Laporan Metode Magnet
Laporan Metode Magnet
PENDAHULUAN
Metode magnetic sendiri adalah salah satu metode digunakan dalam teknik
geofisika yang berdasarkan anomaly geomagnetic yang diakibatkan oleh
perbedaan kontras suseptibilitas atau permeabilitas magnetic jebakan dari daerah
magnetic di sekelilingnya.
BAB II
DASAR TEORI
(2.1)
Konstanta µ0 adalah permeabilitas medium dalam ruang hampa, tidak
berdimensi dan berharga satu yang besarnya dalam SI adalah 4π x 10-7
newton/ampere2.
(2.3)
Satuan magnetisasi dalam cgs adalah gauss atau emu. Cm3 dalam satuan SI
adalam Am-1.
2.1.4 Suseptibilitas Kemagnetan
Kemudahan suatu benda magnetik untuk dimagnetisasi ditentukan oleh
suseptibitas kemagnetan k yang dirumuskan dengan persamaan :
(2.4)
Besaran yang tidak berdimensi ini merupakan parameter dasar yang
digunakan dalam metode magnetik. Nilai suseptibilitas magnetik dalam ruang
hampa sama dengan nol karena hanya benda berwujud yang dapat termagnetisasi.
Suseptibilitas magnetik dapat diartikan sebagai derajat kemgntan suatu
benda. Harga k pada batuan semakin besar apabila dalam batuan semakin banyak
dijumpai mineral-mineral yang bersifat magnetik. Berdasarkan harga
suseptibilitas k, benda- benda magnetik dapat dikategorikan sebagai
diamagnetik, paramagnetik, ferromagnetik. Diamagnetik adalah benda yang
mempunyai niai k kecil dan negatif. Paramagnetik adalah benda magnetik yang
mempunyai nilai k kecil dan positif. Sedangkan Ferromagnetik adalah benda
magnetik yang mempunyai nilai k positif dan besar.
Gambar 2.3. Arah Spin Magnet Hasil Penyearahan Pengaruh Medan Luar
Antiferromagnetik
Merupakan jenis material yang tidak umum seperti
superkonduktor, pada jenis ini hampir mirip dengan ferromagnetik
hanya saja spin magnetiknya bernilai lebih kecil atau sama, arah spin
magnetiknya berlawanan dan tidak memiliki gaya magnet.
Ferrimagnetik
Jenis ini hampir menyerupai ferromagnetik, namun perbedaannya
arah spin magnetiknya sebagian besar berlawanan.
(2.6a)
adalah hasil integral sumbangan momen dwi kutub per satuan volume dan
dapat dituliskan sebagai :
(2.6b)
(2..6c)
(2.7)
1. Variasi Sekuler
Variasi sekuler ialah variasi medan bumi yang berasal dari variasi
medan magnet utama bumi, sebagai akibat dari perubahan posisi
kutub magnetik bumi. Pengaruh variasi sekuler telah diantisipasi
dengan cara memperbarui dan menetapkan nilai intensitas medan
magnet utama bumi yang dikenal dengan IGRF setiap lima tahun
sekali.
2. Variasi Harian
Variasi harian ialah variasi medan magnet bumi yang sebagian besar
bersumber dari medan magnet luar. Medan magnet luar berasal dari
perputaran arus listrik didalam lapisan ionosfer yang bersumber dari
partikel-partikel terionisasi oleh radiasi matahari sehingga
menghasilkan fluktasi arus yang dapat menjadi sumber medan
magnet. Jangkauan variasi ini hingga mencapai 30 gamma dengan
periode 24 jam. Selain itu juga terdapat variasi yang amplitudonya
berkisar 2 gamma dengan perioda 25 jam. Variasi ini diasosiasikan
dengan interaksi ionosfer bulan yang dikenal dengan variasi harian
bulan (Telford, 1976).
3. Badai Magnetik
Badai magnetik ialah gangguan yang bersifat sementara dalam medan
magnetik bumi dengan magnetik berkisar 1000 gamma. Factor
penyebabnya diasosiasikan dengan aurora. Meskipun waktunya acak
tetapi kejadian ini sering muncul dalam interval sekitar 27 hari, yaitu
suatu periode yang berhubungan dengan sunspot (Telford, 1976).
Badai magnetik secara langsung menyebabnya rusaknya data
pengamatan.
(2.8)
BAB III
METODE PENELITIAN
(3.1)
Dimana : ∆T = Anomali Magnetik
Tobs = Harga medan magnet terukur
Tdv = Harga variasi harian
TIGRF = Harga medan magnet utama
Setelah itu, nilai anomali magnetik ini dipetakan agar kita dapat melihat
keadaan anomali seluruh titik lokasi pengukuran. Nilai anomali magnetik ini
adalah campuran antara anomali regional dan residual sehingga informasi
mengenai bagian yang dalam dan dangkal masih tergabung.
Pada daerah penelitian, terdapat daerah yang mempunyai anomali positif
yang bernilai sekitar 1500 dan ada juga daerah yang mempunyai nilai anomali
negative yaitu berkisar -1100, hal ini karena sifat anomali magnetik yang tinggi
dikarenakan ada suatu benda yang sifatnya dangkal dekat dengan permukaan, dan
ada pula daerah yang mempunyai sifat anomali magnetik yang rendah
dikarenakan ada suatu benda yang sifatnya dalam.
Proses pengukuran telah dilakukan dengan benar, data yang diambil
berjarak 30 m, pengukuran diambil sebanyak 3 kali dalam selang jarak 10 m.
Maka dari itu data dianggap valid dan tidak ada gangguan saat pengambilan data.
Kemungkinan anomali magnetik tinggi disebabkan oleh lapisan yang
mempunyai batuan lebih magnetik dan letaknya dengan permukaan. Lapisan
tersebut terdiri dari batuan beku vulkanik, tufa, dan batuan campuran gunung api
dimana lapisan ini menindih lapisan yang lain, atau bisa disebabkan karena batuan
intrusive.
Gambar 3.2. Peta Kontur Data Anomali Magnetik Lapangan
3.3 Pengolahan Data Lanjut
X Y Z
Gambar 3.3. Peta Kontur Anomali Magnetik Dan Line Pemodelan
3.4 Pemodelan
Pada tahap ini dilakukan interpretasi data dari model yang telah kita buat.
Interpretasi data dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1. Interpretasi Kuantitatif
Interpretasi ini didasarkan pada analisa peta kontur anomali magnetik local
yang telah diolah dan dilakukan filtering sebelumnya. Interpretasi ini
bertujuan untuk menduga ada tidaknya benda penyebab anomali dan untuk
melokalisir daerah yang mempunyai anomali.
2. Interpretasi Kualitatif
Data anomali medan magnet pada peta kontur dibuat garis yang melalui
anomali rendah dan anomali tinggi (line section). Data line section selanjutnya
akan digunakan sebagai masukan dalam pembuatan model struktur bawah
permukaan.
Diagram Alir penelitian :
Mula
i
Akuisisi
Koreksi Variasi
Harian
Koreksi IGRF
Anomali Magnet
Total
ma
Interpretasi
Kuantitatif
Up ward continuation
Pemodelan
Interpretasi Kualitatif
Kesimpulan
Selesai
Gambar 3.5. Diagram Alir Penelitian