Jurnal 2 Nurulitha PDF
Jurnal 2 Nurulitha PDF
Pengorganisasian Komunitas dalam Pengembangan Agrowisata di Desa Wisata Studi Kasus: Desa Wisata Kembangarum,
Kabupaten Sleman
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 24 No. 3, Desember 2013, hlm.173 - 188
PENGORGANISASIAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN
AGROWISATA DI DESA WISATA
STUDI KASUS: DESA WISATA KEMBANGARUM, KABUPATEN
SLEMAN
Nurulitha Andini
Abstrak
Abstract
173
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 3 Desember 2013
174
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 3 Desember 2013
175
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 3 Desember 2013
176
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 3 Desember 2013
177
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 3 Desember 2013
178
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 3 Desember 2013
179
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 3 Desember 2013
menghasilkan perangkat survey yang pengolahan data yang berasal dari kuisioner
digunakan dalam mengumpulkan data. Kajian indikator kapasitas pengorganisasian
literatur yang dilakukan berfokus kepada komunitas dalam pengembangan
konsep pengorganisasian komunitas dan agrowisata. Analisis yang digunakan
pengembangan agrowisata. menggunakan pembobotan yang sama
karena dari literatur-literatur terkait tidak
Metode pengambilan data dengan kuisioner ada yang menyatakan penekanan atau fokus
digunakan sebagai salah satu upaya untuk tertentu pada masing-masing indikator yang
menjawab indikator-indikator kapasitas telah dibuat. Keluaran yang diharapkan dari
pengorganisasian komunitas dalam metode penelitian ini adalah adanya suatu
mengembangkan agrowisata dengan target deskripsi mengenai karakteristik kapasitas
responden masyarakat Desa Wisata pengorganisasian komunitas dalam
Kembangarum. Populasi masyarakat Desa mengembangkan agrowisata.
Wisata Kembangarum sejumlah 81 KK, dengan 3. Metode Content Analysis
spesifikasi 48 KK di RT 04/ RW 26 dan 31 KK Metode ini dilakukan untuk menjawab
di RT 04/RW 26, Dusun Kembangarum. sasaran proses pengorganisasian komunitas
Setelah survey lapangan dan rekapitulasi serta kapasitas pengorganisasian komunitas
kuisioner yang berhasil disebar, diperoleh dalam pengembangan agrowisata di Desa
bahwa responden yang berhasil didapat setelah Wisata Kembagarum. Hasil wawancara
survey lapangan berjumlah 61 KK, atau sekitar yang telah dilakukan selanjutnya dilakukan
75,3% dari total populasi Desa Wisata proses interpretasi dan reduksi data
Kembangarum. Hal ini disebabkan oleh menggunakan coding.
kesulitan menemui responden dan keterbatasan
waktu yang dimiliki oleh surveyor. Namun 4. Analisis
demikian, hasil survey tersebut dinilai cukup
representatif untuk menggambarkan Tema pendidikan merupakan tema yang dibawa
karakteristik perubahan kapasitas dalam pengembangan Desa Wisata
pengorganisasian komunitas Desa Wisata Kembangarum. Desa Wisata Kembangarum
Kembangarum. menawarkan beragam wisata yang dapat
dinikmati oleh para tamu, contohnya antara lain
Langkah selanjutnya yang diambil setelah wisata pertanian, perkebunan, kuliner
pengumpulan data adalah analisis data. tradisional, permainan tradisional, outbond, dan
Terdapat tiga metode analisis yang digunakan wisata bakti sosial. Pemilihan alternatif
dalam penelitian ini sebagai berikut: kegiatan ini juga sesuai dengan potensi
1. Metode Analisis Deskriptif Kualitatif agrowisata dan komunitas yang dimiliki.
Metode analisis deskrispsi kualitatif Wisatawan dapat dengan bebas menentukan
digunakan untuk memberikan gambaran jenis-jenis kegiatan wisata apa saja yang dapat
yang jelas mengenai karakteristik dinikmati selama berada di Desa Wisata
agrowisata, masyarakat, dan proses Kembangarum.
perencanaan yang berlangsung di
DesaWisata Kembangarum, Donokerto.
2. Metode Analisis Statistik Deskriptif
Dalam penelitian kali ini, metode analisis
statistik deskriptif digunakan untuk
180
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 3 Desember 2013
181
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 3 Desember 2013
182
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 3 Desember 2013
Tahap selanjutnya setelah berhasil menyusun setiap anggota komunitas Desa Wisata
dan merancang tindakan bersama adalah Kembangarum. Tabel 1 menjelaskan mengenai
tahapan implementasi kegiatan. Tahap pembagian peran bagi setiap kelompok dalam
implementasi kegiatan ini juga mencerminkan komunitas di Desa Wisata Kembangarum.
adanya mobilisasi komunitas dengan Pembagian peran setiap kelompok yang ada di
memanfaatkan sumber daya yang ada di Desa Desa Wisata Kembangarum ini dilakukan
Wisata Kembangarum. Tahap implementasi berdasarkan analisis pemetaan kemampuan,
kegiatan ini lebih berfokus kepada aktivitas- kapasitas, dan kapabilitas dari setiap kelompok
aktivitas wisata yang dilakukan oleh untuk dapat berkontribusi secara nyata dalam
masyarakat Desa Wisata Kembangarum pegembangan agrowisata di Desa Wisata
sebagai penyedia layanan agrowisata. Selain Kembangarum ini.
itu, fokus tahapan implementasi kegiatan ini
adalah pembagian peran yang dilakukan dari
Pembagian peran ini sangat penting, terutama Pada umumnya, aktor dari pihak pemerintah ini
agar terciptanya rasa kepemilikan komunitas membantu implementasi kegiatan agrowisata di
terhadap Desa Wisata Kembangarum beserta Desa Wisata Kembangarum ini dalam bentuk
kegiatan agrowisatanya. Pembagian peran ini pelatihan-pelatihan dan bantuan dana
juga menyesuaikan dengan paket wisata yang pengembangan. Peran pihak pemerintah ini
ditawarkan. Seperti misalnya wisata offroad memang secara tidak langsung dan terkait
yang dikelola oleh para pemuda/Karang Taruna dengan kegiatan-kegiatan agrowisata di Desa
atau wisata seni dan budaya tradisional yang Wisata Kembangarum, tetapi kontribusi pihak
dikelola oleh bapak-bapak. Pembagian peran ini pemerintah dapat membantu mempersiapkan
juga disesuaikan dengan kapasitas yang masyarakat untuk mengembangkan kawasan
dimiliki oleh setiap kelompok-kelompok dalam agrowisata menjadi lebih baik.
masyarakat Desa Wisata Kembangarum ini.
5. Monitoring dan Evaluasi
Selain dari aktor internal, terdapat pula aktor
eksternal yang turut mengembangkan dan Setelah kegiatan-kegiatan terkait agrowisata
membantu pengimplementasian kegiatan- tersebut dilakukan, maka tahapan selanjutnya
kegiatan agrowisata di Desa Wisata adalah tahapan monitoring dan evaluasi.
Kembangarum. Aktor-aktor ini meliputi Peninjauan tahapan monitoring dan evaluasi
pemerintah dari tingkat desa hingga pusat. kegiatan-kegiatan pengembangan agrowisata di
Perannya pun berbeda-beda sesuai dengan Desa Wisata Kembangarum ini dilihat
kapasitas dan kemampuan kelembagaannya. berdasarkan dari dua indikator, yakni adanya
183
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 3 Desember 2013
mekanisme pemantauan dan pengawasan dan Wisata Kembangarum ini, bila dinilai secara
adanya rekomendasi lanjutan pengembangan ekonomis, belum berkontribusi secara
agrowisata. Di Desa Wisata Kembangarum signifikan bagi masyarakat setempat. Salah satu
sudah memiliki mekanisme rapat atau penyebabnya adalah ketidakrutinan kedatangan
musyawarah bulanan yang membahas tamu ke Desa Wisata Kembangarum. Fluktuasi
mengenai monitoring dan evaluasi keberjalanan kedatangan wisatawan inilah yang
program-program wisata. Keluaran dari menyebabkan pendapatan tambahan
mekanisme rapat atau musyawarah evaluasi masyarakat dari kegiatan di Desa Wisata
kegiatan ini adalah berupa rekomendasi Kembangarum menjadi tidak tetap.
lanjutan yang perlu dilakukan. Salah satu
rekomendasi yang keluar hasil dari proses Pada saat ini, masyarakat telah mengalami
monitoring dan evaluasi ini adalah perbaikan tahapan refleksi pada proses pengorganisasian
infrastruktur pendukung kegiatan agrowisata komunitas dalam pengembangan kawasan
seperti homestay, perbaikan akses, variasi agrowisata di Desa Wisata Kembangarum.
permainan-permainan yang ditawarkan, dan Masyarakat setempat telah menerima manfaat
peningkatan kualitas dan kebersihan yang diberikan dari adanya Desa Wisata
lingkungan. Berbagai rekomendasi ini perlu Kembangarum ini. Hasil refleksi masyarakat
ditindaklanjuti lebih jauh agar peningkatan tersebut dapat digunakan untuk merumuskan
kualitas pelayanan agrowisata di Desa Wisata kembali isu, permasalahan, dan potensi yang
Kembangarum dapat lebih maksimal. dimiliki oleh masyarakat Desa Wisata
Kembangarum terkait dengan pengembangan
6. Refleksi agrowisata berbasis komunitas. Di lain pihak,
terdapat dualisme visi dan misi yang dibawa
Kegiatan agrowisata di Desa Wisata oleh para pengurus Desa Wisata
Kembangarum telah melalui setiap tahapan Kembangarum. Dualisme visi ini berasal dari
pengembangan mulai dari integrasi hingga pihak inisiator internal dan eksternal Desa
pelaksanaan kegiatan serta monitoring dan Wisata Kembangarum seperti yang telah
evaluasi kegiatan. Tahap selanjutnya yang tak dijelaskan sebelumnya.
kalah penting adalah tahap refleksi. Tahap ini
menggambarkan keberterimaan masyarakat 7. Feedback
terhadap kegiatan agrowisata yang telah
berjalan di Desa Wisata Kembangarum. Pada Feedback merupakan suatu keluaran dari
tahap refleksi juga terlihat adanya nilai-nilai tahapan monitoring dan evaluasi dan tahapan
positif dan manfaat yang diperoleh masyarakat refleksi dalam proses pengorganisasian
sebagai suatu dampak dari kegiatan agrowisata komunitas dalam pengembangan kawasan
di Desa Wisata Kembangarum. agrowisata. Salah satu bentuk feedback adalah
adanya rekomendasi pengembangan kawasan
Nilai positif dan manfaat dari pengembangan agrowisata. Rekomendasi ini muncul saat rapat
agrowisata bagi masyarakat Desa Wisata evaluasi rutin para pengurus Desa Wisata
Kembangarum ini dapat dirasakan dalam hal Kembangarum. Rekomendasi ini tidak hanya
transformasi budaya dan pendidikan bagi berisi hal-hal yang perlu ditingkatkan dalam
masyarakat, peningkatan kualitas dan pemenuhan layanan agrowisata bagi
kebersihan lingkungan, dan peningkatan wisatawan, tetapi juga berisi keberterimaan
perekonomian masyarakat. Keberadaan Desa manfaat yang dirasakan oleh masyarakat
184
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 3 Desember 2013
185
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 3 Desember 2013
186
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 3 Desember 2013
187
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 3 Desember 2013
188