TM 9 (2) Askep Picu
TM 9 (2) Askep Picu
PSIKIATRI DAN
ASUHAN KEPERAWATAN
DI UNIT PERAWATAN INTENSIF PSIKIATRI
(UPIP)
By.
Dr. RIZKI FITRYASARI PK, SKep.Ns.M.Kep
1. Pengkajian
Pengkajian pada pasien perilaku kekerasan di ruang UPIP dengan menggunakan rentang
skore 1 – 30 skala Repon Umum Fungsi Adaptaf (RUFA ) dimana pengkajian tersebut
terbagi dalam 3 kelompok berdasarkan skala RUFA yaitu :
a. Tindakan Keperawatan
1) Tujuan :
Pasien tidak membahayakan dirinya, orang lain dan lingkungan
2) Tindakan:
(1) Komunikasi terapeutik
Bicara dengan tenang
Vokal jelas dan nada suara tegas
Intonasi rendah
Gerakkan tidak tergesa-gesa
Pertahankan posisi tubuh
Jaga jarak 1 – 3 langkah dari klien
(2) Siapkan lingkungan yang aman
Lingkungan tenang
Tidak ada barang-barang yang berbahaya atau singkirkan
semua benda yang membahayakan
(3) Kolaborasi
Ukur tanda vital : tekanan darah, Nadi, Suhu,
Jelaskan secara singkat pada pasien tentang tindakan
kolaborasi yang akan di lakukan
Berikan obat-obatan sesuai standar medik seperti transquiliser
sesuai program terapi (Pengobatan dapat berupa suntikan
valium 10 mg IM/IV 3 – 4 x I amp / hari dan suntikan
Haloperidol ( Serenace ) 5 mg, 3- 4 x 1amp / hari )
Pantau keefektifan obat-obatan dan efek sampingnya
(4) Observasi pasien setiap 15 menit sekali, catat adanya peningkatan
atau penurunan perilaku ( yang harus di perhatikan oleh perawat
terkait dengan perilaku, verbal, emosi, dan fisik )
(5) Jika perilaku pasien tidak terkendali dan semakin tidak terkontrol,
terus mencoba melukai dirinya sendiri, orang lain dan merusak
lingkungan maka dapat dilakukan tindakan pembatasan gerak, jika
perilaku masih tidak terkendali dapat dilakukan pengekangan dan
tindakan pengekangan merupakan tindakan akhir yang dapat
dilakukan.
(6) Tindakan pembatasan gerak / pengekangan
Jelaskan tindakan yang akan dilakukan , bukan sebagai
hukuman tapi untuk mengamankan klien , orang lain dan
lingkungan dari perilaku klien yang kurang terkontrol
Siapkan ruang isolasi/ alat pengekang ( restrain )
Lakukan kontrak untuk mengontrol perilakunya
1) Tujuan:
2) Tindakan keperawatan
d. Evaluasi
Evaluasi respon umum adapatasi pasien dilakukan setiap akhir shif oleh
perawat. Pada pasien perilaku kekerasan evaluasi meliputi: perilaku :
seperti menentang, mengancam, mata melotot; Verbal : bicara kasar,
intonasi sedang, enghina orang lain, menuntut dan berdebat, Emosi : labil,
mudah tersinggung, ekspresi tegang, merasa tidak aman, fisik : pandangan
tajam, tekanan darah masih meningkat
e. Rujukan
f. Dokumentasi
a. Tindakan Keperawatan
1) Tujuan :
Pasien tidak membahayakan dirinya, orang lain dan lingkungan
2) Tindakan:
a) Komunikasi terapeutik
Bicara dengan tenang
Vokal jelas dan nada suara tegas
Intonasi rendah
Gerakkan tidak tergesa-gesa
Pertahankan posisi tubuh
Jaga jarak 1 – 3 langkah dari klien
b) Siapkan lingkungan yang aman
Lingkungan tenang
Tidak ada barang-barang yang berbahaya atau singkirkan
semua benda yang membahayakan
c) Kolaborasi
Berikan obat-obatan sesuai standar medik seperti transquiliser
sesuai program terapi (Pengobatan dapat berupa suntikan
valium 10 mg IM/IV 3 – 4 x I amp / hari dan suntikan
Haloperidol ( Serenace ) 5 mg, 3- 4 x 1amp / hari )
Jelaskan pada pasien jika ada perubahan dalam terapi medis
seperti penambahan obat oral
Pantau keefektifan obat-obatan dan efek sampingnya
d) Buat perjanjian dengan klien untuk
mempertahankan perilakunya
Bantu klien menggunakan kontrol diri yang diperlukan, seperti
latihan mengendalikan emosi secara fisik : memukul sansak
Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima
benar (benar nama pasien, benar nama obat, benar cara minum
obat, benar waktu minum obat, dan benar dosis obat) disertai
penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum obat
3) Evaluasi
Evaluasi respon umum adapatasi pasien dilakukan setiap akhir shif oleh
perawat. Pada pasien perilaku kekerasan evaluasi meliputi: perilaku :
seperti menentang, mengancam, mata melotot; Verbal : bicara kasar,
intonasi sedang, enghina orang lain, menuntut dan berdebat, Emosi :
labil, mudah tersinggung, ekspresi tegang, merasa tidak aman, fisik :
pandangan tajam, tekanan darah masih meningkat
4) Rujukan
Hasilnya Jika kondisi tersebut tercapai, perawatan dilanjutkan pada
level intensif 3, jika tidak tercapai maka pasien tetap berada di
perawatan level intensif I.
5) Dokumentasi
Dokumentasikan semua tindakan yang sudah dilaksanakan dan hasil
evaluasi dari tindakan tersebut serta alasan tindakan dari pembatasan
gerak / pengekangan dan alasan penghentian dari pembatasan gerak /
pengekangan
a. Tindakan Keperawatan
1) Tujuan :
2) Tindakan
a) Komunikasi terapeutik
Lingkungan tenang
Tidak ada barang-barang yang berbahaya atau singkirkan
semua benda yang membahayakan
c) Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan
d) Kolaborasi
e) Observasi
b. Tindakan
tanda dan gejala, perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku
tersebut)
c. Evaluasi
Evaluasi respon umum adapatasi pasien dilakukan setiap akhir shif oleh
perawat. Pada pasien perilaku kekerasan evaluasi meliputi: perilaku :
seperti menentang, mengancam, mata melotot; Verbal : bicara kasar,
intonasi sedang, enghina orang lain, menuntut dan berdebat, Emosi : labil,
mudah tersinggung, ekspresi tegang, merasa tidak aman, fisik : pandangan
tajam, tekanan darah masih meningkat
d. Rujukan
e. Dokumentasi
1. Pengkajian
Kategori pasien di UPIP maka tanda dan gejala bunuh diri dibagi dalam tiga
kategori, yaitu:
Jika ditemukan data bahwa pasien memberikan ancaman atau mencoba bunuh diri,
masalah keperawatan yang mungkin muncul adalah Risiko Bunuh Diri.
2. Tindakan Keperawatan
3. Evaluasi
Di bawah ini tanda-tanda keberhasilan asuhan keperawatan yang saudara
berikan kepada pasien dan keluarganya, berdasarkan perilaku bunuh diri yang
ditampilkan.
1. Pengkajian
1. Respon Fisik Napas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, nyeri dada, sakit kepala,
pucat dan gemetar
2. Persepsi Persepsi sangat kacau, takut menjadi gila, takut kehilangan kendali
4. Emosi ketakutan
3. Perilaku
4. Emosi tegang
Panik
a) Tujuan :
Pasien tidak membahayakan dirinya, orang lain dan lingkungan
b) Tindakan:
(1) Komunikasi terapeutik
Bicara dengan tenang
Gunakan kalimat sederhana dan singkat
(2) Siapkan lingkungan yang aman
Berikan Lingkungan yang tenang, stimulus eksternal minimal
(misalnya tidak ada suara musik yang keras, tidak berdekatan
dengan pasien lain yang gelisah)
Singkirkan semua benda yang membahayakan seperti alat-alat
tajam, kaca dan lainnya.
(3) Dampingi terus pasien saat panik, bimbing pasien latihan tarik
napas dalam
(4) Kolaborasi
Berikan obat-obatan sesuai standar medik seperti
antiansietas sesuai program terapi pengobatan (Pengobatan
dapat berupa suntikan diazepam (valium) 10 mg IM/IV , dapat
diulang 30 – 60 menit) sesuaikan dgn instruksi dokter
a) Tujuan:
b) Tindakan keperawatan
4) Evaluasi
Evaluasi respon umum fungsi adapatasi dilakukan setiap akhir shif oleh
perawat. Pada pasien panik evaluasi meliputi: respon fisik yang mulai
menurun, tidak adanya palpitasi, kebas dan kesemutan, gemetar dan
diaforesis, serta hipotensi, respon kognitif mengalami perbaikan
dimana klien mulai mampu berfikir logis namun masih belum mampu
menyelesaikan masalah. Respon perilaku dan emosi sedikit lebih
terkendali dimana pasien sudah tidak mengalami amuk, agitasi dan
persepsi mulai membaik.
5) Rujukan
6) Dokumentasi
1) Diagnosa
Ansietas Berat
a) Tujuan :
Pasien tidak mengalami kembali panik
b) Tindakan:
(1) Komunikasi terapeutik
Bicara dengan tenang
Gunakan kalimat sederhana dan singkat
Tujuan:
4) Evaluasi
Evaluasi keadaan pasien, yang ditandai dengan, respon fisik yang mulai
menurun, dimana frekuensi napas pendek,sakit kepala dan berkeringat
berkurang, respon kognitif sedikit meluas namun hanya berfokus pada
hal yang menjadi pusat perhatiannya saja.Respon perilaku dan emosi
sedikit lebih terkendali dimana perasaan terancam mulai berkurang,
verbal cenderung cepat namun tidak lagi mengalami bloking serta klien
masih merasa tidak aman
5) Rujukan
6) Dokumentasi.
1) Diagnosa
Ansietas Sedang
a) Tujuan :
b) Tindakan Keperawatan
1. Komunikasi terapeutik
Tujuan:
Skor 01 – 10 : intensif 1
1. Prilaku :
a. Pasien kehilangan kontrol diri, melukai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan akibat mengikuti isi halusinasinya
b. PK secara verbal
c. Kegiatan fisik yang merefleksikan isi halusinasi seperti amuk,
agitasi,memukul atau melukai orang secara fisik, serta pengrusakan
terhadap lingkungan
d. Gejala a, b, dan c ditemukan secara terus menerus pada pasien
2. Penilaian realitas :
a. Penilaian realitas terganggu, pasien tidak bisa membedakan yang nyata
dan yang tidak nyata
b. Halusinasi dianggap nyata
3. Perasaan :
a. Panik
Skor 11 – 20 : intensif 2
1. Prilaku :
a. PK secara verbal
b. Bicara, senyum dan tertawa sendiri
c. Mengatakan mendengar suara, melihat, mengecap, mencium dan
atau merasa sesuatu yang tidak nyata
d. Sikap curiga dan bermusuhan
e. Frekuensi munculnya halusinasi sering
2. Penilaian realitas:
a. Mulai dapat membedakan yang nyata dan yang tidak nyata
b. Kadang- kadang mengalami gangguan berpikir
3. Perasaan :
a. Cemas berat
b. Reaksi emosional berlebihan atau berkurang, mudah tersinggung
Skor 21 – 30 : intensif 3
1. Prilaku :
a. Prilaku sesuai
b. Ekspresi tenang
c. Frekuensi munculnya halusinasi jarang
2. Penilaian realita :
c. Pasien sudah mengenal halusinasinya
d. Berpikir logis
e. Persepsi adekuat
3. Perasan :
a. Cemas sedang
Hasil dari pengkajian akan menentukan tindakan keperawatan yang akan diberikan
terhadap pasien, Bentuk tindakan keperawatan berdasarkan 3 kategori Yaitu:
a. Diagnosa keperawatan :
2. Tindakan keperawatan :
1) Komunikasi terapeutik
a)Perawat sabar, empati, gunakan kemampuan mendengar aktif
b)Melakukan kontak mata
c)Berbicara dengan suara yang jelas dan tegas
d)Memanggil pasien dengan namanya
e)Menggunakan sentuhan
f)Mengadakan kontak sering dan singkat secara bertahap
2) Siapkan lingkungan yang aman
1) Menyiapkan lingkungan yang tenang
2) Singkirkan semua benda yang membahayakan
3) Kolaborasi
a) Berikan obat-obatan: Valium 10 mg IM/IV (golongan benzodiazepin)
dan injeksi Haloperidol/ Serenace / Lodomer 5 mg IM (golongan
butirofenon). Pemberian dapat diulang 30- 60 menit. Selain obat
injeksi diberikan juga obat peroral (golongan fenotiazine) seperti
Chlorpromazine/largactile/promactile, biasanya diberikan 3 x 100 mg.
b) Pantau keefektifan obat-obatan dan efek sampingnya
4) Observasi perilaku pasien setiap 15 menit sekali, catat adanya
peningkatan atau penurunan perilaku pasien yang berkaitan dengan respon
fisik, respon kognitif, respon perilaku dan emosi
1) Tujuan:
2) Tindakan keperawatan
d. Evaluasi
Evaluasi respon umum adaptasi pasien dilakukan setiap akhir shift oleh
perawat. Pada pasien halusinasi yang membahayakan diri, orang lain dan
lingkungan evaluasi meliputi : respon prilaku dan emosi lebih terkendali,
dimana pasien sudah tidak mengamuk lagi, masih ada PK verbal, bicara dan
tertawa sendiri,sikap curiga dan bermusuhan,perasaan cemas berat dan
mudah tersinggung. Sedangkan persepsi pasien mulai membaik, pasien
dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata
e. Rujukan
f. Dokumentasi
a. Diagnosa
b. Tindakan Keperawatan
Tujuan :
1) Cara berkomunikasi
2) Pemberian obat
3) Pemberian aktivitas kepada pasien
d. Evaluasi
Evaluasi respon umum adaptasi pasien dilakukan setiap akhir shift oleh
perawat, meliputi : Respon prilaku sesuai, ekspresi tenang, pasien sudah
mengenal halusinasinya: isi, waktu, frekuensi, situasi dan kondisi yaang
menimbulkan halusinasi, serta responnya saat mengalami halusinasi, pasien
dapat mengontol halusinasinya dengan 2 cara : menghardik dan bercakap-cakap
dengan orang lain. Berpikir logis, persepsi adekuat,perasaan cemas sedang dan
emosi sesuai dengan kenyataan.
e. Rujukan
Hasil jika kondisi tersebut tercapai, perawatan dilanjutkan pada level intensif
3, jika tidak tercapai maka pasien tetap berada di perawatan level intensif 2
f. Dokumentasi
a. Diagnosa
b. Tindakan Keperawatan
Tujuan :
Keluarga dapat merawat pasien langsung di level intensif 3 dan menjadi sistem
pendukung yang efektif untuk pasien
d. Evaluasi
e. Dokumentasi
Hsail dari pengkajian akan menentukan tindakan keperawatan yang akan diberikan
terhadap pasien , bentuk tindakan keperawatan berdasarkan 3 kategori yaitu :
RUAF 01-10 termasuk dalam kategori intensif 1
RUAF 11-20 termasuk dalam kategori intensif 2
RUAF 21-30 termasuk dalam kategori intensif 3
b.Tindakan Keperawatan
1) Tujuan :
Jalan nafas bebas dari sumbatan, kebutuhan O2 klien terpenuhi, perfusi
jaringan adekuat.
2) Tindakan :
a) Komunikasi terapeutik
● Bicara dengan tenang
● Gunakan kalimat singkat dan jelas
b) Kaji keadekuatan pernafasan, ventilasi dan oksigensiasi dan tingkat
kesadaran pasien
c) Pasang O2 100% sesuai kebutuhan
d) Observasi adanya needle track bekas suntikan pada lengan dan kaki
pasien
e) Kolaborasi : untuk ambil darah untuk analisis kimia darah
f) Observasi TTV setiap 5 menit selama 4 jam
g) Kolaborasi :Pertimbangkan intubasi endotrakheal bila ragu keadekuatan
pernafasan, oksigenasi kurang dan hipoventilasi menetap
h) Kolaborasi : pasang IVFD (NaCl 0,9% atau dextrose 4 %) untuk
mendukung tekanan darah, mencegah koma dan dehidrasi
i) Pasang kathether untuk analisis urine untuk menentukan jenis zat yang
digunakan terakhir
j) Pasien dipuasakan untuk menghindari aspirasi
k)Coba untuk mendapat riwayat penggunaan obat dari orang lain yang ikut
bersama pasien.
l) Kolaborasi terapi medis pemberian antidotum naloxon :
- Bila tidak ada respon dalam 5 menit : ulangi sampai dosis maksimal 10
mg, bila tidak ada perubahan, lapor konsulen
- Bila berespon drip naloxon diberikan I ampul dalan 500cc NaCl 0,9%
atau dextrose 5% dalam 6 jam
c.Evaluasi
d.Dokumentasi
c) Evaluasi
d) Dokumentasi
a. Tramal 3x50 mg
i) Libatlan pasien dalam terapi modalitas : Living skill dan terapi musik
c) Evaluasi
1. Evaluasi kemampuan pasien dan keluarga dengan diagnosa pola nafas tidak
efektif
CATATAN KEPERAWATAN
DI UPIP
Ruang : Intensif II
No RM : 02 34 56
Evaluasi :
S : Pasien mengatakan masih ada keinginan untuk bunuh diri
REFERENSI
Keliat, BA dkk (2008). Modul Unit Perawatan Intensif Psikiatri. Jakarta: Tidak
diterbitkan