Anda di halaman 1dari 16

DISTOSIA BAHU

Oleh:
Nova Febriani Nur Haliza NIM 162310101066
Nugroho Dwi Susilowati NIM 162310101072
KASUS
Ny. S, 23 tahun, Islam, G2P1A0, pendidikan SMP, Islam, IRT. Suami Tn. T, 26 tahun,
pendidikan SMP, Islam, Wiraswasta. Pengkajian dilakukan saat klien masuk kamar bersalin RS
Sehat Bugar pada tanggal 7 Februari 2018, jam 14.00 WIB. Klien menyatakan merasa mules-
mules satu jam sebelumnya, disertai keluar lendir bercampur darah dan tidak keluar air-air. UK:
40 - 41 minggu. Klien mengalami distosia bahu pada kehamilan pertama. Klien selama
kehamilan tidak merasakan keluhan hanya saja nafsu makan selama kehamilan tinggi dan lebih
suka memakan makanan yang manis. Pemeriksaan TTV : RR 22x/menit, N: 80x/menit, TD:
110/70 mmHg, S: 36,6 OC.Pemeriksaan neurologis: kesadaran compos mentis. Pemeriksaan
obstetri: teraba janin tunggal, puki, TFU: 36 cm, TBJ: 3875 gr, DJJ: 143-145x/menit, gerakan
janin aktif, portio lunak, pembukaan 2 cm, HIS: 1x/10'/30”. Rencana inpartu: SC. Pemeriksaan
darah lab: Hb 9,6, Ht; 25, leukosit 10.600, trombosit 289.000, GDA: 311. Pemerikasaan
psikologi : klien mengatakan bingung, cemas, takut karena akan di operasi yang disebabkan
karena bayi besar.
KATA-KATA SULIT
 Distosia bahu adalah suatu kondisi kegawatdaruratan obstetri pada persalinan pervagina
dimana bahu janin gagal lahir secara spontan setelah lahirnya kepala janin.
 Portio : bagian serviks yang menonjol ke dalam puncak vagina
 TBJ : taksiran berat janin
 GDA : gula darah acak
PENYEBAB
 Ibu mengalami diabetes mellitus. Kemungkinan terjadi makrosomia pada janin. Makrosomia adalah berat badan janin lebih besar dari 4000 gram.

 Adanya janin gemuk pada riwayat persalinan terdahulu

 Riwayat kesehatan keluarga ibu kandung ada riwayat diabetes mellitus

 Ibu mengalami obesitas sehingga ruang gerak janin ketika melewati jalan lahir lebih sempit karena ada jaringan berlebih pada jalan lahir dibnding ibu
yang tidak mengalami obesitas.
 Riwayat janin tumbuh terus dan bertambah besar setelah kelahiran.

 Hasil USG mengindikasikan adanya makrosomia/janin besar. Dengan ditemukannya diameter biakromial pada bahu lebih besar daripada diameter kepala.

 Adanya kesulitan pada riwayat persalinan yang terdahulu

 Terjadi Cephalo Pelvic Dispropotion (CPD) yaitu ketidak sesuaian antara kepala dan panggul yang diakibatkan karena :

 Diameter anteroposterior panggul dibawah ukuran normal

 Abnormalitas panggul sebagai akibat dari infeksi tulang panggul (rakhitis) dan kecelakaan.

 Fase aktif yang lebih panjang dari keadaan normal. Fase aktif yang memanjang menandakan adanya CPD.

 Penurunan kepala sangat lambat atau sama sekali tidak terjadi penurunan kepala.

 Mekanisme persalinan tidak terjadi rotasi dalam (putar paksi dalam) sehingga memerlukan tindakan forcep atau vakum. Hal ini menunjukkan adanya
CPD dan mengindikasikan pertimbangan dilaksanakan seksiosesarea.
BAGAIMANA KASUS
TERSEBUT BISA TERJADI
PADA KLIEN?
 Klien selama kehamilan tidak merasakan keluhan hanya saja nafsu makan selama kehamilan
tinggi dan lebih suka memakan makanan yang manis. Klien memiliki faktor risiko gaya hidup
ibu yaitu obesitas. Obesitas maternal dapat memiliki kaitan dengan makrosomia melalui
mekanisme peningkatan resistensi yang menyebabkan peningkatan glukosa fetus dan kadar
insulin. Lipase plasenta memetabolisme trigliserida dalam darah ibu, dan mentransfer asam
lemak bebas sebagai nutrisi untuk pertumbuhan janin. Kadar trigliserida yang meningkat pada
ibu obesitas berhubungan dengan pertumbuhan janin berlebihan melalui peningkatan asam
lemak bebas.
TANDA DAN GEJALA
 Ukuran bayi yang besar atau makrosomia

Adanya kehamilan atau berat janin yang melebihi 5000 gram atau dugaan berat badan janin
yang dikandung oleh penderita diabetes lebih dari 4500 gram
 Tubuh bayi tidak muncul setelah ibu meneran dengan baik dan traksi yang cukup untuk
melahirkan tubuh setelah kepala bayi lahir
 Kepala bayi tertarik kembali ke perineum ibu setelah keluar dari vagina. Pipi bayi menonjol
keluar, seperti kurang-kurang yang menarik kepala kembali ke cangkangnya. Penarikan kepala
bayi ini terjadi akibat bahu depan bayi terperangkap di simfisis pubis ibu sehingga mencegah
lahirya tubuh bayi.
Persalinan pervaginam yang dilakukan oleh ibu, pada saat persalinan kepala
bayi sudah berada diluar vagina atau kepala sudah dilahirkan akan terjadi
putaran paksi luar yang menyebabkan kepala berada pada sumbu normal dengan
tulang belakang bahu pada umumnya akan berada pada sumbu miring (oblique)
di bawah ramus pubis. Dorongan pada saat ibu meneran akan menyebabkan
bahu depan berada dibawah pubis, bila bahu gagal untuk mengadakan putaran
menyesuaiakan dengan sumbu miring dan tetap berada pada posisi
anteriorposterior, pada bayi yang besar akan terjadi benturan bahu depan
terhadap simfisis sehingga bahu tidak bisa lahir mengikuti kepala.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Palpasi dan Balotemen: Leopold I : teraba kepala (balotemen) di fundus uteri
2. Vaginal Toucher : teraba bokong yang lunak dan iregular
3. X-ray : Dapat membedakan dengan presentasi kepala dan pemeriksaan ini penting untuk menentukan
jenis presentasi sungsang dan jumlah kehamilan serta adanya kelainan kongenital lain
4. Ultrasonografi: Pemeriksaan USG yang dilakukan oleh operatorberpengalaman dapat menentukan :
a. Presentasi janin
b. Ukuran
c. Jumlah kehamilan
d. Lokasi plasenta
e. Jumlah cairan amnion
f. Malformasi jaringan lunak atau tulang janin
PENATALAKSANAAN
Pertolongan distosia bahu diantaranya sebagai berikut:
1. Manuver Hibbard dan Resnick
Menekan bagu dan leher janin ke arah rectum ibu dan seorang asisten menekan kuat fundus saat bahu depan dibebaskan. Penekanan fundus
yang dilakukan pada saat yang salah akan mengakibatkan bahu depan semakin terjepit.
2. Manuver Mc. Robert
Maneuver Mcrobert dimulai dengan memposisikan ibu dalam posisi Mcrobert, yaitu ibu telentang, memfleksikan kedua paha sehingga lutut
menjadi sedekat mungkin kedada dan rotasikan kedua kaki kearah luar (aduksi)
3. Manuver Woods (cork screw)
Masukan satu tangan ke dalam vagina dan lakukan penekanan pada bahu anterior, ke arah sternum bayi, untuk memutar bahu bayi dan
mengurangi diameter bahu. Jika perlu, lakukan penekanan pada bahu posterior ke arah sternum.
4. Manuver zevanelli
Mengembalikan kepala ke dalam jalan lahir dan anak dilahirkan melalui SC. Memutar kepala anak menjadi occiput anterior atau posterior
sesuai dengan PPL yang sudah terjadi. Membuat kepala anak menjadi fleksi dan secara perlahan mendorong kepala kedalam vagina.
5. Kleidotomi
Dilakukan pada janin mati yaitu dengan cara menggunting klavikula.
6. Simfiotomi
Tindakan untuk memisahkan tulang panggul kiri dari tulang panggul kanan pada simfisis supaya dengan demikian rongga panggul menjadi
lebih luas.
ANALISA DATA
Hari/Tanggal/Ja
No Data Penunjang Etiologi Masalah Paraf
m
1 Rabu/7 Februari DO : TFU: 36 cm, TBJ: 3875 gr, Ibu tidak dapat mengontrol nafsu Risiko cedera
2018/14.00 portio lunak, pembukaan 2 cm, GDA: makan
311
DS : Klien selama kehamilan tidak Peningkatan glukosa fetus
merasakan keluhan hanya saja nafsu
makan selama kehamilan tinggi dan Nutrisi berlebih pada janin
lebih suka memakan makanan yang
manis. Bayi besar

Kepala bayi menekan tulang


panggul ibu
2 Rabu/7 Februari DO : RR 22x/menit, N: 80x/menit, Bayi besar Ansietas
2018/14.00 TD: 110/70 mmHg, S: 36,6OC
DS : Klien mengatakan bingung, Sulit untuk persalinan normal
cemas, takut karena akan di operasi
yang disebabkan karena bayi besar Beresiko terjadinya komplikasi pada
ibu dan janin

Operasi SC
Hari/Tanggal/Ja
No Data Penunjang Etiologi Masalah Paraf
m
3 Rabu/7 Februari DO : GDA: 311, Saat hamil nafsu makan tinggi Defisiensi
2018/14.00 DS : Klien selama kehamilan tidak dan suka makan manis pengetahuan
merasakan keluhan hanya saja
nafsu makan selama kehamilan Ibu tidak dapat mengontrol
tinggi dan lebih suka memakan nafsu makan
makanan yang manis, Klien
mengalami distosia bahu pada Kurangnya pengetahuan
kehamilan pertama tentang dampak makan
berlebihan terhadap janin
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Resiko cedera b.d penekanan kepala pada panggul
 Ansietas b.d tindakan pembedahan
 Defisiensi pengetahuan b.d kurang informasi
INTERVENSI
Hari/
No Diagnosa Tujuan dan
Tanggal/ intervensi Rasional Paraf
keperawatan kriteria hasil
jam
2 Rabu/7 Resiko cedera pada Tujuan : setelah 1. Melakukan manuver 1. Untuk menentukan yang ada
Februari janin b.d penekanan dilakukan asuhan Leopold untuk dibagian bawah kepala atau bokong
2018/ kepala pada panggul keperawatan selama menentukan posis janin 2. DJJ harus direntang dari 120-160
14.00 1x24 jam cedera pada dan presentasi dengan variasi rata-rata percepatan
janin dapat dihindari 2. Dapatkan data dasar dengan variasi rata-rata, percepatan
DJJ secara manual dan dalam respon terhadap aktivitas
KH : atau elektronik, pantau maternal, gerakan janin dan
1. DJJ dalam batas dengan sering kontraksi uterus.
normal 120- perhatikan variasi DJJ 3. Fase laten yang lama dapat
160x/menit dan perubahan periodic menimbulkan kelelahan ibu dan
2. Bayi lahir tanpa pada respon terhadap janin beresiko lebih tinggi terhadap
mengalami cedera kontraksi uterus hipoksia dan cedera.
3. Catat kemajuan 4. Meningkatkan perfusi plasenta/
persalinan mencegah sindrom hipotensif
4. Posisi klien pada posisi telentang
punggung janin
Hari/
No Diagnosa Tujuan dan
Tanggal/ intervensi Rasional Paraf
keperawatan kriteria hasil
jam

2 Rabu/7 Ansietas b.d Tujuan: setelah 1.  Anjurkan klilen untuk 1. Untuk mengekplorasi perasaan
Februari 2018/ tindakan dilakukan tindakan mengemukakan hal-hal yang klien
14.00 pembedahan keperawatan selama 1x4 dicemaskan 2. Untuk mengembalikan
jam klien tidak cemas 2.  Beri penjelasan tentang kepercayaan diri klien dan
kondisi klien dan janin mengurangi kecemasan tentang
KH : 3. Anjurkan untuk kondisi janin
1. Klien tampak manghadirkan orang-orang 3. Agar klien merasa aman dan
tenang terdekat nyaman
2. Tidak gelisah 4. Menjelaskan tujuan dan 4. Agar dapat membina hubungan
3. TTV normal tindakan yang akan diberikan saling percaya sehingga
4. Klien tidak 5. Ajarkan teknik relaksasi mengurangi kecemasan klien
mengeluh cemas 5. Agar klien merasa lebih tenang
Hari/
No Diagnosa Tujuan dan
Tanggal/ intervensi Rasional Paraf
keperawatan kriteria hasil
jam
3 Rabu/7 Defisiensi Tujuan : setelah 1. Kaji tingkat pengetahuan ibu dan 1. Untuk menilai tingkat
Februari 2018/ pengetahuan b.d dilakukan tindakan keluarga pengetahuan ibu dan
14.00 kurang informasi keperawatan selama 2. Jelaskan bagaimana hal tersebut keluarga
1x24 jam diharapkan bisa terjadi dengan bahasa yang 2. Agar ibu dan keluarga
terjadi peningkatan mudah dipahami ibu dan keluarga memahami patofisiologi
pengetahuan pada 3. Gambarkan tanda dan gejala yang distosia bahu
ibu dan keluarga biasa muncul pada 3. Agar ibu dan kelurga
4. Berikan informasi mengenai mampu mengidentifikasi
KH : nutrisi yang tepat pada saat hamil tanda gejala yang
1. Ibu dapat 5. eksplorasi kemungkinan sumber muncul
memahami atau dukungan dengan  cara yang 4. Agar ibu dan keluarga
dampak terlalu tepat mampu memahami
banyak makan nutriasi yang tepat saat
saat hamil bagi hamil
janin 5. Untuk mengidentifikasi
2. Ibu mampu faktor-faktor yang
memahami mampu memberikan
nutrisi yang dukungan pada ibu
tepat bagi ibu
hamil
DAFTAR PUSTAKA
 Akbar, H., Prabowo A. Y. dan Rodiani. 2017. Kehamilan Aterm Dengan Distosia Bahu. Jurnal
Medula. 7(4):1-7
 Rahayu, A., Rodiani. 2016. Efek Diabetes Melitus Gestasional Terhadap Kelahiran Bayi
Makrosomia. Jurnal Majority. 5(4):17-22
 Bulechek, G. M., H. K. Butcher, J. M. Dochterman, dan C. M. Wagner. 2013. Nursing
Intervention Classification (NIC). Edisi Edisi Baha. Elsevier.
 NANDA. 2015. DIAGNOSIS KEPERAWATAN Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Edisi 10.
EGC.

Anda mungkin juga menyukai