Anda di halaman 1dari 2

8.

4 Perpindahan Modal Antardua Negara


Dalam subbab ini akan dijelaskan implikasi ekonomi transfer modal antardua Negara, yakni
Negara I (maju) dan II (Negara berkembang) seperti gambar berikut :
Gambar 8.3.
Perpindahan modal antaradua negara

X MVPI
MVPII Y

Marginal value product capital di


Marginal value product capital di

I J

negara II
negara I

F
E H L

G M
K
MVPII MVPI

O D C O

Stok Kapital

Modal keseluruhan yang dimiliki oleh kedua Negara adalah OO’, dimana Negara I (maju)
memiliki sebanyak O’C dan Negara II (berkembang) sebanyak O’C. kurva nilai produk marjinal
masing-masing adalah MPV1 dan MPVII. Dalam keadaan persaingan, pendapatan factor produksi
(return) akan sama dengan nilai produk marjinal.
Sebelum adanya transfer modal, Negara I akan menanamkan modal seluruhnya (OC) di dalam
negeri dengan pendapatan sebesar OK. Output total OXGC di mana OKGC diterima oleh pemilik
modal dan KXG untuk factor produksi lainnya (tanah dan tenaga kerja). Sama halnya di Negara II
semua modalnya (O’C) ditanam didalam Negari dengan pendapatan sebesar O’J, output total
O’YIC di mana O’JIC ditrima oleh pemilik modal dan sisanya (JYI) ditrima oleh pemilik factor
produksi lainnya.
Dengan adanya transfer modal dari Negara I ke Negara II, maka Negara I akan menanamkan
sebanyak OD di dalam negeri dan DC ditransfer ke Negara II dengan pendapatan sbesar OXVD
masih harus ditambah dengan yang diperoleh dari Negara II sebesar DFHC sehingga diperoleh
pendapatan nasional sebesar OXFHC. Dengan transfer modal ini pendapatan Negara I naik sebesar
FHG (yakni OFHC – OXGC = FHG), sehingga Negara pemberi pinjaman (Negara I) memperoleh
keuntungan. Pendapatan factor produksi nonmodal turun dari KXG menjadi EXF dan pendapatan
modal naik dari OKGC menjadi OEHC.
Untuk Negara penerima pinjaman (Negara II) masuknya modal sebesar CD menyebabkan
pendapatan turun dari O’j menjadi O’L. Output naik dari O’YFD atau sejumlah CIFD (yakni
O’YFD – O’YID = CIFD). Dari kenaikkan ini sejumlah CGFD dibayarkan kepada pemilik modal
Negara I sehingga keuntungan yang berupa kenikkan pendapatan Negara II adalah HIF (yakni
CIFD – CHFD = HIF). Pendapatan untuk pemilik modal dalam negeri turun dari O’JIC menjadi
O’LHC, sedangkan pendapatan pemilik factor produksi nonmodal naik dari JYI menjadi LYF.
Secara keseluruhan (Negara I dan II) produksi total mengalami kenaikkan dari OXGC + O’YIC
menjadi OXFD + O’YFD atau sejumlah FHG + HIF (daerah yang bergaris). Makin lambat turunya
nilai produk marjinal maka akan makin besar keuntungan yang diterima melalui pinjaman luar
negeri.
8.5 Penutup
Dari uraian di atas Nampak bahwa ekonomi dunia akan memperoleh keuntungan dengan adanya
transfer factor produksi (tenaga kerja dan modal) yang ini mirip dengan keuntungan yang timbul
karena perdagangan internasional (barang) seperti yang dikemukakan oleh teory klasik. Satu
Negara yang tidak memiliki factor produksi tenaga kerja dalam jumlah banyak dapat
mendatangkan tenaga kerja dari Negara lain atau mengimpor yang padat tenaga kerja. Kedua cara
ini akan dapat mendatangkan keuntungan. Sebaliknya Negara yang banyak memiliki modal dapat
menjual/mengekspor/barang yang padat modal atau mentrasfer modal untuk memperoleh
pendapatan di luar negeri. Outup dunia akan naik dengan adanya realokasi factor produksi dari
Negara yang nilai produk marjinalnya rendah ke Negara yang nilai produk marjinalnya lebih
tinggi, apakah melalui perdagangan barang atau transfer factor produksi. Seperti pada perdagangan
berang perpindahan factor produksi dapat mempengaruhi distribusi pendapatan antarnegara dan
harga factor produksi cenderung sama di berabagai Negara (factor price equalization).
Dalam kondisi tertentu, nilai produk marjinal (terutama modal) turun dengan tajam. Apabila hal
ini tidak diatasi maka akan timbul masalah pembayaran pinjaman. Salah satu alternativenya adalah
dengan mengundang investasi lansung dari luar negeri, misalnya perusahaan multinasional.

Anda mungkin juga menyukai