1. Sebagai pendukung utama atas laporan pemeriksaan akuntan. Kertas kerja dapat digunakan oleh auditor untuk mendukung pendapatnya, dan merupakan bukti bahwa auditor telah melaksanakan audit yang memadai. Hal ini juga menunjukkan bahwa pengujian yang telah dilaksanakan sesuai dengan standar pelaksanaan dan secara implisit merupakan referensi laporannya yang sesuai dengan norma pemeriksaan akuntan. 2. Sebagai alat untuk mengkoordinasikan dan mengorganisasi semua tahap pemeriksaan. Audit yang dilaksanakan oleh auditor terdiri dari berbagai tahap audit yang dilaksanakan dalam berbagai waktu, tempat, dan pelaksana. Setiap audit tersebutmenghasilkan berbagai macam bukti yang membentuk kertas kerja. Pengkordinasian dan pengorganisasian berbagai tahap audit tersebut dapat dilakukan dengan menggunakankertas kerja. 3. Menguatkan simpulan-simpulan auditor dan kompetensi auditnya. Auditor dapat kembali memeriksa kertas kerja yang telah dibuat dalam auditnya, jika di kemudian hari ada pihak-pihak yang memerlukan penjelasan mengenai simpulanatau pertimbangan yang telah dibuat oleh auditor dalam auditnya. 4. Sebagai bukti bahwa pemeriksaan dilaksanakan sesuai dengan norma pemeriksaan yang berlaku. 5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pemeriksaan yang akan datang. Dari kertas kerja dapat diperoleh informasi yang sangat bermanfaat untuk audit berikutnya jika dilakukan audit yang berulang terhadap klien yang sama dalam periode akuntansi yang berlainan, auditor memerlukan informasi mengenai sifat usaha klien, catatan dan ank e akuntansi klien, pengendaian intern klien, dan rekomendasi perbaikan yang diajukan kepada klien dalam audit yang lalu, jurnal-jurnal adjustment yang disarankan untuk menyajikan secara wajar laporn keuangan yang lalu.