Anda di halaman 1dari 3

PENETAPAN KADAR ETANOL PADA OBAT BATUK DENGAN

EKSTERNAL STANDARD MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS


Rio Andira, Siti Safira Nur, Sofyan, Syifa Ananda (Kelompok PKT 28 Kelas XIII-4)
SMK-SMAK Bogor Tahun Ajaran 2016/2017
Abstrak
Analisis kadar etanol dalam obat batuk dilakukan untuk memastikan kandungan etanol pada obat batuk sesuai
dengan kadar yang tertera pada kemasan sampel. Konsumsi etanol yang berlebihan memberikan efek tidak sehat
bagi tubuh. Etanol dalam obat batuk dapat dianalisis dengan menggunakan kromatografi gas dengan injeksi
langsung 2,5l menggunakan jarum suntik yang runcing. Kolom yang digunakan adalah kolom kemas dan
detektor yang digunakan adalah FID (Flame Ionization Detector). Sebagai fase gerak digunakan Nitrogen dan
Hidrogen, sedangkan fase diam yang digunakan adalah kolom itu sendiri. Digunakan standar etanol 4%. Dengan
membandingkan area sampel dengan standar, konsentrasi etanol dalam obat batuk dapat diketahui. Hasil analisis
menunjukkan kadar etanol (single standar) sebesar 5,77%. Hasil ini tidak sesuai dengan label etanol dalam
kemasan.
Kata kunci: etanol, obat batuk, kromatografi gas
Abstract
Analysis of ethanol concentration in cough medicine done for ensure the concentration of ethanol in cough
medicine is really match with the concentration that have been written on packaging of the sample. Excessive
consumption of ethanol giving unhealthy effect for our body. Concentration of ethanol in cough medecine could
be measured by gas chromatography method with direct injection of 2,5l using sharp syringe. In this method,
packed column used as column and FID (Flame Ionization Detector) used as detctor. Nitrogen and Hydrogen
used as mobile phase while the column it self used as stationary phase. Ethanol 4% w/w used in this method. We
can measure the ethanol concentration by compare the sample area and standard area. Analysis result of ethanol
concentration is 5,77%. This result isnt match with the concentration that have been written on the packaging of
the sample.
Keyword: ethanol, cough medicine, gas chromatography
Pendahuluan
Banyak produk dengan campuran alkohol yang
beredar di pasaran terutama pada produk obatobatan. Contohnya obat batuk. Permasalahannya
adalah sering munculnya para produsen ilegal yang
membuat obat dengan kadar alkohol yang tinggi
atau menyalahi aturan batas kadar alkohol yang
telah ditentukan. Sehingga sangat perlu dilakukan
analisis kadar alkohol dalam obat batuk untuk
mengetahui kandungan alkohol pada obat batuk
tidak melebihi batas maksimum. Karena jika
kandungan alkohol pada obat melebihi batas
maksimum,
maka
akan
menyebabkan
ketergantungan terhadap obat yang mengandung
alkohol tinggi dan bila dikonsumsi terus menerus
maka akan membahayakan tubuh seperti merusak
sel-sel baru dalam tubuh. Selain itu alkohol juga
bisa memicu efek sorosis dalam hati yang mampu
berakibat pada timbulnya penyakit hati (kuning).

Tujuan penetapan kadar ini yaitu untuk mengetahui


sesuai atau tidaknya kadar etanol pada sampel obat
batuk dengan kadar yang telah tertera pada kemasan
obat batuk tersebut.
Tinjauan Pustaka
Alkohol merupakan istilah umum dari etanol
mempunyai efek yang menguntungkan dan
merugikan bagi manusia. Etanol pada kadar rendah
dan sedang berperan sebagai stimulan. Konsumsi
etanol dalam jumlah sedang mempunyai efek
protektif terhadap penyakit jantung iskemik.
Konsumsi etanol yang berlebihan bisa menyebabkan
kerusakan organ, terutama otak dan hati. (Anonim,
1999). Alkohol terutama dalam bentuk etil alkohol
(etanol), telah mengambil tempat dalam sejarah
umat manusia paling sedikit selama 8.000 tahun.
Saat ini, alkohol dikonsumsi secara luas. Sama
seperti obat-obat sedatif-hipnotik lainnya, alkohol
dalam jumlah rendah sampai sedang dapat

menghilangkan
kecemasan
dan
membantu
menimbulkan rasa tenang atau bahkan euforia. Akan
tetapi, alkohol juga dikenal sebagai obat yang paling
banyak disalahgunakan di dunia, suatu alasan yang
tepat atas kerugian besar yang mesti ditanggung
masyarakat dan dunia medis. (Masters, 2002).
Etanol atau etil alcohol yang di pasaran lebih
dikenal sebagai alcohol, merupakan senyawa
organic dengan rumus kimia C2H5OH. Dalam
kondisi kamar, etanol berwujud cairan yang tidak
berwarna, mudah menguap, mudah terbakar, mudah
larut dalam air dan tembus cahaya. Etanol adalah
senyawa organic golongan alcohol primer. Sifat fisik
dan kimia etanol bergantung pada gugus hidroksil.
Reaksi yang dapat terjadipada etanol antara lain
dehidrasi, dehidrogenasi, oksidasi, dan esterifikasi.
(Rizani, 2000). Angka kadar alkohol pada cairan
menunjukkan perbandingannya dengan air. Alkohol
bersifat mudah menguap karena rentang rantai
karbon C1 sampai C5 mempunyai titik didih 0C 50C. Pada saat ini, kadar etanol paling tinggi yang
ada di pasaran adalah 96% untuk konsentrasi teknis.
Ada banyak cara untuk mengukur kadar etanol dan
setiap metode pengukuran memiliki keunggulan dan
kekurangannya masing-masing. Beberapa metode
itu adalah analisis menggunakan GC (Gas
Chromatography), analisis dengan HPLC (High
Performance Liquid Chromatography), metode
enzim, dan metode dengan menggunakan
hidrometer alkohol. Dalam penetapan kali ini
menggunakan metode GC (Gas Chromatography).
(Anonim, 2010). Etanol adalah salah satu senyawa
alkohol dengan rumus kimia C2H5OH yang berupa
cairan
tidak
berwarna,
jernih,
mudah
menguap,memiliki bau yang sangat halus, dan rasa
yang pedas. Secara umum etanol dibagi menjadi dua
jenis yaitu etanol absolut dan etanol teknis (etanol
95% (v/v). Etanol juga memiliki sifat dapat bereaksi
dengan
logammembentuk
etoksida,
dapat
diesterifikasi
dengan
asam
organik
maupunanorganik menjadi ester, dapat bereaksi
dengan gugus karbonil aldehida danketon
membentuk asetal serta dapat dioksidasi menjadi
asetaldehida dan asamasetat dengan bantuan katalis
(Kirk dan Othmer, 1985).
Kromatografi gas adalah teknik kromatografi yang
bisa digunakan untuk memisahkan senyawa organik
yang mudah menguap. Senyawa-senyawa tersebut
harus mudah menguap dan stabil pada temperatur
pengujian, utamanya dari 50 300C. Jika senyawa
tidak mudah menguap atau tidak stabil pada
temperatur pengujian, maka senyawa tersebut bisa

diderivatisasi agar dapat dianalisis dengan


kromatografi gas (Mardoni 2005). Untuk
menganalisis kadar etanol dalam obat batuk,
digunakan suatu instrumen yaitu GC SHIMADZU
14-B. Sampel diinjeksikan ke injektor oleh syringe.
Cuplikan tersebut diubah menjadi gas di dalam oven
dengan suhu yang telah diatur. Cuplikan ini
kemudian dibawa oleh gas pembawa ke kolom. Gas
pembawanya adalah nitrogen dan hidrogen. Kolom
yang digunakan adalah kolom kemasan atau kolom
kapiler,
dalam kolom terdapat fase diam yang
berupa cairan. Oleh fase diam kemudian cuplikan
dipisahkan dengan komponen yang ingin diketahui.
Komponen yang telah terpisah akan diteruskan ke
detektor. Detektor yang digunakan yaitu FID (Flame
Ionization Detektor). Setelah itu hasil pembacaan
akan muncul di komputer.
Metode Analisis
Alat yang digunakan pada penetapan ini yaitu labu
ukur 100 ml, pipet tetes, piala gelas, buret, syringe
dan instrumen GC SHIMADZU 14-B. Bahan yang
digunakan pada penetapan ini yaitu sampel obat
eliksir, standar etanol p.a., dan aquabides.
Pembuatan standar induk etanol 10% (w/v)
dilakukan dengan cara memipet 10 ml alkohol 96%
lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml,
ditambahkan
aquades,
dihimpitkan
dan
dihomogenkan. Lalu standar induk ini diturunkan
sebanyak 4ml menggunakan buret untuk pembuatan
standar etanol 4% (w/v) yang selanjutnya
dimasukkan ke vial dan di injeksikan pada alat.
Sampel yang telah tersedia dimasukkan ke vial lalu
diinjeksikan pada alat.
Pembacaan pada alat dilakukan dengan cara
membuka kran gas nitrogen dan hidrogen serta
hidupkan kompresor udara tekan lalu diatur tekanan
pada alat sesuai dengan tanda garis hitam pada
regulator, hidupkan GC dan CBM, lalu set kondisi
operasi GC sebagai berikut: Suhu injektor: 130 oC;
Suhu detektor: 150oC; Initial temp: 80oC; Initial
time: 1 menit; Rate: 5o C/menit; Final temp: 80oC;
Final time: 10 menit, tekan start sebanyak 1 kali
untuk mengaktifkan heater untuk menghidupkan
sinyal detektor dengan menggunakan ignitor,
hidupkan komputer lalu buka program GC 14B,
tunggu sampai di layar muncul menu real time
analisis, pilih menu real time analisis dengan
mengklik dua kali sampai muncul ready, pilih menu
quantitation, pilih menu eksternal standar lalu

masukan nama etanol, pada menu set up isikan stop


time 10 menit, setelah ready lalu injek standar
sebanyak 2,5l, tunggu sampai semua puncak
muncul di layar lalu stop analisis, injeksikan sampel
obat batuk sebanyak 2,5l, tunggu sampai
kromatogram sampel keluar semua, catat semua
hasil pengamatan, setelah kromatogram standar dan
sampel selesai semua hitunglah konsentrasi sampel,
setelah analisis selesai turunkan suhu alat menjadi
30oC, lalu tunggu sampai suhunya turun, setelah
suhunya rendah lalu matikan alat.

Dari hasil analisis yang telah dilakukan, diperoleh


kadar alkohol sebesar 5,77%. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa telah terjadi kesalahan positif
apabila dibandingkan dengan kadar yang tertera di
kemasan sampel. Hal ini dapat disebabkan oleh:
penyimpanan sampel yang terlalu lamadan di tempat
yang tidak sesuai, kesalahan dalam pembuatan
standar, atau ketidaktepatan dalam penginjeksian
sampel atau standar.

Hasil dan Pembahasan

Penentuan kadar alkohol dalam obat batuk dapat


dilakukan secara Gas Chromatography dengan
detektor FID, gas pembawa yang digunakan adalah
gas nitrogen dan hidrogen. Didapatkan hasil
sebesar 5,77%.

Tabel I. Hasil pembacaan alat instrumen GC


NAMA
tR
AREA
Standar etanol 2,225 5.983.212
4% (w/v)
Sampel
obat 2,479 4.145.334
batuk (simplo)

[ Contoh ] =

Area co ntoh[standar ]
Area standar

[ Contoh ] =

4.145 .334 4
=5,77
5.983.212

Kesimpulan

Referensi
Mc Nair, H. M. dan E. J. Bonelli. 1998. Dasar
Kromatografi Gas. Bandung: Penerbit ITB.
Vogel. 1982. Textbook of Quantitative Inorganic
Analysis,
Including
Elementary
Instrumental Analysis, 4th Edition.
London: Longman

Anda mungkin juga menyukai