Kelompok 9
Nama :
1. Arumsari Peparing Gusti (1712070392)
2. Anggi (1712070
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem informasi manajemen (SIM) atau (bahasa inggris management information system,
MIS) yaitu serangkaian sub sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara
rasional tepadu yang mamou mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian
cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar
k,riteria mutu yang telah di tetapkan. Kegiatan utama dari semua sistem informasi yaitu menerima
data sebagai (input) ,kemudian memprosesnya dengan melakukan perhitungan,penggabungan
unsur data,pemutakhiran dan lainnya,akhirnya memperoleh sistem keluaran output. Dalam SIM
terdapat sistem bisnis perusahaan yang memuat tentang CRM, ERP,dan SCM. CRM (customer
relationship management) atau manajemen hubungan pelanggan.
Sistem ERP didasarkan pada database pada umumnya dan rancangan perangkat lunak
modular. ERP merupakan software yang mengintegrasikan semua departemen dan fungsi suatu
perusahaan ke dalam satu system computer yang dapat melayani semua kebutuhan perusahaan
baik dari departemen penjualan HRD, Produksi atau Keuangan. Database yang ada dapat
mengijinkan setiap departemen dalam perusahaan untuk menyimpan dan megambil informasi
secara real-time. Informasi tersebut harus dapat dipercaya dapat diakses dan mudah
disebarluaskan.
CRM merupakan sebuah pendekatan baru dalam mengelola hubungan korporasi dan
pelanggan pada level bisnis sehingga dapat memaksimumkan komunikasi, pemasaran melalui
pengelolaan berbagai kontak yang berbeda dengan pelanngan. Pendekatan ini memungkinkan
untuk mempertahankan pelanggan dan memberikan nilai tambah pada pelanggan, selain juga
memperoleh keuntungan.
Implementasi CRM akan memberikan manfaat bagi korporasi seperti akan memungkinkan
untuk memperoleh keseimbangan dalam bagaimana menggunakan sumber daya untuk pemasaran
agar mendapat nilai lebih pada segmen tertentu, meningkatkan interaksi pelanggan yang akan
mendukung pengalaman nilai lebih pada segmen tertentu, meningkatkan interaksi pelanggan yang
akan mendukung pengalaman bransing pada pelanggan, menaikan produktivitas penjualan
memalui proses menggunakan teknologi baru, menetapkan tujuan penjualan dan menentukan
reward untuk pencapaian.
Manajemen Rantai Pasokan atau disebut Supply Chain Management merupakan
pengelolaan rantai siklus yang lengkap mulai bahan mentah dari para supplier, ke kegiatan
operasional di perusahaan, berlanjut ke distribusi sampai kepada konsumen. Istilah supply chain
management pertama kali dikemukakan oleh Oliver dan Weber pada tahun 1982. Supply chain
adalah jaringan fisiknya, yakni perusahaan–perusahaan yang terlibat dalam memasok bahan baku,
memproduksi barang, maupun mengirimkannya ke pemakai akhir, supply chain management
adalah metode, alat, atau pendekatan pengelolaannya.
Kerugian yang mungkin terjadi ketika salah menerapkan ERP antara lain adalah:
Strategi operasi tidak sejalan dengan business process design dan pengembangannya
Waktu dan biaya implementasi yang melebihi anggaran
Karyawan tidak siap untuk menerima dan beroperasi dengan sistem yang baru
Persiapan implementation tidak dilakukan dengan baik
Berkurangnya fleksibilitas sistem setelah menerapkan ERP
2.4 Apa Kelemahan ERP ?
Kelemahan-kelemahan dari ERP adalah sebagai berikut :
Implementasi ERP sangat sulit karena penerapannya yang terintegrasi dan organisasi harus
merubah cara mereka berbisnis. Kesulitan penerapan ERP ditambah dengan adanya
resistance to change dari personil yang terkena imbasnya akibat perubahan proses dari
bisnis.
Biaya implementasi ERP yang sangat mahal
Organisasi hanya memikirkan manfaat yang besar dari penerapan ERP tetapi tidak
mempersiapkan personilnya untuk berubah
Permasalahan lainnya adalah pada personil yang tiba-tiba dibebani dengan tanggung jawab
yang lebih besar dengan kesiapan yang kurang baik mental maupun keahliannya.
Terdapat lima strategi yang dapat dipilih perusahaan untuk melakukan pembelian kepada
supplier yaitu adalah sebagai berikut:
1. Banyak Pemasok (Many Supplier) Strategi ini memainkan antara pemasok yang satu
dengan pemasok yang lainnya dan membebankan pemasok untuk memenuhi
permintaan pembeli. Para pemasok saling bersaing secara agresif. Meskipun banyak
pendekatan negosiasi yang digunakan dalam strategi ini, tetapi hubungan jangka
panjang bukan menjadi tujuan. Dalam pendekatan ini, tanggung jawab dibebankan
pada pemasok untuk mempertahankan teknologi, keahlian, kemampuan ramalan,
biaya, kualitas dan pengiriman.
2. Sedikit Pemasok (Few Supplier) Dalam strategi ini, perusahaan mengadakan hubungan
jangka panjang dengan para pemasok yang komit. Karena dengan cara ini, pemasok
cenderung lebih memahami sasaran-sasaran luas dari perusahaan dan konsumen akhir.
Penggunaan hanya beberapa pemasok dapat menciptakan nilai denganmemungkinkan
pemasok mempunyai skala ekonomis dan kurva belajar yang menghasilkan biaya
transaksi dan biaya produksi yang lebih rendah. Dengan sedikit pemasok maka biaya
mengganti partner besar, sehingga pemasok dan pembeli menghadapi resiko akan
menjadi tawanan yang lainnya. Kinerja pemasok yang buruk merupakan salah satu
resiko yang dihadapi pembeli sehingga pembeli harus memperhatikan rahasia-rahasia
dagang pemasok yang berbisnis di luar bisnis bersama.
3. Vertical Integration Artinya pengembangan kemampuan memproduksi barang atau
jasa yang sebelumnya dibeli, atau dengan benar-benar membeli pemasok atau
distributor. Integrasi vertical dapat berupa: Integrasi ke belakang (Backward
Integration) berarti penguasaan kepada sumber daya, misalnya Perusahaan Mobil
mengakuisisi Pabrik Baja. Integrasi kedepan (Forward Integration) berarti
penguasaan kepada konsumennya, misalnya Perusahaan Mobil mengakuisisi Dealer
yang semula sebagai distributornya.
4. Kairetsu Network. Kebanyakan perusahaan manufaktur mengambil jalan tengah antara
membeli dari sedikit pemasok dan integrasi vertical dengan cara misalnya mendukung
secara financial pemasok melalui kepemilikan atau pinjaman. Pemasok kemudian
menjadi bagian dari koalisi perusahaan yang lebih dikenal dengan kairetsu.
Keanggotaannya dalam hubungan jangka panjang oleh sebab itu diharapkan dapat
berfungsi sebagai mitra, menularkan keahlian tehnis dan kualitas produksi yang stabil
kepada perusahaan manufaktur. Para anggota kairetsu dapat beroperasi sebagai
subkontraktor rantai dari pemasok yang lebih kecil.
5. Perusahaan Maya (Virtual Company) Perusahan Maya mengandalkan berbagai
hubungan pemasok untuk memberikan pelayanan pada saat diperlukan. Perusahaan
maya mempunyai batasan organisasi yang tidak tetap dan bergerak sehingga
memungkinkan terciptanya perusahaan yang unik agar dapat memenuhi permintaan
pasar yang cenderung berubah. Hubungan yang terbentuk dapat memberikan pelayanan
jasa diantaranya meliputi pembayaran gaji, pengangkatan karyawan, disain produk atau
distribusinya. Hubungan bisa bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, mitra
sejati atau kolaborasi, pemasok atau subkontraktor. Apapun bentuk hubungannya
diharapkan akan menghasilkan kinerja kelas dunia yang ramping. Keuntungan yang
bisa diperoleh diantaranya adalah: keahlian manajemen yang terspesialisasi, investasi
modal yang renadh, fleksibilitas dan kecepatan. Hasil yang diharapkan adalah efisiensi.