MODUL 18 - Keb Elimiasi-New PDF
MODUL 18 - Keb Elimiasi-New PDF
A. Deskripsi
Materi ini mempelajari tentang pelayanan kebutuhan dasar manusia yang
meliputi pelayanan kebutuhan eliminasi. Fokus Materi ini adalah membahas
konsep teoritis tentang eliminasi urin dan eliminasi fekal meliputi anatomi dan
fisiologi sistem yang terkait dengan eliminasi (sistem urologi, dan pencernaan),
faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi, dan tindakan pada kebutuhan
eliminasi. Pembelajaran diarahkan dengan belajar mandiri berbasis modul dan
daring dengan menggunakan sumber belajar yang sudah disiapkan oleh dosen
dan juga menggunakan sumber sumber lain yang relevan.
B. Relevansi
Eleminasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang esensial dan berperan
penting untuk kelangsungan hidup manusia. Eleminasi dibutuhkan untuk
mempertahankan dalam keseimbangan fisiologis melalui pembuangan sisa-
sisa metabolisme. Sehingga apabila terjadi gangguan pada pemenuhan
kebutuhan ini akan dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan sistem
tubuh. Oleh karena itu materi eliminasi ini sangat relevan untuk diajarkan
sebagai materi pembelajaran.
C. Petunjuk Belajar
Agar kita dapat berhasil dengan baik dalam mempelajari bahan ajar ini
berikut beberapa petunjuk yang dapat anda ikuti :
1. Pelajari dengan cermat materi eliminasi ini sampai anda memahami
secara tuntas,
2. Pahami garis besar materi-materi yang akan dipelajari atau dibahas
secara seksama apa yang akan dicapai.
3. Bacalah sumber-sumber lain yang relevan untuk menambahkan
wawasan anda menjadikan perbandingan jika pembahasan dalam modul
ini masih dianggap kurang.
INTI MATERI
PELAYANAN KEBUTUHAN ELIMINASI
A. Capaian Pembelajaran
Mampu menguasai konsep teoritis tentang kebutuhan eliminasi
C. Pokok-Pokok Materi
1. Definisi kebutuhan eliminasi
2. Review anatomi dan fisiologi sistem perkemihan
3. Review anatomi dan fisiolgi sistem pencernaan yang terkait dengan
eliminasi fekal
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi
5. Masalah-masalah pada eliminasi
6. Menjelaskan penatalaksanaan kebutuhan eliminasi
D. Uraian Materi
Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra.
Ginjal membentuk urin, ureter membawa urin ke kandung kemih, kandung kemih
bertindak sebagai reservoir untuk urin, dan uretra adalah jalan keluar untuk urin
untuk keluar dari tubuh.
Gambar 1. Ikhtisar komponen sistem perkemihan
(Evans & Tippins, 2008)
Selanjutnya kita uraikan secara terperinci tentang eliminasi urin dan eliminasi
fekal mulai dari: 1) review anatomi dan fisiologi masing-masing, 2) masalah-
masalah yang sering dialami, dan 3) bagimana intervensi untuk penatalaksanaan
yang diberikan. Dimulai dari uraian tentang eliminasi urine sebagai berikut:
2. Eliminasi Urin
1) Definisi
Eleminasi atau pembuangan normal urine merupakan kebutuhan
dasar manusia yang harus terpenuhi yang sering dianggap tidak penting
oleh kebanyakan orang. Pada sistem perkemihan yang tidak berfungsi
dengan baik, hal ini bisa menyebabkan gangguan terhadapa sistem organ
lainnya. Seseorang yang mengalami perubahan eleminasi dapat menderita
secara fisik dan psikologis. Anda sebagai perawat harus memahami dan
menunjukkan sikap peka terhadap kebutuhan klien akan eleminari urine,
serta memahami penyebab terjadinya masalah dan berusaha memberikan
bantuan untuk penyelesaian masalah yang bisa diterima. Eleminasi atau
pembuangan urine normal adalah proses pengosongan kandung kemih bila
kandung kemih terisi.
a. Ginjal (Kidney)
Tahukah Anda bahwa ginjal bentuknya seperti kacang, terdiri
dari 2, yaitu ginjal kanan dan ginjal kiri dimana letak ginjal kanan lebih
rendah dibandingkan ginjal kiri. Produk buangan (limbah) merupakan
hasil metabolisme yang terkumpul dalam darah melewati arteri
renalis kemudian difiltrasi di ginjal. Sekitar 20% - 25% curah
jantung bersirkulasi setiap hari melalui ginjal. Setiap satu ginjal
mengandung 1-4 juta nefron yang merupakan unit pembentuk urine di
Glomerulus. Kapiler glomerulus memiliki pori-pori sehingga dapat
memfiltrasi air dan substansi seperti glukosa, asam amino, urea,
kreatinin dan elektrolit. Kondisi normal, protein ukuran besar dan sel-
sel darah tidak difiltrasi. Bila dalam urine mengandung protein
(proteinuria), hal ini bertanda adanya cedera atau gangguan pada
glomerulus. Rata-rata Glomerular Filtrasi Rate (GFR) normal pada
orang dewasa 125 ml permenit atau 180 liter per 24 jam. Sekitar 99 %
filtrat direabsorpsi seperti ke dalam plasma, sedang 1 % di ekskresikan
seperti ion hidrogen, kalium dan amonia sebagai urine.
b. Ureter
Setelah urine terbentuk kemudian akan dialirkan ke pelvis ginjal
ke kandung kemih melalui ureter. Panjang ureter dewasa 25-30 cm dan
berdiameter 1,25 cm. Dinding ureter dibentuk dari 3 lapisan, yaitu
lapisan dalam membran mukosa, lapisan tengah otot polos yang
mentransfor urine melalui ureter dengan gerakan peristaltik yang
distimulasi oleh distensi urine dikandung kemih, lapisan luar jaringan
fibrosa menyokong ureter. Adanya obstruksi di ureter yang tersering
adalah oleh karena batu ginjal, menimbulkan gerakan peristaltik yang
kuat sehingga mencoba mendorong dalam kandung kemih, hal ini
menimbulkan nyeri hebat yang sering disebut kolik ginjal.
d. Uretra (Urethra)
Uretra merupakan saluran pembuangan urin keluar dari tubuh,
kontrol pengeluaran dilakukan oleh spinter eksterna yang dapat
dikendalikan oleh kesadaran kita (termasuk otot sadar). Dalam kondisi
normal,aliran urine yang mengalami turbulasi membuat urine bebas
dari bakteri, karena membran mukosa melapisi uretra mensekresi lendir
bersifat bakteriostatis dan membentuk plak mukosa mencegah
masuknya bakteri. Ukuran panjang uretra wanita sekitar 4 – 6,5 cm,
sehingga seringkali menjadi factor predisposisi teradiya infeksi saluran
kemih (ISK), misalnya pielonefritis, ureteritir, dan IS lainnya.
sedangkan uretra pria panjangnya sekitar 20 cm.
3) Fisiologi Berkemih
5. Masalah-Masalah Eliminasi
Masalah atau keluhan yang terjadi pada pasien dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan eleminasi secara umum masalah yang terjadi adalah:
1) tidak bisa berkemih, karena terjadinya penumpukan urine dalam bladder
dan ketidakmampuan untuk mengosongkannya, misalnya adalah retensi
urine, adalah terjadinya penumpukan urine di kandung kemih, sehigga
menyebabkan terjadinya distensi disebabkan karena jumlah urine yang
terdapat dalam kandung kemih melebihi 400 ml, dimana jumlah normalnya
adalah 250 - 400 ml. Retensi urin bisa disebabkan oleh dua kondisi:
obstruksi saluran kemih dan kelemahan otot detrusor. Obstruksi saluran
kemih menyebabkan evakuasi kandung kemih tidak lengkap dengan
menghalangi aliran urin melalui mekanisme sfingter atau uretra.
Kelemahan kontraksi otot detrusor terjadi ketika kontraksi tidak cukup
untuk mempertahankan pembukaan uretra cukup lama untuk pengosongan
isi kandung kemih yang lengkap. Untuk penatalaksanaan retensi urine ini
dengan kateterisasi.
2) tidak bisa defekasi, yaitu ketidakmampuan seseorang dalam
mengosongkan colon. Yaitu konstipasi dan Fecal Impaction. Konstipasi
adalah BAB jarang dan sulit karena feses keras atau kering saat melewati
usus besar dan disertai upaya mengedan saat BAB. Fecal impaction atau
impaksi fekal adalah massa yang keras di rektum akibat retensi dan
akumulasi feses yang berkepanjangan. Klien dengan kelemahan dan tidak
sadar yang lama paling berisiko mengalami impaksi.
a b
Gambar 7 a) Fecal impaction b) konstipasi (www.epainassist.com; www.rchsd.org )
2) Intake cairan
Klien harus diajarkan untuk minum jumlah cairan yang cukup
setiap hari. Jumlah asupan cairan harian yang direkomendasikan adalah
sebanyak 30 mL / kg berat badan. Pada orang dewasa dengan berat badan
rata-rata, dibutuhkan 1500 sampai dengane 2000 mL/hari, meskipun
individu yang gemuk dan kurus bervariasi dalam batasan ini. Seseorang
yang mengalami perubahan pola eliminasi urin, terutama inkontinensia,
cenderung mengurangi asupan cairan dalam upaya untuk mengurangi
masalah. Banyak alasan klien yang membatasi asupan cairan agar
mengurangi keluaran urin dan risiko terjadi inkontinensia. Sehingga sering
menyebabkan terjadinya dehidrasi sistematis. Dehidrasi juga menyebabkan
tubuh untuk mengkompensasi kekurangan cairan yang tersedia dengan
menyerap kembali cairan dan natrium dari usus seingga menyebabkan
pengeringan feses dan sembelit.
3) Diet. Yaitu dengan pengaturan asupan makanan
Orang dengan inkontinensia urin atau sering buang air kecil yang
terkait dengan urgensi (mengompol) harus diajarkan untuk mengenali
potensi iritasi kandung kemih. Makanan dan minuman khusus mengiritasi
kandung kemih dan sering buang air kecil dan ketidaknyamanan kandung
kemih pada orang-orang tertentu, sementara menggunakan efek yang
samping relatif sedikit antara lain. Makanan atau zat yang dapat mengiritasi
kandung kemih tersebut: a) Minuman berkafein, minuman berkarbonasi,
dan cairan asam (termasuk kopi dan teh), b) Aspartame, terutama bila
ditambahkan ke kafein atau minuman berkarbonasi, c) Buah jeruk atau jus,
d) Makanan yang mengandung saus tomat atau tomat, e) Cokelat, dan f)
Makanan berminyak atau pedas.
Serat makanan dapat mencegah konstipasi dan meningkatkan
keinginan untuk buang air besar. Klien disarankan untuk meningkatkan
jumlah makanan kaya serat dalam makanan, termasuk biji-bijian, buah-
buahan, dan sayuran. Ingatkan klien bahwa serat makanan harus
ditingkatkan secara bertahap; peningkatan tiba-tiba serat dapat
menyebabkan kembung dan ketidaknyamanan. Klien dengan konstipasi
kronis atau diare mungkin harus menghindari makanan tertentu yang
memicu gejala. Misalnya, klien dengan sindrom iritasi usus (iritation bowel
syndrome=IBS) disarankan menghindari alkohol, kafein, makanan
berlemak tinggi, buah berlebih, sorbitol, dan sayuran penghasil gas, yang
dapat memperparah gejala IBS.
4) Merubah gaya hidup dan melakukan pencegahan
Gaya hidup dan kebiasaan mempengaruhi pola eliminasi normal.
Variabel individu, sosial, keluarga, dan budaya memainkan peran penting
dalam eliminasi. Nutrisi yang tepat, istirahat dan tidur yang cukup, dan
olahraga teratur membantu menjaga pola eliminasi yang sehat.
Klien dengan masalah eliminasi dapat memperbaiki atau mengubah
gaya hidu, diantaranya: a) tidak mengkonsumsi alkohol dan berhenti
merokok, Konsumsi alkohol diberikan efek pada kandung kemih. Alkohol
menekan ekskresi hormon antidiuretik (ADH) oleh hipotalamus,
menyebabkan poliuria dan meningkatkan risiko kebocoran kemih,
Merokok juga dapat mengiritasi kandung kemih, b) Manajemen stres,
Mengelola stres atau tekanan membantu pola eliminasi usus dan kemih
yang sehat. Stres akut dan kronis mempengaruhi kedua sistem eliminasi.
7. Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Selanjutnya tindakan apakah yang dapat dilakukan oleh seorang pemberi
layanan dalam membantu pemenuhan kebutuhan eliminasinya? Coba cocokkan
jawaban saudara dengan materi berikut.
Pada Klien yang stabil dan dapat melakukan ambulasi secara mandiri maka
dibantu ke kamar mandi untuk menggunakan toilet dalam memenuhi eliminasi
urine atau fekalnya. Sedangkan klien yang lemah atau tidak bisa berjalan ke kamar
mandi mungkin memerlukan commode. Adapun klien dengan mobilitas terbatas
dan tingkat ketergantungan penuh terhadap perawatan di tempat tidur maka
dibantu menggunakan urinal atau pispot.
2) Katerisasi
Kateterisasi adalah tindakan memasukkan kateter ke kandung kemih
melalui lubang uretra atau secara eksternal alat yang dilingkarkan pada
sekitar meatus uretra. Terdapat 3 tipe pemasangan kateter: a) kateter
eksternal, alat pengumpul urin yang tidak dimasukkan ke dalam kandung
kemih; sebaliknya, ia mengelilingi meatus uretra. Contoh kateter eksternal
adalah kondom kateter (seperti gambar 8.a), b) kateter lurus (foley
catheter=gambar 8.b) , Kateter lurus adalah tabung drainase urin
dimasukkan kedalam uretra sampai ke kandung kemih. Kateter ini bisa
dipasang sementara dan tidak ditinggal di tempatnya yang digunakan untuk
mengeluarkan semua tampungan urine di kandung kemih atau digunakan
untuk mengambil spesimen urin yang diperlukan pemeriksaan, dan atau c)
bisa juga dipasang tetap pada kasus retensi, juga disebut kateter yang
berdiam, tertinggal di tempat untuk jangka waktu tertentu yang digunakan
A B
Gambar 8 A) Kateter kondom, B) kateter foley
E. Rangkuman
Eleminasi merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi manusia yang
esensial serta berperan penting untuk keberlangsungan hidup manusia. Eleminasi
dibutuhkan untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis tubuh melalui
pengeluaran produk sampah sisa metabolisme. Sisa metabolisme tersebut dapat
berupa eleminasi urine dari saluran perkemihan yang berupa urine disebut
eleminasi urine/buang air kecil (BAK) atau sering juga disebut miksi. Eliminasi
juga dapat berupa eliminasi feses dari saluran pencernaan yang disebut proses
buang air besar (BAB) atau disebut juga defekasi. Eleminasi merupakan aktivitas
pokok yang harus dilakukan setiap manusia dan harus terpenuhi, bila tidak
terpenuhi akan menjadi berbagai macam gangguan yang berdampak pada pada
gangguan sistem pencernaan dan sistem perkemihan
Defekasi adalah proses pengeluaran sisa makanan yang disebut feses. Zat
yang dikeluarkan belum pernah mengalami metanolisme didalam jaringan. Zat
yang dikeluarkan meliputi zat yang tidak diserap usus sel epitel,usus yang rusak
dan mikroba usus. Fungsi usus normal adalah mengeluarkan sisa-sisa makanan
yang yang sudah dicerna, diserap dan sisanya berupa limbah padat yang dibuang
dan dilakukan secara teratur proses eliminasi melibatkan suatu.sistem reglasi tubuh
yang kompleks dan saling mempengaruhi. Masalah masalah yang terjadi pada
proses berkemih dan defekasi diantaranya adalah berhubungan dengan gaya hidup
dan periaku pencegahan terhadap masalah. Secara normal makanan yang
dikonsumsi akan mencapai rectum diperlukan waktu 12 – 20 jam, isinya menjadi
semakin lunak bahkan akan tetapi apabila terlalu lama di kolon dan keingina untuk
BAB diabaikan maka akan semakin padat karena air diabsorpsi. Bahwa dalam
proses defekasi dorongan feses juga dipengaruhi oleh kontraksi abdomen, tekanan
diafragma, dan kontraksi otor elevator. Defekasi dipermudah oleh fleksi otot femur
dan posisi jongkok
F. Daftar Pustaka
Wahid, I.M. & Nurul, C. 2008. Buku Ajar Kebutuhan dasar Manusia, Teori dan
Aplikasi dalam Praktek. Jakarta: Salemba Medika.