Anda di halaman 1dari 103

PENGENALAN OBAT

SITOSTATIKA

Dra. Sri Kadarinah, Apt.

Pelatihan Handling Sitostatika RSUP Dr. Sardjito, 24 Mei 2016


Manajemen Pasien Kanker

Pasien

• Teamwork :
Radiologist
– Dokter Cytopatologist
Laboratory
– Apoteker
– Perawat
• Protokol (Standard)
• Catatan Medik
Prinsip : Oncologi Aspect
Patients & Family aspect
Outcome & side effect
monitoring
Oncology Aspect
Pasien

Diagnose: - Patologi : - Histologi ?


- Invasi ?
- Tumor biologi : Her 2 Neu, CD20
Staging

Catatan Medik :
- Anamnesa
- Pemeriksaan Laborat, EKG, fisik
- Karnosfky - ECOG
Patients & Family aspect
Pengelolaan kepada Px dan Keluarga :
• Pemberian Informasi tentang :
– Tujuan pemberian kemoterapi
– Rejimen dan Siklus
– Efek samping
– Living with chemoterapy
– Informed consent
Outcome Terapi Yang
diharapkan
• Eficacy  Outcome improvement
• Safety  perhatikan efek samping
• Specificity
Karakter sel kanker
• Selectivity

• Mekanisme obat kanker


• Reduksi sel tumor setelah kemoterapi
• Rational  px financial ?
Tujuan :
1. Kuratif : Penyembuhan
* Kanker dini
* Kanker yang khemosensitif : leukemia,
limfoma maligna
* 70 % sembuh dengan pembedahan
2. Palliatif :Meringankan
* Kanker yang sudah metastase
* Memperbaiki kualitas hidup
* Mengatasi komplikasi yang terjadi
* Mengurangi dan meringankan kesakitan
penderita
Cara terapi :
1. Operasi
2. Radioterapi
3. Kemoterapi
4. Hormon terapi
5. Immuno terapi
PENGENALAN OBAT KANKER =
SITOSTATIKA
• Kemoterapi : * Pengobatan Kanker
dengan obat anti kanker
(Sitostatika)
* Obat “ Hazard”
* Sifat : - Karsinogenik
- Mutagenik
- Teratogenik
- “Exposure”
Natural history of cancer
• Neoplasms arise from transformed cells by a
process known as multistep carcinogenesis

Initiation Promotion Conversion Progression

Geneti Clonal Genetic


c expansion change
change

Normal cell
Preneoplastic lesion
Malignant lesion
Inflamation
} {
Heredity
Chemicals Endocrine factors
Radiation Nutrition
Viruses
Invasion &/or
Metastasis

(Haskell, 1999)
1. Multistep
2. Membutuhkan waktu
3. Setiap perubahan bertahap
- herediter - virus
- kimia - makanan
- paparan
- radiasi
4. Selalu menimbulkan perubahan genetik
(perubahan pada tingkat DNA, RNA,
Protein  Biomarker)
Kanker :
• Pertumbuhan berlebihan
• Gangguan diferiensiasi sel dan jaringan
 mirip jaringan asli
 desakan akibat pertumbuhan tumor
* invasif
* metastatIf  menyebar ke tempat lain
 pertumbuhan sel baru
 gangguan sistemik, akibat sekunder
(perdarahan, benjolan)
The Hallmarks of Cancer
6 ciri perubahan sel kanker
• Sel membelah harus ada sinyal
• Membelah terus-menerus
• Enabling replication immortality
• Angiogenesis untuk suplai makanan
• Invasif - protein dirusak oleh enzim
• Metastasis
• Pengaruh terhadap sistem immune
Targeting therapy
• Struktur genetik tidak stabil
DIFFERENT TYPES OF
CANCERS Carcinomas: most common types of
cancer, arise from cells that cover
external & internal body surfaces (e.g.
breast, lung, colon)
Sarcomas: cancers arising from cells
found in the supporting tissues of body
(e.g. bone, cartilage, fat, connective
tissue, muscle)
Lymphomas: cancers that arise in
lymph nodes & tissues of the body’s
immune system
Leukemias: cancers of immature blood
cells that grow in bone marrow & tend
to accumulate in large numbers in the
bloodstream
DASAR KEMOTERAPI

Mekanisme Kerja Obat Kanker

• Terutama bekerja pada DNA yang merupakan


komponen utama gen yang mengatur
pertumbuhan dan deferensiasi sel
• Terapi berhasil baik bila dosis yang digunakan
mematikan sel tumor ganas dan tidak
mengganggu sel normal yang berproliferasi
• Cara kerja :
1) Menghambat atau mengganggu sintese
DNA dan atau RNA
2) Merusak replikasi DNA
3) Mengganggu transkripsi DNA
4) Mengganggu kerja gen
5) Target terapi
Kinetika Siklus Sel

M = Fase mitose G1 = Fase pertumbuhan ke-1


S = Fase sintese G2 = Fase pertumbuhan ke-2
G0 = Fase berhenti tumbuh
• Pada akhir fase G1  RNA
• Pada fase S  replikasi DNA
• Ke fase G2  DNA
• Fase M  sintesa protein dan RNA
berkurang secara tiba-tiba  terjadi
pembelahan sel
• Sel masuk ke G1 atau G0 (Istirahat)
• Dalam fase G0 sel masih potensial
berproliferasi  “Stem sel” (sel individual)
(sel ini yang dapat menambah jumlah sel
kanker)
Appllied therapeutics, 10th ed, 2013
Obat Anti Kanker :
1. Cell Cycle Spesific (CCS)
- Memperlihatkan toksisitas selektif terhadap
fase tertentu dari siklus sel
- Aktif terhadap sel kanker dengan proliferasi
tinggi
- Untuk mendapatkan efek maksimal
sebaiknya obat diberikan secara intermitten
dengan dosis tinggi
contoh : MTX, 5FU, Vincristin, Vimblastin
6 MP, L. Asparaginase
2. Cell Cycle Non Spesific ( CCNS )
- Terbukti efektif untuk mengatasi
keganasan hematologis
- Berkerja pada fase pertumbuhan sel atau
sedang dalam keadaan istirahat
contoh : - gol Alkilator, gol Antibiotik
( Dactinomycin, Doxorubicin),
Cisplatin
KLASIFIKASI OBAT ANTIKANKER
GOLONGAN SUB OBAT
GOLONGAN
I. Alkilator Mustar Nitrogen Mekloretamin
Siklofosfamid
Melfalan
Mustar urasil
Derivat Trietilenmelamin (TEM)
Etilenamin Trietilentriofosformelamid (tio-TEPA)
Alkil Sulfonat Busulfan
Nitrosourea Karmustin (BCNU)
Lomustin (CCNU)
Semujstin (metal CCNU)
II. Anti Metabolit Analog Pirimidin 5-fluorourasil
Sitarabin
6-Azauridin
Floksuridin (FUDR)
Analog Purin 6-Merkaptopurin
6-Tioguanid (T6)
Antagonis Folat Metotreksat
III. Produk Alamiah Alkaloid Vinka Vinblastin (VLB)
Vinkristin (VCR)
Antibiotik Daktinomisin
Mitomisin
Antrasiklin: Daunorubisin
Doksorubisin
Mitramisin
Bleomisin
Enzim L-asparaginase
KLASIFIKASI OBAT ANTIKANKER…
GOLONGAN SUB GOLONGAN OBAT
IV. Hormon Hormon adreno- Prednison
kortikosteroid
Progestin Hidroksiprogesteron kaproat
Hidroksiprogesteron asetat
Magestreol asetat
Estrogen Dietilstilbestrol
Etinil estradiol
Androgen Testosteron propionate
Fluoksimesteron
V. Isotop Radioaktif Fosfor Natrium fosfat (P32)
Iodium Natrium Iodida (I131)
VI. Lain-lain Substitusi urea Hidroksi urea
Derivat metilhidrazin Prokarbazin
VII. Targeted therapy
VII. Targeted therapy ( Monoclonal antibody)
* Antibodi monoklonal hanya mengenal satu target protein
(antigen)
* Menghentikan pertumbuhan sel kanker dengan cara
menghambat protein tertentu
* Contoh : Rituximab, Trastuzumab
 Pengobatan Ca mammae HER 2+
(pada Ca mammae  sel kankernya mempunyai jumlah
gen HER 2 yang banyak)
Targeted Therapy
• HER2 (Human Epidermal Growth Receptor 2)
– Protein yang ditemukan dalam sel payudara
normal  membantu pertumbuhan sel normal
– Pada kanker payudara dengan jenis HER 2+
 sel kanker mempunyai banyak protein HER 2
dipermukaan
 sel kanker membelah dan tumbuh dengan
cepat
 “Kanker payudara agresif”
– Pengobatannya dengan jenis antibodi monoklonal
 target reseptor HER 2
Log Cell Kill Hypothesis ( Skipper et all)
• Tumbuhnya sel kanker bertambah secara logaritmik
sel yang mati secara logaritmik pula
• Matinya sel tumor oleh obat kanker
mengikuti orde pertama
• Pasien dengan kanker metastatik  1012
sel kanker
Kalau obat anti kanker dapat membunuh
99,9% sel kanker  masih tertinggal 108
sel kanker (Apa bedanya dengan Infeksi
Bakteri ?? )
• Status imunologik pasien penting
Implikasi klinik tentang tumor burden dan
log cell kill hypothesis adalah :
• Untuk memperbesar daya bunuh, obat
anti kanker perlu dipakai kombinasi secara
bersamaan (polifarma)  “Regimen”
• Untuk membunuh sel kanker sebanyak
mungkin, pengobatan harus diulang
misalnya : 6 siklus setiap 21 hari
• Lebih baik memulai pengobatan sewaktu
tumor kecil ( atau neo adjuvan)
Contoh Kombinasi Obat (Multiple Drug)
yang sering digunakan
* CHOP
* R-CHOP
* BEACOPP
* Cisplatin - 5 FU
* Paxlitacel – Carboplatin
* FOLFOX
* FOLFIRI
CONTOH OBAT SITOSTATIKA

Alkylating Agent
Cyclophosphamide
• Metabolisme : hati
• ESO : nefrotoksik
• Dosis tinggi ditambah dengan antidotum,
uroprotectif
• Stabilitas : 24 jam
Antimetabolit
Methotrexate
• Dosis tinggi harus bersama dengan anti
toksin folinic acid
• Metabolisme : hati
• Stabilitas : 24 jam
Flurourasil
• Digunakan untuk kanker padat (solid)
• Obat tunggal  berhasil 20 – 30 %
• Rejimen : CMF, CAF  untuk Ca mammae
• Rejimen : Folfox, Folfiri untuk Ca recti
Golongan Antibiotika

Doxorubicin
• Pemberian : hanya IV
• Sering menyebabkan rasa sakit pada tempat
suntikan
• Konseling obat :
- Urin warna oranye
- Hindari sinar matahari langsung
- Interaksi dengan obat-obat jantung
• Maximal Dosis
Vinka Alkaloid

• Pengobatan Leukemia Limfoblastik Akut


(ALL), Limfoma Berktt, NHL,
Retinoblastoma dan lain-lain
• Pemberian Vinkristin (tunggal) pada ALL
 50 – 60% kasus remisi dalam waktu 3-
4 minggu
• Remisi 90%  dengan kombinasi
Prednison, MTX, 6MP
MANAJEMEN TOKSISITAS
OBAT KANKER
Faktor yang harus diperhatikan pada
pemberian Kemoterapi:
• Low therapeutic index
• Dosis toksik obat kanker
• Faktor Eliminasi dan metabolisme obat :
- Renal, hepar dysfunction
- Farmakokinetik
• Keadaan masa tubuh
- Umur
- Obesitas
• Komorbiditas
- GI tract
- Respiratory system
- Interaksi obat adjusment dose
Hal lain yang harus diperhatikan
• Obat kemoterapi
• Manajemen mual / muntah, fatigue,
mukositis
•Infeksi
•Ekonomi / keuangan
• Securing drugs
• Oncology emergencies
- SVC obstruction (Gangguan aliran
darah,vena cava )
- Hypercalcemia
- Spinal cord compresion
SIDE EFFECTS OF CYTOTOXIC
DRUGS
• Acute and delayed
- Bone marrow suppression
- Gastro-intestinal : vomiting / nausea/ diarrhoea
- Skin : alopecia, deformation of nails
- Bladder : cystitis
• Late
- Secondary malignancy
- Gonadal : oligospermy, sterility, teratogenicity
A. Gastrointestinal toxicities
*1. Efek kemoterapi terhadap proliferasi sel
kanker
2. Efek farmakologi obat kemoterapi (Individual)
- Mukositis
- Konstipasi
3. Dapat terjadi 5 – 7 hari setelah kemoterapi
dan membutuhkan 2-3 minggu untuk perbaikan
kesehatan
* Diare
1. Terjadi karena rusaknya sel epitel,
mempengaruhi flora usus
2. Dehidrasi
3. Terutama pada pemberian 5 FU continuous
infusion atau
5 FU + Leucovurin + Irinotecan
4. Obat anti diare yang dipilih Loperamid 4mg,
dilanjutkan 2mg segera setelah
diare, sampai 6 mg/hari
5. Minum air sebanyak-banyaknya, mengatur
* Konstipasi, Abdominal pain, Ileus
1. Terutama pada pemberian Vincristin
Vinblastin
2. Disebabkan pemberian Supportive
therapy seperti 5 HT3 (anti emetik),
pemberian opiat
3. Stimulan Laxative
B. CINV
1. Hampir semua obat Kemoterapi
menyebabkan mual/muntah
2. Obat anti mual/muntah yang
direkomendasikan
– 5HT3 : Ondansetron, dolasetron,
Granisetron, Palonsentron
- Obat adisional : Benzodiazepin, Olanzapin
C. Nephrotoxicity
1. Ginjal  eliminasi beberapa obat kanker 
asam urat meningkat
2. Cisplatin  dosis normal, kumulatif ( GFR)
3. MTX HD  1g/m2
4. Ifosfamide
5. Mitomycin

D. Cardiotoxicity
1. Golongan Antracyclin (Doxorubicin, Epirubicin
 CCNS)
2. 5FU , Cisplatin, Paclitaxel, Trastuzumab
3. Interaksi dengan obat-obat jantung  Monitor
E. Neurotoxicity
1. gol. Vinka alkaloid Peripheral, Central,
gol. Taxane & Cisplatin Autonomic neuropathy
2. - MTX
- Cytarabin Central neurotoxicity
- Ifosfamid
3. Oxaliplatin
- Neuropathy akut  kebas
- > dosis kumulatif 200mg/m2

F. Pulmonory toxicity
- Bleomycin
- maksimal dosis kumulatif : 300 unit
G. Hematological toxicity
- Mielosupresi : ES paling besar
- Efek signifikan  mengganggu pembentukan sel
darah (didalam bone marrow)
- Gangguan hematopoiesis
* Neutropeni (neutrophil) G-CSF rekombinan
(Filgastrim®)
* Trombositopenia (platelet) - tranfusi darah
* Anemia (Eritrosit) – trasfusi darah

I. Infeksi
Harus dijaga tidak kena infeksi
NAUSEA DAN VOMITING
• Merupakan efek samping yang umum pada
penggunaan kemoterapi
• Selain berdampak pada sikap dan kualitas hidup
pasien, juga dapat menyebabkan komplikasi
serius, yang akhirnya akan berpengaruh pada
kelanjutan proses terapi yang dijalani
MANAJEMEN MUAL DAN MUNTAH

1. Pasien diberi obat anti mual dan muntah


sebelum dan selama kemoterapi
2. Pemberian premedikasi dilanjutkan
hidrasi dan rehidrasi
3. Pemberian intravena dilanjutkan per oral
Pathophysiology of
Chemotherapy-Induced Emesis
Impuls saraf Pusat Muntah
afferent (meduulla)

CTZ
Pharynx Impuls saraf
efferent
Sal. Cerna
Korteks serebral

Salivation centre
Muntah Otot abdominal
Pusat pernapasan
Saraf cranial
Yang mempengaruhi CINV atau RTINV atau
CCRT :
1.Rejimen (obat kemoterapi )
2.Dosis obat SS
3.Route pemberian
4.Target radioterapi (Whole body?
Sebagian?)
5. Individual (umur ? Sex ? )
Tipe mual muntah :
1.Acute onset
2.Delayed onset
3.Anticipatory
4.Breakthrough
5.Refractory
Tipe CINV
1. Acute nausea vomiting
- segera terjadi setelah pemberian kemoterapi
- akan berlanjut 5-6 jam setelah kemoterapi
2. Delayed vomiting
- > 24 jam setelah pemberian kemoterapi
- mual muntah bisa timbul 48 – 72 jam setelah
pemberian kemoterapi
- terus terjadi 6-7 hari setelah kemoterapi
- contoh : Cisplatin
Carboplatin
Cyclophosphamide
Doxorubicin
3. Anticipatory Nausea and Vomiting (ANV)
- Diberikan sebelum pemberian kemoterapi
siklus berikutnya
- Karena rasa mual muntah tidak terjadi pada
kemoterapi yang pertama
- pemberian obat, relaksasi otot

4. Breakthrough Vomiting
- rasa mual muntah dapat diatasi dengan
minum obat anti emetik secara langsung
- pengobatan campuran Dexamethason
dengan olanzapine

5. Refractory emesis
- Terjadi pada kemoterapi siklus berikutnya
Anti-emetic Agents

• Serotonin receptor antagonists (5-HT3)


• Corticosteroids
• Dopamine receptor antagonists
• Benzodiazepines
• NK-1 receptor antagonists

67
Empat kelompok resiko emetik kemoterapi :

Multinational Association of Supportive Care in Cancer, June 2004


Resiko emetik kemoterapi penggunaan iv
Klasifikasi resiko emetik Obat kemoterapi
(insiden emetik tanpa antiemetik)

High Cisplatin
Cyclophosphamide > 1500 mg/m2
Moderate Carboplatin
Cyclophosphamide < 1500 mg/m2
Doxorubicin
Low Paclitaxel
Docetaxel
Methotrexate
5 Fluorouracil
Minimal Bleomycin
Vincristine
Vinblastine
EMETOGENICITY OF CT
DRUGS
* Level 1 (<10% * Level 2 (10-30% frequency)
frequency) Asparaginase
Bleomycin Cytarabine (<1g/m²
Cladaribine Doxorubicin (<20mg/m²)
Fludaribine Etoposide
Interferon 5FU (<1000mg/m²)
Melphalan Gemcitabine
Vincristine Methotrexate (>50mg/m²
Vinblastine <250mg/m²)
vinorelbine Mitomycin
Paclitaxel
Teniposide
Thiotepa
Topotecan
PROTOKOL KEMOTERAPI
Yang harus diperhatikan dalam protokol
kemoterapi
1. Diagnosis  Rekam Medis (Protokol)
2. Rejimen kemoterapi, durasi, interval ( Dosing
schedule )
- Terapi maksimal dengan minimal toksisitas
- “Drug rest”  agar mendapatkan recovery
normal cell
3. Adjusment dose  KAP
- dosis kumulatif
- elderly / anak-anak
4. Dasar : AUC  obat-obat tertentu
5. Dasar : BSA
MAXIMAL DOSES

* Pasien mendapat kemoterapi dengan obat yang


sama (sebelumnya) atau CCRT
** Pasien belum pernah mendapat kemoterapi
dengan obat yang sama
Spesial Pre dan Co-Medication
- Pemberian Ifosfamid dan Cyclophosphamide
(dengan dosis >400 mg/m2) harus + MESNA
(Uroprotective)  agar tidak terjadi Cystitis
- Pemberian MTX HD harus + As folat inj
(antidotum, obat untuk megaloblastic anemia ,
chemoprotectant)
- MTX untuk pengobatan RA  + asfolat
(Weekly)
- Obat-obatan premedikasi :
* Deksametason
* Diphenhydramiun
* Ranitidin
• Contoh permintaan obat (protokol Kemoterapi)
sesuai regimen di Royal Marsden Hospital
Tugas Apoteker
I. Verifiasi Protokol
* Standar ( EBM) ?
* Protokol ?
** Sudah ditulis secara “Clear”
- Rejimen obat
- Dosis
- Route, frekwensi
- Kapan mulai pengobatan
- Durasi
- Kapan (mungkin) harus distop ?
 Data apa saja yang dibutuhkan
* Pre medikasi, Diluen, Hidrasi,
* Dobel cek
* Ada adjusment dose ?

II. Clinical Cheks


* Hasil Laboratorium (pendukung)
* Maksimun dosis (anak/dewasa/geriatri)
* Apa ada dosis kumulatif
* Pastikan tidak ada penulisan dalam singkatan
* Pastikan tidak ada “Trailing zero”
contoh : 2 mg bukan 2,0mg
- Data laboratorium apa saja yang dibutuhkan ?
III. Penulisan Etiket / Warning
* Vincristin ?
* MTX HD ?
* MTX (Diagnosa : RA) ?
* Cyclophosphamide > 450 mg, Ifosfamid

IV. Kemoterapi oral ?


Keuntungan /Perhatian :
• Kepatuhan
• Monitoring teknik (aseptik) <<
• Standar <<
• Mahal
• Patient education
Dasar kalkulasi obat sitostatika
I. BSA (Body Surface Area)
• DuBois & DuBois (1916)
BSA = 0.20247 x Ht (m) 0.725 x Wt (kg) 0.425
• Boyd (1935)
BSA = 0.0003207 x Ht (cm) 0.3 x Wt (g) 0.7285-(0.0188 x log(wt))
• Gehan & George (1970)
BSA = 0.0235 x Ht (cm) 0.42246 x Wt (kg) 0.51456
• Haycock et al. (1978)
BSA = 0.024265 x Ht (cm) 0.3964 x Wt (kg) 0.5378

• Mosteller (1987)
BSA =
Ht (cm) x Wt (kg)
3600
dengan memperhatikan :
* Faktor fisik pasien ( ECOG)
* Faktor psikis pasien

II. Fungsi ginjal - GFR


* Estimasi GFR
* CrCl
* serum creatinine
Rumus-rumus
• Cockcroft and Gault
(140 – age) × wt
(72 × SCr)
• Jelliffe
[98 – 0.8 × (age – 20)] × [1 – (0.01 × sex)] × (BSA/1.73)
(SCr × 0.0113)
• Wright
[6580 – (38.8 × age)] × BSA × [1 – (0.168 × sex)]
SCr
• MDRD
3277 x (Cr)-1.154 x (Age)-0.203 x (0.742 x sex)

 Cockcroft and Gault yang > baik ( tidak bias )


III. Dosis Carboplatin (Calvert Formula)

* CrCl 70% filtrasi glomerulus GFR


~
* Dasar perhitungan menggunakan AUC
Dosis (mg) = target AUC x (GFR + 25)
* AUC ~ nadir trombositopeni
AUC 4-6 :  pasien yang sudah menjalani
terapi dengan siklus 3 mingguan
 kondisi baik (tak ada
“hematological toxicity”)
AUC 2  pasien dengan “Weekly regime”
Contoh kasus 1
• Wanita 53 tahun
• Diagnosis : Breast cancer
• Mendapatkan kemoterapi regimen FAC,
Tramadol tab
• BB = 61 Kg, TB = 161 cm
• Pemeriksaan sebelum Kemoterapi :
1. Hb.12, L4000, T 154.000
2. Bill . Normal, SGOT,SGPT normal
3. ECHO , EF=65%
4. Serum kreatinin 0,90 mg/dl
PERHITUNGAN DOSIS
• Perhitungan dosis :
– LPT = BB X TB = 1,6
3600
FAC = 5 FU 500 mg/m2 iv hari 1
Doxorubicin 50 mg/m2 iv hari 1
Cyclophosphamide = 500 mg/m2
Dosis yang dibutuhkan pasien =
1. Doxorubicin
1,6 x 50 mg /m2 = 80 mg
2. Cyclophosphamide
1,6 x 500 mg /m2 = 800 mg
3. 5 FU
1,6 x 500 mg /m2 = 800 mg
• Premedikasi ?
• Hidrasi : senyawa yang di ekskresi di ginjal
( senyawa platinum ,co: Cisplatin)
• H2 antagonis
• Anti alergi
• Anti emetik ?
• Pelarut, Stabilitas
• Dosis
• Efek samping
5 FU : hiperpigmentasi, nail change
Cyclophosphamid : Alopecia, thrombocytopenia
Doxorubicin : acute cardiotoxicity
FAC konstipasi
• KIE?
• Obat supportif? Mucositis,Paliatif( MST tabl)
Contoh kasus 2
 Laki-laki : 60 th
 Diagnosa : NSCLC
 Regimen : Paclitaxel - Carboplatin
 BB : 52,5 kg TB : 160 cm
 Perhitungan dosis :
Dosis : Paclitaxel = 100-135 mg / m2
Carboplatin dihitung dengan metode
Calvert : 5 x (GFR + 25 ) mg atau
6 x (GFR + 25 ) mg
AUC 5 atau 6,ditentukan dokter
– LPT = BB X TB
3600
= 1,52

 Dosis sesuai LPT dan Calvert


Paclitaxel = 205 mg
sediaan yang ada = 30 mg/ml dan 100 mg/ml
Carboplatin = ?
sediaan yang ada = 450 mg/45ml dan 150 mg/15ml
diulang tiap 21 hari
 Cek dosis
 Sediakan pelarut yang sesuai
Premedikasi

Hidrasi : dengan NaCl : 0,9 %


• H 2 antagonis
• Anti alergi
• Anti emetik : high emetogenic
moderate emetogenic
low emetogenic
• Hidrasi : 30 menit sebelum kemoterapi
• Premedikasi diberikan 30 menit sebelum
kemoterapi
• H 2 antagonis : Ranitidin inj
• Anti alergi : Diphenhydramin inj
• Anti emetik : Setrovel inj
• Beri lagi hidrasi NaCl 0,9 %
Soal DRP di Bagian Onkologi
Ca mamae
1. Ny. H K, pasien ca mammae dr Sp PD
KHOM BB =64 kg TB= 161 cm, kemo
dengan regimen Paclitaxel tunggal siklus ke
2 dengan interval 21 hari. Dosis yang
diberikan 240 mg,
* Bagaimana dosis yang diberikan tersebut?
* Pelarut yang cocok
* Bagiamana Handling sitostatika ?
2. Ny. E S, pasien ca mamae dr SP PD KHOM
BB= 55 kg TB = 160 kg, kemo dengan
regimen Docetaxel tunggal dosis 120 mg
siklus ketiga dengan interval 21 hari.
* Bagaimana dosis yang diberikan tersebut?
* Apakah anti emetika yang diberikan ?
* Pelarut yang cocok
* Bagaimana Handling sitostatika ?
Kasus 3

Nama : Ny. SH
No. CM : 97833
Umur : 50 tahun
Tinggi Badan : 160 cm
Berat Badan : 55 kg
Diagnosis : Ca. Recti
Regimen : Xelox-Avastin
Rencana : 8 siklus, interval 21 hari, sekarang :
siklus ke 1
Program :
1. Injeksi Delladryl 2cc/i.v
2. Injeksi Dexamethasone 4 ampul/i.v
3. Avastin 300 mg dalam NaCl 0,9% 500 cc dalam 90
menit dengan infus pump
4. NaCl 0,9% 250 cc guyur + MgSO4 1,5 cc dalam 1
jam
5. NaCl 0,9% 250 cc guyur + Ca. Glukonas 5 cc dalam
1 jam
6. Injeksi Dexamethasone 4 ampul/ i.v 15 menit
sebelum kemoterapi
7. Setrovell 1 ampul/i.v 15 menit sebelum kemoterapi
8. Rexta 200 mg dalam NaCl 0,9 % 250 cc/2 jam
9. Xeloda 3-0-3 mulai hari ke 2-15
Kasus 4 :

Data Pasien : Nurmala Pasien anak


Diagnosis : ALL
Regimen : CVAD
Vincristin 2,4 mg dilarutkan NaCl 0,9% 25 ml
IV Push Bolus
Kasus : 5
• Tn. M . CM 1634548 pasien NHL, BB 75 kg TB 165 cm
kemoterapi siklus 2 rencana siklus 3x tiap 21 hari oleh
dokter Sp. PD. KHOM mendapat regimen kemoterapi R-ICE
yaitu :
- Mabthera 600 mg dalam NS 250 mL selama 3 jam
hari 1
- Etoposide 100 mg dalam NS 500 mL selama 3 jam
hari 3-5
- Carboplatin 450 mh dalam D5 100 selama 30 menit hari 4
- Mesna 800 mg dalam NS 100 mL/30 menit/6 jam
(4x pemberian) hari 4  Uroprotective
-- Holoxan 5000 mg dalam D5 500 mL selama 4 jam hari 4

Anda mungkin juga menyukai