Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi
besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.. Dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan, seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan
keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian sampai dengan
evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai dengan sistem
pendokumentasian yang baik.
Dokumentasi keperawatan adalah bagian yang penting dari dokumentasi
klinis. Namun pada realitanya dilapangan, asuhan keperawatan yang
dilakukan masih bersifat manual dan konvensional, belum disertai dengan
sistem /perangkat tekonologi yang memadai. Contohnya dalam hal
pendokumentasian asuhan keperawatan masih manual, sehingga perawat
mempunyai potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian dalam
praktek.
Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka
sangat dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian
asuhan yang lebih canggih dengan memanfaatkan perkembangan tehnologi
informasi. Pendokumentasian keperawatan dengan menggunakan komputer
diharapkan akan membantu meningkatkan dokumentasi keperawatan yang
berkwalitas.Dengan adanya teknologi ini, proses pendokumentasian menjadi
lebih efisien dan lebih cepat. Selain itu, sistem ini memberi kemudahan
kepada perawat dalam menginput data-data klien. Hal yang terpenting adalah,
penggunaan teknologi ini mampu memberikan waktu kepada perawat berada
disamping pasien sehingga akan terjalin hubungan terapeutik.
Sistem komputerisasi sudah mulai dikembangkan di Indonesia. Berbagai
rumah sakit di Indonesia pun telah berencana dan mengaplikasikan
pendokumentasian ini secara bertahap. Secara langsung sistem ini tentunya
memberikan keuntungan dalam penyimpanan data atau rekam medik dalam
jangka waktu yang relatif lama.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa Definisi Dokumentasi Elektronik dan Manual ?
2. Apa saja Manfaat dari Dokumentasi Elektronik dan Manual ?
3. Bagaimana Cara Kerja Dokumentasi Elektronik?
4. Apa Saja Kelebihan Internasional Clasification For Nursing Practice
(ICNP)?
5. Bagaimana Teknik Sistem Dokumentasi Keperawatan secara Manual?
6. Apa saja Prinsip – Prinsip Dokumentasi secara Manual?
7. Bagaimana Peran Perawat dalam Dokumentasi secara Elektronik?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk Mengetahui Defini dari Dokumentasi Elektronik dan Manual .
2. Untuk Mengethui Manfaat dari Dokumentasi Elektronik dan Manual .
3. Untuk Mengetahui Cara Kerja Dokumentasi Elektronik.
4. Untuk Mengetahui Kelebihan dari Internasional Clasification For Nursing
Practice (ICNP)
5. Untuk Mengetahui Teknik Sistem Dokumentasi Keperawatan secara
Manual.
6. Untuk Mengetahui Prinsip – Prinsip Dokumentasi secara Manual.
7. Untuk Mengetahui Peran Perawat dalam Dokumentasi secara Elektronik.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI DOKUMENTASI ELEKTRONIK DAN MANUAL

2
Potter (2005) mendefenisikan dokumentasi sebagai segala sesuatu yang
tercetak atau tertulis yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi
individu yang berwenang . Dokumentasi keperawatan juga merupakan salah satu
bentuk upaya membina dan mempertahankan akontabilitas perawat dan
keperawatan (Webster New World Dictionary dalam Marelli (1996). Pelaksanaan
dokumentasi proses keperawatan juga sebagai salah satu alat ukur untuk
mengetahui, memantau dan menyimpulkan suatu pelayanan asuhan keperawatan
yang diselenggarakan di rumah sakit (Fisbach, 1991).

Dokumentasi asuhan dalam pelayanan keperawatan adalah bagian dari


kegiatan yang harus dikerjakan oleh perawat setelah memberi asuhan kepada
pasien dalam bentuk laporan yang ditulis tangan. Dokumentasi merupakan suatu
informasi lengkap meliputi status kesehatan pasien, kebutuhan pasien, kegiatan
asuhan keperawatan serta respons pasien terhadap asuhan yang diterimanya.
Dengan demikian dokumentasi keperawatan mempunyai porsi yang besar dari
catatan klinis pasien yang menginformasikan faktor tertentu atau situasi yang
terjadi selama asuhan dilaksanakan. Disamping itu catatan juga dapat sebagai
wahana komunikasi dan koordinasi antar profesi (Interdisipliner) yang dapat
dipergunakan untuk mengungkap suatu fakta aktual untuk
dipertanggungjawabkan. Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan bagian
integral dari asuhan keperawatan yang dilaksanakan sesuai standar.

Dokumentasi Keperawatan Elektronik (Komputerisasi) adalah suatu


modul keperawatan yang dikombinasikan dengan sistem komputer rumah sakit ke
staf perawat. Dengan sistem yang terkomputerisasi ini perawat dapat melakukan
akses ke laboratorium, radiologi, fisioterapi, dan disiplin yang lain, seperti ahli
gizi, fisioterapi, dan, occupational therapies. Dengan sistem ini perawat lebih
dapat menghemat waktu dan perawat akan lebih sering berada di samping pasien.
Dengan dokumentasi yang terkomputerisasi ini pencatatan dapat dilakukan
dengan lebih lengkap dan akurat.

Pendokumentasian keperawatan yang tertulis (paper-based documentation)


saat ini dilaporkan mutunya sangat rendah dan ini juga berdampak terhadap

3
penerimaan publik termasuk profesi kesehatan yang lain terhadap profesinalisasi
keperawatan di Indonesia. Perawat yang menyatakan alasan terhadap dokumentasi
yang kurang akurat dan kurang lengkap dihubungkan dengan permasalahan
seperti kekurangan staf, sensus yang tinggi, lembur kerja, dan juga kurangya
pengetahuan tentang apa yang dituliskan dalam dokumentasi.

Dengan demikian pemahaman dan ketrampilan dalam menerapkan standar


dengan baik merupakan suatu hal yang mutlak bagi setiap tenaga keperawatan
agar mampu membuat dokumentasi keperawatan secara baik dan benar.

Catatan pasien merupakan suatu dokumen yang legal, dari status sehat
sakit pasien pada saat lampau, sekarang, dalam bentuk tulisan maupun elektronik,
yang menggambarkan asuhan keperawatan yang diberikan. Umumnya catatan
pasien berisi informasi yang mengidentifikasi masalah, diagnosa keperawatan dan
medik, respons pasien terhadap asuhan keperawatan yang diberikan dan respons
terhadap pengobatan serta berisi beberapa rencana untuk intervensi lebih lanjutan.
Keberadaan dokumentasi baik berbentuk catatan maupun elektronik akan sangat
membantu komunikasi antara sesama perawat maupun disiplin ilmu lain dalam
rencana pengobatan.

Pendokumentasian dilakukan setelah pelaksanaan setiap tahap proses


keperawatan dilakukan dan disesuaikan urutan waktu. Adapun manfaat dari
pendokumentasian diantaranya sebagai alat komunikasi antar anggota tim
kesehatan lainnya, sebagai dokumen resmi dalam sistem pelayanan kesehatan,
sebagai alat pertanggung jawaban dan pertanggung gugatan asuhan keperawatan
yang diberikan pada pasien (Effendi, 1995).

Dokumentasi Keperawatan merupakan pernyataan dari kejadian atau


aktivitas yang otentik dengan mempertahankan catatan-catatan yang tertulis

2.2 MANFAAT DOKUMENTASI ELEKTRONIK DAN MANUAL


2.2.1 Manfaat Dokumentasi Keperawatan Secara Manual

Adapun manfaat dokumentasi keperawatan secara manual menurut Allen


(1998) antara lain:

4
1. Sebagai wahana komunikasi antar tim keperawatan dan dengan tim
kesehatan lain
2. Sebagai bagian yang permanen dari rekaman medik.
3. Sebagian dokumen yang legal dan dapat diterima di pengadilan. Tueng
(1996) menambahkan, dengan:
a. Untuk menghindari pemutarbalikan fakta.
b.Untuk mencegah kehilangan informasi.
c. Agar dapat dipelajari perawat lain.
2.2.2 Manfaat Dokumentasi Keperawatan Secara Elektronik
Suatu studi idiselenggarakan di University medical center Heidelberg
selama 18 bulan . Hasil dari studi menunjukkan adanya suatu peningkatan
yang penting tentang kwantitas dan kwalitas dokumentasi . Aspek positif
meliputi kelengkapan dari dokumentasi keperawatan , aspek yang formal dan
peningkatan kwalitas hubungan antar perawat. Aspek yang negatif adalah
berkaitan dengan contens dari rencana keperawatan (Cornelia,et all ,2007).

Electronik health Record dilaporkan memiliki manfaat sebagai berikut yaitu :

 Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan


 Tidak perlu gudang yang besar dalam penyimpanan arsip
 Penyimpanan data (Record )pasien menjadi lebih lama
 EHR yang dirancang dengan baik akan mendukung ototnomi yang
dapat dipertanggung jawabkan
 Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat
membantu dalam pengambilan keputusan yang cepat juga.
 Meningkatkan produktivitas bekerja
 Mengurangi kesalahan dalam menginterprestasikan pencatatan.

Gurley L, Advantages and Disadvantages of the Electronic Medical


Record , Sedangkan menurut Holmas (2003, dalam Sitorus 2006) terdapat
beberapa keuntungan utama dari dokumentasi berbasis komputer yaitu:

a. Standarisasi, terdapat pelaporan data klinik yang standar yang mudah


dan cepat diketahui

5
b. Kualitas, meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus
meningkatkan waktu perawat berfokus pada pemberian asuhan
c. Accessibility & legibility, mudah membaca dan mendapat informasi
klinik tentang semua pasien dan suatu lokasi

Melihat banyaknya manfaat dan keuntungan yang diberikan dari


pendokumentasian asuhan keperawatan yang terkomputerisasi ini tentunya
merupakan tantangan yang besar bagi dunia keperawatan di Indonesia.
Perkembangan pemanfaatan tehnologi computer khususnya dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan di Indonesia sampai saat ini masih
sangat minim. Sampai saat ini sebagian kecil rumah sakit telah menggunakan
dokumentasi proses keperawatan berbasis komputer namun hasil evaluasi
terhadap keberhasilan tersebut belum disosialisasikan secara global.

Sebelum suatu instansi rumah sakit menggunakan pendokumentasian


keperawatan yang terkomputerisasi ini ada beberapa hal yang perlu
dipersiapkan, tidak hanya berkaitan dengan penyediaan hardware dan
software computer itu sendiri, tetapi yang lebih dipentingkan adalah
kemampuan perawat dalam menggunakan tehnologi informasi ini. Sebuah
studi di Medical Center Taiwan menunjukkan bahwa permasalahan perawat
yang menggunakan system informasi keperawatan adalah pelatihan yang
tidak cukup, perhatian terhadap keamanan data, stress karena adanya
tambahan beban kerja , kerjasama antar disiplin rendah. Peneliti mengusulkan
adanya pelatihan yang cukup bagi perawat dalam penggunaan system ini,
membuat alur kerja dan meningkatkan komunikasi interdisiplin.. (Ting Ting
Lee ,2007)

Di Indonesia masih bervariasinya tingkat pendidikan dan pengetahuan


perawat terhadap contens (isi) dari dokumentas keperawatan masih
merupakan problem yang belum terpecahkan. Untuk menghadapi masalah ini
mungkin perlu ada terobosan-terobosan dari organisasi profesi perawat
bekerjasama dengan institusi pelyanan kesehatan untuk dapat mempersiapkan
hal-hal sebagai berikut :

6
 Perlu adanya peningkatan pengetahuan terhadap dokumentasi asuhan
keperawatan
 Perlu adanya pelatihan dalam penggunaan computer terutama berkaitan
dengan tehnis pencatatan dan software yang digunakan.
 Perlunya kerja sama dengan pihak luar (swasta) terutama bagi rumah
sakit pemerintah dalam hal penyediaan computer.

2.3 CARA KERJA DOKUMENTASI ELEKTRONIK

Dokumentasi dengan sistem informasi International Clasification for


Nursing Practice (ICPN) menggunakan Windows 2000 dan dirancang dengan
sedemikian rupa kusus untuk dokumentasi keperawatan. Didalamnya aplikasi
dokumentasi terdapat kata kunci pencarian menggunakan bahasa korea dan
inggris. Tampilannya pun juga ada macam-macam yaitu menu pencarian,
klasifikasi, manajenen, feedback, user dan menu administrator. Cara kerja ICNP
juga hampir sama dengan dokumentasi lainnya yang berbasis komputerisasi.
Sistem ini dirancang dengan membuat kumpulan kata menggunakan sumbu ICNP
dan untuk menentukan hubungan tiap konsep, artinya langkah-langkah asuhan
keperawatannya berurutan mulai dari pengkajian-diagnosa-intervensi-
implementasi-evaluasi. Setelah askep selesai, harus disimpan di komputerisasi
sebagai bukti legal telah menjalankan asuhan keperawatan kepada klien. Berikut
adalah cara pengoperasiannya. Langkah-langkah yang harus dijalankan, antara
lain:

1. Hidupkan computer sesuai prosedur


2. Buka aplikasi ICNP yang sudah di install dan di setting sedemikian rupa
3. Persiapkan pasien yang sudah siap untuk dilakukan asuhan keperawatan
4. Mulai pengkajian dengan menanyakan apa masalahnya, setelah
mendapatkan masalah itu. Misal mendapat penyakit DM
5. Kemudian langsung klik pada kanan atas Pencarian, ketik “penyakit
Diabetes militus"
6. Setelah itu akan muncul soft file pengisian table untuk penyakit DM mulai
dari pengkajian-evaluasi
7. Kemudian check kembali pengisian, untuk memastikan benar dan tepat;

7
8. Setelah itu simpan data yang telah dilakukan tadi, sebagai bukti legal
telahmendokumentasikan keperawatan terhadap klien
9. Selanjutnya memberi salam kepada klien atas kesediaanya untuk di kaji.

2.4 KELEBIHAN INTERNATIONAL CLASIFICATION FOR NURSING


PRACTICE (ICNP)

Penggunaan sistem informasi dengan International Clasification for


Nursing Practice (ICNP) dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan yang
telah dilakukan pada klien ini memberikan beberapa manfaat bagi perawat dan
juga klien. Secara keseluruhan dokumentasi keperawatan menggunakan komputer
memberikan kepuasan pada perawat. Kepuasan ini dikarenakan penggunaan
komputer lebih mudah dibandingkan dengan kertas untuk dokumentasi.
Berdasarkan hasil survey, kemampuan perawat untuk mengakses sistem informasi
berkelanjutan, kemampuan untuk mengakses informasi jarak jauh, dan
kemampuan untuk melihat perbaharuan informasi dari sistem dokumentasi
elektronik ini menunjukkan 96% partisipan menyetujui penggunaan sistem
dokumentasi elektronik untuk kesinambungan kerja perawat sehari-hari.

Dari segi waktu, proses penggunaan ICNP ini dapat berjalan cepat.
Keinginan setiap perawat adalah mencari cara agar waktu bersama pasien dapat
berlangsung lebih lama tetapi pendokumentasian juga tetap dapat berjalan dengan
baik. Perawat biasanya mengambil sebagian waktu yang seharusnya digunakan
untuk merawat klien dengan menulis pendokumentasian keperawatan. Dengan
adanya ICNP, diharapkan perawat dapat meluangkan waktunya lebih banyak pada
klien.

Efisiensi waktu juga dapat dilihat dari penggunaan kata-kata atau kalimat
yang harus di input dalam sistem untuk dokumentasi dapat diakses dengan mudah
karena sebagian besar sudah disimpan dalam server. Kemudahan ini dapat
membuat perawat lebih cepat menyelesaikan catatan keperawatannya dengan
copy-paste atau dengan melakukan check-list pada menu yang disediakan.
Perawat juga dapat memilih kalimat yang pernah dituliskan sebelumnya dan

8
mengganti bagian yang diperlukan. Apabila diperlukan, perawat juga dapat
menambahkan informasi rinci berupa teks bebas.

Dari komponen yang ada pada dokumentasi dengan kertas dan


dokumentasi dengan ICNP juga tidak berbeda. ICNP ini juga berisi status
kesehatan pasien dan tindakan keperawatan yang dilakukan. Hal ini akan
memudahkan perawat untuk menuliskan kondisi dan membandingkan kondisi
dengan hasil pemeriksaan penunjang lainnya. ICNP akan memudahkan
dibandingkan dengan menulis di kertas, karena layar pada sistem aplikasi ini
dapat menunjukan catatan keperawatan pasien yang dipilih dari tanggal masuk
sampai tiga tampilan ringkasan masalah pasien, tabel ringkasan tindakan
keperawatan dan catatan keperawatan lainnya.

Rekam medis pasien akan tersaji dengan lengkap pada ICNP, sehingga hal
ini dapat menghemat tempat penyimpanan rekam medis di instansi rumah sakit
yang biasanya membutuhkan banyak lemari. Pencarian rekam medis pun juga
dinilai lebih cepat dan mudah dikarenakan perawat hanya tinggal memasukkan
nama dan nomer registrasi ke dalam ICNP. Perawat juga dapat mencari informasi
yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan penting bagi pasien, sehingga
dapat mengurangi kejadianmedication error.

Dari sudut pandang instansi rumah sakit, dengan penggunaan ICNP ini
juga memberikan efek yang positif. Penerapan sistem informasi ini secara
komprehensif dapat membantu organisasi dengan meningkatkan proses
pendokumentasian, mengurangi biaya operasional, meningkatkan pendapatan, dan
meningkatkan kepuasan pengguna teknologi informasi. Manfaat yang disebutkan
diatas, ternyata memang telah dikuatkan berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan. Pabst, Scherubel, dan Minnick melaporkan bahwa dokumentasi
elektronik dapat menghemat waktu. Saarinen dan Aho melaporkan bahwa
peningkatan dalam pendokumentasian dengan sistem elektronik akan
meningkatkan waktu perawat bersama pasien. Penelitian Detwiller menunjukkan
bahwa perawat merasa nyaman menggunakan sistem dokumentasi elektronik.

9
Kekurangan Dalam jurnal telah di sebutkan bahwa kekurangan dalam penggunaan
dokumentasi dengan ICNP, yaitu:

1. Dibutuhkan kesiapan dan motivasi perawat dalam penggunaan ICNP,


sedangkan saat ini masih ada perawat yg menggunakan dokumentasi
dengan kertas, sehingga penggunaan ICNP tisak maksimal, dan
penerimaan masing-masing perawat terhadap icpn masih berbeda.
2. Hasil penelitian evaluasi sistem ini menunjukan bahwa sistem ini
mendukung untuk penyimpanan data namun kurang mendukung dalam
komunikasi dan kerja sama antar petugas kesehatan.
3. Fasilitator yang mungkin akan kurang memahami proses keperawatan,
sehingga dapat menghambat pemahaman mngenai penggunaan sistem
tersebut
4. Sering terpaparnya perawat pada radiasi dari sistem yang digunakan
sehingga mempengaruhi kesehatannya.

2.5 TEKNIK SISTEM DOKUMENTASI KEPERAWATAN SECARA


MANUAL

Sistem pencatatan keperawatan secara manual dapat mempergunakan


bermacam-macam tipe format (Allen, 1998):

1. Lembar pengkajian
Lembar pengkajian dengan jelas menggambarkan data-data yang perlu
dikurnpulkan, perawat tinggal mengisi data sesuai dengan yang tercantum
dalam lembar pengkajian

2. Catatan perawat berbentuk narasi


Deskripsi informasi klien dalam bentuk naratif:
a. Catatan bentuk SOAP
Pencatatan SOAP digunakan dengan catatan medik yang
berorientasi pada masalah klien (Problem Oriented Medical Record)
yang menggambarkan kemajuan klien yang terus menerus ke arah
resolusi masalah. Pencatatan SOAP terdiri dari empat bagian, yaitu data
subyektif, data obyektif, analisis data dan rencana. Data subyektif
ditulis dalam tanda kutip tentang keluhan klien yang dicatat yaitu data

10
yang dapat dilihat, didengar dan dirasa oleh perawat, analisis dilakukan
mengintepretasikan data subyektif dan obyektif, kemajuan kearah
diagnosa keperawatan yang dicatat. Planning dilakukan dengan
mencatat rencana untuk mengatasi masalah yang dianalisa.
b. Catatan Fokus
Perawat mencatat masalah berfokus pada masalah yang spesifik
yang terdiri dari komponen diagnosa keperawatan, data subyektif dan
obyektif yang mendukung, tindakan keperawatan, respon klien terhadap
intervensi keperawatan dan penyuluhan.
c. Grafik dan Flow sheet
Catatan flow sheet dan grafik menggambarkan data berulang klien
yang harus senantiasa dipantau oleh perawat, seperti nadi, tekanan
darah, obat-obatan, masukan dan pengeluaran. Pelayanan
keperawatan/kebidanan merupakan pelayanan profesional dari
pelayanan kesehatan yang tersedia selama 24 jam secara berkelanjutan
selama masa perawatan pasien. Dengan demikian, pelayanan
keperawatan dan kebidanan memegang peranan penting dalam upaya
menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit dan
puskesmas. Dokumentasi keperawatan dan kebidanan tidak hanya
merupakan dokumen sah tapi juga instrumen untuk melindungi para
pasien, perawat dan bidan secara sah, oleh karena itu, perawat/bidan
diharapkan dapat bekerja sesuai dengan standar profesional.
2.6 PRINSIP – PRINSIP DOKUMENTASI MANUAL

Prinsip-prinsip dokumentasi keperawatan manual menurut AIlen (1998),


yaitu:
1. Tersedia format untuk dokumentasi.
2. Dokumentasi dilakukan oleh orang yang melakukan tindakan atau
mengobservasi langsung.
3. Dokumentasi dibuat segera setelah melakukan tindakan.
4. Catatan dibuat kronologis.
5. Penulisan singkatan dilakukan secara umum.
6. Mencantumkan tanggal, waktu tanda tangan, dan inisial penulis.

11
7. Dokumentasi akurat, benar, komplit jelas, dapat dibaca dan ditulis
dengan tinta.
8. Tidak dibenarkan menghapus tulisan pada catatan menggunakan tip-ex.
penghapus tinta atau bahan lainnya.

2.7 PERAN PERAWAT DALAM DOKUMENTASI SECARA


ELEKTRONIK
Peran perawat sebagai pelaksana asuhan keperawatan dapat dilakukan
perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang
dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan
proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa
direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat
kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat
perkembangannya. Dalam hal ini bagi perawat untuk menentukan diagnose
keperawatan sudah dibantu oleh ICPN di mana di dalam servernya sudah ada
diagnose dan beberapa batasan karakteristik terkait yang dapat memudahkan
perawat dalam proses pendokumentasian.Sebagai peneliti dan pengembangan
di bidang keperawatan, perawat diharapkan mampu mengidentifikasi masalah
penelitian, menerapkan prinsip dan metode penelitian, serta memanfaatkan
hasil penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan
pendidikan keperawatan.
Penelitian dalam bidang keperawatan berperan dalam mengurangi
kesenjangan penguasaan teknologi di bidang kesehatan, karena temuan
penelitian lebih memungkinkan terjadinya transformasi ilmu pengetahuan dan
teknologi, selain itu penting dalam memperkokoh upaya menetapkan dan
memajukan profesi keperawatan. Dalam hal ini perawat bisa mengembangkan
penelitian mengenai penerapan ICPN sebagai wadah untuk membantu proses
pendokumentasian secara global.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Dokumentasi Keperawatan Elektronik (Komputerisasi) adalah suatu modul


keperawatan yang dikombinasikan dengan sistem komputer rumah sakit ke staf
perawat. manfaat Dokumentasi Elektronik adalah sebagai berikut yaitu :

13
Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan, Tidak perlu gudang
yang besar dalam penyimpanan arsip, Penyimpanan data (Record )pasien
menjadi lebih lama, EHR yang dirancang dengan baik akan mendukung ototnomi
yang dapat dipertanggung jawabkan, Membantu dalam mencari informasi yang
cepat sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang cepat juga.,
Meningkatkan produktivitas bekerja dan Mengurangi kesalahan dalam
menginterprestasikan pencatatan . Sedangkan Manfaat Dokumentasi secara
Manual yakni : Sebagai wahana komunikasi antar tim keperawatan dan dengan
tim kesehatan lain,Sebagai bagian yang permanen dari rekaman medik.dan
Sebagian dokumen yang legal dan dapat diterima di pengadilan. Penggunaan
sistem informasi dengan International Clasification for Nursing Practice (ICNP)
dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan memberikan manfaat bagi
perawat dan klien yaitu dapat memberikan efisiensi waktu sehingga
pendokumentasian akan berlangsung cepat, menghemat biaya pengeluaran kertas
untuk pendokumentasian dan menghemat tempat untuk data rekam medis pasien.

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L. J. 1999. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan : Diagnosa
Keperawatan dan Masalah Kolaboratif., EGC. Jakarta.
Cashman, Shelly. 2011. Discovering Computers: Menjelajah Dunia Komputer
Fundamental, Edisi 3. Jakarta: Salemba Infotek.
Cornelia,et all (2007). Effects of a Computer-based Nursing Documentation
System on the Quality of Nursing Documentation, diakses pada tanggal
18 maret 2008dari
http://www.ingentaconnect.com/content/klu/joms/2007/00000031/000000
04/00009065,

14
Kristiina Häyrinena, J. L., Kaija Saranto. 2010. Evaluation Of Electronic Nursing
Documentation—Nursing Process Model And Standardized Terminologies As
Keys To Visible And Transparent Nursing.
Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba medika.
Potter Patricia.(2005). Buku Ajar Fundamental keperawatan. EGC.
Jakarta
Yezi Widya Sadyieh.Sistem Pendokumentasian
Elektronik.2014.http://yeshiwidya1052.blogspot.co.id/2014/04/siste-
pendokumentasian-elektronik_23.html.diakses pada tanggal 12
November 2015.pukul 15.50

15

Anda mungkin juga menyukai