1) Arsitektur Monumentalism
Seetelah Perang Dunia II, arsitektur modern berkembang dalam bentuk-bentuk baru,
otentik asli yang tidak ada sebelumnya. Kaidah-kaidah dan teori modernism awal abad XX,
ditinggalkan. Konsep “bentuk mengikuti fungsi” atauu “form follow function” dari aliran
fungdionalisme tidak lagi menjadi kriteria utama.
Dalam aliran Arsitektur Monumentalism bentuk tidak hanya ditentukan oleh fungsi,
tetapi ditentukan oleh semua aspek arsitektural, tata letak, lingkungan, teknologi, bahan dan
elemen-elemen lainnya yang tidak selalu fungsional. Selain itu, konsep-konsep lama
diterapkan sesuai dengan konsep dan pola pikir yang sejalan dengan perkembangan teknologi,
bahan dan dimensi. Sehingga penerapan baru ini menghasilkan bentuk-bentuk baru yang ciri
monumentalnya sangat menonjol. Rancangan-rancangan Le Corbusier, Oscar Niemeyer
Saarinen, Luis I Khan, Phipips Jhonson yang dibangun setelah tahun 50an dapat dikategorikan
sebagai arsitektur aliran monumentalisme dengan bentuk otentik, megah dan sclutural.
1) Arsitektur Brutalisme
Arsitektur brutalis berkembang dari tahun 1950 sampai pertengahan 1970an, turun
dari gerakan arsitektur modernis pada awal abad ke-20. Istilah ini berasal dari kata Prancis
untuk "mentah", karena Le Corbusier menggambarkan pilihannya bahan béton brut , beton
mentah. Kritikus arsitektur Inggris Reyner Banham mengadaptasi istilah tersebut menjadi
"brutalisme" (awalnya "New Brutalism") untuk mengidentifikasi gaya yang muncul.
Istilah "brutalisme" pada awalnya diciptakan oleh arsitek Swedia Hans Asplund
untuk menggambarkan Villa Göth di Uppsala , yang dirancang pada tahun 1949 oleh orang-
orang sezamannya Bengt Edman dan Lennart Holm . Dia awalnya menggunakan istilah
Swedia nybrutalism (brutalisme baru), yang diangkat oleh sekelompok arsitek Inggris yang
berkunjung, termasuk Michael Ventris.
Di Inggris, istilah ini selanjutnya diadopsi oleh arsitek Alison dan Peter Smithson
Istilah ini mendapatkan mata uang yang luas ketika sejarawan arsitektur Inggris Reyner
Banham menggunakannya dalam judul bukunya tahun 1966, The New Brutalism: Ethic or
Estesthetic?, untuk mengkarakterisasi sekelompok pendekatan arsitektural yang baru
dibentuk, terutama di Eropa.
Arsitektur Brutalisme merupakan arsitektur yang beda dari biasanya baik dari segi
bentuk yang aneh, menyimpang dari kaidah-kaidah ataupun bentuk-bentuk yang belum pernah
ditemukan di tahun sebelumnya. Dilihat dari segi sistem konstruksi juga memiliki perbedaan,
dalam konstruksi beton eksposed dihasilkan oleh perancah kasar atau sengaja dikasarkan
setelah perancahnya dibuka. Meskipun kata brutal ada hubungannya dengan beton brut yang
artinya beton kasar, namun kriteria pengelompoka aliran Arsitektur Brutalisme adalah pada
bentuknya secara keseluruhan dan bukan dari system konstruksi tersebut.
(1959-1963)
Dapat dilihat pada gedung pendidikan diatas pada bagian yang memiliki unsur
aliran Arsitektur Brutalisme, yaitu atap bengkel datar dengan penampang gregaji, seperti
pada pabrik-pabrik, memberikan ekspresi kuat dari bangunan pendidikan teknik dan
industrial. Normalnya atap dibuat tegak lurus atau dibawah 35 derajat, tetapi atap gedung
ini melintang diagonal 45 derajat.