Anda di halaman 1dari 2

Peningkatan Kualitas Pelaksanaan Akreditasi PAUD dan PNF

Salah satu upaya untuk meningkatan mutu sebuah pendidikan adalah dengan
dikeluarkannya peraturan-peraturan pemerintah tentang akreditas dan diperkuat
dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang kemudian
dijabarkan dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP).

Keputusan dan peraturan-peraturan pemerintah yang dibuat pemerintah sudah


sangat tegas agar seluruh sekolah pada jenjang pendidikan dapat di akreditasi, baik di
jenjang pendidikan tinggi maupun di jenjang pendidikan usia dini. Hal ini merupakan
kemajuan yang luar biasa karena pada awalnya hanya pada beberapa jenjang saja
agar dapat di akreditasi. Akan tetapi penyelengaraan pendidikan Nasional yang
termasuk didalamnya adalah proses penilaian kelayakan suatu lembaga pendidikan
atau yang yang sering disebut dengan akreditasi, dalam prakteknya masih banyak
menuai problem. Adanya kebijakan-kebijakan yang diputuskan oleh pemerintah untuk
lembaga pendidikan baik yang formal maupun non formal masih menyisakan segudang
masalah, diantaranya adalah sering terjadinya ketidakakuratan data yang deperoleh di
lapangan dengan realita pada masing-masing satuan pendidikan.

Akreditasi dilaksanakan melalui prosedur sebagai berikut : (a) pengajuan


permohonan akreditasi dari sekolah; (b) evaluasi diri oleh sekolah; (c) pengolahan hasil
evaluasi diri; (d) visitasi oleh asesor; (e) penetapan hasil akreditasi; (f) penerbitan
sertifikat dan laporan akreditasi. Akan tetapi pada prakteknya akreditasi tersebut
banyak yang tidak melalui prosedur yang jelas. Banyak prosedur-prosedur akreditasi
tersebut yang belum terlaksana. Baik pada proses pengajuan permohonan akreditasi
sampai penerbitan sertifikat dan laporan akreditasi. Ada beberapa lembaga pendidikan
yang sudah berakhir masa sertifikatnya akan tetapi belum juga mengajukan
permohonan akreditasi, bahkan sering ditegur oleh lembaga yang berada diatasnya.

Dampak dari hal tersebut adalah banyak lembaga pendidikan yang


menyepelekan proses akreditasi, sehingga kesiapan untuk melaksanakan proses
akreditasi dinilai sangat kurang. Dari segi biayapun pelaksanaan akreditasi oleh
lembaga pendidikan yang terpaksa melakukan akreditasi dinliai sangat besar karena
seringnya mengada-adakan yang tidak ada menjadi ada. Hal ini yang memicu
munculnya kefiktifan data yang hanya untuk memperoleh sertifikat akreditasi oleh
Badan Akreditasi Nasional Sekolah maupun Madrasah.

Dalam memaksimalkan fungsi Badan Akreditasi dalam pelaksanaan Akreditasi


tersebut perlu adanya sebuah prosedur yang jelas dengan memperhatikan prinsip-
prinsip akreditasi, sehingga kualitas pendidikan khususnya pada lembaga pendidikan
Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal maupun Sumber Daya Manusia yang ada
di dalamnya betul-betul bisa dipertanggung jawabkan. Akuntabilitas lembaga
penyelenggara pendidikan dapat diketahui dari peringkat akreditasi yang dimiliki
sekolah, hal ini sesuai dengan ayat 2 pasal 60 UU No. 20 tahun 2003 yang
menyatakan bahwa akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan
pemerintah dan/lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.
Peringkat akreditasi tersebut harus benar-benar menggambarkan kualitas sekolah
sehingga masyarakat memperoleh gambaran yang jelas tentang kualitas sekolah.
Mengingat pentingnya akreditasi baik bagi sekolah maupun masyarakat, perlu
dilakukan studi tentang pengembangan model penyelenggaraan akreditasi

Pada dasarnya Kendala-kendala yang muncul dari proses akreditasi tersebut


dapat teratasi. Implikasi teori dengan adanya akreditasi PAUD dan PNF dapat
menambah kinerja para tenaga kependidikan dan dapat meningkatkan mutu
pembelajaran di suatu sekolah. Sehingga perlunya menambah kepustakaan untuk guru,
sarana dan prasarana alat peraga, internet dan perlunya menambah program keahlian
baru.

Anda mungkin juga menyukai