Pengolahan Rumput Laut Repost
Pengolahan Rumput Laut Repost
3. PENGOLAHAN AGAR.
Agar-agar merupakan senyawa ester asam sulfat dari senyawa galaktan, tidak larut dalam air
dingin, tetapi larut dalam air panas dengan membentuk gel. Rumus bangun agar-agar :
Rumus molekul : (C12H14O5(OH)4)n
Beberapa sifat dari agar-agar :
Pada suhu 25°C dengan kemurnian tinggi tidak larut dalam air dingin tetapi larut
dalam air panas.
Pada suhu 32–39°C berbentuk padat dan mencair pada suhu 60–97°C pada konsetrasi
1,5%.
Dalam keadaan kering agar-agar sangat stabil, pada suhu tinggi dan pH rendah agar-
agar mengalami degradasi.
Viskositas agar-agar pada suhu 45°C, pH # 4,5–9 dengan konsentrasi larutan 1%
adalah 2–10 cp.
Sebelum dilakukan proses pengolahan, untuk mendapatkan bahan baku yang bersih perlu
dilakukan hal-hal sebagai berikut : Rumput laut hasil pemetikan dari alam dibersihkan dari
kotoran-kotoran yang menempel seperti pasir, karang, garam dan kotoran lainnya. Setelah
bersih dicuci dengan iar tawar sampai berwarna putih kemudian dikeringkan. Pencucian dan
pengeringan dilakukan beberapa kali sampai diperoleh rumput laut kering yang bersih dan
putih. Pengeringan dilakukan dengan penjemuran sinar matahari. Hasil pengeringan rumput
laut mempunyai kandungan air berkisar 15–25%.
3.1. Pengolahan secara tradisionil di Pameungpeuk Garut
Pada pengolahan secara tradisionil/sederhana diperlukan peralatan yang cukup sederharna
yaitu :
drum besar (tangki pemasak) dengan volume 200 l;
tungku pemasak (kompor minyak);
loyang ( tempat penampung dan cetakan ) dengan ukuran 30×20×10 cm;
rak penyimpanan loyang;
alat tempat pengepres;
lembaran kain berukuran 30×20×10 cm;
tempat penjemuran / pengeringan.
Rumput laut yang akan diolah adalah jenis Gracilaria sp (agar merah) dan Hypnea sp (bulu
kambing). Rumput laut yang sudah kering dan bersih (3Kg), sebelum dimasak dalam drum
yang berisi air 150 1 ditambahkan asam sulfat encer 2 sendok dan asam cuka 2 sendok,
diaduk sampai merata, selanjutnya dimasak. Dalam satu hari dapat dilakukan dua kali
pemasakan (2×4 jam). Pemasakan dilakukan sampai mendidih dan rumput laut hancur serta
larut menjadi suatu masa yang berbentuk bubur encer, kemudian dilakukan pemisahan antara
larutan dan residu. Hasil pemisahan (larutan) dituangkan pada loyang kemudian didinginkan
selama satu malam sampai membeku.
Agar yang sudah membeku dipotong dengan ketebalan 1 cm dan diletakkan diantara kain
yang berukuran sama dengan cetakan/loyang, kemudian disusun dalam alat pengepres sampai
ketinggian kira-kira 0,5 m dan dipres dengan cara memberi beban (batu) di atas tumpukan
agar-agar. Hasil pengepresan berupa lembaran agar-agar tipis, kemudian dianginkan dan
dijemur 1 sampai 2 hari hingga kering. Dalam 3 kg rumput laut kering dapat menghasilkan
780 gram agar-agar atau 78 lembar agar-agar dengan berat pelembar 10 gram.
Untuk menghasilkan agar-agar dalam bentuk batangan pada prinsipnya hampir sama dengan
pengolahan agar-agar dalam bentuk lembaran, tapi tidak dilakukan pengepresan, hanya
penyaringan biasa dan dicetak dengan ukuran 10×4×3 cm. Hasil cetakan didinginkan dan
dibekukan semalam, kemudian dikeringkan dengan penjemuran di bawah sinar matahari.
3.2. Pengolahan secara semi tradisionil
Pada pengolahan secara semi tradisionil, rumput laut diolah menjadi agar-agar berbentuk
bubuk ataupun bentuk lain yaitu agar batangan dan agar lembaran.
Adapun peralatan yang diperlukan yaitu :
alat pencuci;
tangki pemasak;
filter press (alat penyaring dan pengepres);
ruang pendingin (freezing room)
alat pengepres (kain);
alat cetakan;
alat penghancur/mesin pembuat bubuk;
bak perendam
Bahan yang digunakan antara lain :
rumput laut Gracilaria sp. Hypnea sp.
asam sulfat encer 10%
asam cuka 0,5%
kaporit.
Proses pengolahan :
Rumput laut yang telah melewati proses pembersihan awal dicuci lagi supaya lebih
bersih. Pencucian dilakukan dalam drum-drum berisi air yang mengalir secara over
flow atau pencucian dengan mengalirkan air tawar ke dalam drum berlubang arah
horizontal yang berisi rumput laut. Drum berputar mengikuti porosnya.
Setelah dicuci bersih direndam dalam kaporit 0,25% selama 4–6 jam sambil diaduk,
sehingga diperoleh rumput laut berwarna putih dan bersih. Setelah direndam dicuci
kembali untuk menghilangkan bau kaporit, kamudian direndam dalam asam sulfat
encer 10% sampai lunak.
Rumput laut hasil rendaman dengan asam sulfat dimasak dengan menambahkan air
dalam suatu tangki pemasak. Pemanasan dilakukan sampai suhu operasi 90–100°C,
pH = 5–6 (dalam suasana asam), dimana pH diatur dengan jalan menambahkan asam
cuka 0,5%. Di samping untuk mempertahankan pH, asam cuka juga berfungsi sebagai
stabilizer sehingga diperoleh tekstur molekul yang konsisten. Pemasakan dilakukan
selama 4–8 jam sambil diaduk sampai merata.
Setelah rumput laut hancur semua, dilakukan pemisahan melalui penyaringan dengan
filter press. Filtrat ditampung, kemudian didinginkan selama lebih kurang 7 jam
(sampai membeku).
Hasil pembekuan dihancurkan dan dipress dengan menggunakan kain. Hasil
pengepresan adalah agar-agar dalam bentuk lembaran dengan ukuran sekitar 40× 30
cm.
Lembaran agar-agar diangin-anginkan kemudian dijemur di bawah sinar matahari
sampai kering. Lembaran agar-agar yang sudah kering dihancurkan dangan mesin
penghancur sehingga berbentuk agar-agar dengan ukuran 5×5 mm. Agar-agar hancur
dimasukkan ke mesin pembuat bubuk (mill) sehingga diperoleh agar-agar powder
yang berwarna putih. Dapat ditambahkan vanili untuk menambah aroma.
4. PENGELOLAAN KARAGINAN
Karaginan sampai saat ini belum diolah di Indonesia walaupun bahan baku yang dapat
digunakan untuk membuat karaginan banyak terdapat di Indonesia antara lain Eucheuma
spinosum. Karaginan adalah suatu campuran yang kompleks dari beberapa polisacharida.
Lambda dan Kappa karaginan secara bersama-sama dapat diekstrak dari rumput laut jenis
Chondrus crispus dan beberapa species dari Gigartina, sedangkan lota karaginan diekstrak
dari Eucheuma spinsosum.
Beberapa sifat dari karaginan antara lain :
Dalam air dingin seluruh garam dari Lambda karaginan larut sedangkan Kappa dan lota
karaginan hanya garam Natriumnya saja yang larut.
Lambda karaginan larut dalam air panas, Kappa dan lota karaginan larut pada temperatur
70°C ke atas.
Kappa, Lambda dan lota karaginan larut dalam susu panas, dalam susu dingin Kappa dan
lota tidak larut, sedangkan Lambda karaginan membentuk dispersi.
Kappa karaginan membentuk gel dengan ion Kalium, lota karaginan dengan ion Calsium
dan Lambda karaginan tidak membentuk gel.
Semua type karaginan stabil pada pH netral dan alkali, pada pH asam akan terhidrolisa.
5. PENGOLAHAN ALGINAT
Alginat diekstrak dari rumput laut coklat (Phaeophyceae), misalnya Laminaria dan
Sargassum. Asam alginat adalah suatu polisacharida yang terdiri dari D-mannuronic acid dan
L-guluronic acid yang merupakan asam-asam karbosiklik (R-COOH) dengan perbandingan
mannuronic acid/guluronic acid antara 0,3–2,35.
Alginat biasanya digunakan dalam bentuk garam misalnya garam Sodium, Calsium, Potasium
dan Amonium dan juga dalam bentuk ester seperti Propylene glycol alginat. Sodium alginat
komersil mempunyai berat molekul antara 32.000–200.000 dengan derajat polimer 180 –
930. Asam alginat dan garam Calciumnya sangat sedikit larut dalam air, sedangkan garam
Sodium, Potasium dan Amonium serta Propylene esternya larut dalam air panas dan air
dingin.
Proses pengolahan :
Sebelum diolah rumput laut dibersihkan dari kotoran-kotoran seperti pasir dan
pecahan-pecahan batu karang. Pencucian dilakukan dengan menyemprotkan air.
Supaya bisa disimpan agak lama, rumput laut perlu dikeringkan. Pengeringan dapat
menggunakan sinar matahari atau alat-alat pengering misalnya drum dryer, kemudian
disimpan dalam gudang. Bila kontinuitasnya terjamin, rumput laut dapat langsung
diolah tanpa dikeringkan dahulu.
Rumput laut kering dari gudang penyimpanan sebelum diolah lebih lanjut dicuci
kembali dangan air untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang mungkin terikut
selama penyim-panan dan transportasi.
Untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang larut dalam alkali, rumput laut direndam
dalam larutan 0,5% NaOH pada 50–60°C selama 30 menit.
Kemudian direndam dalam 0,5% HCL pada temperatur ruang selama 30 menit untuk
menghilangkan kotoran-kotoran yang larut dalam asam dan juga untuk merubah
garam-garam alginat dalam rumput laut menjadi asam alginat.
Setelah dicuci dengan air panas 45°C selama 30–60 menit, rumput laut dipotong-
potong untuk kemudian diekstraksi.
Ekstraksi dilakukan pada 60–70°C selama 60 menit dengan larutan Na2CO3 12–13%.
Untuk mempermudah pemisahan larutan alginat dengan residu, biasanya ditambahkan
air sebanyak empat kali volumenya.
Larutan alginat dipisahkan dari residu dengan floating tank, kemudian untuk
memisahkan kotoran-kotoran yang terikut larutan dimasukkan kedalam pemisah
centrifugal.
Larutan dibersihkan dalam Bleaching tank dengan menambahkan larutan 12% NaOH
e sebanyak 1/10 volume larutan.
Pembentukan gel asam alginat dilakukan dengan menambahkan larutan 10% H2SO4
sebanyak 1/10 volume larutan alginat dan dimasukkan bersama-sama kedalam tangki
coagulasi.
Gel asam alginat dipisahkan dari larutan dengan filtrasi atau pemisah Centrifugal.
Asam alginat dirubah menjadi sodium alginat dengan menambahkan bubuk Na2CO3
dan metyl alkohol.
Sodium alginat kemudian dipisahkan dari larutan dengan filtrasi. Metyl alkohol dalam
filtrat dapat diambil kembali dengan distilasi.
Sodium alginat dikeringkan dan dihaluskan menjadi bubuk 80–100 mesh.