PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit sebagai suatu organisasi yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan
yang berkualitas dan sesuai kebutuhan masayarakat. Pohan (2007)
mengemukakan peranan terpenting sistem layanan kesehatan adalah jaminan
mutu pelayanan kesehatan yang artinya sesuai dengan harapan dan kebutuhan
pasien. Ilyas (2004) mengeukakan bahwa pengelola rumahs akit diharapkan
dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan lebih
memperhatikan kepentingan konsumen. Pelayanan kesehatan yang bermutu
melibatkan sumber daya yang dimiliki rumah sakit termasuk perawat sebagai
tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan secara terus menerus selama
24 jam dan langsung dirasakan oleh pasien.
Perawat sebagai tenaga kesehatan di rumah sakit merupakan sumber
daya penting untuk ambil bagian memberikan jaminan mutu layanan
kesehatan. PPNI (2010) menjabarkan bahwa keperawatan sebagai bentuk
pelayanan profesional dilakukan oleh perawat berdasarkan standar profesi
untuk memastikan pelayanan yang kompeten dan aman kepada masyarakat.
Potter dan perry (2009) menyeutkan bahwa keperawatan memegang peranan
penting dalam menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pelayanan
keperawatan profesional yang dilakukan oleh perawat berdasarkan standart
profesi perlu dilakukan evaluasi agar tetap berkualitas dan dapat memberikan
jaminan keamanan kepada masyarakat sebagai penerima layanan.
Hubungan timbal balik antara individu dengan kelompok dalam suatu
organisasi mempengaruhi pencapaian kinerja yang tinggi. Ilyas (2001)
menyatakan bahwa individu dan kelompok berefek terhadap kinerja individu
maupun kelompok. Saling ketergantungan satu sama lain dalam organsiasi
perlu diciptakan melalui sistem manajemen terutama fungsi pengarajan untuk
melakukan koordinasi.
1
Koordinasi dengan berbagai cara dalam komunikasi membuat
individu atau kelompok menjadi bagian yang terintegrasi untuk mencapai satu
tujuan. Ivancevich (1999) menyebutkan bahwa komunikasi adalah peretkat
kebersamaan dalam organisasi untuk mencapai tujuan, mengkoordinasikan
aktivitas organisasi dan mengerahkan perilaku yang diharapkan organisasi.
Komunikasi untuk melakukan koordinasi dalam suatu organisasi terus
diperlukan seiring dengan perubahan yang terjadi.
Komunikasi merupakan hal penting agar organisai berlangsung secara
dinamis sesuai perkembangan dan perubahan disegala aspek bidang
kehidupan. Organisasi sebagai sistem terbuka diungkapkan oleh Goldhaber
(1993) menuntut komunikasi organisasi sebagai proses yang kreatif dan
perubahan informasi yang terus menerus. Swanburg (1999) mengemukakan
bahwa komunikasi dalam organsasi keperawatan dipandang sangat penting
untuk kefektifan partisipasi karyawan dalam program. Komunikasi organisasi
diharapkan dapat memberikan kejelasan dan pemahaman bagi perawat dalam
menjalankan pekerjaannya.
Komunikasi organisasi yang efektif dan meberikan kejelasan
informasi memeprmudah perawat untuk memberikan perhatian pada hal yang
diprioritaskan dalm organisasi. Marquis dan Huston (2009) menekankan
komunikasi membangun keahlian disemua aspek untuk keberhasilan
manajerial. Gillies (1994) menyebutkan bahwa perawta dapat mewujudkan
sasran yang berhubungan dengan peerjaannya lewat kerja sama dan
berkomunikasi secara efektif dengan rekan kerjanya.
Komunikasi yang tidak efektif dalam organisasi menjadi salah satu
faktor terjadinya konflik. Robbins ( 2006) menunjukkan bahwa dari ahsil riset
didapatkan komunikasi yang buruk paling sering disebut sebagai sumber
konflik antar pribadi. Konflik membuat komunikasi tidak efektif dan
disimpulkan sebagai salah satu kekuatan yang menghambat suksesnya kinerja
kelompok. Konflik yang terjadi menantang organisasi untuk terus berupaya
mengadakan koordinasi yang baik dan membangun komitmen bersama.
2
Komunikasi organisai yang terjadi dalam pelayanan keperawatan
dapat dikertahui dengan melakukan pendekatan secara mikro. Pendekatan
mikro memfokuskan kepada komunikasi dalam suatu untit atau subunit pada
suatu organisai. Muhammad (2009) menyebutkan pendektaan mikro meliputi
orientasid ana latihan, keterlibatan anggota, penentuan iklim komunikasi
organisasi, supervisi dan pengarahan dan kepuasan kerja dengan komunikasi
organisasi. Komunikasi organisasi didalam rumah sakit bisa meliputi
komunikasi antar staf perawat, komunikasi antar staf dengan tim medis
lainnya dan komunikais antar staf keperawatan dengan pasien/keluarga
Hasil observasi Pelaksanaan komunikasi antar staf keperawatan
dengan pasien/keluarga pada tanggal 8-10 Agustus didapatkan hasil bahwa
20% selalu melakukan, 20% kadang-kadang dan 60% tidak pernah
melakukan. Pelaksanaan tersebut meliputi kepala ruang tidak melakukan
suervisi seluruh pasien yang ada di ruangan setiap awal tugas, PP dan PA
tidak mensupervisi seluruh pasien yang menjadi tanggungjawabnya segera
setelah menerimah operan tgas setiap pasien, PP tidak menginformasikan
peraturan dan tata tertib RS yang berlaku kepada setiap pasien atau keluarga
baru. PP tidak memperkenalkan perawat dalam satu grup yang akan merawat
selama pasien dirawat di RS, PP tidak memberikan penjelasan setiap rencana
tindakan atau program pengobatan sesuai wewenang dan tanggung jawabnya,
Setiap akan melakukan tindakan keperawatan PP atau PA tidak memberikan
penjelasan atas tindakan yang akan dilakukan kepada pasien atau keluarga
dan Pasien atau keluarga tidak mengetahui siapa PP atau perawat yang
bertanggung jawab selama ia dirawat dan ditulis pada papan nama pasien.
Hasil observasi hubungan antar star keperawatan didapatkan hasil
30,8% selalu dilakukan, 7,7% kadang-kadang dan 61,5% tidak pernah
dilakukan, yaitu PP tidak pernah mengadakan pre dan post conference pada
setiap awal dan akhir jaga pagi, PP tidak pernah menerima serah terima dari
PA yang tugas jaga sebelumnya, PP tidak pernah mendampingi serah terima
tugas jaga antara PA pada tugas jaga berikutnya, dll. Hasil observasi
hubungan komunikasi antar staf keperawatan dengan dokter/tim kesehatan
3
lain yaitu 50,2% ering dilakukan, 12,5% kadang-kadang dilakukan dan
37,5% tidak pernah dilakukan, meliputi Apakah Dokter/Tim kesehatan yang
lain tidak mengetahui setiap pasien siapa PP nya dan PP tidak memfasilitasi
pelaksanaan konsultasi pasien/keluarga dengan dokter/tim kesehatan lain.
Demi terlaksananya praktik keperawatan profesional di ruang Nifas, maka
kami tertarik untuk mengadakan CNE tentang komunikasi organisasi.
B. PROGRAM KEGIATAN
Berdasarkan penemuan masalah yang ada di Ruang Nifas RSU PKU
Muhammadiyah Delanggu tentang komunikasi organisasi yang dilaksanakan
belum optimal, maka pada kesempatan praktik profesi stase manajemen ini,
akan dilaksanakan continuing nursing education : komunikasi organisasi.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan kegiatan continuing nursing education :
komunikasi organisasi, Ruang Nifas RSU PKU Muhammadiyah
Delanggu dalam melaksanakan komunikasi organisasi antar staf
keperawatan, antar staf keperawatan dengan pasien/keluarga dan antar
staf keperawatan dengan dokter/tim kesehatan dilakukan secara
maksimal.
2. Tujuan Khusus
a) Mendapatkkan pengetahuan yang terkait dengan komunikasi
organisasi : komunikasi antar staf keperawtan, komunikasi antar staf
keperawatan dengan pasien/keluarga dan komunikasi antar staf
keperawtan dengan dokter/tim kesehatan lain.
b) Perawat melakukan komunikasi organisasi dengan antar staf
komunikasi, antar staf keperawatan dengan pasien/keluarga dan
antar staf keperawtan dengan dokter/tim kesehatan lain secara
maksimal.
4
c) Meningkatnya mutu pelayanan keperawatan di Ruang Nifas RSU
PKU Muhammadiyah Delanggu.
5
BAB II
RENCANA PELAKSANAAN
A. SUSUNAN PANITIA
Susunan panitia
Penasehat : Ns. Setyaningsih, S.Kep.,MPH
Ketua : Fitri Handayani, S.Kep
Sekretaris : Husna Khoirunisa, S.Kep
Seksi Role Play : Ratna Pevriani, S.Kep
MC&moderator : Marwansyah AW, S.Kep
Notulen : Ida Ayu Asyari, S.Kep
Pembicara : Sri Suparti,S.Kep.,Ns.,M.Kep.,CWCS
Perlengkapan : Intan Permatasari, S.Kep
Seksi Dokumentasi : Hestevan Rafel Ardani, S.Kep
B. WAKTU PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : Sabtu, 20 Agustur 2016
Waktu : 08.30-11.00
Tempat : Aula RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
C. SUSUNAN ACARA
Tabel 2.1
Susunan Acara Continuing Nursing Education (CNE)
6
D. PERENCANAAN
Tabel 2.2 Continuing Nursing Education : Komunikasi Organisasi Di Ruang Nifas RSU
PKU Muhammadiyah Klaten Tanggal 8 Agustus-3 September 2016
7
C. Evaluasi
1. Evaluasi akhir Co Ners Peserta Mengetahui hasil 27-29 Ruang Nifas
komunikasi pelaksanaan dan Agustus
organisasi motivasi perawat 2016
dalam melakukan
komunikasi
organisasi
Agustus 2016
NO PELAKSANAAN
8-10 16 17 18 20 27-29
a. Persiapan
1. Pengkajian komunikasi organisasi
2. Anggaran Biaya
Tabel 2. Anggaran Biaya CNE & Role play Komunikasi Organisasi
Di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
8
BAB III
PENUTUP