Anda di halaman 1dari 10

EKSTRAKSI KAFEIN DARI KOPI

I. Tujuan Percobaan
 Mendapatkan kafein dari kopi dengan cara ekstraksi menggunakan
pelarut air dan kloroform.
 Menentukan kadar kafein dari kopi.

II. Alat dan Bahan yang digunakan


 Gelas bekker 500 ml
 Gelas arloji
 Gelas ukur 100 ml
 Kompor pemanas
 Corong pisah
 Corong kaca
 Kertas timbang
 Kertas saring
 Neraca analitik
 Botol semprot
 Kopi 3,75 gram
 Aquadest
 Kalsium karbonat (CaCO3)
 Kloroform

III. Dasar Teori

Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan


membagi sebuah zat terlarut diantara dua pelarut. Hal ini dilakukan untuk
mengambi zat terlarut tersebut dari suatu pelarut ke pelarut lain. Ekstraksi
merupakan proses pemisahan yang paling sederhana dan ekonomis.
Kafein merupakan jenis alkaloid yang secara alamiah terdapat dalam biji kopi,
daun teh, daun mete, biji kola, biji coklat dan beberapa minuman penyegar.
Kafein memiliki berat molekul 194,19g/mol. Dengan rumus kimia C 8H10N8O2 dan
pH 6,9 (larutan kafein 1 % dalam air). Secara ilmiah kafein terhadap kesehatan
sebetulnya tidak ada, tetapi yang ada adalah efek tak langsungnya seperti
menstimulasi pernapasan dan jantung, serta memberikan efek samping berupa
rasa gelisah (neuroses), tidak dapat tidur (insomia) dan denyut jantung yang tak
beraturan (tachycardia). Kopi dan teh banyak mengandung kafein dibandingkan
jenis tanaman lainnya, karena tanaman kopi dan teh menghasilkan biji kopi dan
daun teh yang sangat cepat, sementara penghancurannya sangat lambat
(Hermanto,2007).

Untuk memahami prinsip dasar ekstraksi,harus terlebih dahulu dibahas


beberapa istilah yang digunakan untuk menyatakan koefisien pemisahan. Untuk
suatu zat terlarut A yang didistribusikan antara dua fase tak tercampurkan antara
a dan b, hukum distribusi (partisi) Nernst, menyatakan bahwa asal keadaan

molekulnya sama dalam kedua cairan dan temperatur adalah konstan


dengan persamaan sebagai berikut :

Konsentrasi zat terlarut dalam pelarut a = [A]a


=KD ... (1)
Konsentrasi zat terlarut dalam pelarut b = [B]b

Dimana KD adalah sebuah tetapan yang dikenal sebagai koefisien distribusi


(koefisien partisi). Hukum ini seperti dinyatakan di atas secara termodinamis
tidaklah benar-benar tepat (misalnya, tak diperhitungkan aktivitas dari berbagai
spesies itu dan karenanya diharapkan hanya akan berlaku dalam larutan encer
dimana angka banding aktivitas itu mendeteksi satu, tetapi merupakan suatu
pendekatan yang berguna). Pada penerapan praktik ekstraksi pelarut ini,
terutama dalam memperhatikan fraksi zat terlarut total dalam fase yang satu
atau yang lainnya, tanpa peduli bagaimana cara-cara disosiasi, asosiasi atau
interaksinya dengan spasi-spasi lain yang terlarut (Basset, 1994:383).
Prosedur klasik untuk memperoleh kandungan senyawa organik di
jaringan tumbuhan kering adalah dengan cara mengekstraksi serbuk bahan
dengan alat soxhlet dengan menggunakan sederetan pelarut secara berganti-
ganti dengan ester, eter, minyak bumi dan kloroform (untuk memisahkan lipid
dan terpenoid). Kemudian digunakan alkohol dan etil asetat (untuk senyawa yang
lebih polar). Metode ini berguna bila kita bekerja dengan skala gram. Ekstrak yang
diperoleh dijernihkan dengan penyaring menggunakan celite dan pompa air, lalu
dipekatkan dalam hampa. Sekarang hal ini biasanya dilakukan dalam penguap
putar yang akan memekatkan larutan menjadi volume kecil tanpa terjadi
pencairan pada suhu antara 300C dan 400C (Harborne, 1987:210).
Ekstraksi pelarut atau ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang
paling baik dan populer. Alasan utamanya adalah bahwa pemisahan ini dapat
dilakukan baik dalam tingkat makro maupun mikro. Prinsip metode ini didasarkan
pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut
yang tidak saling bercampur, seperti benzena, karbon titraklorida atau kloroform.
Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam
kedua fase pelarut. Teknik ini dapat dipergunakan untuk hal preparative,
pemurnian, memperkaya pemisahan serta analisis pada semua skala kerja

Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan kafein dari kopi dan untuk
menentukan kadar kafein dari kopi tersebut. Kafein merupakan alkoloid yang
mengandung nitrogen dan memiliki properti basa amina organik. Kafein dapat
larut dalam pelarut organik seperti CaCO 3 dan dalam air. Kafein juga dapat terikat
oleh senyawa non polar seperti kloroform. Kloroform dapat memisahkan kafein
dari zat lain di dalam teh. Pemisahan kafein dari teh dilakukan dengan cara
ekstraksi.

Sifat – sifat fisik dan kimia dari bahan-bahan yang digunakan ;


 Kloroform ( CHCl3 )

Nama IUPAC

Chloroform

Nama lain

Formyl trichloride, Methane trichloride, Methyl trichloride, Methenyl


trichloride
Rumus molekul CHCl3

Massa molar 119.38 g/mol

Penampilan Colorless liquid

Densitas 1.48 g/cm3

Titik lebur -63.5 °C

Titik didih 61.2 °C

Kelarutan dalam air 0.8 g/100 ml at 20 °C

Struktur

Bentuk molekul Tetrahedral


Bahaya

Bahaya utama Harmful (Xn), Irritant (Xi),Carc. Cat. 2B

 Kafein

Kafein ialah alkaloid yang tergolong dalam keluarga methylxanthine bersama


sama senyawa tefilin dan teobromin, berlaku sebagai perangsang sistem saraf pusat.
Pada keadaan asal, kafein ialah serbuk putih yang pahit (Phytomedical Technologies,
2006) dengan rumus kimianya C6 H10 O2, dan struktur kimianya 1,3,7- trimetilxantin
. Kafein merupakan jenis alkaloid yang secara alamiah terdapat dalam biji kopi, daun
teh, daun mete, biji kola, biji coklat dan beberapa minuman penyegar. Kafein
memiliki berat molekul 194,19 gram/mol. Dengan rumus kimia C 8H10N8O2 dan pH 6,9
(larutan kafein 1 % dalam air ). Secara ilmiah, efek kafein terhadap kesehatan
sebetulnya tidak ada, tetapi yang ada adalah efek tak langsungnya seperti
menstimulasi pernafasan dan jantung, serta memberikan efek samping berupa rasa
gelisah (neuroses), tidak dapat tidur (insomnia) dan denyut jantung tak beraturan
(tachycardia). Kopi dan teh banyak mengandung kafein dibandingkan jenis tanaman
lain, karena tanaman kopi dan teh menghasilkan biji kopi dan daun teh yang sangat
cepat, sementara penghancurannya sangat lambat .

 Kalsium Karbonat ( CaCO3 )

Kalsium karbonat umumnya bewarna putih dan umumnya sering djumpai


pada batu kapur, kalsit, marmer, dan batu gamping. Kalsium karbonat bila dipanaskan
akan pecah dan menjadi serbuk remah yang lunak yang dinamakan calsium oksida
(CaO). Hal ini terjadi karena pada reaksi tersebut setiap molekul dari kalsium akan
bergabung dengan 1 atom oksigen dan molekul lainnya akan berikatan dengan
oksigen menghasilkan CO2 yang akan terlepas ke udara sebagai gas karbon
dioksida.denganreaksisebagaiberikut:
CaCO3-->CaO+CO2
Reaksi ini akan berlanjut apabila ditambahkan air, reaksinya akan berjalan
dengan sangat kuat dan cepat apabila dalam bentuk serbuk, serbuk kalsium karbonat
akan melepaskan kalor. Molekul dari CaCO3 akan segera mengikat molekul air (H2O)
yang akan menbentuk kalsium hidroksida, zat yang lunak seperti pasta.
Sebagaimanaditunjukkanpadareaksisebagaiberikut:
CaCO3+H2O-->Ca(OH)2+CO2
IV. Prosedur percobaan
1. Menimbang 3,75 gram kopi
2. Memasukkan kopi ke dalam gelas bekker. Menambahkan 37,5 ml
aquades.
3. Menambahkan 2,5 gram CaCO3, kemudian mendidihkannya.
4. Menyaring larutan dengan kertas saring. Memisahkan filtrat dari
endapannya.
5. Memanaskan sampai filtratnya 1/3 volume. Mendinginkan filtrat samapi
suhu kamar.
6. Memasukkan larutan ke dalam corong pisah dan menambahkan 7,5 ml
kloroform, kemudian mengocok.
7. Memisahkan larutan atas dan bawah pada corong pisah, larutan bawah
dimasukkan ke dalam gelas bekker.
8. Menambahkan 1 ml kloroform pada larutan atas yang ada di corong pisah
dan menghomogenkannya.
9. Memasukkan lapisan bawah dan atas ke dalam gelas bekker yang sama
dan melakukan evaporasi sampai kering.
10. Menimbang crude kafein .

V. Gambar alat ( terlampir )

VI. Data pengamatan

VII. Perhitungan

 Gelas kimia kosong = 86,3 gram


 Gelas kimia + isi = 87,6 gram

crude kafein :

 Crude kafein yang didapat = ( gelas kimia + isi – gelas kimia kosong ) gram
= ( 87,6 – 86,3 ) gram
= 1,3 gram

1,3 gram
Penentuan % kafein = x 100 %
7,5 gram

= 17,3 %
VIII. Analisa percobaan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa proses Ekstraksi
merupakan proses pemisahan suatu zat dan campurannya dengan membagi dua zat
terlarut di antara dua zat pelarut dimana pada percobaan ekstraksi kafein dari kopi ini
pelarut yang di gunakan adalah CaCO3 dan air yang merupakan pelarut organik dan
kloroform yang merupakan senyawa non polar yang dapat mengikat kafein dan
memisahkannya.
Awalnya pada percobaan ini 3,75 gram kopi di masukkan ke dalam gelas kimia
dan menambahkan 37,5 ml aquadest dan 2,5 gram CaCO 3 kemudian dilakukan
pendidihan, ketika penambahan CaCO3 larutan berubah warna menjadi coklat tua
persis seperti kopi susu dan terjadi pengendapan dimana CaCO 3 mengendap dan kopi
berada diatas.
Setelah didihkan larutan disaring dan diambil filtratnya , filtrat yang didapat
berupa 1/3 dari volume awal untuk kemudian dimasukkan di dalam corong pisah
untuk dilakukan proses ekstraksi dengan menambahkan kloroform sebanyak 37,5 ml.
Saat penambahan 37.5 ml kloroform tersebut larutan kemudian memisah dan
membentuk dua lapisan. Lapisan atas berwarna coklat tua sedangkan lapisan bawah
berwarna cokelat muda disertai bening dibawahnya. Lapisan bawah dipisahkan dan
kembali menambahkan 1 ml kloroform pada lapisan atas didalam corong pisah , dan
kembali membentuk 2 lapisan kemudian lapisan bawah dimasukkan kedalam bekker
yang sama sedangkan bagian atas diambil sebagai kafein .
Selanjutnya melakukan proses evaporasi guna untuk menguapkan air yang masih
terkandung dalam crude kafein agar mendapatkan krude kafein dengan kadar yang
lebih murni . Selanjutnya ketika crude kafein sudah berupa kerak hitam , menimbang ,
dan dari proses ekstraksi kafein dari 3,75 gr kopi ini didapat krude kafein sebanyak 1,3
gr .

IX. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
 Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan
membagi sebuah zat terlarut diantara dua pelarut.
 Bahan yang digunakan adalah kopi dimana pelarut yang di gunakan adalah
CaCO3 dan air yang merupakan pelarut organik dan kloroform yang
merupakan senyawa non polar yang dapat mengikat kafein dan
memisahkannya.
 Dalam percobaan ini dilakukan 4 tahapan proses :
 Pemanasan dan pendidihan
 Filtrasi ( penyaringan )
 Ekstraksi ( pemisahan )
 Evaporasi ( penguapan )
 Crude kafein yang didapat dari kopi seberat 3,75 gr sebesar 1,3 gr dengan
kadar 17,3 % .
LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM SATUAN PROSES II

( EKSTRAKSI KAFEIN DARI KOPI )

Disusun oleh :

Kelompok : III / 4KIB

Ami Lestari NIM.061030401011

Bayu Akbar Hartanto NIM.061030401013

Dwi Putri Rahayu NIM.061030401015

Fitri Romlah Sari NIM.061030401017

M. Permana Rangkuti NIM.061030401020

Rahmawaty NIM.061030401025

Ultri Amalia NIM.061030401032

Dosen pembimbing : Ir. M.Zaman , M.Si

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


2012

Daftar Pustaka

Taufik , Muhammad.2012. SATUAN PROSES II. Palembang :Polsri

www.wikipedia.com/sifatfisikdankimia

Anda mungkin juga menyukai