lebih dari 30 persennya berisi iklan Meikarta.
"Lima halaman penuh dari media cetak bersangkutan." Tulus menyampaikan dalam keterangan
tertulis, 8 Agustus 2017.

Wahana Lingkungan Hidup Jawa Barat (Walhi Jabar) menyatakan pembangunan kota Meikarta tidak
ada dalam rencana tata ruang dan wilayah termasuk dalam lampiran peta rencana wilayah. Direktur
Eksekutif Walhi Jawa Barat Dadan Ramdan mengatakan, rencana proyek itu nihil dalam Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Jawa Barat 2009-2029 dan RTRW Kabupaten Bekasi tahun 2011-2031.

"Walhi Jawa Barat tidak setuju dengan pembangunan kota Meikarta dan meminta Pemerintah
Kabupaten Bekasi dan Pemprov Jawa Barat menghentikan rencana pembangunan," kata Dadan,
Sabtu, 19 Agustus 2017. Ia juga meminta Pemerintah Bekasi dan Jawa Barat mengaudit perizinan
pembangunan kota baru itu.

VINDRY FLORENTIN | ANWAR SISWADI

Reporter: Damianus Andreas & Suhendra

21 Agustus, 2017dibaca normal 3 menit

Calon konsumen harus menebus Rp2 juta untuk dapat antrean pemesanan unit apartemen Meikarta
Di antara sumber dana lain, uang konsumen akan dipakai Lippo sebagai modal membangun
Meikarta

0 Shares

Dalam 1,5 bulan terakhir, Meikarta menanam iklan di televisi hingga Rp93,7 miliar dan merekrut
ribuan tenaga pemasaran.

tirto.id - “Bawa aku pergi dari sini...” ucap bocah perempuan dari kabin mobil saat menyaksikan
sebuah sudut kota yang jorok dan suram. Ada rangkain gambar serupa teror bahwa adegan di
jalanan yang disaksikan si bocah itu bikin hati si buah hati siapa pun jadi cemas.

Lalu si gadis sumringah selepas mobil keluar dari sebuah lorong—penanda transisi bahwa kota di
belakangnya adalah masa lalu—menuju kota bermandikan cahaya, menjanjikan masa depan yang
segalanya menyenangkan.

Itulah sepotong tayangan pariwara “Kota Meikarta” berdurasi 0:58 yang gencar menghiasi pelbagai
stasiun televisi sejak beberapa bulan terakhir. Sebuah imaji kota baru yang modern, rapi, kinclong,
dengan hutan beton menjulang secara apik dan resik, jauh dari realitas kota lama—anggap saja
Jakarta—yang lekat dengan kemacetan, polusi, banjir, dan aksi kriminal.

“Aku ingin pindah ke Meikarta,” ujar si gadis, dengan nada riang, penutup iklan tersebut.

Perusahaan publik milik konglomerat Riady itu memang getol mengiklankan proyek Meikarta. Ragam
promosi Meikarta membombardir media massa, dari elektronik (teve dan radio), cetak, dan online.

Namun, pihak pengembang Meikarta, PT Mahkota Sentosa Utama—anak usaha Lippo Cikarang
Tbk—menepis anggapan bahwa iklan Meikarta disebut jorjoran.

“Istilah jorjoran sebenarnya kurang tepat,” ujar CEO Meikarta Ketut Budi Widjaja. “karena enggak
ada yang ngejar kita juga. Jorjoran, kan, ada saingannya gitu. Memang kami melakukan iklan.”

Dalam konferensi pers saat peluncuran utama Meikarta di Orange County, 17 Agustus lalu, Ketut
berdalih bahwa iklan Meikarta ialah pemacu agar iklim sektor properti di Indonesia tidak lagi lesu.

“Dari sudut pandang pengembang, iklan yang masif mampu membangkitkan kembali permintaan
terhadap properti di Indonesia,” menurut Ketut, yang enggan menyebut berapa duit yang
digelontorkan oleh Lippo untuk iklan Meikarta tersebut. Proyek Meikarta sendiri mulai dipasarkan
sejak 13 Mei 2017.

“Kalian bisa hitung sendiri dari iklan yang ada di luar,” ujar Ketut.

Baca juga: Kota Baru dan Mimpi James Riady di Meikarta

Redaksi Tirto mengecek iklan TV melalui Adstensity—sebuah lembaga pemantauan iklan produk.
Hasilnya, iklan Meikarta selama 1,5 bulan (1 Juli - 15 Agustus 2017) telah diputar sebanyak 782 kali di
11 stasiun televisi nasional. Atau, bila dihitung per hari, ada 60-an kali iklan Meikarta yang diputar di
11 stasiun teve atau 6 kali iklan per teve.

Biaya iklan selama periode itu menembus Rp93,7 miliar, dengan mengambil jam tayang utama
antara pukul 18:00-22:00—waktu menonton yang menyedot paling banyak pemirsa. Iklan paling
rendah saja mencapai Rp32 juta untuk sekali tayang. Spot tertinggi mencapai Rp260 juta dan Rp300
juta untuk diputar di tengah jeda siaran Premier League dan Go-Jek Traveloka Liga 1.

Frekuensi terbanyak iklan Meikarta di MNC TV (74 kali pemutaran), berikutnya di TV One (73 kali),
paling sedikit di Trans 7 (66 spot) dan Metro TV (65 spot). Sisanya, memutarkan iklan Meikarta
sebanyak 72 kali dalam periode yang sama.

Meikarta juga khusus menanam iklan pada acara yang berpotensi menyedot banyak pemirsa. Seperti
program Go-Jek Traveloka Liga 1 yang ditayangkan di TV One, iklan Meikarta muncul sebanyak 40
kali. Program Go-Jek Traveloka Liga 1 meraup paling banyak iklan Meikarta dengan total Rp9,8
miliar. Selain itu, iklan Meikarta paling banyak nongol di program bioskop 1 Trans TV.

Selain berpromosi di media teve, pemasaran Meikarta juga tak kalah gencar. Selain di galeri utama
pemasaran mereka di Maxxbox, Orange County, pemasaran secara masif disebar ke beberapa mal
besar di Jakarta termasuk di Gandaria City, Jakarta Selatan.

Ada juga upaya promosi dengan membangun tenda dadakan di stasiun-stasiun kereta rel listrik
Jabodetabek. Bagi kalangan pebisnis, tim Meikarta melakukan acara khusus pemasaran di hotel-
hotel.

Mengerahkan Ribuan Tenaga Pemasaran

Sejak awal dipasarkan, proyek Meikarta sedikitnya membutuhkan tenaga pemasaran hingga 10.000
orang. Direktur komunikasi Lippo Group, Danang Kemayan Jati bahkan sempat mengatakan tenaga
pemasaran itu mencapai sekitar 16.000 orang.

Mereka mencanangkan langkah ambisius untuk tahap pertama: target 250.000 hunian selama 3-5
tahun ke depan. Ini setara bahwa satu orang pemasaran harus menjual sekitar 25 unit apartemen. Di
sisi lain, Lippo harus mengejar pemasukan dari uang konsumen, yang akan dipakai sebagai modal
membangun Meikarta.

“Sebagian dari modal, pinjaman, sebagian dari pre-selling (uang konsumen), sebagian lagi dari
kemitraan (investor),” kata CEO Lippo Group, James Riady, awal Mei lalu.

Satu dari ribuan tenaga pemasaran adalah Fifi—hanya ingin dipanggil dengan nama tersebut. Fifi
baru beberapa pekan bekerja. Ia direkrut oleh seorang kenalan yang mengabarkan soal lowongan
pekerjaan tersebut lewat pesan berantai. Tanpa ragu, ia menyerahkan berkas lamaran kepada
rekannya.

Fifi belakangan tahu kenalannya punya posisi setingkat supervisor di tenaga pemasaran Meikarta.
Setelah menyerahkan berkas, Fifi segera menjalani tahap rekrutmen, dari wawancara dengan
manajer pemasaran hingga manajer utama Meikarta.

“Dua minggu kemarin sudah mulai di Lippo Plaza Kramat Jati (Jakarta Timur), tapi ini baru mau tanda
tangan kontrak di Maxxbox,” ucap Fifi kepada Tirto, menyebut kantor penjualan Lippo seluas 1,6 ha
di Cikarang tersebut. Ia menerima pekerjaan ini karena diimingi gaji besar.

Yani, tenaga pemasaran Meikarta lain, berkata gaji yang ditawarkan selama kontrak 3 bulan sebesar
Rp5 juta per bulan. Ia akan mendapatkan imbalan uang bila berhasil menggaet konsumen membeli
apartemen.

“Dapat komisi 1 persen kalau berhasil menjual (unit apartemen) seharga Rp400 juta. Satu persennya,
kan, Rp4 juta. Tinggal ditambahkan saja sendiri,” ujar Yani di Maxxbox, beberapa waktu lalu.

Namun, iming-iming ini perlu keringat ekstra. Seorang tenaga penjualan harus lebih dulu mengajak
calon konsumen mendapatkan nomor urut pemesanan per unit, yang harus ditebus Rp2 juta.
Selanjutnya adalah proses transaksi—bisa makan waktu panjang terlebih bagi konsumen yang
membelinya lewat kredit.

Menurut Yani, bagi yang gagal memenuhi target dari supervisor, gaji bisa dipotong hingga menjadi
Rp3 juta, dan kontraknya tak diteruskan.

Di balik jorjoran iklan dan pengerahan besar-besaran tenaga pemasaran, semua itu bermuara pada
biaya yang harus ditanggung konsumen. Ditambah soal hak konsumen dalam masalah perizinan
Meikarta yang hingga kini belum rampung.

Baca juga: Di mana Hak Konsumen dalam Polemik Perizinan Meikarta?

Baca juga artikel terkait MEIKARTA atau tulisan menarik lainnya Damianus Andreas

(tirto.id - dam/fhr)

Laporan 1: Mencari Fulus saat Izin Meikarta Belum Terurus


Laporan 2: Kota Baru dan Mimpi James Riady di Meikarta
Laporan 3: Lahan Megaproyek Meikarta: Beli Murah Jual Mahal ala Lippo
Laporan 4: Jorjoran Promo Miliaran Rupiah Proyek Meikarta
Laporan 5: Terbius Mega Proyek Meikarta
Laporan 6: Mochtar Riady "Menyulap" Lahan Tandus Jadi Duit

YLKI Ingatkan Soal Pemasaran Meikarta


Adhitya Himawan

Minggu, 13 Agustus 2017 | 09:47 WIB

Peluncuran proyek Kota Mandiri Meikarta oleh Lippo Group, di Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa Barat,
Sabtu (13/5/2017). [Suara.com/Adhitya Himawan]

MEIKARTA, seolah menjadi kosa kata baru dalam jagad perbincangan di kalangan masyarakat
konsumen di Indonesia.

Meikarta seolah menjadi kosa kata baru dalam jagad perbincangan di kalangan masyarakat
konsumen di Indonesia. Promosi, iklan dan marketing yang begitu masif, terstruktur dan sistematis,
boleh jadi membius masyarakat konsumen untuk bertransaksi Meikarta. Bahkan, Yayasan Lembaga
Konsumen Indonesia (YLKI) pun sempat memprotes sebuah redaksi media masa cetak, karena lebih
dari 30 persennya isinya adalah iklan full colour Meikarta lima halaman penuh, dari media cetak
bersangkutan.

"Dengan nilai nominal yang relatif terjangkau masyarakat perkotaan (Rp 127 jutaan), sangat boleh
jadi 20.000-an konsumen telah melakukan transaksi pembelian/pemesanan," kata Ketua Pengurus
Harian YLKI Tulus Abadi di Jakarta, Jumat (11/8/2017).

Kendati Wagub Provinsi Jawa Barat Dedi Mizwar, telah meminta pengembang apartemen Meikarta
untuk menghentikan penjualan dan segala aktivitas pembangunan (karena belum berizin),
namun promosi Meikarta tetap berjalan untuk menjual produk propertinya.

BACA JUGA

Ini Klarifikasi Kementerian ESDM soal Kontroversi Meikarta

Lippo Klaim Polemik Izin Pembangunan Kota Meikarta Sudah Tuntas

Nilai Proyek Adhi Karya di Meikarta Ditargetkan Rp1,5 Triliun

Launching Perdana Meikarta, 16.800 Unit Properti Telah Dipesan

Boleh saja pihak Lippo Group menilai bahwa apa yang dilakukannya tersebut sudah lumrah
dilakukan pengembang dengan istilah Pre-project Selling. Namun, praktik semacam itu pada
akhirnya konsumen berada dalam posisi yang sangat rentan dirugikan karena tidak memiliki jaminan
atas kepastian pembangunan.

"Padahal pemasaran yang dilakukan tersebut, diduga kuat melanggar ketentuan Pasal 42 UU No. 20
Tahun 2011 tentang Rumah Susun, yang mewajibkan pengembang untuk memiliki jaminan atas
kepastian peruntukan ruang; kepastian hak atas tanah; kepastian status penguasaan gedung;
perizinan; dan jaminan pembangunan sebelum melakukan pemasaran," ujar Tulus.

Menurut data YLKI, sistem pre-project selling dan pemasaran yang dilakukan oleh banyak
pengembang sering menjadi sumber masalah bagi konsumen di kemudian hari. Terbukti sejak 2014-
2016, YLKI menerima sekurangnya 440 pengaduan terkait perumahan, yang mayoritas masalah
tersebut, akibat tidak adanya konsistensi antara penawaran dan janji promosi pengembang dengan
realitas pembangunan yang terjadi. Bahkan 2015, sekitar 40 persen pengaduan perumahan terjadi
sebagai akibat adanya pre project selling, yakni adanya informasi yang tidak jelas, benar dan jujur;
pembangunan bermasalah; realisasi fasum/fasos; unit berubah dari yang ditawarkan.

"Praktik semacam itulah yang menyerimpung komedian tunggal Mukhadly, alias Acho: janji dan
promosi pengembang tidak sesuai dengan realisasi di lapangan," tambahnya.

Maka dari itu, untuk menghindari terulangnya kasus Acho dengan skala yang lebih luas, YLKI
menghimbau masyarakat untuk menunda pemesanan dan/atau membeli unit apartemen di Kota
Meikarta sampai jelas status perizinan dan legalitasnya. Jangan tergiur dengan iming-iming dan janji
fasum/fasos yang ditawarkan oleh pengembang. "Sebelum menandatangani dokumen pemesanan,
bacalah dengan teliti, dan saat pembayaran booking fee harus ada dokumen resmi, jangan dengan
kwitansi sementara," jelas Tulus.

Selain itu, YLKI mendesak managemen Lippo Group untuk menghentikan segala bentuk promosi,
iklan, dan bentuk penawaran lain atas produk Apartemen Meikarta sampai seluruh perizinan dan
aspek legal telah dipenuhinya. "Lippo Group jangan berdalih bahwa pihaknya sudah mengantongi
IMB, padahal yang terjadi sebenarnya adalah baru pada tahap proses permohonan pengajuan IMB
saja," tuturnya.

Terakhir, YLKI mendorong Pemerintah menindak tegas, bahkan jika perlu menjatuhkan sanksi atas
segala bentuk pelanggaran perizinan dan pemanfaatan celah hukum yang dilakukan oleh
pengembang dan terbukti merugikan konsumen. "Siapapun pengembangnya," pungkas Tulus.

Ombudsman Minta Meikarta Hentikan Pemasaran atau Dipidana

Posted by lucky

Date: 08-09-2017 | 21:25

in: Nasional, News

(13) Comments

Share
Foto: Komisioner Ombudsman RI, Alamsyah. (Iqlima/swamedium)

Jakarta, Swamedium.com — Polemik Kota Meikarta besutan Lippo Group mendapat perhatian
Ombudsman RI. Ombudsman mempertanyakan legalitas proses pemasaran, sebab sampai saat ini
Lippi belum juga mengantongi izin yang lengkap baik dari pemda maupun pemprov.

Komisioner Ombudsman RI, Alamsyah menyarankan agar Meikarta menghentikan proses


pemasarannya, hal tersebut ia utarakan dengan pertimbangan regulasi dalam UU nomor 20 tahun
2011.

“Seperti yang saya bilang tadi, Lippo harusnya nggak melakukan marketing untuk sesuatu yang
belum fix dan tidak sama dengan izin UU nomor 20 tahun 2011,” kata Alamsyah usai berdialog
dengan Grup Lippo di Gedung Ombudsman RI, Jalan Rasuna Said, Jakarta, Jumat (8/9).

Alam berharap Grup Lippo bisa menerima sarannya dengan cepat, serta mengatakan secara terus
terang kepada masyarakat bahwa Meikarta baru merupakan sebuah rencana, karena memang
keberadaannya yang belum jelas.

“Mudah-mudahan nanti Lippo mulai koreksi agar iklannya itu tidak terlalu bombastis atau kalau di
TV terus terang saja kami baru rencana, yang sekarang kami punya 84 hektar saya kira begitu,” kata
Alamsyah.

Dia menambahkan, jika Meikarta terus menerus melakukan proses pemasaran, dengan tegas ia
sampaikan kepada Grup Lippo akan dijerat sanksi pidana.

“Pemasaran atau iklan yang dilakukan sebelum izin keluar, karena kan UU menyarankan begitu harus
ada izinnya keluar dulu, clear, nah kalau itu (pemasaran) dilakukan ada sanksi administratif dari kota
atau kabupaten dan dari pemerintah provinsi. Tapi kalau sampai terjadi transaksi kalau izin belum
ada, bisa kena sanksi pidana,” tegas Alamsyah. (Ima)
FacebookTwitterEmail
Meikarta Punya Cara Jitu Untuk Sedot Perhatian Rakyat

Selasa, 5 September 2017 18:24 WIB

TRIBUNNEWS.COM - Kota baru Meikarta, proyek terbesar Lippo Group yang berlokasi di Cikarang,
Bekasi, mendapat penghargaan kategori Inovasi Pemasaran dalam ajang Apresiasi Inovasi untuk
Negeri di Jakarta, yang diselenggarakan Koran Sindo di Jakarta, Selasa (29/8/2017).

PT Mahkota Sentosa Utama, di bawah naungan Lippo Group yang membangun kota dengan total
investasi Rp 278 triliun ini, memang pantas memenangkan penghargaan tersebut.

Pasalnya, dalam kurun waktu empat bulan saja, kota yang dirancang memiliki fasilitas lengkap
bertaraf internasional ini berhasil mencatat penjualan yang fantastis.

Tidak cukup sampai di situ, Lippo juga menggelar acara musik bertajuk Meikarta Music Festival, yang
berlangsung di The Central Park Meikarta, Cikarang, Jawa Barat. Acara ini terdiri dari panggung
hiburan musik selama seminggu, yakni 19-27 Agustus 2017.

Belasan penyanyi dan grup musik papan atas meramaikan kegiatan tersebut, diantaranya Bunga
Citra Lestari, Lala Karmela, Tompi, Andien, Astrid, Titi DJ, Once, The Rain, Samsons, The Virgin, Mulan
Jameela, Ari Lasso, Sandhy Sandoroo, JKT48, Tompi, The Groove dan yang lainnya.

Pemasaran Meikarta juga didukung dengan kemudahan dalam distribusi penjualan,


dimana pembelian apartemen bisa dilakukan di mall, stasiun kereta api atau datang langsung ke
kantor pemasaran di Cikarang.
Strategi ini terlihat menjanjikan, terbukti dengan antrean pengunjung yang ingin mendapatkan
informasi mengenai pembangunan kota terpadu tersebut.

Animo besar itu juga dipicu dengan harga yang memang terjangkau. Bagaimana tidak, apartemen
di Meikarta dipatok dengan harga mulai Rp 127 juta saja, tentu dengan syarat dan ketentuan
berlaku.

Fasilitas yang diberikan juga terbilang dahsyat. Misalnya saja, keberadaan Central Park atau taman di
tengah Meikarta yang merupakan inovasi terbaru bagi sebuah hunian.

Lokasi Meikarta juga sangat strategis karena berada di jantung ekonomi Indonesia, tepatnya di
koridor Jakarta-Bandung.

Tak tanggung-tanggung, kota baru ini bahkan didukung infrastruktur transportasi yang lengkap,
antara lain jalan tol dan jalan layang tol Jakarta-Cikampek yang sedang dibangun. Ada pula kereta api
cepat yang menghubungkan Jakarta-Bandung, serta Bandara Internasional Kertajati dan Pelabuhan
Internasional Patimban di Subang yang tengah dibangun pemerintah.

Di sini juga segera dibangun mal terbesar, hotel bintang lima, convention center, dan ruang publik
yang luas.

Dengan konsep one stop living, Meikarta ternyata mampu menyedot perhatian masyarakat yang
memang tengah mencari solusi tempat hunian yang nyaman.

Pemasaran Meikarta Tabrak Tiga Aturan Hukum

September 18, 2017

Share on Facebook

Tweet on Twitter
Kota Raksasa Meikarta/Foto Ilustrasi/Nusantaranews

NusantaraNews.co, Jakarta – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyatakan, hingga saat
ini marketing dan promosi yang dilakukan oleh pengembang Meikarta begitu bombastis. tetapi di sisi
lain patut diduga kuat pengembang Meikarta belum melengkapi berbagai perizinan dan bahkan
menabrak banyak aturan.

“Sedikitnya ada 3 (tiga) aturan yang diduga kuat ditabrak oleh kegiatan pemasaran yang dilakukan
Lippo Group terkait projek Meikarta, yakni: Pasal 42 UU No.20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun,
Pasal 4 UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, dan Etika Pariwara Indonesia,”
ungkap Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi di Jakarta, 17 September 2017.

Sehingga, kata dia, tidak pantas dan tidak etis jika pemasaran yang melanggar hukum dan etika
tersebut justru diberikan apresiasi oleh BTN yang notabene representasi pemerintah.

Sebelumnya, Bank BTN diketahui telah memberikan penghargaan kepada managemen Meikarta
melalui BTN Golden Property Awarduntuk kategori The Breakthrough Phenomenal Marketing
Campaign pada 11 September yang lalu. Padahal, persoalan izinnya saja, mega proyek Meikarta
masih belum mengantonginya.

Tulus pun menyampakain bahwa, YLKI dengan tegas mendesak agar, pertama managemen BTN
melakukan evaluasi terhadap penghargaan terhadap kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh
Meikarta. Kedua, pengembang Kota Meikarta untuk beritikad baik dengan menunda seluruh
kegiatan pemasaran, iklan dan promosi yang sudah terlanjur dilakukan.
“Dan ketiga, Pemerintah segera menyelesaikan kewajibannya untuk membuat Peraturan
Pelaksanaan sesuai amanah UU No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun agar kejadian semacam ini
tidak terulang kembali,” imbuh Tulus.

Baca: YLKI Minta BTN Evaluasi Penghargaan Inovasi Marketing kepada MEIKARTA

Lippo Launching Pemasaran Perumahan Meikarta 13 Mei Besok

Hatim | Kamis, 04/05/2017 16:23 WIB

James Riadi

Jakarta - Perusahaan Multinasional berbasis di Indonesia Lippo Grouptengah menggarap mega


kawasan perkotaan bernama Meikarta. Mega proyek tersebut dibangun di kawasan Cikarang.

Ceo Lippo Group James Riadi mengatakan kawasan perkotaan Meikartajuga diintegrasikan dengan
pembangunan perumahan untuk hunian. Rumah-rumah tersebut, menurutnya, telah siap dilempar
ke pasaran untuk dijual.

"Lippo akan memasarkan launching penjualan perumahan pada acara gebyar akbar pada hari Sabtu
13 Mei 2017 di Maxx Box, Orange County, Lippo Cikarang di dalam sales office lengkap sebesar
16,000m2. Diperkirakan penjualan mencapai puncak 3,000 sampai 5,000 unit per hari," ujar James
dalam konferensi persnya di hotel Arya Duta, Jakarta Pusat, Kamis (4/5/2017).

James menyampaikan rumah disekitar koridor Bekasi-Cikarang tersebut dipatok dengan harga Rp 18-
20juta per meter2 dengan potongan sebesar 50%.

"Terobosan harga dibawah Rp 12.5juta per meter2 dan disertai dengan kredit pemilikan
rumah/apartment 20-25 tahun dengan bunga dimulai dari 8,25%, cukup dengan booking fee hanya
Rp2 juta dan selanjutnya uang muka sebesar 10%," ungkapnya.

James menyampaikan Meikarta menjamin investasi penghunian terbaik di Asia Tenggara karena
investasi masif infrastruktur dan fasilitas yang dibangun. Selain itu, kata dia, Meikarta juga akan
menampung sebagian penting dari 112,000 staf atau karyawan Kelompok Lippo sendiri.

"Infrastruktur dan fasilitas yang dibangun berskala dan bertaraf kualitas dunia termasuk diantaranya,
tujuh pusat perbelanjaan mall dan komersial dengan total luasan 1.500,000m2. Kedua, Pusat
Kesehatan dan Rumah Sakit Internasional. Ketiga, Pusat Keuangan Internasional (International
Financial Center)," sebutnya.

Selain itu, James menambahkan sepuluh hotel internasional berbintang lima turut dibangun di
kawasan tersebut. Lebih dari itu, Meikarta juga disertai pembangunan pusat baca berupa
Perpustakaan Nasional (National Library).

"Juga Opera Theatre & Art Centre. Seratus SD Internasional dan Nasional Plus. Limapuluh SMP/SMA
Nasional dan Internasional. Tiga universitas nasional. Pusat Riset Industri. International Exhibition
Centre. Indonesian Silicon Valley," paparnya.

TAGS : Lippo Group James Riadi Meikarta

Oleh : Hersubeno Arief

MEDIAHARAPAN.COM – Siapapun Anda orangnya, punya duit atau tidak, kalau


Anda tergolong orang yang masih normal, pasti tergiur untuk membeli apartemen di
Kota Meikarta. Apalagi bagi warga Jakarta dan belum punya tempat tinggal. Yang
sudah punya pun, pasti tergiur.

Iklan-iklan Kota Meikarta yang bertebaran di media massa, terutama di televisi,


sungguh menggoda. Salah satu iklannya menggambarkan bagaimana frustrasinya
warga di sebuah kota besar yang muram (Jakarta), terjebak kemacetan gila-gilaan.
Pemukiman padat dan kumuh, banjir, polusi dan ancaman keamanan.

Lewat seorang bocah perempuan di dalam sebuah mobil, kita disuguhi sebuah
kontras. Setelah melewati terowongan, tiba-tiba muncul sebuah kota yang sungguh
indah, tertata, tidak ada kemacetan, karena tersedia transportasi publik berupa
kereta layang ringan (LRT).
Meikarta adalah sebuah kota impian, fasilitas modern, _high tech,_ wajah-wajah
penghuni terlihat sangat bahagia. Yang lebih menggoda lagi, ketika anak-anak
pulang dari sekolah atau bermain, kedua orang tuanya ada di rumah. Dengan
kecanggihan teknologi, mereka cukup bekerja di rumah.

Iklan berdurasi 60 detik dengan judul “Aku ingin pindah ke Meikarta” itu,
benar-benar disiapkan sebagai sebuah strategi pemasaran yang bisa
menghipnotis alam bawah sadar kita, terutama warga Jakarta.

Iklan itu adalah gambaran nyata kehidupan sehari-hari di Jakarta yang telah
didramatisir. Jika hanya dalam beberapa menit dengan asumsi kereta api cepat
Jakarta-Bandung jadi dibangun ada sebuah kota “impian” seperti itu, mengapa pula
kita tidak segera bergegas untuk pindah.

Banyak nitizen yang membandingkan iklan Meikarta seperti film Hollywood berjudul
Elysium (2013). Film yang dibintangi aktor Matt Damon itu menggambarkan setting
bumi pada tahun 2154 yang tidak lagi mampu menampung ledakan populasinya.

Peperangan, polusi udara yang tinggi, penyakit, kemiskinan, kejahatan jadi warna
keseharian.

Sejumlah penduduk super kaya memutuskan untuk pindah ke sebuah koloni di luar
angkasa bernama Elysium. Koloni yang dikelola oleh seorang wanita bernama
Rhodes ini adalah sebuah tempat tinggal impian yang nyaman, tidak ada penyakit
dan kejahatan.

Pada iklan lain dengan durasi yang lebih panjang, tersebar di situs berbagi video
youtube, kita diajak menikmati kota-kota dunia. Mulai dari London, New York, Paris,
sampai Sidney di Australia.

Warga di kota-kota dunia, tampak berbahagia, keluar masuk toko, menenteng


produk _branded,_ menikmati jalan kaki di trotoar jalan yang lebar dan bersih,
menikmati sore di taman-taman kota yang indah.

Setelah terbuai dan terlena mimpi indah di kota-kota dunia itu, kita dibawa masuk
ke Kota Meikarta. Kehidupan warganya persis sama atau malah jauh lebih
berbahagia dibanding warga kota dunia tadi. Judul iklan tersebut “The world is
ours.”
Tidak perlu jauh-jauh ke London, New York, Paris, Sidney. Semua tersedia di kota
bernama Meikarta, yang lokasinya hanya sepelemparan batu dari Jakarta.

Menyaksikan iklan Meikarta, kita seperti dibawa ke sebuah mimpi yang tiba-tiba
menjadi nyata. Itu yang menjelaskan mengapa warga berbondong-bondong–kalau
benar klaim Meikarta–membeli apartemen di kota yang dibangun oleh kelompok
usaha Lippo tersebut.

Sampai grand launching tanggal 17 Agustus lalu, Lippo mengklaim sudah 100 ribu
orang yang membeli unit apartemen di kawasan Cikarang, Bekasi itu.

Mereka datang berbondong-bondong memadati sebuah mall di kawasan Cikarang


untuk antri. Suasananya hanya kalah dengan antrian warga yang berebut membeli
sepatu Nike diskon di Grand Indonesia, Jakarta.

Tak seindah yang dijanjikan

Benarkah Meikarta seindah itu? Tunggu dulu. Jika Anda membaca berbagai brosur
maupun pernyataan dari direksi Meikarta, luas kota yang dijanjikan akan menjadi
terindah, dengan fasilitas terlengkap di Asia Tenggara itu mencapai 500 hektar.

Luas Meikarta kira-kira sama dengan Matraman yang merupakan kecamatan terkecil
di Jakarta Timur seluas 485 hektar, atau sedikit lebih luas dari kampus Universitas
Indonesia (UI) di Depok, Jawa Barat, seluas 320 hektar.

Sejauh ini Lippo kabarnya sudah menguasai tanah seluas 360 hektar di kawasan
Cikarang, Bekasi. Mereka sudah mengajukan perizinan seluas 140 hektar dan yang
diperkenankan untuk pemukiman, hanya 84 hektar. Jadi hanya 16.8% dari luas
lahan yang dijanjikan dalam brosur.

Mulai dari sini sudah terlihat keanehan, lebih tepatnya misteri dari kota
Meikarta. Mereka menjual sebuah “kota” yang lahannya saja belum jelas
dan izinnya belum ada.

Wajar bila kemudian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)


mengkhawatirkan nasib konsumen yang sudah terlanjur memesan.
Bagaimana Lippo dapat mewujudkan mimpi-mimpi para pembeli seperti yang
mereka janjikan?

Sebagai gambaran, Central Park taman di kota New York yang sering dipakai
shooting film Hollywood, luasnya 843 acre, atau sekitar 341 hektar. Hyde Park di
London luasnya 140 hektar.

Untuk mewujudkan mimpi menjadi seperti kota-kota dunia tersebut menjadi nyata,
Lippo memerlukan tanah ribuan hektar.

Luas lahan yang mereka kuasai saat ini hanya seluas Central Park. Jadi tidak
mungkin mampu mewujudkan kota seperti New York atau London. Kalau toh bisa
diwujudkan, mungkin hanya dalam bentuk miniatur.

Wajar jika kemudian muncul kecurigaan terhadap pemerintah Bekasi yang


mengajukan Rencana Detil Tata Ruang (RDTR) ke Pemprov Jabar. Dalam
RDTR tersebut terdapat rencana alih fungsi lahan pertanian dan sawah
irigasi teknis seluas 6.000 hektar.

Untuk apa dan untuk siapa alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan pemukiman
tersebut. Apa ini ada kaitannya dengan Meikarta yang mau membangun kota “kelas
dunia?” Bau permainan kotor sangat menyengat di balik rencana Pemkab Bekasi itu.

RDTR Pemkab Bekasi langsung ditolak oleh Pemprov Jabar. “Apa alasannya. Untuk
apa alih fungsi itu dan dimana penggantinya?” tanya Wagub Jabar Deddy Mizwar
(Demiz) yang juga Kepala Badan Koordinasi dan Penataan Ruang Daerah (BKPRD).

Pemprov Jabar, tegas Demiz, tidak anti investasi. Namun semua aturan harus ditaati
dan ditegakkan. Bila semua pemilik modal dibiarkan membangun tanpa
mengindahkan peraturan, maka pembangunan suatu kota atau daerah akan menjadi
amburadul.

Sampai tahun 2014 area pertanian di Kabupaten Bekasi tinggal 96.288


hektar. Luas lahan untuk produksi pertanian terus mengalami penurunan
seiring terjadinya alih fungsi lahan, yang mengubah sawah menjadi
pemukiman, perniagaan, hingga industri.
Dalam kondisi normal, Dinas Pertanian Bekasi mencatat, setiap tahun produksi padi
mengalami penurunan sekitar 6,12%. Penurunan produksi akan meningkat bila
terjadi bencana seperti banjir besar atau kemarau panjang.
Kehadiran Kota Meikarta dipastikan akan mengurangi secara signifikan area
pertanian di Bekasi.

Masalah Meikarta juga tidak hanya sebatas belum adanya izin dari Pemprov Jabar.
Munculnya sebuah kota di kawasan tersebut menyalahi rencana tata ruang
metropolitan Bodekarpur (Bogor, Depok, Karawang, Puncak Cianjur).

Bodebekarpur merupakan satu kawasan metropolitan yang titik beratnya adalah


kawasan industri. Mayoritas industri manufaktur Indonesia berada di Jabar, sebagian
besar berada di Kabupaten Bekasi. Kalau tiba-tiba kemudian menyembul sebuah
kota baru di kawasan itu, jelas akan merusak tata ruang. Selain itu dari sisi
konsumen juga akan sangat dirugikan.

Kawasan industri punya dampak lingkungan yang serius terhadap kawasan


pemukiman di sekitarnya. Implikasinya pada polusi udara, pencemaran air tanah
karena limbah industri, tingkat kebisingan suara dan problem transportasi
banyaknya kendaraan angkutan berat yang melintas.

Deddy Mizwar ketika bertemu Presiden Komisaris Lippo Theo Sambuga menegaskan
pembangunan Meikarta harus disesuaikan dan dilakukan sinkronisasi dengan konsep
Metropolitan Bodekarpur. Theo kala itu menyanggupinya.

Artinya kalau Lippo bersedia melakukan penyesuaian dan sinkronisasi, maka


Meikarta bukan lagi sebuah kota baru seperti yang dijanjikan. Meikarta menjadi
sebuah kota industri, tak beda dengan kota-kota lainnya seperti kawasan Jababeka
di Cikarang, kawasan MM2100 di Cibitung Dll.

Kawasan itu dibangun sebagai penunjang pemukiman untuk para pekerja industri
yang berdiri disana. Meikarta bukan kota baru sekelas London, New York, Paris
maupun Sidney.

Bagi Lippo ada dua pilihan. Pertama, mengubah rencananya membangun sebuah
kota impian model Elysium, menjadi kota industri. Kedua, menunggu perubahan
kekuasaan di Pemprov Jabar.
Pilkada Jabar akan dilaksanakan 27 Juni 2018. Bila Demiz tidak terpilih kembali,
maka terbuka peluang untuk bagi Lippo untuk meneruskan rencananya.

Lippo tinggal memilih siapa lawan Demiz yang bisa dikooptasi atau
setidaknya bisa diajak kerjasama.

Arena kontestasi seperti pilkada, menjadi pintu celah yang terbuka bagi para
pemodal besar untuk beternak penguasa.

Kota Meikarta mengingatkan kita pada tarik menarik kepentingan bisnis


dan politik rezim Ahok yang didukung oleh pemerintah pusat, melawan
rakyat kecil, nelayan yang didukung kekuatan masyarakat madani. end

Comments
0 comments

Dampak Iklan Meikarta Munculkan Animo


Besar Masyarakat
advertorial - detikFinance

Share 0 Tweet Share 0 0 komentar


Jakarta -

Proyek terbesar Lippo Group yang berlokasi di Cikarang, Bekasi, bernama Meikarta
mendapat penghargaan kategori Inovasi Pemasaran dalam ajang Apresiasi Inovasi
untuk Negeri yang diselenggarakan salah satu media terkemuka beberapa waktu
lalu.
Pihak PT Mahkota Sentosa Utama di bawah naungan Lippo Group yang
membangun Meikarta, menyebut kota internasional baru dengan total investasi Rp
278 triliun itu pantas memenangkan award.

Sebab, dalam kurun waktu empat bulan pemasaran atau sejak Mei 2017, kota yang
dirancang memiliki fasilitas lengkap bertaraf internasional ini berhasil mencatatkan
penjualan yang fantastis.

Kesuksesan pemasaran Meikarta diklaim karena perusahaan memakai strategi yang


tepat untuk memasarkan hunian apartemen di kawasan tersebut. Perusahaan
memakai seluruh ruang iklan yang ada, seperti di media surat kabar, televisi, radio,
digital news portal, dan billboard.

Iklan yang dipasang di hampir semua surat kabar nasional, televisi, radio dan news
portal efektif memunculkan gelombang keingintahuan masyarakat. Bahkan dalam
waktu bersamaan dunia media ramai dengan kemunculan Meikarta.

Lippo juga memanfaatkan media sosial dengan menggelar acara yang bertajuk
Meikarta Music Festival. Panggung hiburan ini berlangsung di The Central Park
Meikarta, Cikarang, Jawa Barat. selama seminggu, pada 19-27 Agustus 2017 .

Belasan penyanyi dan grup musik papan atas meramaikan kegiatan tersebut, di
antaranya Bunga Citra Lestari, Lala Karmela, Tompi, Andien, Astrid, Titi DJ, Once,
The Rain, Samsons, The Virgin, Mulan Jameela, Ari Lasso, Sandhy Sandoro,
JKT48, Tompi, The Groove.

Inovasi pemasaran Meikarta juga didukung dengan saluran distribusi penjualan di


berbagai tempat, seperti di mal, stasiun kereta api, sampai kantor pemasaran di
Cikarang.

Pengaruh iklan dan kegiatan promosi memberikan hasil yang nyata. Ini dibuktikan
dari adanya antrean pengunjung di setiap stan penjualan. Masyarakat antusias
mendapatkan informasi mengenai pembangunan kota terpadu tersebut.

Animo besar itu juga dipicu dengan harga terjangkau yang ditawarkan Meikarta.
Apartemen di Meikarta ditawarkan dengan harga mulai Rp 127 juta dengan syarat
dan ketentuan berlaku.

Fasilitas yang diberikan juga mumpuni, seperti Central Park atau taman di tengah
Meikarta yang merupakan inovasi terbaru bagi tempat tinggal. Lokasi Meikarta juga
sangat strategis karena berada di jantung ekonomi Indonesia, tepatnya di koridor
Jakarta-Bandung.

Kota baru ini didukung infrastruktur transportasi yang lengkap, antara lain jalan tol
dan jalan layang tol Jakarta-Cikampek yang sedang dibangun. Ada pula kereta api
cepat yang menghubungkan Jakarta-Bandung.

Bandara Internasional Kertajati yang tengah dibangun pemerintah dan pelabuhan


internasional Patimban di Subang yang segera dibangun.

Di sini juga segera dibangun mal terbesar, hotel bintang lima, convention center, dan
ruang publik yang luas.

Dengan konsep one stop living, Meikarta yang dibangun Lippo Group ini ternyata
mampu menyedot perhatian masyarakat yang memang tengah mencari solusi
tempat hunian yang nyaman.

(adv/adv)

Mimpi Meikarta dan Iklan


Pembangkit Hasrat Memiliki
August 26, 2017

Share on Facebook

Tweet on Twitter
Kota Raksasa Meikarta/Foto Ilustrasi/Nusantaranews

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Bising kendaraan sepanjang jalan raya


mendendang-nendang gendang telinga. Polusi udara membaluti wajah
tegang oleh tugas-tugas kantor dan daftar keinginan. Lalu keinginan dan
impian seolah menabrak badan lemas dari depan. Impian yang meledek
fitrah kemanusiaan masyarakat urban.

Tetapi, sebising apapun, semacet apapun, dan sekotor apapun udara


Jakarta, toh orang-orang tetap bertahan demi mengumpulkan pundi-pundi
rupuh untuk masa depan yang lebih baik dan bertabat? Demikianlah potret
masyarakat urban di kota metropolitan, kota ibu negara Republik Indonesia.

Lalu, adakah jalan keluar? Jalan untuk tetap mempertahankan status


pengumpul uang tanpa kehilangan jauh dari Jakarta? Lippo Grup menjawab
dengan pembangunan kota raksasa yang diberi nama “Meikarta”. Ya,
Meikarta yang tengah menjadi pergunjingan banyak orang.
Meikarta dibicarakan karena menawarkan banyak fasilitas pendukung
kebutuhan hidup masyakat Urban. Meikarta dibicarakan karena lokasinya
yang strategis alias tidak terlalu dengan Jakarta, apalagi ada kereta yang
bisa digunakan sebagai alat transportasi menuju tempat kerja di pusat.

Pun demikian, Meikarta diperbincangkan lantaran diinisiasi oleh James Riady


yang disebut-sebut sebagai salah satu dari sembilan Naga alias pengusasa
kelas kakap raksasa yang kerjaan bisnisnya dimana-mana. Selain itu,
pembangunan Meikarta disebut-sebut belum mengantongi izin. Jika benar,
mengapa pembangunan terus berlangsung? Unik dan Ajaib!

Selanjutnya, ada benarnya pernyataan Hersubeno Arief dalam tulisannya


“Menjual Mimpi Kota Meikarta” bahwa, siapapun Anda orangnya, punya duit
atau tidak, kalau Anda tergolong orang yang masih normal, pasti tergiur
untuk membeli apartemen di Kota Meikarta. Apalagi bagi warga Jakarta dan
belum punya tempat tinggal. Yang sudah punya pun, pasti tergiur.

“Iklan-iklan Kota Meikarta yang bertebaran di media massa, terutama di


televisi, sungguh menggoda. Salah satu iklannya menggambarkan
bagaimana frustrasinya warga di sebuah kota besar yang muram (Jakarta),
terjebak kemacetan gila-gilaan. Pemukiman padat dan kumuh, banjir, polusi
dan ancaman keamanan,” jelas Hersobeno Arief.

Ia menyampaikan, lewat seorang bocah perempuan di dalam sebuah mobil,


kita disuguhi sebuah kontras. Setelah melewati terowongan, tiba-tiba muncul
sebuah kota yang sungguh indah, tertata, tidak ada kemacetan, karena
tersedia transportasi publik berupa kereta layang ringan (LRT).

Meikarta, kata dia, adalah sebuah kota impian, fasilitas modern, high tech,
wajah-wajah penghuni terlihat sangat bahagia. Yang lebih menggoda lagi,
ketika anak-anak pulang dari sekolah atau bermain, kedua orang tuanya ada
di rumah. Dengan kecanggihan teknologi, mereka cukup bekerja di rumah.
“Iklan berdurasi 60 detik dengan judul “Aku ingin pindah ke Meikarta” itu,
benar-benar disiapkan sebagai sebuah strategi pemasaran yang bisa
menghipnotis alam bawah sadar kita, terutama warga Jakarta,” kata dia.

Menurutnya, iklan itu adalah gambaran nyata kehidupan sehari-hari di


Jakarta yang telah didramatisir. Jika hanya dalam beberapa menit –dengan
asumsi kereta api cepat Jakarta-Bandung jadi dibangun– ada sebuah kota
“impian” seperti itu, mengapa pula kita tidak segera bergegas untuk pindah.

Ditambahkan Arief, banyak nitizen yang membandingkan iklan Meikarta


seperti film Hollywood berjudul Elysium (2013). Film yang dibintangi aktor
Matt Damon itu menggambarkan setting bumi pada tahun 2154 yang tidak
lagi mampu menampung ledakan populasinya.

“Peperangan, polusi udara yang tinggi, penyakit, kemiskinan, kejahatan jadi


warna keseharian,” tegasnya.

Penulis/Editor: Ach. Sulaiman

[OPINI] Aku Ingin Pindah Ke


Meikarta ?
Pernah dengar tagline iklan seperti judul diatas ?

Apa sih Meikarta itu ? Kok, iklannya sering kali diulang-ulang di tv ?

*Ya karena salah satu strategi marketing adalah pengulangan, pengulangan dan
pengulangan karena secara langsung atau tidak langsung calon konsumen/kita akan
terpengaruh dari bawah alam sadar.
Salah satu
potongan klip iklan Meikarta

Okey, kembali lagi ke Meikarta.

“Meikarta merupakan proyek pembangunan kota kesembilan yang


dikerjakan oleh Lippo. Proyek Meikarta ini merupakan yang terbesar dan
terpenting yang pernah dibangun Lippo sejak berdiri 67 tahun lalu.
Peluncuran proyek Kota Meikarta ini secara resmi akan dilangsungkan
pada 13 Mei 2017 – James Riyadi.

Lippo Group meluncurkan proyek raksasa dengan membangun kota baru


yang diberi nama Meikarta. Proyek ini diperkirakan menelan anggaran Rp
278 triliun. Untuk mewujudkan Kota Meikarta itu, Lippo juga akan
menggaet investor asing asal Korea Selatan, China, Taiwan, Singapura,
Timur Tengah, dan Eropa“. (dikutip dari VOA Indonesia)
lanscape kota Meikarta. (sumber : lippomeikarta.co.id)

Meikarta sendiri sebuah kota mandiri yang terletak di Cikarang, Jawa Barat. Di
bangun diatas lahan seluas 500 Hektar. Fasilitas utama yang ada di Meikarta , yaitu
adanya sebuah lahan terbuka hijau seluas 100 ha yang diberi nama Central Park. Di
dalam area rumput yang luas tersebut akan dilengkapi dengan kebun binatang mini,
danau, hingga jogging track. Selain apartemen, juga akan membangun pusat bisnis
seperti gedung perkantoran hingga financial center.
Plan kota Meikarta – lippomeikarta

Bahkan pengembang juga akan membangun pusat pengembangan teknologi


informasi, seperti Silicon Valley di Amerika Serikat. Dan juga berencana membangun
10 pusat perbelanjaan serta menyediakan 1,5 juta meter persegi area komersial
yang akan diisi oleh kafe, toko, dan lain-lain. Sementara untuk hotel, Lippo akan
mengundang pengembang hotel bintang lima. (liputan6.com).
Jika kamu lihat iklan di TV, memang banyak fasilitas yang dibangun untuk para
penghuninya. Dimana di situ ditampilkan perbandingan antara kehidupan kota yang
macet, kotor/kumuh, banjir dan tidak teratur, dll. Dibandingkan dengan kota
Meikarta yang akan dibangun, memang jauh sekali. Karena Visi Lippo Group ingin
menjadikan Meikarta menjadi Kota Hijau Mandiri Terbesar, Terbaik, Terindah di Asia
Tenggara.
konsep apartemen Meikarta (foto Lippomeikarta)

Sementara itu, pembangunan kota Meikarta terus berlanjut, tetapi izin untuk
pembangunan mega proyek pemukiman belum dikantongi. Seperti yang saya kutip
dari tirto.id, Pengembang Meikarta (PT Mahkota Sentosa Utama—anak
usaha Lippo Cikarang Tbk) belum sepenuhnya mengantongi izin
pembangunan proyek pemukiman. Saat ini lahan yang dimiliki oleh
Lippo Cikarang Tbk itu hanya berstatus izin kawasan industri.
“Penguasaan tanah itu memang izinnya tahun 1994 menggunakan izin
Lippo Cikarang. Itu izin untuk kawasan industri,” ujar Direktur Jenderal
(Dirjen) Tata Ruang Kementerian Agraria dan Tata Ruang Budi
Situmorang diskusi tentang Meikarta di Ombudsman Republik Indonesia,
Selasa (22/8).

Orang-orang banyak uang itu, ketika belum punya izin mereka sudah berani
membangun. Bukankah ini nggak adil ? dimana ketika rumah ibadah belum
mengantongi IMB aja udah didemo dan mau dihancurin. Sementara orang-orang

berduit beritanya seperti angin lalu saja. *wusss…bablas beritane

Pernah lihat film IN TIME yang diperankan oleh Justin Timberlake atau film
ELYPSIUM yang diperankan oleh Matt Demon atau juga film HUNGER GAMES yang
diperankan oleh Jennifer Lawrence ? Kalian akan akan faham, Kota-kota besar
modern, tercanggih didalam film tersebut dibangun hanya untuk siapa. Tentu saja
untuk orang-orang berduit, kaum perlente, dll. Sama juga halnya seperti Meikarta.
Yang berduit akan menikmatinya, sementara kaum bawah/pribumi akan tergeser
kehidupannya.

Yang ditakutkan adalah jika kota baru yang dibangun akan menjadi kota yang
individual dan hedonisme, sarang komplotan warga asing untuk melakukan
penipuan atau bahkan menjadi pusat peredaran narkoba, prostotitusi, dll. Seperti
perumahan mewah di berbagai kota yang akhir-akhir ini digrebek pihak kepolisian
karena disalah gunakan oleh warga negara asing jadi pusat penipuan. Tidak
tanggung-tanggung puluhan warga asing tertangkap oleh pihak kepolisian karena
mencium adanya praktek penipuan. Kalau ditotal, sejak tahun 2016 sampai Juli
2017, hampir 300’an orang warga asing yang tertangkap karena diindikasi
melakukan penipuan.

Memang bukan salah kotanya/perumahan mewahnya, tetapi bagaimana


pengembang/pemilik mengontrol ataupun mengawasi calon
pembelinya/penyewanya sehingga tidak disalah gunakan. Tapi kembali lagi ke Uang
dan Uang. Mereka membeli properti untuk investasi, pasti memilih uang dari pada
efek negatifnya yang akan terjadi.

Mungkin Meikarta akan memberikan peluang usaha, lowongan kerja atau karier, dll.
Dan tidak salah sih orang berduit mau apa aja, bangun apa saja, itu terserah
mereka. Dan siapa yang nggak pingin hidup dengan penuh kenyamanan, saya juga
pingin hidup yang nyaman dan tenang dengan fasilitas yang lengkap. Tapi pasti ada
harga yang harus dibayar untuk menikmatinya. *Nah ini, bisa bayar nggak? lha

wong harga perunit apartemenya aja paling murah 500’an jeti

Ya, semoga saja Meikarta menjadi kota yang modern, terbesar, terindah seperti
yang diiklankan. Menjadi kota icon di Asia Tenggara, kota yang lebih baik dan
teratur dari kota-kota yang ada tanpa mengesampingkan adab serta kearifan lokal.

Jadi, apa pendapat Anda tentang Meikarta ?


note : tulisan ini hanya pendapat pribadi penulis, bukan untuk kampanye hitam
(black campaign) Meikarta.

sumber :

 https://www.voaindonesia.com/a/lippo-bangun-kota-baru-
meikarta-dengan-nilai-investasi-tp-278-triliun/3837894.html
 http://bisnis.liputan6.com/read/3061983/jadi-kota-mandiri-ini-
fasilitas-yang-ditawarkan-meikarta
 https://tirto.id/ombudsman-nilai-izin-lahan-meikarta-belum-jelas-
cu8y
 lippomeikarta.co.id

OVER-ADVERTISED MEIKARTA DI RUANG


PUBLIK

Oleh SHIDARTA (Oktorber 2017)

Meikarta adalah sebuah fenomena. Sepanjang pengamatan saya, kompleks real estat (real
estate)raksasa yang dibangun oleh Lippo Group ini secara masif melancarkan strategi
pemasaran yang belum pernah tercatat dalam sejarah perikalan Indonesia. Iklan-iklannya
mengisi ruang-ruang publik di media cetak, elektronik, dan luar ruang. “Bawa aku ke
Meikarta…!” begitu salah satu jargon iklannya yang hampir setiap hari terdengar dalam
bulan-bulan terakhir ini.
Sebagai pelanggan salah satu koran, saya mendapati setiap hari iklan Meikarta telah menyita
sedikitnya sejumlah halaman penuh koran yang saya baca (ada strategi dari waktu ke waktu
halaman iklan yang tersita kian disusutkan dari semula terbanyak sekitar enam halaman).
Dan, itu berlangsung selama berminggu-minggu. Lalu, adakah yang salah dengan gejala over-
advertisedseperti ini?
Dalam ‘Masyarakat Periklanan Indonesia’ (suatu terminologi yang seringkali dipakai oleh
praktisi periklanan), dikenal sedikitnya tiga unsur yang bermain dalam bisnis periklanan.
Pertama adalah para pengiklan, yang dulu disebut pemrakarsa iklan. Mereka adalah
penggagas awal suatu iklan yang biasanya dirangkap oleh pemilik produk, baik produk
barang maupun jasa. Mereka inilah yang memesan dan membiayai pembuatan suatu iklan.
Sebagai pelaku bisnis yang profesional, para pemrakarsa ini umumnya tidak mendesain
iklannya sendiri. Untuk itu ada unsur kedua yang berperan, yakni perusahaan periklanan.
Unsur inilah yang mematangkan gagasan awal si pemrakarsa iklan, sehingga suatu iklan
mampu memikat calon-calon pembeli. Unsur terakhir atau ketiga adalah pengelola media,
yang melalui media terbitannya iklan-iklan itu ditayangkan dan menjangkau ke calon-calon
pembeli itu. Apabila ada unsur tambahan di luar ketiga eksponen tersebut, mereka adalah
para penyandang profesi atau pelaku usaha yang terkait, seperti model iklan dan biro iklan,
yang sesungguhnya bisa juga dilekatkan ke dalam salah satu unsur di atas.
Indonesia saat ini memang belum memiliki undang-undang khusus di bidang periklanan.
Kendati demikian, ada pengaturan tentang periklanan di beberapa produk hukum, seperti di
Undang-Undang tentang Pers, Penyiaran, dan Perlindungan Konsumen. Masyarakat
Periklanan Indonesia juga telah melahirkan Etika Pariwara Indonesia, yang sebenarnya tidak
sekadar mengikat secara etis, melainkan juga secara hukum pidana melalui Pasal 17 ayat (1)
huruf f jo. Pasal 17 ayat (2) dan Pasal 62 ayat (2) Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen. Ketiga ayat di atas menyatakan bahwa pelaku usaha periklanan
dilarang memproduksi iklan yang melanggar etika dan/atau ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai periklanan. Jika terjadi pelanggaran etika ini, maka pelaku usaha
periklanan dilarang melanjutkan peredaran iklan itu. Bahkan, pelaku usaha yang melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf f itu dapat dipidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah).

Dalam Etika Pariwara Indonesia terdapat satu ketentuan pada Bab III huruf B butir 3.7 yang
menyatakan bahwa monopoli waktu/ruang/lokasi iklan untuk tujuan apa pun yang merugikan
pihak lain tidak dibenarkan. Penayangan suatu iklan di koran-koran tertentu yang menyita
sampai beberapa halaman setiap hari dalam kurun waktu yang relatif lama, tentu akan
mereduksi hak pembaca dalam mendapati informasi.

Pertanyaannya: siapa yang berpotensi untuk dipersalahkan dalam kasus over-advertised ini?
Pertama-tama dan terutama, tentu pihak media. Para pengelola media adalah bagian dari
Masyarakat Periklanan Indonesia yang memiliki hak untuk menyensor dan menolak iklan-
iklan eksesif (overdosis) seperti itu. Pertimbangannya tentu tidak boleh hanya sekadar bisnis,
melainkan apakah ada hak konsumen yang terlanggar akibat gejala over-
advertised tersebut. Beriklan dan menerima iklan adalah hak dari pelaku usaha, sepanjang hak
ini tidak sampai digunakan secara berlebihan, yang mengakibatkan terjadi penyalahgunaan
hak (misbruik van recht).
Perilaku over-advertised memang belum pernah diujicobakan untuk diuji di ruang-ruang
persidangan dalam dunia peradilan di Indonesia. Kesulitan terbesar tentu ada pada parameter
untuk mengukur tingkat eksesif dari suatu iklan di media massa. Tolok ukur tersebut biasanya
akan lebih mudah ditetapkan dengan sekadar melihat ukuran (besaran) iklan dan frekuensi
kemunculannya. Dalam hal ini, iklan-iklan yang tampil di media cetak tentu akan lebih
gampang dikalkulasi ketimbang jika ditayang di media elektronik.
Dengan asumsi ada pertanggungjawaban secara renteng, pihak pemrakarsa iklan (pengiklan)
masih terbuka peluang untuk ikut dipersalahkan, namun mereka akan mudah berkelit dengan
menyatakan bahwa kerugian pembaca akibat tersitanya halaman-halaman di suatu media,
tidak berada dalam rentang kendali mereka. Lain halnya apabila yang dipersoalkan adalah
sisi kualitatif dari iklan tersebut, yakni dengan cara mencermati apakah ada pernyataan yang
menyesatkan konsumen. Analisis isi iklan seperti ini tersambung antara lain dengan,
misalnya, doktrin misrepresentation; suatu topik lain yang menarik untuk dibahas di lain waktu.
(***)

Meikarta, Menjual Prospek Masa Depan di


Tengah Kontroversi
Oleh
Tim Redaksi
-
Agustus 19, 2017
0

BERBAGI
Facebook

Twitter


Desain salah satu sudut proyek Meikarta. (Dok. Meikarta.co, Liputan6.com)


TPCOM, Meikarta- kalau anda lupa apa itu Meikarta, adalah proyek properti
kawasan modern setara kota seluas 500 hektare di kawasan Cikarang, Jawa
Barat.

Proyek ambisius dari Lippo Group yang akan menelan biaya investasi yang diklaim
oleh konglomerasi ini mencapai Rp278 trilliun, dalam bentuk investasi langsung
yang akan dibenamkan dalam kawasan tersebut.

Lahan seluas 500 ha itu akan disulap oleh Lippo menjadi kepingan yang terdiri dari
100 ha untuk pengembangan kawasan hijau terbuka, kemudian sisanya digunakan
untuk membangun 250.000 unit hunian vertikal, lalu pengembangan kawasan
komersial secara bertingkat seluas 1.500.000 m2, berupa pusat perbelanjaan dan
lainnya. Dalam arti, pengembangan itu tentu ada pula bagian lain yang digunakan
untuk pengembangan infrastruktur jalan, drainase dan fasilitas publik lainnya.

Kalau bulan Mei lalu, Lippo Group berhasil mencetak angka penjualan 16.800 unit
apartemen dalam sehari acara peluncuran penjualan perdananya, maka Kamis
(17/8) lalu, Lippo mengedeklarasikan sudah berhasil menjual apartemennya hampir
100.000 unit sejak penjualan Mei lalu tersebut.

Realisasi penjualan ini maksudnya adalah yang telah melakukan booking melalui
pengambilan nomor urut pemesanan (NUP) yang ditandai dengan penyetoran dana
senilai Rp2 juta untuk pembelian satu unit apartemen.

Lippo dengan Meikarta-nya lagi-lagi melakukan gebrakan besar yang membuat


gempar republik ini dengan gaya pemasarannya dan strategi harganya yang akan
sulit ditiru oleh pengembang lain.

Render proyek apartemen di Meikarta yang dijual


Lippo Group. (Dok. Lippo)
Menjual Prospek Masa Depan, Memancing Ikan Datang

Dalam masa kampanye penjualan produk apartemen proyek ini, Lippo melakukan
kolosalisasi tentang rancangan dan arah Meikarta ke depan. Sebuah proyek
perkotaan masa depan yang tersambung dalam pengembangan Perda tentang
RTRW Bodebekarpur yang sudah dirancang oleh Bappenas dan Pemprov Jawa Barat.

Bodebekarpur atau kawasan integrasi Bogor- Depok- Bekasi- Kerawang, dan


Purwakarta sudah menjadi kawasan rintisan kesatuan tata ruang oleh Pemprov Jawa
Barat dengan harapan kawasan ini menjadi kekuatan ekonomi utama di masa depan
dengan segala potensi yang dimilikinya.

Lippo ingin menjadikan Meikarta- Cikarang sebagai epicentrum dari pusat


pertumbuhan baru itu. Dilalahnya, pemerintah pusat dan Pemrov Jabar juga tengah
gencar menyiapkan kawasan ini melalui pengembangan sejumlah proyek
infrastruktur strategis untuk menyambungkan poros Jakarta dengan Bandung.

Dengan cerdik, Lippo melakukan kolosalisasi proyek infrastuktur, seperti Pelabuhan


Tanjung Priok, proyek pelabuhan Patimban, proyek Bandara Kertajati, proyek LRT
hingga proyek kereta cepat Jakarta- Bandung. Semua infrastruktur menjadi
pendukung sempurna terhadap keberadaan Meikarta yang akan dibangun oleh
Lippo.

Baca pula: Meikarta City, Kecerdikan Intuisi Bisnis Lippo Membaca Tata Ruang
Bodebekarpur

Di tengah upaya kolosalisasi terhadap prospek masa depan itu, Lippo kemudian
melakukan langkah berani yang mungkin tak perpikirkan oleh pengembang atau
oleh pebisnis lain. Lippo melakukan gimmick pemasaran dengan menjual unit
apartemen di Meikarta secara pre sales dengan banderol harga hanya berkisar Rp6
juta per m2. Bandingkan dengan harga proyek sejenis yang sudah dijual oleh
pengembang dengan harga berkisar Rp18 juta hingga Rp24 juta per m2.

Dalam hal ini, Lippo berani membuka harga jual untuk unit seluas 21,91 m2 atau
sering disebut dengan tipe studio dengan harga Rp127 juta dan bayar uang muka
cuma Rp6,35 juta. Lalu untuk tipe 35,76 m2 dengan harga Rp207,4 juta dengan
uang muka atau uang panjar hanya Rp10,37 juta, tipe 50,42 m2 dibanderol dengan
harga Rp292,43 juta dan uang muka Rp14,62 juta, tipe 33,37 m2 dengan harga
Rp193,54 juta dan uang muka Rp9,67 juta hingga tipe 98,28 m2 seharga Rp570 juta
dengan uang muka hanya Rp28,5 juta.

Menurut hitungan orang proyek, harga Rp6 juta per meter persegi itu sama dengan
menjual harga pokok produksi atau biaya investasi proyek apartemen di Meikarta.
Tetapi, ya. begitulahlah strategi dan taktik Lippo dalam menjual Meikarta. Terbukti,
dampaknya dahsyat dengan pembukuan penjualan unit sudah mencapai 100.000
unit, seperti klaim yang disampaikan oleh James Riady, salah satu figur utama
dalam bisnis konglomerasi Lippo Group.

Penulis yakin harga Rp6 juta per m2 itu bukanlah harga yang dituju Lippo, tetapi
menempatkannya sebagai strategi harga gimmick marketing untuk mendapatkan
respon bola salju (snowball effect) untuk mendorong nilai Meikarta tumbuh hingga
ke tingkat harga yang diinginkan oleh Lippo tentunya.
Render lain apartemen yang dijual Lippo di proyek
Meikarta. (Dok. Lippo Group)
Di sis lain, keberadaan proyek Meikarta ini masih diselimuti oleh kecurigaan banyak
pihak berkaitan dengan perizinan dan motivasi dari pengembang proyek tersebut.
Salah satu yang paling keras berteriak terhadap proyek Meikarta adalah Deddy
Mizwar, Wakil Gubernur Jawa Barat yang menuding proyek itu belum memiliki izin
dari Pemprov.

Tak ketingalan, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)- sebagai NGO


kepanjangan kepentingan konsumen- sudah bersuara pula soal Meikarta, yang
menyarankan publik untuk menunda pembelian properti di Meikarta. Fokus YLKI ada
pada model penjualan pre-project selling atau pre sales– dimana sesungguhnya
model itu sudah jamak dilakukan oleh pengembang properti di Indonesia dan praktik
industri properti di dunia.

Menurut YLKI, boleh saja pihak Lippo Group menilai bahwa apa yang dilakukannya
tersebut sudah lumrah dilakukan pengembang dengan istilah Pre-project Selling.

Namun, praktik semacam itu pada akhirnya posisi konsumen berada dalam kondisi
yang sangat rentan dirugikan karena tidak memiliki jaminan atas kepastian
pembangunan. Padahal pemasaran yang dilakukan tersebut, diduga keras
melanggar ketentuan Pasal 42 UU No. 20 Tahun 2011, yang mewajibkan
pengembang untuk memiliki jaminan atas Kepastian peruntukan ruang; kepastian
hak atas tanah; kepastian status penguasaan gedung; perizinan; dan jaminan
pembangunan sebelum melakukan pemasaran.
Menurut data YLKI, sistem pre-project selling dan pemasaran yang dilakukan oleh
banyak pengembang sering kali menjadi sumber masalah bagi konsumen di
kemudian hari. Terbukti sejak 2014-2016, YLKI menerima sekurangnya 440
pengaduan terkait perumahan, yang mayoritas masalah tersebut terjadi akibat tidak
adanya konsistensi antara penawaran dan janji promosi pengembang dengan
realitas pembangunan yang terjadi.

Persoalan yang menusuk proyek Meikarta, serupa suara Deddy Mizwar dan YLKI itu
tentu menjadi tantangan bagi Lippo untuk menyelesaikannya. Sejauh ini, respon
Lippo soal masalah ini tergambar dalam pernyataan Direktur PT Lippo Karawaci
Tbk., Danang Kemayan Jati, yang mengatakan perusahaannya tidak memiliki
masalah dalam pembangunan properti Lippo Meikarta. Menurut Danang, saat ini
manajemen sedang menuntaskan proses perizinan proyeknya ke Pemerintah
Kabupaten Bekasi.

“Semuanya sedang dalam proses, mulai Amdal, izin mendirikan bangunan dan izin
prinsip ke Pemerintah Kabupaten Bekasi. Perizinan itu tidak di pemerintah tingkat
satu (provinsi), tapi di pemerintah tingkat dua atau kabupaten. Jadi, proses ini tidak
ada hubungannya dengan pemerintah provinsi (Jawa Barat),” tutur Danang
Kemayan Jati, seperti dilansir Tempo.co Selasa, 1 Agustus 2017.

Danang menjelaskan, kegiatan pemasaran yang dilakukan Lippo yakni dengan


terlebih dulu menjual konsep merupakan hal yang wajar dilakukan oleh developer.
Adapun yang dibayarkan oleh pelanggan saat ini sebenarnya bukan
merupakan downpayment atau uang muka, melainkan nomor urut pemesanan.

Lippo Catatkan Marketing Sales Rp


2,4 Triliun Sejak Meikarta
Diluncurkan
27 Agustus 2017

Moneter.co.id - PT Lippo Karawaci Tbk mencatatkan penjualan (marketing sales)


sebesar Rp2,4 triliun sepanjang semester I/2017 sejak adanya peluncuran proyek
Meikarta.

Presiden Direktur LPKR Ketut Budi Wijaya mengatakan, tahun ini kami antusias dan
optimistis atas prospek bisnis properti kami dengan adanya peluncuran proyek baru,
Meikarta, yang telah membukukan marketing sales sebesar Rp2,4 triliun pada semester
I/2017.

"Dalam dua tahun terakhir ini merupakan tahun yang penuh tantangan bagi sektor
properti yang menghasilkan pertumbuhan pendapatan yang relatif datar serta
penurunan profitabilitas, hal ini terutama disebabkan oleh melemahnya permintaan atas
perumahan," ujarnya, Sabtu (26/8)

Namun demikian, kini anak usaha perseroan di bidang pelayanan kesehatan, Siloam
Hospitals Yogyakarta, yang lama dinanti telah beroperasi dan saat ini kembali masuk
dalam pipeline aset yang akan dijual kepada Real Estate Investment Trust
(REITS). "Model bisnis capital recycling kami, akan kembali menunjang pendapatan
keseluruhan perseroan untuk tahun buku 2017," ucap Ketut.

Sekedar informasi, Meikarta merupakan proyek investasi terbesar milik Lippo sejak lebih
dari enam dekade terakhir. Maikarta terletak di jantung koridor Jakarta-Botabek-
Bandung yang berkembang pesat, di mana 60 persen perekonomian nasional Indonesia
berada.

Selain itu, Meikarta juga dikelilingi beberapa kota baru, termasuk Lippo Cikarang,
Jababeka, dan MM2100, kawasan industri yang memproduksi lebih dari satu juta mobil,
10 juta sepeda motor, jutaan unit kulkas, berbagai produk elektronik dan peralatan
rumah tangga kelas atas, setiap tahunnya.

Meikarta akan memiliki prasarana dan sarana kelas dunia, seperti pusat perbelanjaan,
pusat kesehatan, rumah sakit bertaraf internasional, pusat keuangan internasional, hotel
bintang lima, perpustakaan nasional, pusat kesenian dan pertunjukan opera, sekolah
nasional dan internasional, universitas nasional, pusat penelitian industri, dan pusat
pameran internasional.

"Nilai strategis Meikarta akan meningkat dengan dibangunnya beberapa proyek


infrastruktur penting di kawasan ini, antara lain kereta cepat Jakarta-Bekasi-Cikarang-
Bandung, Pelabuhan Patimban, Bandara Internasional Kertajati, Light Rail Transport
(LRT) Cawang-Bekasi Timur-Cikarang, Automated People Mover (Monorel) yang
menghubungkan tujuh kota baru di sekitar Meikarta, serta jalan layang tol Jakarta-
Cikampek," pungkas Ketut. (Hap)
Sistem Pre-Project Selling
Rugikan Konsumen, YLKI
Minta Lippo Hentikan
Pemasaran Meikarta
Agustus 14, 2017 19:54

Jakarta, Aktual.com – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia atau YLKI selama


ini banyak pengembang yang melakukan penawaran produk propertinya ke
konsumen kendati belum selesai dibangun atau pre-project selling. Cara ini pun
lakukan oleh pengembang yang mengusung proyek Meikarta di Cikarang, Bekasi,
Jawa Barat, PT Lippo Karawaci Tbk.
Untuk itu, YLKI meminta pengembang dari Lippo Group itu harus segera
menghentikan pemesarannya, apalagi proyek Meikarta juga belum mengantongi izin
dari Pemda dan diminta oleh Wakil Gubernur Jabar, Dedy Mizwar agar dihentikan.

“Dari data YLKI, sistem pre-project selling dan pemasaran yang dilakukan oleh
banyak pengembang itu sering menjadi sumber masalah bagi konsumen di
kemudian hari,” kata Ketua Pelaksana Harian YLKI, Tulus Abadi dalam keterangan
media yang diterima, Senin (14/8).

Terbukti sejak 2014-2016, kata dia, YLKI menerima sekurangnya 440 pengaduan
terkait perumahan, yang mayoritas memiliki masalahnya yang merugikan
konsumen. Itu sebagai akibat dari tidak adanya konsistensi antara penawaran dan
janji promosi pengembang dengan realitas pembangunan yang terjadi.

“Bahkan di 2015, sekitar 40 persen pengaduan perumahan terjadi sebagai akibat


adanya pre project selling, yakni adanya: informasi yang tidak jelas, benar dan
jujur, pembangunan bermasalah, realisasi fasum-fasos, unit berubah dari yang
ditawarkan.”

(Wisnu)

Praktik semacam itulah yang menyerimpung komedian tunggal Mukhadly alias Acho,
janji dan promosi pengembang tidak sesuai dengan realisasi di lapangan. Maka dari
itu, kata dia, untuk menghindari terulangnya kasus Acho dengan skala yang lebih
luas, berikut ini catatan YLKI terkait pre project selling baik yang dilakukan Meikarta
dan atau pengembang lain.

Pertama, menghimbau masyarakat menunda pemesanan dan/atau membeli unit


apartemen di Kota Meikarta sampai jelas status perizinan dan legalitasnya. Jangan
tergiur dengan iming-iming dan janji fasum/fasos yang ditawarkan oleh
pengembang.

“Sebelum menandatangani dokumen pemesanan, bacalah dengan teliti, dan saat


pembayaran booking fee harus ada dokumen resmi, jangan dengan kwitansi
sementara,” kata dia.

Kedua, YLKI mendesak managemen Meikarta menghentikan segala bentuk promosi,


iklan, dan bentuk penawaran lain atas produk Apartemen Meikarta sampai seluruh
perizinan dan aspek legal telah dipenuhinya.
“Meikarta jangan berdalih bahwa pihaknya sudah mengantongi IMB, padahal yang
terjadi sebenarnya adalah ‘baru pada tahap proses permohonan pengajuan IMB’
saja.”

Ketiga, mendorong Pemerintah menindak tegas, jika perlu menjatuhkan sanksi atas
segala bentuk pelanggaran perizinan dan pemanfaatan celah hukum yang dilakukan
oleh pengembang. “Apalagi terbukti merugikan konsumen. Siapapun
pengembangnya, termasuk dari Lippo Group.”

Busthomi

Project Marketing Strategy’, Kunci


Sukses Memasarkan Kondotel (Bagian 6)
Redaksi -jktproperty.com

Share on: 2062 Views

Artikel Lainnya :
Kepemilikan Properti oleh Asing, Kebijakan Setengah Hati?

Water Park, Siasat Jitu Pengembang Dongkrak Recurring Income

Masa Depan BUMN Properti Terganjal RUU Pertanahan

Kepemilikan Properti Asing Mutlak, Siapapun Presidennya

Visi Capres Soal Perumahan, Sebatas Lips Service?

Oleh Deddy H. Pakpahan

jktproperty.com | Dalam bisnis properti latar belakang atau background pengembang sangatlah beragam.
Ada pengembang yang core business-nya properti, tapi tak sedikit yang core business-nya bukan di sektor
properti seperti kontraktor, bank, pertambangan, industri kimia hingga produsen sabun. Hampir bisa
dipastikan pengembang dengan background non-properti memiliki kesamaan persepsi dalam melihat
industri properti.
Saat mereka memutuskan ekspansi atau masuk ke bisnis properti, di dalam benak mereka properti
diposisikan sebagai sesuatu yang harus dibangun terlebih dahulu baru kemudian dipasarkan. Pengembang
kategori ini lupa bahwa pasar properti berkembang dengan dinamis dan memiliki siklus up and down yang
harus dipahami secara seksama. Sebagian besar dari pengembang kategori ini juga sering terjebak dalam
tekanan demand dan supplyyang terjadi di pasar properti.
Hal itu juga terjadi pada subsektor properti kondotel. Pengembang yang tidak memiliki latar belakang dan
pengalaman di bisnis properti, menyederhanakan kondotel tak ubahnya dengan membangun rumah toko
(ruko). Bangun dulu, jual kemudian. Padahal, membangun kondotel totally berbeda dengan membangun
ruko. Membangun kondotel memerlukan konsep serta brandingyang benar-benar jitu, sebab yang dijual
dari sebuah kondotel memang bukan sekadar menjual tanah dan bangunan. Lebih dari itu, harus
ada value yang ditawarkan kepada calon investor.
Hulunya memang pemasaran (marketing). Namun ini yang sering dilupakan para pengembang, apalagi
yang tidak memiliki pengalaman di bisnis properti. Demi menghemat anggaran perusahaan mereka
menggunakan tenaga in-house marketing yang tidak memiliki keahlian atau knowledge yang mumpuni di
bidang properti.
Alhasil, karena pemasarannya tersendat-sendat, proyek kondotel yang akan dibangun bisa saja tak berjalan
sesuai jadwal atau malah mangkrak karena pengembang tak berdaya menanggung beratnya beban kredit
konstruksi. Pada sisi inilah strategi pemasaran proyek (project marketing strategy) diperlukan dalam
perencanaan pembangunan sebuah proyek kondotel.
Keberadaan project marketing strategy sangat penting mengingat yang dijual adalah hanya konsep dan
gambar-gambar kondotel di atas kertas. Bahkan bisa dikatakan, project marketing strategymerupakan
kunci sukses tidaknya sebuah kondotel dipasarkan. Nah, bagaimana sebuah proyek kondotel yang belum
berwujud itu mampu menarik minat calon investor—tentunya dengan mengemukakan konsep kondotel
serta prospek investasinya—terpulang pada bagaimana strategi pemasaran itu dibuat di awal perencanaan
pembangunan kondotel.
Target Market, Pricing dan Demand
Kerja marketing adalah memetakan target market. Dalam memetakan target market ini, mereka harus
mampu menilai siapa calon investor yang disasar, seberapa besar potensi mereka, lalu bagaimana daya
belinya. Strategi pemasaran kondotel juga perlu mempertimbangkan soal lokasi di mana kondotel itu akan
dibangun dan bagaimana demand serta supply-nya.
Di dalam menelaah target market, mendefinisikan produk yang akan dipasarkan juga mutlak dilakukan.
Dari situ bisa dibuat semacam analisa mengenai keunggulan produk kondotel yang akan ditawarkan
kepada target market, lalu kompetitornya siapa saja di pasar, keunggulan produk kita dibandingkan produk
kompetitor juga mutlak dipetakan secara rinci. Singkatnya, harus ada support analysismengenai produk
yang akan ditawarkan dan competitor analysis yang berisi analisa mengenai produk kompetitor.
Setelah memetakan potensi pasar, soal stratgei harga (pricing strategy) kondotel juga mesti diformulasikan
secara jeli dan disesuaikan dengan spending power dari target market yang ditetapkan semula. Pada sisi ini
seorang perencana strategi pemasaran harus mempertimbangkan harga yang benar-benar realistis yang
disesuaikan dengan target market, spending power dan bangunan fisik kondotel itu nantinya.
Di masa awal pembangunan atau saat awal proyek kondotel di-launching, lazimnya pricing
strategy dilakukan dengan penetration price yang murah agar menarik minat calon investor. Baru
kemudian setelah proyek dibangun harga dinaikkan dengan mempertimbangkan situasi pasar. Selisih harga
kondotel yang dijual di masa pembangunan itulah yang akan menutupi ‘kerugian’ pengembang dari
penjualan kondotel saat di-launching yang biasanya dibumbui dengan strategi diskon.
Apakah pengembang rugi? Tidak, sebab menjual kondotel bukanlah menjual one by one unit yang
dibangun, melainkan menjual seluruh bangunan yang ada. Satu hal yang harus diingat dalam
menyusun project marketing strategy bahwa properti adalah investasi, jadi semua yang dijual harus make
sense dengan mempertimbangkan faktor risiko investasi dan pengembalian modal.
Riset Bukan Segalanya
Tak sedikit pengembang membangun kondotel hanya berdasarkan riset semata dan mengabaikan
pentingnya peranan strategi pemasaran. Jadi, kalau konsultan riset properti mengatakan potensi pasar
kondotel di satu daerah masih potensial, pengembang berlomba-lomba membangun kondotel di daerah
tersebut. Padahal, properti sangatlah kompleks dan pertumbuhannya dipengaruhi oleh banyak faktor yang
kadang tidak bisa diprediksi dari hasil riset. Mereka bahkan menganggap program project marketing
strategydengan menyewa jasa konsultan pemasar properti hanya buang-buang uang dan mempercayakan
pemasaran kondotelnya kepada tenaga sales-nya.
Padahal dalam bisnis properti marketing berbeda dengan sales. Tenaga sales hanya menjual, sementara
marketing memikirkan strategi pemasaran yang lebih menyeluruh lengkap dengan strategi memenangkan
kompetisi di pasar.
Selain itu yang perlu dipahami, marketing produk properti berbeda dengan marketing produk lain, dimana
mereka harus paham kenapa harga ditetapkan sebesar itu, siapa saja kompetitornya, dan tentu saja
perhitungan kapan investasi akan kembali. Strategi marketing dalam pemasaran sebuah proyek kondotel
yang ditetapkan di awal perencanaan juga bukan sesuatu yang ajeg, bahkan strategi itu bisa berubah total
sesuai dengan kondisi pasar properti yang dinamis.
Di sini pentingnya seorang yang dipercaya untuk menyusun strategi marketing mampu merespon pasar
properti yang sangat dinamis. Bisa saja saat di-launching dan masa awal-awal penjualan respon pasar jelek
sekali karena ada kompetitor yang secara bersamaan waktunya menjual dengan konsep yang lebih baik
dengan harga jual yang kompetitif.
Jika demikian, strategi pemasarannya harus diubah. Untuk mengubah strategi pemasaran yang dituntut
adalah kreativitas, misalnya dengan lebih jeli melihat keunggulan produk kita yang tidak dimiliki
kompetitor atau dengan memberikan kemudahan pembayaran bagi calon investor. Setiap ada masalah di
pasar, project marketing strategy harus memiliki problem solving yang kreatif.
Gimmick pemasaran lainnya juga perlu dilakukan secara lebih kreatif yang bisa disosialisasikan dalam
iklan di media massa. Harus diakui calon investor juga membutuhkan kepastian akan investasinya dan
mereka bisa diyakini dengan kemunculan iklan kondotel yang akan atau telah mereka beli di media massa.
Ironisnya, sebagian besar pengembang menganggap iklan di media massa adalah pemborosan. Media
pameran juga cukup andal dipakai sebagai strategi pemasaran kondotel. Namun seringkali dalam beberapa
penyelenggaraan event pameran, beberapa event hasilnya kurang memuaskan. Tapi, pameran yang
diselenggarakan di mal-mal atau dalam skala yang lebih besar, justru sangat menguntungkan dari sisi
strategi pemasaran dimana respon masyarakat bisa terlihat langsung karena tenaga marketing berhadapan
langsung (face to face) dengan calon investor.
Lantas apakah dengan konsep strategi pemasaran yang baik maka kondotel yang dipasarkan bisa sold out?
Belum tentu juga. Sepanjang pengalaman yang ada, meski konsep strategi pemasarannya baik, namun bila
tidak ada komitmen yang baik dari pengembang, baik dari sisi spesifikasi bangunan maupun time frame
jadwal pembangunan kondotel, project marketing strategy hanya tinggal strategi di atas kerta tanpa hasil
apa-apa. (DHP)

Penerapan Strategi Pemasaran dan Bauran Pemasaran


(Marketing Mix)

Hal-Hal perlu dipertimbangkan sebelum menerapkan Strategi Pemasaran

Menerapkan Strategi pemasaran di awali dengan menganalisa secara keseluruhan dari


situasi perusahaan Pemasar harus melakukan analisis SWOT (SWOT analysis), di mana ia
menilai kekuatan (strengths ), kelemahan (weaknesses [W]), peluang (opportunities [O]),
dan ancaman (threats [T]) perusahaan secara keseluruhan

 Kekuatan (Strengths) meliputi kemampuan internal, sumber daya, dan faktor


situasional positif yang dapat membantu perusahaan melayani pelanggannya dan
mencapai tujuannya
 Kelemahan (Weaknesses) meliputi keterbatasan internal dan faktor situasional
negatif yang dapat menghalangi performa perusahaan
 Peluang(Opportunities) adalah faktor atau tren yang menguntungkan pada
lingkungan eksternal yang dapat digunakan perusahaan untuk memperoleh
keuntungan
 Dan ancaman (Threats) adalah faktor pada lingkungan eksternal yang tidak
menguntungkan yang menghadirkan tantangan bagi performa perusahaan
Strategi Pemasaran berorientasi menciptakan nilai tambah bagi pelanggan dan membangun
hubungan relationship dengan pelanggan

Menciptakan nilai tambah dengan memahami kebutuhan pasar meliputi keinginan


pelanggan, melakukan riset pelanggan dan pasar, menata informasi pemasaran dan data
pelanggan, membangun metode pemasaran yang terintegrasi dan memberikan nilai tambah,
membangun hubungan yang saling menguntungkan dalam menciptakan kepuasan
pelanggan

Langkah-Langkah Penerapan Strategi Pemasaran

Penerapan Strategi Pemasaran melalui langkah-langkah sebagai berikut:

 Segmentasi Pasar (Market Segmentation), adalah tindakan membagi pasar menjadi


kelompok pembeli berbeda dengan kebutuhan, karakteristik, atau perilaku berbeda
yang mungkin memerlukan produk atau bauran pemasaran terpisah
 Penetapan Target Pasar (Market Targeting), yaitu proses mengevaluasi daya tarik
masing-masing segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen yang akan
dilayani, penetapan sasaran pasar terdiri dari merancang strategi untuk membangun
hubungan yang benar dengan pelanggan yang tepat, atau sebuah perusahaan besar
mungkin memutuskan untuk menawarkan ragam produk yang lengkap dalam
melayani seluruh segmen pasarnya, sebagian besar perusahaan memasuki pasar baru
dengan melayani segmen tunggal, dan jika hal ini terbukti berhasil, mereka
menambahkan segmen
 Diferensiasi dan Posisi Pasar (Differentiation & Positioning), perusahaan harus
memutuskan bagaimana mendifferensiasikan penawaran pasarnya untuk setiap
segmen sasaran dan posisi apa yang ingin ditempatinya dalam segmen tersebut,
posisi produk adalah tempat yang diduduki produk relatif terhadap pesaingnya
dalam pikiran konsumen, pemasar ingin mengembangkan posisi pasar unik bagi
produk mereka. Jika sebuah produk dianggap sama persis dengan produk lainnya di
pasar, konsumen tidak mempunyai alasan untuk membelinya.
Mengembangkan Strategi Pemasaran dan Bauran Pemasaran Terintegrasi

Setelah strategi pemasaran ditetapkan maka perusahaan diharapkan untuk menerapkan dan
merencanakan rincian bauran pemasaran (Marketing Mix) merupakan kumpulan alat
pemasaran taktis terkendali – produk, harga, tempat, dan promosi yang dipadukan
perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan di pasar sasaran.
Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk
mempengaruhi permintaan akan produknya yang terdiri dari “empat P” yaitu:
Produk (product), kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar
sasaran meliputi : ragam, kualitas, gesain. fitur, nama merek, dan kemasan.

 Harga (price), adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk
memperoleh produk meliputi: daftar harga, diskon potongan harga, periode
pembayaran, dan persyaratan kredit
 Tempat (place), kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan
sasaran meliputi: Lokasi, saluran distribusi, persediaan, transportasi dan logistik
 Promosi (promotion)berarti aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan
membujuk pelanggan membelinyameliputi : Iklan dan promosi penjualan.
Program pemasaran yang efektif harus dapat memadukan semua elemen bauran pemasaran
ke dalam suatu program pemasaran terintegrasi yang dirancang untuk mencapai tujuan
pemasaran perusahaan dengan menghantarkan nilai bagi konsumen.

Anda mungkin juga menyukai