Penguji :
Disusun oleh :
Chairunnisa Rifka W. (1102012044)
KEPANITERAAN ANESTESI
Anestesi yang menggunakan inhalan berupa gas. Obat yang sering digunakan
saat ini adalah N2O, halotan, isofluran, sevofluran dan disfluran. Mekanisme obat
inhalasai ditentukan oleh ambilan paru, difusi gas dari paru ke darah dan distribusi ke
organ.
Kontraindikasi Relatif:
2
- Pada pasien dengan gangguan jantung, obat obatan yang mendepresi
miokard atau menurunkan aliran koroner harus dihindari atau dosisnya
diturunkan.
- Pasien dengan gangguan ginjal, obat - obatan yang diekskresikan melalui
ginjal harus diperhatikan.
- Pada paru, hindarkan obat yangmemicu sekresi paru.
BMI (Kg/m2)
3
Klasifikasi Principal cut- off points Additional cut- off points
Underweight <18.50
<18.50
16.00-16.99
Moderate thinness
16.00-16.99
18.50-22.99
Normal range
18.50-24.99
23.00-24.99
Pada pasien dewasa dengan gizi kurang sering kali dakibatkan karena
Nutrisi memiliki peran yang penting dengan persiapan pra operasi dan pasca
operasi pada pasien yang menjalani prosedur utama bedah umum dan tindakan
suportif pada pasien yang luka hebat. Secara umum, ketika dokter memutuskan
4
kepada pasiennya untuk menjalani prosedur operasi dengan resiko besar, nutrisi yang
cukup bertujuan untuk mengurangi komplikasi pada luka pasca operasi atau luka
terbuka lainnya.
Pada pasien underweight Gejala pascaoperasi seperti mual, muntah, nyeri dan
anoreksia dapat terjadi pada pasien dengan gizi kurang, hal ini juga bahkan dapat
terjadi pada pasien yang hanya menjalani operasi kecil.
Pada pasien underweight cenderung memiliki daya tahan tubuh yang rendah.
Sistem imunitas dan antibodi pada tubuh kurang sehingga pada pasien underweight
mudah terserang infeksi. Namun pada pasien malnutrisi ringan tidak banyak
mempengaruhi kondisi pasca operasi.
Pada pasien underweight memiliki tingkat resiko kesulitan yang rendah untuk
dilakukannya anestesi atau maintanance menggunakan sungkup. Pada pasien
underweight juga cenderung mudah dalam pemasangan laringoskop dalam prosedur
dilakukannya intubasi. Berbeda pada pasien overweight dan obesitas, pada pasien
pasien tersebut memiliki resiko lebih tinggi pada pembedahan dan anestesi. Pada
airway berisiko karena lemak yang beradar disekitar leher akan mempersulit
pernafasan sehingga beresiko untuk terjadi obstructive sleep apnea. Obstructive sleep
apnea adalah gangguan nafas saat tidur yang menggambarkan abnormalitas respirasi
selama tidur dengan dengkuran ringan hingga keras yang dapat menganca jiwa.
Obstructive sleep apnea umumnya terjadi pada dewasa muda, biasanya antara umur
40–50 tahun, meskipun dapat terjadi juga pada anak–anak dan remaja. Mayoritas
pasien OSA adalah kelebihan berat badan
Pada pasien overweight dan obesitas jantung harus memompa darah lebih kuat
seluruh badan karena kebutuhan oksigen yang digunakan lebih banyak sehingga
kadang pada pasien obesitas Sp02 sering kali turun, berbeda pada pasien underweight
yang memiliki resiko minimal pada kejadian ini.
5
Hubungan anestesi dengan pasien underweight juga berhubungan dengan
dosis obat, salah satu faktor yang penting mempengaruhi distribusi obat di dalam
tubuh adalah komposisi tubuh, peredaran darah dan juga ikatan antara obat dan
protein. Pasien dengan obesitas memiliki berat lemak yang lebih besar dibandingan
pasien underweight sehingga mempengaruhi massa otot dan juga volume cairan
tubuh. Salah satu contoh farmakokinetik dari obat yang berpengaruh adalah
rocuronium. Rocuronium merupakan agen pelumpuh otot golongan non-depolarisasi
dengan onset cepat dan lama kerja sedang. Pada pasien underweight yang memiliki
berat badan rendah risiko terjadinya perkepanjangan efek dari lama obat kerja ini
khususnya pada pasien wanita dengan IMT 15-30 kg/m2.
DAFTAR PUSTAKA
6
7