Anda di halaman 1dari 4

Pemahaman Auditor terhadap Objek Audit

Objek audit meliputi keseluruhan perusahaan dan/atau kegiatan yang dikelola oleh perusahaan
dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Setiap objek audit memiliki wewenang dan
tanggungjawab yang berbeda sesuai dengan karateristik dan sistem yang berlaku di dalam
perusahaan tersebut. Dalam hal ini objek audit dapat berupa divisi-divisi atau departemen-
departemen yang ada di dalam suatu perusahaan dimana setiap divisi atau departemen memiliki
wewenang dan tangung jawab kepada manajer (kepala departemen).

Dalam mencapai tujuan perusahaan, objek audit akan menetapkan beberapa program yang akan
dilaksanakan dalam berbagai bentuk kegiatan. Dimana setiap program/kegiatan/aktivitas dari
setiap departemen/divisi harus selaras dengan tujuan perusahaan. Oleh karena itu auditor harus
memahami betul tujuan perusahaan dan berbagai program/aktivitas perusahaan untuk
mendapatkan pemahaman tentang keselarasan tersebut.

Dalam pemahaman terhadap objek audit, auditor harus mendapatkan sumber daya (kapasitas)
yang dimiliki oleh objek audit dalam melakukan berbagai kegiatan. Disamping itu auditor juga
bisa melakukan metode operasi (cara pelaksanaan kegiatan) guna memastikan apakah kegiatan
yang telah dilaksanakan dengan ekoomis, efisien dan efektif dalam mencapai tujuannya.

Kemudian auditor juga harus membuat kesimpulan sementara secara umum atas pemahamannya
terhadap objek audit. Dalam tahapini dapat diperoleh berbagai informasi seperti indikasi
kelemahan perusahaan yang perlu diperbaiki, yang nantinya bisa dijadikan sebagai dasar dalam
penentuan tujuan, ruang lingkup, tujuan audit, dan penentuan kriteria serta bukti-bukti audit yang
diperlukan.

Selanjutnya auditor harus mengkomunikasikan dengan atasan pengelola atau pemberi tugas audit
tentang pemahamannya terhadap berbagai program/aktivitas objek audit untuk menghindari
kesalah pahaman. Komunikasi ini akan lebih efektif jika dilakukan secara tertulis, dengan
meminta tanggapan pemberi tugas audit tentang hal-hal berikut :

1. Informasi yang mendukung tujuan audit


2. Informasi yang mengarahkan ruang lingkup audit
3. Informasi yang mengarah pada tujuan audit

Disamping tanggapan-tangapan tersebut, auditor juga harus memimta tanggapan mengenai


kesimpulan sementara yang telah diperolehnya untuk memantapkan hasil kesimpulan auditor
tersebut.

Penentuan Tujuan Audit

Program/aktivitas di dalam perusahaan sangat berpengaruh dalam penentuan tujuan audit. Dalam
menentukan tujuan audit, auditor harus lebih menekankan pada aktivitas yang memerlukan
perbaikan. Penentuan tujuan audit harus memperhatikan berbagai risiko kegagalan yang
mungkin terjadi, baik risiko tidak tercapainya tujuan objek audit maupun tujuan audit itu sendiri.
Beberapa hal berikut ini mengandung risiko kegagalan tinggi terhadap keberhasilan pencapaian
tujuan audit yang harus diperhatikan auditor :

1. Tujuan objek audit yang beraneka ragam dan tidak konsisten


2. Tujuan objek audit yang kurang jelas
3. Kegiatan objek audit yang rumit dan kompleks
4. Pengendalian yang lemah
5. Perubahan-perubahan yang tidak terencana dan perputaran karyawan yang tinggi
6. Perubahan lingkungan audit

Tujuan audit yang ditentukan auditor harus sesuai dengan yang diinginkan pemberi tugas. Hasil
dari berbagai analisis yang dilakukan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan
tujuan audit., harus dikomunikasikan kepada pemberi tugas audit untuk mendapatkan kesamaan
sudut pandang dalam penentuan tujua audit.

Penentuan Ruang Lingkupdan Tujuan Audit

Ruang lingkup audit menentukan luas (area) dari tujuan audit. Beberapa hal penting yang
merupakan keinginan pemberi tugas harus diperhatikan dalam menentukan ruang lingkup audit.
Disamping itu, penentuan ruang lingkup audit harus mengacu ada tujuan audit yang ditetapkan.
Secara garis besar ruang lingkup audit menejemen terdiri atas :

1. Bidang Keuangan
Ruang lingkup bidang keuangan
a. Pengendalian dan pertanggung jawaban dana dan kekayaan lain serta kewajiban
keuangan perusahaan.
b. Pertanggung jawaban audit dari kegiatan yang dilakukan
c. Penyelenggaraan catatan akuntansi
d. Laporan keuangan
e. Pemanfaatan sistem akuntansi yang dimilki perusahaan
2. Ketaatan pada peraturan dan kebijakan perusahaan
a. Kesesuaian pelaksanaan program dengan peraturan dan kebijakan perusahaan
berkaitan dengan program tersebut
b. Kesesuaian penerimaan dan penggunaan dana dengan peraturan dan kebijakan
perusahaan yang berkaitan dengan program tersebut.
3. Ekonomisasi
Menekankan pada bagaimana setiap aktivitas/kegiatan dalam objek audit mengelola dana
dengan memperoeh hasil yang lebih besar tetapi dengan biaya yang lebih rendah.
4. Efisiensi
Menyangkut pada optimalisasi penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Pada bagian ini auditor menekankan pada bagaimana seharusnya proses
berjalan sehingga tercapai tujuan pemanfaatan secara optimal sumber daya yang
dimilikinya.
5. Efektivitas
Pada ruang lingkup ini auditor menekankan perhatiannya pada :
a. Pencapaian tujuan program dan kegiatan yang telah ditetapkan
b. Pemanfaatan hasil program
c. Pengaruh pemanfaatan hasil program atau kegiatan terhadap pencapaian tujuan
perusahaan secara keseluruhan.
CONTOH KASUS

PG Kebon Agung yang merupakan perusahaan industri gula di Malang dengan jumlah karyawan 728
orang

Anda mungkin juga menyukai