DI HEWAN : PANAS
KARBOHIDRAT + O2 Respirasi CO2 +H2O +ENERGI
ATP
ATP
O
CH3-C-S-CoA (Asetil CoA)
Dibantu oksidator (NAD+ & FAD)
ENZIM
Pengertian enzim adalah katalis kompleks dan dipergunakan oleh
organisme hidup karena sebagian besar reaksi sel-sel hidup berlangsung
sangat lambat.
Atau enzim merupakan katalisator reaksi spesifik.
Sifat-sifat enzim:
1. Mempercepat reaksi kimia, mengalami perubahan fisik selama reaksi dan
berubah kembali setelah reaksi selesai.
2. Enzim aktif dalam jumlah yang sedikit.
Dalam reaksi biokimia sejumlah kecil enzim diperlukan untuk mengubah
sejumlah besar substrat menjadi hasil.
3. Enzim bekerja sangat spesifik, untuk substrat tertentu diperlukan enzim
tertentu.
4. Enzim tidak mempengaruhi keseimbangan reaksi biokimia
5. Enzim adalah protein, sehingga sangat mudah dipengaruhi oleh suhu dan
pH.
Dalam keadaan tertentu dapat dipengaruhi oleh hasil reaksi (produk).
5. Enzim karboksilase.
Mengkatalisir pengambilan atau penambahan CO2. Yang mengambil CO2
Adalah glutamat dekarboksilase sedangkan yang mengkatalisir penamba-
han CO2 adalah karboksidomutase. Enzim ini penting pada fotosintesis
yang mengkatalisir karboksilasiribosa 1,5 difosfat.
Contoh : As. Glutamat -----------As amino Butirat + CO2
6. Enzim isomerase.
Mengkatalisir perubahan gula aldosa menjadi ketosa.
Contoh : Glukosa 6 fosfat ---------Fruktosa 6 fosfat.
7. Enzim epimerase.
Mengkatalisir perubahan satu gula atau satu derivat gula menjadi
epimernya.
Contoh: Xilosa 5 fosfat ------ Ribosa 5 fosfat.
JENIS-JENIS KOENZIM :
1) Dapat digolongkan atas pemindahan gugus H, tdr atas:
a) NAD+ e) FAD
b) FMN f) Koenzim Q
+
c) NADP
2) Dapat digolongkan atas bukan pemindahan gugus H, tdr atas:
a) Gula fosfat e) CoAsh
b) Tiamin pirofosfat f) Piridoksal fosfat
c) Koenzim folat g) Biotin
d) Koenzim kobamida h) Asam lipoat
PENGGUNAAN ENZIM:
Enzim dalam diagnosa klinik dapat digunakan dengan dua cara yaitu 1)
Sebagai indicator penyakit, 2) Sebagai pereaksi uji untuk mengetahui
konsentrasi metabolit. Bila keberadaan enzim dalam darah tinggi sering kali
menunjukan adanya kerusakan sel didalam organ yang sakit. Misalnya sakit
hepatitis menyebabkan kerusakan jaringan hati dan pelepasan enzim hati ke
dalam darah. Karena hati merupakan tempat metabolisme nitrogen, sehingga
konsentrasi enzim transaminase melimpah.
12
1.GETAH PENCERNAAN
Getah pencernaan mempunyai peranan penting di dalam proses
pencernaan, karena di dalam getah pencernaan tsb terkandung berbagai
macam-macam enzim. Ada beberapa getah pencernaan yang utama yaitu :
-Getah saliva -Getah empedu -Getah usus
-Getah lambung –Getah pancreas.
Berdasarkan kerjanya enzim yg terdapat didalam getah pencernaan
dapat dibagi menjadi 3 golongan enzim:
1.Amilolitik yaitu golongan enzim yg dapat menghidrolisis ikatan
glikosida pd karbohidrat.
2.Lipolitik yaitu golongan enzim yg dapat menghidrolisis ikatan ester
pada lipida.
3.Proteolitik yaitu golongan enzim yg dapat menghidrolisis ikatan
peptida pada protein.
2. PENCERNAAN PADA TERNAK BERLAMBUNG TUNGGAL
Saluran pencernaan dapat dipandang sebagai tabung memanjang yg
dimulai dari mulut sampai anus, disebelah dalamnya dilapisi oleh membran
mukosa.
Fungsi saluran pencernaan secara garis besar yaitu:
-Tempat pakan ditampung -Tempat pakan dicerna
-Tempat pakan diabsorpsi -Tempat sisa pakan yang akan dikeluarkan
Gerakan isi usus sepanjang saluran pencernaan dilakukan oleh adanya
konstraksi atau gerakan peristaltik otot sirkuler dinding saluran pencernaan.
LIPIDA/LEMAK
Lipida adalah senyawa organic yang terdapat pada
jaringan tanaman dan jaringan hewan, tidak larut
dalam air tetapi larut dalam larutan organic (organic
solven). Yang termasuk larutan organic misal
benzene, eter, kloroform dan lain-lain.
Maka dari itu pada analisa proksimat disebut juga eter
extract.
Lipida mengandung unsur C, H dan O, sedang
perbedaanya dengan karbohidrat terutama pada
jumlah unsur C dan H maka dapat merupakan sumber
energy yang baik. Proporsi molekul C dan H pada
lipida lebih banyak dan O nya lebih sedikit sehingga
konsentrasi energinya 2,25 kali karbohidrat pada berat
yang sama.
Macam nutrient C (%) H (%) O (%)
Lipida 77 12 11
Karbohidrat 44 6 50
20
2. Hidrolisa
Dalam reaksi hidrolisis, lemak/minyak akan diubah
menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi
hidrolisis mengakibatkan kerusakan lemak/minyak.
Ini terjadi karena terdapat sejumlah air dalam lemak
dan minyak tersebut.
CH2-O-C-R1 R1-COOH CH2O
CH -O-C-R2+3H2O R2-COOH + CH2O
CH2-O-C-R3 R3-COOH CH2O
Trigliserida Asam lemak Gliserol
3.Penyabunan
22
4.Hidrogenasi
Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjernihkan
ikatan dari rantai karbon asam lemak pada lemak atau
minyak, setelah proses hidrogenasi selesai, minyak
didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan
disaring. Hasilnya adalah minyak yang bersifat plastis
atau keras, tergantung pada derajat kejenuhan.
5. Pembentukan keton
Keton dihasilkan melalui penguraian dengan cara
hidrolisa ester.
6. Oksidasi
Oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara
sejumlah oksigen dengan lemak atau minyak,
terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau
tengik pada lemak atau minyak.
FUNGSI LIPIDA :
Ada beberapa fungsi lipida/lemak di antaranya :
1.Sebagai penyusun struktur membrane sel.
Dalam hal ini lemak berperan sebagai barier air sel
23
1.Lipida sederhana
Yakni tdr atas ester asam lemak dan gliserol.
Yang termasuk lipida sederhana yaitu Trigliserida.
Trigliserida disebut pula sebagai lemak netral atau
lemak saja yaitu suatu ester dari 3 asam lemak.
Contoh :lemak dan minyak.
Keduanya mempunyai struktur dan sifat yang sama,
bedanya hanya pada sifat fisik. Untuk lemak pada suhu
kamar berbentuk padat sedangkan minyak cair.
CH2OH CH2-O-COR
CHOH+3R-COOH CH-O-COR+3H2O
CH2OH CH2-O-COR
Gliserol + Asam lemak Trigliserida sederhana
2. Lipida gabungan/Komplek
Disamping ester asam lemak dan gliserol juga
mengandung karbohidrat, nitrogen dan asam phospat.
CH2OH +R1-COOH CH2-O-COR1
CHOH+ R2-COOH CH-O-COR2+3H2O
25
ASAM LEMAK :
Sebagian asam lemak mempunyai gugus karboksil
(COOH) pada Ujung C dan rantai C mulai 2 hingga 24
atau lebih.
Rumus asam lemak R-COOH (R-C=O
H
Yang mana R menggambarkan rantai C nya.
Contoh : Asam acetat CH3COOH merupakan hasil
fermentasi oleh mikroorganisme dalam rumen.
Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang
mempunyai ikatan rangkap satu,dua,tiga atau banyak
maka disebut ikatan rangkap monoena,diena , triena
dan poliena sedangkan asam lemaknya disebut
monoenoat,dienoat, trienoat dan polienoat.
26
COOH Linolenat
18 Omega-3 (C18:3 9,12,15)
COOH
20 Omega-6 (C20:4 5,8,11,14) Linoleat
COOH
20 Omega-3 (C20:5 5,8,11,14,17)Eikosapentaenoat (EPA)
20:1 inhibisi
Elongase
22:1
Elongase
24:1
Kelom Lino desat elongase desat elongase desaturase
ω-6 leat 18:3 20:3 20:4 22:4 22:5
18:2
Elongase inhibisi
20:2
KOLESTEROL
33
Gambar. Kolesterol
fospolipid.
3.Melepaskan penghambat siklooksigenase dan
Lipoksigenase.
4.Reduksi sintesis eikosanoid terutama tromboksan
(TXA2) dan leukotrin (LTH4) oleh platelet dan ma
krophage.
5.Menekan metabolisme eikosanoid dalam platelet,
Monosit dan macrophage dan dapat memperbaiki
aterogenesis.
6.Mereduksi tekanan dan viskositas darah, mengatur
cairan membrane dan kerjasama dengan enzim
yang berfungsi sebagai reseptor dan berpengaruh
terhadap metabolisme lipida.
METABOLISME LIPID/LEMAK
Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energy
utamanya adalah dari lipid netral, yaitu trigliserida
(ester antara gliserol dengan 3 asam lemak ). Secara
ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah asam lemak
dan gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa
monogliserida.
Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal
(vena porta ) menuju hati. Asam-asam lemak rantai
pendek juga dapat melalui jalur ini.
Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena
tidak larut dalam air, maka diangkut oleh miselus
(dalam bentuk besar disebut emulsi) dan dilepaskan ke
39
Diet Trigliserida
R-CH2-CH2-C-OH R-CH2-CH2-C-S-CoA
ATP AMP+PP1
Asam lemak Asil KoA
ATP+KoA AMP+PPi
FFA Asil KoA
ngan 2 atom C.
Dalam satu oksidasi beta dihasilkan energi 2P dan 3P
sehingga total energi satu kali oksidasi beta adalah 5P.
Karena pada umumnya asam lemak memiliki banyak
atom C, maka asil-KoA yang masih ada akan
mengalami oksidasi beta kembali dan kehilangan lagi 2
atom C karena membentuk asetil KoA. Demikian
seterusnya hingga hasil yang terakhir adalah 2 asetil-
KoA.
Asetil KoA yang dihasilkan oleh oksidasi beta ini
selanjutnya akan masuk siklus asam sitrat.
METABOLISME LIPID/LEMAK
3. Sebagai hormon
Tubuh hewan enzim lipase lambung,
kantong empedu, pancreas dan sel usus halus akan
mengkatalisis proses hidrolisis ikatan ester pada
trigliserida menghasilkan asam lemak bebas dan
gliserol.
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
nama ikatan
3HC-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-COOH
Ket:
- terletak pada C no 2 dari gugus COOH, pada atom
C no 3.
Karbon methyl terakhir dikenal sebagai atom karbon
3, diberi nama omega-3 karena ikatan rangkap jatuh
pada atom karbon no 3, yang dihitung dari gugus CH3
(methyl)
56
2. OKSIDASI OMEGA
57
HOOC-(CH2)n-CH2-COOH
Soal-soal
1. Jelaskan proses digesti dan absorbsi lipida di
dalam tubuh !
2. Jelaskan proses mobilisasi lipida di dalam tubuh
3. Apakah yang saudara ketahui tentang –oksidasi
asam lemak ?
4. Sebutkan dan jelaskan tahap-tahap dari –
oksidasi asam lemak !
5. Berapa mol ATP yang dihasilkan dari oksidasi
satu molekul asam palmitat ? Jelaskan dengan
perhitungannya !
6. Jelaskan reaksi yang terjadi pada –oksidasi asam
lemak rantai ganjil !
7. Berapa mol ATP yang dihasilkan dari oksidasi
satu molekul asam propionat ? Jelaskan dengan
perhitungannya !
61
METABOLISME
Yaitu nama serangkaian proses kimia yang terjadi di dalam
organisme hidup.
Proses tersebut ada 2 macam:
-ANABOLISME yaitu proses sintesis dari senyawa sederhana
menjadi senyawa komplek.
-KATABOLISME yaitu proses degradasi atau penyederhanaan
dari senyawa kompleks (KH,Lemak dan Protein) menjadi senyawa
sederhana (Glukosa, asam lemak dan as. Amino).
Salah satu hasil dari berbagai proses metabolisme berupa energi
yang digunakan untuk kerja mekanik dan kerja khemis seperti
sintesis karbohidrat, lemak dan protein.
Sebelum proses metabolisme, maka pakan dilakukan pencernaan.
Hasil akhir pencernaan karbohidrat pada hewan non ruminansia
utamanya adalah glukosa dan sebagian kecil galaktosa dan fruktosa.
Hasil tersebut kemudian diabsorpsi dan masuk vena porta
selanjutnya dibawa ke hati.
Pada hewan ruminansia utama karbohidrat di dalam rumen dipecah
menjadi as. Asetat, as. Propionat dan as. Butirat.
As. Butirat diubah menjadi BHBA (beta hidroksi butiric acid) waktu
melewati dinding rumen yang selanjutnya masuk vena porta.
As. Acetat waktu lewat dinding rumen tidak diubah dan langsung
masuk vena porta.
62
COO O COO
Fosfoenol piruvat Piruvat
-Di Tanaman :
Energi +CO2 +H2O fotosintesis Karbohidrat + CO2
ADP +Pi
O
CH3-C-S-CoA
O2
3.Sitokrom B
4.Sitokrom C1
5.Sitokrom C
6.Sitokrom A
-FOSFORILASI OKSIDATIF:
-OKSIDASI:
FOSFORILASI :
TAHAP :
O
2x(CH3-C--S-CoA+3NAD++FAD+HPO4= +ADP/GDP
2CO2+3NADH+FADH2 +ATP/GTP+CoA-SH)
--------------------------------------------------------------------------------
PROSES REAKSI:
I. Aktivasi asam palmitat :butuh 2 ATP = -2 ATP
Ternyata dari hasil oksidasi asam palmitat, energi bebas yang diubah
menjadi ATP : hanya 941,7 x100% =40,24%
2340
69
Precursor Karnitin
mensuplai rantai karbon untuk biosintesis asam amino (Cry et al., 1991 ). Owen et al.
(1996) menyatakan bahwa penambahan L-karnitin dalam pakan dapat memperbaiki ratio
pertambahan bobot badan/ pakan antara 10% sampai 15 persen.
Widiyastuti, dkk. (2005) menyatakan bahwa suplementasi L-Carnitine hinggga
level 25 ppm pada ransum itik Tegal dapat meningkatkan kinerja itik petelur.
Sudibya dkk.,(2007 ) dan (2009) serta (2010) menyatakan bahwa suplementasi L-
karnitin hingga level 50 ppm pada ransum kambing dan mencapai 250 ppm pada ransum
sapi perah dapat menurunkan kadar kolesterol pada daging kambing dan
aType equation here.ir susu sapi perah secara signifikan.
Type equation here. Sudibya dkk.,(2010) menyatakan bahwa suplementasi omega-3
terproteksi dan L-karnitin hingga level 250 ppm pada ransum sapi simental jantan ternyata
Peran Lemak
Montgomery et al. (1993) mengklasifikasi lemak dengan masing-masing fungsinya
antara lain :sebagai energi metabolik, blok pembangun lipid lain, modulator intrasel,
struktur membran, struktur lipoprotein, penyimpanan, pengangkutan vitamin, sintesis
glikoprotein dan lain-lain.
Asam lemak bebas dalam tubuh terikat dalam albumin, sementara kolesterol,
trigliserida dan fosfolipid ditranspor dalam bentuk kompleks lipoprotein. Kilomikron
terbentuk di mukosa usus selama absorpsi produk pencernaan lemak, merupakan senyawa
kompleks lipoprotein yang memasuki sirkulasi melalui pembuluh limfe. Banyak partikel
ini di dalam darah yang plasmanya tampak seperti susu (Ganong, 2002).
Lemak tak jenuh ganda berperan dalam penurunan kolesterol darah terdapat pada
minyak ikan tuna dan ikan lemuru.
Pola asupan lemak ideal yang disarankan Artemis Simopoulus dalam Supari (2002) adalah
kurang 30% dari seluruh kalori yang terdiri dari 60% mono unsaturated fatty acids, 10%
saturated fatty acids, dan sisanya polyunsaturated fatty acids, dengan imbangan lemak
omega 6 dan omega 3 adalah 4 dibanding 1.
sebelum dicampur pakan, lemak perlu diberi perlakuan. Salah satu cara memproteksi asam
lemak diantaranya dapat dilakukan dengan diikat pada ion logam yang dapat membentuk
garam asam lemak atau lebih dikenal sebagai sabun (Prayitno, 2001).
Lemak yang terdapat dalam pakan ruminansia adalah berupa lemak cair (lemak
tanaman) yang tersusun dari asam-asam lemak tak jenuh yaitu linoleat dan linolenat.
Proses hidrolisis lemak di dalam rumen penting tetapi yang menarik adalah adanya proses
hidrogenasi oleh mikroorganisme di dalam rumen dari asam lemak tak jenuh
menjadi asam lemak jenuh yaitu stearat. Sejumlah asam stearat dibentuk dari asam-asam
oleat, linoleat dan linolenat. Proses ini ada hubungannya dengan lemak tubuh ternak
ruminansia yang padat dan kaya akan asam lemak jenuh stearat tersebut. Sebagai contoh :
sapi mempunyai lemak tubuh yang padat (keras) daripada lemak tubuh kuda walaupun
diberi pakan yang sama. Proses hidrogenasi terjadi di dalam rumen, namun hasilnya tidak
dapat langsung diserap lewat dinding rumen. Baru sesudah berada di usus kecil hasil
hidrogenasi tersebut mengalami proses pencernaan selanjutnya (Prawirokusumo, 1994).
Gambaran kandungan asam lemak pada rumen ingesta (lebih jenuh)
ditampilkan pada penelitian ternak ruminansia yang diberi pakan clover pasture yang
susunan asam lemaknya banyak yang tidak jenuh. Ternyata pada rumen ingesta, asam
lemak tak jenuh telah mengalami hidrogenasi menjadi asam lemak jenuh.
VFA terdiri dari 65% asetat, 20% propionat, 10% butirat dan 5% valerat. VFA
tersedia bagi induk semang setelah diabsorbi ke dalam darah. (van Nevel, 1991). Kadar
VFA tergantung dari macam ransum dan waktu setelah makan (McDonald et al., 2002).
Sintesis protein mikroba yang optimal membutuhkan keseimbangan energi (VFA)
dan nitrogen dalm bentuk N-NH3. Produk hidrolisis protein sebagian besar akan
mengalami katabolisme lebih lanjut (deaminasi) sehingga dihasilkan amonia (NH3).
(Arora, 1989). NH3 merupakan produk utama deaminasi asam amino untuk memasok
sebagian besar N untuk pertumbuhan mikroba dan mengoptimalkan fermentasi hijauan
(Leng, 1990)
Konsentrasi amonia yang optimum untuk menunjang sintesis protein mikroba sebesar
50 mg/100ml (setara 3,57 mM/L) di dalam cairan rumen (Satter dan Slyter, 1974),
sedangkan untuk pertumbuhan mikroba rumen yang maksimal berkisar antara 4-12 mM
(Erwanto et al., 1993).
sedangkan ion Ca sendiri sangat diperlukan bagi ternak. Asam-asam lemak jenuh dan
tak jenuh dapat dipisahkan pada suhu nol sampai 5° C. Pada kondisi ini asam lemak jenuh
membentuk padatan, sedangkan asam lemak tak jenuh tetap cair. Uji coba produk sabun
asam lemak pada kelinci sampai dengan taraf 20 gram per kg pakan dapat meningkatkan
kadar asam lemak tak jenuh rantai panjang, asam lemak omega 3 dan 6, High Density
Lipoprotein (HDL), dan triglierida serum. Asam lemak omega 3 dan 6 diperlukan sebagai
precursor untuk pembentukan membran sel.
Sinclair et al., (2005) melaporkan bahwa pemberian alga laut dan proteksi minyak
ikan mengakibatkan penurunan biohidrogenasi dari C20:5(n-3) dan C22:6(n-3),
meningkatkan laju asam lemak dalam usus halus,meningkatkan konsentrasi asam lemak
plasma, dan potensial untuk memanipulasi komposisi asam lemak n-3 dari daging domba.
Asam lemak bebas rantai panjang tidak dikatabolisme dalam rumen. .Pada
ruminansia dalam masa produktif asupan bahan kering harian berkisar 2 – 4% berat
badan. Retensi bahan padat dalam rumen kurang lebih 40 jam, sedang untuk cairan
dalam rumen mempunyai waktu retensi hanya 10 jam. Retensi asam lemak dapat
mencapai 5 hari pada kondisi rumen yang an aerob (Bryan, 1979).
Pencernaan dan metabolisme lemak dalam rumen akan dihasilkan asam lemak
jenuh rantai panjang. Pemberian hijauan yang mengandung lemak 5 – 8% pada
hewan ruminansia, hanya separohnya yang dapat dimanfatkan hewan (Palmquist,
1988). Hidrolisis lemak dalam rumen akan dihasilkan asam lemk bebas yang
kemudian bergabung dengan partikel pakan (Haifood, 1978). Pada umunya asam
lemak asal tanaman adalah palmitat, oleat, linoleat dan linolenat. Asam lemak tak
jenuh asal tanaman tidak dapat diubah menjadi konjugat asam lemak. Reduksi asam
linoleat dihasilkan konjugat cis-9, trans 11 diena. Ikatan rangkap cis dapat direduksi
oleh mikroba rumen.
Kondisi pH duodenum domba 2,6 - 3 dan intestine 7. Digesti (pencernaan) dan
absorbsi lemak dari usus halus pada ruminansia dikemukakan oleh Nobel (1980)
bahwa lemak yang masuk (tiba) duodenum dalam bentuk asam lemak bebas yang
berasal dari pakan akan diabsorbsi sebagai partikel pakan dan lipid mikroba. Apabila
metabolisme lemak dalam ruminansia dibuat by pass, maka profil asam lemak dalam
jaringan adipose dapat mencerminkan profil asupan asam lemak asal pakan. Marchello
76
et al (1969) melaporkan pemberian 1kg alfalfa yang dicampur tepung jagung dan
bungkil biji kapas pada domba selama 139 hari ternyata pada lemak subcutan kaya
linoleat.
Peningkatan kepadatan energi persatuan berat (volume) bahan organik, dapat
untuk mengatasi rendahnya atau kekurangan asupan bahan kering harian. Peningkatan
kepadatan energi diantaranya dapat digunakan lemk yang banyak mengandung asam
lemak rantai panjang. Pemberian lemak (minyak) dalam keadaan bebas (tidak diikat
atau diproteksi) dapat menurunkan pencernaan serat dalam rumen. Penurunan semakin
tajam apabila lemak yang diberikan banyak mengandung asam lemak tak jenuh yang
dalam kondisi suhu rumen mudah mencair.
Setrategi bagaimana membuat (mengembangkan) produk pakan yang banyak
mengandung asam lemak yang mempunyai kecernaan tinggi, namun tidak
menimbulkan efek negative terhadap aktivitas (fungsi) mikroba rumen perlu dibuat
produk asam lemak yang dapat mencegah terbentuknya interaksi lemak dengan
mikroba rumen. Metabolisme lemak dalam ruminansia hamper sama dengan
metabolisme protein yaitu memanfaatkan protein yang dapat lolos degradasi dalam
rumen kemudian masuk usus halus.
Scott et al (1971) mengembangakan cara mengenkapsulasi lemak yang kaya
asam lemak tak jenuh menggunakan formaldehid. Cara pembuatannya adalah dengan
mencampur emulsi yang terdiri dari protein dan minyak dengan formaldehid. Protein
digunakan presipitat (endapan) kasein yang dicampur minyak pada kondisi pH 6,8
pada suhu 700 C. Emulsi yang terbentuk disemprotkan dalam spray dryer sambil
disemprotkan larutan formalin, sehingga terbentuk ikatan inter dan antar metilen yang
dihasilkan dari interaksi formaldehid dengan gugus amino pada protein kasein.
Produk yang dihsilkan ternyata dapat lolos dari degradasi mikroba dalam rumen.
Ikatan metilin bersifat reversible (dapat lepas kembali) pada kondisi asam. Protein
kasein yang lepas dapat dicerna dalam abomasums dan usus halus. Kasein dapat
membentuk matik dan menjerat lemak, ukuran matrik 10 - 20m.
Apabila lemak yang dienkapsulasi adalah minyak jagung kemidian diberikan
pada sapi perah sedang laktasi ternyatakandungan asam linolenat dalam susu
meningkat dari 4,2 % menjadi 20,7%. Metode ini ternyata terus dikembangkan
77
hingga saat ini. Minyak biji kapas dan kanola yang denkapsulasi (diproteksi)
kemudian pada sapi jantan, ternyta dapat meningkatkan kadar asam linoleat dan
linolenat pada jaringan adipose. Kemudian dicoba pada sapi perah laktasi dan
ternyata dapat meningkatkan kadar asam olet, stearat, linoleat dan linoleat pada susu
(Ashes et al, 1992).
Strategi untuk menurunkan kelarutan (pembentukan suspensi) asam lmak tak
jenuh rantai panjang dalam rumen, adalah dengan diubah (dibuat) menjadi sabun
kalsium. Ikatan antara kalsium bersifat riversibel (dapat lepas kembali) pada kondisi
asam. Namun sabun yang dihasilkan bersifat stabil (tidak mudah mencair atau terurai)
dalam cairan rumen yang mempunyai pH netral, namun ikatan Ca dan asam lemak
pada saat melewati abomasums yang mempunyai pH sangat asam akan lepas
menghasilan ion Ca dan asam lemak bebas dan selanjutnya masuk usus halus dan
diserap pada usus halus.. Pada saat masuk usus besar yang mempunyai pH netral
sisa ion Ca dan asam lemak tidak membentuk sabun kembali (Jenskin dan Palmquist,
1984)
Cara pembuatan sabun kalsium menurut Jenskisn dan Palmquest (1984) ada dua
tahap yaitu mula-mula lemak dihidrolisis dengan NaOH akan terbentuk garam natrium
asam lemak yang biasa disebut sabun. Sabun terbentuk ditambah larutan kalsium
klorida (CaCl2) jenuh maka akan terbentuk endapan (presipitat) sabun kalsium. Air
dibuang dan sabun kalsium yang terbentuk dikeringkan. Gumpalan sabun kalsium
yang dihasilkan dihancurkan dengan martil agar mudah dicampur pakan.
Pada percobaan pemberin lemak padat (tallow) asal hewan dan lemak yang
dibuat sabun kalsium pada sapi. Pada yang diberi lemak tallow pencegahan penurunan
degradasi lemak dari 52% menjadi 44,9%, sedangkan yang diberi lemak yang dibuat
sabun pencernaan serat dalam rumen tetap normal (tidak ada gangguan).
Metode pemberian sabun efektif untuk suplementasi energi, karena kondisi fermentasi
dalam rumen tetap norml (tak terganggu) dan kecernaan asam lemak juga tinggi
(Jenskisn dan Palmquest ,1984)
Soeparno (1994) menjelaskan bahwa glukosa merupakan sumber asetil KoA utama
yang digunakan untuk sintesis asam lemak. Glukosa diubah menjadi piruvat dalam
sitoplasma. Piruvat memasuki mitokondria, disini diubah menjadi asetil KoA oleh kerja
78
kompleks enzim dehidrogenase piruvat. Tubuh dapat mensintesis asam lemak dari asetil
KoA yang berasal dari substrat non lipid. Jalur ini menghasilkan asam lemak jenuh,
sebagian besar adalah asam palmitat
Asam lemak omega-3 dan kesehatan manusia
Senyawa eikosanoat adalah turunan dari asam lemak dengan berbagai fungsi
menyerupai hormone yang banyak dibutuhkan oleh berbagai jaringan tubuh vertebrata.
Asam lemak eikosanoat sangat berperan pada fungsi organ reproduksi, proses (reaksi)
terjadinya inflamasi, mengatur timbul dan tidaknya demam tubuh (fever), rasa nyeri
akibat luka atau sakit kepala, mengatur kondisi darah menjadi encer dan beku
(pembekuan darah), mengatur tekanan darah dan sekresi asam dalam lambung serta
berbagai proses yang berkaitan dengan masalah kesehatan dan timbulnya penyakit pada
manusia. Asam lemak eikosanoat adalah turunan dari asam lemak tak jenuh ganda (asam
lemak dengan 20 atom karbon) yaitu asam arakhidonat (C 20:n: -:4-5,8,11,14). Termasuk
turunan ekosanoat adalah prostaglandin, tromboksan dan leukotrien. Dua kelompok
prostaglandin yaitu PGE (larut dalam eter) dan PGF (larut dalam buffer posfat). Hormon
PGE meliputi PGE1, PGE2 dan seterusnya. Hasil berbagai penelitian kemudian diketahui
bahwa prostaglandin bekerja pada berbagai jaringan untuk mengatur sintesis molekul
penyampai pesan (messenger) antar sel yaitu 3’, 5’ –Cyclic AMP (cAMP). Karena cAMP
memperantarai kerja berbagai hormone, maka cakupan kerja prostaglandin adalah pada
berbagai fungsi seluler dan jaringan yang sangat luas. Beberapa prostaglandin dapat
memicu timbulnya kontraksi pada otot uterus pada saat menstruasi, mengatur aliran darah
ke organ spesifik, siklus tidur serta tingi dan rendahnya respon jaringan terhadap
hormone epineprin dan glukagon. Prostaglandin juga dapat memicu naiknya suhu tubuh
yang dapat menimbulkan rasa kedinginan (menggigil) serta inflamasi yang dapat
menimbulkan rasa nyeri (Lehninger et al, 1993).
Tromboksan yang juga disebut trombosit pertama kali ditemukan (diisolasi) dari
platelet darah. Tromboksan diproduksi oleh platelet darah yang berfungsi untuk
pembekuan darah guna menurunkan atau menghentikan aliran darah disekitar bekuan
darah. Leukotrien pertama kali ditemukan dalam sel darah putih (leukosit) dan
diketahui berfungsi sebagai sinyal biologi yang dapat merangsang kontraksi otot paru-
paru. Produksi leukotrien yang berlebihan dapat memicu kontraksi otot paru-paru yang
79
kuat sehingga menimbulkan sesak napas dan atau serangan asma. Platelet activating
factor adalah senyawa yang dihasilkan oleh basofil dan aktivitasnya menyerupai sel
yaitu berfungsi untuk merangsang agregasi platelet dan melepaskan serotonin dari
platelet yang kemudian mempengaruhi (menstimulir) hati, otot halus, jantung, uterius,
paru-paru yang punya peranan penting terhadap timbulnya imflamasi (peradangan)
dan respon terhadap timbulnya alergi (Lehninger et al, 1993)
Asam linolenat, linoleat, EPA dan DHA merupakan asam lemak esensial yang
tidak dapat disintesis dalam tubuh manusia, sehingga harus selalu disuplai melalui
makanan yang dikonsumsi setiap hari. Apabila yang dikonsumsi banyak mengandung
asam linoleat maka dalam tubuh akan dikonversi menjadi dihomo-gama-linoleat, asam
arakhidonat dan eicosapentaenoat. Ketiganya merupakan precursor untuk sintesis
hormon-hormon turunan prostaglandin, tromboksan, prostasiklin, leukotriens dan lipoksin
(Sinclair. 1993). Macam hormon ini meliputi prostaglandin E2 (PGE2), Tromboxan A2
(TXA2) dan Prostasiklin I2 (PGI2) dan Leukotrien B4 (LTB4). Turunan prostaglandin ini
adalah yang mengatur proses pembekuan darah, kuat atau lemahnya kontraksi otot jantung
, peradangan sendi (inflamasi), serangan asma serta adanya reaksi tubuh menggigil yang
merupakan gejala awal serangan atheroklerosis (tekanan darah tinggi dan penyakit jantung
koroner) serta serangan stroke. Akan tetapi asam lemak EPA dan DHA merupakan
prekursor untuk sintesis PGE3, TXA3, PGI3, TXA5 dan LTB5 yang bersifat sebagai anti
pembekuan darah, anti inflamasi (peradangan), anti atherosklerosis, anticarsinogen dan
penyakit-penyakit lainnya yang diakibatkan adanya penyempitan pembuluh darah,
agregasi platelet dan trombosis (Sinclair, 1993).
Septiana dkk., (1997) menyatakan bahwa kandungan lemak daging dan domba
segar dan setelah diolah (sate) terjadi perbedaan yang sangat nyata. Selanjutnya dinyatakan
bahwa pengurangan kadar lemak dipengaruhi oleh tingkat kejenuhan asam lemak
penyusunnya. Tingkat kejenuhan asam lemak juga berpengaruh pula pada pembentukan
produk oksidasi lemak seperti peroksida dan malonaldehid.
Peroksida atau hidroperoksida adalah senyawa yang mengawali autooksidasi
.Autooksidasi merupakan oksidasi lemak yang dapat berlangsung terus menerus setelah
terbentuknya radikal bebas (Trangggono, 1986). Kadar peroksida (hidroperoksida) dapat
80
Angka peroksida pada daging kambing segar berbeda dengan daging yang diolah
(sate) masing-masing sebesar 0,145 miliequivalen dan 0,165 miliequivalen (Septiana dkk,
1997).
Menurut Trangggono ( 1986) Kadar malonaldehid adalah juga hasil dari produk
oksidasi lemak. Selanjutnya dinyatakan malonaldehid merupakan hasil pemecahan
peroksida siklis segilima yang penting dari asam linolenat. Untuk menentukan kadar
malonaldehid dapat dilakukan uji TBA (asam thiobarbiturat)
Menururt Septiana dkk., (1997) angka TBA pada daging kambing segar berbeda
sangat nyata dengan daging yang diolah (sate) masing-masing 1,80 mg/kg minyak dan 2,47
mg/kg minyak
81