Anda di halaman 1dari 115

2014/2015

2015/2016

PROGRAM SARJANA

PEDOMAN PENDIDIKAN
NON PERKULIAHAN-
MAGANG KERJA DAN SKRIPSI:
KETENTUAN DAN
MANUAL PROSEDUR

PROGRAM STUDI:
AGROEKOTEKNOLOGI dan AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

JL VETERAN, MALANG 65145, INDONESIA


TELP (0341)-551665, 565845, FAX 0341 5600011
E-MAIL: FAPERTA@UB.AC.ID,
W E B S I T E : W W W . F P i. U B . A C . I D
PROGRAM SARJANA
PEDOMAN PENDIDIKAN NON PERKULIAHAN
MAGANG KERJA DAN SKRIPSI:
KETENTUAN DAN
MANUAL PROSEDUR

PROGRAM STUDI:
AGROEKOTEKNOLOGI dan AGRIBISNIS

JL VETERAN, MALANG 65145, INDONESIA


TELP(0341)-551665, 565845, FAX 0341 560011
E-MAIL: FAPERTA@UB.AC.ID, WEBSITE: WWW.FP.UB.AC.ID

MALANG
2014-2016

ii
TIM PENYUSUN REVISI BUKU PEDOMAN PENDIDIKAN NON PERKULIAHAN
PROGRAM SARJANA PS AGROEKOTEKNOLOGI DAN PS AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
TAHUN AKADEMIK 2014/2015 DAN 2015/2016

Penanggung Jawab : Dekan

Tim Penyusun :

1. Prof. Dr. Ir. Kuswanto, MS (Wakil Dekan I)


2. Dr. Ir. Damanhuri, MS (Wakil Dekan II)
3. Dr. Ir. Syafrial, MS (Wakil Dekan III)
4. Dr. Ir. Nurul Aini, MS (Ketua Jurusan Budidaya Pertanian)
5. Prof. Dr. Ir. Zaenal Kusuma, SU. (Ketua Jurusan Tanah)
6. Dr. Ir. Bambang Tri Rahardjo, SU (Ketua Jurusan Hama & Penyakit Tumbuhan)
7. Fitria Dina Riana, SP. MP (Sekertaris Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian)
8. Dr. Ir. Yulia Nuraini, MS (Ketua PS Agroekoteknologi)
9. Dr. Ir. Rini Dwiastuti, MS (Ketua PS Agribisnis)
10. Dr. Agr. Nunun Barunawati, SP.MP (Sekertaris PS Agroekoteknologi)
11. Ir. Didik Suprayogo, M.Sc.Ph.D
12. Sujarwo, SP.MP
13. Rina Rachmawati, SP.,MP. M.Eng

Tim Pendukung :
1. Widodo, SE (Kepala Bagian Tata Usaha )
2. Alimudin, SH. MAB (Kasubbag Akademik)
3. Sapti Harini, A.Md (Kasubbag Keuangan dan Kepegawaian)
4. Nanang Fathoni, SE
5. Kartini, SP
6. Fuad Hartono

Demikian Surat Tugas ini dibuat untuk dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dengan penuh
tanggung jawab.

iii
SAMBUTAN DEKAN

Kegiatan akademik non perkuliahan yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa


berdasarkan Buku Pedoman Akademik Non Perkuliahan sebelum tahun 2004 mencakup
Studi Lapang (Stula), Praktek Kerja Lapang (PKL), Pengabdian Mahasiswa Pada
Masyarakat (PMM) dan Skripsi. Dalam rangka meningkatkan kualitas dan daya saing
lulusan Fakultas Pertanian, mulai tahun 2004 dilakukan beberapa perubahan dalam
kegiatan akademik non perkuliahan di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. PKL
dan PMM yang sebelumnya merupakan dua kegiatan terpisah dijadikan satu kegiatan
dalam bentuk Kuliah Kerja Profesi (KKP). Selain itu, ditetapkan pula aturan tentang
anjuran menggunakan Bahasa Inggris pada pelaksanaan Seminar Proposal, Seminar Hasil
dan Ujian Skripsi. Dengan diberlakukannya PS Agroekoteknologi dan PS Agribisnis
sejak tahun 2008, maka Stula dan KKP digabung menjadi satu kegiatan yaitu Magang
Kerja. Dengan demikian mahasiswa angkatan 2008 dan seterusnya tidak lagi
melaksanakan Stula dan KKP namun memprogramkan magang kerja pada semester 7.
Seiring dengan perubahan tersebut, untuk memudahkan dalam pelaksanaan
kegiatan non-perkuliahan berupa Magang Kerja dan Skripsi bagi mahasiswa Program
Sarjana, diperlukan buku pedoman yang memuat aturan-aturan, formulir, pedoman
penulisan dan beberapa teladan bagian laporan yang berkaitan dengan kegiatan non
perkuliahan tersebut. Dengan maksud di atas, dibuat dokumen ini yang terdiri dari buku-1
yang memuat ketentuan-ketentuan magang dan skripsi, buku-2 yang memuat manual
prosedur magang kerja, dan buku-3 yang memuat manual prosedur skripsi.
Semoga dengan adanya penyempurnaan, buku pedoman ini benar-benar dapat
digunakan sebagai bahan acuan, baik bagi mahasiswa, dosen pembimbing, pimpinan
Fakultas serta pelaksana administrasi baik di tingkat program studi, jurusan maupun
fakultas. Dosen pembimbing dan jurusan atau ketua program studi diwajibkan untuk
menerapkan pedoman ini sebaik-baiknya dan menolak pelaksanaan kegiatan akademik
non-perkuliahan dan bentuk laporan tertulis yang tidak sesuai dengan ketentuan yang ada.
Akhirnya, ucapkan terima kasih disampaikan kepada tim penyusun dan tim
pendudkung yang telah menyempurnakan dan menerbitkan Buku Pedoman ini.

Malang, Agustus 2015


Dekan,

Prof.Dr.Ir. Nuhfil Hanani AR., MS.


NIP. 195811281983031005

iv
KATA PENGANTAR

Buku Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Akademik Non-Perkuliahan Tahun 2014/2015 dan


2015/2016 ini merupakan edisi revisi dari Buku Pedoman Pelaksanaan Kegiatan
Akademik Non-Perkuliahan Tahun 2012/2013. Penyempurnaan Buku Pedoman ini
dilakukan untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada edisi sebelumnya.
Buku Pedoman pada tahun akademik 2004/2005 edisi revisi saat itu diterbitkan untuk
menjelaskan penyatuan dua kegiatan akademik non perkuliahan yaitu Praktek Kerja
Lapang (PKL) dan Pengabdian Mahasiswa Pada Masyarakat (PMM) menjadi Kuliah
Kerja Profesi (KKP). Dalam Buku Pedoman Kegiatan Akademik Non Perkuliahan Tahun
2010/2011, dijelaskan perubahan KKP dan Stula menjadi magang kerja. Studi Lapang
(Stula) berdasarkan kebijakan kurikulum Fakultas Pertanian ditiadakan sebab kompetensi
yang ingin dicapai sudah tercakup dalam kegiatan magang kerja berbobot 4 sks.
Kepada Bapak Dekan Fakultas Pertanian, Prof.Dr.Ir. Nuhfil Hanani AR., MS. Tim
Penyusun menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan. Tim
Penyusun juga menyampaikan terima kasih kepada Tim Penyusun Buku Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya tahun 1992, Tim Penyusun
Buku Pedoman Pelaksanaan Studi Lapang, PKL, PMM dan Skripsi Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya tahun 2000, tim revisi dari Buku Pedoman Pelaksanaan
Kegiatan Akademik Non-Perkuliahan Tahun 2013/2014, para nara sumber yang
telah memberikan saran perbaikan serta tim pembantu administrasi dan pengetikan
naskah atas jerih payahnya dalam penyelesaian dan penerbitan buku ini. Sedangkan
untuk Instruksi Kerja (IK) yang berkaitan dengan program magang dan skripsi dijelaskan
lebih detail dalam dokumen IK (KODE0040007023 )
Semoga penerbitan buku ini dapat membantu kelancaran tugas mahasiswa dan
pembimbing di bidang akademik khususnya dalam pelaksanaan kegiatan akademik non-
perkuliahan di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.

Malang, Agustus 2015

TIM PENYUSUN

v
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016
2014/2015
2015/2016

PEDOMAN PENDIDIKAN
NON PERKULIAHAN- SKRIPSI
DAN MAGANG KERJA:

KETENTUAN

PROGRAM STUDI:
AGROEKOTEKNOLOGI DAN
AGRIBISNIS

1
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

DAFTAR ISI
SAMBUTAN DEKAN .................................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ v

DAFTAR ISI 2

DAFTAR GAMBAR 6

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................................................7

I. PENDAHULUAN 9

1.1 Pengertian Skripsi dan Magang Kerja .....................................................................................9

1.2 Kode Etik Pelaksanaan Skripsi dan Magang Kerja ...............................................................10

1.3 Sikap Ilmiah...........................................................................................................................12

1.3.1 Jujur .................................................................................................................................12

1.3.2 Obyektif ...........................................................................................................................12

1.3.3 Integritas akademik..........................................................................................................12

1.3.4 Jeli....................................................................................................................................12

1.3.5 Terbuka ............................................................................................................................13

1.3.6 Ingin Tahu........................................................................................................................13

1.3.7 Kritis ..............................................................................................................................13

1.3.8 Berani Mempertahankan Kebenaran...............................................................................13

1.3.9 Menjangkau ke Depan ....................................................................................................13

1.3.10 Menghargai Karya Orang Lain ......................................................................................14

1.3.11 Menjaga Kerahasiaan.....................................................................................................14

1.3.12 Melakukan Publikasi yang bertanggung jawab .............................................................14

1.3.13 Menghormati sesama .....................................................................................................14

1.3.14 Tanggung Jawab Sosial..................................................................................................14

1.3.15 Tidak-Diskriminasi ........................................................................................................14

2
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

1.3.16 Kompeten.......................................................................................................................14

1.3.17 Melakukan Perawatan Hewan dan Tumbuhan...............................................................15

1.3.18 Melakukan Perlindungan Subyek Manusia....................................................................15

1.4 Ciri-Ciri Karya Tulis Ilmiah ..................................................................................................15

II. SKRIPSI ......................................................................................................................16

2.1 Ketentuan Umum...................................................................................................................22

2.2 Tujuan ....................................................................................................................................23

2.3 Prasyarat ................................................................................................................................23

2.4 Hak dan Kewajiban Mahasiswa............................................................................................23

2.5 Pengelolaan............................................................................................................................24

2.5.1 Tim Pemantau Skripsi......................................................................................................24

2.5.2 Tahapan Kegiatan Penyusunan Skripsi............................................................................25

2.5.3 Supervisi ..........................................................................................................................26

2.5.4 Sanksi-Sanksi...................................................................................................................26

2.6 Dosen Pembimbing................................................................................................................26

2.7 Ujian Sarjana .........................................................................................................................27

2.7.1 Pengertian Ujian Sarjana..................................................................................................27

2.7.2 Syarat-Syarat Umum Ujian Sarjana.................................................................................27

2.7.3 Majelis Penguji Ujian Sarjana .........................................................................................27

2 . 7.4 Tugas dan Hak Majelis Penguji......................................................................................28

2 .7.5 Pelaksanaan Ujian Sarjana..............................................................................................28

2 . 7.6 Waktu Pelaksanaan Ujian Sarjana..................................................................................28

2. 7.7 Penilaian Ujian Sarjana ..................................................... Error! Bookmark not defined.

2.8 Ketentuan Lain.......................................................................................................................29

2.9 Ketentuan Penulisan Skripsi .................................................................................................30

2.9.1 Bagian-Bagian Skripsi .....................................................................................................30

3
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

2. 9.2 Bagian Pelengkap.................................................................................................................30

2. 9.3 Tubuh Utama Skripsi.....................................................................................................33

2.9.4 Pustaka .............................................................................................................................34

2.9.5 Gambar , Tabel , Lambang , Satuan dan Singkatan , serta Cetak Miring .........................36

2. 10 Syarat-Syarat Pengetikan .....................................................................................................39

2.10.1 Kertas ............................................................................................................................39

2.10.2 Mengetik........................................................................................................................39

2 .10.3 Perbaikan Kesalahan.....................................................................................................39

2.10.4 Pemakaian Bahasa Indonesia Baku.........................................................................................39

2.10.5 Nomor Halaman ............................................................................................................39

2.11 Pedoman Seminar Ilmiah .....................................................................................................40

2.11.1 Ketentuan Umum .........................................................................................................40

2.11.3 Tata tertib Seminar..............................................................................................................40

2.12 Pedoman Penulisan Makalah Ringkasan Skripsi .............................................................41

2 .12.2 Sistematika ...................................................................................................................41

2.12.3 K etentuan Lain .............................................................................................................41

2.13 Yudisium Sarjana.................................................................................................................42

III. MAGANG KERJA .....................................................................................................................16

3.1 Ketentuan Umum...................................................................................................................16

3.2 Tujuan ....................................................................................................................................16

3.3 Bentuk Pelaksanaan ...............................................................................................................17

3.4 Pengelolaan............................................................................................................................17

3.5 Laporan Akhir Magang Kerja...............................................................................................18

3.6 Ujian Magang Kerja ..............................................................................................................18

3.7 Tugas Dosen Pembimbing .....................................................................................................19

3.7.1 Pembimbing Utama .........................................................................................................19

4
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

3.7.2 Pembimbing Lapangan ....................................................................................................19

3.7.3 Persentase Penilaian.........................................................................................................19

3.8 Ketentuan Lain.......................................................................................................................20

3.9 Sistematika Laporan Magang Kerja ......................................................................................20

5
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

DAFTAR GAMBAR

1. Diagram Keterkaitan Magang Kerja dan Tugas Akhir (Skripsi) serta Persyaratan dan Kompetensi
yang Diharapkan ...........................................................................................10

2. Hubungan antara Bobot Kering Gulma Total dengan Bobot Kering Umbi Ubi Jalar (A).
Hubungan antara Bobot Kering Gulma Total dengan Produksi Ubi Jalar per
ha (B). ...........................................................................................................78

3. Rata-rata Jumlah Berbagai Stadia Tetranychus sp. Yang Dimangsa Imago Jantan dan
Betina Stethorus sp. Serta Imago Coccinellid ..............................................78

4. Perbandingan Penawaran, Permintaan dan Harga Ubi Kayu........................................................79

5. Imago Stethorus sp. (perbesaran 40x) (a: jantan, b: betina, c: dari arah lateral ).........................80

6. Ubi Jalar Perlakuan Jarak Tanam 70 x 30 cm..............................................................................80

7. Skematis Kerangka Pemikiran Penelitian .....................................................................................81

8. Hubungan antara Bahan Organik Tanah dan Pembatas Pertumbuhan Tanaman..........................82

6
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

DAFTAR LAMPIRAN
L A M P I R A N 1 . C O N T O H L E M B A R P E N G E S AH A N P R O P O S A L MAGANG
KERJA ..........................................................................................................44

LAMPIRAN 2. CONTOH FORMAT SAMPUL PROPOSAL/ LAPORAN AKHIR MAGANG


KERJA ..........................................................................................................45

LA M P IR A N 3 . F O R M A T PE N GE S A H A N LA PO R A N A K H IR MAGANG KERJA 46

LAMPIRAN 4. CONTOH FORMAT LEMBAR REVISI LAPORAN


MAGANG KERJA .....................................................................................47

L A M P I R A N 5 . C O N T O H F O R M A T P E N Y E R A H AN L A P O R A N MAGANG KERJA
......................................................................................................................48

L A M P IR A N 6. C O N T O H F O R M AT S U R A T K E T E RA N GA N T E L A H M E N Y E L
E S A IK A N MAGANG KERJA...............................................................50

LA M P IR A N 7. C O N T OH F O R M A T PE N DA F T A R AN K E GIA T AN S K R IPS I .51

LA M P IR A N 8 . C O N T O H F O R M A T J A DW A L K E R J A K E G IA T A N S K R IP S I ...52

LA M P IR A N 9 . C O N T O H LE M B A R PE N GE S A H A N PR O PO S A L S K R IPS I .......53

LA M P IR A N 1 0 . C O N T O H S A M PU L (Depan) SK R IPS I .............................................54

LA M P IR A N 1 1 . C O N T O H H A LA M A N J U DU L S K R IPS I (SAMPUL DALAM) .....55

LA M P IR A N 1 2 . C O N T O H PE R N Y AT A A N S K R IPS I..................................................56

L A M P I R A N 1 3A. C O N T O H H A L A M A N P E R S E T U J U A N S K R I P S I DENGAN 1
DOSEN PEMBIMBING...............................................................................57

L A M P IR A N 1 3B . C O N T O H H A L A M A N P E R S E T U J U A N S K R I P S I DENGAN 2
DOSEN PEMBIMBING..............................................................................58

L A M P I R A N 1 3 C. C O N T O H H A L A M A N P E R S E T U J U A N S K R I P S I DENGAN 3
DOSEN PEMBIMBING...............................................................................59

L A M P I R A N 1 4A. C O N T O H L E M B A R P E N G E S A H A N S K R I P S I DENGAN 3
PENGUJI ......................................................................................................60

LA M P IR A N 1 5 . C O N T O H H A LA M A N PE R U N T UK A N S K RIPS I........................63

LA M P I R AN 1 6 . CO N T O H R I N GK A S A N S K R I P S I ............................................... 64

LA M P I -R A N 1 7 . C O N T O H S U M M A R Y S K R IPS I .......................................................66

LA M P IR A N 19 . C O N T O H R IW A Y AT H ID U P LA P O R A N S K R IPS I....................68

7
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

LAMPIRAN 20 A. CONTOH DAFTAR ISI LAPORAN SKRIPSI UNTUK PROGRAM STUDI


AGROEKOTEKNOLOGI............................................................................69

LAMPIRAN 20 B. CONTOH DAFTAR ISI LAPORAN SKRIPSI (LANJUTAN) UNTUK


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS...............................................................70

LAMPIRAN 2.1 CONTOH DAFTAR TABEL LAPORAN SKRIPSI...........................................72

LAMPIRAN 2.2 CONTOH DAFTAR GAMBAR LAPORAN SKRIPSI.....................................72

L A M P I R A N 24 . C O N T O H P E N U L I S A N D A F T A R P U S T A K A U N T U K S ET I A P
M A C AM .....................................................................................................73

LA M P IR A N 2 5 . C ON T O H GR A F IK.................................................................................78

LA M P IR A N 2 6 . C O NT O H G AM B A R D A N D IA G R A M ............................................80

LA M P IR A N 2 7 . C O N T O H T A B E L ....................................................................................83

LA M P IR A N 2 8 . C O N T O H R IN GK A S A N U N T U K S E M I N A R H A S I L PE N E L I T I
A N ................................................................................................................84

8
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

I. PENDAHULUAN
Buku Panduan Kegiatan Akademik Non Perkuliahan disusun sebagai acuan penyelengaraan
kegiatan akademik non perkuliahan. Penyusunan Buku Panduan Kegiatan Akademik Non
Perkuliahan ini merupakan mandat dari peraturan Rektor Universitas Brawiajaya Nomor:
208/PER/2010 tentang Kurikulum Institusional Universitas Brawijaya pasal 4 butir 2 dan 4, tanggal
14 Juli 2010. Kegiatan akademik non perkuliahan bagi mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya terdiri dari magang kerja, penulisan skripsi, kompetensi berbahasa Inggris dan
olahraga/kesenian. Buku Pedoman ini berisi aturan pelaksanaan, tata cara penulisan laporan, tata
cara pelaksanaan ujian dan penilaian ujian magang kerja dan skripsi. Mahasiswa yang tidak
mematuhi aturan pelaksanaan magang kerja dan skripsi sebagaimana tercantum dalam Buku
Panduan Kegiatan Akademik Non Perkuliahan akan dikenai sanksi akademik yang berlaku. Aturan
pelaksanaan kompetensi berbahasa Inggris dan olahraga/kesenian akan diatur dalam aturan
terpisah.
Kegiatan magang kerja pada Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya dilakukan pada
semester 7 selama tiga bulan. Kegiatan magang dilaksanakan oleh mahasiswa secara mandiri dan
merupakan inisiasi yang strategis untuk mempersiapkan penyusunan skripsi setelah mahasiswa
yang bersangkutan melaksanakan kegiatan magang kerja. Selain kegiatan magang dan penulisan
skripsi, UB mensyaratkan penguasaan kompetensi berbahasa Inggris dan olahraga/kesenian pada
lulusan. Kedua kompetensi tersebut merupakan kegiatan akademik non perkuliahan dengan sks nol,
namun menjadi prasyarat kelulusan mahasiswa.

1.1 Pengertian Skripsi dan Magang Kerja


Sesuai dengan kurikulum Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, seorang mahasiswa
selama menempuh studi diwajibkan melakukan kegiatan magang kerja dan skripsi. Kegiatan
tersebut diharapkan akan memberikan pengalaman belajar untuk mencapai integrasi kompetensi
yang cukup bagi calon Sarjana Pertanian sebelum lulus. Magang kerja merupakan kegiatan praktek
akademik bagi mahasiswa sehingga diharapkan mahasiswa memperoleh pengalaman praktek
mandiri yang nantinya akan berguna untuk pengembangan profesinya sebelum menyusun tugas
akhir. Secara spesifik tujuan kegiatan magang kerja yaitu untuk menerapkan, membandingkan dan
menelaah ilmu pengetahuan yang didapat selama perkuliahan serta dilatih menyesuaikan diri
dengan kondisi di lapangan. Kegiatan magang kerja membidik penguasaan kompetensi kerjasama
dalam tim dan adaptasi terhadap lingkungannnya. Magang kerja merupakan salah satu kompetensi
institusi UB yang pelaksanaan kegiatannya tidak boleh mengganggu perkuliahan.
Kegiatan magang kerja sekaligus merupakan inisiasi yang strategis bagi mahasiswa untuk
mulai membangun konsep tugas akhir (skripsi). Pada kegiatan magang kerja, mahasiswa memiliki
keleluasaan waktu dan kesempatan untuk melakukan observasi dan menghimpun data awal.
Diharapkan kegiatan magang ini dapat mempersingkat proses penyelesaian skripsi pada semester
berikutnya. Diagram keterkaitan magang kerja dan tugas akhir skripsi disajikan dalam Gambar 1.
Skripsi sebagai tugas akhir program S-1 adalah suatu kegiatan mandiri untuk mensintesis
berbagai bekal ilmu yang telah diperoleh dari sejumlah sumber data antara lain kegiatan percobaan,
survei dan magang kerja. Skripsi setara dengan 6 sks kegiatan akademik. Penulisan skripsi
mahasiswa mencakup beberapa tahapan yaitu penulisan proposal, seminar proposal, eksplorasi data
atau kegiatan percobaan, penulisan draft skripsi, seminar hasil, ujian skripsi dan revisi skripsi.
Mahasiswa yang telah menyelesaikan skripsi dan dinyatakan lulus ujian skripsi berhak
menyandang gelar Sarjana Pertanian

9
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

Gambar 1. Diagram Keterkaitan Magang Kerja dan Tugas Akhir (Skripsi) serta Persyaratan dan
Kompetensi yang Diharapkan

1.2 Kode Etik Pelaksanaan Skripsi dan Magang Kerja


Pelaksanaan magang kerja dan skripsi merupakan proses akademik untuk berkarya ilmiah
yang harus diselesaikan dalam masa studi mahasiswa. Sebagai masyarakat akademik mahasiswa
terikat pada etika akademik yang berlaku secara universal seperti kejujuran, keterbukaan,
obyektivitas, kemauan untuk belajar dan berkembang serta saling menghormati. Tindakan yang
melanggar etika akademik merupakan tindakan tidak etis dan atau pelanggaran akademik. Aktivitas
yang termasuk dalam kategori tindakan tidak etis atau pelanggaran etika akademik antara lain
adalah:
Absen dalam pelaksanaan magang atau penelitian skripsi: ketidakhadiran pada kegiatan
magang atau penelitian dengan ataupun tanpa alasan yang dapat diterima. Alasan-alasan yang dapat
diterima untuk dapat diterima sebagai absen magang kerja dan penelitian skripsi adalah (a) sakit
(dibuktikan dengan surat dokter), (b) Orang tua atau saudara kandung meninggal dunia, (c)Sebab-
sebab lain yang telah mendapat persetujuan dari pembimbing.

Plagiasi yaitu kegiatan sadar (sengaja) atau tidak sadar yang dilakukan seorang mahasiswa
yang dapat mencakup 1) menyontoh karya ilmiah hasil kerja orang lain; dan 2) menggunakan
bahan atau pikiran yang diambil dari sumber lain tanpa seijin penulisnya, tidak menyebutkan
sumber atau materi karya ilmiah diakui sebagai hasil karya ilmiah atau pemikirannya sendiri.
Bentuk tindakan plagiat antara lain mengambil gagasan, pendapat, hasil temuan orang lain baik
sebagian atau seluruhnya tanpa seijin atau tanpa menyebutkan sumber acuannya secara jujur.
10
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

Dalam berkarya ilmiah, merujuk dan mengutip hal yang tak terhindarkan. Kegiatan ini justru sangat
dianjurkan karena perujukan dan pengutipan akan membantu perkembangan ilmu. Dalam berkarya
ilmiah, mahasiswa harus secara jujur menyebutkan rujukan terhadap bahan atau pikiran yang
diambil dari orang lain. Pemakaian bahan atau pikiran dari suatu sumber atau orang lain yang tidak
disertai dengan rujukan dapat diidentikkan dengan pencurian. Untuk itu mahasiswa harus
menghindari lima tipe plagiasi dalam berkarya ilmiah, yaitu tidak melakukan:
1. Plagiasi kalimat: Penggunaan kata-kata sama dengan tulisan orang lain / mengutip
tulisan orang lain dan bukan melakukan penyitiran tulisan orang lain dengan
menyantumkan penulis dalam penyitirannya.
2. Plagiasi Struktur : (a) Menulis ulang kata-kata orang lain dengan mengubah konstruksi
kalimat atau pilihan kata, bahkan dengan mengutip. (b) Menulis ulang sambil
mempertahankan konstruksi kalimat aslinya walaupun dengan mencantumkan
sumbernya.
3. Plagiasi Idea: (a) Menyajikan idea-idea orang lain yang diakui sebagai idea diri sendiri
tanpa memberikan pengakuan pada orang yang memiliki idea tersebut. (b) Mengirimkan
karya ilmiah dari ide-ide orang lain tanpa menyitir idea orang yang bersangkutan atau
menyitir idea orang lain tetapi salah.
4. Plagiasi Authorship / Kepenulisan (a) Menulis atau mempublikasikan pekerjaan
orang lain. (b) Mengirimkan karya ilmiah yang dibuat dari penelusuran internet, sumber
pustaka atau dari teman sejawat tetapi diakui sebagai pekerjaan diri sendiri.
5. Plagiasi Diri (a) Penggunaan pekerjaan anda sebelumnya untuk juga dilaporkan
sebagai tugas lain / karya ilmiah lain oleh diri anda sendiri. (b) Meskipun ini adalah
kata-kata asli dan pikiran anda, menerima pengakuan pekerjaan lagi dari karya ilmiah
sebelumnya dianggap curang.
Kecurangan dalam berkarya ilmiah adalah setiap usaha yang dilakukan oleh mahasiswa
atau orang lain secara tidak jujur yang bertujuan untuk mengambil keuntungan yang tidak adil
dalam proses berkarya ilmiah. Kecurangan dapat juga merupakan tindakan yang dilakukan dengan
sengaja atau tidak sengaja menggantikan kedudukan atau melakukan tugas atau kegiatan untuk
kepentingan orang lain atas permintaan orang lain atau kehendak sendiri dalam kegiatan magang
kerja dan skripsi. Contoh prilaku kecurangan adalah menggunakan materi berkarya ilmiah milik
tempat magang kerja atau skripsi atau bagian dari tempat tersebut untuk kepentingan luas tanpa
seijin institusi yang membuat materi tersebut.
Bentuk tindakan pemalsuan antara lain melakukan kegiatan dengan sengaja atau tanpa ijin
yang berwenang mengganti, meniru atau mengubah/memalsukan sesuatu untuk mencapatkan
pengakuan sebagai sesuatu yang asli.
Kolusi merupakan tindakan bekerja sama dengan mahasiswa lain untuk mempersiapkan atau
mengerjakan penugasan yang akan dinilai. Contoh: mengerjakan tugas individual magang kerja
atau skripsi secara bersama-sama.
Fabrikasi merupakan tindakan mengarang data hasil magang kerja atau penelitian. Kegiatan
merubah catatan atau laporan hasil penelitian yang tidak sesuai dengan fakta juga merupakan
tindakan fabrikasi.

Falsifikasi merupakan tindakan memanipulasi bahan, peralatan, atau proses penelitian, atau
menrgubah/menghilangkan data atau hasil penelitian sehingga hasil penelitian tidak tercatat secara
akurat.

11
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

Ghosting merupakan tindakan meminta jasa orang lain baik membayar atau tidak memberi
insentif untuk menuliskan atau mengerjakan kegiatan magang kerja dan skripsi. Contoh: pesan
laporan magang atau skripsi di lembaga illegal pembuat laporan (ghost writer).

Deceit merupakan tindakan, pernyataan, alat yang dipergunakan secara tidak jujur untuk tujuan
berbohong atau memberikan kesan negatif. Contoh: memberikan pernyataan sakit sebagai alasan
menunda melakukan kegiatan magang atau skripsi, meskipun sesungguhnya mahasiswa tersebut
sehat.

Gratifikasi merupakan tindakan untuk menyenangkan pembimbing atau penguji atau pimpinan
yang dapat memberikan keuntungan bagi mahasiswa tersebut dalam memberikan penilaian prestasi
mahasiswa. Contoh: memberikan hadiah yang diluar kewajaran kepada penguji sebelum
pelaksanaan ujian.

1.3 Sikap Ilmiah


Dalam berkarya ilmiah seorang peneliti harus berperilaku dan bersikap:

1.3.1 Jujur
Mahasiswa harus berusaha untuk jujur dalam semua komunikasi ilmiah. Mahasiswa harus jujur
dalam melaporkan data, hasil, metode dan prosedur penelitian, dan status publikasi. Mahasiswa
dilarang mengarang, memalsukan, atau menyalahartikan data. Jangan menipu rekan, lembaga
pemberi hibah, atau masyarakat.

1.3.2 Obyektif
Bersikap obyektif dapat diartikan sebagai mampu menyisihkan perasaan pribadi, atau
kecenderungan yang tidak beralasan, dengan kata lain dapat menyatakan apa adanya, dapat melihat
secara nyata dan aktual. Mahasiswa yang bersikap obyektif ini tidak “dikuasai” oleh pikiran, atau
perasaannya sendiri dan tidak dipengaruhi oleh prasangka, sehingga mahasiswa dapat menghindari
atau meminimalkan bias atau menipu diri sendiri. Sikap untuk menghindari kepentingan pribadi
atau menyalahgunakan keuangan dibutuhkan agar tidak mempengaruhi kualitas penelitian. Upaya
mahasiswa untuk menghindari bias dalam keputusan pribadi, menulis proposal (hibah), merancang
penelitian, analisis data, interpretasi data, peer review, kesaksian ahli, dan aspek lain dari
penelitian di mana objektivitas diharapkan atau dibutuhkan sangat diperlukan.

1.3.3 Integritas akademik


Integritas akademik adalah prinsip-prinsip moral yang diterapkan dalam lingkungan akademik,
terutama yang terkait dengan kebenaran, keadilan, kejujuran. Untuk itu mahasiswa diharapkan terus
berusaha untuk menepati janji dan perjanjian; bertindak dengan ketulusan dan berjuang untuk
selalu konsisten antara pemikiran dan tindakan. Nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam integritas
akademik mencakup enam aspek, yaitu: kejujuran, kepercayaan, keadilan, menghargai,
bertanggung jawab, dan rendah hati.

1.3.4 Jeli
Mahasiswa dituntut jeli dalam berkarya ilmiah, sehingga perlu menghindari kesalahan, kcerobohan
dan kelalaian. Dalam berkarya ilmiah mahasiswa wajib hati-hati dan kritis memeriksa pekerjaan
sendiri dan pekerjaan teman dalam satu tim karya ilmiah. Untuk itu mahasiswa harus menyimpan

12
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

catatan yang baik dari kegiatan penelitian, seperti pengumpulan data, rancangan penelitian, hasil
diskusi dengan pembimbing dan korespondensi dengan lembaga atau jurnal.

1.3.5 Terbuka
Mahasiswa dalam berkarya ilmiah perlu selalu bersikap terbuka, yaitu selalu bersedia
mendengarkan keterangan dan argumentasi orang lain, walaupun berbeda dari pendiriannya.
Mahasiswa yang bersikap terbuka itu tidak menutup mata terhadap kemungkinan yang lain.
Mahasiswa tidak emosional dalam menanggapi kritik, sangkalan bahkan celaan terhadap
pendapatnya.

1.3.6 Ingin Tahu


Mahasiswa perlu antusias bertanya mengenai berbagai hal yang dihadapinya dalam
menjalankan magang kerja dan skripsi. Mahasiswa sebaiknya menaruh minat baik pada wacana
lama maupun baru. Wacana lama walaupun sudah diperdebatkan oleh para ahli sebelumnya
mungkin saja masih memerlukan pemikiran lebih lanjut. Sementara itu hal-hal yang baru umumnya
sangat menarik untuk dipelajari, agar dapat diperoleh pemikiran atau temuan-temuan baru.

1.3.7 Kritis
Ciri mahasiswa yang bersikap kritis adalah tidak mudah puas dengan jawaban tunggal.
Mahasiswa tersebut selalu berusaha mencari hal-hal apa yang ada di balik gejala, bahkan fakta
yang dihadapinya. Sikap ingin tahu itu menimbulkan motivasi yang kuat untuk belajar dan karena
motivasi itu muncul sikap kritis. Mahasiswa tidak akan lekas percaya tetapi, karena sikap ingin
tahu itulah mahasiswa perlu mencari informasi sebanyak mungkin sebelum dirinya menentukan
pendapat kritis. Mahasiswa tidak seharusnya gegabah mengucapkan atau menulis suatu pernyataan
umum. Bagi seseorang mahasiswa yang bersikap kritis hukum-hukum alam dan data empiris
merupakan hal yang utama. Mahasiswa sepatutnya dapat membedakan dengan baik antara hukum
alam, hipotesis, teori, dugaan dan pendapat, dan mahasiswa teliti dalam membandingkan
fenomena-fenomena yang serupa.

1.3.8 Berani Mempertahankan Kebenaran


Mahasiswa yang bersikap ilmiah itu berani menyatakan kebenaran dan, apabila perlu,
mempertahankannya. Kebenaran itu mungkin berupa fakta atas hasil studi lapang, parktek
atau penelitiannya sendiri atau hasil penelitian atau karya orang lain. Sikap itu menimbulkan
kebulatan dalam cara berpikir dan menimbulkan konsistensi dalam berkarya ilmiah.
1.3.9 Menjangkau ke Depan
Mahasiswa yang bersikap ilmiah itu mempunyai pandangan yang cukup jauh ke
depan. Perkembangan teknik dan kebudayaan pada umumnya menarik perhatian orang -orang
yang bersikap ingin tahu, kritis, terbuka dan obyektif, dan karenanya ia berpandangan jauh
kedepan. Mahasiswa perlu bersifat “futuristic”, yaitu mampu melihat jauh kedepan.
Mahasiswa perlu menjadikan dirinya seseorang yang cerdik untuk membuat hipotesis dan
membuktikannya, serta dapat menyusun teori dari pembuktian tersebut. Untuk mencapai
kondisi tersebut tentunya mahasiswa perlu melatih dirinya gemar membaca, menganggap
meneliti sebagai suatu kebutuhan, dan menyajikan hasil kerjanya dalam suatu karya ilmiah sebagai
suatu kewajiban.

13
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

1.3.10 Menghargai Karya Orang Lain


Mahasiswa yang bersikap ilmiah itu memiliki jiwa yang cukup besar untuk menghargai
karya orang lain tanpa merasa dirinya kecil. Orang yang congkak, dan merasa lebih tidak mungkin
bersikap obyektif, dan karya ilmiahnya akan bernada sombong, memerintah dan menggurui. Orang
congkak biasanya bersikap meng”aku”. Mahasiswa yang berjiwa ilmiah pantang mengaku karya
orang lain sebagai karya orisinil yang berasal dari diri sendiri. Mahasiswa tentunya akan rela dan
dengan senang hati mengakui dan mengucapkan terimakasih atas gagasan atau karya orang lain
yang semata-mata ia kutip. Mahasiswa wajib menghormati Paten, hak cipta, dan bentuk lain dari
kekayaan intelektual. Untuk itu jangan menggunakan metode, data dan hasil penelitian yang tidak
dipublikasikan tanpa seijin pemiliknya.

1.3.11 Menjaga Kerahasiaan


Mahasiswa wajib melindungi komunikasi yang bersifat rahasia, seperti makalah yang dikirimkan
untuk dipublikasikan atau proposal penelitian yang diajukan untuk mendapatkan pendanaan / hibah,
catatan perorangan / lock book dalam proses magang atau skripsi, catatan perdagangan atau
informasi-informasi tempat magang atau penelitian yang bersifat rahasia, dan catatan responen /
nara sumber.

1.3.12 Melakukan Publikasi yang bertanggung jawab


Mahasiswa diwajibkan mempublikasikan karya ilmiah melalui magang atau skripsi dalam rangka
untuk memajukan penelitian dan peningkatan kekayaan intelektual, bukan hanya untuk memajukan
karir diri sendiri mahasiswa. Dalam publikasi mahasiswa harus menghindari publikasi yang
mubazir dan duplikatif.

1.3.13 Menghormati sesama


Mahasiswa wajib menghormati dosen, pembimbing magang atau skripsi, staf pendukung
kependidikan, pimpinan UB, rekan sesama mahasiswa, dan para pihak yang terkait dengan kegian
karya ilmiah dan meperlakukan mereka dengan adil.

1.3.14 Tanggung Jawab Sosial


Mahasiswa dalam berkarya ilmiah diwajibkan berupaya untuk mempromosikan keuntungan sosial /
masyarakat luas dan mencegah atau mengurangi kerugian sosial.

1.3.15 Tidak-Diskriminasi
Mahasiswa diwajibkan menghindari diskriminasi terhadap dosen, pembimbing magang atau
skripsi, staf pendukung kependidikan, pimpinan UB, rekan sesama mahasiswa, dan para pihak yang
terkait atas dasar agama, jenis kelamin, ras, etnis, atau faktor lain yang tidak berhubungan dengan
kompetensi keilmuan dan integritas.

1.3.16 Kompeten
Mahasiswa harus menjaga dan mengembangkan kompetensi dan keahlian profesional diri sendiri
melalui pendidikan dan pembelajaran seumur hidup. Mahasiswa perlu mengambil langkah-langkah
untuk mempromosikan kompetensi diri dalam lingkup ilmu pengetahuan secara keseluruhan.

14
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

1.3.17 Melakukan Perawatan Hewan dan Tumbuhan


Mahasiswa diwajibkan untuk menunjukkan rasa hormat yang tepat dan merawat hewan dan
tumbuhan ketika menggunakan mereka dalam penelitian. Jangan melakukan perbuatan yang tidak
perlu atau buruk terhadap hewan dan tumbuhan dalam rancangan percobaan.

1.3.18 Melakukan Perlindungan Subyek Manusia


Mahasiswa ketika melakukan penelitian pada subyek manusia maka wajib (a) meminimalkan
kerugian dan risiko dan memaksimalkan manfaat; (b) menghormati martabat manusia, privasi, dan
otonomi; (c) mengambil tindakan pencegahan khusus terhadap penduduk yang rentan; dan (d)
berusaha untuk mendistribusikan manfaat dan beban penelitian secara adil.

1.4 Ciri-Ciri Karya Tulis Ilmiah


Pelaksanaan magang kerja dan penulisan skripsi merupakan rangkaian kegiatan ilmiah yang
harus ditulis dalam karya tulis ilmiah. Dalam penulisan skripsi mahasiswa harus mengacu pada ciri-
ciri karya tulis ilmiah sebagai berikut:

1. Menyajikan fakta obyektif secara sistematis atau menyajikan implementasi hukum alam pada
situasi yang spesifik
2. Mahasiswa harus menulis secara cermat, tepat, benar dan tulus. Karya tulis ilmiah sebaiknya
tidak membuat terkaan. Pernyataan-pernyataan yang dituliskan dalam karya ilmiah harus tulus,
tanpa rasa takut atas dampak negatif yang mungkin timbul akibat kebenaran pernyataan-
pernyataan ilmiah yang harus diungkapkan
3. Tidak mengejar keuntungan pribadi yaitu tidak berambisi agar pembaca berpihak kepadanya.
Motivasi penulis karya ilmiah hanyalah menginformasikan fakta. Penulis karya ilmiah tidak
ambisius dan berprasangka
4. Karya tulis ilmiah sistematis, tiap langkah direncanakan secara sistematis terkendali secara
konseptual dan prosedural
5. Karya tulis ilmiah tidak emosional, tidak menonjolkan perasaan dan menyajikan sebab
musabab dan pengertian. Kata-kata dalam karya tulis ilmiah harus mudah diidentifikasi.
Alasan-alasan yang dikemukakan indusif, mendorong untuk menarik kesimpulan yang netral
dan bukan ajakan
6. Karya tulis ilmiah tidak memuat pandangan-pandangan tanpa pendukung kecuali dalam
hipotesis kerja
7. Karya tulis ilmiah ditulis secara tulus dan memuat kebenaran serta tidak memancing
pertanyaan-pertanyaan yang bernada keraguan
8. Karya tulis ilmiah tidak argumentatif. Meskipun karya tulis ilmiah mungkin mencapai
kesimpulan namun karya ilmiah yang baik mampu menyajikan fakta secara informatif sehingga
pembaca dapat menarik kesimpulan sendiri.
9. Karya tulis ilmiah tidak persuasif, yang dikemukakan adalah fakta dan aplikasi hukum alam
pada problem yang spesifik. Suatu hal yang benar bahwa tujuan karya tulis ilmiah adalah untuk
mendorong pembaca mengubah pendapat, namun hal itu tidak dilakukan melalui ajakan,
argumentasi, sanggahan dan protes melainkan membiarkan fakta berbicara.
10. Karya tulis ilmiah tidak melebih-lebihkan dalam menyajikan fakta. Memutarbalikkan fakta
akan menghancurkan tujuan penulisan karya tulis ilmiah.

15
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

II. MAGANG KERJA


Berdasarkan Peraturan Rektor UB No. 208/PER/2010 tentang Kurikulum Institusional
Universitas Brawijaya, magang kerja adalah salah satu kompetensi institusi UB yang pelaksanaan
kegiatannya tidak boleh mengganggu perkuliahan. Pelaksanaan magang kerja oleh mahasiswa
terutama ditujukan untuk membidik pemahaman dan penguasaan keterampilan dalam berkarya.

2.1 Ketentuan Umum


1. Magang kerja adalah salah satu bentuk kompetensi institusi yang wajib dilakukan oleh setiap
mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
2. Beban Magang Kerja adalah 4 sks, hal ini memiliki pengertian sebagai berikut:
Mengacu pada ketentuan SK Mendiknas No.232/U/2000 bahwa satu sks setara dengan 4 jam
kerja lapangan, yang masing-masing diiringi oleh sekitar 1-2 jam kegiatan terstruktur dan
sekitar 1-2 jam kegiatan mandiri per minggu. Dengan ditetapkannya satu sks kegiatan
lapangan diiringi dengan kegiatan terstruktur dan mandiri masing-masing 2 jam, maka beban
4 sks untuk kegiatan Magang Kerja Setara dengan 64 jam/minggu/smtr. Satu semester terdiri
atas 14 hingga 16 minggu, sehingga jumlah jam kerja efektif selama satu semester sebanyak
896 hingga 1.024 jam yang setara dengan 4,6 hingga 5,3 bulan atas dasar pertimbangan kerja
efektif 8 jam/hari dengan 6 hari kerja/bulan.
3. Kegiatan Magang Kerja harus di program dalam Kartu Rencana Studi (KRS) setelah
mahasiswa menyelesaikan/ menempuh seluruh matakuliah wajib program studi yang
meliputi matakuliah Pengembangan Kepribadian, Kajian Pertanian, Kajian Utama dan
Pendukung Program Studi, Kajian Minat.
4. Kegiatan magang kerja boleh di programkan bersama skripsi, namun tidak boleh dilakukan
setelah skripsi. Jika mahasiswa memprogramkan magang kerja bersama dengan skripsi maka
magang kerja harus dilaksanakan terlebih dahulu.
5. Pelaksanaan Magang Kerja tidak boleh mengganggu kuliah, untuk itu pelaksanaannya tidak
boleh memprogram matakuliah lain selain skripsi.
6. Mahasiswa yang akan melaksanakan Magang Kerja diwajibkan membuat proposal secara
individu.

2.2 Tujuan
Tujuan magang kerja secara umum adalah:
1. Melatih mahasiswa di lapangan untuk aspek pertanian, perkebunan atau manajemen
lingkungan yang tidak tercakup dalam proses perkuliahan.
2. Memberi kesempatan mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman kerja sektor pertanian
yang relevan dengan profesi yang akan diembannya di masyarakat.
3. Memberikan pengalaman bekerja mahasiswa di lingkungan profesional pertanian atau
agribisnis.
4. Memberikan keterampilan tambahan yang dimungkinkan berguna untuk kerja di masa depan.

16
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

2.3 Bentuk Pelaksanaan


1. Magang kerja di perusahaan/perkebunan/instansi pemerintah/pihak lain yang terkait dengan
program studi mahasiswa dan atau bidang pertanian, atau
2. Melakukan kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi; penyuluhan atau sejenisnya
yang terkait dengan kegiatan produktif pemerintah dan masyarakat, atau
3. Magang mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat dan kerjasama yang dilaksanakan oleh
Fakultas Pertanian, atau
4. Melaksanakan kegiatan magang di luar negeri

2.4 Pengelolaan
1. Pengelolaan magang kerja ditangani oleh Tim Pengelola Magang Kerja tingkat fakultas yang
berfungsi koordinatif pelaksanaan dan tingkat Jurusan sebagai pelaksana operasional magang
kerja.
2. Tim Pengelola Magang Kerja di tingkat fakultas adalah tim pengelola yang ditunjuk oleh
Dekan untuk memfasilitasi pelaksanaan Magang Kerja di tingkat Jurusan.
3. Tim Pengelola Magang Kerja tingkat fakultas beranggotakan Ketua Badan Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat dan Kerjasama (BPPK ), Ketua Jurusan dan Ketua Program Studi
yang dikoordinasi oleh Wakil Dekan I, II dan Wakil Dekan III.
4. Tim Pengelola Magang Kerja di tingkat Jurusan adalah Tim Pengelola Magang Kerja yang
ditunjuk oleh Ketua Jurusan untuk mengelola Magang Kerja dan ditetapkan oleh Surat
Keputusan Dekan yang bertugas untuk mengelola administrasi dan proses pelaksanaan
Magang Kerja mahasiswa.
5. Bagi mahasiswa yang akan melaksanakan magang kerja diwajibkan mendaftarkan diri ke
panitia magang kerja di masing-masing jurusan dengan melengkapi proposal magang kerja
yang telah disahkan oleh Pembimbing Utama, Pembimbing Lapangan dan Ketua Jurusan
(contoh lembar pengesahan di Lampiran 1) serta dilengkapi jadwal kegiatan magang kerja
(contoh jadwal kegiatan magang kerja di Lampiran 3 pada Dokumen Manual Prosedur
Pelaksanaan Magang Kerja ) paling lambat pada batas akhir pengisian KPRS.
6. Tim Pengelola magang kerja di tingkat fakultas bertugas:
 Membantu mencari lokasi/institusi tempat magang kerja
 Membuat MOU atau nota kesepakatan dengan institusi tempat magang kerja
 Mengalokasikan jumlah mahasiswa untuk setiap lokasi
 Mengkoordinasi Tim Pengelola Magang Kerja tingkat Jurusan
 Mengirim Surat Formal permohonan magang kerja ke para pihak dari Dekan
7. Tim Pengelola magang kerja di tingkat jurusan menjalankan Manual Prosedur Magang Kerja
dengan tugas antara lain:
 Mengusulkan ke Ketua Jurusan untuk menetapkan Dosen Pembimbing
 Menerima pendaftaran
 Memfasilitasi pecarian lokasi/institusi tempat magang kerja
 Melaksanakan pembekalan magang kerja
 Mengatur pemberangkatan
 Melakukan supervisi magang kerja
17
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

 Mengkoordinasi seminar hasil kegiatan magang kerja


 Pelaksanaan ujian magang kerja
8. Dosen pembimbing magang kerja diusulkan oleh Ketua Jurusan dan ditetapkan oleh Dekan.
Tim Pengelola magang kerja tingkat jurusan berkewajiban menyerahkan nilai akhir magang
kerja (contoh lembar penilaian magang kerja akan diatur dalam Manual Prosedur) kepada
Ketua Jurusan dan menyerahkan tindasan (copy) nilai akhir magang kerja kepada Pembantu
Dekan Bidang Akademik.
9. Yang berhak menjadi Dosen Pembibing Magang Kerja adalah dosen tetap di Fakultas
Pertanian atau Fakultas lain yang berada di lingkungan UB yang mempunyai kompetensi
selaras dengan bidang yang dibelajarkan dalam suatu proses kegiatan Magang Kerja serta
sekurang-kurangnya mempunyai gelar S2. Sedangkan yang berhak mejadi pembimbing
lapangan adalah staf atau pegawai tetap di tempat magang kerja serta sekurang-kurangnya
mempunyai gelar S1.

2.5 Laporan Akhir Magang Kerja


1. Laporan magang kerja disusun oleh mahasiswa peserta magang secara individual
2. Laporan akhir magang kerja disahkan oleh Ketua Jurusan dan dibuat rangkap 4 (empat)
masing-masing diserahkan kepada Dosen Pembimbing Utama, Dosen Pembimbing
Lapangan, Panitia Magang dan lembaga tempat magang kerja dilangsungkan. Laporan
diterima Panitia Magang setelah ujian dan telah direvisi. Laporan juga diserahkan kepada
Jurusan untuk diteruskan ke perpustakaan Jurusan.
3. Laporan magang kerja antara lain memuat:
a. Sampul (contoh pada Lampiran 2). Sampul cukup soft cover.
b. Lembar pengesahan (contoh pada Lampiran 3)
c. Pendahuluan
d. Tinjauan Pustaka
e. Metode Pelaksanaan
f. Hasil Pembahasan
g. Kesimpulan dan Saran
h. Lampiran (Sebagai contoh deskripsi ”success Story”, ”Fact sheet” dll yang relevan).
1. Laporan akhir setelah ujian magang kerja masih direvisi sesuai masukan dari Pembimbing
Lapangan, Pembimbing Utama dan Penguji dengan bukti penyelesaian revisi (contoh
borang revisi laporan pada Lampiran 4). Batas waktu revisi maksimal satu bulan setelah
ujian magang kerja.
2. Laporan magang kerja diserahkan kepada Pembimbing Lapangan, Pembimbing Utama dan
Jurusan dengan menggunakan borang sebagaimana dicontohkan pada Lampiran 5.

2.6 Ujian Magang Kerja


1. Ujian magang kerja dilaksanakan secara lisan oleh Dosen Pembimbing dan satu Dosen
Penguji.
2. Ujian magang kerja dilaksanakan setelah laporan magang kerja disetujui oleh Dosen
Pembimbing (contoh lembar pengesahan di Lampiran 3).
3. Nilai akhir magang kerja merupakan rata-rata dari nilai kegiatan di lapangan, nilai laporan
dan nilai ujian yang mencakup penilaian tentang:

18
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

a. Disiplin, tanggung jawab, kreativitas, kemampuan kerja sama dan beban pekerjaan
selama praktek kerja.
b. Aktivitas di lapangan.
c. Mutu laporan yang menyangkut: isi, sistematika, alur penyajian dan tata cara
penulisan.
d. Kemampuan penguasaan laporan magang dan hal-hal lain yang terkait dengan obyek
magang.

2.7 Tugas Dosen Pembimbing


2.7.1 Pembimbing Utama
1. Pembimbing utama bertugas membimbing serta mengarahkan mahasiswa magang kerja
sejak pembuatan proposal sampai pembuatan dan revisi laporan magang.
2. Membimbing mahasiswa secara akademis ilmiah bertanggung jawab dalam pembuatan
proposal dan laporan magang.
3. Memberikan penilaian terhadap proses dan hasil magang kerja mahasiswa.

2.7.2 Pembimbing Lapangan


1. Membimbing mahasiswa selama praktek di lapangan
2. Mengarahkan mahasiswa dalam pelaksanaan magang di lapangan
3. Memberikan penilaian kepada mahasiswa atas hasil kerja selama di lapangan yang
meliputi:
a. Kedisiplinan
b. Tanggung jawab
c. Kreativitas
d. Kerja sama

Nilai lapangan dikirimkan kepada panitia magang kerja dalam amplop tertutup.

2.7.3 Persentase Penilaian


1. Ketertiban pengisian dan penyerahan aplikasi borang (form) persyaratan administrasi dan
proposal adalah 20% dari total nilai magang; penilaian dilakukan oleh Dosen Pembimbing.
2. Nilai laporan kegiatan mingguan sebesar 10% dari total nilai magang; penilaian dilakukan
oleh Dosen Pembimbing. Indikator penilaian meliputi: ketepatan waktu, kelengkapan,
sistematika dan isi laporan mingguan.
3. Supervisi (Kunjungan lapangan) kegiatan magang mempunyai bobot nilai 5% dari total
nilai magang; penilaian dilakukan oleh Supervisor.
4. Kinerja mahasiswa pada waktu di lapangan dievaluasi oleh Pembimbing Lapangan dengan
bobot nilai 35% dari total nilai magang. Instrumen evaluasi magang kerja di lapangan
disusun oleh Tim Pengelola Magang Kerja atas kesepakatan dengan Pembimbing lapangan.
5. Nilai laporan akhir magang kerja mempunyai bobot 20% dari total nilai magang kerja;
penilaian dilakukan oleh Dosen Pembimbing.
6. Seminar dan ujian kegiatan magang kerja mempunyai bobot 15% dari total nilai magang
kerja; penilaian dilakukan oleh Dosen Pembimbing dan Dosen Penguji.

19
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

2.8 Ketentuan Lain


1. Dosen Pembimbing berhak membatalkan magang kerja mahasiswa yang bersangkutan atau
memberi nilai E apabila karena suatu hal mahasiswa dinilai tidak berhasil melaksanakan
magang kerja, baik karena tidak ada aktivitas yang dapat dikerjakan oleh mahasiswa,
karena alokasi waktu yang tidak memenuhi bobot sks, tidak disiplin dan sebab yang lain.
Mahasiswa yang bersangkutan wajib mendaftar ulang untuk mengikuti magang kerja pada
periode berikutnya.
2. Nilai akhir magang kerja dapat diumumkan kepada mahasiswa oleh Pengelola magang
kerja dan atau Sub Bidang Akademik FP-UB yang tembusannya disampaikan kepada
Pembantu Dekan Bidang Akademik setelah laporan magang kerja diserahkan kepada
semua Dosen Pembimbing, Panitia dan Instansi yang bersangkutan.
3. Apabila karena suatu hal mahasiswa tidak dapat melaksanakan magang kerja pada semester
yang telah diprogramkan, mahasiswa yang bersangkutan wajib melaksanakan magang kerja
tersebut dan memprogramkan lagi pada semester berikutnya
4. Perbaikan nilai magang kerja hanya dapat dilakukan setelah mahasiswa melakukan magang
kerja ulang.
5. Bagi mahasiswa yang telah menyelesaikan magang kerja diterbitkan surat keterangan telah
menyelesaikan magang kerja oleh Jurusan masing-masing (contoh format surat keterangan
di Lampiran 6).
6. Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman ini akan ditetapkan oleh Tim Pengelola magang
kerja.

2.9 Sistematika Laporan Magang Kerja


Sistematika Laporan Magang Kerja adalah sebagai berikut:
1 Lembar Pengesahan (contoh lembar pengesahan proposal dan laporan akhir pada Lampiran 3)
2 Judul
3 KATA PENGANTAR
4 DAFTAR ISI
5 I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
 Pentingnya topik magang kerja
 Permasalahan yang berkaitan dengan topik yang dipelajari
1.2 Tujuan Magang Kerja
1.3 Sasaran Kompetensi yang ditargetkan
II. TINJAUAN PUSTAKA
Uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan obyek magang kerja berdasarkan teori (dari
buku teks atau dari hasil penelitian baik jurnal, buletin maupun laporan hasil penelitian
yang lain)

III. METODE PELAKSANAAN


Uraian tentang metode dan pelaksanaan magang kerja:
 Praktek kerja langsung sesuai dengan aktivitas yang ada di perusahaan
 Diskusi dan wawancara dengan staf perusahaan
20
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

 Pengumpulan data sekunder sebagai data pelengkap

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
Berisi uraian secara sistematis hasil kegiatan magang kerja
4.2 Pembahasan
Pembahasan dilakukan pada setiap macam kegiatan yang disajikan, berisi
penjelasan mengapa hal tersebut dilakukan. Bandingkan dengan pustaka yang telah
dituliskan pada bab II, dan berikan ulasan. Pembahasan memiliki arti penting bila
hal-hal yang dilaksanakan tidak sesuai dengan pustaka yang telah dikaji.
Pembahasan juga perlu dikaitkan dengan kompetensi yang ditargetkan dalam
pelaksanaan magang kerja.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Mencantumkan hasil utama (kegiatan pokok) yang telah dilakukan selama magang
kerja dan hasil kompetensi yang diperoleh selama magang kerja.
5.2 Saran
Berisi saran tentang perbaikan obyek magang bila kegiatan yang dilakukan diyakini
kurang tepat.

Catatan:
1. Untuk proposal, format sama seperti di atas, namun isinya hanya mencakup bab I,II, III dan
Daftar Pustaka dan informasi-informasi yang dibutuhkan sesuai dengan Manual Prosedur
Magang Kerja.
2. Sistematika Laporan Magang Kerja di atas merupakan acuan umum yang dapat dimodifikasi
sesuai dengan kebutuhan proses penulisan. Proses modifikasi tersebut harus memperoleh
persetujuan dari dosen pembimbing.

21
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

III. SKRIPSI
Sebagai institusi pendidikan tinggi, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya berupaya
mengimplementasikan tujuan pendidikan akademik sebagaimana tertuang dalam Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional RI No. 232/U/2000 pasal 2 ayat 1 yang menyatakan bahwa
pendidikan akademik bertujuan menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan akademik dalam menerapkan, mengembangkan, dan atau memperkaya
khasanah ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian serta menyebarluaskan dan
mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya
kebudayaan nasional. Salah satu implementasi SK KEMENDIKNAS RI No. 232/U/2000 yang
diperkuat dengan Keputusan Mendiknas RI No.045/U/2002 dan Keputusan Mendiknas RI
No.080/O/2002 adalah penulisan karya tulis yang diwajibkan untuk memperoleh ijazah sarjana.
Karya tulis tersebut dikenal dengan nama skripsi untuk program S1 dan tesis untuk program S2
serta disertasi untuk program S3. Pengaturan implementasi regulasi tersebut selanjutnya diatur
dalam Pedoman Pelaksanaan Skripsi Sebagai Tugas Akhir Pendidikan Program Sarjana di
Universitas Brawijaya, sebagaimana tercantum pada Peraturan Rektor Universitas Brawijaya
Nomor: 223/PER/2010.

3.1 Ketentuan Umum


1. Skripsi merupakan karya ilmiah tertulis yang disusun oleh mahasiswa, sesuai dengan kaidah dan
etika keilmuan, dibawah bimbingan dosen yang berkompeten dan merupakan cerminan
kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan atau
humaniora pada lingkup keilmuan tertentu (Peraturan Rektor UB No. 223/PER/2010: Pasal 1,
ayat 1)
2. Skripsi merupakan tugas akhir yang wajib disusun/dilaksanakan oleh setiap mahasiswa program
sarjana di Universitas Brawijaya (Peraturan Rektor UB No. 223/PER/2010: Pasal 1, ayat 2)
3. Skripsi mempunyai besaran beban studi 6 (enam) sks (Peraturan Rektor UB No. 223/PER/2010:
Pasal 4). Alokasi waktu beban 1 sks didasarkan pada Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
Rebuplik Indonesia No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan
Tinggi Dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa dalam Bab 1 (Ketentuan Umum) Pasal 1 ayat 14.
Pengertian satu sks setara dengan 4 jam kerja lapangan, yang masing-masing diiringi oleh 1 – 2
jam kegiatan tersetruktur dan sekitar 1 – 2 jam kegiatan mandiri per minggu. Dengan demikian,
kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi adalah beban tugas penelitian dan penyusunan
dokumen sebanyak 6 – 8 jam sehari selama 1 bulan (minimal 25 hari kerja). Maka 6 sks
penelitian adalah setara dengan beban kerja selama 6 bulan.
4. Perpanjangan waktu dari batas waktu yang ditentukan harus sepengetahuan Dosen Pembimbing
dan disetujui oleh Ketua Jurusan.
5. Substansi skripsi bersifat telaah teori dan/atau penerapan ilmu, teknologi, seni dan humaniora
dengan substansi sesuai bidang keilmuan dan program studi di mana mahasiswa terdaftar.

22
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

3.2 Tujuan
Sebagaimana diuraikan pada Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Rebuplik Idonesia No.
232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi Dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa, khususnya dalam Bab 3 ayat 2 butir (a) bahwa Program sarjana diarahkan pada
hasil lulusan yang memiliki kualifikasi menguasai dasar-dasar ilmiah dan ketrampilan dalam
bidang keahlian tertentu sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan, dan merumuskan
cara penyelesaian masalah yang ada di dalam kawasan keahliannya.
Merujuk Peraturan Rektor UB No.223/PER/2010: Pasal 2, penyusunan skripsi bagi
mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya ditujukan untuk memberikan bekal dasar
kepada mahasiswa di dalam menyusun suatu karya ilmiah tertulis untuk menuangkan daya kritis,
analisis dan sintesis mahasiswa terhadap suatu fenomena atau masalah dengan memperhatikan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dari perspektif lingkup bidang keilmuan pada
Program Studi Agroekoteknologi atau Program Studi Agribisnis di mana mahasiswa terdaftar.

3.3 Prasyarat
Mahasiswa dapat melaksanakan rangkaian kegiatan terkait skripsi setelah memenuhi persyaratan
akademik dan administrasi sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Fakultas/Program (Peraturan
Rektor UB No. 223/PER/2010: Pasal 6, ayat 1). Implementasi aturan tersebut bagi mahasiswa
Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya adalah sebagai berikut:
a. Terdaftar aktif (mengikuti registrasi administrasi dan registrasi akademik dengan mengisi
KRS) sebagai mahasiswa dalam tahun akademik yang bersangkutan.
b. Telah menyelesaikan semua matakuliah wajib di masing-masing program studi dengan IPK
 2,0 dan tanpa nilai E (nilai kuliah dan magang kerja). Sedangkan untuk mahasiswa alih
program telah mengumpulkan sejumlah sks sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam SK
dekan tentang mata kuliah yang harus ditempuh bagi masing-masing mahasiswa.
c. Tidak diperbolehkan mempunyai nilai D/D+ sebesar 10% atau lebih dari total sks yang
dipersyaratkan.
d. Telah mempunyai Dosen Pembimbing yang ditetapkan oleh Ketua Jurusan .
e. Mahasiswa yang akan melakukan penelitian skripsi dengan melanjutkan magang kerja,
lokasinya ditetapkan oleh Ketua Jurusan setelah bermusyawarah dengan Pembimbing Utama
dan Pembimbing Pendamping.

3.4 Hak dan Kewajiban Mahasiswa


1. Segala bentuk luaran berupa HAKI, artikel dalam jurnal ilmiah dll, yang terkait dengan
materi/substansi skripsi menjadi hak bersama antara mahasiswa dan para pembimbingnya serta
Universitas (Peraturan Rektor UB No. 223/PER/2010: Pasal 6, ayat 3)
2. Berdasarkan Peraturan Rektor UB No. 223/PER/2010: Pasal 6, ayat 6, Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya mengatur hak dan kewajiban mahasiswa sebagai berikut:
a. Mahasiswa berhak mengajukan judul proposal skripsi sesuai dengan minat, kemampuan
dan hasil kerja yang telah dirintis sejak awal sebelum memprogram skripsi. Hal ini
dimungkinkan mengingat pada mata kuliah tertentu ada tugas yang bisa dikembangkan
menjadi pra proposal. Bila mahasiswa yang bersangkutan berkeinginan untuk melanjutkan
pra proposal skripsi yang telah disusun, mahasiswa dapat mengajukan kepada Tim
Pemantau Skripsi (lihat bagian 3.5.1)
b. Mahasiswa berhak memperoleh dosen pembimbing yang sesuai dengan kompetensinya.
23
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

c. Mahasiswa berhak mengajukan usul penggantian dosen pembimbing dalam kondisi khusus
kepada Tim Pemantau Skripsi. Tim Pemantau Skripsi akan memberikan rekomendasi
setelah melakukan monitoring dan evaluasi dari proses pembimbingan yang dilengkapi
dengan dokumen berita acara.
d. Mahasiswa Fakultas Pertanian UB dalam penyelesaian skripsi diwajibkan:
i. Mengikuti tahapan kegiatan skripsi sebagaimana ditetapkan dalam buku Panduan
Kegiatan Akademik Non Perkuliahan.
ii. Menyelesaikan skripsi sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
iii. Mentaati peraturan dan segala ketentuan tentang penyelesaian skripsi
iv. Menepati persyaratan beban sks yang telah ditetapkan
3. Mahasiswa wajib menyusun skripsi dengan berlandaskan etika dan tata krama keilmuan, jujur
dan bebas dari unsur plagiarisme serta mengacu pada Pedoman Penulisan Skripsi yang
ditetapkan oleh Dekan Fakultas/Ketua Program (Peraturan Rektor UB No. 223/PER/2010: Pasal
6, ayat 2). Aturan ini telah dijelaskan pada bagian Pendahuluan bagian 1.2. Buku Panduan
Kegiatan Akademik Non Perkuliahan Fakultas Pertanian UB tahun 2010/2011 perihal Kode Etik
Pelaksanaan Magang Kerja dan Skripsi (halaman 3).
Bila mahasiswa melanggar ketentuan yang telah ditetapkan kepada yang bersangkutan akan
dikenakan sanksi sesuai ketetapan Dekan FP UB setelah memperoleh saran pertimbangan dari
Dosen Pembimbing, Ketua Jurusan dan Tim Pemantau Skripsi

3.5 Pengelolaan
3.5.1 Tim Pemantau Skripsi
Dalam rangka mempercepat kelulusan mahasiswa, di tingkat Jurusan dapat dibentuk Tim
Pemantau Skripsi. Tim Pemantau Skripsi bertujuan membantu Ketua Jurusan/Ketua Program
Studi dalam rangka untuk memperlancar tugas Dosen Pembimbing dan pelaksanaan Skripsi
yang dilakukan oleh mahasiswa. Tim Pemantau Skripsi bertugas memantau proses penyusunan
skripsi; sedangkan substansi skripsi adalah menjadi tanggung jawab Dosen Pembimbing. Dengan
adanya Tim Pemantau Skripsi, diharapkan kegiatan skripsi yang dilakukan oleh mahasiswa dapat
diselesaikan tepat waktu. Tim Pemantau Skripsi berkewajiban:

1. Membantu Ketua Jurusan dalam menerima formulir pendaftaran skripsi beserta jadwal
kegiatan yang telah disetujui pembimbing.
2. Mengadakan inventarisasi mahasiswa yang mestinya telah memulai kegiatan Skripsi.
3. Memberikan penjelasan kepada mahasiswa mengenai hal -hal yang berkaitan dengan kegiatan
Skripsi, antara lain pengertian tentang Skripsi, syarat, perencanaan, proses pelaksanaan,
mekanisme pemantauan, dan sanksi akademik, serta pemeriksaan sistematika dan teknis
penulisan skripsi.
4. Melakukan pemantauan secara periodik terhadap kegiatan mahasiswa yang telah
memulai melaksanakan Skripsi sesuai dengan jadwal yang telah disusunnya (contoh jadwal
kerja kegiatan skripsi pada Lampiran 8).
5. Menyusun jadwal seminar proposal, seminar hasil dan pelaksanaan Skripsi secara umum.
6. Mengidentifikasi permasalahan yang dialami oleh mahasiswa dan pembimbing yang berkaitan
dengan pelaksanaan Skripsi dan ikut memikirkan jalan pemecahannya.
7. Secara periodik melaporkan kegiatannya kepada Ketua Jurusan.

24
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

Secara teknis, proses kerja Tim Pemantau Skripsi ditetapkan melalui Manual Prosedur
Pemantauan Skripsi.

3.5.2 Tahapan Kegiatan Penyusunan Skripsi


Skripsi adalah karya ilmiah yang didasarkan atas hasil kerja dari pelaksanaan penelitian
(berupa percobaan maupun survei) atau kelanjutan hasil magang kerja di bawah bimbingan Dosen
pembimbing. Besarnya nilai skripsi adalah 6 (enam) sks. Yang dimaksudkan sebagai hasil
kelanjutan magang kerja adalah proses lanjutan yang merupakan output dan outcome magang kerja
di mana mahasiswa mampu mengidentifikasi permasalahan di lokasi magang kerja. Permasalahan
di lokasi praktek tersebut melalui proses berpikir, pengamatan, pengkajian yang mendalam tentang
lokasi praktek, konsultasi kepada pakar yang kompeten dan kajian pustaka terutama jurnal ilmiah,
diharapkan berkembang gagasan-gagasan orisinal dari mahasiswa yang bersangkutan untuk
mencari jalan keluarnya.

Untuk itu mahasiswa difasilitasi dosen pembimbing melakukan tahapan:


1. Mengenali masalah
2. Mengumpulkan gagasan, ide, informasi dan data
3. Menganalisis informasi dan data
4. Meranking gagasan didasarkan atas hasil analisis
5. Menguji ide, informasi dan data
6. Menarik kesimpulan
7. Menetapkan rekomendasi secara mandiri.

Untuk itu proses penyusunan skripsi sebagai kelanjutan dari magang kerja untuk
pengembangan solusi yang efektif adalah sebagai berikut:
1. Langkah pertama adalah mendiagnosis situasi dan mengidentifikasi akar penyebab masalah
melalui:
a. Analisis akar penyebab masalah yang mungkin terjadi
b. Menetapkan analisis dan informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis
c. Menganalisis dan mengidentifikasi akar penyebab masalah untuk mencari solusi-solusi
melalui misalnya force analysis.
2. Langkah kedua adalah pengembangan solusi melalui:
a. Pengembangan berbagai solusi untuk memecahkan akar masalah
b. Menetapkan prioritas tindakan
c. Pengembagan rencana implementasi

Tahapan kegiatan skripsi yang harus dilaksanakan adalah:


1. Ketua program studi dapat mengusulkan dosen pembimbing skripsi kepada Ketua Jurusan mulai
semester V.
2. Penetapan Dosen Pembimbing oleh jurusan atas usulan Ketua Program Studi selambat-
lambatnya pada semester VII.
3. Pendaftaran kegiatan skripsi di jurusan setelah mahasiswa menetapkan topik atau judul dan
menyusun jadwal dengan persetujuan Pembimbing
4. Penyusunan Proposal Penelitian (percobaan/survei) atau kelanjutan magang kerja dilengkapi
jadwal kegiatan dan disahkan oleh Pembimbing Skripsi dan Ketua Jurusan
5. Seminar proposal yang telah disetujui oleh Dosen Pembimbing (contoh lembar pengesahan
proposal skripsi pada Lampiran 9)
6. Pelaksanaan Penelitian/Kelanjutan Magang Kerja

25
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

7. Analisis data dan penulisan hasil Penelitian/laporan kelanjutan magang kerja


8. Seminar hasil
9. Publikasi ke perpustakaan pusat UB
10.Ujian akhir

3.5.3 Supervisi
Selama pelaksanaan percobaan/survei atau kelanjutan magang kerja, Dosen Pembimbing
Utama berkewajiban untuk mengadakan peninjauan lapangan paling tidak sekali selama
pelaksanaan tersebut. Pembiayaan peninjauan lokasi ini dibebankan kepada mahasiswa yang
bersangkutan. Besarnya biaya supervisi ditetapkan berdasarkan surat keputusan Dekan.

3.5.4 Sanksi-Sanksi
Seorang mahasiswa dapat dikenakan sanksi apabila dalam penyelesaian skripsi melakukan
hal-hal sebagai berikut:
1. Melakukan hal-hal yang dilihat dari segi akademik ilmiah tidak dapat dibenarkan.
2. Tidak dapat menyelesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
3. Melakukan hal-hal yang dilihat dari segi keentuan pelaksanaan tidak dibenarkan.
4. Bobot sks kurang dari ketentuan yang telah ditetapkan.
Pelanggaran tehadap ketentuan tersebut mahasiswa akan dikenakan sanksi yang ditetapkan
oleh Dekan setelah memperoleh saran-saran pertimbangan dari Dosen Pembimbing dan Ketua
Jurusan.

3.6 Dosen Pembimbing


Untuk melaksanakan skripsi , seorang mahasiswa dibimbing oleh paling sedikit 1 (satu)) dan
paling banyak 3 (tiga) orang dosen pembimbing yang terdiri dari Pembimbing Utama dan
Pembimbing Pendamping.

1. Syarat-syarat Dosen Pembimbing:


a. Dosen Pembimbing Utama adalah Dosen FP UB dari Program Studi dan atau Minat Studi
yang sama dengan mahasiswa yang dibimbingnya, dan sekurang kurangnya mempunyai
jabatan fungsional akademik Lektor dan minimal berpendikian pascasarjana S2.
b. Dosen Pembimbing Pendamping adalah Dosen FP UB yang sekurang-kurangnya mempunyai
jabatan fungsional akademik Asisten Ahli (III B) dengan minimal berpendikian pascasarjana
S2 atau mempunyai jabatan fungsional Lektor Kepala dengan minimal bergelar Sarjana
Pertanian. Dosen Pembimbing Pendamping juga dimungkinkan Sarjana Pertanian yang
berasal dari instansi lain dengan gelar pangkat/jabatan yang setara dengan persyaratan di
atas. Dosen Pembimbing Pedamping juga dimungkinkan dan dianjurkan dari Program Studi
lain di lingkungan internal Fakultas Pertanian atau berasal dari fakultas lain di lingkungan
Universitas Brawijaya.
c. Penyimpangan persyaratan di atas ditentukan oleh Dekan atas usul Ketua Jurusan.
2. Tugas dan Kewajiban Dosen Pembimbing
a. Mengadakan supervisi ke lokasi percobaan/survei atau ke lokasi kerja kelanjutan magang
kerja
b. Membantu mahasiswa dalam mencari masalah penelitian/lokasi tugas akhir yang dijadikan
dasar dalam penyelesaian skripsi.

26
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

c. Membimbing mahasiswa secara akademis ilmiah dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan


dan penulisan karya ilmiah sehingga tercapai kompetensi tugas akhir yang ditargetkan.
d. Memberikan penilaian terhadap proses dan hasil skripsi mahasiswa.

3.7 Ujian Sarjana


3.7.1 Pengertian Ujian Sarjana
1. Ujian sarjana adalah ujian skripsi yang diwajibkan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar
kesarjanaan.
2. Ujian skripsi berupa ujian lisan yang dilaksanakan secara komprehensif bertujuan untuk
mengevaluasi mahasiswa dalam penerapan bidang keahliannya yang dituangkan dalam skripsi.

3.7.2 Syarat-Syarat Umum Ujian Sarjana


Seorang mahasiswa diperkenankan menempuh ujian sarjana bilamana telah memenuhi
syarat-syarat:
1. Terdaftar aktif (mengikuti registrasi administrasi dan registrasi akademik dengan mengisi
KRS) dalam tahun yang bersangkutan
2. Telah mengambil semua mata kuliah wajib dan pilihan yang telah diprogramkan pada program
studi yang bersangkutan dengan nilai minimal D
3. Telah mengumpulkan 138 SKS atau telah mengambil semua mata kuliah yang harus ditempuh
bagi mahasiswa S-1 alih jenjang (sesuai dengan SK Dekan bagi yang bersangkutan) dengan
IP>=2,0 tanpa nilai E, sedangkan nilai D+ atau D maksimal adalah 10% dari total sks yang
diambil
4. Telah lulus ujian magang kerja
5. Telah menyelesaikan skripsi dengan bukti mendapat persetujuan dari Dosen Pembimbing
6. Telah melakukan seminar proposal dan seminar hasil skripsi (contoh ringkasan skripsi untuk
seminar pada Lampiran 28)
7. Telah mengikuti kegiatan seminar di jurusan masing-masing sesuai dengan peraturan yang
ditetapkan di setiap jurusan
8. Telah menyelesaikan semua persyaratan administratif, yaitu lunas SPP pada semester
pelaksanaan ujian, bebas pinjaman di tiap jurusan dan bebas pinjaman Kopma, IOM,
Laboratorium Bahasa, Perpustakaan Pusat serta bebas pinjaman/tanggungan kepada instansi
tempat penelitian atau magang kerja
9. Telah mendaftarkan ujian sarjana (contoh lembar pendaftaran kegiatan skripsi pada Lampiran
8) dan membayar uang ujian skripsi
10. Telah menyerahkan skripsi kepada Majelis Penguji selambat-lambatnya 1 (satu) minggu
sebelum ujian dilaksanakan

3.7.3 Majelis Penguji Ujian Sarjana


1. Ketua Jurusan menetapkan majelis penguji ujian sarjana
2. Ketua Jurusan menetapkan jadwal ujian atas persetujuan majelis penguji ujian sarjana
3. Pembatalan ujian dapat dilakukan atas persetujuan Ketua Jurusan
4. Susunan organisasi Majelis Penguji terdiri dari Ketua merangkap Sekretaris dan Anggota
Penguji

27
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

5. Ketua Majelis Penguji menurut jabatannya adalah Ketua atau Sekretaris Jurusan atau Ketua
Program Studi
6. Anggota Majelis Penguji adalah Dosen Pembimbing baik Pembimbing Utama maupun
Pembimbing Pendamping ditambah 1 sampai 2 orang Dosen Penguji bukan Pembimbing yang
memiliki bidang ilmu yang berkaitan dengan isi skripsi mahasiswa
7. Dosen Penguji bukan pembimbing dapat berasal dari dosen jurusan yang sama, Jurusan atau
Instansi lain yang memiliki bidang ilmu yang berkaitan dengan isi skripsi mahasiswa. Syarat
menjadi Dosen Penguji bukan Pembimbing sama dengan syarat untuk Dosen Pembimbing
Pendamping

3 . 7.4 Tugas dan Hak Majelis Penguji


1. Ketua Majelis Penguji bertugas mengatur kelancaran pelaksanaan dan sidang Ujian Sarjana.
2. Penguji berhak menguji dan memberikan penilaian.

3 .7.5 Pelaksanaan Ujian Sarjana


1. Ketua Jurusan/Sekretaris Jurusan/Ketua Program Studi/Ketua Laboratorium memimpin
pelaksanaan Ujian Sarjana.
2. Ujian Sarjana dapat berlangsung apabila dihadiri paling tidak oleh Ketua Majelis Penguji dan
salah satu Dosen Pembimbing dan satu penguji bukan pembimbing.
3. Dosen Pembimbing yang karena sesuatu alasan yang kuat tidak dapat hadir dalam Majelis
Ujian, diperkenankan menguji sendiri atas persetujuan Ketua Jurusan, setelah ujian
dilaksanakan.
4. Apabila karena sesuatu hal penguji bukan pembimbing tidak dapat hadir, yang
bersangkutan tidak diperkenankan menguji sendiri.

3 . 7.6 Waktu Pelaksanaan Ujian Sarjana


Waktu yang disediakan bagi pelaksanaan Ujian Sarjana paling lama 2 (dua) jam
3.7.7 P enilaian Ujian Sarjana
1. Setiap Penguji m emberi nilai atas Skripsi dan jawaban teruji selama ujian berlangsung.
2. Untuk penilaian dipakai angka 1 –100.
3. Penentuan nilai akhir adalah sebagai berikut:
a. Nilai akhir adalah proporsional berdasarkan bobot sks setiap kegiatan selama
pelaksanaan Skripsi dengan ketentuan seperti pada tabel berikut:
Tabel 1. Komponen dan proporsi penilaian ujian sarjana
No Jenis Kegiatan Persentase (%)
1. Proposal dan Seminar Proposal 25
2. Pelaksanaan Skripsi 30
3. Laporan Skripsi dan Seminar hasil 25
4. Ujian Skripsi 20
Jumlah 100

b. Ketua Majelis Penguji memimpin penentuan nilai akhir ujian atas dasar ketentuan
28
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

padaTabel di atas. Contoh hasil penilaian adalah sebagai berikut:


Tabel 2. Contoh Cara perhitungan penilaian ujian sarjana
No Jenis Kegiatan Persentase (%) Nilai Bobot (%) X Nilai
1. Proposal dan Seminar Proposal 25 75 18,75
2. Pelaksanaan Skripsi 30 80 24
Laporan Skripsi dan Seminar
3. hasil 25 70 17,5
4. Ujian Skripsi 20 70 14
Jumlah 100 74,25

Nilai Akhir Ujian Skripsi adalah : 74,25 atau B

c. Dari hasil penentuan nilai, nilai akhir dikonver sikan ke nilai A, B+, B, C+, C, D+, D atau
E.
d. Apabila diperlukan dapat digunakan pedoman konversi nilai sebagai berikut:

Tabel 3. Konversi hasil penilaian akhir dari nilai angka menjadi nilai huruf
Angka Huruf
> 80 – 100 A
> 75 – 80 B+
> 69 – 75 B
> 60 – 69 C+
> 55 – 60 C
> 50 – 55 D+
> 44 – 50 D
0 - 44 E

e. Khusus untuk nilai ujian skripsi, apabila rata -rata nilai ternyata kurang dari C,
maka mahasiswa harus mengulang ujian skripsi.
f. Bilamana teruji dinyatakan belum lulus ujian skripsi, maka yang bersangkutan diwajibkan
mengikuti Ujian Ulangan selambat-lambatnya 2 bulan setelah ujian pertama berlangsung.
4. Apabila setelah ujian skripsi mahasiswa harus melakukan revisi skripsinya, maka batas waktu
revisi ditetapkan paling lama 1 (satu) bulan setelah ujian berlangsung. Apabila mahasiswa yang
bersangkutan tidak dapat menyelesaikan pada batas waktu, yang telah ditetapkan maka
Ujian Sarjana digugurkan dan harus mengulang ujian sarjana.

3.8 Ketentuan Lain


1. Dalam hal substansi/materi skripsi ditulis mahasiswa menjadi 1 (satu) artikel dalam jurnal
ilmiah nasional/internasional terakreditasi atau yang diakui Kementerian Pendidikan
Nasional dalam bidang ilmu yang sesuai dapat diakui setara dengan skripsi, mahasiswa tetap
wajib menyusun skripsi tetapi tanpa ujian dan dinyatakan lulus skripsi dengan nilai A
2. Dalam hal mahasiswa memperoleh prestasi sebagai finalis dalam bentuk karya tulis ilmiah,
di bawah bimbingan dosen berkompeten yang dikompetisikan pada tingkat
nasiional/internasional dalam bidang ilmu yang sesuai dapat diakui setara dengan skripsi

29
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

3. Karya ilmiah kreatif tertulis dalam bidang ilmu yang sesuai yang disusun mahasiswa, di
bawah bimbingan dosen berkompeten, yang disajikan dalam suatu seminar
nasional/internasional dapat diakui setara dengan skripsi
4. Dalam hal karya sebagaimana dimaksud pada 1, 2 dan 3 merupakan hasil kerja kelompok
mahasiswa, maka kesetaraannya dengan skripsi dan hal-hal lain yang terkait diatur lebih
lanjut oleh Fakultas/Program Program Studi.

3.9 Ketentuan Penulisan Skripsi


3.9.1 Bagian-Bagian Skripsi
Bagian-bagian secara lengkap dipaparkan berikut ini:
1. Kerangka
Pada umumnya skripsi dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a.Pelengkap
b. Tubuh utama skripsi
2. Bagian Pelengkap
Bagian pelengkap skripsi terdiri dari:
a. Sampul (Contoh Lampiran 10)
b. Halaman Judu l (Contoh Lampiran 11)
c. Pernyataan Skripsi (Contoh Lampiran 12)
d. Lembar Persetujuan (Contoh Lampiran 13)
e. Lembar Pengesahan (Contoh Lampiran 14)
f. Halaman Peruntukan (Contoh Lampiran 15)
g. Ringkasan (Contoh Lampiran 16)
h. Summary (Contoh Lampiran 17)
i. Kata Pengantar (Contoh Lampiran 18)
j. Daftar Riwayat Hidup (Contoh Lampiran 19)
k. Daftar Isi (Contoh Lampiran 20)
l. Daftar Tabel (Contoh Lampiran 21)
m. Daftar Gambar (Contoh Lampiran 22)
n. Daftar Lampiran (Contoh Lampiran 23)
o. Daftar Simbol
p. Daftar Istilah (kalau ada)
3. Tubuh Utama Skripsi terdiri dari:
a. Pendahuluan
b. Tinjauan Pustaka
c. Metode Penelitian.
d. Hasil dan Pembahasan
e. Kesimpulan dan Saran
f. Daftar Pustaka (Contoh Penulisan Daftar Pustaka di Lampiran 25)

3. 9.2 Bagian Pelengkap


1. Sampul
Sampul skripsi berwarna hijau tua. Pada sampul tersebut dicetak: judul skripsi, nama
lengkap penulis, lambang dan nama Universitas Brawijaya, Fakultas Pertanian, Program Studi
dan tahun skripsi tersebut diajukan. Semua huruf dicetak dengan huruf besar kecuali kata
“oleh” yang dicetak dengan huruf kecil. Semua huruf menggunakan Arial dengan font 12. Judul
30
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

berjarak 4 cm dari tepi atasSemua huruf dicetak dengan tinta emas. Sampul terdiri dua bagian,
sampul depan dari karton (hard cover) dan sampul dalam dari kertas HVS putih. Contoh
Sampul dapat dilihat pada Lampiran 10. Pada punggung sampul dicantumkan nama penulis,
kata SKRIPSI dan tahun kelulusannya. Cara penulisan mengikuti punggung buku.
2. Judul
Judul skripsi dicetak pada halaman baru. Isi halaman ini hampir sama dengan sampul
skripsi, hanya ditambahkan Nomor Induk Mahasiswa dan keterangan maksud dari
penulisan skripsi tersebut, yang terletak di bawah nama mahasiswa. Judul skrisi, nama,
jurusan menggunakan huruf kecil kecuali huruf pertama. Judul Skripsi satu spasi. Jarak dari
judul ke nama, nama ke NIM, dan NIM ke Jurusan adalah 1, spasi. Contoh ada pada
Lampiran 11.
3. Peryataan Skripsi
Pernyataan skripsi diperlukan untuk menghindari plagiat yang dilakukan oleh mahasiswa.
Contoh ada pada Lampiran 12.
4. Lembar Persetujuan
Lembar persetujuan dicetak pada halaman baru. Halaman ini antara lain memuat judul
skripsi, nama penulis, nomor induk mahasiswa, jurusan, nama dan tanda tangan
pembimbing, nama dan tanda tangan Ketua Jurusan, dan tanggal persetujuan. Contoh ada
pada Lampiran 13.
5. Le mbar Pengesahan
Lembar pengesahan dicetak pada halaman baru. Halaman ini antara lain memuat: nama
penguji dan tanggal kelulusan. Contoh ada pada Lampiran 14.
6. Halaman Peruntukan
Halaman peruntukan bukan merupakan halaman yang wajib untuk diadakan. Pada
halaman tersebut dituliskan untuk siapa skripsi didedikasikan. Penulisan harus
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta tidak dibenarkan menulis
motto. Penulisan harus singkat dan tidak lebih dari satu halaman. Contoh ada pada
Lampiran 15.
7. Ringkas an
Ringkasan dicetak dengan huruf besar di tengah halaman baru dan diberi judul
RINGKASAN, Ringkasan mencakup: alinea pertama berisi tujuan penelitian yang dilanjutkan
penjelasan tentang tempat dan waktu pelaksanaan penelitian. Alinea kedua memuat
metode, berisi penjelasan tentang rancangan/analisis penelitian. Hasil percobaan/ penelitian
disajikan pada alinea ketiga. Keseluruhan ringkasan dianjurkan tidak lebih dari dua
halaman diketik 1 spasi. Contoh ada pada Lampiran 16.
8. Summary
Summary merupakan ringkasan (point 7) dalam bahasa Inggris. Summary diketik dengan
huruf besar di tengah halaman baru dan diberi judul SUMMARY. Contoh ada pada Lampiran
17.
9. Kata Pengantar
Kata pengantar dicetak dengan huruf besar di tengah halaman baru dan diberi judul
KATA PENGANTAR tanpa diakhiri sebuah titik. Pada halaman ini penulis menjelaskan
dalam rangka apa skripsi ini dibuat dan penyampaian ucapan terima kasih secara tertulis
kepada Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping, Perorangan lain yang telah
memberikan bimbingan, nasehat, saran dan kritik dalam pelaksanaan penelitian dan
penulisan, kepada perorangan atau badan yang telah memberikan bantuan fasilitas dan
sebagainya yang dirasakan langsung oleh mahasiswa. Contoh ada pada Lampiran 18.
10. Riwayat Hidup

31
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

Riwayat Hidup penulis diperlukan dalam suatu skripsi, dengan menggunakan sebanyak-
banyaknya satu halaman. Didalamnya dicantumkan tempat dan tanggal lahir, siapa kedua
orang tuanya, pendidikan sejak sekolah dasar hingga mencapai gelar Pendidikan Tinggi
terakhir, pengalaman kerja dengan menyebutkan secara singkat jabatan yang pernah
dipangkunya apabila ada. Tempat dan tanggal lahir, dan nama orang tua ditempatkan pada
satu alinea. Alinea kedua memuat pendidikan. Alinea ketiga memuat pengalaman kerja.
Contoh ada pada Lampiran 19.
11. Halaman Daftar Isi
Daftar isi dicetak dengan huruf besar di tengah halaman baru dan diberi judul DAFTAR
ISI tanpa diakhiri sebuah titik. Dalam daftar isi dimuat pula daftar pustaka, daftar tabel
dan daftar gambar. Keterangan-keterangan yang mendahului daftar isi tidak perlu dimuat
dalam halaman daftar isi ini. Judul bab diketik dengan huruf besar, sedangkan judul anak bab
diketik dengan huruf kecil kecuali huruf pertama tiap kata diketik dengan huruf besar. Baik
judul bab maupun anak bab tidak diakhiri dengan titik. Nomor bab menggunakan angka
romawi dan anak bab diberi nomor dengan angka Arab. Baik nomor bab maupun anak bab
tidak diakhiri dengan titik. Anak -anak bab tidak perlu dicantumkan dalam daftar isi. Jarak
pengetikan antara baris dalam anak bab satu spasi, antara bab yang satu dengan anak
bab berikutnya adalah satu setengah spasi; antara anak bab dengan bab adalah dua spasi,
antara bab yang satu dengan bab berikutnya dua setengah spasi. Contoh Daftar Isi dapat
dilihat pada Lampiran 20 .
12. Daftar Tabel
Daftar tabel dicetak dengan huruf besar di tengah halaman baru dan diberi judul
DAFTAR TABEL tan pada akhiri sebuah titik. Daftar Tabel menyangkut semua tabel yang
terdapat dalam teks maupun dalam Lampiran. Nomor tabel menggunakan angka Arab.
Nomor diketik tepat pada permulaan batas tepi kiri pengetikan dan tidak diakhiri titik,
sedangkan perkataan halaman diketik pada batas pinggir kanan sedemikian rupa sehingga
huruf akhir “n” jatuh tepat 3 cm dari tepi ker tas. Nomor tabel dan halaman diketik dua spasi
di bawah daftar tabel. Jarak tabel pertama dari daftar tabel adalah 4 spasi. Judul tabel harus
sama dengan judul tabel dalam teks. Akhir dari setiap judul tabel dihubungkan dengan titik -
titik dengan nomor hal aman dimana tabel tersebut dijumpai dalam teks. Judul yang
memerlukan lebih dari satu baris diketik satu spasi. Jarak antara judul tabel yang satu
dengan berikutnya adalah dua spasi. Contoh Daftar Tabel dapat dilihat pada Lampiran 21 .
13. Daftar Gambar
Daftar Gambar dicetak dengan huruf besar di tengah halaman baru dan diberi judul
DAFTAR GAMBAR. Halaman ini memuat DAFTAR GAMBAR, nomor gambar, judul
gambar dan nomor halaman tempat pemuatannya baik dalam teks maupun dalam lampiran.
Ketentuan tentang peng etikan seperti diuraikan dalam halaman Daftar Tabel (butir 12).
Contoh Daftar Gambar dapat dilihat pada Lampiran 22 .
14. Daftar Simbol
Daftar simbol diketik pada halaman baru dan diberi judul DAFTAR SIMBOL yang diketik
dengan huruf besar tanpa diakhiri sebuah titik. Penempatan DAFTAR SIMBOL di tengah-
tengah kertas. Dalam daftar simbol dimuat uraian tentang simbol tersebut dan satuannya.
Daftar simbol digunakan apabila dalam skripsi memuat banyak simbol -simbol yang dirasa
mengganggu apabila dicantumkan dalam teks.
15. Daftar Istilah (kalau ada)
Daftar istilah dicetak dengan huruf besar di tengah halaman baru dan diberi judul DAFTAR
ISTILAH tanpa diakhiri sebuah titik.

32
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

3. 9.3 Tubuh Utama Skripsi


Tubuh utama skripsi dibagi menjadi beberapa bab, diawali dengan bab Pendahuluan dan
diakhiri dengan Daftar Pustaka . Jumlah bab tidak dibakukan, melainkan menurut keperluan yang
wajar dari penulis dalam mengemukakan skripsinyaa. Secara umum tubuh utama skripsi terdiri
dari bab Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian/Magang Kerja, Hasil dan
Pembahasan, Kesimpul an dan Saran serta Daftar Pustaka dan diakhiri dengan lampiran.

1. Pendahuluan
Bab ini terdiri dari: (a) Latar Belakang, alasan mengapa penelitian itu perlu/peting dan
menarik dilakukan. (b) Perumusan masalah, sumber permasalahan yang didapat apakah dari
pengamatan di Lapangan, dari pernyataan pemerintah, dari media masa, atau dari pustaka
ilmiah yang memuat hasil-hasil penelitian di mana kita akan melanjutkan penelitian yang
telah dilakukan itu. Bentuk perumusan ini penting karena dapat menjadi penuntun
langkah -langkah berikutnya. (c) Tujuan Penelitian, merupakan bentuk konkrit dari
pertanyaan penelitian yang dihasilkan dari perumusan masalah penelitian. (c) Manfaat
penelitian, berkaitan erat dengan tujuan penelitian yang berisi uraian tentang
kemungkinan penerapan hasil penelitian. (d) Hipotesis, merupakan dugaan atau pendapat
sementara terhadap masalah yang dipilih, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam
penelitian. Khusus pada Program Studi Agribisnis, pendahuluan terdiri dari: (a) Latar Belakang
Penelitian, (b) Rumusan Masalah Penelitian, (c) Tujuan Penelitian dan (d) Kegunaan Penelitian.
Pustaka yang disitir diletakkan di belakang kalimat.
2. Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka berisi teori yang relevan dengan topik penelitian, biasanya diperoleh dari
buku-buku teks, laporan hasil penelitian sebelumnya, buletin, jurnal, tesis, disertasi dan
bentuk laporan hasil penelitian lain. Diklat kuliah, penuntun praktikum dan semua bahan
yang diberikan selama perkuliahan tidak termasuk pustaka. Isinya harus relevan dengan
problem yang diteliti dan diusahakan dari pustaka terbaru. Selain itu yang lebih penting
isi dari Tinjauan Pustaka dapat memberikan landasan ilmiah tentang: (a) Masalah
penelitian, (b) Metode yang dipilih (bila perlu), dan (c) Mendudukkan letak penelitian di antara
penelitian-penelitian sejenis yang tela h dilaksanakan. Landasan ilmiah ini penting, agar
penelitian tidak bersifat mencoba-coba (trial and error ). Untuk Program Studi Agribisnis,
selain yang telah dikemukakan di atas, juga ditambahkan Kerangka Teoritis yang terdiri
dari: Kerangka Pemikiran, Hipotesis, Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. Pustaka
yang disitir diletakkan di belakang kalimat.
3. Metode Penelitian
Metode Penelitian berisi: (a) Tempat dan Waktu pelaksanaan penelitian. Sub-sub ini pada
dasarnya menjelaskan deskripsi kondisi lingkungan (tanah, iklim, sosial dan ekonomi
petani, dll) tempat penelitian dilakukan dan bukan semata -mata hanya menulis nama desa,
kecamatan, hari, tanggal, bulan dan tahun. (b) Alat dan bahan, yang digunakan (khusus untuk
penelitian) yang berhubungan dengan atau berpengaruh terhadap hasil penelitian, dijelaskan
tentang spesifikasi alat dan bahan tersebut. Khusus untuk Program Studi Agribisnis tidak
diperlukan adanya alat dan bahan, sehingga bagian ini tidak diperlukan. (c) Metode
penelitian, mencakup rancangan dan rencana analisis datanya, sedang untuk penelitian
non -eksperimenal berisi teknik pengambilan contoh dan analisis datanya serta pendekatan
model yang akan diuji dalam penelitian (d) Pelaksanaan, dikemukakan prosedur

33
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

pelaksanaan penelitian secara terperinci dan lengkap, dan (e) Pengamatan dan
pengumpulan data, dijelaskan tentang prosedur dan cara pengambilan data serta data
penunjang apa saja yang perlu dikumpulkan. Untuk Progarm Studi Agribisnis, Metode
Penelitian terdiri dari: (a) Penentuan Lokasi Penelitian, (b) Teknik Penentuan Sampel
(Sampling Design), (c) Teknik Pengumpulan Data, (d) Teknik Analisis dan Pendekatan Model
yang akan diuji.
4. Hasil dan Pembahasan
Dalam bab ini dapat dibagi menjadi dua sub bab yaitu (a) Hasil dan (b) Pembahasan. Sub bab
Hasil memuat data utama, penunjang dan pelengkap yang diperlukan untuk
memperkuat hasil penelitian/magang. Data dapat disajikan dalam bentuk kalimat, tabel,
grafik, gambar dan atau foto. Tabel yang dicantumkan dalam teks mencakup tabel yang
memuat data yang telah diolah (misalnya tabel notasi dan tabel matriks korelasi). Tabel sidik
ragam, tabel data pelengkap, tabel yang terlalu panjang, program komputer, peta, metode
analisis data, analisis ekonomi, prosedur analisis laboratorium, dimuat dalam lampiran.
Ketentuan yang sama berlaku untuk grafik, gambar dan foto. Khusus untuk tabel analisis
ragam, guna meringkas penyajian nilai Jumlah Kuadrat (JK) dan F hitung dapat di
hilangkan. Juga harus diingat ketentuan di dalam membuat tabel. Bagaimana bila ada
interaksi dan bagimana bila tidak ada interaksi. Analisis data lebih lanjut sangat
diperlukan, apakah analisis statistika (korelasi dan regreasi), analisis ekonomi atau ana lisis
yang lain. Dalam sub bab Pembahasan disajikan pembahasan yaitu mengapa terjadi hasil
yang demikian itu. Mengapa perlakuan terbukti memberikan perbedaan/pengaruh nyata,
bagaimana penjelasan teorinya dan kaitannya dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya (dari
laporan hasil penelitian jurnal, buletin, tesis dan disertasi). Tetapi pembahasan yang justru
sangat penting bila data yang diperoleh tidak mendukung hipotesis percobaan.
5. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan berisi hasil utama untuk menjawab tujuan penelitian dan hasil uji hipotesis
yang telah dirumuskan. Kesimpulan bukan merupakan ringkasan hasil. Adapun
Saran memuat penjelasan tentang penelitian lebih lanjut, apakah perlu diulangi lagi (yaitu bila
hipotesis tidak terbukti kebenarannya) atau perm asalahan apa yang perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut. Untuk penelitian pengembangan (“on farm research”, demoplot dll.) dalam
anak bab Saran dapat disarankan implikasi hasil penelitian kepada masyarakat. Saran terdiri
dari 2 bagian yaitu saran akademik yang berisi tentang hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut
sehingga fenomena yang diteliti dapat dipahami lebih baik dan saran praktis/guna laksana
bagi pengambil kebijakan tingkat daerah atau pusat, masyarakat atau stakeholder yang lain.

3.9.4 Pustaka
1. Cara Mengutip Pustaka
Ada dua cara yang lazim digunakan untuk mencantumkan pustaka dalam teks skripsi: (1) cara
nama-tahun, atau (2) cara-nomor. Cara yang pertama lebih dikenal dengan sistem
penulisan sumber pustaka Harvard; contoh: Black (1960). Sedangkan cara yang ke-
dua dikenal dengan sistem penulisan Vancouver. Fakultas Pertanian menetapkan bahwa
untuk penulisan pustaka dalam skripsi mengikuti cara nama dan tahun. Nama pengarang
yang ditulis dalam teks atau naskah hanya menyangkut nama keluarga, sedang nama
pengarang yang terdiri dari dua kata atau lebih, yang ditulis hanya satu kata nama belakang.
Nama pengarang dapat ditulis di awal, di tengah atau di akhir kalimat tergantung pada susunan
kalimat.
34
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

Contoh:
 Berdasarkan penelitian Truog (2003)…..
 Truog (2003) mengemukakan bahwa ……
 Petani dengan pendapatan ….. (Truog 2003).
Bila pustaka yang ditulis oleh dua penulis, maka kedua nama penulis tersebut ditulis lengkap.
Bila pustaka yang dikutip terdiri dari 3 orang penulis, maka nama ketiga penulis wajib
dicantumkan pada saat kutipan pertama kalimat dimuat dalam teks atau naskah, dan
selanjutnya ditulis seperti contoh ini: Kein et al. (2003). Apabila suatu pustaka yang dikutip
ditulis oleh 4 orang penulis atau lebih, dan apabila nama penulis tersebut ditulis pada
bagian akhir kalimat maka penulisan seperti contoh ini : (Smith et al., 2003). Serta
apabila dua atau lebih makalah ditulis oleh seorang penulis dalam tahun yang sama, maka
caranya adalah sebagai berikut: Piere (2003a) dan Piere (2003b).
Cara mengutip pendapat penulis yang tercantum di dalam pustaka lain mengikuti contoh
berikut:
 Truog, 2003 (dalam Syafei, 2004) mengemukakan bahwa ….
 Petani … (Truog, 2003 dalam Syafei 2004).
Pada pengutipan pustaka yang berupa tabel, nama pengarang dan tahun dikutip pada akhir
kalimat judul Tabel.
Apabila membuat pernyataan lebih dari 1 pustaka, tahun yang lebih tua ditulis lebih dahulu.
2. Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA diketik dengan huruf besar, simetrik, dan dicantumkan di halaman baru
tanpa diakhiri dengan sebuah titik. Daftar pustaka beri si semua pustaka yang digunakan penulis
dalam menyusun skripsi.
Cara menulis pustaka dalam Daftar Pustaka wajib mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:
1. Penulisan pustaka dalam Daftar Pustaka tergantung pada setiap jenis pustaka:
a. Pustaka Berupa Majalah (Jurnal/Buletin): Nama pengarang, tahun penerbitan, judul
tulisan, nama majalah, volume dan nomor majalah serta nomor halaman dimana tulisan
dengan judul tersebut dimuat.
b. Pustaka Berupa Buku Teks: Nama pengarang, tahun penerbitan, judul buku, nomor
edisi (bila bukan edisi pertama), nama penerbit dan tempat penerbit (nama kota),
tanpa jumlah halaman.
c. Pustaka Berupa Buku Prosiding (Kumpulan Beberapa Makalah): nama pengarang
dalam makalah itu, tahun penerbitan, judul tulisan/makalah, nomor halaman di mana
tulisan dengan judul buku, nama penerbit dan nama kota penerbit
d. Sumber-sumber elektronik (Internet): nama penulis dalam tulisan itu, tahun
“update”, judul tulisan, alamat situs dan tanggal diaksesnya tulisan tersebut
e. Dokumen Pemerintah: Divisi Departemen Penerbit, tahun terbitan, judul tulisan,
Departemen Penerbit, kota penerbitan. Contoh penulisan pustaka -pustaka tersebut di
atas dan beberapa contoh penulisan untuk pustaka yang lain dapat dilihat pada
Lampiran 24.

2. Pustaka disusun berdasarkan urutan alfabet dari nama keluarga penulis atau nama
belakang.
3. Adakalanya seorang penulis menulis suatu pustaka secara mandiri, sedang pada
pustaka lain ditulis bersama koleganya (atau lebih). Dalam hal ini, maka cara
mencantumkan dalam daftar pustaka pertama adalah makalah yang ditulis secara mandiri
dan diikuti makalah yang ditulis bersama koleganya dengan memberi tanda garis pada

35
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

pustaka kedua dan pustaka selanjutnya sepanjang nama pengarang yang sama tanpa
memperhatikan urutan tahun.
4. Judul pustaka diketik dengan huruf kecil, kecuali huruf pertama tiap kata. Kata-kata
penghubung, kata depan dan keterangan tempat diketik dengan huruf kecil. Apabila
pustaka lebih dari satu baris, baris kedua dimulai pada ketukan ke-5 huruf pertama baris ke
satu.
5. Nama lembaga, jurnal, periodikal, atau buletin dapat disingkat sejauh singkatan tersebut
cukup dikenal dan dimengerti. Gunakan pedoman yang dikemukakan dalam
“Abbreviation of the American Standar Association” atau “The List of Periodical,
Abstracted by Chemical Abstract
6. Untuk penulisan nama pengarang Indonesia disarankan mengikuti Pedoman Penyusunan
Nama Pengarang Indonesia. Menurut kesepakatan bersama dalam “Lokakarya Peraturan
Katalogisasi dan Authority File Pengarang Indonesia”, yang oleh Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1975 telah disetujui yaitu: “Nama pengarang
Indonesia yang terdiri dari dua unsur atau lebih, dengan tidak memperhatikan latar
belakang masing -masing nama itu, maka dalam penyusunan bibliografi nama akhir
itu yang dicantumkan lebih dahulu, kemudian diikuti tanda koma setelah itu nama
pertamanya. Nama akhir itu kemungkinan dapat berupa nama keluarga, nama marga,
nama ayah, nama kecil, atau apapun tidak perlu diperhatikan”.
Contoh:
Basuki Abdullah ditulis: Abdullah, B.
Seno Sastroamidjo jo ditulis: Sastroamidjojo, S.
Sutan Takdir Alisyahbana ditulis: Alisyahbana, S. T.
I Nyoman Suwandi Pendit ditulis: Pendit, I. N. S.

Derajat atau gelar pendidikan, misalnya Prof., Dr., Ir., dr., Drs., SH., B.Sc., M.A., M.Sc.
dan lain–lain dalam daftar pustaka tidak perlu dicantumkan. Mengingat sulitnya mengetahui gelar
yang lengkap dari pengarang -pengarang buku dan adanya perbedaan -perbedaan istilah
gelar di berbagai negara di dunia, maka dalam teks skripsi, gelar -gelar tersebut tidak harus
dicantumkan. Contoh penulisan pustaka dapat dilihat pada Lampiran 33.

3.9.5 Gambar , Tabel , Lambang , Satuan dan Singkatan , serta Cetak Miring
1. Gambar
Istilah gambar mencakup gambar, ilustrasi, grafik, diagram, denah, peta, bagan,
monogram, potret. Gambar harus dibuat pada kertas naskah skripsi. Semua tanda dalam
gambar harus serasi dan jelas. Usahakan gambar dimuat pada halaman khusus, ditempatkan
simetrik dari batas tepi pengetikan tanpa garis bingkai, penempatannya dapat sejajar lebar
kertas atau sejajar panjang kertas. Pembuatan grafik cukup menggunakan salib-sumbu.
Gunakan tinta hitam atau hasil proses komputer untuk tanda yang dimuat dalam gambar.
Nomor urut dan judul gambar diketik di bawah gambar dan dimulai dua spasi di bawahnya.
Jarak antara baris dalam judul adalah satu spasi di bawahnya. Judul gambar tanpa diakhiri
dengan tanda titik. Judul gambar diketik dengan huruf kecil, termasuk kata penghubung,
kecuali huruf pertama dan ditempatkan simetrik. Keterangan gambar ditempatkan di atas
judul gambar. Gambar yang berukuran lebih besar daripada ukuran kertas apabila dimuat
dalam teks skripsi disarankan skalanya diperkecil. Ukuran Gambar yang lebih besar
diperkenankan untuk dimuat dalam lampiran (misal: peta). Gambar yang dikutip dari sumber
lain harus dicantumkan nama penulis dan tahun publikasi makalah bersangkutan, dalam
36
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

tanda kurung di belakang judul. Bila gambar merupakan komplikasi dari berbagai sumber,
maka cara memberikan tanda -tanda gambar harus dibedakan, dengan diberi tanda
superskrip sedang keterangannya diberikan pada catatan kaki di bawah judul gambar itu.
Untuk gambar dalam bentuk foto, foto yang ditampilkan harus bisa mencerminkan perbedaan
perlakuan. Dalam foto harus ada skala atau barang yang dapat digunakan sebagai pembanding.
Latar belakang foto harus berwarna kontras dengan objek foto, untuk tanaman disarankan warna
biru atau merah, dan tidak boleh dari kain bertekstur mengkilat (glossy). Foto harus diberi label,
namun tidak boleh terlalu besar karena akan menutupi objek yang akan difoto.
Cara membuat dokumentasi :
a. Dokumentasi berupa foto di lapang
Foto di lapang dibuat berdasar perlakuan yang dibuat. Apabila mengambil gambar pada
lahan penelitian,pada setiap perlakuan maka jarak pandang titik kamera harus sama.
Sehingga hasil foto dapat dibandingkan secara visual
b. Dokumentasi berupa foto hasil panen
Cara mengambil gambar hasil panen, harus ditata sesuai perlakuan. Misalnya perlakuan
dosis pemupukan, No, N1, N2, N3, N4. Gambar diambil bersamaan dari 5 perlakuan
tersebut, sehingga hasil foto dapat dibandingkan secara visual. Untuk background (latar)
dari bahan apa saja seperti kain, kertas yang bersifat dof (tidak mengkilat). Warna
background sebaiknya berwarna kontras dengan obyek foto, warna yang lazim
dibuatadalah merah atau biru.
c. Untuk mendapatkan foto yang sesuai dengan realita obyek, maka dalam teknik
pengambilan gambar harus diberi pembanding yang dapat berupa penggaris, pita meter
dengan skala yang terlihat jelas. Hasil foto yang disajikan dalam laporan harus sesuai
dengan proporsi dari obyek yang sebenarnya.
Contoh grafik pada Lampiran 25, dan contoh Gambar serta diagram pada Lampiran 26.

2. Tabel
Tabel diketik pada kertas naskah skripsi. Lajur disusun sedemikian rupa sehingga tabel
mudah dibaca. Tabel hanya terdiri dari garis horisontal. Singkatan yang dipakai di dalam tabel,
wajib mengikuti ketentuan yang lazim digunakan. Tabel dimuat pada satu halaman dan tidak
boleh dipisah; tabel dengan jumlah lajur dan baris yang lebih besar dari ukuran kertas
diusahakan untuk diperkecil skalanya sehingga muat dalam satu halaman kertas naskah skripsi.
Ada kalanya diperlukan superskrip untuk maksud tertentu, hingga batas masih terbaca oleh mata
normal. Untuk tabel tidak diperlukan garis kolom. Tabel, nomor tabel, dan judul tabel diketik di
atas tabel. Judul tabel ditempatkan simetrik dan tanpa diakhiri dengan titik. Setiap kata
pada judul tabel diketik dengan huruf kecil, kecuali kata pertama menggunakan huruf besar.
Jarak antara baris akhir dari judul tabel dengan tabel adalah dua spasi. Jarak antara baris yang
satu dengan baris yang lain dalam judul adalah satu spasi. Tabel yang dikutip dari sumber lain
(pustaka) wajib dicantumkan nama penulis dan tahun publikasinya dalam tanda kurung
dibelakang judul tabel. Tabel yang memuat data yang berasal dari berbagai sumber pustaka,
diberi superskrip yang sama. Superskrip itu ke mudian dijelaskan pada catatan kaki dibawah
tabel atau dibuat lajur khusus disebelah kanan tabel, yang memuat nama penulis dan tahun
publikasi masing-masing makalah yang dijadikan sumber data. Contoh tabel dapat dilihat pada
Lampiran 27.

3. Lambang
Lambang untuk peubah (variabel) dipakai untuk memudahkan penulisan peubah tersebut
dalam rumus dan dalam pernyataan aljabar lainnya. Semua huruf harus dinyatakan dalam abjad

37
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

Latin Yunani, baik huruf besar maupun kecilnya. Lambang dapat terdiri dari satu atau dua
huruf. Lambang dapat diberi subkrip atau superskrip atau kedua -duanya. Subskrip dan
superskrip dapat berupa huruf atau angka. Pilihlah lambang yang sudah lazim digunakan
dalam bidang ilmu Saudara. Awal suatu kalimat tidak dibenarkan dimulai dengan lambang;
karenanya susunlah kalimat sedemikian rupa sehingga tidak perlu diawali dengan lambang
peubah atau angka.

4. Satuan dan Singkatan


Hindarkan pemakaian angka, seperti halnya dengan lambang peubah pada awal suatu kalimat.
Gunakan angka untuk tanggal, nomor halaman, persentase, dan waktu, seperti: 2 Januari 1983;
09.00 pagi, halaman 83, 27 persen. Dalam skripsi sebaiknya jumlah dinyatakan dalam angka
sedang satuan ukuran dinyatakan dengan singkatan satuannya, terkecuali bila satuan itu tidak
didahului oleh suatu angka, misalnya: tabung diukur dalam milimeter dan lebarnya adalah 10
cm. Perlu diperhatikan bahwa penulisan satuan ukuran tidak diberi tanda titik dibelakangnya.
Untuk angka kurang dari 10 digunakan angka, seperti empat bagian. Bilamana dalam suatu ka
limat memuat satu rangkaian angka -angka lebih kecil dan lebih besar dari 10, maka
semuanya dicantumkan dengan angka sedang singkatan satuannya cukup dicantumkan
setelah urutan angka terakhir, misalnya: 0, 4, 10, dan 25 oC. Untuk suatu pecahan, agar mengiku
ti contoh di bawah ini:
 (A+B)/(C+D); δy i/δxi
 10 g ml -1; 10 kal g -1
 exp.(a2+b2)1/2 bukan e(a2+b2)1/2
 bukan

 ( a  bx )
Untuk menyatakan suatu desimal, gunakan tanda koma, contoh 10,2 ; sedang ribuan atau
kelipatan ribuan ditulis sebagai berikut: 1.000 : 1.000.000
Digitasi angka
Angka maksimal 4 digit
Contoh : 1,423
22,22
233,3
4626

5. Cetak Miring (Italic)


Kata-kata latin dan penulisan kata “dalam” pada rujukan pustaka harus diketik miring ,
misalnya : et al., i.e., viz, a priori, tet a tet, Oryza sativa L., Pare, Thiobacillus
ferrooxidans Temple dan Calmer , Rhixopus nigrecaus, Truog 2003 dalam Syafi’i ( 2004).
Penulisan spesies serangga pertama kali harus lengkap menyebutkan genus, spesies, autor, ordo,
dan familia. Misal: Spodoptera litura F. (Lepidoptera: Noctuidae). Untuk penulisan selanjutnya
hanya huruf pertama genus, diikuti tanda titik, jarak 1 ketuk, kemudian nama spesies. Kata Sp.
Harus diikuti titik dan ditulis tegak. Ordo dan familia diletakkan di dalam kurung. Setelah kata
ordo ditulis titik dua, jaak satu ketuk, kemudian nama familia. Huruf pertama dan nama genus,
autor dan ordo, dan familia adalah huruf besar.

6. Istilah asing diketik biasa dan diberi tanda petik, misalnya : “curing”, “split application”,
38
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

“starter solution”, “appendage

3. 10 Syarat-Syarat Pengetikan
3.10.1 Kertas
Skripsi diketik di atas kertas HVS/fotokopi berukuran A4 dan berat 70 -80 mg.
Perbanyakannya dapat dilakukan dengan fotokopi yang bersih dengan berat kertas 70 -80 mg.

3.10.2 Mengetik
Naskah skripsi diketik dengan komputer dengan huruf standar adalah Times New Roman
12 Pitch. Batas pengetikan, 4 cm dari kiri kertas, 3 cm dari batas kanan dan bawah, 3 cm dari
batas atas. Kalimat pertama dimulai dua spasi dari batas atas. Jarak antar kata harus
diperhatikan, sehingga batas kanan kertas tidak perlu lurus betul, untuk itu diperbolehkan
memutuskan kata dengan ketentuan mengikuti kaidah bahasa Indonesia yang baku dan benar.
Setiap alinea baru kata pertama diketik masuk lima ketikan, sedang setelah tanda koma, titik koma
dan titik dua diberi jarak satu ketukan kecuali setelah tanda titik untuk kalimat baru diberi jarak
dua ketukan. Setiap bab dimulai pada halaman baru, diketik dengan huruf ditengah-tengah
halaman. Anak bab (sub-bab) diketik di tengah-tengah halaman dengan huruf kecil kecuali huruf
pertama pada setiap kata diketik dengan huruh besar. Anak-anak bab (sub-sub bab) diketik di tepi
halaman dengan huruf kecil kecuali huruf pertama pada kata pertama diketik dengan huruf
besar. Antara anak -anak bab/anak bab (bila tidak ada anak -anak bab) diberi jarak 2 ½ spasi.
Antara baris dalam teks tulisan diketik 1½ spasi, kecuali untuk kalimat judul anak bab, anak
–anak bab, judul tabel dan gambar diketik 1 spasi.
3 .10.3 Perbaikan Kesalahan
Naskah skripsi yang dipersiapkan dengan baik tidak memuat kesalahan baik kesalahan
naskah maupun kesalahan ketik.

3.10.4 Pemakaian Bahasa Indonesia Baku


Bahasa Indonesia yang wajib digunakan dalam naskah harus Bahasa Indonesia yang baku
dan benar sesuai denga ejaan yang disempurnakan (EYD). Kaidah tata bahasa harus ditaati.
Kalimat haruslah utuh dan lengkap. Pergunakan tanda baca seperlunya agar dapat dibedakan anak
kalimat dari kalimat induknya, kalimat yang diterangkan. Kata ganti orang, terutama kata ganti
orang pertama (saya, kami), tidak digunakan dalam kalimat naskah, kecuali pada riwayat
hidup, kata ganti orang pertama ditulis ’penulis’. Pemisahan kata menjadi suku kata pada batas
pengetikan sebelah kanan harus mengikuti ketentuan kata bahasa. Kata terakhir pada baris
kalimat didasar halaman tidak boleh dipotong. Apabila suatu alinea harus diputus karena
pergantian halaman, maka alinea terakhir pada halaman tersebut minimun tersisa dua baris.
Demikian pula bagian yang dipindahkan pada halaman berikutnya minimun dua baris.
Gunakan buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan, Pedoman
Umum Pembentukan Istilah, dan Kamus Umum Bahasa Indonesia sebagai pedoman.

3.10.5 Nomor Halaman


Halaman bagian persiapan skripsi diberi nomor berbeda dengan nomor halaman tubuh
utama skripsi. Halaman-halaman bagian persiapan diberi nomor angka kecil Romawi. Angka
39
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

nomor halaman tubuh utama skripsi berupa angka Arab dan dimulai pada bab pendahuluan
dan seterusnya sampai dengan lampiran-lampiran. Tiap bab dimulai pada halaman baru dan
nomor halamannya tidak dicantumkan. Semua nomor halaman, baik angka Romawi atau angka
Arab, diketik 3 cm dari batas atas kertas dan 3 cm dari batas kertas sebelah kanan, di belakang
nomor halaman tidak diberi titik. Nomor halaman diletakkan di kanan atas. Agar nomor halaman
tepat 3 cm di batas atas kertas dan 3 cm di batas kanan, gunakan header 2,73 inch.

3.11 Pedoman Seminar Ilmiah


2.11.1 Ketentuan Umum
Dalam rangka penyelesaian skripsi, setiap mahasiswa program strata -1 Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya diwajibkan melakukan seminar ilmiah paling sedikit 2 (dua)
kali, masing -masing untuk proposal penelitian untuk skripsi dan hasil penelitian skripsi.

3.11.2 Persyaratan Seminar


Seorang mahasiswa diperbolehkan melakukan seminar ilmiah bila telah memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:

3. Telah menyelesaikan makalah seminar berupa Proposal Penelitian Skripsi dan atau
Hasil Penelitian Skripsi (Contoh Lampiran 36).
4. Telah mendapat persetujuan dosen pembimbing dan Ketua Jurusan.
5. Telah mengikuti seminar mahasiswa yang pelaksanaannya diatur oleh jurusan masing-masing.

3.11.3 Tata tertib Seminar


1. Sebelum pelaksanaan seminar, pemrasaran harus sudah mendaftar ke jurusan paling
lambat satu minggu sebelum seminar dilaksanakan.
2. Jurusan mengumumkan jadwal pelaksanaan seminar yang tembusannya disampaikan ke
Jurusan lain untuk diumumkan selambat -lambatnya 2 hari sebelum seminar dilaksanakan.
3. Seminar dipimpin oleh seorang moderator (dosen atau mahasiswa) dan pembahas utama baik
dosen atau mahasiswa (atau keduanya).
4. Pemrasaran wajib menyerahkan makalah seminar lengkap yang telah dikonsultasi-kan
dengan pembimbing kepada pembahas utama dan dosen pembimbing paling lambat
tiga hari sebelum pelaksanaan seminar.
5. Seminar dianggap syah apabila telah dihadiri sekurang -kurangnya oleh salah satu dosen
pembimbing dan minimal 20 mahasiswa peserta seminar.
6. Seminar dimulai setelah pemrasaran selesai membagikan ringkasan makalah kepada seluruh
peserta seminar. Seminar dimulai dengan pembukaan oleh moderator, dilanjutkan dengan
presentasi secara lisan selama 15 menit, kemudian diteruskan dengan penyampaian
pertanyaan dan saran oleh pembahas utama setelah 25 menit dan oleh peserta seminar
yang lain selama 30 menit, terakhir saran-saran dari dosen pembimbing utama kurang lebih
10 menit dan ditutup oleh moderator.
7. Presentasi seminar diwajibkan menggunakan alat bantu yang tersedia (OHP dan atau LCD
Proyektor).
8. Pemrasaran seminar diwajibkan memakai Official Cap (baju putih, celana hitam, dasi hitam,
sepatu hitam dan jas almamater).
9. Seluruh peserta seminar diwajibkan berpakaian rapi.

40
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

3. 12 Pedoman Penulisan Makalah Ringkasan Skripsi


3.12.1 Umum
Mahasiswa diwajibkan menyerahkan copy elektronik atau soft copy berupa CD baik
ringkasan skripsi maupun skripsi lengk ap kepada Jurusan. Sedangkan untuk dosen
pembimbing dan perpustakaan Universitas tetap diserahkan skripsi lengkap atau hard copy.
Untuk publikasi di perpustakaan pusat mahasiswa diminta juga menyerahkan bahan publikasi
(Contoh bahan publikasi pada Lampiran 29). Bila bahan publikasi ini direncanakan untuk
dipublikasikan di Jurnal maka mahasiswa diminta memberitahu ke Perpustakaan Pusat untuk
digunakan keperluan internal. Adapun lembar persetujuan oleh Dosen Pembimbing dapat
dicontohkan di Lampiran 30.

3 .12.2 Sistematika
Makalah ringkasan skripsi memuat bab-bab sbb:
1. Halaman Judul
2. Halaman Persetujuan
3. Abstrak (1 halaman), dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
4. Pendahuluan (1 –3 halaman)
a. Latar belakang (berisi: alasan pemilihan judul dan dasar ilmiah dengan berbagai kutipan
pustaka)
b. Tujuan
c. Hipotesis
Khusus untuk Program Studi Agribisnis, Pendahuluan terdiri atas Latar Belakang,
Perumusan Masalah, tujuan serta kegunaan penelitian. Ringkasan Kerangka Pemikiran
disajikan sebelum Metode Penelitian
5. Metode Pelaksanaan/Penelitian (lebih kurang 4 halaman)
a. Tempat dan Waktu/Lokasi Penelitian
b. Alat dan Bahan/Teknik Penentuan Sample
c. Metode/Teknik Pengumpulan data dan analisis data
6. Hasil dan Pembahasan (lebih kurang 8 halaman)
7. Kesimpulan dan Saran (1 halaman)
a. Kesimpulan
b. Saran
8. Daftar Pustaka
9. Lampiran-lampiran.

3.12.3 K etentuan Lain


1. Tata cara penulisan makalah ringkasan skripsi mengacu kepada Pedoman Penulisan
Skripsi Fakultas Pertanian Keseluruhan isi makalah ringkasan skripsi terdiri dari 15–20
halaman dan dijilid sampul tipis warna hijau.
2. Referensi (sumber pustaka) lain yang bisa dipergunakan sebagai acuan penyusunan karya
ilmiah adalah:
 Tanjung H. B. N. dan Ardial H. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal,
Skripsi dan Tesis) dan mempersiapkan diri menjadi penulis artikel ilmiah. Prenada
Media. Indonesia.

41
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

 Dirjen Dikti, 2009. Pedoman Program Kreativitas Mahasiswa. Direktorat Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen
Pendidikan Nasional. Jakarta.

3.13 Yudisium Sarjana


Seorang mahasiswa dapat mengikuti Yudisium Sarjana bilamana memenuhi persyaratan
sebagai berikut:

1. Telah mengumpulkan Skripsi yang dicetak dengan sampul hijau dan telah disetujui oleh Dosen
Pembimbing serta telah disyahkan oleh Majelis Penguji, dan telah menyerahkan naskah jurnal
kepada editor jurnal, serta mengugah naskah jurnal tersebut di Portal Garuda.
2. Seorang mahasiswa dapat dinyatakan lulus apabila nilai skripsi sekurang-kurangnya C.
3. Predikat kelulusan adalah s ebagai berikut :
IPK : 2,00 - 2,75 = Baik

IPK : 2,76-3,25 = Memuaskan

IPK : 3,26 - 3,50 = Sangat Memuaskan

IPK : 3,51-4,00 = Dengan Pujian (Cumlaude)

Predikat kelulusan Dengan Pujian ditentukan juga dengan memperhatikan masa studi
maksimum, untuk program sarjana maksimum 4 tahun, tidak pernah terkena sanksi
insidipliner, minimum nilai B, dan tidak pernah terkena sanksi akademik, serta dapat
memenuhi persyaratan lain yang ditetapkan oleh Fakultas masing-masing.

42
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

LAMPIRAN

43
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

LAM P I RAN 1 . C ONT OH LE M B AR PE N GE S AH AN PROPOSA L MAGANG KERJA

LEMBAR
PENGESAHAN
PROPOSAL MAGANG KERJA JUDUL:
……………………………………………………………….

Disetujui Oleh:

Pembimbing Lapangan, Pembimbing Utama,

_
NIP……………………… NIP……….………….…

Catatan:
Untuk ujian Magang Kerja, Laporan belum perlu ditandatangani Ketua Jurusan. Cukup
ditandatangani oleh Pembimbing Utama dan Pembimbing Lapangan saja, atau catatan persetujuan
dari kedua pembimbing.

44
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

LAMPIRAN 2. CONTOH FORMAT SAMPUL PROPOSAL/ LAPORAN AKHIR MAGANG KERJA

(S AM PUL T IP IS ‘S OF T COV E R ’ W ARN A H I JAU)

JUDUL :

………………………………………………………………..

MAGANG KERJA

Oleh :
Nama
NIM

Logo Fakultas Pertanian bias d download di www.fp.ub.ac.id. Ukuran


ukuran logo di proposal, laporan tugas atau skripsi 4,5cm x 4,5cm

PROGRAM STUDI .......


MINAT......
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
20.....
45
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

LAM P I RAN 3 . FORM AT PE NGE SAHAN LAPORAN A KHI R MAGANG KERJA

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MAGANG KERJA
JUDUL:

……………………………………………………………….

Disetujui Oleh:

Pembimbing Lapangan Pembimbing Utama

_
NIP……….…………… NIP…………..…………

Mengetahui
Ketua
Jurusan ...................................

NIP…………..………….......

Catatan:
Untuk seminar / ujian Magang Kerja, Laporan belum perlu ditandatangani Ketua Jurusan.
Cukup ditandatangani oleh Pembimbing Utama dan Pembimbing Lapangan saja, atau catatan
persetujuan dari kedua pembimbing.
46
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

LAM P I RAN 4. CONT OH FORM AT LE M B AR RE VI SI LAPOR AN MAGANG KERJA


(DI SE SU AI KAN DE NGAN J UR USAN M ASI N G -M ASI NG)

LEMBAR REVISI LAPORAN MAGANG KERJA

NAMA MAHASISWA : ………………………………..………………………………………………..


NIM : ………………………………..………………………………………………..
PROGRAM STUDI : ………………………………..………………………………………………..
JURUSAN/MINAT : ………………………………..………………………………………………..

Catatan yang harus direvisi


…………………………………………...…………………………………………………………………..
…………………………………………...…………………………………………………………………..
…………………………………………...…………………………………………………………………..
…………………………………………...…………………………………………………………………..
…………………………………………...…………………………………………………………………..
…………………………………………...…………………………………………………………………..
…………………………………………...…………………………………………………………………..
…………………………………………...…………………………………………………………………..
…………………………………………...…………………………………………………………………..

Malang , ……………………
Penguji,

47
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

LAM P I RAN 5 . CONT OH FORM AT PENYE RAHAN LAPOR AN MAGANG KERJA


(DI SESUAI KAN DE NGAN J URUSAN M ASI N G-M ASI NG)

TIM PENGELOLA MAGANG KERJA


PROGRAM STUDI ………......./MINAT ………..........................
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

TANDA TERIMA LAPORAN MAGANG KERJA

Telah terima Laporan Magang Kerja:

NAMA :.............................................................................................
NIM : ................................................................................................
PROGRAM STUDI/ MINAT :.................................................................................................
JUDUL MAGANG KERJA :.................................................................................................
...................................................................................................

No NAMA TANGGAL TANDA TANGAN

1. Jurusan

2. Dosen Pembimbing

3 Instansi tempat magang


Kerja

Catatan dibuat rangkap 4 Malang,


Panitia Magang Kerja Panitia Magang Kerja
Untuk Pembimbing Utama Magang Kerja
Untuk Pembimbing Lapangan
Untuk Instansi ybs

..............................................................

Catatan: Laporan yang diserahkan berupa Laporan Magang Kerja yang telah diujikan dan telah selesai direvisi serta
telah mendapatkan pengesahan dari Pembimbing Utama, Pembimbing Lapangan da n Ketua Jurusan/ Ketua

48
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

Program.

49
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

LAM P I RAN 6. CON T OH F ORM AT S URAT KE T E RAN GAN T E L AH M E N YE LE S AI K AN


MAGANG KERJA
(DI SE SUAI KAN DE NG AN J URUSAN M ASI NG -M ASI NG)

TIM PENGELOLA MAGANG KERJA


PROGRAM STUDI………………/MINAT ……………..
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

SURAT KETERANGAN
TELAH MENYELESAIKAN MAGANG KERJA

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : …………………………………………………………………................
NIM : ……………………………………………………………........................
PS/ Minat : ………………………………………………………………...................
Judul Magang Kerja :………………………………………………………………......................
Lokasi : ……………………………………………………………....................

telah selesai dalam melaksanakan Magang Kerja yang dimulai pada:


……………………………………………………S/d……………………………........................
Demikian, Surat Keterangan ini dibuat dengan sebenarnya.

Mengetahui
Pembimbing Lapangan / Instansi Mahasiswa Pelaksana Magang Kerja,

(...........................................) (..............................................)

Keterangan:
1. Rangkap 1 untuk Panitia
2. Rangkap 2 untuk Pembimbing Utama
3. Rangkap 3 untuk Pembimbing Lapangan

50
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

LAM P I RAN 7. CONT OH FORM AT PE NDAFT A R AN KE GI AT AN SKRI PSI


(DI SE SUAI KAN DE N GAN J UR USAN M ASI N G - M ASI NG)

LEMBAR PENDAFTARAN SKRIPSI

Nama : ……………………………
NIM :……………………………
Program Studi :……………………………
Jurusan : ……………………………
Judul Sementara : ………………………….…................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………………….............................
…………………………………………………………………………………………………………… ....................
Pembimbing Utama : ……………………………..
Pembimbing Pendamping ::……………………………..
Lokasi (bila dalam bentuk Magang Kerja) : ……………………………....................................................................

Mengetahui: Malang, ……
Pembimbing Utama, Mahasiswa yang bersangkutan,

(..............................) (...........................................)
NIP………………..…...

*) Penen Penentuan Dosen Pembimbing telah diatur sebelumnya oleh Jurusan


** ) Judul telah telah dikonsultasikan dengan Dosen Pembimbing Utama dan Dosen Pembimbing
Pendamping dan harus dilengkapi jadwal kerja yang telah disetujui Pembimbing Utama.
*** ) Lembar ini beserta jadwal kerja dibuat rangkap 3 yaitu untuk, Pembimbing Utama, Pembimbing
Pendamping, dan yang bersangkutan

51
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

LAM P I RAN 8 . CONT OH FORM AT JA DW AL KE R J A KE GI AT AN SKRI P SI

JADWAL KERJA KEGIATAN SKRIPSI


Nama Mahasiswa : ………………………………….
NIM : ………………………………….
Judul Skripsi : ……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………

Kegiatan dalam bulan ke dan minggu ke :


No. Judul Bulan ke Bulan ke Bulan ke Bulan ke Bulan ke Bulan ke
Kegiatan **) 1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Konsultasi
Judul
2. Pembuatan
Proposal
3. Penelitian
Pendahuluan
4. Seminar
Proposal
5. Persiapan
Penelitian
6. Pelaksanaan
Penelitian
7. Analisis data
8. Pembuatan
draft laporan
9. Konsultasi
hasil
10 Seminar
hasil
11 Laporan
Akhir Selesai

Malang,…………………
Menyetujui : Mahasiswa yang bersangkutan, Dosen
Pembimbing Utama,

_ _ _
NIP ………………………

Catatan :
*) Dibuat rangkap 4 diserahkan bersama sama dengan Lembar Pendaftaran Skripsi kepada Panitia
Pemantau Skripsi Jurusan.
**) Judul Kegiatan tergantung kepada kebutuhan sesuai arahan Pembimbing.
***) Jadwal tersebut harus dimasukkan dalam proposal penelitian.

52
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

LAM P I RAN 9 . CONT O H LE M B AR PE NGE S AH AN PR O POSAL S KRI PSI

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL

JUDUL:
……………………………………………………………….

Oleh :

Nama :……………………….
NIM : ……………………….
Program Studi : …………..................
Minat : .................................

Disetujui Oleh:

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

NIP…………………… NIP………….………………

Mengetahui,
Ketua Jurusan……………..,

_ _
NIP….………………….........

53
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

LAM P I RAN 1 0 . CONT O H S AM PU L (Depan) SK RI PSI

KAJIAN BAHAN TANAM DAN PEMUPUKAN


TERHADAP TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

Oleh
MUNIFATUZ ZUHRO

Logo Fakultas Pertanian bias d download di www.fp.ub.ac.id. Ukuran


ukuran logo di proposal, laporan tugas atau skripsi 4,5cm x 4,5cm

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG
20.....

54
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

LAM P I RAN 1 1 . CONT O H HALAM AN J U DUL SKR I PSI (SAMPUL DALAM)

KAJIAN BAHAN TANAM DAN PEMUPUKAN


TERHADAP TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

Oleh
ANI NURIN NIKMAH
115040201111187

PROGRAM STUDI .......


MINAT......*

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar


Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN ..........
MALANG
20.....
*Khusus untuk Program Studi Agroteknologi

55
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

LAM P I RAN 1 2 . CONT OH PE RNYAT AA N S KRI PSI

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa segala pernyataan dalam skripsi ini meruakan hasil
penelitian saya sendiri, dengan bimbingan komisi pembimbing. Skripsi ini tidak pernah
diajukan untuk memperoleh gelar di perguruan tinggi manapun dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang, ………………………

__
Tandatangan dan nama terang

56
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

L A M P I R A N 1 3A. C O N T O H H A L A M A N P E R S E T U J U A N S K R I P S I DENGAN 1 DOSEN


PEMBIMBING

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul penelitian : Pengaruh Jarak Tanam Dan Teknik Pengendalian Gulma Pada
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea Batatas
L.)
Nama Mahasiswa : Iwan Jumrotul Abadi
NIM : 0810480049
Minat : Budidaya Pertanian *) ( *) khusus untuk agroekoteknologi)
Program Studi : Agroekoteknologi

Disetujui
Pembimbing Utama,

Prof.Dr.Ir. Husni Thamrin Sebayang, MS.


NIP.19530825 198002 1 002

Diketahui,
Ketua Jurusan

Dr. Ir. Nurul Aini, MS


NIP. 19601012 198601 2 001

Tanggal Persetujuan : ...................................

57
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

L AM P I R AN 1 3B . C O N T O H H A L AM AN P E R S E T U J U AN S K R I P S I DENGAN 2 DOSEN
PEMBIMBING

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul penelitian : Pengaruh Jarak Tanam Dan Teknik Pengendalian Gulma Pada
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea Batatas
L.)
Nama Mahasiswa : Iwan Jumrotul Abadi
NIM : 0810480049
Minat : Budidaya Pertanian *) ( *) khusus untuk agroekoteknologi)
Program Studi : Agroekoteknologi

Disetujui

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping II,

Dr. Ir. Titin Sumarni, MP. Prof. Dr. Ir. Eko Widaryanto, SU
NIP.19620323 198701 2 001 NIP. 19570117 198103 1 001

Diketahui,
Ketua Jurusan

Dr. Ir. Nurul Aini, MS


NIP. 19601012 198601 2 001

Tanggal Persetujuan : ...................................

58
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

L A M P I R A N 1 3 C. C O N T O H H A L A M A N P E R S E T U J U A N S K R I P S I DENGAN 3 DOSEN
PEMBIMBING

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul penelitian : Pengaruh Jarak Tanam Dan Teknik Pengendalian Gulma Pada
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea Batatas
L.)
Nama Mahasiswa : ANI NURIN NIKMAH
NIM : 115040201111187
Minat : Budidaya Pertanian *) ( *) khusus untuk agroekoteknologi)
Program Studi : Agroekoteknologi

Disetujui
Pembimbing Utama,

Prof.Dr.Ir. Husni Thamrin Sebayang, MS.


NIP.19530825 198002 1 002

Pembimbing Pendamping I, Pembimbing Pendamping II,

Dr.Ir. Titin Sumarni, MP. Prof. Dr. Ir. Eko Widaryanto, SU


NIP.19620323 198701 2 001 NIP. 19570117 198103 1 001

Diketahui,
Ketua Jurusan

Dr. Ir. Nurul Aini, MS


NIP. 19601012 198601 2 001

Tanggal Persetujuan : ...................................


59
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

LAM P I RAN 1 4A. C ONT OH LE M B AR PE N GE S A HAN SKRI PSI DENGAN 3 PENGUJI

LEMBAR PENGESAHAN

Mengesahkan
MAJELIS PENGUJI

Penguji I Penguji II

Prof.Dr.Ir. Husni Thamrin Sebayang, MS. Dr. Ir. Yulia Nuraini, MS


NIP.19530825 198002 1 002 NIP. 19611109 198503 2 001

Penguji III

Dr. Ir. Agung Nugroho, MS


NIP. 19580412 198503 1 003

Tanggal Lulus :

60
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

LAM P I RAN 1 4B. C ONT OH LE M B AR PE N GE S A HAN SKRI PSI DENGAN 4 PENGUJI

LEMBAR PENGESAHAN

Mengesahkan
MAJELIS PENGUJI

Penguji I Penguji II

Dr. Ir. Agung Nugroho, MS Prof. Dr. Ir. Eko Widaryanto, SU


NIP. 19580412 198503 1 003 NIP. 19570117 198103 1 001

Penguji III Penguji IV

Prof.Dr.Ir. Husni Thamrin Sebayang, MS. Dr. Ir. Yulia Nuraini, MS


NIP.19530825 198002 1 002 NIP. 19611109 198503 2 001

Tanggal Lulus :

61
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

LAM P I RAN 1 4B. C ONT OH LE M B AR PE N GE S A HAN SKRI PSI DENGAN 4 PENGUJI

LEMBAR PENGESAHAN

Mengesahkan

MAJELIS PENGUJI

Penguji I Penguji II

Dr. Ir. Agung Nugroho, MS Prof. Dr. Ir. Eko Widaryanto, SU


NIP. 19580412 198503 1 003 NIP. 19570117 198103 1 001

Penguji III Penguji IV

Prof.Dr.Ir. Husni Thamrin Sebayang, MS. Dr. Ir. Yulia Nuraini, MS


NIP.19530825 198002 1 002 NIP. 19611109 198503 2 001

Penguji V

Prof.Dr.Ir. Syukur Makmur Sitompul


NIP.19500716 198003 1 003

Tanggal Lulus :

62
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

LAM P I RAN 1 5 . CONT O H HALAM AN PE RUNT UKAN S KRIPSI

Skripsi ini kupersembahkan untuk


Kedua orang tua tercinta
serta Kakak dan Adikku tersayang

63
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

LAM P IRAN 1 6 . CO NTO H R INGK ASAN SK RIPSI

RINGKASAN

AKHIRA DESINTHA ARISETIA. 0101040008 -44. Studi Daya Saing


Kedelai dalam Pengembangan Agroindustri. Dibawah bimbingan Iksan
Semaoen sebagai Pembimbing Utama dan Nuhfil Hanani sebagai Pembimbing
Pendamping.

Agroindustri sebagai motor penggerak pembangunan sektor pertanian


diharapkan dapat memainkan peranan penting dalam kegiatan pembangunan
nasional baik dalam susunan pertumbuhan, pemerataan maupun stabilitas. Banyak
harapan telah ditumpukan pada agroindustri namun harapan besar tersebut tentunya
lebih melekat pada potensi yang ada. Perkembangan agroindustri dapat terjadi
apabila komoditas pertanian didasarkan atas daya saing diantaranya: keunggulan
komparatif, keunggulan kompetitif, memenuhi skala ekonomi, mampu mengendalikan
produk secara kontinu, kebijakan pemerintah dan mempunyai efek ganda. Salah satu
dari berbagai komoditas yang dapat menangkap aspek ganda adalah komoditas
kedelai. Kedelai merupakan komoditas penting di Indonesia karena merupakan salah
satu dumber protein nabati, sumber vitamin, sumber mineral dan terjangkau oleh
masyarakat. Mengingat komoditas kedelai merupakan komoditas komersial dan 96
persen dari 95 persen komoditas kedelai digunakan sebagai bahan baku industri
tempe tahu yang perlu dilestarikan keberadaannya. Penelitian ini bertujuan untuk
mempelajari, meramalkan dan merumuskan daya saing komoditas kedelai sehingga
diharapkan akan diperoleh keselarasan langkah sebagai upaya mengatasi masalah-
masalah yang berkaitan dengan berbagai kesenjangan baik dari aspek produksi,
permintaan input-output, agroindustri tahu/tempe dan kebijakan pemerintah di masa
yang akan datang.
Metode analisis usahatani dan agroindustri tempe tahu menggunakan fungsi
keuntungan Cobb Douglass dengan metode penaksiran yang digunakan adalah
Seemingly Unrealeated Regression (SUR) dan memperhatikan aspek resiko yang
ditanggung oleh petani. Analisis daya saing menggunakan keunggulan komparatif dan
keunggulan kompetitif dikombinasikan dengan Policy Analysis Matrix (PAM), selain
itu PAM juga dipakai untuk menganalisis kebijakan dan intervensi pemerintah terhadap
komoditas kedelai baik dalam usahatani maupun agroindustri tempe tahu. Beberapa
jenis skenario (sensitivitas) kebijakan dilakukan dan intervensi pemerintah terhadap
komoditas kedelai agar mempunyai daya saing di tingkat regional, nasional maupun
internasional.
Hasil penelitian yaitu daya saing pengusahaan komoditas kedelai di tingkat
regional, nasional dan internasional masih rentan terhadap perubahan -perubahan
input, output maupun kebijakan pemerintah . Sedangkan agroindustri temped an
tahu mempunyai daya saing stabi l yang ditunjukkan oleh nilai koefisien keunggulan
komparatif dan keunggulan kompetitif yang lebih kecil dari 0,5 Perilaku Petani
terhadap resiko memperlihatkan bahwa sebagian besar petani yaitu 48,57 persen
dari seluruh petani contoh netral resiko, 40 persen berperilaku tidak berani
64
Ketentuan-Ketentuan Berlaku dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

berisiko, dan 11,43 persen berperilaku berani berisiko. Efisiensi teknis, efisiensi
alokatif dan efisiensi ekonomi relatif petani yang berperilaku tidak berani
beresiko tidak lebih efisien dari pada petani yang berperilaku netral resiko. Petani
yang berani beresiko lebih efisien secara alokatif dibandingkan petani yang berperilaku
netral resiko. Keuntungan harapan sebagai variabel tidak bebas dan koefisien
perilaku terhadap resiko sebagai variabel bebas, memperlihatkan adanya pengaruh
negatif tetapi tidak nyata. Hal ini menunjukkan bahwa keuntungan harapan tidak
dipengaruhi oleh perilaku petani dalam menghadapi resiko. Kebijakan Pemerintah pada
harga dalam kegiatan sistem komoditas kedelai dapat meningkatkan surplus
produsen sebesar 4 persen dan secara tidak langsung dapat meningkatkan daya saing
komoditas domestik. Pengusahaan komoditas kedelai belum mencapai efisiensi
ekonomis dan untuk agroindustri Tahu dan Tempe efisien dalam penggunaan biaya
produksi namun belum mencapai e fisiensi ekonomis. Komoditas kedelai diusahakan
petani masih mempunyai daya saing, namun sensitif terhadap tingkat produktifitas,
harga kedelai impor, Shadow Exchange Rate (SER), Nilai Tukar Resmi (NTR) dan tarif
impor.

65
Ketentuan dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

LAM P I -RAN 1 7 . CONT OH SUM M AR Y S KRI PSI

SUMMARY

Natalia Prima Rahardita. 0310460030 -46. Predation Ability of Stethorus sp.


(Coleoptera: Coccinellidae) and Coccinellid, Predator of Tetranychus sp. Mites
(Acari: Tetranychidae). Supervised by Sri Karindah and Retno Dyah Puspitarini.
Tetranychus sp. is an important pest of cassava plant that causes major damage.
This species have several natural enemies, there are coleopteran Stethorus sp. and
coccinellid. The research of both predators was needed to give information about their
potential. The objectives of this research were to observe the predation ability and the
predation activity of adult Stethorus sp. and coccinelid on different prey stages of
Tetranychus sp.
This research was conducted in Laboratory of Entomology Plant Pest and Disease
Department, Faculty of Agriculture, Brawijaya University, Malang, on August 2007 until
February 2008. The predator ability was determined separately for male and female of
Stethorus sp. and unsexed of coccinellid with different prey stages of prey (eggs, nymphs
and adults of Tetranychus sp.). One predator was introduce to Petridish (Ø= 9 cm) and
provided 50 eggs, 30 nymphs and 20 adults of Tetranychus sp. The numbers of preys
were replaced to the original density after 24 hours. The consumption rate experiment for
each prey type was replicated 10 times and determined daily within 5 days. The
predation activity was determined separately for male and female of Stethorus sp. and
unsexed of coccinellid with different prey stages of prey (eggs, nymphs and adults of
Tetranychus sp.). One predator was introduced to Petridish and provided 25 eggs, 15
nymphs and 10 adults of Tetranychus sp. The numbers of preys were replaced to the
original density after 12 hours. The prey consumed was recorded two times for a day
period i.e. at 6 a.m. and 6 p.m. The consumption rate experiment for each prey type was
replicated 10 times and determined daily within 5 days.
The data were analyzed using t test of 5% error levels and followed by Least
Significant Different test of 5% levels.The results of first experiment showed that the
predation ability of Stethorus sp. was higher than coccinellid. Stethorus sp. Consumed
29,14 eggs, 9,39 nymphs or 5,44 adults of Tetranychus sp. per day, while coccinellid
consumed 20, 26 eggs, 4,94 nymphs or 2,82 adults of Tetranychus sp. per day. The
female of Stethorus sp. consumed the average number of nymph or adult of Tetranychus
sp. higher than the male (p=0,01 and p=0.03). However, male and female of Stethorus sp.
consumed the average same numbers of Tetranychus sp. eggs (p=0,12). The female of
Stethorus sp. consumed 29, 14 eggs, 10,62 nymphs or 6,78 adults of Tetranychus sp. per
day, while the male of Stethorus sp. consumed 27,20 eggs, 8,16 nymphs or 4,10 adults of
Tetranychus sp. per day. Both predators consumed more eggs than nymphs or adults.
Stethorus sp. consumed 28,17 eggs, 9,39 nymphs or 5,44 adults per day and coccinellid
consumed 20,26 eggs, 4,94 nymphs or 2,82 adults per day. The results of second

66
Ketentuan dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

experiment showed that the preying activity of both predators was more during night time
rather than in the day time. The average number of Tetranychus sp. that were
consumed by Stethorus sp. at night 17,96 eggs, 5,61 nymphs or 3,22 adults Tetranychus
sp. per day, while coccinellid consumed 13,02 eggs, 3,00 nymph s or 1,92 adults
Tetranychus sp. per day. Stethorus sp. consumed 10,22 eggs, 3,78 nymphs or 2,22 adults
Tetranychus sp. per day during day time, whereas coccinellid consumed 7,24 eggs, 1,94
nymphs or 0,90 adults Tetranychus sp. per day.

67
Ketentuan dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

LAMP I RAN 19 . CONT OH R I WAYAT HI DU P LAP ORAN SK RI PS I

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Madiun pada tanggal 25 Desember 1984 sebagai putri


pertama dari dua bersaudara dari Bapak Subiantoro dan Ibu Titik Srihartati.
Penulis menempuh pendidikan dasar di SDN Nambangan Lor 05/07 Madiun
pada tahun 1991 sampai tahun 1997, kemudian penulis melanjutkan ke SLTPN 2 Madiun
pada tahun 1997 dan selesai pada tahun 2000. Pada tahun 2000 sampai tahun 2003
penulis studi di SMUN 2 Madiun. Pada tahun 2003 penulis terdaftar sebagai mahasiswa
Strata-1 Program Studi Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya Malang, Jawa Timur, melalui jalur SPMB.
Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten praktikum Mata Kuliah
Entomologi pada tahun 2005 -2006, Organisme Penyebab Hama pada tahun 2006 -2007
dan Hama Penting Tanaman Utama pada tahun 2007 -2008. Penulis pernah aktif dalam
kepanitiaan PROTEKSI (Pekan Orientasi Terpadu Keprofesian) pada tahun 2006, 2007 dan
Ekspedisi HPT pada tahun 2006.

68
Ketentuan dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

LAMPIRAN 20 A. CONTOH DAFTAR ISI LAPORAN SKRIPSI UNTUK PROGRAM STUDI


AGROEKOTEKNOLOGI

DAFTAR ISI
Halaaman
RINGKASAN ............................................................................................................ i
SUMMARY................................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii
RIWAYAT HIDUP .................................................................................................... iv
DAFTAR ISI............................................................................................................... v
DAFTAR TABEL....................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................... ix
1. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2. Tujuan ............................................................................................................ 2
1.3. Hipotesis ........................................................................................................ 3
II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................ 4
2.1. Syarat Tumbuh............................................................................................... 4
2.2. Galur Unggul Tembakau Virginia Rajangan ................................................. 5
2.3. Kebutuhan Unsur Hara dan Pemupukan Tembakau Virginia........................ 6
2.4. Pengaruh Pupuk N terhadap Tanaman Tembakau ......................................... 10
2.5. Interaksi Antara Dosis Nitrogen dan Galur.................................................... 17
III. METODE PENELITIAN...................................................................................... 19
3.1. Tempat dan Waktu.......................................................................................... 19
3.2. Alat dan Bahan................................................................................................ 19
3.3. Rancangan Penelitian...................................................................................... 20
3.4. Pelaksanaan Percobaan ................................................................................... 21
3.5. Pengamatan Percobaan ................................................................................... 23
3.6. Analisis Data................................................................................................... 24
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 26
4.1. Hasil ............................................................................................................... 26
4.2. Pembahasan.................................................................................................... 50
V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................. 60
5.1. Kesimpulan ..................................................................................................... 60
5.2. Saran ............................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 63
LAMPIRAN................................................................................................................ 65

69
Ketentuan dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

LAMPIRAN 20 B. CONTOH DAFTAR ISI LAPORAN SKRIPSI (LANJUTAN) UNTUK PROGRAM


STUDI AGRIBISNIS
DAFTAR ISI

Halaaman
RINGKASAN ............................................................................................................ i
SUMMARY................................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii
RIWAYAT HIDUP .................................................................................................... iv
DAFTAR ISI............................................................................................................... v
DAFTAR TABEL....................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................... ix

1. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 3
1.4. Kegunaan Penelitian ...................................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................ 5


2.1. Telaah Penelitian Terdahulu ......................................................................... 5
2.1.1. ………………..................................................................................... 6
2.1.2. ……………… ..................................................................................... 6
2.2. Tinjauan Teoritis ........................................................................................... 6
2.2.1. ………………..................................................................................... 6
2.2.2. ……………… ..................................................................................... 6

III. KERANGKA PEMIKIRAN ................................................................................ 19


3.1. Kerangka Teoritis .......................................................................................... 19
3.2. Hipotesis (JIKA DIPERLUKAN).................................................................. 25
3.3. Batasan Masalah ............................................................................................ 30
3.4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel............................................. 30

IV. METODE PENELITIAN ..................................................................................... 35


4.1. Metode Penentuan Lokasi............................................................................... 35
4.2. Metode Rancangan dan Ukuran Sampel ......................................................... 35
4.3. Metode Penentuan Responden ....................................................................... 35

70
Ketentuan dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

4.3. Metode Analisis .............................................................................................. 36

V. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................. 50


5.1. Hasil dan Pembahasan tujuan – 1 ……….. ................................................... 50
5.2. Hasil dan Pembahasan tujuan – 2 ……….. ................................................... 55
Dan Seterusnya …
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 75
6.1. Kesimpulan ................................................................................................... 75
6.2. Saran ............................................................................................................. 77

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 80


LAMPIRAN................................................................................................................ 85

71
Ketentuan dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

LAMPIRAN 2.1 CONTOH DAFTAR TABEL LAPORAN SKRIPSI

DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks

1 Rata-rata Produksi Pangan Nasional antara Tahun 1980-1990........ 10


2 Rata-rata Hasil Ubijalar (ton/ha) di Indonesia pada Tahun 1990................ 11
3 Berat Kering Ubi dan Distribusi Bahan Kering pada Fase Awal 14
Pertumbuhan Dua Varietas Ubijalar .................................................
4 Besarnya Laju Perkembangan Ubi Tanaman Ubijalar (g tan-1hari-1) 15
5 Rata-rata Hasil Ubijalar (t ha-1) Varietas Unggul dan Lokal ............... 18

LAMPIRAN 2.2 CONTOH DAFTAR GAMBAR LAPORAN SKRIPSI

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman
Teks

1 Tiga Fase Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Ubijalar ..... 8


2 Indeks Luas Daun Empat Varietas Ubijalar pada Tujuh Waktu Pengamatan 11
Setelah Tanam.............................................................
3 Nisbah Pertumbuhan Tajuk dengan Ubijalar pada Dua Macam Tanah yang 13
Berbeda .................................................
4 Pengaruh Peningkatan Penggunaan N Terhadap Hasil Ubi Tanaman Ubijalar 15
pada Tiga Jenis tanah Berbeda ...........................
5 Hubungan Antara Kadar N dan Kecepatan Distribusi Bahan Kering ke dalam 16
Ubi Empat Varietas Ubijalar ..............................................
6 Hubungan antara Serapan Nitrogen dengan Indeks Luas Daun Ubijalar 34
...........

Lampiran

1 Tiga Fase Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Ubijalar ..... 55

72
Ketentuan dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

L A M P I R A N 24 . C O N T O H P E N U L I S A N D A F T A R P U S T A K A U N T U K S E T I A P M A C A M
PUSTAKA

A. Jurnal Pustaka Berupa Majalah (Jurnal/Buletin) / Periodicals : Journal/Bulletin

Boerboom, B.W.J. 2000. A Model of Dry Matter Distribution in Cassava (Manihot esculenta
Crantz). Neth. J. Agric. Sci. 26 (3) : 267-277

B. Pustaka Berupa Buku Teks

Agrios, G. N. 2000. Plant Pathology. Forth Edition. Academic Press. San Diego. p 635

Agrios, G. N. 2002. Plant Pathology. Forth Edition. Academic Press. San Diego. pp 56 - 60

Wolf, D. C. and J. O. Legg. 2000. Isotop and Radiation in Agricultural Sciences: Soil microbiology.
S.P.W.R. Acad. Press. London. pp. 99 – 149

C. Pustaka Berupa Buku Prosiding (Kumpulan Beberapa Makalah)

Biley, S.W.(ed.) 2002. Proc.Int.Clay Conf., Mexico City. 16-23 July 2000. Applied Publishing, Ltd.,
Wilmette, IL.

Proc.Int.Sunflower Conf., 12th,Novi Sad, Yugoslavia. 25-29 July 2003. Int Sunflower Assoc.,
Tbowoomba, QLD, Australia.

Sakatomo,S. (ed.) 2002 .Proc. Int. Wheat Genet.Symp.,6th, Kyoto.28 Nov.-3 Dec. 2001. Plant Germ-
Plasm Inst., Fac. Agric., Kyoto Univ., Kyoto, Japan.

Voronin,A.D. (ed.) 2002-2003. Trans. Int. Congr.Soil Sci., 10th, Moscow. 2002.12 vol.in 13. Inst. Of
Soil Science and Agrochemistry; Moscow.

D. Artikel dalam Publikasi Serial

Brown, P.D., and M.J. Morra. 2002. Control of soil Borne Plant Pests Using Glucosinolate Containing
Plants. Adv. Agron. 61:167-231.

Edwards, A.C., and M.S. Cresser. 2004. Freezing and its Effect on Chemical and Biological
Properties of The Soil. Adv. Soil Sci. 18:59-79. [After vol 20, Advances in Soil Scienceis no
longer published as a serial with volume numbers, Treat listings in later editions as you would
a chapter in a book.]

E. Artikel dalam Majalah Seri Ilmiah

Anonymous. 2001. Computer Programs from your radio? Agri-Marketing 22(6):66.

Davenport, C.H. 2002. Sowing The Seeds. Barron’s. 2 March, p. 10.

Mulvaney, D.L., and L. Paul. 2001. Rotating Crops and Tillage. Crops Soils 36(7):18-19.

F. Artikel dengan ada Perbaikan (Errata) yang telah diketahui

Baker, J.M., E.J.A. Spaans, and C.F. Reece. 2004. Conductimetric Measurement of CO2
Concentration: Theoretical Basis and its Verification. Agron. J. 88:675-682 [erata: 88(6):vi].

G. Makalah dalam Buku

73
Ketentuan dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

Buresh, R.J., RC. Smithson, and D.T. Hellums. 2002. Building Soil Phosphorus Capital in Africa.
P.111-149. In R.J. Buresh et al. (ed.) Replenishing Soil Fertility in Africa. SSSA Spec. Publ.
51. SSSA, Madison, WI.

Gardner, W.H., 2003. Water content. P. 493-544. In A. Klute (ed.) Methods of Soil Analysis. Part 1.
2nd ed. Agron. Monogr. 9. ASA and SSSA, Madison, WI. p -------

H. Makalah dalam Prosiding

Abadi, A. L. dan M. Martosudiro. 2005. Efisiensi Penggunaan Fungisida Sistemik-kontak untuk


Pengendalian Penyakit Busuk Daun (Phytophthora infestans) pada Tanaman Kentang.
25.1-25.14. Dalam Kumpulan Makalah Seminar Hasil Penelitian Pendukung Pengendalian
Hama Terpadu. KPPHT BAPPENAS dan Balitbang Deptan. Jakarta.

Cagirgan, M.I., and C. Toker. 2005. Path-coefficient Analysis for Grain Yield and Related Characters
Under Semiarid Conditions in Barley. P. 607-609. In A. Slinkard et al. (ed.) Proc. Int. Oat
Conf., 5th & Int. Barley Genet. Symp., 7th. Vol.2. Univ. of. Saskatchewan Ext. Press,
Saskatoon, SK, Canada.

Dolstra, O., M.A. Jongmans, and A.W. de Jong. 2003. Geneticvariation for Desgestibility of Cellwall
Constituens in The Stalks and its Relation to Feedingvalue and Various Stalk Traits in Maize
(Zea mays L.). p.394-402. In Proc. Congr. Maize and Sorghum Section of EUCARPIA
(Europian Association for Research on Plant Breeding), 14th, Nitra, Czechoslovakia. 7-11
Sept. 1987. PUDOC, Wageningen, Netherlands.

I. Disertasi, Tesis, Skripsi

Endres, C. 2004. Influence of Production Practices on Yield and Morphology of Amaranthus cruentus
and Amaranthus hypochondriacus. M.S. Thesis. Univ. of Arkansas, Fayettevilie.

Kirkegaard, J.A. 2005. Effect of Compaction on The Growth of Pigeonpea on Clay soil. Ph.D. diss.
Univ. of Queensland, St Lucia, Australia.

Maracla, M.A. 2004. Tranports of Disollved Volatile Organic Compounds in The Unsaturated Zone.
Ph.D. diss. MichiganState

I. Disertasi, Tesis, Skripsi

Endres, C. 2004. Influence of Production Practices on Yield and Morphology of Amaranthus cruentus
and Amaranthus hypochondriacus. M.S. Thesis. Univ. of Arkansas, Fayettevilie.

Kirkegaard, J A. 2005. Effect of Compaction on The Growth of Pigeonpea on Clay soil. Ph.D. diss.
Univ. of Queensland, St Lucia, Australia.

J. Abstrak

Degenhart, N.R., BX Werner, and G.W. Burton. 2002. An Orange Node Trait in Pearl Millet: Its
Inheritance and Effec on Digestibility and Herbage Yield. In abstracs of technical papers,
2002 annu. Meet.,s. Branch, ASA, 18th, Fort Worth, TX 2-6 Feb. 2002. ASA, Madison, WI.

Ferguson, J.D., W. Chalupa, C.J. Sniffen, D.G. Fox, and PJ. Van Soest. 2004. A Model to Predict
Nitrogen Excretion by Lactating Cows. J. Dairy Sci. 75(Suppl. 1):175 (abstr.).

K. Perangkat Lunak dan Dokumentasi Perangkat Lunak

Abacus Concepts. 2005. Super ANOVA User Guide. Release 1.11. Abacus Concepts, Berkeley, CA.
74
Ketentuan dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

Boone, K, D. Porter, and J. McKinion. 2005: A Simulator of Row Crop Rhizosphere. USDA ARS-1
13. USDA ARS Crops Simulation Res. Unit, Mississippi State, MS.

Minitab. 2001. MINITAB 12. Minitab, Inc., State College, PA.

M. Artikel Ensiklopedi

Salisbury, F B. 2004. Response to Photoperiod. P. 135-167. In O.L. Lange et al. (ed.) Physiological
Plant Ecology: 1. Responses to The Physical Environment. Encyclopedia of Plant Physiology.
Vol.12A. Springer-Verlag, Berlin.

N. Dokumen Pemerintah

Pennsylvania Agricultural Statistics Service. 2003. Statistical Summary and Annual Report, 2002-
2003. PASS-102. Penn. Dep. Of Agric., Harrisburg.

O. Paten dan Tanaman yang dipatenkan

Dudeck, A.E. 2002. Bermudagrass Plant ‘FHB-135’.U.S. Plant Patent 9030. Date issued: 3 Jan. 2002.

Titcomb, S T., and A A. Juers. 2003. Reduced Calorie Bread and Method of Making Same. U.S.
Patent 3 979 523. Date issued: 7 September.

P. Hasil Uji Tanaman

Halseth, D E., w.l. Hymes, R.W. Porter and R.L. MacLaury. 2003. 2002 New York State Dry Bean
Variety Trials. Fruit and Vegetabel Sci. Rep. 58. Cornell Univ., Ithaca, NY.

Pietsch, D R. Gaas, D.T. Rosenow, F. Miller, and G.C. Peterson. 2003b. Grain Sorghum Performance
Test in Texas 2002. Tech. Rep. 92-2. Texas Agric. Exp. Stn., College Station.

Q. Publikasi Cetak dengan Pemutakhiran dalam Edisi “Online”

University of California. 2005. LIC IPM Pest Management Guidelines: Tomato. UC-DANR PubL
3339.(diunduh dari on-linewithupdatesat http://www.ipm.ucdavis.edu/PMG/selecnewpest.
tomatoes. html.). pada tanggal ………

R. Suplemen dan Volume Khusus

Hardy R W F R C., Burns R R., Hebert R D Holsten, and EX Jackson. 2004. Biological Nitrogen
Fixation: A key to World Protein. P. 561-590. In TA. Lie and E.G. Mulder (eds.) Biological
Nitrogen Fixation in Natural and Agricultural Habitas. Proc. Tech. Meet. Int. Biol.
Programme (Sect. PP-N), Prague and Wageningen, 2003. Spec. Vol., Plant and Soil.
MartinusNijhoff, The Hague.

Young W C. III. 2003. Influence of Row Spacing and Seeding Rate on Tall Fescue Seed Production.
J. Appl. Seed Prod. 9 (suppl.):48.

S. Sumber sumber Elektronik ‘Online’

S. 1. Hanya Versi Elektronik

De Vriess, ER, M. Jansen, and K. Metslaar. 2005. Newsletter of Agro-Ecosystem Modelling (Online)
November extra ed. Available by e-mail Listsery (camase-1@hern.nic.surfnet.ni) or Web link
to gopher archives (http://www.bib.wau.nVcamase/cam-news.html) (verified 1 Nov. 2005).

75
Ketentuan dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

Downing, M., D. Langseth, R. Stoffel, and T Kroll. 2002. Large-scale Hybrid Poplar Production
Economics: 2001 Alexandria, Minnesota, establishment cost and management [online].
BIOENERGY’96. Peoc. Nati. Bioenetgy conf., 7th, Partnerships to Develop and Apply
Biomass Tehcnologies, Nashville, TN. 15-20 Sept. 2002. Diunduh dari
http://www.esd.orni.gov/bfd/ spapers/bioen96/ downing.html pada tanggal 10 Dec. 2002;
verified 24 Nov. 2004.

National Agricultural Statistics Service. 2003. Crops County data [Online]. Available at
http://usda.mannlib.cornell.edu/data-sets/crop/9Xl 00 (Verified 30 Nov. 2004).

S.2. Versi Cetak dan Versi Elektronik Sekaligus

University of California. 2002. Tomato Pest Management Guidelines. Univ. of Calif. Pest
Management Guide-lines Publ. 14. (Available on-line with updates at
http://www.ipm.ucdavis.edu/PMG/ selectnewspest.tomatoes.html.) (Verified 30 Nov. 2004).

S.3. CD-Rom

Moore, K., and M. Collins (ed.) 2003. Forages, CD-Rom companion [CD-ROM computer file]. 5th ed.
Iowa State Univ. Perss, Ames.

Agronomy Journal, Volumes 17-22, 1995-2000 [CD-ROM computer file]. ASA, Madison, WI, and
Natl. Agric. Libr., Madison, WI (Nov. 2003).

Aturan lain dalam penulisan Daftar Pustaka:


1. Setiap Pustaka di dalam daftar pustaka harus ada nomor Halaman yang dibaca. cara
menulis halaman buku adalah sebagai berikut:
a. menggunakan simbol p (contoh: p 206-210) untuk menunjukkan halaman buku yang
dibaca oleh penulis, atau
b. menggunakan simbol pp (contoh: 100pp) untuk menunjukkan jumlah keseluruhan
halaman pada pustaka yang dirujuk.
2. Dalam menulis pustaka pararel (lebih dari satu pustaka) harus urut berdasarkan tahun.
3. Jika penulis dalam pustaka lebih dari satu orang, nama penulis harus disebutkan sampai
penulis ketiga, dan selanjutnya ditulis et al.
4. Baris kedua dimulai pada ketukan ke 6 dari baris pertama

76
Ketentuan dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

Daftar Singkatan Ilmiah Library Lib


Department Dept
Microbiology Microbiology
Reproduction Rep
Biology Biol
Dfloriculture Floric
Communication Com.
Biotechnology Biotech
Technology Tech
Micology Micol
Veterinary Vet
Journal J
Chemical Chem
Physiology Phisiol
Botany Bot
Research Res
Bulletin Bull
Science Sci
Review Rev
Entomology Entomol
Annual Ann
Ecology Ecol
Protection Prot
Agronomy Agron
Cadian Can
Enviroment Environ
Production Prod
Bacteriology Vbacteriol
Applied App
Academic Acad
Proceeding Proc
Horticulture Hort
Prosiding Pros
Vegetable Veg
Social Soc
Molecular Mol
Statistik Stat
Incorporahon Inc
Special Spec
Company Co
Experiment Exp
Agriculture Agric
Station Stn
American Amer
University Univ
National Nat

77
Ketentuan dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

LAM P I RAN 2 5 . CONT O H GR AFI K

a b
Gambar 2. Hubungan antara Bobot Kering Gulma Total dengan a : Bobot Kering Umbi Ubi jalar;:
b: Produksi Ubi Jalar per ha

35
Jumlah yang Dimangsa Imago

30

25

20

15

10

0
Stethorus sp. jantan Stethorus sp. betina coccinellid
Imago Tetranychus sp. Nimfa Tetranychus sp. Telur Tetranychus sp.

Gambar 3. Rata-rata jumlah berbagai stadia tetranychus sp. yang dimangsa imago jantan dan
betina stethorus sp. serta imago coccinellid

78
Ketentuan dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

Penawaran, Permintaan dan Harga Ubi Kayu Indonesia


tahun 1985--2004

1760
1664 Penaw aran
1556 1690
1572 1597 1535 1604 1596 1571 1589 1582 1598 1615 (tonX1000)
1450 Permintaan
1378 1351 1357 (tonX1000)
1289
1179 Harga (ton/kg)

1955 1852 17051765


1701 1712 1853
1729 1753 1744 1700 1713 1570 1683 1699 782 952
1417 1406 1331 1436
1210 543 659 692
304 321
209
112 99 91 102 122 134 133 136 155 168 176 182
85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

00

01

02

03

04
19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

20

20

20

20

20
Tahun

Gambar 4. Perbandingan penawaran, permintaan dan harga ubi kayu Indonesia tahun 1955 - 2004

79
Ketentuan dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

LAM P I RAN 2 6 . CONT O H GAM B AR D AN DI AGR AM

0,2 mm

a b c
Gambar 5. Imago Stethorus sp. (perbesaran 40x) a: jantan, b: betina, c: dari arah lateral

Catatan: Gambar tidak perlu diberi garis tepi.

Gambar 6. Ubi jalar perlakuan jarak tanam 70 x 30 cm

80
Ketentuan dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

Latar Belakang:
 Potensi ubi kayu sebagai bahan pangan dan bahan baku industri
 Permintaan cenderung meningkat.
 Peluang ekspor masih terbuka lebar.

Permasalahan:
 Harga ubi kayu cenderung berfluktuasi.
 Produktivitas dalam negeri masih rendah.
 Ekspor cenderung menurun.

Jumlah penduduk Pendapatan P ermintaan ubi kayu t-1

Harga ubi kayu Permintaan Harga jagung


t-1
Harga dunia

Penawaran

Luas areal
Nilai tukar

Harga

Penawaran ubi kayu


teknologi
Kuota ekspor

t-1
Ekspor
Ekspor t-1

Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap permintaan,


penawaran, harga, dan ekspor ubi kayu Indonesia

Peramalan permintaan, penawaran,


harga, dan ekspor ubi kayu Indonesia.

Eksistensi ubi kayu sebagai produk


pertanian yang komersil

Permintaan, penawaran, harga, dan ekspor ubi kayu Indonesia diharapkan optimal:
 Peningkatan keuntungan dan pendapatan petani/produsen.
 Peningkatan ekspor ubi kayu.
 Peningkatan devisa bagi negara.

Keterangan:
: variabel eksogen : hub. Antar variabel endogen

: variabel endogen : hub. Antara variabel endogen dan eksogen

Gambar 7. Skematis kerangka pemikiran Penelitian


Gambar 7. Skematis Kerangka Pemikiran Penelitian

81
Ketentuan dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

Gambar 8. Hubungan antara bahan organik tanah dan pembatas pertumbuhan tanaman

82
Ketentuan dalam Skripsi dan Magang kerja 2014-2016

LAM P I RAN 2 7 . CONTO H T ABE L

Tabel 4. Rata-rata Luas Daun pada Berbagai Umur Tanaman untuk Setiap Perlakuan
Macam Varietas dan Dosis Pupuk N (TANPA TITIK)

Rata-rata Luas Daun (Cm2Tanaman-1)


Perlakuan 30 hst 45 hst 60 hast 75 hst 90 hst
Varietas
PB 5 1486,09 1441,51 ab 1950,79 ab 2114,04 a 2328,78 c
PB 8 1361,31 1567,27 b 1860,72 b 2026,81 b 2058,49 a
Bengawan 1187,54 1362,32 a 1662,10 a 1686,22 a 1922,95 a
BNT 5% tn 108,92 128,04 167,79 196,79
Dosis Pupuk (kg ha-1)
0 1317,09 1448,89 a 1746,76 a 1927,41 a 1813,74 ab
200 1284,09 1425,82 a 1868,12 a 1746,76 a 1927,41 ab
400 1530,29 1609,45 c 2162,62 c 2341,05 c 2573,52 c
600 1405,56 1593,41 b 1909,14 b 1937,70 b 2079,76 b
BNT 5% tn 108,92 128,04 167,97 196,79
Keterangan : Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama, tidak
berbeda nyata pada uji BNT 5% (p= 0,05); hst = hari setelah tanam; tn =
tidak berbeda nyata

Catatan :

gram dituliskan: g
kilogram dituliskan: kg
meter dituliskan: m
cm3 atau cubical centimeter disingkat cc dituliskan: ml
hektar dituliskan: ha
tanaman per hektar dituliskan: tan ha-1
ton ditulis t

83
LAMP I RAN 2 8 . CONT OH RI N GKAS AN UNT UK SE MI N AR H ASI L PEN E LI TI AN

RINGKASAN

Rika Ratna Sari. 0610430048-43. Peran Hutan Rakyat dan Agroforestri Sebagai
Cadangan Karbon di Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. Di bawah bimbingan
Kurniatun Hairiah dan Widianto.

PENDAHULUAN METODE

Hutan merupakan suatu sistem Penelitian ini dilakukan di wilayah


penggunaan lahan yang dapat menyerap Kecamatan Prigen (Kabupaten Pasuruan)
karbon sehingga dapat menekan jumlah pada bulan November 2009 – Maret 2010
CO2 di atmosfir. Alih guna lahan melalui dalam dua tahap: pengukuran di lapangan
kegiatan penebangan dan pembakaran dan analisis laboratorium. Kegiatan diawali
hutan, konversi lahan, serta aktivitas dengan observasi wilayah, untuk
lainnya menyebabkan peningkatan emisi menyeleksi plot pengukuran cadangan
gas rumah kaca (GRK). Upaya menanam karbon yang dapat mewakili beberapa
pepohonan yang berumur panjang pada sistem penggunaan lahan (SPL) yang ada.
lahan agroforestri dapat mengurangi Ada 6 SPL yang diukur adalah (1) hutan
konsentrasi CO2 di udara dan juga sekunder, (2) agroforestri nangka, (3)
mengurangi emisi CO2 dari lahan. agroforestri bambu, dan perkebunan
Besarnya penyerapan karbon pada (monokultur) (4) pinus, (5) mahoni, dan (6)
ekosistem daratan dipengaruhi oleh tiga sengon.
faktor, yaitu : (1) vegetasi, (2) kondisi Estimasi cadangan karbon, dilakukan
tempat, (3) pengelolaan dan respon dengan jalan mengukur C yang tersimpan
ekosistem daratan terhadap peningkatan dalam 6 komponen penyusun lahan yaitu
konsentrasi CO2 di atmosfir. Ketiga faktor biomasa dari pohon (tajuk dan akar) dan
tersebut saling berinteraksi dengan hasil tumbuhan bawah, nekromasa (kayu mati,
yang ditentukan oleh kekuatan setiap faktor cabang ranting dan seresah), dan bahan
(Hairiah et al., 2007). Menurut hasil organik tanah. Pengukuran diawali dengan
penelitian Hairiah et al. (2010) di DAS Kali membuat plot pengamatan ukuran 40 x 5 m
Konto menunjukkan bahwa hutan memiliki untuk semua komponen penyusun lahan.
cadangan C tertinggi (161 Mg ha-1). Total Konsentrasi C dari tanaman diestimasi
cadangan C di Agroforestri berkisar antara dengan menggunakan nilai terpasang yaitu
99 hingga 111 Mg C ha-1. 46%. Biomasa pohon diestimasi dengan
Tujuan dari penelitian ini adalah menggunakan persamaan alometrik yang
(1) mengevaluasi potensi hutan rakyat dan sesuai. Semua pohon yang terdapat dalam
agroforestri sebagai penyimpan karbon, (2) plot diukur diameter pohon setinggi dada
mengetahui rata-rata C tersimpan per siklus (diameter at breast height) atau 1.3 m dari
tanam. Hipotesis dari penelitian ini adalah atas permukaan tanah. Contoh tumbuhan
(1) Agroforestri lebih berpotensi sebagai bawah dan seresah diambil dari permukaan
cadangan karbon dibandingkan dengan SPL tanah dari 6 titik berukuran 0.5 x 0.5 m
lain dengan hutan sebagai kontrol, (2) pada plot yang sama. Contoh tanah diambil
Semakin pendek siklus tanam maka rata- pada kedalam 0-5 cm, 5-15 cm, dan 15-30
rata C tersimpan per siklus tanam semakin cm, dan dianalisis kandungan C nya.
kecil. Data yang diperoleh di lapangan dan di
Penelitian ini diharapkan dapat laboratorium diuji keragamannya. Untuk
membantu pemerintah daerah Pasuruan mengetahui hubungan antar variabel
dalam menyediakan informasi tentang dilakukan uji korelasi yang dilanjutkan
manfaat hutan rakyat dan agroforestri
sebagai penyimpan karbon. dengan uji regresi.
HASIL agroforestri nangka menunjukkan
komposisi jenis pohon yang beragam yakni
Karakteristik Lahan 20% penghasil timber, 55% penghasil
Keragaman plot pengukuran karbon
buah, dan 25% jenis non-kayu seperti
ditunjukkan dengan kerapatan populasi
pohon, jenis, dan jumlah spesies. Kerapatan pisang (Musa spp) dan pepaya (Carica
populasi pohon tertinggi berturut-turut papaya). Sedangkan pinus, mahoni, dan
adalah sengon monokultur (1960 pohon/ sengon monokultur memiliki diversitas
ha), agroforestri bambu (1816 pohon/ha), yang rendah karena didominasi pohon
pinus monokultur (1306 pohon/ha), mahoni penghasil timber (87 - 99%).
monokultur (1092 pohon/ha), dan
agroforestri nangka (967 pohon/ha). Berat Kering Tanaman
Sedang kerapatan populasi pada hutan Berat kering (BK) tanaman yang
sekunder sekitar 1410 pohon/ha sehingga terdapat dalam biomasa pohon, nekromasa,
kerapatan populasinya lebih rendah tumbuhan bawah (understorey), seresah,
dibandingkan hutan di sub DAS Kali Konto dan akar berbeda nyata (p<0.05) antar SPL.
(2248 pohon/ha) (Hairiah et al., 2010). Hal Pada semua SPL, BK tertinggi terdapat
ini menunjukkan bahwa kondisi hutan di pada biomasa pohon berkisar antara 36.60 -
kec. Prigen dalam kondisi terdegradasi. 122.72 Mg ha-1. BK nekromasa tertinggi
Rasio basal area tanaman dominan/ terdapat pada hutan (29.07 Mg ha-1).
tanaman dominan untuk menunjukkan jenis Sedangkan BK nekromasa pada SPL lain
sistem penggunaan lahan (Hairiah et al., berkisar antara 1.40 – 3.98 Mg ha-1. BK
2009). Rasio basal area pada agroforestri tumbuhan bawah berkisar antara 2.84 -6.90
nangka dan agroforestri bambu adalah 0.37 Mg ha-1. BK seresah berkisar antara 6.59 –
dan 0.41. Sedangkan pada perkebunan 12.79 Mg ha-1. Sedangkan BK akar berkisar
monokultur (pinus, mahoni dan sengon) antara 9.15 - 30.68 Mg ha-1.
berkisar antara 0.81 - 0.98. Bila nilai < 0.4
maka termasuk dalam agroforestri, bila Kejenuhan Bahan Organik Tanah (Corg/Cref)
nilai > 0.80 berarti SPL tersebut cenderung Alih guna lahan hutan menjadi
monokultur (Hairiah et al., 2006). agroforestri nangka menyebabkan
Komposisi pohon penyusun pada menurunnya BOT (Corg/Cref) pada lapisan
hutan adalah 93% terdiri dari tanaman atas (0-5 cm) di hutan dari 0.53 menurun
penghsil timber dan 7% tanaman non kayu. hingga 0.3. Bila lahan hutan dikonversi
Timber Buah2an Non-kayu menjadi pinus monokultur maka penurunan
100%
BOT (Corg/Cref) pada lapisan atas hanya
0.1. Perbedaan penurunan ini disebabkan
80% oleh perbedaan pengelolaan lahan. C
60% saturation deficit (Csatdef) merupakan
indikator untuk mengetahui seberapa besar
40% degradasi kesuburan tanah. Dari hasil
20% perhitungan, Csatdef memiliki nilai < 1.
Hal ini menunjukkan bahwa BOT di hutan
0%
telah mengalami degradasi yang
HT AFN AFB PM MM SM
disebabkan oleh menurunnya kandungan
Gambar 1. Persentase Jumlah Pohon dari Berbagai SPL di bahan organik (Hairiah et al., 2001).
Kecamatan Prigen (HT: hutan, AFN: agroforestri nangka, Tanaman menyerap unsur hara
AFB: agroforestri bambu, PM: pinus monokultur, MM:
dalam BOT melalui akar yang akan
mahoni monokultur, SM: sengon monokultur)
disebarkan keseluruh jaringan tanaman.
Biomasa pohon berkorelasi positif dengan
85 BOT (Corg/Cref) dengan nilai R = 0.54.
Biomasa pohon dengan BOT (Corg/Cref) 200
175
memiliki hubungan keeratan yang lemah
150
(R2 = 0.363). Hal ini menunjukkan bahwa

Total Cadangan C (Mg ha-1)


125

Vegetasi
pengaruh BOT (Corg/Cref) terhadap 100
biomasa tanaman hanya sebesar 36% dan 75
sisanya dipengaruhi oleh beberapa faktor 50
25
lain seperti sinar matahari (proses 0
fotosintesis), air, suhu udara, dan nutrisi

Tanah
-25
lain dalam tanah (Hardjowigeno, 1995). -50
Kecamatan Prigen
-75
160 -100
Biomasa pohon (Mg/ha)

140 -125
HT
120 HA* HT** HT AFN AFB PM MM SM
AFN
100 y = 325.1x + 11.10 Ket : * di Jambi, Sumber Hairiah et al. (2006) , ** di DAS
80 R² = 0.363 AFB Konto, Sumber Hairiah et al. (2010)

60 PM
Gambar 3. Total Cadangan Karbon pada Berbagai
40 SPL di Kecamatan Prigen
MM
20
0 Cadangan karbon rata-rata per siklus
0.00 0.20 0.40 0.60 tanam
Corg/Cref (%) Estimasi time averaged-C untuk
Gambar 2. Hubungan bahan organik tanah dengan pinus, mahoni, dan sengon dilakukan
biomasa pohon berdasarkan peningkatan jumlah cadangan
karbon per tahun. Sedangkan untuk sistem
Total Cadangan Karbon agroforestri dihitung dari cadangan karbon
Estimasi cadangan C pada berbagai rata-rata dari berbagai umur lahan setelah
sistem penggunaan lahan (SPL) memiliki penebangan hutan (Hairiah et al., 2009).
perbedaan nyata (p<0.05). Cadangan C Cadangan karbon rata-rata per siklus tanam
tertinggi di kecamatan Prigen terdapat pada untuk pinus adalah 90 Mg ha-1 dengan
hutan (121 Mg ha-1). Agroforestri nangka penyerapan C 6 Mg ha-1 th-1, untuk mahoni
dan agroforestri bambu menyimpan C adalah 117 Mg ha-1 dengan penyerapan C
sebesar 86 Mg ha-1 dan 77 Mg ha-1. 4.7 Mg ha-1 th-1, dan untuk sengon adalah
Sedangkan C tersimpan pada perkebunan 33 Mg ha-1 dengan penyerapan C 10 Mg ha-
monokultur berkisar antara 48–79 Mg ha-1. 1
th-1. Sedangkan pada agroforestri nangka
Cadangan C diatas permukaaan tanah dan agroforestri bambu adalah 71 Mg ha-1
mengontribusi C sekitar 70%, sedangkan dan 64 Mg ha-1 dengan penyerapan karbon
cadangan karbon didalam tanah hanya sekitar 3 – 3.5 Mg ha-1 th-1.
sekitar 30%.
Bila kondisi awal hutan sekunder PEMBAHASAN
seperti kondisi hutan di Jambi maka telah
terjadi kehilangan C sekitar 80 Mg ha-1. Agroforestri lebih berpotensi menyerap C
Adanya gangguan pada lahan hutan di dan mengurangi CO2 di atmosfir dibanding
kecamatan Prigen bila dikonversi menjadi
perkebunan monokultur karena perkebunan
agroforestri menyebabkan kehilangan C
sekitar 40 Mg ha-1. Tetapi bila hutan pada suatu saat akan dipanen sehingga
dikonversi menjadi sengon monokultur terjadi kehilangan C melalui emisi CO2
maka akan menyebabkan kehilangan C dalam jumlah banyak sehingga lahan
lebih besar yaitu sekitar 70 Mg ha-1. menjadi zero sink. Sedangkan pada lahan
Kehilangan C terbesar akibat hilangnya agroforestri, dengan adanya penanaman
biomasa pohon.

86
yang berbeda dapat meningkatkan menjadi lahan pertanian berbasis
potensi lahan sebagai penyimpan C. pepohonan maka kehilangan C rata-rata
Meskipun cadangan C yang tersimpan di sekitar 70 Gg. Sedang alih guna lahan
agroforestri relatif lebih rendah dari hutan hutan menjadi lahan tanaman semusim
tetapi lahan tidak akan pernah menjadi zero menyebabkan kehilangan C sebesar 246 Gg
sink seperti yang terjadi pada perkebunan atau emisi CO2 sebesar 903 Gg.
monokultur. Pemanfaatan lahan belukar menjadi lahan
pertanian berbasis pepohonan hanya dapat
(a) menurunkan emisi CO2 sebesar 455Gg
Belukar Tan.
1743 ha semusim Rumput (50% dari emisi awal).
Perkebun 2036 ha dan
Air tawar
KESIMPULAN
an
1832 ha Lain-lain 1114 ha
2425 ha Gedung
Agrofres dan
tri Pemukim Cadangan C tertinggi terdapat pada
Hutan
3118 ha
2054 ha
an hutan sekunder (121Mg ha-1), diikuti oleh
1311 ha
agroforestri (77-86 Mg ha-1). Sedangkan
cadangan C pada perkebunan berkisar
Gambar 4. Luas berbagai macam tutupan lahan di
kecamatan Prigen tahun 2002
antara 47-79 Mg ha-1. Cadangan C diatas
permukaaan tanah mengontribusi C sekitar
C yang tersimpan pada hutan dengan 70%, sedangkan bahan organik tanah hanya
luas 2054 ha adalah 249 Gg tertinggi di sekitar 30%. Cadangan C rata-rata per
Kecamatan Prigen, yaitu sekitar 33% dari siklus tanam tergantung pada umur
total cadangan C yang ada. Agroforestri tanaman. Time averaged C stock tertinggi
seluas 3118 ha mampu menyimpan karbon terdapat pada mahoni (116.95 Mg ha-1)
sebanyak 210 Gg atau 28%. Hal ini jauh dengan siklus tanam selama 50 tahun.
berbeda dengan tutupan lahan tanaman Upaya pengembangan agroforestry
semusim dengan luas 2036 ha hanya dapat dengan menambah kerapatan dan diversitas
menyerap C sekitar 3 Gg atau 1% saja. pepohonan yang ditanam sangat
direkomendasikan agar keseluruhan C yang
250 hilang melalui emisi dapat tergantikan,
Total Cadangan Karbon, Gg

39
200 sehingga resiko deforestasi dapat
103 diperkecil.
150
230
100
246 SARAN
50 Untuk tujuan perdagangan karbon
0
dengan mekanisme REDD, dibutuhkan data
Hutan Agroforestri Perkebunan Belukar Tan. perubahan cadangan dan emisi karbon
semusim
bukan cadangan karbon yang diperoleh saat
ini. Maka pada penelitian berikutnya
disarankan untuk melakukan estimasi
Gambar 25. Kehilangan karbon akibat alih guna
lahan hutan menjadi lahan Pertanian
perubahan luasan masing-masing tutupan
berdasarakan data luasan lahan tahun lahan minimal dari 2 waktu pengukuran
2002 (misalnya 1990-2005). Dengan demikian
dapat diestimasi perubahan cadangan dan
Berdasarkan data luasan lahan emisi karbon di seluruh kecamatan Prigen.
tahun 2002, alih guna lahan hutan menjadi
lahan pertanian (tanaman semusim) di
kecamatan Prigen menyebabkan kehilangan
C sebesar 246 Gg. Tetapi bila dikonversi

87
LA M P IR A N 29 . C O N T OH B AH A N PU B L IK A S I Y A N G D IS E R A H K A N K E
PE R PU ST AK AAN PU S A T U N IV E R S IT A S B R A W IJ A Y A

PENGARUH DOSIS RHIZOBIUM SERTA MACAM PUPUK KANDANG


TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) VARIETAS KANCIL

THE EFFECT OF DOSAGE RHIZOBIUM KIND OF MANURE ON


GROWTH AND YIELD OF PEANUT (Arachis hypogaea L.)
KANCIL VARIETY
Diah Asih Fitriana*), Titiek Islami dan Yogi Sugito

Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya


Jl. Veteran, Malang 65145 Jawa Timur, Indonesia
*)E-mail: fayediah@yahoo.com

ABSTRAK luas daun (leaf area meter), oven untuk


mengeringkan tanaman, cangkul, sekop,
parang, sabit. Penelitian menggunakan
RAK faktorial terdiri dari perlakuan pertama
Peningkatan produksi kacang tanah dapat I0: Tanpa inokulum, I1: Inokulum rhizobium
dilakukan dengan penambahan inokulum (legin) (5 g/kg benih), I2: Inokulum rhizobium
rhizobium dan pupuk kandang. Rhizobium (legin) (10 g/kg benih), I3: Inokulum
merupakan bakteri yang mampu mengikat rhizobium (legin) (15 g/kg benih). Perlakuan
nitrogen di udara. Bakteri Rhizobium kedua P0: Tanpa pupuk P1: pupuk kandang
sebagai salah satu contoh kelompok bakteri sapi, P2: pupuk kandang ayam. Dari hasil
yang berkemampuan sebagai penyedia penelitian diketahui bahwa pemberian
hara bagi tanaman. Apabila bersimbiosis inokulum rhizobium 10 g/kg benih dan jenis
dengan tanaman legum, kelompok bakteri pupuk kandang ayam memberikan hasil
ini akan menginfeksi akar tanaman dan jumlah polong lebih tinggi dibandingkan
membentuk bintil akar. Pemberian pupuk dengan pemberian inokulum rhizobium 0
kandang dapat meningkatkan kesuburan g/kg benih dan tanpa pupuk kandang.
tanah, selain itu juga memperbaiki struktur Pemberian inokulum rhizobium 5 g/kg benih
tanah.. Pemberian pupuk kandang dan tanpa pupuk kandang dapat
meningkatkan aktivitas rhizobium sehingga memberikan hasil indeks panen tertinggi.
dapat menginfeksi akar tanaman kacang
tanah dan dapat meninggkatkan Nitrogen Kata kunci: Kacang Tanah, Rhizobhium
yang dibutuhkan oleh tanaman kacang Inokulum, Pupuk Kandang, Nitrogen.
tanah. Penelitian dilaksanakan pada bulan
April sampai Juli 2014 di Kecamatan Dau ABSTRACT
Kabupaten Malang. Bahan yang digunakan
pada percobaan adalah benih kacang tanah Production of peanut can be improved
varietas Kancil, inokulum rhizobium (legin),, through addition of Rhizobium inoculum
pupuk kandang sapi , pupuk kandang ayam, and manure. Rhizobium is kind of a bacteria
Urea, KCl dan pestisida. Alat yang which is able to bind nitrogen abd provide
digunakan adalah timbangan, alat pengukur of nutrients for plant. The symbiosis

88
between legume plants a bacteria group will perbaikan budidaya kacang tanah,
infecting the roots of plant and form a termasuk di dalamnya yaitu penggunaan
nodules. Aplication manure improves soil unsur hara tanaman sebagai unsur
fertility and increase activity of Rhizobium to pendukung kesuburan tanah. Tanaman
infect the roots peanut and can increase the kacang tanah membutuhkan unsur hara
nitrogen fixation. The research was esensial seperti N, P, dan K untuk
conducted in the Dau District Malang from pertumbuhan dan produksinya. Maka dari
April to July 2014. Materials on experiment itu, diperlukan teknologi penambatan N
used are seeds of peanut Kancil varieties, secara hayati melalui inokulasi rhizobium
Rhizobium inoculum (Legin), cow manure, untuk mengefesienkan pemupukan Nitrogen
chicken manure, urea, KCl and pesticides. (Noortasiah, 2005). Hal ini dikarenakan
The tools used are scales, gauges leaf area rhizobium efektif pada bintil akar, mampu
(leaf area meter), oven for drying crops, memenuhi seluruh atau sebagian
hoes, shovels, machetes, sickles, rope, kebutuhan nitrogen bagi tanaman.
buckets, hoses, gauges. The research
method used combination of RAK factorial. Bakteri rhizobium bersimbiosis
First treatment I0: Without inoculum, I1: dengan tanaman legum, kelompok bakteri
Rhizobium inoculum (Legin) (5 g/kg of ini akan menginfeksi akar tanaman dan
seed), I2: Rhizobium inoculum (Legin) (10 membentuk bintil akar di dalamnya. Bakteri
g/kg of seed), I3: Rhizobium inoculum Rhizobium hanya dapat memfiksasi
(Legin) (15 g/kg of seed). Second treatment nitrogen atmosfer bila berada di dalam bintil
P0: Without fertilizer P1: cow manure, P2: akar dari mitra legumnya. Bentuk bakteri
chicken manure. Results of the study knows (rhizobia) dalam satu sel akar yang
that giving rhizobium inoculum 10 g/ kg of mengandung nodul aktif (bila dibelah
seed and kind chicken manure yield number melintang akan terlihat warna merah muda
of pods higher more than rhizobium hingga kecoklatan dibagian tengahnya)
inoculum 0 g/kg seed and without manure. disebut bakteroid (Novriani, 2011).
Giving Rhizobium inoculum 5 g/kg of seed
and without manure can yield the highest Pemanfaatan rhizobium sebagai
harvest index. inokulan dapat meningkatkan ketersediaan
Nitrogen bagi tanaman, yang dapat
Keywords:, Arachis hypogaea L., mendukung peningkatan produktivitas
Rhizobhium inoculum, Manure, Nitrogen. tanaman kacang-kacangan (Saraswati dan
Sumarno, 2008). Kemampuan Rhizobium
dalam menambat nitrogen dari udara
dipengaruhi oleh besarnya bintil akar dan
PENDAHULUAN jumlah bintil akar. Semakin besar bintil akar
atau semakin banyak bintil akar yang
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) terbentuk, semakin besar nitrogen yang
merupakan tanaman legum terpenting ditambat (Arimurti, 2000).
setelah kedelai. Kebutuhan kacang tanah
dari tahun ke tahun akan meningkat sejalan Pemberian pupuk kandang mampu
dengan bertambahnya jumlah penduduk di meningkatkan kesuburan tanah, selain itu
Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik juga memperbaiki struktur tanah dengan
(2013) produksi kacang tanah di Indonesia pemantapan agregat tanah, aerasi, dan
tahun 2010 sampai 2013 belum memenuhi daya menahan air, serta kapasitas tukar
permintaan konsumen, sehingga dilakukan kation. Struktur tanah yang baik menjadikan
impor. Produksi kacang tanah tahun 2013 di perakaran berkembang dengan baik
Jawa Timur hanya kurang lebih 320.660 sehingga semakin luas bidang serapan
ton/tahun. Rendahnya produksi kacang terhadap unsur hara. Penggunaan pupuk
tanah Indonesia dapat disebabkan oleh kandang dapat dianggap sebagai pupuk
beberapa masalah seperti teknik budidaya. yang lengkap, juga meningkatkan aktivitas
Upaya perbaikan intensifikasi pada kacang mikroorganisme di dalam tanah Bahan
tanah dapat dilakukan dengan cara organik yang diberikan ke dalam tanah

89
selain menambah unsur hara bagi tanaman dengan uji Beda Nyata Terkecil pada taraf
juga menjadi makanan organisme di dalam nyata 5 % untuk mengetahui perbedaan
tanah. Jadi penambahan bahan organik diantara perlakuan.
bersamaan dengan perlakuan inokulasi
dengan tanah bekas tanaman kedelai akan HASIL DAN PEMBAHASAN
berdampak terhadap peningkatan jumlah
cabang produktif (Jumini dan Rita H, 2010). Indeks Luas Daun
Oleh sebab itu, pemberian pupuk kandang
dapat meningkatkan aktivitas bakteri Pada analisis ragam menujukkan
rhizobium sehingga dapat dengan baik hasil bahwa pada parameter indeks luas
menginfeksi akar tanaman kacang tanah daun terjadi interaksi terhadap pemberian
dan dapat meninggkatkan Nitrogen yang inokulum rhizobium dan jenis pupuk
dibutuhkan oleh tanaman kacang tanah. kandang pada umur pengamatan 35 Hst
(Tabel 1). Pemberian inokulum rhizobium
BAHAN DAN METODE dan jenis pupuk kandang memberikan
pengaruh nyata pada parameter indeks luas
Penelitian ini dilaksanakan pada daun. Pemberian inokulum rhizobium 5 g/kg
bulan April sampai Juli 2014 di Kecamatan benih dan jenis pupuk kandang sapi
Dau Kabupaten Malang. Bahan yang memberikan hasil indeks luas daun lebih
digunakan pada percobaan adalah benih baik dibandingkan dengan pemberian
tanaman kacang tanah varietas Kancil yang inokulum rhizobium 10 g/kg benih dan jenis
berasal dari BALITKABI (Balai Penelitian pupuk kandang sapi (Tabel 1). Hal ini
Kacang-kacangan dan Umbi-umbian), karena penambahan luas daun merupakan
inokulum rhizobium (legin) yang berasal dari adaptasi tanaman terhadap tinggi
Laboratorium Mikrobiologi UGM, pupuk rendahnya cahaya matahari yang diterima
kandang sapi , pupuk kandang ayam, Urea, oleh tanaman, dimana semakin rendahnya
KCl dan pestisida. Alat yang digunakan cahaya matahari yang diterima oleh
adalah timbangan, alat pengukur luas daun tanaman maka akan bertambah luas daun
(leaf area meter), oven untuk mengeringkan yang dibentuk oleh tanaman. Menurut
tanaman, alat-alat lain yang diperlukan Sitompul dan Guritno (1995) merupakan
untuk budidaya tanaman di lapangan strategi tanaman dalam menghadapi kondisi
seperti cangkul, sekop, parang, sabit. cahaya matahari yang rendah agar dapat
Penelitian menggunakan RAK faktorial mengintersepsi cahaya lebih banyak.
masing- masing perlakuan terdiri perlakuan Cahaya matahari merupakan faktor tumbuh
pertama I0 : Tanpa inokulum, I1 : Inokulum yang penting bagi tanaman dalam proses
rhizobium (legin) ( 5 g/kg benih), I2: fotosintesis.
Inokulum rhizobium (legin) (10 g/kg benih),
I3: Inokulum rhizobium (legin) (15 g/kg Laju Pertumbuhan Tanaman
benih). Perlakuan kedua P0 : Tanpa pupuk
P1: pupuk kandang sapi, P2: pupuk kandang Pada analisis ragam memberikan
ayam. hasil bahwa parameter laju pertumbuhan
tanaman terdapat interaksi pemberian
Pengamatan dilakukan pada umur 21 inokulum rhizobium dan jenis pupuk
Hst, 35 Hst, 49 Hst, 63 Hst dan panen. kandang disemua umur pengamatan (Tabel
Parameter pengamatan meliputi luas daun, 2). Pada umur pengamatan 21- 35 Hst
indeks luas daun, laju pertumbuhan kombinasi pemberian inokulum rhizobium
tanaman, berat kering tanaman, jumlah 10 g/ kg benih dan jenis pupuk kandang
bunga, jumlah ginofor, jumlah polong, ayam memberikan hasil laju pertumbuhan
jumlah bintil akar, bobot kering polong, tanaman yang lebih tinggi dan berbeda
indeks panen. Data pengamatan yang nyata dibandingkan pemberian inokulum
diperoleh dianalisis dengan menggunakan rhizobium 15 g/kg benih dan jenis pupuk
analisis ragam (uji F) pada taraf 5 % untuk kandang ayam. Pada pengamatan 35-49
mengetahui pengaruh perlakuan. Hasil Hst kombinasi pemberian inokulum
analisis ragam yang nyata dilanjutkan rhizobium 10 g/kg benih dan jenis pupuk

90
kandang ayam memberikan hasil laju Perhitungan bobot kering total
pertumbuhan tanaman yang lebih tinggi dan tanaman secara tidak langsung untuk
berbeda nyata dibandingkan pemberian mengetahui hasil fotosintesis tanaman
inokulum rhizobium 15 g/kg benih dan jenis (asimilat). Perhitungan bobot kering total
pupuk kandang sapi. Pada pengamatan 49- tanaman ini berguna untuk mengetahui laju
63 Hst hasil laju pertumbuhan tanaman pertumbuhan tanaman. Perhitungan bobot
pada kombinasi pemberian inokulum kering total tanaman ini berguna untuk
rhizobium 5 g/kg benih dan tanpa pupuk mengetahui laju pertumbuhan tanaman.
lebih tinggi dan berbeda nyata dibandingkan
dengan pemberian inokulum rhizobium 10
g/kg benih dan tanpa pupuk kandang.

Tabel 1 Interaksi Indeks Luas Daun pada pengamatan umur tanaman 35 hst
Rerata Indeks Luas Daun Umur pengamatan 35 Hst
Perlakuan
Jenis Pupuk Kandang (kg ha -1)

Inokulum Rhizobium (kg ha-1) Tanpa Pupuk Sapi Ayam

0 1,516 abc 1,889 bcd 1,753 abcd

5 g/kg benih 1,050 a 2,404 d 2,287 cd

10 g/kg benih 1,855 abcd 1,185 ab 1,802 abcd

15 g/ kg benih 1,719 abcd 1,740 abcd 1,558 abc

BNT 5% 0,832

Keterangan : Bilangan yang didampingi huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan pada uji BNT
5%, tn = tidak nyata, hst = hari setelah tanam.

Tabel 2 Interaksi Laju Pertumbuhan Tanaman (g m-2 hr-1) pada berbagai pengamatan umur
tanaman
Rerata Laju Pertumbuhan Tanaman umur 21-35 Hst
Perlakuan
Jenis Pupuk Kandang (kg ha -1)

Inokulum Rhizobium (kg ha-1) Tanpa Pupuk Sapi Ayam

0 0,136 cd 0,143 cd 0,139 cd

5 g/kg benih 0,106 abcd 0,080 ab 0,120 bcd

10 g/kg benih 0,076 ab 0,099 abc 0,155 d

15 g/ kg benih 0,118 bcd 0,125 bcd 0,065 a

BNT 5% 0,05

Rerata Laju Pertumbuhan Tanaman umur 35-49 Hst


Perlakuan
Jenis Pupuk Kandang (kg ha -1)

91
Inokulum Rhizobium (kg ha-1) Tanpa Pupuk Sapi Ayam

0 0,147 abc 0,144 ab 0,194 abcde

5 g/kg benih 0,204 cde 0,223 de 0,157 abcd

10 g/kg benih 0,197 abcde 0,143 ab 0,235 e

15 g/ kg benih 0,181 abcde 0,134 a 0,213 cde

BNT 5% 0,07

Rerata Laju Pertumbuhan Tanaman umur 49-63 Hst


Perlakuan
Jenis Pupuk Kandang (kg ha -1)

Inokulum Rhizobium (kg ha-1) Tanpa Pupuk Sapi Ayam

0 0,211 bc 0,274 d 0,163 ab

5 g/kg benih 0,266 d 0,178 bcd 0,235 bcd

10 g/kg benih 0,148 a 0,255 cd 0,194 bcd

15 g/ kg benih 0,201 abcd 0,165 ab 0,166 ab

BNT 5% 0,07

Keterangan :Bilangan yang didampingi huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%, tn = tidak
nyata, hst = hari setelah tanam.

Tabel 3 Interaksi Jumlah Bunga pada pengamatan umur 35 hst


Rerata Jumlah Bunga Umur 35 Hst
Perlakuan
Jenis Pupuk Kandang (kg ha -1)

Inokulum Rhizobium (kg ha-1) Tanpa Pupuk Sapi Ayam

0 10,83 a 13,33 abc 11,33 a

5 g/kg benih 11,67 a 10,83 a 12,17 ab

10 g/kg benih 17,50 d 15,17 cd 14,83 bcd

15 g/ kg benih 11,17 a 13,67 abc 15,33 cd

BNT 5% 3,05

Keterangan : Bilangan yang didampingi huruf sama tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%, tn = tidak nyata,
hst = hari setelah tanam.

Jumlah Bunga 35 Hst (Tabel 3). Pengamatan umur 49 Hst


dan 63 Hst perlakuan inokulum rhizobium
Analisis ragam menunjukkan bahwa dan jenis pupuk kandang memberikan tidak
pemberian inokulum rhizobium dan jenis berbeda nyata. Pemberian inokulum
pupuk kandang memberikkan interaksi pada rhizobium 10 g/kg benih dan jenis pupuk
parameter jumlah daun umur pengamatan kandang sapi dapat memberikan hasil

92
jumlah daun yang lebih tinggi dan berbeda tinggi dan berbeda nyata dibandingkan
nyata, dibandingkan dengan pemberian dengan pemberian inokulum rhizobium 10
inokulum rhizobium 0 g/kg benih dan tanpa g/kg benih dan tanpa pupuk kandang ayam.
pupuk kandang. Keberadaan inokulum
rhizobium yang dimaksudkan adalah untuk Nitrogen merupakan komponen
mendorong pembentukan bintil. utama penyusun asam amino yang terletak
Penambahan bahan organik yang diberikan di dalam protein sehingga nitrogen dapat
ke dalam tanah selain menambah unsur berperan dalam menyediakan energi untuk
hara bagi tanaman juga menjadi makanan pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai
organisme di dalam tanah. Jadi dengan pendapat Arimurti (2000) bahwa
penambahan bahan organik bersamaan kemampuan Rhizobium dalam menambat
dengan perlakuan inokulasi akan nitrogen dari udara dipengaruhi oleh
berdampak terhadap peningkatan jumlah besarnya bintil akar dan jumlah bintil akar.
cabang produktif (Jumini dan Rita, 2010) Pemberian pupuk kandang dapat
meningkatkan jumlah bakteri rhizobium
Jumlah Ginofor yang ada di dalam tanah dimana bakteri
akan berkembang dengan baik selanjutnya
Analisis ragam menunjukkan bahwa menginfeksi akar tanaman sehingga
pemberian inokulum rhizobium dan jenis membentuk bintil akar efektif. Menurut
pupuk kandang terjadi interaksi nyata pada (Singh et al., 2008) semakin tinggi jumlah
parameter jumlah ginofor umur 49 Hst bahan organik, populasi mikroorganisme
(Tabel 4). Namun pada umur 63 Hst juga semakin tinggi.
pemberian inokulum rhizobium memberikan
hasil jumlah ginofor tidak berbeda nyata. Pertumbuhan bakteri rhizobium
Hal ini karena pemberian inokulum dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara
rhizobium tidak berpengaruh terhadap pada lingkungan perakaran dan tentunya
pembentukan ginofor pada tanaman kacang akan berpengaruh pada fiksasi N2.
tanah, sehingga pemberian inokulum Kelebihan atau kekurangan unsur hara akan
rhizobium memberikan hasil tidak berbeda berdambak buruk terhadap pertumbuhan
nyata. Hal ini sesuai dengan Hasbianto rhizobium dan fiksasi N2. Hasil penelitian
(2013) bahwa inokulasi rhizobium pada Nuha, dkk (2014) bahwa penggunaan legin
tanah tidak mempengaruhi pembungaan, dan kompos memberikan pengaruh nyata
ginofor ataupun produksi polong. pada bintil akar efektif karena lahan tanpa
kompos dan lahan yang diberi kompos
Jumlah Bintil Akar Efektif dapat meningkatkan bakteri rhizobium di
dalam tanah dan kompos berfungsi sebagai
Analisis ragam memberikan hasil sumber nutrisi bagi tanaman serta berperan
interaksi akibat pemberian inokulum dalam menyediakan kondisi lingkungan
rhizobium dan jenis pupuk kandang (Tabel yang sesuai dengan kehidupan bakteri
5). Pada umur 49 Hst pemberian inokulum rhizobium.
rhizobium 10 g/kg benih dan jenis pupuk
Pada hasil analisis tanah ketersedian
kandang ayam memberikan hasil jumlah
nitrogen dalam tanah mengalami
bintil akar lebih tinggi dibandingkan dengan
peningkatan masing-masing perlakuan rata-
pemberian inokulum rhizobium 0 g/kg benih
rata sebesar 0,04 %. Peningkatan nitrogen
dan jenis pupuk kandang ayam. Pada umur
tertinggi yaitu sebesar 0,09 % terjadi pada
63 Hst pemberian inokulum rhizobium 10
perlakuan pemberian inokulum rhizobium 15
g/kg benih dan jenis pupuk kandang ayam
g/kg benih dan jenis pupuk kandang ayam.
memberikan hasil jumlah bintil akar lebih

Tabel 4 Interaksi Jumlah Ginofor pada pengamatan umur 49 hst


Rerata Jumlah ginofor pada Umur 49 Hst
Perlakuan
Jenis Pupuk Kandang (kg ha -1)

93
Inokulum Rhizobium (kg ha1) Tanpa Pupuk Sapi Ayam

0 10,83 a 13,33 abc 11,33 a

5 g/kg benih 11,67 a 10,83 a 12,17 ab

10 g/kg benih 17,50 d 15,17 cd 14,83 bcd

15 g/ kg benih 11,17 a 13,67 abc 15,33 cd

BNT 5% 3,05

Keterangan :Bilangan yang didampingi huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%, tn = tidak
nyata, hst = hari setelah tanam.

Tabel 5 Interaksi Jumlah Bintil Akar pada pengamatan umur 49 hst dan 63 Hst
Rerata Jumlah Bintil Akar pada Umur pengamatan
49 Hst
Perlakuan
Jenis Pupuk Kandang (kg ha -1)

Inokulum Rhizobium (kg ha-1) Tanpa Pupuk Sapi Ayam

0 42,50 a 49,33 abc 55,00 c

5 g/kg benih 46,17 ab 56,83 cd 54,17 bc

10 g/kg benih 57,00 cd 51,33 bc 64,83 d

15 g/ kg benih 57,67 cd 54,83 c 57,33 cd

BNT 5% 8,49

Rerata Jumlah Bintil Akar pengamatan 63 Hst


Perlakuan
Jenis Pupuk Kandang (kg ha -1)

Inokulum Rhizobium (kg ha-1) Tanpa Pupuk Sapi Ayam

0 38,00 a 43,50 ab 44,50 ab

5 g/kg benih 49,83 bc 47,33 b 61,33 d

10 g/kg benih 48,00 b 58,00 cd 66,50 d

15 g/ kg benih 50,83 bc 51,33 bc 49,67 bc

BNT 5% 8,86

Keterangan :Bilangan yang didampingi huruf yang sama tidak berbeda berdasarkan pada uji BNT 5%, tn =
tidak nyata, hst = hari setelah tanam.

Jumlah Polong Hasil analisis ragam menujukkan


bahwa parameter jumlah polong terjadi
interaksi akibat pemberian inokulum

94
rhizobium dan jenis pupuk kandang (Tabel Hasil Panen (ton/ha)
6). Pemberian inokulum rhizobium 10 g/kg
benih dan jenis pupuk kandang ayam Hasil analisis ragam menunjukkan
memberikan hasil jumlah polong yang lebih bahwa pada hasil panen tanaman kacang
tinggi dibandingkan dengan pemberian tanah dengan pemberian inokulum
inokulum rhizobium 0 g/kg benih dan tanpa rhizobium dan jenis pupuk kandang tidak
pupuk kandang. Hal ini dapat dikarenakan terjadi interaksi (Tabel 7). Pemberian
kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan inokulum rhizobium 10 g/kg benih
kacang tanah sudah tercukupi dan kondisi memberikan hasil panen yang tertinggi.
tanah yang lebih baik secara kimia, fisik,
dan biologi, sehingga ginofor dapat Hal ini dikarenakan pemberian
menembus tanah dengan baik yang dapat inokulum rhizobium sudah dapat mencukupi
menjadikan jumlah polong jadi semakin kebutuhan Nitrogen yang dibutuhkan oleh
meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat tanaman kacang tanah, sehingga dapat
Suwardjono (2001) bahwa pembentukan meningkatkan jumlah anakan dan jumlah
polong kacang tanah dipengaruhi oleh polong. Hal ini sesuai dengan pendapat
kondisi sifat fisik tanah. Pemberian Rauf & Sihombing (2000) yang menyatakan
inokulum rhizobium dapat meningkatkan jika bintil akar efektif semakin banyak maka
jumlah bintil akar sehingga dapat nitrogen yang diikat di udara semakin
mempengaruhi hasil jumlah polong. Hasil banyak sehingga dapat merangsang
penelitian Triadiati (2013) inokulasi pertumbuhan vegetatif serta meningkatkan
Rhizobium efektif mempengaruhii jumlah anakan dan meningkatkan jumlah
pembentukan polong. Polong yang telah polong. Hubungan yang terjadi antara
terbentuk selanjutnya akan diisi oleh inokulum rhizobium dengan hasil panen
fotosintat sehingga terbentuklah biji. sesuai dengan hasil analisis sidik ragam,
yaitu berpengaruh 97,86% dengan
Bobot Kering Polong hubungan model kuadratik (Gambar 1).

Analisis ragam memberikan hasil Indeks Panen


bahwa pemberian inokulum rhizobium dan
jenis pupuk kandang untuk parameter berat Hasil analisis ragam menunjukkan
kering polong tidak terjadi interaksi pada bahwa parameter indeks panen terjadi
pengamatan panen (Tabel 7). Pemberian interaksi akibat perlakuan pemberian
inokulum rhizobium 10 g/kg benih inokulum rhizobium dan jenis pupuk
memberikan hasil berat kering polong kandang (Tabel 8). Kombinasi pemberian
tertinggi. Menurut Hamdi (2009) sekitar inokulum rhizobium 5 g/kg benih dan tanpa
80% tersedianya N pada tanaman polong- pupuk kandang dapat memberikan hasil
polongan terjadi akibat simbiosis dengan indeks panen yang tertinggi dan berbeda
berbagai jenis bakteri rhizobium. Fiksasi N nyata.
secara biologis ini sangat berpotensi dalam
menanggulangi ketergantungan N dari luar
(N sintesis).

Tabel 6 Interaksi Jumlah Polong pada pengamatan panen


Rerata Jumlah Polong pengamatan Panen
Perlakuan
Jenis Pupuk Kandang (kg ha -1)

Inokulum Rhizobium (kg ha-1) Tanpa Pupuk Sapi Ayam

0 11,07 a 13,60 ab 13,60 ab

95
5 g/kg benih 16,87 bcde 14,73 abc 15,90 bcd

10 g/kg benih 18,87 de 14,43 bcde 20,03 e

15 g/ kg benih 17,97 cde 18,07 cde 14,53 abc

BNT 5% 3,72

Keterangan :Bilangan yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT
5%, tn = tidak nyata, hst = hari setelah tanam.

Tabel 7 Rerata Bobot Kering Polong (g) dan Hasil Panen (ton/ha) untuk setiap perlakuan dosis
Inokulum rizhobium dan jenis pupuk kandang
Perlakuan Rerata Bobot Rerata Hasil Panen
Kering Polong (g) ton/ha

Dosis Inokulum Rhizobium (kg ha-1)

0 9,44 a 2,38 a

5 g/kg benih 10,70 b 2,70 b

10 g/kg benih 11,64 c 2,93 c

15 g/ kg benih 11,19 b 2,82 b

BNT 5% 0,86 0,22

Jenis Pupuk Kandang (kg ha -1)

Tanpa pupuk 10,43 2,63

Sapi 10,94 2,76

Ayam 10,86 2,74

BNT 5% tn tn

Keterangan : Bilangan yang didampingi huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan pada uji BNT
5%, tn = tidak nyata, hst = hari setelah tanam.

96
Gambar 1 Pola Hubungan Dosis Inokulum Rhizobium terhadap Hasil Panen

Tabel 8 Interaksi Indeks Panen pada pengamatan panen


Rerata Indeks Panen pada pengamatan panen
Perlakuan
Jenis Pupuk Kandang (kg ha -1)

Inokulum Rhizobium (kg ha-1) Tanpa Pupuk Sapi Ayam

0 0,37 ab 0,39 ab 0,34 a

5 g/kg benih 0,49 c 0,38 ab 0,38 ab

10 g/kg benih 0,36 ab 0,42 b 0,36 ab

15 g/ kg benih 0,36 ab 0,39 ab 0,39 ab

BNT 5% 0,07

Keterangan : Bilangan yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT
5%, tn = tidak nyata, hst = hari setelah tanam.

KESIMPULAN rhizobium 0 g/kg benih dan tanpa pupuk


kandang. Pemberian inokulum rhizobium 10
g/kg benih memberikan hasil panen yang
tertinggi.
Pemberian inokulum rhizobium dan
jenis pupuk kandang terjadi interaksi pada
beberapa parameter yaitu, indeks luas daun
umur 35 hst, laju pertumbuhan tanaman, DAFTAR PUSTAKA
jumlah bunga pada umur 35 Hst, jumlah
ginofor umur 49 Hst, jumlah bintil akar umur
49 Hst dan 63 Hst, jumlah polong panen,
dan indeks panen. Pemberian inokulum Arimurti, S. Sutoyo dan R. Winarsa. 2000.
rhizobium 10 g/kg benih dan jenis pupuk Isolasi dan karakterisasi rhizobia asal
kandang ayam memberikan hasil jumlah pertanaman kedelai di sekitar
polong lebih tinggi dan berbeda nyata Jember. Jurnal Ilmu Dasar 1 (2):30-
dibandingkan dengan pemberian inokulum 37.

97
Badan Pusat Statistik. 2014. Data Badan Jerapah. Jurnal Produksi Tanaman. 3
Pusat Statistik Tentang Produksi (1): 1-6.
Kacang Tanah. http: //www.bps.
go.id/tnmn_pgn.php. Rauf. A.W., Syamsuddin, T., dan S.R.
Sihombing., 2000. Peranan Pupuk
Hamdi H.Z. 2009. Enhancement of NPK Pada Tanaman Padi.
Rhizobia–Legumes Symbioses and Departemen Pertanian. Balitbang.
Nitrogen Fixation for Crops Irian Jaya.
Productivity Improvement P. In M. S.
Khan et al.(eds). Microbial Strategies Singh, B., R. Kaur, and K. Singh. 2008.
for Crop Improvement. 28 (11): 227- Characterization of Rhizobium Strain
254. Isolated from the Roots of Trigonella
foenumgraecum (fenugreek). African
Hasbianto, Agus. 2013. Aplikasi Pupuk Journal of Biotechnology. 7 (20):
Organik Terhadap Pertumbuhan 36713676.
Tanaman Dan Mutu Fisiologis Benih
Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Saraswati, R. Dan Sumarno. 2008.
di Lahan Kering Masam. Balai Pemanfaatan Mikroba Penyubur
Pengkajian Teknologi Pertanian. Tanah sebagai Komponen Tek-nologi
Kalimantan Selatan. 36 (1): 359-374. Pertanian. Puslitbang. Jakarta. Jurnal
Iptek Tanaman Pangan. 3(1): 41-54.
Jumini dan Rita H. 2010. Kajian
Biokomplek Trico-G dan Inokulasi Sitompul, M, Guritno. B. 1995. Analisis
Rhizobium pada Hasil Tanaman Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta:
Kedelai (Glycine max (L.) UGM Press.
MERRILL).Floratek. 5: 23-30.
Suwardjono. 2001. Pengaruh Beberapa
Noortasiah. 2005. Pemanfaatan Bakteri Jenis Pupuk Kandang terhadap
Rhizobium Pada Tanaman Kedelai Pertumbuhan dan Produksi Kacang
Dilahan Lebak. Buletin Teknik
Pertanian.10 (2): 1-6. Tanah. Jurnal Matematika, Sain dan
Teknologi. 2 (2): 11-18.
Novriani. 2011. Peranan Rhizobium dalam
Meningkatkan Ketersedian Nitrogen Triadiati, Nisa R, dan Yoan R. 2013.
Bagi Tanaman Kedelai. Agronobis. 3 Respon Pertumbunan Tanaman
(5): 35-42. Kedelai terhadap Bradyrhizobium
japonicum Toleran Masam dan
Nuha, M. U., Fajriani, S., dan Arifin. 2014. Pemberian Pupuk di Tanah Masam.
Pengaruh Aplikasi Legin Dan Pupuk Agron. Indonesia. 41 (1): 24–31.
Kompos Terhadap Tanaman Kacang
Tanah (Arachis hypogaea L.) varietas

98
PENGARUH FREKUENSI DAN KONSENTRASI PENYEMPROTAN PUPUK
NANO SILIKA (Si) TERHADAP PERTUMBUHAN
TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.)

EFFECT OF SPRAYING SILICA (Si) NANO FERTILIZER IN DIFFERENT


FRENQUENCY AND CONCENTRATION OF ITS APLICATION ON GROWTH OF
SUGARCANE (Saccharum officinarum L.)
1 2 1 1
Patria Pikukuh *), Djajadi , Setyono Yudo Tyasmoro dan Nurul Aini
1
Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya
Jl. Veteran, Malang 65145 Jawa Timur, Indonesia
2
Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas)
Jl, Raya Karangploso Km 4 PO Box 199, Malang 65152 Jawa Timur, Indonesia
*)
E-mail: ko2_nrt921patria@yahoo.co.id

ABSTRAK Teknologi Nano, Pertumbuhan Tebu

Silika (Si) merupakan salah satu unsur yang banyak ABSTRACT


ditemukan di kerak bumi, namun bersifat inert
dan hanya dalam jumlah sedikit yang tersedia Silicon (Si) is one of the most abundant
untuk tanaman. Si merupakan unsur hara found in the earth’s crust, however it is
bermanfaat bagi tanaman tebu dan diserap dalam mosty inert and only in small amount that
jumlah yang lebih besar dari unsur hara lainnya. Si available for plant. Si is an important
dilaporkan dapat meningkatkan hasil tanaman tebu, beneficial element for sugarcane and it is
meningkatkan ketahanan tebu terhadap cekaman absorbed by sugarcane more than any other
biotik dan abiotik, meningkatkan ketegakan daun, mineral nutrient. Si is known to promote
dan meningkatkan P tersedia. Adanya keterbatasan sugarcane yield, enhance resistance to
dalam lahan pertanian, pengembangan sektor biotic and abiotic stresses, improve leaf and
pertanian dapat dilakukan melalui peningkatan stalk erectness, and increase P availability.
efisiensi sumber daya alam dengan minim Because of the limitation in arable lands and
degradasi melalui teknologi modern. Hasil studi water resources, the development of
menunjukkan bahwa penggunanaan pupuk agriculture sector is only possible by
berteknologi nano dapat meningkatkan efisiensi increasing of resources use efficiency with
penggunaan unsur hara, aman, dan berkelanjutan the minimum damage to production through
dalam agroekosistem. Penelitian yang effective use of modern technologies.
menitikberatkan untuk mengetahui pengaruh pupuk Studies showed that the use of
Si berteknologi nano pada pertumbuhan nanofertilizers causes an increase in
tanaman tebu telah dilaksanakan di Desa nutrients use efficiency, harmless and
Kempleng, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri sustainable for agroecosystem. A research
pada bulan Juli 2013 hingga April 2014. Rancangan which was focused to know effect of
Penelitian yang digunakan ialah Rancangan Petak fertilizing Si nano on growth of sugarcane,
Terbagi (RPT) yang diulang 3 kali, dengan petak had been conducted in Kempleng Village,
utama ialah 4 level frekuensi penyemprotan
pupuk Si nano dan 3 level konsentrasi pupuk Si
nano sebagai anak petak. Hasil penelitian
menunjukkan interaksi antara 4 kali aplikasi
pemupukan Si nano dengan konsentrasi 30%
memberikan pertumbuhan tanaman tebu yang
tertinggi dibandingkan semua kombinasi perlakuan.
Interaksi antara 4 kali pemupukan Si nano
dengan konsentrasi 30% menghasilkan tinggi
tanaman senilai 405,03 cm, diameter 2,82 cm, dan
jumlah tanaman per meter juring mencapai 11
tanaman.

Kata kunci: Saccharum officinarum L., Silika (Si),


99
Purwoasri Subdistrict, Kediri from July 2013 memiliki kandungan silikat pada jaringannya
– April 2014. This research was using split plot dalam presentase yang cukup tinggi yaitu
design (SPD) with 3 replication, with the main plot 2% dari bobot keringnya.
was about 4 levels of Si nano fertilizing Si sebagai unsur bermanfaat pada
frequency and 3 levels Si nano concentration as tanaman tebu memiliki banyak peran positif
the sub plot. The result of research showed that dalam pertumbuhan dan produksi tanaman
interaction between 4 times application of fertizing tebu (Toharisman dan Mulyadi, 2005).
Si nano with Yukamgo dan Yuwono (2007) dan Savant et
30% of its concentration gave the highest result in al. (1999) mengungkapkan peran Si pada
growth parameters of sugarcane among tanaman tebu, antara lain: meningkatkan P
combination of other treatments. That treatment tersedia, meningkatkan ketahanan tebu
produced plant height with value 405,03 cm, 2,82 terhadap cekaman biotik dan abiotik,
cm of diameter stem and total of plant per meter meningkatkan ketegakan daun,
with value 11 plants. meningkatkan bobot dan mencegah inversi
sukrosa pada batang tebu. Telaah di
Keyword: Saccharum officinarum L., silicon Mauritius menunjukkan bahwa pemberian
-1
(Si), nanotechnology, growth of sugarcane. 247 ton ha debu bassalt meningkatkan
hasil tebu cukup nyata. Pemberian yang
PENDAHULUAN besar tersebut meningkatkan kandungan Si
dan menurunkan kandungan Mn di jaringan
Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) tanaman (Pawirosemadi, 2011). Dari hasil
adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku penelitian yang dilakukan Mulyadi dan
pembuatan gula pasir. Kebutuhan gula nasional Toharisman (2003), pemupukan Si dengan
-1
yang terus meningkat seiring dengan peningkatan dosis 100-700 kg ha menunjukkan hasil
jumlah penduduk, masih belum bisa dipenuhi yang nyata lebih tinggi sekitar 5-10%
oleh beberapa industri gula nasional. Rendahnya dibanding dengan tanpa perlakuan
produktivitas tanaman tebu manjadi salah satu pemupukan Si. Serupa dengan pengaruh
penyebab rendahnya produksi gula nasional. terhadap bobot, pemupukan Si juga dapat
Kebutuhan gula nasional pada tahun 2014 ditaksir meningkatkan hasil gula sebesar 9-12%.
mencapai 5,7 juta ton, sementara data produksi Toharisman et al. (2010) melaporkan
-1
gula nasional tahun 2013 masih 2,54 juta ton aplikasi 250 kg ha pupuk Si memberikan
(Subagyo, 2014) sehingga masih terdapat defisit pengaruh peningkatan rendemen yang
dalam memenuhi kebutuhan gula nasional. nyata dimana terjadi peningkatan sebesar
Salah satu penyebab rendahnya produktivitas 4,23% di area Tjukir dan 13,11% di area
tebu adalah terjadinya Tersana Baru.
penurunan tingkat kesuburan lahan Menurut Chinnamuthu dan Boopathi
pertanaman tebu. Pengambilan unsur hara secara (2009) dalam bidang pertanian, teknologi
terus menerus oleh tanaman tanpa diimbangi nano disebut dapat bermanfaat dalam
dengan aplikasi pemupukan, akan banyak hal. Penggunanaan teknologi nano
mengakibatkan defisiensi unsur hara. Salah satu dalam produk pupuk dapat meningkatkan
contoh kasus penyerapan unsur hara yang terus efisiensi penggunan pupuk dan bahkan
diambil tanaman tebu dalam jumlah besar namun bersifat aman dan berkelanjutan dalam
dalam kegiatan budidayanya tidak diimbangi agroekosistem (Chinnamuthu dan Boopathi,
dengan aplikasi pemupukan adalah unsur hara 2009; Naderi dan Danesh-Shahraki, 2013;
silika (Si). Karunaratne,2010; Mousavi dan Rezai,
Si merupakan salah satu unsur yang banyak 2011; W idowati et al., 2011). Dengan
ditemukan di kerak bumi, namun bersifat inert teknologi nano, dihasilkan pupuk-pupuk
dan hanya dalam jumlah sedikit yang tersedia berukuran nano (nano fertilizer) baik dalam
untuk tanaman (Savant et al., 1999). Yukamgo bentuk bubuk (nano powder) maupun cair
dan Yuwono (2007) mengemukakan Si merupakan (nano liquid). Menurut Widowati et al.
unsur hara bermanfaat bagi tanaman tebu dan (2011), penggunaan pupuk nano yang
-9
diserap dalam jumlah yang lebih besar dari unsur berukuran super kecil (1 nm = 10 µm)
hara lainnya, bahkan melebihi serapnnya terhadap memiliki keunggulan lebih reaktif, langsung
air. Tanaman ini menyerap unsur hara Si mencapai sararan atau target karena
-1
sebesar 500-700 kg ha , sementara pada ukurannya yang kecil, serta hanya
penyerapan unsur hara makronya dibutuhkan dalam jumlah. Dengan
-1 -1
menyerap 50-500 kg N ha , 100-300 kg K ha , dan menggunakan produk pupuk berteknologi
-1
40-80 kg P ha (Mativchenkov dan Calvert, 2002). nano, hasil pertanian yang optimal
Mulyadi dan Toharisman (2008) menambahkan, diharapkan dapat dicapai dengan
tanaman tebu mengaplikasikan jumlah pupuk yang lebih
250
sedikit dibandingkan dengan menggunakan pupuk nyata dibandingkan tanpa diaplikasikannya
konvensional. Dengan demikian, penggunan pupuk pupuk Si nano pada fase vegetatif awal
akan sangat efisien, efektif, dan dapat menurunkan tanaman tebu.
biaya produksi. Dengan keunggulan-keunggulan Pemberian pupuk Si, menurut
tersebut maka pupuk nano diharapkan dapat Yukamgo dan Yuwono (2007), Toharisman
menjadi terobosan teknologi peningkatan produksi (2010), dan Matlou (2006) berpengaruh
pertanian. terhadap penurunan tingkat transpirasi
daun. Hasil penelitian Ma et al., 2001
BAHAN DAN METODE (dalam Matlou, 2006) melaporkan
peningkatan kandungan SiO2 pada daun
Penelitian telah dilaksanakan dari bulan April tanaman akan menurunkan laju
2013 – April 2014 yang berlokasi di kebun transpirasinya.
percobaan Desa Kempleng, Kecamatan Purwoasri,
Kabupaten Kediri. Penelitian menggunakan
Rancangan Petak Terbagi (RPT) yang diulang 3 kali,
dengan petak utama ialah 4 level frekuensi aplikasi
penyemprotan pupuk Si nano meliputi 1 hingga 4 kali
aplikasi dengan interval antar aplikasi 20 hari sekali
dan sebagai anak petak ialah 3 level konsentrasi
pupuk Si nano dengan konsentrasi 0%, 15%, dan
30%.
Pengamatan tanaman tebu dilakukan pada 12
tanaman sampel per plotnya. Pengamatan
parameter pertumbuhan tanaman dilakukan
sebanyak 4 kali pada 5,
7, 9 dan 11 bulan setelah tanam (BST), Parameter
pertumbuhan tanaman tebu yang
diamati meliputi jumlah daun, jumlah tanaman per
meter juring, tinggi tanaman, diameter batang dan
panjang ruas batang tanaman tebu.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah Daun
Hasil analisa sidik ragam
menunjukkan adanya interaksi yang nyata antara
frekuensi dan konsentrasi aplikasi penyemprotan
pupuk Si nano terhadap variabel jumlah daun
tebu pada semua umur umur pengamatan (Tabel
1). Secara umum aplikasi 4 kali pemupukan Si
nano dengan konsentrasi 15% memberikan hasil
jumlah daun tertinggi pada hampir setiap umur
pengamatan tanaman tebu. Jumlah daun hasil
perlakuan tersebut tidak berbeda nyata dengan
hasil jumlah daun dari perlakuan 4 kali aplikasi
penyemprotan pupuk Si nano dengan konsentrasi
30% pada semua umur pengamatan.
Semakin banyak jumlah daun mengakibatkan
tempat fotosintesis bertambah sehingga fotosintat
yang dihasilkan semakin meningkat. Fotosintat yang
dihasilkan akan digunakan tanaman untuk: (1)
sebagai bahan dalam melakukan pertumbuhan
tanaman, (2) dialokasikan ke bagian “sink”
tanaman, (3) dan disimpan sebagai cadangan
makanan. Hasil penelitian menunjukkan aplikasi Si
nano dapat meningkatkan jumlah daun sehingga
fotosintat yang dihasilkan juga akan meningkat.
Hasil penelitian dari Putri (2014) menunjukkan
aplikasi pupuk Si nano dengan konsentrasi 15%
dan 30% memberikan jumlah daun yang cukup
251
Tabel 1 Pengaruh Frekuensi dan Konsentrasi Aplikasi Penyemprotan Pupuk Si Nano terhadap
Jumlah Daun Tanaman Tebu (helai)
Jumlah Daun Tanaman Tebu 5 BST (helai)
Frekuensi Aplikasi Si Konsentrasi Si Nano
Nano 0% 15% 30%
1 kali 6,39 ab 7,12 b 6,22 ab
2 kali 6,81 b 6,56 ab 6,33 ab
3 kali 6,44 ab 6,33 ab 6,22 ab
4 kali 5,89 a 5,75 a 6,22 ab
BNT 5% 0,89
Jumlah Daun Tanaman Tebu 7 BST (helai)
Frekuensi Aplikasi Si Konsentrasi Si Nano
Nano 0% 15% 30%
1 kali 6,53 ab 6,81 ab 6,33 a
2 kali 6,71 ab 6,44 ab 6,44 ab
3 kali 7,02 ab 6,86 ab 6,52 ab
4 kali 6,33 b 7,35 b 7,24 b
BNT 5% 0,82
Jumlah Daun Tanaman Tebu 9 BST (helai)
Frekuensi Aplikasi Si Konsentrasi Si Nano
Nano 0% 15% 30%
1 kali 6,81 a 7,51 ab 7,47 ab
2 kali 7,00 ab 7,67 b 6,79 a
3 kali 7,28 ab 7,41 ab 7,48 ab
4 kali 7,11 ab 8,11 b 7,94 b
BNT 5% 0,73
Jumlah Daun Tanaman Tebu 11 BST (helai)
Frekuensi Aplikasi Si Konsentrasi Si Nano
Nano 0% 15% 30%
1 kali 5,68 ab 5,50 ab 6,02 ab
2 kali 6,33 b 5,45 ab 5,75 ab
3 kali 5,67 ab 5,09 a 5,46 ab
4 kali 5,37 a 5,33 a 5,83 ab
BNT 5% 0,94
Keterangan: Angka-angka pada setiap tabel umur pengamatan diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda
nyata pada taraf uji BNT 5%; BST= Bulan Setelah Tanam; tn = tidak berbeda nyata.

Transpirasi yang berlebihan dapat Si juga memperkuat dinding sel epidermis


menyebabkan penutupan stomata daun sehingga dapat menekan kegiatan
yang berakibat pada penurunanan tingkat transpirasi dan cekaman air dapat
fotosintesis tanaman (Matlou, 2006). berkurang. Apabila tanaman mengalami
Yukamgo dan Yuwono (2007) menuturkan, cekaman kekeringan, biasanya daun-daun
pemberian Si dapat diasosiasikan dengan tanaman akan layu dan mengering, bahkan
peningkatan kadar Si gel (SiO2.nH2O) yang akan menggugurkan daunnya. Kondisi yang
berasosiasi dengan selulosa pada sel demikian ini merupakan adaptasi tanaman
epidermis dari dinding sel daun. Akibatnya, dalam cekaman kering untuk mengurangi
lapisan Si gel yang tebal membantu tingkat transpirasi pada daun. Sehingga
menahan atau memperlambat kehilangan tidak mengherankan pemupukan Si nano
air akibat transpirasi. Sedangkan pada pada tebu dapat mengontrol tingkat
dinding sel epidermis yang tidak terdapat transpirasi daun tebu, sehingga tanaman
lapisan Si gel yang tebal akan terjadi tebu akan tahan pada cekaman kekeringan
pelolosan air yang sangat cepat. Selain itu

252
yang mana penurunan jumlah daun dapat dengan konsentrasi 30% menghasilkan
dikendalikan. tinggi tanaman tebu yang lebih tinggi dari
hasil aplikasi pempukan Si nano 15% dan
Tinggi Tanaman 0%. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Hasil analisa sidik ragam Mulyadi et al. (2007) juga menunjukkan
menunjukkan adanya interaksi yang nyata aplikasi pemupukan Si pada tanah pada
antara frekuensi aplikasi dan konsentrasi dosis tertentu dapat meningkatkan tinggi
penyemprotan pupuk Si nano terhadap tanaman tebu secara nyata pada umur 4,5
variabel tinggi tanaman tebu pada umur bulan. Mulyadi et al. (2007) menyebutkan
pengamatan 5, 9, dan 11 BST (Tabel 2). efektifitas pemupukan Si meningkatkan
Secara umum aplikasi 4 kali pemupukan Si pertumbuhan tinggi tanaman secara
nano dengan konsentrasi 15% dan 30% signifikan ketika tanaman berumur 3 bulan.
memberikan tinggi tanaman tertinggi pada Pengaruh unsur hara Si pada
setiap umur pengamatan tanaman tebu. peningkatan kuantitas hasil panen tanaman
Dengan semakin tinggi tanaman tebu, maka tebu dari komponen pengamatan bobot
semakin panjang pula batang panjang panen tanaman tebu banyak disebutkan
produksi, sehingga potensi bobot tanaman dalam beberapa studi penelitian ( Yukamgo
tebu juga akan meningkat. Batang produksi dan Yuwono, 2007; Mativchenkov dan
ialah bagian batang tanaman tebu yang Calvert, 2002), namun jarang yang
dipanen tanpa mengikutkan bagian sogolan menghubungkannya dengan parameter
dan akar batang tebu. tinggi dan panjang batang produksi
Hasil penelitian Putri (2014) tanaman tebu.
menunjukkan aplikasi pemupukan Si nano

Tabel 2 Pengaruh Frekuensi dan Konsentrasi Aplikasi Penyemprotan Pupuk Si Nano terhadap
Parameter Tinggi Tanaman Tebu (cm)
Tinggi Tanaman Tebu 5 BST (cm)
Frekuensi Aplikasi Konsentrasi Si Nano
Si Nano 0% 15% 30%
1 kali 201,44 ab 241,81 b 222,08 ab
2 kali 219,19 ab 223,50 ab 205,89 ab
3 kali 199,72 ab 214,52 ab 194,94 a
4 kali 213,69 ab 229,86 b 222,22 ab
BNT 5% 33,87
Tinggi Tanaman Tebu 9 BST (cm)
Frekuensi Aplikasi Konsentrasi Si Nano
Si Nano 0% 15% 30%
1 kali 356,69 ab 361,49 b 366,03 b
2 kali 357,31 ab 365,94 b 372,03 b
3 kali 337,93 a 355,26 ab 368,65 b
4 kali 353,78 ab 375,78 b 375,42 b
BNT 5% 23,05
Tinggi Tanaman Tebu 11 BST (cm)
Frekuensi Aplikasi Konsentrasi Si Nano
Si Nano 0% 15% 30%
1 kali 366,46 ab 372,67 ab 374,78 b
2 kali 382,77 bc 378,30 bc 391,43 cd
3 kali 360,89 a 372,39 ab 386,79 bc
4 kali 375,16 b 389,42 c 405,03 d
BNT 5% 12,95
Keterangan: Angka-angka pada setiap tabel umur pengamatan diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda
nyata pada taraf uji BNT 5%; BST= Bulan Setelah Tanam.

253
Menurut Savant et al.(1999) Si Si terhadap tanaman tebu ialah semakin
mungkin saja terlibat dalam pemanjangan panjang tanaman tebu maka semakin besar
dan atau pembelahan sel. Pada studi di diameter batang tanaman tebu dan juga
lapangan, tinggi tanaman secara kuadratik meningkatnya jumlah sogolan. Telah
berhubungan dengan tingkat Si yang disebutkan sebelumnya bahwasanya, pada
diaplikasikan, dan pada saat yang studi di lapangan, tinggi tanaman secara
bersamaan ukuran diameter batang secara kuadratik berhubungan dengan tingkat Si
linear juga meningkat (Elawad et al., 1982 yang diaplikasikan, dan pada saat yang
dalam Savant et al., 1999). bersamaan ukuran diameter batang secara
linear juga meningkat (Elawad et al., 1982
Diameter Batang Tebu dalam Savant et al.; 1999).
Hasil analisa sidik ragam Pendapat yang diungkapkan oleh
menunjukkan adanya interaksi yang nyata Savant et al. (1999) yang menyatakan Si
antara frekuensi dan konsentrasi aplikasi mungkin saja terlibat dalam pemanjangan
penyemprotan pupuk Si nano terhadap dan atau pembelahan sel, memberikan titik
ukuran diameter batang tebu pada umur terang pengaruh Si terhadap peningkatan
pengamatan 7, 9, dan 11 BST (Tabel 3). pertumbuhan tanaman tebu. Kegiatan
Secara umum interaksi 4 kali pemupukan Si penambahan ukuran diameter mengacu
nano dengan konsentrasi 30% memberikan pada perkembangan organ tanaman tebu
ukuran diameter batang tebu tertinggi pada yang tidak lain ialah kegiatan
semua umur pengamatan. perkembangan atau pemanjangan sel
Phicket, 1971 (dalam Savant et al.,
1999) mengindikasikan beberapa pengaruh

Tabel 3 Pengaruh Frekuensi dan Konsentrasi Aplikasi Penyemprotan Pupuk Si Nano terhadap
Diameter Batang Tanaman Tebu (cm)
Diameter Batang Tanaman Tebu 7 BST (cm)
Frekuensi Aplikasi Konsentrasi Si Nano
Si Nano 0% 15% 30%
1 kali 2,46 ab 2,50 ab 2,61 b
2 kali 2,49 ab 2,46 ab 2,55 ab
3 kali 2,36 a 2,56 ab 2,52 ab
4 kali 2,58 b 2,57 ab 2,61 b
BNT 5% 0,21
Diameter Batang Tanaman Tebu 9 BST (cm)
Frekuensi Aplikasi Konsentrasi Si Nano
Si Nano 0% 15% 30%
1 kali 2,49 ab 2,54 b 2,56 b
2 kali 2,50 ab 2,54 b 2,62 bc
3 kali 2,40 a 2,61 bc 2,60 bc
4 kali 2,57 b 2,71 c 2,73 c
BNT 5% 0,13
Diameter Batang Tanaman Tebu 11 BST (cm)
Frekuensi Aplikasi Konsentrasi Si Nano
Si Nano 0% 15% 30%
1 kali 2,49 a 2,64 b 2,65 bc
2 kali 2,53 ab 2,57 ab 2,63 ab
3 kali 2,62 b 2,65 bc 2,75 c
4 kali 2,63 b 2,83 c 2,82 c
BNT 5% 0,11
Keterangan: Angka-angka pada setiap kolom umur pengamatan diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda
nyata pada taraf uji BNT 5%; BST= Bulan Setelah Tanam.

254
Tabel 4 Pengaruh Frekuensi dan Konsentrasi Aplikasi Penyemprotan Pupuk Si Nano terhadap
-1
Jumlah Rata-rata Tanaman Tebu (batang m )
-1
Jumlah Tanaman Tebu 7 BST (batang m )
Frekuensi Aplikasi Konsentrasi Si Nano
Si Nano 0% 15% 30%
1 kali 9,35 ab 9,64 ab 10,28 b
2 kali 10,14 ab 9,62 ab 9,18 ab
3 kali 8,35 a 9,69 ab 10,37 b
4 kali 9,57 ab 9,67 ab 10,38 b
BNT 5% 1,83
-1
Jumlah Tanaman Tebu 9 BST (batang m )
Frekuensi Aplikasi Konsentrasi Si Nano
Si Nano 0% 15% 30%
1 kali 8,76 ab 9,67 ab 10,14 b
2 kali 10,00 ab 9,65 ab 9,72 ab
3 kali 8,47 a 10,18 b 10,40 b
4 kali 9,07 ab 9,76 ab 10,70 b
BNT 5% 1,62
Keterangan: Angka-angka pada setiap tabel umur pengamatan yang sama diikuti oleh huruf yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT 5%; BST= Bulan Setelah Tanam.

Yukamgo dan Yuwono (2007) menyatakan Si Yukamgo dan Yuwono (2007) dan Savant et
di dalam daun membantu translokasi karbon atau al. (1999) mengungkapkan salah satu peran
fotosintat yang dihasilkan dari kegiatan fotosintesis. Si pada tanaman tebu ialah meningkatkan
Mengingat batang tanaman tebu merupakan bagian ketegakan daun. Kondisi demikian selain
“sink” dan kegiatan pemanjangan sel batang menyababkan daun yang berada di
tanaman tebu merupakan kegiatan perkembangan bawah daun lain mendapat cahaya
batang tanaman tebu, sehingga dengan lancarnya matahari yang berimbas pada peningkatan
translokasi asimilat dalam jaringan tanaman yang fotosintesis, cahaya yang terintersepsi dapat
dibantu oleh Si tidak mengherankan bila ukuran mencapai permukaan tanah. Phicket, 1971
diameter batang tanaman tebu dapat berkembang (dalam Savant et al., 1999)
dengan baik. mengindikasikan salah satu pengaruh Si
terhadap tanaman tebu ialah meningkatnya
Jumlah Tanaman Per Meter Juring jumlah sogolan. Dalam pertanaman tebu
Hasil analisa sidik ragam menunjukkan sogolan yang muncul akan mati akibat
adanya interaksi yang nyata antara frekuensi dan ternaungi tanaman tebu yang telah tinggi.
konsentrasi aplikasi penyemprotan pupuk Si nano Dengan tegaknya daun, maka cahaya
terhadap jumlah tanaman tebu per meter juring pada matahari bisa mancapai sogolan sehingga
umur pengamatan 7 dan 9 BST (Tabel 4). Secara tumbuh menjadi individu baru sehingga
umum aplikasi pemupukan Si nano persaingan intraspesies dapat diminimalisir.
4 kali dengan konsentrasi 30% memberikan jumlah Selain itu, kelembaban pada permukaan
tanaman per meter juring terbanyak dibandingkan tanah dapat diminimalisir
dengan interaksi dari perlakuan yang lain.
Studi pengaruh aplikasi pemupukan Si
terhadap peningkatan populasi tanaman tebu cukup
banyak dilaporkan oleh para peneliti. Mulyadi et al.
(2007) melaporkan
-1
pemupukan Si dengan dosis 400 kg ha
meningkatkan populasi tanaman tebu secara
nyata dengan persentase peningkatan sebesar 22%
pada umur 3 dan 4,5 bulan pada tanah
Dystropepts. Hasil penelitian Mulyadi dan
Toharisman (2008) menunjukkan perlakuan
pemupukan Si juga memberikan hasil meningkatkan
populasi tanaman tebu yang cukup nyata yang
ditumbuhkan di lapangan, namun tidak berbeda
nyata pada tanaman tebu yang ditumbuhkan di
rumah kaca.

255
Tabel 5 Tabel Pengaruh Frekuensi dan Konsentrasi Aplikasi Penyemprotan Pupuk Si Nano
terhadap Panjang Ruas Rata-rata Batang Tanaman Tebu (cm)
Panjang Ruas Batang Tanaman Tebu 5 BST (cm)
Frekuensi Aplikasi Konsentrasi Si Nano
Si Nano 0% 15% 30%
1 kali 11,20 ab 11,71 bc 12,55 c
2 kali 11,68 b 12,27 bc 13,03 c
3 kali 10,88 ab 11,08 ab 10,37 a
4 kali 11,61 b 12,42 bc 11,80 bc
BNT 5% 0,86
Panjang Ruas Batang Tanaman Tebu 7 BST (cm)
Frekuensi Aplikasi Konsentrasi Si Nano
Si Nano 0% 15% 30%
1 kali 10,53 a 11,99 ab 11,97 ab
2 kali 10,54 a 11,00 ab 12,37 b
3 kali 10,60 a 10,87 ab 10,54 a
4 kali 11,64 ab 11,70 ab 11,88 ab
BNT 5% 1,55
Panjang Ruas Batang Tanaman Tebu 9 BST (cm)
Frekuensi Aplikasi Konsentrasi Si Nano
Si Nano 0% 15% 30%
1 kali 11,53 ab 12,13 ab 11,10 a
2 kali 12,30 ab 12,69 b 11,93 ab
3 kali 11,78 ab 10,97 a 11,56 ab
4 kali 11,74 ab 12,97 b 12,00 ab
BNT 5% 1,04
Panjang Ruas Batang Tanaman Tebu 11 BST (cm)
Frekuensi Aplikasi Konsentrasi Si Nano
Si Nano 0% 15% 30%
1 kali 10,72 ab 10,68 ab 10,95 ab
2 kali 12,13 b 12,01 b 12,38 b
3 kali 10,23 a 10,21 a 11,02 ab
4 kali 11,84 b 11,08 ab 11,60 b
BNT 5% 1,00
Keterangan: Angka-angka pada setiap kolom umur pengamatan diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda
nyata pada taraf uji BNT 5%.

sehingga serangan patogen penyakit juga dapat rapuh. Rahang serangga akan rusak bila
diminimalisir. menggigit Kristal Si. Menurut Sasamoto,
Populasi tanaman tebu juga dipengaruhi oleh 1961 (dalam Makarin et al., 2007) larva
tingkat ketahanan tanaman tebu terhadap serangan yang memakan tanaman yang
hama dan penyakit. Menurut Yukamgo dan Yuwono mengandung SiO 2 kadar tinggi
(2007), Toharisman dan Mulyadi (2005), dan Savant mengakibatkan alat mulutnya aus, sehingga
et al. (1999), aplikasi pemupukan Si pada tebu tanaman terhindar dari serangannya.
meningkatkan ketahanan tebu terhadap
cekaman faktor biotik. Hasil pengamatan pendukung Panjang Ruas Batang Tebu
yaitu serangan penggerek batang menunjukkan Hasil analisa sidik ragam menunjukkan
aplikasi 4 kali pemupukan Si nano memberikan adanya interaksi yang nyata antara frekuensi
tingkat kerusakan batang paling kecil akibat dan konsentrasi aplikasi penyemprotan
serangan penggerek batang sebesar pupuk Si nano terhadap variabel panjang
11,12%, sementara batang tebu yang tidak ruas batang tebu pada semua umur umur
diaplikasikan pupuk Si nano terjadi kerusakan pengamatan (Tabel 5). Secara umum aplikasi
sebesar 23,82%. Toharisman dan Mulyadi 2 kali pemupukan Si nano dengan
(2005) serta Savant et al. (1999) menuturkan konsentrasi 30% memberikan panjang ruas
larva penggerek sebelum memulai serangan ke batang tebu tertinggi pada hampir setiap
batang, terlebih dahulu memakan jaringan umur pengamatan tanaman tebu. Panjang
epidermis penutup daun atau batang. Adanya batang ruas batang hasil perlakuan tersebut
kristal Si dalam jaringan tersebut menghindari tidak berbeda nyata dengan hasil panjang
terjadinya serangan, karena pada saat itu serangga batang ruas batang dari perlakuan 4 kali
penyebab penggerek masih memiliki rahang yang aplikasi penyemprotan pupuk Si nano
256
dengan konsentrasi 30% pada semua umur
pengamatan. DAFTAR PUSTAKA
Bila melihat pengaruh konsentrasi pemupukan
Si nano terhadap panjang ruas batang tanaman Chinnamuthu, C.R. and P.M. Boopathi.
tebu, aplikasi konsentrasi 30% memberikan hasil 2009. Nanotechnology and
panjang ruas yang paling tinggi dibandingkan 2 level Agroecosystem. Madras Agric.J.
konsentrasi pupuk Si nano dibawahnya. Sehingga 96(1-6):17-31.
dapat diketahui pemberian pupuk Si nano Karunaratne, V. 2010. Sustainable
berpengaruh terhadap tingkat pemanjangan ruas Nanotechnology. Intenational
rata-rata batang tanaman tebu. Hasil penelitian Conference on Sustainable Built
Keeping et al. (2010) juga menunjukkan aplikasi Environment. 6(3):35-40.
pemberian Si pada tanaman tebu selain Keeping, M.G., S.A. McFarlane, N.
meningkatkan ukuran diameter batang, juga Sewpersad, and R.S. Rutherford.
meningkatkan panjang ruas tanaman tebu yang 2010. Effect of Silicon and Plnat
menurutnya juga akan meningkatkan panjang Defence Inducers on Sugarcane
batang. Yield, Eldana saccharina W alker
Menurut Mahardhika (2013) panjang ruas (Lepidoptera:Pyralidae) and
batang tebu digunakan sebagai salah satu penciri Fulmekiola serrata Kobus
tanaman tebu mengalami cekaman kekeringan Thysanoptera: Thripidae). Proc. S. Afr.
atau tidak. Ruas batang tanaman tebu yang Technol. Ass. 83:271-275.
mengalami cekaman kekeringan, ukurannya akan Mahardhika, A.. 2013. Pengenalan Tebu
menjadi pendek akibat mengalami stagnasi pada Toleran Kekeringan Produk Rekayasa
pertumbuhan tanaman. Serta telah dijelaskan Genetika di PTPN X1(Persero). Balai
bahwasanya terjadinya cekaman kekeringan pada Besar Perbenihan dan Proteksi
tanaman tebu mengakibatkan turunnya kegiatan Tanaman Perkebunan. Surabaya. 1-6.
fotosintesis akibat penutupan stomata untuk Makarin, A.K., E. Suhartatik, dan A.
mengurangi laju transpirasi. Akibat dari Kartohardjono. 2007. Silikon: Hara Penting
menurunnya laju fotosintesis ialah penurunan pada Sistem Produksi Padi. Iptek
fotosintat yang dihasilkan, sehingga pertumbuhan Tanaman Pangan.2(2):195-204.
tanaman tebu kurang optimal atau bahkan dapat Mativchenkov, V.V., and D.V. Calvert.
terhambat. Dengan hasil aplikasi pemupukan Si 2002. Silicon As A Beneficial Element For
nano yang memberikan hasil panjang ruas batang Sugarcane. Journal American Society
tanaman tebu yang cukup besar, membuktikan of Sugarcane Technologist. (22):21-30.
bahwasanya unsur Si memberikan ketahanan Matlou, M.C. 2006. A Comparison of Soil
tanaman tebu terhadap cekaman abiotik kekeringan and Foliar-Applied Silicon on Nutrient
dan juga berpengaruh terhadap pertumbuhan Availability and Plant Growth and
tanaman tebu yang optimum. Soil-Applied Silicon Phosphorus
Availability.Thesis.Univ. of Kwazulu-
KESIMPULAN Natal, Pietermaritzbur.
Mousavi, S. R. and M. Rezai. 2011.
Aplikasi penyemprotan pupuk Si nano pada Nanotecnology in Agriculture and Food
tebu berpengaruh positif terhadap pertumbuhan Production. J. Appl. Emvion.Biol.Sci.
tanaman tebu. Aplikasi pemupukan Si nano 1(10):414-414.
meningkatkan jumlah daun, populasi tanaman, Mulayadi, M., S. Sofiah, dan A. Rasyid.
tinggi tanaman, diameter batang, dan panjang ruas 2007. Pengaruh Pemupukam Silika Terhadap
batang tebu. Hasil tertinggi diperoleh dari interaksi Sifat Kimia Tanah, Serapan Hara dan
antara 4 kali aplikasi pemupukan Si nano dengan Pertumbuhan Tebu pada Tanah
konsentrasi 30% yang menghasilkan tinggi Masam Dystropepts Jatitujuh. Majalah
tanaman senilai 405,03 cm, diameter 2,82 cm, dan Penelitian Gula. 2(43):71-84.
jumlah tanaman per meter juring mencapai 11 Mulyadi, M. dan A. Toharisman. 2003.
tanaman. Silikat: Hara Fungsional yang Berperan dalam
Meningkatkan Produktivitas Tebu.
UCAPAN TERIMA KASIH Pusat Penelitian Perkebunan Gula
Indonesia. 1-14.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada Mulyadi, M. dan A. Toharisman. 2008.
pihak Balittas atas ketersediannya Peran Pupuk Silikat SiplusHS dalam
mengikutsertakan penulis dan memberikan fasilitas Meningkatkan Produktivitas Tebu.
dalam pelaksanan penilitian ini. Seminar Sehari: Peran Teknologi
Dalam Mendukung Industri Gula yang
T angguh dan Berdaya Saing.
257
Naderi, M.R. and A. Danesh-Shahraki.
2013. Nanofertilizers and their role in
sustainable agriculture. Intl. J. Crop Sci.
5(19):2229-2232.
Pawirosoemadi, M. 2011. Dasar-dasar
Teknologi Budidaya Tebu dan Pengolahan
Hasilnya. UM Press. Malang. p 224-226.
Putri, C. E.. 2014. Pengaruh Pupuk Organik dan
Pupuk Silika Terhadap Kadar Si,
Residu P, Dan Pertumbuhan Tanaman
Tebu (Saccharum officinarum). Jurnal Tanah.
2(2):1-15.
Savant, N. K, Korndorfer, G. H., L. E.
Datnoff and G. H. Snyder. 1999. Silicon
nutrition and sugarcane production: a review.
Journal Plant and Nutrition. 22 (12):1853-
1903.
Subagyo. 2014. Produksi Gula 2013 Capai
2,54 juta ton [Online]. Available at
http://www.antaranews.com/berita/41
2373/produksi-gula-2013-capai-254- juta-
ton. (Verified 4 Februari 2014).
Toharisman, A. dan M. Mulyadi. 2005.
Peran Silikat Bagi Tanaman Tebu.
Gula Indonesia. 29(4):27-30.
Toharisman, A., M. Mulyadi dan A.
Rasjid. 2010. A New Formulated Silicon
Fertilizer for Better Sugarcane Production.
Indonesian Sugar Research Institute. 1-4.
Widowati, L.R., Husnain, dan W. Hartatik.
2011. Peluang Formulasi Pupuk Berteknologi
Nano. Badan Litbang Pertanian di Balai
Penelitian Tanah. Bogor. 307-316.
Yukamgo, E. dan N.W. Yuwono. 2007.
Peran Silika Sebagai Unsur Bermanfaat pada
Tanaman Tebu. Jurnal Ilmu Tanah dan
Lingkungan.
7(2):103-116.

258
259
260

Anda mungkin juga menyukai