PAPER RESUME
Disusun oleh:
STATEMENT OF AUTHORSHIP
5
Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir adalah
murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menggunakannya.
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Universitas Indonesia
6
Dua permasalahan pada performance measurement system pada NPM yaitu Dari sisi analisis maupun dari
1 : Fokus NPM pada peranan performance measurement system dalam hal sisi praktisi memperlihatkan
akuntabilitas dan incentive provision itu masih terlalu dangkal. Performance bahwa ada banyak keuntungan
measurement system itu sendiri menyakin banyak tujuan dan dapat pada pendekatan
diaplikasikan di berbagai macam variasi (Franco-Santos et all, 2007; Hansen menggunakan NPM, namun
and Van der Stede, 2004; Henri, 2006; Simons,1990). ada beberapa literatur yang
2 : Permasalahan NPM pada incentive-oriented performance.Incentive- menyatakan bahwa terdapat
oriented performance hanya dapat berkerja pada contractibility yang tinggi ada efek disfungsional pada
yaitu ketika tujuan organisasi jelas, performa dapat diukur sejalan dengan performa di public sektor. Dan
tujuan organisasi dan organisasi tahu dan dapat mengontrol proses pada masa sekarang timbul
transformasi serta dapat memprediksikan hasil-hasil ke depan. Baker,2002; pertanyaan pada type NPM
Felthan and Xie, 1994; Gibbons, 1998; Hofstede, 1981; Otley and Berry incentive-oriented berkontraksi
1980) terhadap performa organisasi
Dari permasalahan yang ada muncul ketertarikan Peneliti yaitu peneliti ingin memberikan
kontribusi terhadap perdebatan yang ada dengan menyediakan bukti-bukti kualitatif
pada faktor-faktor yang mengaitkan hubungan efektifitas penggunaan performace
measurement system pada organisasi public sektor. Fokus penelitian lebih kepada dua
peranan performance measurement system yaitu incentive oriented use dan exploratory
use serta karakteristik organisasi (contractibility of performance).
Universitas Indonesia
7
Universitas Indonesia
8
4. Hipotesis
5. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survey kepada 101 unit organisasi pada sektor
public di Belanda. Sebelumnya telah dilakukan tes terhadap 5 manajer sektor public
untuk mengisi kuesioner dan berdiskusi tentang pengalamannya pada sektor publik.
Respondennya adalah manajer-manajer dari unit tiap organisasi. Namun ada
pengecualian untuk manajer-manajer dengan jumlah karyawan kurang dari 5 dan baru
menjabat kurang dari satu tahun. Dalam membuat survey, untuk memitigasi
permasalahan yang ada peneliti mengandalkan mahasiswa yang belajar pada sektor
public untuk mencari tahun partisipan yang potensial. Jadi sampel tidak random agar
mendapatkan hasil yang maksimal. Penelitian ini mengambil data dari pemerintah
pusat (44%) , Pemerintah local (27%) dan organisasi sektor public lainnya seperti
polisi, sekolah, rumah sakit dsb (30%).
Universitas Indonesia
9
Pengukuran pada penelitian ini mengambil variabel dependent yaitu kinerja unit
(PERFORM). Pertanyaan meliputi (1) produktivitas (2) kualitas kerja (3) jumlah
inovasi (4) reputasi (5) pencapaian (6) efisiensi dan (7) moral. Responden akan
diberikan pilihan skor antara 1 (sangat rendah ) – 5 (sangat bagus ) untuk menjawab
pertanyaan yang ada
6. Hasil Penelitian
7. Kesimpulan
Penelitian ini memberikan bukti empiris terhadap efek penggunaan performance
measurement system pada sektor publik. Ditemukan bahwa adanya hubungan positif
antara contractibility dan kinerja. Penelitian ini juga mengemukan dan mengindikasikan
bahwa pendekatan NPM yang berguna untuk meningkatkan kinerja sektor publik
contohnya pada aktivitas yang memiliki contractibility yang tinggi. Ditemukan bahwa
Universitas Indonesia
10
incentive-oriented use akan berpengaruh negatif terhadap kinerja namun efek ini akan
menjadi lebih positif apabila contratibility nya meningkat.
Ditemukan juga bahwa penggunaaan exploratory use pada performance measurement
system dapat meningkatkan kinerja. Penemuan ini berbanding terbalik dengan hidpotesis
bahwa kinerja akan bertambah baik hanya pada contractibility yang rendah. Namun tetap
pada tujuan awal bahwa incentive-oriented use it menjadi preferensi utama ketika
contractibility tinggi . exploratory use bisa menjadi solusi kedua untuk
menyelesaiakanya.
8. Penelitian kedepan
Penelitian ini memiliki banyak kekurangan yang dapat menjadi masukan bagi
penelitian ke depan, yaitu:
a. Penelitian ini awalnya menggunakan data-data pada pubkik sektor di belanda bisa
menjadi masukkan apabila digunakan di negara-negara lainnya dan
membandingkannya penggunaan antara incentive use dan exploratory use antara
Belanda dengan negara-negara yang diujicobakan.
b. Penelitian ini lebih berdasar pada persepti daripada pengukuran yang “hard”.
Persepsi mungkin saja bias dan proxy yang dipakai tidak sesuai dengan pengukuran
yang ada. Jadi kedepannya bisa menggunakan proxy-proxy yang lain dalam
pengukuran.
Universitas Indonesia