Anda di halaman 1dari 14

LEMBAR BELAJAR MAHASISWA 1

Judul : oh bayiku...

Skenario

Seorang Bidan melakukan pemeriksaan pada ibu mau melahirkan di ruang bersalin. Ibu merasakan
sesak pada ulu hati sejak kehamilan trimester III, pada hasil inspeksi perut ibu tempak membesar
tidak sesuai dengan usia kehamilan dan mengeluarkan lendir darah sejak 3 jam yang lalu. Hasil
pemeriksaan: TFU 2 jari bawah PX, teraba 1 bagian bulat keras melenting, bagian kanan teraba 1
bagian panjang seperti papan, bagian bawah teraba 1 bagian besar lunak tidak bisa digoyangkan,
terdengar 1 punctum maksimum di bagian kanan atas pusat, kenaikan BB 22 kg selama kehamilan.
Hasil USG 1 bulan yang lalu perkiraan TBJ 4000 gr. Akhir-akhir ini insiden persalinan dengan
kasus seperti diatas terus meningkat, hal ini sering dikaitkan dengan gaya hidup selama kehamilan
dan hal ini bisa menyebabkan kondisi janin jelek, sehingga bidan harus melakuakan deteksi dini.

Step 1

Tidak ada

Step 2

1. Apa yang menyebabkan ibu mengeluh sesak pada ulu hati?


2. Apa penyebab perut membesar tidak sesuai dengan usia kehamilan?
3. Apa diagnosis dari kasus tersebut?
4. Berapakah insiden pada kasus tersebut?
5. Apa penyebab dari kasus tersebut?
6. Apa tanda gejala pada kasus tersebut?
7. Bagaimana deteksi dini pada kasus tersebut?
8. Apa komplikasi pada kasus tersebut?
9. Bagaimana penanganan pada kasus tersebut?
10. Apa prognosis pada kasus tersebut?
11. Gaya hidup seperti apa yang dapat menyebabkan terjadinya pada kasus tersebut?
12. Bagaimana patofisiologi pada kasus tersebut?
13. Apa hubungan gaya hidup dengan diagnosa pada kasus tersebut?
14. Apa hubungan kasus A dengan kasus B?

Step 3

1. Apa yang menyebabkan ibu mengeluh sesak pada ulu hati?


- Karena bayi besar
- Presbo
- Asam lambung meningkat: memproduksi hormon progesteronkatup yang rileks bisa
menyebabkan asam lambung meningkat
- Ibu yang obesitas
2. Apa penyebab perut membesar tidak sesuai dengan usia kehamilan? (kehamilanan dgn letak
sungsang dan makrosomia), cari: riw penyakit ibu nya, riw pola hidup
a. Giant baby
b. Pertumbuhan bayi yang TBJ nya berlebih
c. Kemungkinan DM pd ibu (glikogen tdk diproduksi mnjadi glukosa sehingga bayi bisa
menjadi giant baby)
3. Apa diagnosis dari kasus tersebut?
a. Mengalami presentasi bokong atau sungsang. (Definisi) Keadaan dmna bagian bawah
fundus ditempati oleh bokong.
b. Giant baby, suatu perkiraan TBJ 4000 gram. (Definisi) Keadaan dmna berat janin lebih
dari 3500gr.
4. Berapakah insiden pada kasus tersebut?
a. Sungsang
b. Giant baby
5. Apa penyebab dari kasus tersebut?
a. Sungsang :
- Adanya prematuritas : janin kecil, sehingga janin massih bergerak2 bisa
menyebabkan janin sungsang
- Gemeli: janin menempati
- Hidramnion: adanya jumlah air ketuban melebihi 2L
- Plasenta previa: plasenta menghalangi jalan lahir
- Multiparitas
- Tumor jalan lahir: bisa menyebabkan menghalangi bayi mencari jalan lahir
- Kelainan uterus: ex:arkuartur(kondisi dmna fundus tertekan kebawah, sehingga janin
terasa sempit. Berbentuk cekung), septum pada rahim/ ada sekat pada rahim:
sehingga rongga atau luas pada rahim tidak normal
- IUFD
- Tali pusat pendek atau adanya lilitan, sehingga bayi tidak bergerak dgn leluasa.
b. Giant baby
- Ibu yang obesitas
- Multiparitas
- DM, Hiperglikemi/kelebihan gula, hiperinsulinemia
- Genetik
6. Apa tanda gejala pada kasus tersebut?
a. Sungsang
- Dilakukan palpasi: kepala berada di fundus, bokong dibagian bawah
- Pada pemeriksaan djj berada diatas pusat ibu
- PD teraba osakrum/anus
b. Makrosomia/giant baby
- Ukuran uterus lebih besar dr usia kehamilan
- TFU pada kehamilan aterm lebih dri 40 cm, ukuran menjadi tidak normal atau tdk
sesuai. Jd perkiraan TBJ bayi lebih dri 4000
- Lab gula darah +/tinggi
- Tidak ada kemajuan persalinan pd ukuran panggul normal
7. Bagaimana deteksi dini pada kasus tersebut?
a. Giant baby
- ANC rutin, min 4x selama kehamilan. Anamnesa riw obstetri dan riw pd saat hamil
Ex: riw sakit. Apabila ibu mmpunyai riw ibu prnah melahirkan bayi besar maka ada
kemungkinan dpt melahirkan bayi besar
- Tes kromosom
- Pemeriksaan GDS pd ibu
- Ibu yang obesitas dikonsulkan pd spesialis gizi agar dpt diet sehat
- USG: perkiraan TBJ, volume air ketuban
b. Sungsang
- ANC rutin, min 4x selama kehamilan. Anamnesa riw obstetri dan riw pd saat hamil
Ex: riw sakit
- Senam hamil: ex. Yoga(pd ibu). Agar dpt membakar kalori pd ibu
- Pemeriksaan dgn sinar X untuk mengtahui konfigurasi panggul ibu
- USG, posisi janin(sungsang,lintang,oblik)

8. Apa komplikasi pada kasus tersebut?


a. Sungsang
Pada bayi
- Asfiksia: terlalu lama didlm perut ibu sehingga bisa kekurangan O2
- Cidera pada tulang belakang
- Trauma pada persalianan. Fraktur humerus dan klafikula
- Kerusakan pada jaringan saraf, karena tekanan pada intrakranial pd saat hiperlordosis
- Pleksus brachialis: kerusakan pad C5-T1
- Infeksi: KPD
- Kematian

Pada ibu

- infeksi : pd persalinan lama, bisa krna robekan jln lahir


- Perdarahan akibat jln lahir yg luas
b. Giant baby
Pada ibu:
- Robekan perineum
- Kehilangan darah banyak pd persalinan
- Ruptur uteri
- Endometritis pascapartum

Pada bayi:

- Distosia bahu
- Peningkatan cidera lahir
- Kelainan kongenital
- Nilai APGAR lebih tinggi
- Hypoglikemia
- Hiperbilirubin
- BB berlebih pd masa selanjutnya/ semasa pertumbuhan kedepannya
9. Bagaimana penanganan pada kasus tersebut?
a. Sungsang
- Harus di rujuk ke fasilitas yang memadai
- Bisa dilakukan SC jika bb lebih dari 5000 gram dengan ibu yang DM, jika ibu dengan
DM harus SC
- Pada saat kehamilan: pd pemeriksaan lakukan pemberitahuan pd ibu bisa melakukan
kneechest(efektifitas). Dada harus menempel di lantai, bisa dilakukan pd hari ke 2
smpai hari ke 7, mengepel lantai
- Yoga(efektifitas)
- Terapi musik(efektifitas)
- Kolaborasi dgn dokter
- Bisa menggunakan perasaat brachpembukaan lengkap, ketuban pecah sndri atau
dipecah, HIS ibu yang kuat
- Nakes tdk boleh melakukan interfensi
- Bisa menggunakan perasat muller apabila melakukan penolongan pada bahu depan
- Nakes wajib melakukan pemasanagn infus untuk mencegah kehilangan darah
berlebih
- Ekstraksi sungsang(bokong dan kaki) gadar: talpus menumbung
- Manual aid: tenaga ibu dan nakes

b. Giant baby
- Persalinan : bisa dirujuk dan dilakukan SC pd perkiraan janin lebih dari 4500 gr,
terjadinya perpanjangan kala II persalinan, kepala tdk turun
- TBJ kurang dri 4500 gr dan tanpa DM pd ibu

10. Apa prognosis pada kasus tersebut?

11. Gaya hidup seperti apa yang dapat menyebabkan terjadinya pada kasus tersebut?
a. Sungsang
- Anc yg tdk teratur
- Kurangnya asupan gizi
- Gaya hidup yang malas-malasan dan kurang bergerak sehingga bayi bisa jd kurang
bayi
b. Giant baby
- Pola makan yang tidak sehat. Ex: kebanyakan gula
- Anc yang tdk teratur
- Suka makan2an micin, atau makan2an yang asin, makan2an yang manis yg bisa
menyebabkan ibu nya DM pd kehamilan
12. Bagaimana patofisiologi pada kasus tersebut?
a. Sungsang
- Bayi menyesuaikan pd rahim ibu. Ex: hidramnion
- Normalnya UK 32mgg air ketuban jumlahnya relatif banyak
- Kepala menempati tempat yg lebih kecil
- Bokong menempati tempat yg lebih luas
b. Giant baby
- Hiperinsuliniesme dan peningkatan zat makanan bisa menyebabkan peningkatan BB
janin meningkat atau bisa diatas normal
- Hiperinsulin janin makrosomia
- Pasokan nutrisi untuk meningkatkan insulin, apabila berlebihanmakrosomia
13. Apa hubungan kasus A dengan kasus B?
Pd usia kehamilan kurang dri 32 minggu kan terjadi hidramnion, setelah UK yg lebih
kemungkinan air ketuban berkurang dan janin sdh terjadi giant baby dan pd saat ibu janin pd
posisi sungsang sehingga ada kemungkinan janin sdh tidak bisa memutarkan badannya lg.

Konsep Mapping
Step 4 (learning Issue)

1. Apa yang menyebabkan ibu mengeluh sesak pada ulu hati?


2. Apa penyebab perut membesar tidak sesuai dengan usia kehamilan?
3. Apa diagnosis dari kasus tersebut?
4. Berapakah insiden pada kasus tersebut?
5. Apa penyebab dari kasus tersebut?
6. Apa tanda gejala pada kasus tersebut?
7. Bagaimana deteksi dini pada kasus tersebut?
8. Apa komplikasi pada kasus tersebut?
9. Bagaimana penanganan pada kasus tersebut?
10. Apa prognosis pada kasus tersebut?
11. Gaya hidup seperti apa yang dapat menyebabkan terjadinya pada kasus tersebut?
12. Bagaimana patofisiologi pada kasus tersebut?
13. Apa hubungan kasus A dengan kasus B?
Tugas
- Syarat pervaginam (4000gr)
- Efektivitas kneechest, yoga, terapi musik
- EBM sungsang dan gaya hidup ibu
Komsep Mapping

Tanda Gejala

- Perut membesar Makrosomia


tidak sesuai UK Komplikasi Penatalaksanaan
- TBJ 4000 gr
Causa

Tanda Gejala - Gaya hidup


- Riwayat penyakit SC Pervaginam
- Px TFU, Leopold I: kepala
Leopold III: bokong
- Punctum max atas Presentasi bokong/
kanan sungsang Berhasil Tidak berhasil

Step 7

1. Berapakah insiden pada kasus tersebut?


Jawab :
a. Makrosomia
Indonesia riskesdas 2010 >4000gr 64%, 2013 anak lk jd 5,6% pr 3,9%. di dunia pd
daerah canada 10,8 kg. Sumatra 8,7kg dgn umur ibu 41 tahun pada tahun 2009.
American 366 dari 4246 didiagnosa memounyai makrosomia janin dgn 8,6%
b. Sungsang
25% dri prsalinan UK 28mgg, 7% dgn UK 32 mgg, 1-3% kehamilan aterm.
Terjadi pada 1:25 kelahiaran pasti mempunyai makrosomia.
<lbih 270.000 sekitar 3,3-3,9% di RS Parkland di amerika.
Terjadi 3-4% dipersalinan, 4-4,5% pd presbo pd UK 28mgg25-30%. Pada usia 34mgg
akan berubah.
- Kemenkes RI, 2013. Badan penelitian dan pengembangan riset kesehatan dasar.
Jakarta
- Asimkurjak, 2006. Teksbook perinatal medicine informa health care
- Cuningham, Gary. 2012. Obstetri wiliam. Jakarta, EGC vol.2 Hal.900
- American pregnancy asosiation, 2015. The breech presentation and breech birth
- Matrisia, 2016. Karakteristik persalinan letak sungsang. FK Samratulangi Manado
2. Apa prognosis pada kasus tersebut?
a. Makrosomia
Ibu dgn DMmakrosomia, sebaliknya 2000-2500gr
Keracunan(pd kehamilan diabetogenik insulin meningkat), insiden 3-5%
Distosia bahu: krna berat janin lebih dari 4500 krna adanya kemacetan pd saat melahirkan
bahu
Ketika bayi sdh lahir hipoglikemi krna ibu DM jd janin bisa mendptkan glikemi dlm
darah pd saat dlm kandungan. Disebabkan krna tdk dpt nutrisi.
Ruptur uteri (distosia bahu) karna adanya peregangan. SAR  SBR tdk sesuai dgn
ukuran janin sehinngga bundle ring akan tdk berkontraksi(ketidaksesuaian ukuran janin
dan ukuran uterus). Retraksi fisiologisbundle
ringpatologi(mengecilperdarahan)ruptur uteri.
b. Sungsang
Anak : kematian bayi 30% faktor prematur, hipoksia(tekanan pd umbilical>8menit),
gangguan dalam penolong persalinan(ex.tangan bayi menjungkit keatas pd saat
persalinan)
Mempunyai cidera pd saat persalinan(manuver)
Ibu : laserasi serviks, laserasi perineum, infeksi(krna pd waktu proses persalinan. Ex: alat
yg tdk steril, tdk cuci tngan), perdarahan pd saat persalinan.
Akan terjadi efek kehamilan pd masa yg akan datang/riw. Melahirkan bayi
marosomiamelahirkan bayi makrosomia lg.
Adanya resiko infeksi nifas(infeksi pd saat persalinan)
Sumber :
- Scotland, NE CAUGHEYAB, 2004. Risk factor and obstetric complication
associated with macrosomia.
- NHS Choices UK, 2017. Health A-Z. What happens if your baby is breech.
- Akin, dkk. 2017. Frequency of fetal macrosomnia and risk factor in pregnancy african
medical journal.
- Hajo, dkk. 2017. The art of vaginal breech at term an all fours. NCBI
- Ratna dewi, 2015. Ruptur uteri. FK UNIVERSITAS LAMPUNG. Obsgyn.
3. Apa hubungan kasus A dengan kasus B?
Hubungan sungsangmakrosomia: janin akan mencari tempat yg pas pd ukuran uterus, jika
kepala tdk msuk di PAP sehingga janin mencari tempat posisi untuk keluar/lebih
enaksungsang.
Sumber :
Jennewen, Lucas. 2018. Maternal and neonatal outcome after vaginal breech delivery at term
of children weighing more or less than 3,8kg: Frabal prosfektif cohort study. Plos one

4. Syarat pervaginan pada persalinan?


- Sungsang : presentasi bokong murni, mempunyai panggul normal, janin fleksi, tdk
ada riwayat SC sebelumnya, BB bayi <3500 gr.
- Pembukaan harus lengkap
- Penurunan di hodge III
- Dilakukan amniotomi atau ketuban sdh pecah dluan
- Makrosomia : dgn berat 4500gr atau lebih menurut american association, dgn ibu DM
berat janin tdk lebih dari 4500 bisa dilahirkan scra pervaginam, dan dilihat dari faktor
risiko, dan pilihan alternatif dengan SC.
- Bayi lahir lebih 4000 di lakukan SC, pertimbangan persalinan pervaginan dgn berat
janin 5000gr tanpa DM pd ibu. Untuk berat janin 4500 dgn ibu DM. SC menjadi
indikasi TBJ 4500 dan perpanjangan kala II.

Sumber :

- Hajo, dkk. 2017. The art of vaginal breech at term an all fours. NCBI
- Cuningham, Gary. 2012. Obstetri wiliam. Jakarta, EGC vol.2
- Lidya, 2014. Persalinan dengan luaran makrosomia. FK univ samratulangi manado

5. Efektivitas kneechest, yoga, terapi musik


Webster breech/ ciropraktik: ibu dilakukan relaksasi rahim, apabila ligamen sdh relaksasi
janin bisa berputar dgn sendirinya.
Terapi musik: american digunakan pada terapi untuk pemutaran janin yang sungsang dgn
cara pemberian earphone pada perut ibu/ diarahkan dibagian bawah perut ibu agak si janin
bisa mengarah ke suara yg d berikan
Breech tilk, terapi bola-bola 10-15 menit sehari. Dgn posisi tiduran dengan punggung dan
kaki lebih tinggi dari kepala.

6. EBM sungsang dan gaya hidup ibu


a. Makrosomia
Pengaruh obesitas pd ibu dgn BB lahir lebih dari 5000 gr dgn IMT rata-rata 37,8 kg/cm2.
Diabetes tipe 2 terjadinya makrosomia.
Dari segi pola nutrisi: primi: lebih berhati2 dgn memakan-makanan
multi:ex. Tdk memperhatikan konsumsi makanan
b. Sungsang
Ibu memeliki DMakan terjadi hidramnionjanin lebih leluasa untuk bergerak
sumber :
- Ningsih wahyuni purnama, 2016. Pengetahuan ibu hamil tentang makrosomia dengan
pola nutrisi selama hamil di PKM Umbul hardjo I. Yogyakarta
LEMBAR BELAJAR MAHASISWA 2
Judul : Kenapa anakku tidak lahir-lahir ya...
Skenario
Seorang perempuan G4P3A0 umur 40 tahun, hamil 38 minggu, pukul 10.00 datang ke RS PONEK
dengan keluhan perut terasa mulas sejak 4 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan didapatkan KU baik,
TD 110/70 mmHg, TFU 3 jari dibawah PX (35 cm), pada pemeriksaan Leopold : janin tunggal,
letak kepala, HIS: 3x/10’/20”, DJJ 120x/menit. Kemudian dilakukan pemeriksaan dalam
didapatkan pembukaan serviks uteri 4 cm, preskep, kepala janin teraba di Hodge II. Ketuban pecah
spontan dan cairan amnion warna jernih. Hasil pemeriksaan tersebut ditulis dalam lembar
partograf. Pemeriksaan obstetri dilakukan kembali pada pukul 14.00, didapatkan kepala janin
3x/10’/45”. Moulage derajat dua. Pada pukul 17.00 dilakukan pemeriksaan DJJ 92x/menit.
Pemeriksaan obstetri didapatkan kepala janin tetap berada di Hodge II, pembukaan serviks tetap 6
cm, moulage derajat tiga. Cairan amnion didapatkan bercampur dengan mekonium. Hasil
pemeriksaan dicatat di lembar partograf, mengarah ke kanan garis waspada. Oleh dokter
disarankan untuk tindakan operasi sectio saecarea pada pukul 17.30 dengan indikasi dari
pemeriksaan DJJ. Saat bayi lahir dengan APGAR skor 6-6-7.

Step 1

TIDK ADA

Step 2

1. Apa diagnosis kasus diatas ?


Diagnosa 1 : partus tak maju
Diagnosa 2: fetal distress
2. Apa penyebab dari partus tak maju ?
3. Apa tanda gejala partus tak maju?
4. Bagaimana Penanganan awal untuk partus tak maju?
5. Bagaimana komplikasi dari partus tak maju ?
6. Bagaiamana patofisiologi dari partus tak maju ?
7. Apa saja klasifikasi dari partus tak maju ?
8. Bagaiamana cara menegakkan diagnosis dari partus tak maju?
9. Apa peran bidan dalam partus tak maju ?
10.Bagaimana prognosis dari partus tak maju ?
11.Apa penyebab dari fetal distrees ?
12.Apa tanda gejala pada fetal distress ?
13.Bagaimana Penanganan awal untuk fetal distress ?
14.Bagaimana komplikasi dari fetal distress ?
15.Bagaiamana patofisiologi dari fetal distress ?
16.Apa saja klasifikasi dari fetal distress ?
17.Bagaiamana cara menegakkan diagnosis dari fetal distress?
18.Bagaimana prognosis dari fetal distress?
19.Apa peran bidan dalam fetal distress?
20.Apa indikasi dilakukanya SECSIO SAECAREA?
21.Apa hubungan paritas dan pada kasus tersebut?
22.Apa hubungan usia ibu dengan kasus tersebut ?
23.Apa yang menyebabkan hasil APGAR SCORE dari kasus tersebut ?
24.Apa fungsi partograf pada kasus diatas ?
25.Mengapa pada pemeriksaan dalam kedua, tidak didapatkan perubahan
pada penurunan kepala dan pembukaan ?
26.Apa hubungan amnion bercampur meconium dengan penurunan DJJ ?

Step 3
1. Apa diagnosis kasus diatas ?
Diagnosa 1 : partus tak maju
Diagnosa 2: fetal distress
2. Apa penyebab dari partus tak maju ?
- His tidak adekuat
His yang terlalu kuat karna tidak ada koordinasi dari kedua segmen di
rahim
- Faktor janin (malposisi/malpresentasi presentasi dahi,presentasi
muka karna hiper ekstensi pada kepala janin besar, adanya kelianan
pada janin hydrocephalus
- Faktor jalan lahir (panggul sempit,keteganggan otot dasar panggul
yang kaku yang menghambat penurunan kepala janin, kelainan
serviks servik kaku yang menghambat pembukaan biasanay pada
multi gravida, kelianan vagina, tumor)
3. Apa tanda gejala partus tak maju?
- Pembukaan tidak melebihi 4 cm sesudah 8 jam inpartu
- Penurunan kepala menetap

Tanda dari ibu


- Ibu kelelahan, pucat dan dehidrasi
- Disertai gelisah, suhu tubuh meningkat
- Ada edema vulva
- Edema serviks,
- Air ketuban bercampur meconium.
- Adanya peningkatan kontraksi tetapi penurunan dan pembukaan
tidak ada penambahan
- Adanya moulage yang hebat
- Metorismus (pemeriksaan pada ibu),
- Saat vt ada meconium pada letak kepala.
4. Bagaimana Penanganan awal untuk partus tak maju?
a. Perbaiki keadaan umum melalui infus dan oksigenasi dan posisikan
ibu miring ke kiri.
b. Menilai TTV dan tingkat hidrasi
c. Tentukan keadaan janin (DJJ)
d. Mencari penyebab
e. Terminasi persalinan sesuai indikasi
f. Lakukan evaluasi
5. Bagaimana komplikasi dari partus tak maju ?
 Infeksi inpartu
 Rupture uteri (ruptur uteri imminens)
 Pada janin bisa caput sucsedenium
 Molase
 Cedera otot dasar panggul
 Luka kandung kemih
 Terjadinya dehidrasi pada ibu

Pada janin:
- DJJ terganggu,
- Takikardi dan brakikardi
- Meningkatakan morbiditas dan mortalitas prenatal
6. Bagaiamana patofisiologi dari partus tak maju ?
Tergantung pada faktor yang mempengaruhi
Dari semua penyebab tersebut bisa menyebabkan pembukaan servik
lambat yang membuat kepala janin tidak kunjung turun.
7. Apa saja klasifikasi dari partus tak maju ?
 Fase laten memanjang
 Fase aktif memanjang (di pantau dengan partograf), pada primi 1-2
cm perjam, pada multi ½ -1 jam
 Kala II yang lama ( pembukaan serviks lengkap)
8. Bagaiamana cara menegakkan diagnosis dari partus tak maju?
- Dilihat HIS dan pembukaan , bila letak kepala saat PD amnion
bercampur meconium.
- DJJ adekuat dan tidak adekuat
- USG untuk memastikan janin
- Menggunakan lembar partogram
- Tidak ada penurunan kepala tetap di hodge 2
- Pemeriksaan sinar X
- Memastikan TBJ besar
- Pemeriksaan panggul luar didapatkan panggul sempit.
9. Apa peran bidan dalam partus tak maju ?
upaya preventif dengam memantau ibu untuk ANC rutin yang dipantau
dari BB ibu
- Pemantauan partograf
- Memperbaiki Keadaan umum ibu, dengan oksigen dan nutrisi
- Memberi edukasi tentang partus tak maju
- Dirujuk

Upaya promotif

Sosialisasi ANC terpadu (pemeriksaan panggul)

10.Bagaimana prognosis dari partus tak maju ?


Prognosis pada ibu
- Mingkatkan cidera akibat partus tak maju
- Mengakibatkan klelahan
- Mengakibatkan syok
- Mengakibatkan perdarahan
11.Apa penyebab dari fetal distrees ?
a. Kurangnya aliran darah uterus ke plasenta dalam waktu singkat
- Aktifitas uterus berlebihan
- Solusio plasenta
- Plasenta previa dngan perdarahan.
- Karna pemberian oksitosin
- Kompresi vena kava ( karna posisi ibu)
b. Waktu yang panjang
- Dm
- Hipertensi
c. Kompresi tali pusat (lilitan tali pusat)

Faktor ibu
- Kehamilan post term
- Kehamilan gemeli (identic).
12.Apa tanda gejala pada fetal distress ? BATASAN FETAL DISTRESS
- Air ketuban bercampur meconium
- DJJ < 120/ >160
- Terjadi pengeluaran meconium pada letak kepala
- Terjadi deselerasi lambat pada kardiotopografi
- PH darah janin < 7,2 %
13.Bagaimana Penanganan awal untuk fetal distress ?
- O2 cukup
- Pemberian cairan lewat infus
- Mengubah posisi ibu miring ke kiri
- Pemberian larutan dextrose hypertonic intra vena
- Amnioinfusion (penambahan cairan amniotik) untuk mengurani
tekanan pada tal pusat
- Diupayakan kelahiran paling lam 30 menit jika dikondi gawat janin
 sc
14.Bagaimana komplikasi dari fetal distress ?
- Asfiksia
- Kematian janin
15.Bagaiamana patofisiologi dari fetal distress ?
Faktor yang menyebabkan fetal distress
- Faktor ibu yang mengandung (anemia, hipertensi, DM, )
- Faktor utero placenta (kelaianan tali pusat, tali pusat terlalu
panjang)
- Faktor janin (kompresi tali pusat, penurunan kemampuan janin
membawa oksigen karna HB turun)
16.Apa saja klasifikasi dari fetal distress ?
- Gawat janin ilmiah
- Gawat janin iatrogenic (akibat tindakan medic)
17.Bagaiamana cara menegakkan diagnosis dari fetal distress?
18.Bagaimana prognosis dari fetal distress?
19.Apa peran bidan dalam fetal distress?
20.Apa indikasi dilakukanya SECSIO SAECAREA?
21.Apa hubungan paritas dan pada kasus tersebut?
22.Apa hubungan usia ibu dengan kasus tersebut ?
23.Apa yang menyebabkan hasil APGAR SCORE dari kasus tersebut ?
24.Apa fungsi partograf pada kasus diatas ?
25.Mengapa pada pemeriksaan dalam kedua, tidak didapatkan perubahan
pada penurunan kepala dan pembukaan ?
26.Apa hubungan amnion bercampur meconium dengan penurunan DJJ ?

Step 4
1. BATASAN FETAL DISTRESS
2. Bagaiamana cara menegakkan diagnosis dari fetal distress?
3. Bagaimana prognosis dari fetal distress?
4. Apa peran bidan dalam fetal distress?
5. Apa indikasi dilakukanya SECSIO SAECAREA?
6. Apa hubungan paritas dan pada kasus tersebut?
7. Apa hubungan usia ibu dengan kasus tersebut ?
8. Apa yang menyebabkan hasil APGAR SCORE dari kasus tersebut ?
9. Apa fungsi partograf pada kasus diatas ?
10.Mengapa pada pemeriksaan dalam kedua, tidak didapatkan perubahan
pada penurunan kepala dan pembukaan ?
11.Apa hubungan amnion bercampur meconium dengan penurunan DJJ ?

Konsep maping

LEMBAR BELAJAR MAHASISWA 3

Judul : Anak pertama lahir dengan SC, bisakah sekarang bersalin normal?

Skenario

Seorang perempuan berusia 32 tahun, G2P1A0, usia kehamilan 32 minggu, datang ke bidan
mengatakan ingin melakukan konsultasi persiapan persalinan. Ibu mengatakan tetangganya, anak
pertamanya lahir dengan Caesar, tetapi bisa melahirkan normal pada saat melahirkan anak kedua.
Bidan melakukan pengkajian riwayat kehamilan persalinan nifas yang lalu. Ibu mengatakan anak
pertamanya lahir dengan Caesar 3 tahun yang lalu dengan jenis sayatan horizontal, karena indikasi
tertentu. Bidan memberikan informasi bahwa ada beberapa kasus bisa melahirkan normal
walaupun memiliki riwayat SC pada persalinan sebelumnya dengan persyaratan tertentu. Namun,
ada juga beberapa kasus yang tidak bisa. Bidan menjelaskan pada saat proses persalinan juga akan
dilakukan scoring dan monitoring bisa tidaknya dilakukan persalinan normal pada pasien tersebut

Anda mungkin juga menyukai