Anda di halaman 1dari 15

Makalah

ANALISIS TUGAS SCANDURA DAN KONSTRUKTIVISME

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Teori Belajar dan Pembelajaran yang diampu oleh
Prof. Dr.Muhammad Badiran, M.Pd.

Disusun Oleh:
Bobby Waldani (8186122005)
Dwi Mentari Arya (8186122009)
Dea Halidah (8186122010)
Fauzia Nur (818612200)
Hendra Cipta Sinaga (818612200)
Muhammad Fazar Afriza (8186122003)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas untuk mata kuliah
Teori Belajar dan Pembelajaran.

Pada kesempatan ini tidak lepas penulis ucapkan terima kasih kepada
Bapak Prof. Dr.Muhammad Badiran, M.Pd yang telah memberikan bimbingan
dan arahan hingga penulisan makalah ini tersusun adanya. Penulis menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk penyempurnaanya penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun.

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi mata kuliah Teori
Belajar dan Pembelajaran dalam Pendidikan dan dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sehari – hari demi peningkatan mutu pendidikan dan dapat menambah
khasanah ilmu bermanfaat bagi pembaca .

Medan , November 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Teori Belajar Scandura...................................................................................... 3
a. Defenisi Scandura ....................................................................................... 3
b. Prinsip Pembelajaran Scandura................................................................... 3
c. Analisis Tugas Scandura ............................................................................. 4
d. Fungsi Teori Belajar Scandura.................................................................... 4
e. Implikasi Teori Belajar Scandura ............................................................... 5
B. Pembelajaran Konstruktivisme ........................................................................ 6
a. Defenisi Konstruktivisme ........................................................................... 6
b. Ciri – ciri dan Prinsip Pembelajaran Konstruktivisme ............................... 6
c. Teori Belajar yang Mendukung Teori Konstruktivisme ............................. 7
d. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Konstruktivisme ..................... 10
e. Implikasi Pembelajaran Konstruksivisme................................................. 10
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan .............................................................................................. 12
b. Saran ........................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era globalisasi membawa dampak bagi tatanan kehidupan yang ditandai
dengan meningkatnya persaingan yang tinggi sehingga menuntut sumber daya
manusia yang ada untuk mampu menghadapi arus globalisasi. Oleh karena itu,
Indonesia sedang mempersiapkan diri dalam menjawab tantangan globalisasi
dengan membangun basis pendidikan, sebab dengan baiknya basis pendidikan
dapat diharapkan mempunyai daya saing yang tinggi dan memperkuat jati diri
serta kepribadian bangsa.
Banyak usaha telah dilakukan oleh para ilmuwan pembelajaran dalam
mengklasifikasi variable-variable pembelajaran yang menjadi perhatiannya.
Terutama bila dikaitkan dengan teori pembelajaran. Dari sekian teori
pembelajaran tersebut pada prinsipnya dikelompokkan kedalam empat kelompok.
Aliran tersebut didasarkan pada kesamaan teori dasar yang terdapat pada masing -
masing teori. Pada mulanya teori belajar memliki empat variabel yang menjadi
titik perhatian ilmuwan pembelajaran, yaitu:(1) Kondisi pembelajaran, (2) Bidang
studi, (3) Strategi pembelajaran dan (4) Hasil pembelajaran.
Variabel-variabel yang dikelompokkan kedalam kondisi pembelajaran
adalah karakteristik pembelajaran, karakteristik lingkungan pembelajaran, dan
tujuan instruksional. Variabel bidang studi mencakup karakteristik isi/
tugas.Variabel hasil pembelajaran mencakup semua efek yang dihasilkan dari
pembelajaran, apakah itu pada diri pembelajar, lembaga, termasuk juga pada
masyarakat.
Dalam strategi pembelajaran, dikenal strategi pembelajaran berbasis teori
belajar structural yang dikembangkan oleh Scandura. Teori ini dipakai untuk
menunjukkan keterkaitan isi bidang studi adalah information-processing
approach to task analysis. Tipe hubungan procedural ini memberikan urutan
dalam menampilkan tugas - tugas belajar.Berbeda dengan hubungan prasyarat
belajar yang memberi petunjuk pada pengetahuan mana yang harus dipelajari
terlebih dahulu. Hubungan procedural menunjukkan bahwa seseorang dapat
mempelajari langkah terakhir dari suatu prosedur pertama kali, tetapi dalam unjuk

1
kerja ia tidak dapat mulai dari langkah terakhir. Sedangkan konstruktivisme
adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan dalam struktur kognitif
siswa berdasarkan pengalaman.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
masalah yang akan dibahas antara lain:
1. Bagaimana teori belajar Scandura?
2. Apa yang dimaksud dengan Analisis Tugas Scandura?
3. Bagaimana pembelajaran Konstruktivisme?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penulisan makalah ini
adalah:
1. Untuk mengetahui teori belajar Scandura
2. Untuk Mengetahui Analisis Tugas Scandura.
3. Menjelaskan pembelajaran Konstruktivisme.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Belajar Scandura


a. Defenisi Scandura
Scandura dikenal dengan Teori Belajar Struktural (TBS) yaitu Sistem
pembelajaran yang lebih menekankan pada hubungan yang penting sekali antar isi
(contents), kognisi (cognition), dan perbedaan individual dalam konteks
pembelajran. (Hamid, 2014)
Teori belajar scandura sistem pembelajaran yang menekankan pada
kemampuan memahami atau struktur dalam penggunaan kompetensi.(Latifah,
2014). Scandura merupakan gabungan teori pembelajaran dan prosedur
pembelajaran dan perkembangan dengan analisis konten, pengujian kompeten
pembelajaran, dan urutan instruksi bertahap. (Adhia, 2010)
Dari beberapa pendapat ahli mengenai teori belajar scandura maka dapat
disimpulkan bahwa teori belajar scandura merupakan teori belajar struktural yang
menekankan pada kemampuan siswa dan prosedur pembelajaran.

b. Prinsip Pembelajaran Scandura


Prinsip pembelajaran yang di ungkapkan dalam teori Scandura
memberikan kontribusi pada teori pembelajaran yaitu: memilih cara yang lebih
efektiff dalam pembelajaran dengan mengurutkan dari hal sederhana ke
kompleks. (Herna, 2015)
Contohnya yaitu yang harus diperhatikan terlebih dahulu adalah
spesifikasi apa yang harus dipelajari oleh para pelajar yang diberikan oleh guru,
setelah itu menentukan karakteristik dari masalah-masalah kognitif dari pelajar
yang dilakukan oleh guru dan guru melihat proses interaksi antara guru dengan
pelajar sesuai dengan tujuan yang ada apakah berhasil atau tidaknya dalam
pembelajaran.
Strategi pengorganisasian isi ala Scandura dikembangkan didasarkan pada
teori psikologi kognitif. Teori ini beranggapan bahwa sesuatu yang dipelajari
berasal dari apa yang dikenal melalui pengamatan, dan pada dasarnya manusia

3
melakukan sesuatu obyek dimulai dari keseluruhan bagian, kemudian melakukan
pemilihan dan mengurutkan. (Yanti, 2011)
Contoh kegiatan belajar menurut teori ini merupakan proses konstruktif
yaitu pemerolehan pengalaman yang dikembangkan baru yang dihubungkan
dengan struktur kognitif yang sudah ada sehingga membentuk struktur kognitif
baru yang lebih bermakna.

c. Analisis Tugas Scandura


Di dalam teori belajar structural, isi pembelajaran secara efektif
dikarakterisasikan dalam hal tugas - tugas, atau situasi masalahnya yang
diinginkan oleh guru untuk dipelajari oleh pelajar (atau hal - hal yang
berhubungan dengan keefektifan), dan hal ini disebut domain masalah. (Herna:
2015)
Analisis Struktural adalah metodologi untuk mengidentifikasi aturan yang
harus dipelajari untuk suatu topik tertentu didalam kelas berdasarkan metode –
metode dalam topik tersebut. (Arjuna, 2011)
Menurut Herna (2015) Secara systematis analisis structural teori Scandura
ini meliputi:
1. Memilih masalah dari sample yang mewakili
2. Identifikasi kaidah solusi untuk memecah segenap tugas
3. Identifikasi kaidah yang lebih tinggi
4. Mengeliminasi kaidah yang tidak diperlukan
5. Manguji dan memperhalus untuk menghasilkan kaidah pada masalah baru
6. Memperluas kaidah ketika diperlukan dan mencatat jenis serta masalah

d. Fungsi Teori Belajar Scandura


Menurut Yanti (2011) fungsi teori belajar Scandura adalah untuk
menganalisis kandungan kognitif kompleks. Teori belajar ini digunakan untuk
seleksi isi dan urutan yang sesuai dengan kebutuhan pembelajar memfasilitasi
desain instruksi untuk pengetahuan prosedural serta subjek kompleks memiliki
volume tinggi detail untuk dipelajari. Teori belajar ini juga dapat digunakan
kepada peserta didik yang memiliki pengetahuan sebelumnya sedikit dan

4
kemudian dikembangkan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
belajar.

e. Implikasi Teori Belajar Scandura


Berikut adalah contoh dari teori belajar struktural dalam konteks
pembelajaran perawatan tangan, yaitu:
1. Guru memperlihatkan beberapa masalah mengenai kulit. Seperti memberikan
gambar mengenai jenis kulit dan kelainan pada kulit.
2. Dengan diberikan gambar tersebut kemudian guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok dan menyuruh siswa untuk mengidentifikasi atau
memecahkan masalah melalui gambar yang diberikan.
3. Siswa mengidentifikasi gambar tersebut.
4. Guru meminta siswa untuk mempresentasekan hasil diskusi kelompok.
5. Masing – masing kelompok mempersentasekan hasil diskusi. Dimana pada
setiap akhir kelompok guru memberikan masukan kepada siswa.
6. Ketika semua kelompok telah selesai mempresentasikan. Maka guru
memberikan penjelasan mengenai kulit dan ganguan kulit. Pada akhir
pembelajaran guru memberikan masalah baru yaitu mencari jenis kulit. Dan
siswa mengidentifikasi kembali.

B. Pembelajaran Konstruktivisme
a. Defenisi Konstruktivisme
Teori pembelajaran konstruktivisme merupakan teori pembelajaran
cognitive baru dalam psikologi pendidikan yang menyatakan bahwa siswa harus
menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek
informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisi apabila aturan-aturan itu
tidak sesuai lagi. (Trianto, 2009: 28)
Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan
dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Pengetahuan memang
berasal dari luar, tetapi dikonstruksi dari dalam diri seseorang. (Sanjaya, 2006:
264)

5
Konstruktivisme adalah aliran filsafat pengetahuan yang berpendapat
bahwa pengetahuan (knowledge) merupakan hasil konstruksi (bentukan) dari
orang yang sedang belajar. (Adisusilo, 2012 :161)
Teori – teori baru dalam psikologi pendidikan di kelompokkan dalam teori
pembelajaran konstruktivis (constructivist theories of learning). Teori
konstruktivisme ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan
mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan
aturan-aturan lama dan merevisi apabila aturan – aturan tidak sesuai. (Slavin
dalam Nur, 2002: 8)
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
konstruktivisme adalah proses belajar siswa untuk membangun atau menyusun
pengetahuan yang dilandasi oleh struktur kognitif yang dimilikinya.

b. Ciri – ciri dan Prinsip Pembelajaran Konstruktivisme


Ciri-ciri pembelajaran secara konstruktivisme adalah menekakan pada
proses belajar, mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif belajar pada siswa,
berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses bukan menekankan pada
hasil, mendorong siswa untuk mampu melakukan penyelidikan, mendorong
berkembangnya rasa ingin tahu secara alami, penilaian belajar lebih menekankan
pada kinerja dan pemahaman siswa, sangat mendukung terjadinya belajar
kooperatif, banyak menggunakan terminology kognitif untuk menjelaskan proses
pembelajaran, seperti: prediksi, inferensi, kreasi, dan analisi, dll. (Cahyo:2013)
Menurut Suparno (1997:49) secara garis besar prinsip – prinsip
konstruktivisme yang diambil adalah:
1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal maupun secara
sosial
2. Pengetahuan tidak dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali dengan keaktifan
siswa sendiri untuk bernalar
3. Siswa aktif mengkonstruksi secara terus - menerus, sehingga terjadi perubahan
konsep menuju ke konsep yang lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan
konsep ilmiah

6
4. Guru berperan membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses
konstruksi siswa berjalan baik

c. Teori Belajar Yang Mendukung Teori Konstruktivisme


Teori belajar pada dasarnya merupakan suatu teori yang menjelaskan
bagaimana siswa-siswa belajar, meliputi kesiapan belajar, proses mental, dan apa
yang dilakukan siswa pada usia tertentu. Untuk terjadinya konstruksi pengetahuan
ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki siswa antara lain: kemampuan
mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman, kemampuan
membandingkan, mengambil keputusan mengenai persamaan dan perbedaan, dan
kemampuan untuk lebih menyukai pengalaman yang satu dari pada yang lainnya.
(Herna, 2015)
Teori belajar konstruktivisme dibagi menjadi dua sudut pandang, yaitu
menurut Piaget dan Vygotsky. (Indri, 2014)
(a) Teori Belajar Konstruktivisme Piaget
Teori piaget berlandaskan gagasan bahwa perkembangan anak bermakna
membangun struktur kognitif atau peta mentalnya yang diistilahkan
“schema/skema” atau konsep jejaring untk memahami dan menanggapi
pengalaman fisik dalam lingkungan di sekeilingnya (Suyono dan Hariyanto,
2011:107). Sedangkan menurut piaget, manusia memiliki struktur pengetahuan
dalam otaknya, seperti sebuah kota-kotak yag masing mempunyai makna yang
berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam proses belajar terjadi dua proses, yaitu
proses organisasi informasi dan adaptasi (Cahyo:2013: 37).
Proses organisasi adalah proses ketika manusia menghubungkan informasi
yang diterimanya dengan struktur- struktur pengetahuan yang sudah disimpan
atau sudah ada sebelumnya dalam otak. Sedangkan proses adaptasi adalah proses
yang berisi dua kegiatan.
Pertama, menghubungkan atau mengintergrasi pengetahuan yang diterima
manusia atau disebut asimilasi. Kedua, mengubah struktur pengetahuan baru
sehingga akan terjadi kesinambungan (equilibrium).
Proses mengkonstruksi, sebagaimana dijelaskan Piaget, adalah sebagai
berikut (Cahyo:2013):

7
1) Skemata
Piaget mengatakan bahwa schemata orang dewasa mulai dari schemata anak
melaui proses adaptasi sampai pada penataan dan organisasi. Makin mampu
seseorang membedakan satu stimulus dengan stimulus lainnya, makin banyak
schemata yang dimilikinya. Dengan demikian, schemata adalah struktur
organisasi kognitif yang selalu berkembang dan berubah. Proses yang
menyebabkan adanya perubahan tersebut adalah asimilasi dan akomodasi
2) Asimilasi
Asimilasi merupakan proses kognitif dan penyerapan baru ketika seseorang
memadukan stimulus atau presepsi ke dalam schemata atau perilaku yang
sudah ada. Pada dasarnya, asimilasi tidak mengubah schemata, tapi
mempengaruhi atau memungkinkan pertumbuhan schemata.Asimilasi terjadi
secara kontinu, berlangsung terus-menerus dalam perkembanfan intelektual
anak.
3) Akomodasi
Akomodasi adalah proses struktur kognitif yang berlangsung sesuai
pengalaman baru. Proses tersebut menghasilkan terbentuknya schemata baru
dan berubahnya schemata lama.

4) Keseimbangan
Dengan adanya keseimbangan, efisiensi interaksi antara anak yang sedang
berkambang dengan lingkungannya dapat tercapai dan terjamin. Piaget
membagi fase perkembangan manusia ke dalam empat perkembangan yang
tertera dalam table di bawah ini:

No Tahapan Usia Gambaran


1 Sensorimotor 0-2 Bayi bergerak dari tindakan reflek instingtif
pada saat lahir sampai permulaan pemikiran
simbolis. Bayi membangun suatu pemahaman
tentang dunia melalui pengoorgadinasian
pengalaman-pengalaman sensor dengan
tindakan fisik

8
2 Operational 2-7 Anak mulai merepresentasikan dunia denan
kata-kata dan gambar-gambar.
3 Concerte 7-11 Pada saat ini anak dapat berpikir secara logis
operational mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret
4 Formal 11-15 Anak remaja berpikir dengan cara yang lebih
operational abstrak dan logis. Pemikiran lebih idealistik

(b) Teori Belajar Konstruktivisme Vygotsky


Menurut Vygotsky bahwa pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau
belaja menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih
berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas-tugas tersebut berada dalam zone
of proximal development (Trianto:2007:29).

d. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Konstruktivisme


Menurut Burhanuddin (2014) setiap teori belajar memiliki kelebihan dan
kekurangan.Adapun kelebihan dan kekurangan teori belajar konstruktivisme
adalah sebagai berikut.

Kelebihan teori belajar Kekurangan teori belajar


No
konstruktivisme konstruktivisme
1. Teori ini dalam proses berfikir Siswa membuat pengetahuan dengan
membina pengetahuan baru, ide mereka masing-masing, oleh
membantu siswa untuk mencari karena itu pendapat siswa berbeda
ide, menyelesaikan masalah, dan dengan pendapat para ahli
membuat keputusan
2. Teori ini dalam proses pemahaman Teori ini menanamkan supaya siswa
murid terlibat secara langsung membangun pengetahuannya sendiri,
dalam membina pengetahuan baru hal ini pasti membutuhkan waktu
yang lama untuk siswa yang malas
3. Teori ini dalam proses Kondisi disetiap sekolah pun
pengingatan siswa terlibat secara mempengaruhi keaktifan siswa dalam
langsung dengan aktif, mereka membangun pengetahuan yang baru
akan ingat lebih lama semua dan keaktifan siswa.
konsep
4. Teori ini dalam kemahiran sosial
siswa dapat dengan mudah
berinteraksi dengan teman dan

9
guru dalam mebina pengetahuan
baru
5. Siswa terlibat secara terus-
menerus dengan demikian mereka
akan paham, ingat, yakin, dan
berinteraksi maka akan timbul
semangat dalam belajar dan
membina pengetahuan baru.

e. Implikasi Pembelajaran Konstruksivisme


Salah satu contoh.Perlu diupayakan terjadinya situasi konflik pada struktur
kognitif siswa.Contohnya mengenai cecak atau cacing tanah.Mereka menduga
cecak atau cacing tanah hanya satu macam, padahal keduanya terdiri lebih dari
satu genus (bukan hanya berbeda species). Berikut ini akan dicontohkan dalam
pembelajaran kontruktivisme mengenai cacing tanah.
1. Diperlihatkan tanah berisi cacing dan diajukan pertanyaan: “Apa yang kamu
ketahui tentang cacing tanah?”. Semua jawaban siswa ditampung (ditulis
dipapan tulis jika perlu).
2. Siswa diberi kesempatan untuk memeriksa keadaan yang sesungguhnya, dan
diberi kesempatan untuk merumuskan hal-hal yang tidak sesuai dengan
jawaban mereka semula.
3. Guru memperknealkan macam-macam cacing dan spesifikasinya. Siswa
merumuskan kembali pengetahuan mereka tentang cacing tanah.
4. Guru memberikan masalah berupa pemilihan cacing yang cocok untuk
dikembangbiakkan.
5. Siswa mendiskusikannya secara berkelompok dan merencanakan
penyelidikan. Secara berkelompok siswa melakukan penyelidikan untuk
menguji rencananya. Siswa mencari tambahan rujukan tentang manfaat cacing
tanah dulu dan sekarang.
6. Secara berkelompok siswa melaporkan hasilnya, dilanjutkan dengan penyajian
oleh wakil kelompok dalam diskusi kelas. Secara bersama-sama siswa
merumuskan rekomendasi untuk para pemula yang ingin berternak cacing
tanah.
7. Secara perorangan siswa membuat tulisan tentang kehidupan jenis cacing
tanah tertentu sesuai hasil pengamatannya.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai analisis tugas Scandura dan
Konstruktivisme maka dapat ditarik beberapa kesimpulan:
Pertama, teori belajar scandura merupakan teori belajar struktural yang
menekankan pada kemampuan siswa dan prosedur pembelajaran. Dalam teori
belajar scandura terdapat analisis scandura yang merupakan metodologi untuk
mengidentifikasi aturan yang harus dipelajari untuk suatu topik tertentu didalam
kelas berdasarkan metode – metode dalam topik tersebut
Kedua, bahwa pendekatan konstruktivisme memiliki asumsi bahwa siswa
dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri melalui berbagai media yang
ada.Artinya, posisi guru hanya sebagai mediator antara siswa dengan objek atau
sumber belajarnya.

B. Saran
Berdasarkan hasil makalah yang diuraikan pada kesimpulan serta hasil
penulisan, maka disarakan untuk menunjang keprofesionalan seorang guru/tenaga
pendidik hendaknya dalam dunia pendidikan seorang guru harus menggunakan
teori belajar yang tepat agar pembelajaran dapat berjalan secara efektif untuk
mencapai tujuan pembelajaran.

11
DAFTAR PUSTAKA

Adhia, Hana. 2010. Teori Belajar. Diakses 29 Oktober 2016 melalui


https://hanaadhia.wordpress.com/category/teori-belajar/
Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran Nilai Karakter. Depok: Raja Grafindo
Persada
Arjuna. 2011. Structural Learning Theory Scandura. Diakses 29 Oktober 2016
melalui https://arjunabelajar.wordpress.com/2011/12/03/structural-
learning-theory-j-scandura/#
Cahyo, Agus N. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar.
Yogyakarta: Diva Press
Herna, Hafni. 2015. Analisis Tugas Scandura. Diakses 25 Oktober 2016 melalui
http://hafniherna.blogspot.co.id/2015/03/analisis-tugas-scandura-dan.html
Latifah, Euis.2014. Pendekatan Struktural. Diakses 29 Oktober 2016 melalui
http://euislatifah.blogspot.co.id/2014/06/pendekatan-struktural-dalam.html
Nur, M. 2002. Psikologi Pendidikan : Fondasi untuk pengajaran. Surabaya.
PSMS Program Pascasarjana Unesa.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.
Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Penerbit Kanius.
Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep
Dasar. Bandung: Rosda
Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Jakarta:
Prenada Media Group
Yanti, Nofyta. 2011. Struktural Belajar. Diakses 29 Oktober 2016 melalui
https://nofytayanti.wordpress.com/

12

Anda mungkin juga menyukai