Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

HUBUNGAN UNDERWEIGHT PADA ANESTESI UMUM

Penguji :

dr. Aflah Eddin, Sp.An

Disusun oleh :
Chairunnisa Rifka W. (1102012044)

KEPANITERAAN ANESTESI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

PERIODE 29 MEI – 16 JUNI 2017


1.1 Definisi Anestesi Umum

Anestesi umum adalah tindakan menghilagkan rasa nyeri secara sentral


disertai dengan hilangnya kesadaran dan bersifat reversible. Anestesi umum dapat
menyebabkan amnesia bagi pasien yang bersifat anterogard.

1.2 Jenis Anestesi Umum

1.2.1. Anestesi Inhalasi

Anestesi yang menggunakan inhalan berupa gas. Obat yang sering digunakan
saat ini adalah N2O, halotan, isofluran, sevofluran dan disfluran. Mekanisme obat
inhalasai ditentukan oleh ambilan paru, difusi gas dari paru ke darah dan distribusi ke
organ.

1.2.2. Anestesi Intravena

1) Barbituran kerja singkat: Tiopental, Diamilan dan metoheksitan


2) Benzodiazepine: Midazolam, diazepam, lorazepam
3) Analgetik opioid: Morfin, fentanyl
4) Propofol
5) Ketamin: Merupakan anestesi disosiatif yang ditandai amnesia dan
analgesia.

1.3. Indikasi dan Kontraindikasi Anestesi Umum


 Indikasi
- operasi disekitar kepala, leher, intrathoracal atau intraabdomen
- Pada pasien anak anak yang tidak kooperatif atau gelisah
- Pasien memilih anestesi umum
 Kontraindikasi
Kontraindikasi absolut:
- dekompresi kordis derajat III
- IV,AV blok derajat II
- Total (tidak ada gelombang P).

Kontraindikasi Relatif:

- hipertensiberat/tak terkontrol (diastolik >110), DM tak terkontrol, infeksi


akut, sepsis, GNA.
- Pada pasien dengan gangguan hepar, harus dihindarkan pemakaian obat
yang bersifat hepatotoksik.

2
- Pada pasien dengan gangguan jantung, obat obatan yang mendepresi
miokard atau menurunkan aliran koroner harus dihindari atau dosisnya
diturunkan.
- Pasien dengan gangguan ginjal, obat - obatan yang diekskresikan melalui
ginjal harus diperhatikan.
- Pada paru, hindarkan obat yangmemicu sekresi paru.

1.4 Keuntungan dan Kerugian Anestesi Umum

1) Keuntungan anestesi umum :


– Mengurangi kesadaran pasien intraoperatif
– Mencegah ansietas pasien selama prosedur medis berlangsung
– Efek amnesia meniadakan memori buruk pasien yang didapat akibat ansietas
dan berbagai kejadian intraoperatf yang mungkin memberikan trauma
psikologis
– Memungkinkan relaksasi otot yang tepat untuk jangka waktu yang lama
– Memfasilitasi kontrol penuh terhadap jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi
– Dapat digunakan dalam kasus sensitivitas terhadap agen anestesi local
– Dapat disesuaikan dengan mudah untuk prosedur durasi tak terduga

2) Kekurangan anestesi umum :


– Sangat mempengaruhi fisiologi. Hampir semua regulasi tubuh menjadi tumpul
dibawah anestesia umum
– Memerlukan pemantauan yang lebih rumit
– Risiko komplikasi pasca bedah lebih besar
– Memerlukan beberapa derajat persiapan pra operasi pasien
– -Terkait dengan hipertermia di mana paparan beberapa (tetapi tidak semua)
agen anestesiumum menyebabkan kenaikan suhu akut dan berpotensi
mematikan, hiperkarbia, asidosis metabolik, dan hiperkalemia

1.5 Definisi Underweight


Menurut ADA (American Dietetic Association) underweight adalah keadaan
dimana IMT (Indeks Massa Tubuh) seseorang kurang dari 18,5kg/m2.

1.6 Klasifikasi Underweight

Klasifikasi Internasional Underweight, menurut IMT

BMI (Kg/m2)

3
Klasifikasi Principal cut- off points Additional cut- off points

Underweight <18.50
<18.50

Severe thinness <16.00


<16.00

16.00-16.99
Moderate thinness
16.00-16.99

Mild thinness 17.00-18.49 17.00-18.49

18.50-22.99
Normal range
18.50-24.99
23.00-24.99

1.9. Tatalaksana pada gizi kurang

Pada pasien dewasa dengan gizi kurang sering kali dakibatkan karena

Prinsip penatalaksanaan pasien dengan gizi kurang :


– Pemberian makanan yang mengandung protein, tinggi kalori, cairan, vitamin
dan mineral.
– Penanganan segera penyakit penyerta (misalnya diare)
– Berikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya gizi untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak pada orang tua dan anggota keluarga
– Sebaiknya tidak memberikan makanan kecil seperti permen, cokelat dan susu
menjelang waktu makan
– Pada permulaan, makanan jangan diberikan sekaligus banyak, tetapi dinaikkan
bertahap setiap hari (makan dalam porsi kecil tetapi sering)
– Anjurkan keluarga untuk memberikan makanan yang beraneka ragam untuk
meningkatkan selera makan

1.8 Hubungan Anestesi pada Pasien Underweight

Nutrisi memiliki peran yang penting dengan persiapan pra operasi dan pasca
operasi pada pasien yang menjalani prosedur utama bedah umum dan tindakan
suportif pada pasien yang luka hebat. Secara umum, ketika dokter memutuskan

4
kepada pasiennya untuk menjalani prosedur operasi dengan resiko besar, nutrisi yang
cukup bertujuan untuk mengurangi komplikasi pada luka pasca operasi atau luka
terbuka lainnya.

Dampak anestesi pada pasien underweight cenderung memiliki resiko


mengalami penyakit sistemik yang lebih rendah. Namun bukan berarti tidak ada
resiko dampak dari anestesi pada pasien underweight.

Pada pasien underweight Gejala pascaoperasi seperti mual, muntah, nyeri dan
anoreksia dapat terjadi pada pasien dengan gizi kurang, hal ini juga bahkan dapat
terjadi pada pasien yang hanya menjalani operasi kecil.

Pada pasien underweight cenderung memiliki daya tahan tubuh yang rendah.
Sistem imunitas dan antibodi pada tubuh kurang sehingga pada pasien underweight
mudah terserang infeksi. Namun pada pasien malnutrisi ringan tidak banyak
mempengaruhi kondisi pasca operasi.

Pada pasien underweight memiliki tingkat resiko kesulitan yang rendah untuk
dilakukannya anestesi atau maintanance menggunakan sungkup. Pada pasien
underweight juga cenderung mudah dalam pemasangan laringoskop dalam prosedur
dilakukannya intubasi. Berbeda pada pasien overweight dan obesitas, pada pasien
pasien tersebut memiliki resiko lebih tinggi pada pembedahan dan anestesi. Pada
airway berisiko karena lemak yang beradar disekitar leher akan mempersulit
pernafasan sehingga beresiko untuk terjadi obstructive sleep apnea. Obstructive sleep
apnea adalah gangguan nafas saat tidur yang menggambarkan abnormalitas respirasi
selama tidur dengan dengkuran ringan hingga keras yang dapat menganca jiwa.
Obstructive sleep apnea umumnya terjadi pada dewasa muda, biasanya antara umur
40–50 tahun, meskipun dapat terjadi juga pada anak–anak dan remaja. Mayoritas
pasien OSA adalah kelebihan berat badan

Pada pasien overweight dan obesitas jantung harus memompa darah lebih kuat
seluruh badan karena kebutuhan oksigen yang digunakan lebih banyak sehingga
kadang pada pasien obesitas Sp02 sering kali turun, berbeda pada pasien underweight
yang memiliki resiko minimal pada kejadian ini.

5
Hubungan anestesi dengan pasien underweight juga berhubungan dengan
dosis obat, salah satu faktor yang penting mempengaruhi distribusi obat di dalam
tubuh adalah komposisi tubuh, peredaran darah dan juga ikatan antara obat dan
protein. Pasien dengan obesitas memiliki berat lemak yang lebih besar dibandingan
pasien underweight sehingga mempengaruhi massa otot dan juga volume cairan
tubuh. Salah satu contoh farmakokinetik dari obat yang berpengaruh adalah
rocuronium. Rocuronium merupakan agen pelumpuh otot golongan non-depolarisasi
dengan onset cepat dan lama kerja sedang. Pada pasien underweight yang memiliki
berat badan rendah risiko terjadinya perkepanjangan efek dari lama obat kerja ini
khususnya pada pasien wanita dengan IMT 15-30 kg/m2.

DAFTAR PUSTAKA

Dobson MB. editor: Dharma A. Penuntun Praktis Anestesi Jakarta: EGC.2011

Ganiswara, Silistia G. Farmakologi dan terapi. Jakarta: Bagian Farmakologi


FKUI.2006

Handler S.D, Marcus C.L, obstructive sleep apnea, diunduh


darihttp://www.chop.edu/service/sleep-center/about-sleep-disorders/childhood-
obstructive-sleep-apnea.htm

Said A. Latief, Kartini A Suryadi, M. Ruswan Dachlan. Petunjuk


PraktisAnestesiologi. Edisi ke-2. Bagian Anstesiologi dan Terapi Intensif Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2001. Halaman 107-112

6
7

Anda mungkin juga menyukai