adalah tugasan yang dihasilkan oleh saya sendiri dan tiada unsur-unsur plagiat di dalamnya.
Saya faham implikasi yang akan saya terima sekiranya pengakuan ini adalah pengakuan
palsu.
......................................................
(Tandatangan pelajar)
No. KP : 960507-13-6168
REKOD KOLABORASI KERJA KURSUS
MAKLUMAT PELAJAR
UNIT SEJARAH
Pada zaman era globalisasi ini, perkembangan linguistik sangat pesat. Aspek lain
yang berkaitan dengan bidang-bidang kajian bahasa juga telah berkembang. Kajian bahasa
tidak hanya meliputi satu aspek saja, akan tetapi telah meluas ke bidang atau asppek di luar
bahasa yang berkaitan dengan penggunaan bahasa dan kehidupan manusia. Teori linguistik
terapan merupakan cabang linguistik yang memusatkan perhatian pada teori umum dan
metode-metode umum dalam penelitian bahasa. Cabang linguistik boleh terbahagi kepada
fonologi, morfologi, sintaksis dan semantic. Oleh itu, linguistik terapan ini boleh diterapkan
dalam segala bidang. Salah satunya adalah bidang pendidikan. Lebih tepatnya dalam hal-
hal pemeblajaran bahasa. Dalam hal ini, pembahasan lebih mendalam tentang hubungan
linguistik terapan dengan pembelajaran bahasa perlu diadakan.
Linguistik pada prinsipnya memiliki peranan yang sangat besar untuk memberikan
kontribusi dalam aspek kajian bahasa. Secara umum linguistik merupakan wujud interpretasi
dari ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Linguistik atau bahasa erat
kaitannya dengan pendidikan. Hal ini merujuk pada persepsi bahawa bahasa adalah media
utama dalam pendidikan dan begitu pula sebaliknya, pendidikan memiliki kesan yang
mendalam pada bahasa. Penelitian linguistik atau penelitian bahasa perlu dimanfaatkan
untuk pengajaran dan pendidikan bahasa. Dengan kata lain, sejauh mana aplikasi dan
penemuan linguistik demi kepentingan pengajaran dan pembelajaran bahasa. Pada
hakikatnya Ilmu Bahasa atau Linguistik tidak identik dengan Pengajaran Bahasa. Memang
harus diakui bahwa antara keduanya terdapat jalinan yang sangat erat.
Di kalangan ahli Ilmu Bahasa terdapat dua pendapat yang berbeda. Ada yang
berpendapat bahwa Ilmu Bahasa sebagai suatu ilmu haruslah bersifat otonom dan berdiri
sendiri. Ilmu Bahasa merupakan ilmu murni yang berusaha mempelajari dan menganalisis
objeknya sesuai dengan teori kebahasaan yang dianutnya tanpa memperhatikan kegunaan
dan fungsinya. Ada pula pendapat ahli Ilmu Bahasa yang menyatakan bahwa di samping
sebagai ilmu murni, Ilmu Bahasa harus pula memikirkan cara-cara penerapannya di dalam
kehidupan sehari-hari untuk kepentingan manusia, antara lain yang penting adalah
Pengajaran Bahasa.
Bidang linguistik merupakan bidang yang telah lama dikaji oleh pengkaji
bahasa di Malaysia dan serata dunia. Pengkajian bidang ini adalah penting sejak
dahulu kala hingga kini. Jadi, tidak hairanlah subjek ini diajar di peringkat tinggi
seperti institusi pengajian tinggi, institut perguruan dan kini hingga ke peringkat yang
lebih rendah iaitu di sekolah-sekolah rendah. Jelas disini bahawasubjek ini adalah
subjek penting di setiap tempat pengajian samada pendidikan tinggi ataupun rendah
walaupun negara sedang menuju kea rah globalisasi yang menjadikan bidang
teknologi sebagai fokus utama. Walaupun pada masa ini, bidang teknologi diberi
perhatian oleh kerajaan, namun ilmu lingustik terus diberi perhatian untuk
mengimbangi keperluan rohaniah di kalangan rakyat.
Dalam bhasa Melayu, istilah ahli linguistik disebut “linguis” yang dipinjam
daripada istilah bahasa Inggeris linguist. Manakala dalam penggunaan bahasa
Inggeris seharian, istilah linguist merujuk kepada makna iaitu seseorang yang fasih
dalam pelbagai bahasa.dalam isitilah pula, linguist dapat diertikan sebagai ahli
bahasa. Berdasarkan keterangan tersebut, kita dapat merumuskan bahawa orang
uang fasih dalam menguasai berbagai bahasa tidak sama dengan ahli linguistik.
Dengan itu, dapat disimpulkan bahawa kita perlu membuat perbezaan di antara kata
bahasa inggeris linguist di dalam bahasa seharian dengan istilah linguist sebagai ahli
linguistik.
Di dalam kajian ilmu lingustik ini juga, bahasa sering dikaitkan sebagai objek
bagi kajian bidang ini. Istilah-istilah bahasa di dalam kajian ilmu linguistik pula
dikaitkan dengan pelbagai tafsiran. Antaranya seperi bahasa dikaitkan dengan erti
kiasan yang mebawa pelbagai tafsiran makna. Selain daripada itu, bahasa juga
dikaitan dengan istilah harfiah dalam ungkapan ‘ilmu bahasa’ seperti dalam contoh
bahasa Melayu, bahasa Indonesia dan sebagainya. Dalam menjelaskan tafsiran
bahasa, istilah harfiah ini dianggap sebgai objek dalam bidang ilmu kajian linguistik.
Terdapat banyak definsi objek dalam bidang ilmu kajian linguistik. Terdapat banyak
definisi linguistik yang telah dikemukan oleh ahli linguistik sejak dahulu hingga kini.
Banyak definsi yang dikemukankan oleh mereka berfokus kepada pengertian kata
linguistik itu sendiri yang membawa pelbagai tafsiran yang berbeza di kalangan
mereka. Menurut Verhaar (1985:1), kata linguistik berasal daripada kata Latin iaitu
lingua yang bermaksud bahasa. Pandangan tentang definisi ilmu linguistik ini turut
disentuh oleh Langacker (1987). Menurut beliau, linguistik adalah kajian terhadap
bahasa manusia. Ini bermakna linguistik mengkaji bahasa-bahasa yang dihasilkan
oleh manusia melalui alat-alat pertuturan tertentu yang membawa pelbagai makna.
Kata linguistik berasal dari bahasa Latin lingua yang berarti bahasa. Menurut
Pringgodigdo dan Hasan Shadili, sebagaimana dikutip oleh Mansoer Pateda,
“linguistik adalah penelaahan bahasa secara ilmu pengetahuan. Linguistik menurut
AS Hornby berarti ilmu bahasa atau metode mempelajari bahasa. Sedangkan kata
terapan artinya memakai atau menggunakan. Jadi bisa di simpulkan bahwa linguistik
terapan adalah pemanfaatan pengetahuan tentang alamiah bahasa yang dihasilkan
oleh peneliti bahasa yang dipergunakan untuk meningkatkan keberhasilan tugas-
tugas praktis yang menggunakan bahasa sebagai komponen inti.
Objek kajian linguistik terapan tidak lain adalah bahasa, yakni bahasa
manusia yang berfungsi sebagai sistim komunikasi yang menggunakan ujaran
sebagai medianya; bahasa seharian manusia, bahasa yang dipakai sehari-hari oleh
manusia sebagai anggota masyarakat tertentu, atau dalam bahasa Inggeris disebut
denganan ordinary language atau a natural language. Ini berarti bahasa lisan
(spoken language) sebagai obyek primer linguistik, sedangkan bahasa tulisan
(written language) sebagai obyek sekunder linguistik, karena bahasa tulisan dapat
dikatakan sebagai “turunan” bahasa lisan.
2) Ilmu-ilmu tentang bahasa; dan dalam hal ini, istilah bahasa digunakan
dalam arti metaforis atau kiasan. Contoh ilmu yang termasuk kategori ini
adalah kinesik dan paralinguistik. Kinesik adalah ilmu tentang gerak tubuh
atau kial atau language, seperti anggukkan kepala, isyarat tangan dan lain-
lain. Paralinguistik adalah ilmu yang memusatkan perhatiannya pada aktifitas-
aktifitas tertentu yang mengiringi pengucapan bahasa, seperti desah nafas,
decak, ketawa, batuk-batuk kecil, bentuk-bentuk tegun seperti ehm, anu, apa
itu dan lain sebagainya.
3) Ilmu tentang pendapat-pendapat mengenai bahasa. Contohnya
metalinguistik, yakni ilmu yang membicarakan selok belok “bahasa” yang
dipakai untuk menerangkan bahasa yang tercermin dalam istilah studi teori
linguistik, studi metode linguistik dan lain-lain.
Dalam perspektif ilmu linguistik, sistem atau alat komunikasi lain yang tidak
menggunakan bunyi ujaran sebagai medianya tidak termasuk bidang kajian
linguistik. Dari sini jelaslah bahawa objek kajian linguistik adalah sistem bunyi yang
digunakan oleh manusia dalam komunikasi antara mereka.
Ciri ilmu yang terakhir adalah bahwa ilmu itu tidak bersifat statis tetapi
dinamis. Kedinamisan linguistik ditandai dengan keterbukaannya terhadap
perubahan terutama jika ada data tambahan atau penemuan baru yang menolak
teori-teori sebelumnya. Linguistik adalah ilmu yang selalu tumbuh dan berkembang
serta senantiasa memperhatikan penemuan-penemuan baru. Ini bererti mereka yang
menyebut dirinya seorang linguis harus bersikap terbuka dan senantiasa menerima
kebenaran-kebenaran baru dari hasil penelitian kebahasaan yang ada. Ketika
seorang linguis meneliti bahasa dan membuat kesimpulan atas penelitiannya, ia
tidak boleh menganggap kesimpulannya sebagai kebenaran final. Apa yang benar
pada saat tertentu belum tentu dianggap benar pada saat yang lain akibat adanya
bukti atau data yang baru yang menggugurkannya.
Dengan menguasai bahasa suatu bangsa, kita dengan mudah berbaur dan
menyesuaikan diri dengan bangsa tersebut (Zulkifley Majid, 1996: 16). Fungsi
seterusnya adalah sebagai alat di dalam mengawal sosial. Bahasa mampu untuk
mengawal keadaan sosial dengan lebih efektif. Kawalan sosial ini dapat diterapkan
pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Pelbagai penerangan, informasi dan
pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-buku
instruksional adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kawalan
sosial (Zulkifley Majid, 1996: 17).
Di samping itu, kita juga dapat belajar untuk menyemak dan mendengarkan
pandangan orang lain mengenai suatu hal. Contoh fungsi bahasa sebagai alat
kawalan sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat pereda rasa
marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan
rasa marah. Tuangkanlah rasa tidak puas hati dan marah kita ke dalam bentuk
tulisan. Biasanya, pada akhirnya, rasa marah kita beransur-ansur hilang dan kita
dapat melihat persoalan secara lebih jelas dan tenang. Bahasa sebagai alat untuk
berfikir adalah fungsi yang hampir sama dengan ekspresi. Namun begitu, terdapat
perbezaan yang ketara. Walaupun tanpa bahasa manusia juga boleh berfikir, namun
ia akan lebih bermakna seandainya ia dapat diinterpretasikan melalui bahasa. Dalam
proses berfikir, kita menggunakan bahasa agar apa yang kita fikirkan mampu untuk
diungkapkan. Apa yang terbayang dalam pemikiran ialah bunyi-bunyi bahasa yang
membentuk pertuturan atau paparan. Paparan ini boleh diungkapkan menjadi suatu
bahan iaitu bahan bertulis yang bercetak seperti buku, majalah dan akhbar. Selain
itu, alat berfikir ini juga boleh menjadi bahasa lisan yang boleh digunakan untuk
berkomunikasi (Mokhtar Mansor, 1991: 23).
Bahasa juga berfungsi sebagai alat perakam (Mokhtar Mansor, 1991: 24).
Apabila seseorang itu melihat gambar atau simbol, dia merakam apa yang dilihatnya
itu dalam fikirannya. Namun, ia tidak dapat dipancarkan kepada orang lain melainkan
menggunakan medium seperti kamera. Tetapi sekiranya medium tersebut tidak ada,
manusia terpaksa menceritakannya. Di dalam hal ini, aspek bahasa adalah penting
sebagai medium di dalam memindahkan segala apa yang ingin diperkatakannya.
Oleh itu, bahasa mengetengahkan fungsinya sebagai sebuah alat yang mampu
merakam segala kejadian. Kejadian yang terakam sememangnya tidak terbukti
seperti apa yang mampu untuk dirakamkan melalui kamera tetapi ia diungkapkan
kembali melalui penceritaan semula dengan menggunakan bahasa.
Selain itu, terdapat beberapa orang tokoh seperti Karl Buhler, Simanjuntak,
John Concon dan sebagainya yang telah mengemukakan fungsi bahasa mengikut
pandangan mereka sendiri. Karl Buhler mengemukakan fungsi yang hampir sama
dengan Simanjuntak. Mereka mengemukakan tiga fungsi utama bahasa iaitu Appel,
Ausdruck dan Darstellung. Appel/evokasi (membangkitkan) menunjukkan bahawa
bahasa berfungsi sebagai alat untuk memerintah atau meminta lawan bicara untuk
melakukan sesuatu. Fungsi ini seperti seorang komander memberi arahan kepada
pasukan mereka (Sumarsono: 148). Ausdruck/ekspresi (melahirkan) pula
menunjukkan bahawa bahasa berfungsi untuk mengungkapkan suasana hati
penutur. Contohnya perkataan aduh, amboi dan wah. Perkataan ini sudah mampu
untuk memberitahu tentang suasana hati penutur. Fungsi seterusnya ialah
Darstellung/representatif (mewakili) iaitu berfungsi untuk mengacu objek tertentu
yang berada di luar diri penutur dan lawan tuturnya. Fungsinya adalah untuk
mengacu dan menjelaskan secara lebih terperinci, contohnya memberi analisis
tentang sesuatu.
Maka yang didukung oleh laras bahasa melibatkan pelbagai aspek konteks dan
situasi. Walaubagaimanapun, kepelbagaian takrian makna yang didukung oleh laras bahasa
juga menghasilkan satu kesamaan cirinya iaitu laras bahasa pastinya wujud dalam setiap
bahasa dan kewujudannya membuktikan keperluannya dalam sesebuah komuniti itu
sebagai wadah penyampai makluamt yang lebih berkesan.
Pengalaman bahasa Melayu merentasi zaman. Bahasa Melayu terus kekal sebagai
bahasa utama dunia sejak dahulu hingga kini. Persoalan yang timbul dewasa ini,
bersetujukah anda bahawa Bahasa Melayu perlu dipinggirkan dalam bidang keilmuan?
Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbol vokal (bunyi
ujaran) yang bersifat arbitrer. Bahasa dapat diperkuat dengan gerak-geri badan yang nyata.
Ia merupakan simbol atau lambang kerana rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat
artikulasi manusia harus diberikan makna tertentu, dan ia biasanya menggunakan simbol
tertentu.
REFLEKSI
Sepanjang menjalankan tugasan ini, saya mendapat banyak input dan output
tentang bagaimana untuk mengulas artikel ataupun jurnal yang terpilih. Pada mula-mula
saya menerima tugasan ini, saya berasa bahawa tajuk yang diberikan sangat mencabar.
Dengan tajuk yang telah diberikan, saya telah mula membuat pencarian. Saya berasa
seperti tidak dapat menyiapkan tugasan ini kerana berlaku ketidakfahaman dengan soalan
yang diberikan tersebut. Pada mulanya, memang susah untuk mencari bahan terutamanya
di internet kerana sangat terhad. Syukur dengan bantuan para rakan seunit dan pensyarah
yang menjadi panduan saya untuk berusaha mencari bahan-bahan yang berkaitan dengan
setiap tajuk tersebut.
Semasa proses menyiapkan tugasan ini, saya telah berusaha untuk memahami
setiap inti tajuk tersebut dan permintaan setiap soalan yang diberikan. Selain daripada
berusaha menyiapkan tugasan, saya telah mendapat pengetahuan baru iaitu pengenalan
dengan apa itu ilmu linguistik. Ilmu linguistik ini sangat penting sejak zaman dahulu kala lagi.
Kepentingan setiap golongan kata dan klausa sangat penting kepada setiap guru yang akan
mengajar Bahasa Melayu di sekolah. Sekiranya kita adalah seorang panitia Bahasa Melayu,
maka kita hendaklah menguasai bidang tersebut dengan mendalam lebih daripada guru
lain.
Tugasan ini telah mendorong saya untuk mengetahui lebih mendalam tentang
bahasa melayu yang mempunyai banyak pecahan. Apabila saya membuat tugasan ini,
maka pemahaman saya tentang bahasa Melayu lebih mendalam. Hal ini kerana, ketika
berada di sekolah menengah dan rendah, tidak berupaya dan tiada peluang untuk mengenal
dengan lebih mendalam tentang isi bahasa Melayu yang sebenarnya dengan lebih
mendalam lagi. Setelah belajar ke peringkat yang lebih tinggi, maka pengetahuan pun
bertambah. Memandangkan subjek yang saya ambil ini adalah subjek elektif, jadi saya perlu
mengasah lagi pemahaman saya tentang apa yang akan saya pelajari nanti.
Apa yang saya faham dalam penyiapan tugasan ini adalah bagaimana pelajar
membuka minda dan berfikir di luar kotak akan isu-isu yang terjadi di dalam dan di luar
negara. Sebagai rakyat yang bertanggungjawab, kita perlu mengambil tahu isu-isu
antaranbangsa tetapi bukan dengan masuk capur urusan kerajaan. Bukan hanya tahu
mengutuk, membuat demonstrasi dan pemberontakan. Fikirkanlah sesuatu yang matang
apa yang kita akan dan telah sumbang kepada negara. Tepuk dada, Tanya selera.
Pada akhir tugasan ini, akhirnya saya dapat memahami sepenuhnya setiap tajuk
yang diberikan dengan jaya. Sekali lagi terima kasih kepada yang terlibat dan yang telah
mmbimbing saya untuk menelaah setiap tajuk tersebut. Apa yang saya rasa setelah berjaya
menyiapkan tugasan ini adalah saya rasa bersyukur. Syukur dan tidak lagi berfikiran negatif
terhadap setiap tugasan yang diberikan oleh para pensyarah selepas ini. Saya juga telah
berjaya memahami konsep-konsep tugasan yang bukan sahaja menjadi tugasan semester
malah sebagai selingan kepada pengetahuan asas dan kebaikan kepada kehidupan
seharian kita.
Dalam penambahbaikan tugasan iaitu dari segi tempoh yang diberikan kepada
pelajar seperti tidak mencukupi sangat kerana kekangan masa dan juga tugasan kerja
kursus yang lain. Begitu juga dengan tugasan sampingan yang perlu dilaksanakan juga.
Selain itu, buku-buku di perpustakaan juga sangat susah untuk dicari kerana tidak mengikut
susunan dan sangat berterabur tidak mengikut tajuk. Buku-buku juga sangat terhad dan
baecampur aduk dengan buku-buku dari fakulti lain. Kesukaran ini telah menyebabkan masa
telah terbuang dalam proses pencarian dan kadangkala tidak dijumpai.
Akan tetapi, saya telah mengambil inisiatif sendiri dengan berjumpa pensyarah
pembimbing dan berkolaborasi dengan rakan-rakan sekelas. Akhirnya, sedikit sebanyak
cara begini dapat membantu saya dalam membuat tugasan ini. Kami sering berbincang
sesama sendiri sekiranya ada tugasan yang tidak difahami. Saya telah menilai dari sudut
lain bahawa bergerak dalam kumpulan lebih banyak dan lebih mudah dalam usaha penarian
maklumat dan dalam perkongsian bahan samada bahan bacaan atau web.
Saya berharap kelemahan ini dapat diatasi dengan segera dan penambahbaikan
dilakukan dengan segera kerana para pelajar yang baru masuk nanti akan mengalami
perkara yang sama. Hal juga untuk kebaikan semua pihak kerana bahan-bahan di internet
sukar untuk dicari yang paling penting kebenarannya sangat diragui. Selain itu, wifi IPG
kurang memuaskan dan selalunya akan menyekat bahan-bahan yang sememangnya
diperlukan oleh tugasan. Bahan-bahan di internet juga kebanyakannya dalam bahasa
Indonesia.
Kesimpulannya, setiap perkara ada kelebihan dan kekurangan yang tersendiri yang
tidak boleh kita elakkan tetapi boleh dibaiki dan boleh diatur. Antara kebaikan yang saya
dapat daripada bertungkus-lumusnya dalam usaha menyiapkan tugasan ini iaitu dapat
bersabar dan menerima kekurangan apa yang ada. Akhir sekali, sekiranya ingin menjadi
orang yang berjaya, penerimaan atas apa yang dilalui sangat penting. Kelemahan dan
kelebihan itu hanya kesan sampingan supaya kita tahu erti bersyukur dan menghargai apa
yang ada.