OLEH
Ananta Septriandra Ginting 140100222
Mohammad Haekal 140100158
Ricky Kurniadi Siregar 140100182
Wirda Zamira Lubis 140100107
Zsizsi Akbarinda 140100012
Henny Wahyuni 140100045
PEMBIMBING
Dr. dr. Juliandi Harahap, MA.
OLEH
Ananta Septriandra Ginting 140100222
Mohammad Haekal 140100158
Ricky Kurniadi Siregar 140100182
Wirda Zamira Lubis 140100107
Zsizsi Akbarinda 140100012
Henny Wahyuni 140100045
PEMBIMBING
Dr. dr. Juliandi Harahap, MA.
“Proposal ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi persyaratan
OLEH
Ananta Septriandra Ginting 140100222
Mohammad Haekal 140100158
Ricky Kurniadi Siregar 140100182
Wirda Zamira Lubis 140100107
Zsizsi Akbarinda 140100012
Henny Wahyuni 140100045
Pembimbing
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Hubungan Tingkat Pengetahuan dalam Pengelolaan Sampah Plastik
terhadap PHBS di Rumah Tangga”.Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
melengkapi persyaratan Program Pendidikan Profesi Dokter (P3D) di Departemen
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Sampah merupakan salah satu masalah serius yang dihadapi oleh negara
Indonesia. Permasalahan sampah ini timbul akibat besarnya jumlah penduduk
Indonesia, semakin besar jumlah penduduk sebuah Negara dengan otomatis
jumlah sampah yang dihasilkan akan semakin besar (Ilman, N. dkk. 2017). Di
Indonesia, kebutuhan plastik terus meningkat hingga mengalami kenaikan rata-
rata 200 ton per tahun. Akibat dari peningkatan penggunaan plastik ini adalah
bertambah pula sampah plastik. Sampah menjadi masalah serius karena dapat
menyebabkan berbagai masalah lainnya, seperti masalah kesehatan, polusi udara,
dan juga kebutuhan lahan untuk menampungnya (Surono, U. dkk. 2013).
Berdasarkan asumsi Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), setiap hari penduduk
Indonesia menghasilkan 0,8 kg sampah per orang atau secara total sebanyak 189
ribu ton sampah/hari. Dari jumlah tersebut 15% berupa sampah plastik atau
sejumlah 28,4 ribu ton sampah plastik/hari (Pahlevi, 2012). Plastik mempunyai
keunggulan dibanding material yang lain diantaranya kuat, ringan, fleksibel, tahan
karat, tidak mudah pecah, mudah diberi warna, mudah dibentuk, serta isolator
panas dan listrik yang baik. Akan tetapi plastik yang sudah menjadi sampah akan
berdampak negatif terhadap lingkungan karena tidak dapat terurai dengan cepat
dan dapat menurunkan kesuburan tanah. Sampah plastik yang dibuang
sembarangan juga dapat menyumbat saluran drainase, selokan dan sungai
sehingga bisa menyebabkan banjir. Sampah plastik yang dibakar bisa
mengeluarkan zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
Dari berbagai jenis sampah yang ada , jenis sampah yang menimbulkan
permasalahan paling serius adalah sampah yang berbahan plastik. Hal ini karena
plastik sangat sulit untuk diuraikan secara alami, dan juga plastik terbuat dari
bahan yang berbahaya bagi lingkungan dan makhluk hidup. Dalam kehidupan
sehari – hari kita sangat sulit dipisahkan dari berbagai produk plastik , seperti
kemasan makanan, botol minuman, kantong kresek, dan sebagainya. Seiring
berkembangnya kemajuan teknologi produk yang berbahan plastik pun juga
semakin banyak, hal ini disebabkan oleh karena berbagai keuntungan yang
ditawarkan produk berbahan plastik, yaitu mudah diproduksi, murah, ringan dan
tahan lama. Hal ini akan berdampak pada jumlah volume sampah plastik yang
semakin banyak atau limbah plastik yang semakin menumpuk. Data Kemenperin
menunjukan konsumsi plastik mencapai 1.9 juta ton pada semester pertama 2013 ,
jumlah ini mengalami peningkatan 22.58% dibanding semester yang sama pada
tahun sebelumnya yang sebesar 1.55 juta ton. Jumlah tersebut diperkirakan akan
terus meningkat pada tahun-tahun selanjutnya. Sebagai konsekuensinya,
peningkatan limbah plastikpun tidak terelakkan. Hal ini akan sangat
mengkhawatirkan jika tidak ditangani dengan serius (Kemenperin, 2013).
Plastik yang sudah dibuang ini pada umumnya akan didaur ulang oleh
perusahaan – perusahaan sebagai bahan baku baru untuk sebuah produk lain,
proses daur ulang ini sangat penting dalam menangani permasalahan yang timbul
akibat sampah plastik yang menumpuk, proses daur ulang yang dilakukan oleh
perusahaan ini akan lebih efektif dilakukan apabila proses pemilahan atau
pemisahan sampah telah dilakukan sebelumnya, oleh karena itu ada baiknya jika
pemisahan sampah dapat dilakukan oleh masyarakat agar proses daur ulang ini
lebih mudah. Selain itu perlu diketahui juga apakah masyarakat pada umumnya
mengetahui konsep 3R, mengingat konsep ini sangat penting dalam menangani
permasalahan sampah, dan juga apakah masyarakat telah melakukannya dalam
kehidupan sehari – hari.
e. Apakah ibu rumah tangga sudah mengenal dan melakukan konsep 3R?
1.3 Tujuan Penelitian
a. Mengetahui jenis sampah plastik yang paling sering dibuang dan dampak
nya terhadap lingkungan
c. Penerapan konsep 3R
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
a. Termoplastik
Plastik yang mempunyai sifat tidak tahan terhadap panas. Jika dipanaskan,
maka rantai-rantai molekul polimernya akan bermobilisasi sehingga plastik
melunak. Jika didinginkan setelah pemanasan, maka plastik tersebut akan
mengeras. Proses ini dapat terjadi berulang kali sehingga plastik jenis
termoplastik mudah untuk didaur ulang untuk mendapatkan produk plastik yang
baru. Contoh plastik termoplastik, yaitu polietilena (PE), polipropilena (PP),
polistirena (PS), dan lain-lain.
b. Termoset
Jenis plastik ini mempunyai sifat yang tahan terhadap panas. Jika
dipanaskan, maka plastik tidak akan meleleh sehingga tidak dapat didaur ulang.
Bila plastik termoset rusak maka plastik tidak dapat disambung atau diperbaiki
lagi. Dalam polimer termoset, ikatan antarmolekul membentuk ikatan silang
sehingga membuat polimer menjadi kaku dan keras. Pemanasan selanjutnya dapat
menyebabkan kerusakan pada plastik. Contoh plastik termoset adalah bakelit.
Tembaga adalah logam transisi dengan simbol kimia Cu. Cu memiliki nomor
atom 29 dan berat atom 63,546. Cu terdapat di alam sebagai native copper atau
copper sulphides seperti chalcopyrite dan chalcocite, copper carbonat seperti
azurite dan malachite, dan copper oxides seperti cuprite. Berikut adalah
contohcontoh mineral Cu dalam bentuk sulfide (Budiasih, K. 2010).
Pada kemasan yang terbuat dari bahan plastik, biasanya terdapat simbol
daur ulang berbentuk segitiga dengan nomor kodenya. Kode tersebut dikeluarkan
oleh The Society of Plastik Industry pada tahun 1998 di Amerika Serikat, dan
sekarang sudah dijadikan standar dalam pembuatan kemasan plastik. Terdapat 7
jenis kode plastik di pasaran, yaitu:
Plastik yang yang memiliki sifat jernih, kuat, tahan pelarut, kedap gas dan
air, dan dapat melunak pada suhu 80℃. Biasanya dipakai untuk botol plastik
transparan seperti botol air mineral, cup jus, botol sambal, dan lainlain. Akan
tetapi, plastik PET/PETE direkomendasikan hanya untuk sekali pakai karena
dapat menngeluarkan zat karsinogenik apabila dipakai berulang-ulang.
Jenis plastik ini bersigat keras hingga semi-fleksibel, tahan terhadap bahan
kimia dan kelembaban, permeable terhadap gas, mudah diproses dan dibentuk,
dan melunak pada suhu 75℃. Biasanya dipakai untuk kemasan makanan, gallon
air mineral, jerigen, dan botol obat. Plastik HDPE paling sering didaur ulang.
PVC merupakan plastik yang mudah dibentuk, kuat, keras, dan melunak
pada suhu 80℃. Biasanya digunakan sebagai pembungkus makanan, pipa plastik,
dan pelindung kabel. Akan tetapi, PVC dapat mengeluarkan zat karsinogenik yang
berbahaya untuk hati dan ginjal apabila kontak dengan minyak.
LDPE merupakan jenis plastik yang sangat umum digunakan. Plastik ini
mudah diproses, bersifat kuat, fleksibel, kedap air, opak tapi dapat temvus cahaya,
dan dapat melunak pada suhu 70℃. Biasanya dipakai sebagai plastik kemasan,
kantong kresek, dan plastik tipis lainnya.
5. PP (Polypropylene)
PP bersifat keras tetapi fleksibel, tidak jernih tapi dapat tembus cahaya,
tahan terhadap bahan kimia, dan dapat melunak pada suhu yang tinggi yaitu
140℃. Plastik ini merupakan jenis terbaik untuk tempat makanan dan minuman.
6. PS (Polystyrene)
Jenis plastik ini bersifat kaku, getas, buram, mudah dibentuk, dapat
terpengaruh oleh lemak dan pelarut, serta dapat melunak pada suhu 95℃.
Biasanya dipakai sebagai tempat makan Styrofoam, garpu plastik, dan gelas
plastik. PS dapat mengeluarkan bahan stirena jika dalam keadaan panas dan
bersentuhan dengan makanan atau minuman, yang cukup berbahaya bagi otak dan
system syaraf.
7. Lainnya
SAN memiliki resistensi yang tinggi terhadap suhu dan reaksi kimia.
Biasanya digunakan sebagai piring, penyaring, sikat gigi, dan lego.
b. ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene)
ABS juga memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu.
Biasanya digunakan sebagai mangkuk mixer dan pembungkus termos.
c. PC (Polycarbonate)
PC bersifat keras, jernih dan tahan panas. Biasanya digunakan untuk galon
air mineral dan botol susu bayi.
a. Pemilahan sampah
a) Reuse
b) Reduce
c) Recycle
Perilaku hidup bersih sehat pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk
menularkan pengalaman mengenai pola hidup sehat melalui individu, kelompok
ataupun masyarakat luas dengan jalur – jalur komunikasi sebagai media berbagi
informasi. Ada berbagai informasi yang dapat dibagikan seperti materi edukasi
guna menambah pengetahuan serta meningkatkan sikap dan perilaku terkait cara
hidup yang bersih dan sehat (Kemenkes RI. 2016).
A. KriteriaInklusi :
- Pasien yang datang berobat ke puskesmas
B. Kriteria Eksklusi:
- Anak-anak
- Pasien dating dengan gangguan jiwa.
3.3 MANAJEMEN DATA
Data dalam penelitian ini diperoleh menggunakan dua cara. Data umum
(nama, tanggal lahir, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan subjek) dan data
wawancara berbasis kuisioner. Pengumpulan data dilakukan setelah mendapat
persetujuan dari subjek penelitian.
Metode analisis data yang akan digunakan adalah analisis univariat dan
analisis bivariat. Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui frekuensi dan
persentase variabel seperti demografi, riwayat perjalanan penyakit, dan kondisi
rumah responden penelitian. Sedangkan analisis bivariat dengan uji chi-square
digunakan untuk menentukan hubungan variabel tingkatpengetahuan PHBS
dengan pengelolaansampah plastik.
Dari hasil uji statistik tersebut akan didapatkan nilai p, dalam penelitian ini
ditetapkan nilai α sebesar 0,05 dan nilai confidence interval sebesar 95%,
sehingga pemaknaan nilai p adalah sebagai berikut :
- Jika nilai p<0.05, maka terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan
PHBS dengan pengelolaan sampah plastik.
- Jika nilai p >0.05, maka tidak terdapat hubungan antara tingkat
pengetahuan PHBS dengan pengelolaan sampah plastik.
- Menentukan odds ratio dari setiap varibel tingkat pengetahuan PHBS
dengan pengelolaan sampah plastik.
3.4 IDENTIFIKAS VARIABEL
1. PHBS
a. Definisi :
b. Cara dan AlatUkur : Kuisioner
c. Hasil Ukur :
d. Skala Ukur : Ordinal
2. Pengelolaan Sampah Plastik
a. Definisi :
b. Cara dan Alat Ukur : Kuisioner
c. Hasil Ukur :
d. Skala Ukur : Ordinal
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).
promkes.kemkes.go.id/pub/files/files13583Pedoman_umum_PHBS.pdf.
diakses 3 April 2019
KUESIONER PENELITIAN
Tanggal Wawancara :
No Kuesioner :
I. Identitas Responden
1. Nama : ……………………………………
2. Alamat : ……………………………………
3. Jenis Kelamin : ……………………………………
4. Umur : ……………………………………
5. Pendidikan terakhir : ……………………………………
6. Pekerjaan : ……………………………………
7. Penghasilan : ……………………………………
(Berilah tanda (X) pada salah satu jawaban yang anda rasa benar)
c. Tidak tahu
2. Apa saja jenis kantong plastik yang andaketahui?
c. Tidaktahu.
4. Apakan anda setuju sampah plastik yang dihasilkan tiap harinya harus
dikurangi jumlahnya?
a. Setuju, alasannya
…………………………………………………………………..
c. Tidak setuju.
c. Tidak tahu.
6. Apa yang anda ketahui tentang dampak positif dari membawa tas belanja
sendiri dari rumah saat berbelanja ke pusat perbelanjaan?
a. Dapat mengurangi pemakaian kantong plastik sehingga sampah
plastik juga berkurang.
b. pemakaian tas belanja tidak memberikan dampak positif apapun.
c. Tidak tahu.
b. Kurangsetuju,
c. Tidaksetuju
c. Tidak tahu
9. Apa yang anda ketahui tentang Tas Belanja merupakan aplikasi prinsip
Reuse (Menggunakan kembali)?
c. Tidaktahu
10. Apa yang memungkinkan membuat anda mau membawa tas belanja
sendiri?