Anda di halaman 1dari 15

AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

KONSEP AL JU’ALAH DAN MODEL APLIKASINYA


DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Haryono
Dosen Tetap STAI AL-Hidayah Bogor Prodi Ekonomi Islam

Abstraksi
Hari ini banyak sekali penelitian di berbagai bidang keilmuan dan
teknologi untuk mendukung kemajuan zaman. Lembaga-lembaga research pun
bermunculan dan berani membiayai berbagai penelitian meskipun dengan biaya
sangat tinggi. Seringkali mereka memotivasi dengan memberikan reward yang
menggiurkan bagi siapa saja yang mampu menemukan atau menghasilkan
penelitian bermanfaat. Konsep seperti ini sebenarnya bukanlah konsep yang
baru di dalam agama Islam. Konsep inilah yang secara ringkas disebut dengan
konsep al Jualah di dalam pranata hukum Islam.
Konsep al Ju’alah merupakan bukti konkrit keluhuran agama Islam yang
menghargai jerih payah dan hak cipta. Konsep ini juga selaras dengan
profesionalitas kerja yang sangat dihargai oleh masyarakat modern; yaitu
memberikan penghargaan sesuai dengan beratnya beban pekerjaan. Imbalan
atau komisi yang bersifat lazim dalam akad al Ju’alah merupakan bukti bahwa
Islam adalah agama yang konsekuen dan konsisten dalam memegang prinsip
kejujuran. Keselarasan hukum Islam inilah yang menjadikan aturan Islam selalu
relevan dengan perkembangan zaman.
Selain selaras dengan prinsip profesionalitas kerja, Al Ju’alah memicu
dan mamacu banyak pihak untuk berlomba-lomba dalam bidang kreativitas.
Kejumudan dan kebekuan berfikir seringkali terbuka dengan diaplikasikannya
konsep al Ju’alah di berbagai bidang kehidupan.
Kontribusi konsep al Ju’alah sangat besar dalam mendorong kemajuan
masyarakat di berbagai bidang kehidupan seperti pendidikan, bisnis, dan Iptek.
Di samping itu, konsep ini juga merupakan bentuk ta’awun alal birri wa taqwa
(tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan) untuk membangun
masyarakat Islami yang modern, maju, dan berkepribadian luhur dalam
bermuamalah.

Keywords; konsep al Ju’alah, profesionalitas kerja, hak cipta, aplikasi Al


Ju’alah, pranata hukum Islam, Ijarah, Luqhatah.

Konsep Al Ju’alah dalam … | 346


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

A. Pendahuluan Perlu dipahami dan dibedakan


Dalam kehidupan sehari-hari, antara al Ju’alah, Ijarah, dan hadiah
seringkali seseorang mendapatkan musibah sehingga tidak salah kaprah dalam
berupa kehilangan barang-barang berharga menentukan hukum. Tiga muamalah
dan tinggi nilainya. Terlepas dari apa tersebut memiliki persamaan dan
sebab hilangnya barang tersebut, yang jelas perbedaan masing-masing. Jadi, harus teliti
berbagai upaya dilakukan untuk dalam menghukuminya.
mengembalikan barang yang dimilikinya. Dari latar belakang masalah
Biasanya, pemilik barang membuat tersebut, maka perlu dan penting bagi kita
pengumuman kepada masyarakat dengan untuk mengkaji lebih dalam konsep al
menjanjikan imbalan/komisi tertentu bagi Ju’alah dalam tinjauan Islam. Jadi,
siapa saja yang bisa mengembalikan rumusan masalah yang penting dikaji di
barangnya. dalam pembahasan ini adalah:
Model muamalah tersebut di dalam 1. Bagaimanakah konsep al Ju’alah di
Islam dikenal dengan istilah al Ju’alah. dalam Islam?
Secara konsep, al Ju’alah terlihat lebih 2. Apakah perbedaannya dengan Ijarah?
sederhana dibanding dengan muamalah 3. Bagaimana model aplikasi dari konsep
lainnya seperti ijarah (sewa-menyewa), al Ju‟alah yang bisa diterapkan di
mudharabah (bagi hasil), dan murabahah dalam kehidupan sehari-hari?
(pembiayaan). Namun demikian, pada Dengan memahami konsep ini
zaman ini konsep ju’alah berkembang diharapkan umat Islam lebih maju,
pesat terutam pada dunia pendidikan dan produktif, dan inovatif dalam berkarya dan
bisnis. beramal.
Dalam dunia dunia pendidikan
misalnya, di berbagai instansi seringkali
stake holder memberikan k bagi para B. Pembahasan
pelajar/mahasiswa yang kreatif melakukan 1. Definisi
penelitan dan riset yang bermanfaat bagi Untuk memahami konsep al Ju‟alah
perkembangan zaman. Demikian juga tak secara mendalam, maka terlebih dahulu
kalah menarik dalam dunia bisnis, banyak kita menggali definisi al Ju’alah baik
sekali perusahaan berani membayar mahal secara bahasa(etimologis) maupun
bagi karyawan yang mampu mencapai istilah(terminologis).
target tertentu dalam memproduksi barang a. Definisi al Ju’alah Secara Bahasa
dan jasa. Tidak sebatas itu, dalam dunia (etimologis).
modern, konsep al Ju’alah berkembang Secara bahasa, makna al Ju’alah di dalam
menjadi dasar kegiatan inovatif dan al Mu’jam al Wasith 1sebagai berikut:
kreativitas yang berhadiah. Namun ‫ما ًجعل على العمل من أجس أو زشىة‬
demikian, harus dicermati bahwa tidak
semua sayembara berhadiah sesuai dengan
konsep al Ju’alah yang dibolehkan di
1
dalam Islam. Ma‟ja‟ al Lughah al „Arabiyah bil Qahirah, al
Mu’jam al Wasith, Daru ad Dakwah, tt.

644 | Konsep Al Ju’alah dalam …


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

“ Apa saja yang dijadikan untuk upah atau Wahbah al Zuhaili dalam kitabnya
risywah(sogokan).” mendefinisikan al Ju‟alah dengan
ungkapan sebagai berikut:
Adapun di dalam Kamus al Bisri2, kalimat ‫التزام عىض معلىم على عمل معين أو‬
al Ju‟alah berarti (‫الجائشة‬/hadiah/persen)
. ‫مجهىٌ عظس علمه‬
dan juga berarti (‫العمىلة‬/ komisi).
“Kesepakatan memberikan imbalan atas
Sedangkan Wahbah al Zuhaili3
suatu pekerjaan tertentu atau pekerjaan
mendefinisikan al Ju’alah secara bahasa
yang belum pasti bisa dilaksanakan.”
sebagai berikut.
‫هي ما ًجعل لإلوظان على فعل ش يء أو ما‬ Sayyid Sabiq6 mendefinisikan al Ju‟alah
‫ وتظمى عىد‬.‫ٌُ ْعطاه إلاوظان على أمس ًفعله‬ yaitu:
‫الجعالة علد على مىفعة ًظن حصىلها‬
‫ الىعد بالجائصة‬:‫اللاهىهيين‬
“al Jualah adalah apa saja yang
. ‫همن ًلتزم بجعل‬
dijadikan(imbalan) bagi seseorang atas “ al Ju’alah adalah akad atas suatu
suatu pekerjaan atau apa saja yang manfaat yang diperkirakan akan
diberikan seseorang untuk melaksanakan mendapatkan imbalan sebagaimana yang
suatu pekerjaan tertentu. Dalam istilah dijanjikan atas suatu pekerjaan.”
perundang-undangan, hal itu dinamakan Menurut Drs.Imron7 Ju’alah adalah
dengan perjanjian yang berimbalan tindakan penetapan orang yang sah
hadiah.” pentasarrufannya(penggunaannya) tentang
Jadi, secara bahasa makna al suatu ganti yang telah diketahui jelas atas
Ju’alah adalah upah/imbalan atas suatu pekerjaan yang ditentukan.
perjanjian dalam sebuah muamalah.4 Menurut Sulaiman Rasjid
Jialah(Ju‟alah) ialah meminta agar
b. Definisi al Ju’alah Menurut mengembalikan barang yang hilang
Istilah (terminologis). dengan bayaran yang ditentukan, misal
Para ulama berbeda pendapat tentang seseorang yang kehilangan seekor kuda dia
definisi al Ju‟alah secara istilah. Imam berkata ” siapa yang mendapatkan kudaku
Syamsyuddin Muhammad ibnu al Khotib dan mengembalikan kepadaku, maka aku
asy Syarbini5 yang juga diikuti oleh bayar sekian..”.
Dari berbagai definisi di atas pada
esensinya adalah sama. Perbedaan definisi
2
Bisri, Adib, Kamus al Bisri, Pustaka
dalam hal tersebut hanyalah perbedaan
Progresif,1999.
3
Al Zuhaili, Wahbah, al Fiqh al Islami wa yang bersifat lafdzi(perbedaan dalam hal
Adillatuhu, Dar al Fikr, Beirut,2004. lafadz saja) sedangkan kontennya adalah
4
Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Dr. Mustofa
Dieb Al Bigha. Lihat Fiqh Islam, Dr. Mustofa Dieb sama. Namun, perlu dipahami bahwa
Al Bigha,Insan Amanah, Surabaya, 1424H, hlm.
6
271. Sayyid Sabiq, Fiqh al Sunnah, Muasasah al
5
Muhammad, Syamsuddin bin al Khotib asy Risalah Nasyirun, Beirut, 2008. Hlm. 235.
7
Syirbini, Mughni al Muhtaj ila Ma’rifati Ma’ani Abu Amar, Drs. Imron. Terjemah Fathul Qarib,
Alfadz al Minhaj, Dar al Fikr, Beirut. Menara Kudus, Kudus: 1983.

Konsep Al Ju’alah dalam … | 346


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

dalam Ju’alah bukan hanya sekedar untuk ini, maka sayembara atau perlombaan
meminta pengembalian barang yang hilang mubah dan berhadiah yang hadiahnya dari
sebagaimana dalam definisi Sulaiman satu pihak merupakan bagian dari al
Rasjid. Begitu juga imbalan yang Ju’alah yang dibolehkan.
digunakan tidak harus identik dengan
dengan bayaran uang. Definisi yang 2. Dasar Hukum
dipaparkan oleh Sulaiman Rosyid di atas a. Dasar Hukum al Ju’alah
cenderung mengarah pada salah satu Menurut al Qur’an.
contoh dalam hal ju‟alah seperti Di dalam al Qur‟an, Alloh SWT
mengembalikan barang yang hilang. menerangkan model aplikasi al Ju’alah
Jika kita pahami konsep Ju’alah pada kisah Nabi Yusuf alaihissalam
dalam al Qur‟an dan al Hadist tidak beserta saudara-saudaranya. Tepatnya di
sebatas pada pengembalian barang yang dalam surat Yusuf ayat ke-72. Alloh SWT
hilang bahkan untuk mengerjakan suatu berfirman:
ٓ َ َۡ َ ُ ُ ۡ َ ْ ُ َ
pekerjaan yang belum pasti bisa dikerjakan ‫ص َىاع ٱمل ِل ًِ َو ِملن َجا َء ِب ِهۦ ِح ۡم ُل‬ ‫كالىا هف ِلد‬
seperti dalam kasus para sahabat yang
٢٧ ‫يم‬ٞ ‫َبعير َو َأ َه ۠ا بهۦ َشع‬
meruqyah pemimpin kaum dan diberikan ِ ِِ ٖ ِ
imbalan beberapa ekor kambing. “Penyeru-penyeru itu berkata, "Kami
Dari berbagai definisi tersebut, kehilangan gelas piala Raja, dan siapa
cecara ringkas bisa kita tarik kesimpulan yang dapat mengembalikannya akan
bahwa al Ju’alah suatu akad perjanjian memperoleh bahan makanan (seberat)
untuk memberi imbalan atas suatu beban unta, dan aku menjamin
pekerjaan tertentu atau pekerjaan yang terhadapnya". (QS. Yusuf [12]: 72)
masih belum pasti bisa dikerjakan. Apabila
pekerjaan tersebut telah tunai dan Ibnu Jarir8 dalam tafsirnya
memenuhi syarat, maka janji untuk menjelaskan tentang makna (‫ )صىاع‬sebagai
pemberian imbalan tersebut bersifat
lazim/wajib. Lebih simpelnya model ini berikut:
sering dikenal dengan sayembara ‫ هى إلاهاء الري وان ًىطف ًىيل‬، "‫"الصىاع‬
berhadiah di kalangan masyarakat awam.
Jadi, jika kita gali lebih jauh,
. ‫ وهرلً كاٌ أهل التأوٍل‬.‫به الطعام‬
kelaziman pemberian imbalan tersebut “ash Shuwa‟adalah bejana yang digunakan
sesuai dengan kaidah usul fiqh berikut ini. Nabi Yusuf alaihissalam menakar
. ‫املىاعيد باهتظاب صىز التعاليم تىىن الشمة‬ makanan. Demikianlah yang dikatakan
para ahli tafsir.”
“Janji-janji yang dikaitkan dengan syarat, Kemudian Ibnu Jarir juga
sifatnya mengikat (tidak dapat ditarik menyebutkan 10 riwayat yang semuanya
kembali).” serupa dan menjelaskan hal tersebut. Satu
Dalam hal ini, para ulama sepakat di antaranya adalah dari Sa‟id bin Jubair
atas keharusan melaksanakan sebuah janji
yang dibuat dalam bentuk jaminan seperti
dalam masalah al Ju’alah . Dari definisi 8
Ibnu Jarir, Muhammad, Jami’ul Bayan fi Ta’wil
Ayil Qur’an, Dar Ibnu Hazm, 2000, Juz 8, hlm.25.

646 | Konsep Al Ju’alah dalam …


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

radhiyallohu ‘anhu dari Ibnu Abbas ‫ وملن‬:ٌ‫ ًلى‬، )‫(وملن جاء له حمل بعير‬:‫وكىله‬
radhiyallohu anhuma berikut ini.
‫عن طعيد بن جبير عن ابن عباض في هرا‬ ‫جاء بالصىاع حمل بعير من الطعام‬
ُّ “Makna ayat (‫وملن جاء له حمل بعير‬/dan
. ‫ ههيئة املىىن‬:ٌ‫(صىاع امللً) كا‬:‫الحسف‬
ْ
‫ ووان للعباض مثله في الجاهلية ٌَش َس ُب‬:ٌ‫كا‬
barang siapa yang bisa menemukan maka
baginya imbalan makanan seberat beban
unta) maksudnya adalah bagi siapa saja
. ‫فيه‬
yang bisa menemukan takaran tersebut
“Dari Sa‟id bin Jubair dari Ibnu Abbas maka baginya imbalan makanan seberat
tentang maksud (‫ )صىاع امللك‬dalam ayat beban unta.”
tersebut berkata: bahwa bejana tersebut
bentuknya seperti cangkir tempat minum. Jadi, dalam konsep dasar
Pada masa jahiliyyah al Abbas mempunyai muamalah Ju’alah tetap sah jika
barang tersebut yang digunakan untuk komisi/imbalan yang diberikan berupa
minum.” barang dan bukanlah uang.

Ibnu Katsir9 dalam tafsirnya juga Ibnu Katsir berkata dalam


menjelaskan makna kalimat tersebut. mengomentari ayat ini:
َ
‫ ووان مثل‬،‫وان من فضة ٌشسبىن فيه‬ ‫{ َو ِمل ْن َج َاء ِب ِه ِح ْم ُل َب ِع ٍير } وهرا من باب‬
‫يم } وهرا من باب‬ ٌ ‫ { َو َأ َها به َشع‬،‫الج َعالة‬ ُ
،‫املىىن‬ ِ ِِ
“ Alat takar tersebut terbuat dari perak . ‫الضمان والىفالة‬
َ َ
‫) َو ِمل ْن َج َاء ِب ِه ِح ْم ُل‬
yang digunakan mereka untuk minum.
“Ayat Allah (ٍ‫ب ِعير‬
Bentuknya seperti cangkir minum yang
ujungnya sempit tapi tengahnya lebar.” menunjukkan tentang bab al Ju’alah.
َ ََ
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Adapun ayat Allah (ٍ‫ ) َوأنا ِب ِه س ِعيم‬ayat ini
raja pada waktu itu melakukan praktek menunjukkan bab tentang adh Dhomanah
Ju’alah dalam bentuk sayembara (asuransi) dan al Kafalah (penanggungan
berhadiah bagi siapa saja yang bisa hak) dalam Islam.
menemukan alat takar tersebut. Orang Dari berbagai penjelasan tersebut
yang menemukan akan diberikan komisi menunjukkan bahwa al Ju’alah merupakan
berupa (‫حمل بعير‬/bahan makanan seberat muamalah yang dibolehkan. Penjelasan
beban unta). Hal ini sebagaimana yang Ibnu Katsir dalam ayat tersebut jelas sekali
dijelaskan oleh Ibnu Jarir dalam tafsirnya. bahwa ayat tersebut merupakan dalil
dibolehkannya al Ju’alah. Walaupun
secara mantuq (eksplisit) ayat tersebut
berkaitan dengan syariat sebelum Islam10.

10
Syariat umat terdahulu apabila ditemukan dalil-
9
Ismail bin Umar bin Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, dalil lain yang mu‟tabar secara syar‟I yang
Jam‟iyyah Ihya‟u at Turats al Islami, Kuwait, 2001 mendukung dan menguatkannya, maka kita
Cet.5, Juz 2, Hlm.1461. mengamalkannya; dan jika tidak, maka hal itu tidak

Konsep Al Ju’alah dalam … | 346


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

Namun, secara mafhum (implisit) ayat ‫زب العاملين فىأهما وشط من علاٌ فاهطلم‬
tersebut sebagai dasar
istimbath/pengambilan hukum Islam dalam ‫ًمش ي وما به كلبة كاٌ فأوفىهم جعلهم الري‬
bab al Ju’alah. Jadi, benar sekali bahwa
ٌ‫صالحىهم عليه فلاٌ بعضهم اكظمىا فلا‬
ibrah diambil dari keumuman lafadz dan
bukan dari kekhususan sebab atau dalil. ‫الري زقى ال تفعلىا حتى هأتي الىبي صلى هللا‬
b. Dasar Hukum al Ju’alah ‫عليه وطلم فىرهس له الري وان فىىظس ما‬
Menurut al Hadits. ‫ًأمسها فلدمىا على زطىٌ هللا صلى هللا عليه‬
Dalil al Ju’alah dalam hadits
adalah hadis riwayat Imam Bukhari dari ‫وطلم فرهسوا له فلاٌ وما ًدزًٍ أنها زكية‬
Abu Sa‟id al Khudri tentang kisah
sekelompok sahabat yang sedang safar
‫ثم كاٌ كد أصبتم اكظمىا واضسبىا لي معىم‬
kemudian me-ruqyah pemimpin sebuah ‫طهما فضحً زطىٌ هللا صلى هللا عليه‬
kampung yang digigit ular dengan surat al
Fatihah. . ‫وطلم‬
‫عن أبي طعيد زض ي هللا عىه كاٌ اهطلم هفس‬ “ Dari abu Said al Khudri rodhiyallahu
anhu berkata, „Sekelompok sahabat Nabi
‫من أصحاب الىبي صلى هللا عليه وطلم في‬ SAW telah bersafar sehingga mereka
‫طفسة طافسوها حتى هصلىا على حي من أحياء‬ sampailah ke sebuah perkampungan dari
perkampungan suku Arab dan meminta
‫العسب فاطتضافىهم فأبىا أن ًضيفىهم‬ izin untuk singgah di dalamnya. Namun,
saat itu penghuni kampung tersebut enggan
‫فلدغ طيد ذلً الحي فظعىا له بيل ش يء ال‬ menerima mereka. Pada saat itu pemimpin
‫ًىفعه ش يء فلاٌ بعضهم لى أتيتم هؤالء‬ kampung tersebut dipatok ular dan mereka
telah berusaha sekuat tenaga untuk
‫السهط الرًن هصلىا لعله أن ًىىن عىد‬ mengobatinya akan tetapi belum ada
hasilnya. Sebagian dari penghuni kampung
‫بعضهم ش يء فأتىهم فلالىا ًا أيها السهط إن‬
tersebut berkata kepada kawannya,
‫طيدها لدغ وطعيىا له بيل ش يء ال ًىفعه‬ “Seandainya sebagian dari kalian datang
kepada kafilah tersebut dengan harapan
‫فهل عىد أحد مىىم من ش يء فلاٌ بعضهم‬ ada salah seorang di antara mereka yang
‫وعم وهللا إوي ألزقي ولىن وهللا للد‬ mempunyai sesuatu yang bisa dijadikan
untuk obat.” Maka, sebagian dari mereka
‫اطتضفىاهم فلم تضيفىها فما أها بساق لىم‬ benar-benar mendatangi kafilah sahabat
tersebut. Kemudian berkata kepada
‫حتى تجعلىا لىا جعال فصالحىهم على كطيع‬
mereka, „Wahai kaum sekalian,
‫من الغىم فاهطلم ًتفل عليه وٍلسأ الحمد هلل‬ sesungguhnya pemimpin desa kami telah
digigit ular dan kami berusaha sekuat
tenaga untuk mengobatinya namun belum
dianggap sebagai dalil. Lihat Pengantar Ushul ada hasilnya, Apakah ada salah seorang di
Fiqh, DR. Abdul Hayy Abdul „Al, Pustaka al
Kautsar, Jakarta, 2014 .hlm.332 antara kalian yang mempunyai obatnya?‟

648 | Konsep Al Ju’alah dalam …


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

Maka, sebagian di antara sahabat tersebut SAW melanjutkan perkataannya. „


menjawab, „Ya, demi Allah sungguh aku Sekarang bagilah hasil yang kalian
akan me-ruqyah-nya. Namun, bukankah dapatkan dan sertakan aku dalam
kami telah meminta izin singgah dan pembagian tersebut. Mak saat itu
kalian semua merasa keberatan? Tidaklah tertawalah Rosululloh SAW dengan hal
jadi soal. Lantas bagaimana kalau tersebut.” (HR.al Bukhori: 2276)
seandainya kalian beri imbalan atas jerih Hadist inilah yang menjadi dalil
payah kami jika ternyata kami bisa yang sangat sharih (jelas) akan bolehnya
mengobati atas izin Alloh ? Maka, orang Ju’alah dalam Islam dan berserikat/bagi
kampung tersebut menyetujuinya dan hasil terhadap imbalan yang diberikan.
menjadikan imbalannya adalah Apa yang dilakukan sahabat tersebut
sekumpulan kambing( dalam riwayat adalah satu amalan yang sama sekali tidak
Bukhori dari jalur yang lain 30 kambing ). diingkari oleh Nabi SAW. Tidak adanya
Kemudian bergegaslah sahabat pengingkaran tersebut mengindikasikan
yang mewakili tersebut menuju rumahnya bahwa amalan itu merupakan amalan yang
untuk me-ruqyah-nya. Setelah sampai, sah dan tidak diharamkan dalam Islam.
maka meludahlah sahabat tersebut dan Kemudian dikuatkan dalam akhir hadits
dibacakan padanya “al hamdulillahi robbil bahwa Nabi SAW berharap agar disertakan
‘alamin (surat al Fatihah). Seketika itu dalam pembagian.
kondisi pemimpin kampung tersebut Faidah yang bisa kita petik yaitu
berangsur sembuh dan bisa berjalan seperti jika seseorang beramal dengan perjanjian
sedia kala. Setelah kejadian tersebut maka akan diberi imbalan setelah tunainya amal
dipenuhilah janji pemberian imbalan atas tersebut, maka dia wajib mendapatkan
amal yang dilakukan sahabat tersebut dan imbalan tersebut setelah pekerjaannya
kemudian dia kembali lagi bersama selesai. Jika yang melakukan amal adalah
kafilah. sekelompok orang, maka imbalannya
Setelah sampai kepada rekannya dibagi sejumlah orang tersebut sesuai
berkatalah sebagian di antara mereka, dengan kesepakatan. Namun, jika seorang
„Bagilah imbalan tersebut dengan kami!‟ melakukan amalan yang sama akan tetapi
Maka diapun menjawab, „Jangan kau dia tidak mengetahui bahwa amal tersebut
lakukan hal itu sebelum kita datang kepada adalah amal Ju‟alah, maka dia tidak
Rosululloh SAW dan menceritakan apa berhak mendapatkan imbalan. Akan tetapi,
yang terjadi kemudian baru kita lakukan dia beramal secara sukarela (tabarru’).
apa yang diperintahkan Rasululloh SAW
kepada kita.‟ Lalu menghadaplah mereka c. Pendapat Para Ulama Tentang
kepada Rosululloh SAW dan menceritakan Ju’alah
apa yang terjadi kepada Nabi SAW. Wahbah al Zuhaili menjelaskan bahwa
Setelah Nabi mendengar hal tersebut menurut madzab Hanafiyah, akad Ju‟alah
kemudian Beliau bertanya, „Bagaimana tidak diperbolehkan, karena mengandung
kalian tahu bahwa surat al Fatihah adalah unsur gharar di dalamnya. Yakni,
ayat ruqyah? Sungguh tepat sekali apa ketidakjelasan atas pekerjaan dan jangka
yang kalian lakukan!” Kemudian Nabi waktu yang ditentukan. Hal ini

Konsep Al Ju’alah dalam … | 346


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

dianalogikan dengan akad ijarah yang a. Amalan Ju’alah sifatnya tidak


mensyaratkan adanya kejelasan atas memaksa pihak manapun. Artinya, segala
pekerjaan, upah dan jangka waktu. Namun risiko yang akan dihadapi oleh pelaku
demikian, ada sebagian ulama‟ Hanafiyah Ju‟alah seperti rasa letih, kehilangan biaya
yang meperbolehkannya, dengan dasar akomodasi untuk keperluan tertentu serta
istihsan (karena ada nilai manfaat) dalam hal lainnya telah menjadi hal yang
masalah memberikan imbalan bagi yang dimaklumi di kalangan pelakunya.
berkeinginan mencari seorang budak yang b. Hal tersebut didasari saling ridha
melarikan diri dari tuannya. Dalam madzab antara dua belah pihak walaupun tidak ada
Maliki, Hambali, dan Syafi‟i, al Ju’alah pernyataan lansung dari pihak yang
dibolehkan secara syar‟i dengan dalil kisah melakukan pekerjaan.
Nabi Yusuf dan para saudaranya di dalam Dua alasan inilah cukup menjadi hujah
surat Yusuf ayat 72. Begitu juga dalil bahwa konsekuensi Ju‟alah tersebut
hadits dari Abu Sa‟id al Khudri di atas. bukanlah termasuk gharar yang dilarang di
Bahkan, di dalam madzhab Maliki dalam syariat.
membolehkan Ju‟alah dalam jual beli
seperti; jualkanlah pakaianku ini, jika 3. Syarat-Syarat12 Al Ju’alah Dalam
terjual, maka engkau akan mendapatkan Islam
imbalan sebesar satu dirham11.
Adapun pendapat yang lebih kuat Muamalah Al Jua‟alah akan
menurut penulis adalah pendapat yang menjadi sah jika terpenuhi syarat-syarat
membolehkan akad tersebut. Dalil-dalil sebagai berikut:
dari al Qur‟an dan as Sunnah tersebut a. Shighat atau akad yang
sangat jelas. Memang sekilas terdapat menunjukkan pekerjaan yang akan
unsur ghoror sebagaimana yang disebutkan diberi imbalan. Lafazh shighat
dalam pendapat Hanafiah. Misalnya dalam harus jelas dan mudah dipahami
Ju’alah tersebut ternyata ada beberapa serta berisi janji untuk memberikan
orang yang masing-masing bekerja untuk imbalan atas amal yang ditentukan.
mendapatkan janji imbalan. Namun, pada Seperti perkataan “Barang siapa
akhirnya orang yang mendapatkan imbalan yang bisa menghafal 12 juz al
adalah mereka yang berhasil bekerja sesuai Qur‟an dalam 1 tahun, maka
yang diminta pemberi janji imbalan baginya imbalan uang
sedangkan yang lain tidak berhak Rp.10.000.000 misalnya.
mendapat apa-apa padahal mereka juga
berletih-letih mencarinya ( seperti pada 12
Maksud dari syarat sebagaimana yang
kasus perlombaan berhadiah). Gharar didefinisikan oleh Abu Zahrah adalah.
َ ْ َُ
ْ ْ ْ ْ ُ ُ ََْ ُ َ ََ ْ
seperti ini bisa ditepis dengan ٍ‫ن ٍَع ٍَد ٍِم ٍِه ٍَع ٍَد ُم‬
ٍ ْ ‫ال ٍُح ٍك ِ ٍم ٍَي ٍل ٍَش ٍُم ٍِم‬ٍ ‫ج ٍى ٍِد ٍِه‬
ٍ ‫ف ٍع ٍل ٍي ٍِه ٍو‬ ٍ ‫ْا ٍْم ٍُز الٍ ٍِذ‬
ٍ ٍ‫ي ٍي ٍت ٍىق‬ ٍ ‫ٍه ٍى‬
ْ ُ ْ ْ ُ ُ ْ ُ ُ ْ ُ َ َْ ََ ُ ْ ُ ْ
mempertimbangkan dua hal: ٍ‫ال ٍح ٍك ِ ٍم‬
ٍ ‫ج ٍى ٍِد‬ ٍ ‫ج ٍى ٍِد ٍِه ٍو‬
ٍ ‫ن ٍو‬
ٍ ‫لح ٍك ٍم ٍو ٍل ٍي ٍل ٍش ٍم ٍِم‬
ٍ ‫ٍا‬
“Yaitu sesuatu yang tergantung kepadanya adanya
hukum; lazim dengan tidak adanya, tidak ada
hukum; tetapi tidaklah lazim dengan adanya, ada
11
Malik bin Anas Al Asbahi, Mudawanah al hukum. Lihat Ushul Fiqh, Prof.Dr. H. Amir
Kubra, Maktabah Nizar Musthafa al Baz, Syarifudin, Kencana Prenada Media Group,
Riyadh,1999, Jilid 5, Hlm.1722. Jakarta, 2011, Hlm.400.

650 | Konsep Al Ju’alah dalam …


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

Seandainya ada seorang yang namun boleh siapa saja yang


beramal tanpa sepengetahuan yang bersedia memberikan upahnya.
memberikan janji, atau seandainya d. Pekerjaan yang mubah. Pekerjaan
orang yang mengucapkan tersebut yang terkait dengan Ju’alah
telah menunjuk orang tertentu haruslah bukan pekerjaan yang
kemudian ada orang lain yang haram seperti berjudi, zina, dukun,
beramal semisalnya, dan atau mendzolimi sesama muslim.
menyelesaikan tugasnya, maka dia Namun, pekerjan tersebut yang
tidak wajib mendapatkan imbalan. sifatnya mubah di dalam Islam.
Sebab, pada dasarnya orang yang Maka, tidak boleh bahkan haram
beramal tanpa mengetahui amal mengikuti Ju’alah seperti,
tersebut adalah Ju‟alah dia beramal “Barangsiapa yang bisa menyantet
sukarela saja. Isyarat seorang yang fulan (seorang muslim), maka
bisu dalam shighat namun bisa baginya imbalan sebesar 10 juta
dipahami, maka hal tersebut rupiah.” misalnya.” .
kedudukannya seperti halnya Dalam masalah syarat ini Wahbah
13
shighat yang sah . al Zuhaili menyebutkan ada 3 Syarat.
b. Upah/ Imbalan. Imbalan ini harus 1. Ahliyatu ta’aqud (berkompeten).
jelas dan tidak samar14. Maka, tidak Maksud dari berkompeten dalam
boleh seperti “Barangsiapa masalah ini mencakup 3 sisi yaitu:
menemukan motor saya, maka a. Baligh.
baginya hadiah menarik. Hal b. „Aqil/Berakal.
demikian merupakan akad Ju’alah c. Rosyid/Rasional. Oleh karena
yang rusak. Karena imbalan dalam itu, tidak sah Ju’alah dari orang
akad tersebut tidak jelas. Begitu yang belum baligh (kecil) atau
juga tidak boleh upah yang orang gila ataupun orang yang
dijanjikan dalam Ju’alah dari tidak bisa berfikir secara
sesuatu yang haram seperti khamr, rasional.
daging babi, atau barang-barang 2. Imbalan yang jelas.
curian. Hendaknya upah yang 3. Hendaknya manfaat yang didapatkan
diberikan sebanding dengan benar-benar riil serta dibolehkan
beratnya amal pekerjaan. secara syar‟i. Maksud dibolehkan
c. Orang yang Menjanjikan Upah. manfaatnya secara syar‟i yaitu bukan
Orang yang menjanjikan upah tidak dalam perkara yang diharamkan
harus yang mempunyai hajat, syariat seperti musik, zina, khamr dan
lain-lain.
13
Yahya bin Syaraf an Nawawi, Mughni al Muhtaj
Setelah menyebutkan kriteria
Ila Ma’rifati Ma’ani Alfadz al Minhaj, Dar al Fikr, tersebut, kemudian beliau menyebutkan
Beirut, 1998, Cet.I, Jilid.2, Hlm.582.
14
kaidah yang penting dalam bab Ju’alah.
Selain harus jelas dan tidak samar, syarat upah
juga harus dari yang suci, dapat diserahkan dan ‫أن ول ما جاش أخر العىض عليه في‬
dimiliki oleh peminta Ju‟alah. Lihat DR. Mardani,
Fiqh Ekonomi Syariah, Kencana Prenada Media ،‫جاش أخر العىض عليه في الجعالة‬،‫إلاجازة‬
Group, Jakarta, 2013. Hlm.315.

Konsep Al Ju’alah dalam … | 366


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

‫ ال‬،‫وماال ًجىش أخر العىض عليه في إلاجازة‬ membatalkan Ju’alah kapan saja
sebagaimana dengan akad-akad muamalah
‫ {وال‬:‫ للىله تعالى‬،‫ًجىش أخر الجعل عليه‬ lainnya. Jika seandainya pembatalan
sebelum amal atau sesudah amal, maka
[ /2:‫تعاوهىا على إلاثم والعدوان} [املائدة‬
keduanya sama-sama tidak berhak
“Setiap yang dibolehkan mengambil mendapatkan imbalan. Kasus pertama
imbalan/upah dalam masalah sewa- karena orang tersebut memang belum
menyewa, maka dibolehkan pula memulai amal. Adapun kasus yang kedua
mengambil imbalan/upah dalam masalah karena tujuan yang dimaksudkan tidak
al Ju’alah. Begitu juga setiap muamalah tercapai. Namun, jika yang membatalkan
yang dilarang untuk mengambil upah adalah pihak yang berjanji memberikan
dalam sewa-menyewa, maka dilarang juga imbalan setelah amal dimulai, maka
mengambil imbalan dalam masalah al- pendapat yang paling benar dalam Madzab
Ju‟alah. Hal tersebut berdasarkan firman Syafi‟i orang tersebut mendapat upah atas
Alloh SWT dalam surat al Maidah ayat 5, apa yang dia kerjakan karena memang
„Janganlah kalian saling tolong menolong Ju’alah adalah amal yang dijanjikan
dalam dosa dan permusuhan.” imbalan. Dalam pandangan penulis,
Adapun dalam madzab Maliki mereka pendapat Imam Syafii tersebut merupakan
menambahkan dua syarat. pendapat yang lebih tepat dan dekat
a. Al Ju’alah hendaknya tidak dibatasi dengan kebenaran. Begitu juga ketika
dengan waktu tertentu. suatu pekerjaan telah tuntas sebelum
b. Hendaknya al Jualah pada pekerjaan pekerjaan tersebut dijadikan amal Ju’alah,
yang sifatnya ringan. maka ia tidak berhak mendapatkan
imbalan15.
Jika kita telaah lebih dalam,
tambahan dua syarat ini tidak bersifat 5. Persamaan dan Perbedaan Antara
lazim. Artinya, tetap saja boleh dan sah Ju’alah Dengan Ijarah (Sewa-
seandainya dalam Ju’alah dibatasi dalam Menyewa).
waktu tertentu dan pada pekerjaan yang Dalam literatur-literatur fiqh,
berat. Jadi, intinya kembali pada akad pembahasan al Ju’alah senantiasa
sighat yang tidak ada unsur keterpaksaan beriringan dengan pembahasan ijarah dan
antara kedua belah pihak. laqathah. Memang jika kita cermati, al
Ju’alah hampir mirip dengan ijarah16
4. Pembatalan Akad al Ju’alah (sewa –menyewa). Atau dari sisi yang lain
Para ulama sepakat dibolehkannya al Ju’alah memiliki kesamaan dengan
membatalkan akad Ju’alah. Namun
15
demikian, ada perbedaan tentang kapan Muwafaquddin Ibnu Qudamah, Umdatul al
Fiqh, Maktabah Aulad asy Syaikh Litturats, Mesir,
dibolehkannya pembatalan akad tersebut. 2006. Hlm. 75.
16
Madzab Maliki mengatakan dibolehkannya Tidak diragukan lagi bahwa Ijarah merupakan
pembatalan Ju‟alah sebelum masuk ke muamalah yang dibolehkan oleh seluruh ahli fiqih
dari berbagai macam kalangan. Lihat Muhammad
dalam amal yang diinginkan. Dalam bin Ahmad bin Muhammad bin Rusyd, Bidayatul
Madzhab Syafi‟i dan Hambali dibolehkan Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid, Maktabah Ibnu
Taimiyyah, Mesir, 1415H. hlm.419.

652 | Konsep Al Ju’alah dalam …


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

masalah laqathah (penemuan barang yang dari pihak penyewa karena dia
hilang). melibatkan antara dua belah pihak
Secara ringkas persamaan antara secara langsung.
Ju’alah dan Ijarah adalah: 4. Al Ju’alah adalah akad yang
1. Keduanya terdapat akad menyewa sifatnya boleh dan tidak mengikat.
tenaga untuk melakukan suatu Sedangkan sewa menyewa sifatnya
pekerjaan yang mubah. lazim antar dua belah pihak dan
2. Keduanya wajib memberikan tidak bisa dibatalkan kecuali
upah/imbalan yang dijanjikan dengan ridha kedua belah pihak.
ketika pekerjaan yang dimaksud 5. Dalam al Ju’alah imbalan tidak
telah selesai. bisa diraih kecuali setelah
3. Imbalan/upah yang diberikan sudah selesainya amal. Seandainya
jelas sebelum akad dimulai dan mensyaratkan upah terlebih dahulu,
bukan berupa upah yang dilarang maka akad Ju’alah nya rusak.
oleh syariat. Adapun dalam sewa menyewa
Selain itu, al Ju’alah juga mirip dibolehkan mempersyaratkan upah
dengan laqathah, karena biasanya al terlebih dahulu.
Ju’alah digunakan untuk mencari barang-
barang yang hilang atau mengerjakan Adapun perbedaan antara al
sesuatu yang belum pasti bisa dikerjakan Ju’alah danbarang temuan/Luqathah17
oleh orang tertentu. pada 2 hal mendasar berikut ini:
Adapun perbedaannya, Wahbah al 1. Dalam al Ju’alah dipersyaratkan
Zuhaili menjelaskan empat perbedaan adanya penjamin pemberi imbalan
antara Ju’alah dan sewa-menyewa. serta bentuk imbalan yang jelas
Adapun perbedaan tersebut yaitu: atas suatu amal. Sedangkan dalam
1. Al Ju’alah tetap sah dilakukan Laqathah imbalan tidak
dengan seseorang yang masih dipersyaratkan. Hal tersebut
belum jelas. Sedangkan sewa- kembali pada pemilik barang. Jika
menyewa tidak sah jika dilakukan berkenan memberi imbalan dan jika
dengan seseorang yang masih tidak maka tidak dilarang.
belum jelas.
2. Dibolehkan al Ju’alah dalam
17
pekerjaan yang masih belum pasti, Luqathah adalah harta yang hilang dari
pemiliknya (‫)املال الضائع من ربه‬. Lihat Muwafaqudin bin
sedangkan sewa-menyewa tidak
Ahmad bin Muhammad bin Qudamah, Almughniy,
sah jika dilakukan atas pekerjaan Dar „Alam al Kutub, Riyadh, 1998, Cet.3, Jilid. 8,
yang belum jelas. hlm.290. Luqathah secara umum dibagi dua yaitu
3. Tidak disyariatkan dalam al harta dan hewan. Mengambil luqathah terkadang
hukumnya mubah, makruh atau bahkan haram
Ju’alah ucapan qabul dari pelaku sesuai dengan kondisinya. Adapun setelah diambil
karena dia merupakan upaya yang maka wajib diumumkan dan dikembalikan kepada
pemiliknya ketika ada yang mengaku. Lihat Abu
dilakukan atas keinginan pribadi. Bakr Mahmud al Kasani al Hanafi, Bada’i Shana’i
Sedangkan sewa-menyewa tidak fi Tartib asy Syara’i, Dar Ehia Al Tourath al Arabi,
sah kecuali harus ada ucapan qabul Lebanon, 1998, Jilid 5, hlm. 295.

Konsep Al Ju’alah dalam … | 366


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

2. Dalam Ju’alah terdapat shighat dan peringkat 3 besar selama di


dalam laqathah tidak terdapat SLTA.
shighat. b. Dunia Bisnis
Dalam dunia bisnis, konsep al Ju‟alah
6. Model Aplikasi Konsep al Ju’alah bisa Banyak sekali model penerapan
Dalam Kehidupan sehari-hari. konsep yang bisa kita gunakan di
Banyak sekali model aplikasi dalam dunia bisnis. Di antaranya
konsep al Jua‟lah dalam berbagai bidang adalah:
kehidupan sehari-hari kita. Berikut ini
beberapa contoh konsep al Jua‟lah yang 1. Al Jua‟alah untuk men-desain logo,
bisa diterapkan. brand, dan kemasan produk yang
menarik dari berbagai macam
1. Dalam dunia Pendidikan produk barang.
Konsep al Ju’alah bisa kita terapkan dalam 2. Al Ju‟alah untuk menghasilkan
sebuah lembaga pendidikan baik sekolahan alat-alat produksi modern yang
maupun pondok pesantren. Penerapan membantu kegiatan ekonomi.
konsep ini memiliki peran yang signifikan 3. Al Ju‟alah membuat website
dalam mendongkrak prestasi peserta didik menarik dan mudah diakses untuk
maupun melejitkan potensi para guru. memasarkan produk.
Misalnya kegiatan berikut ini: 4. Al Ju‟alah untuk membuat system
a. Dalam bidang pendidikan: pembayaran modern yang
1. Sekolah membuka peluang al memudahkan dalam transaksi.
Ju’alah bagi para guru untuk c. IPTEK
membuat penelitian tentang Konsep al Ju‟alah bisa diaplikasikan di
pengaruh ibadah shalat dalam dunia Iptek seperti:
terhadap kedisiplinan siswa dan 1. Al Ju‟alah membuat mobil,
prestasi belajar. Bagi guru yang pesawat, dan berbagai alat
mampu membuat penelitian transportasi untuk kelancaran
tersebut, maka ia akan manusia.
mendapatkan imbalan berupa 2. Al Ju‟alah membuat alat-alat rumah
uang 10 juta rupiah misalnya. sakit untuk keperluan bedah dan
2. Sekolah membuat Ju‟alah untuk sebagainya.
para siswa/mahasiswa untuk 3. Al Ju‟alah membuat alat
membuat karya Ilmiah di pengolahan limbah dan sampah
berbagai disiplin ilmu yang aman.
pengetahuan dengan imbalan Selain tiga bidang kehidupan tersebut,
piala dari kepala sekolah dan konsep al Ju‟alah masih bisa diterapkan di
uang 5 juta rupiah misalnya. berbagai bidang kehidupan. Penyebutan
3. Al Ju‟alah dengan hadiah tiga contoh tersebut bukanlah untuk
beasiswa kuliah penuh untuk pembatasan melainkan hanya sebagai
siswa yang berhasil meraih permisalan saja.

654 | Konsep Al Ju’alah dalam …


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

7. Hikmah dan Manfaat Ju’alah elektronik semacam handphone,


Dalam Kehidupan Sehari-Hari. komputer dan semisalnya. Sebab
Kalau kita gali banyak hikmah dan seringkali kelesuan karyawan
manfaat Ju‟alah dalam kehidupan sehari di disebabkan karena gaji yang tidak
antaranya: sebanding dengan beratnya
1. Dibolehkan bagi manusia pekerjaan. Dan perusaan seperti
mengambil haknya dengan segala elektronik dituntut inovatif dan
cara yang memungkinkan dan bersaing dengan ketat. Dengan
dibolehkan syariat untuk adanya reward atau hadiah bagi
mendapatkan hak tersebut meski karyawan yang bisa menemukan
dengan bantuan orang lain18. penemuan baru akan
2. Al Ju’alah merupakan bukti menghilangkan virus “mati gaya”
profesionalitas muamalah Islam pada karyawannya.
yang menghargai jerih payah dan 5. Mendorong semangat pelajar dan
hak cipta orang lain. mahasiswa untuk mengembangkan
3. Membantu seseorang yang dalam karya tulis ilmiah dan riset. Begitu
kesulitan karena ada barang yang juga memacu kinerja karyawan
hilang, lalu melakukan iklan atau dalam perusahaan untuk bekerja
pengumuman kepada public bahwa lebih serius dan giat.
siapa saja yang dapat menemukan 6. Sebagai sarana tolong-menolong
barang yang hilang tersebut diberi dalam kebaikan dan taqwa. Hal
hadiah.19 tersebut karena dengan Ju‟alah
4. Sebagai sarana pemicu sekaligus banyak sekali membantu proyek
pemacu prestasi pada karyawan penting dalam suatu lembaga yang
perusahaan penelitian dan bermanfaat bagi umat. Seperti
penemuan. Individu atau ju‟alah dalam penyusunan buku-
perusahaan yang bergerak di buku ilmiah, atau berbagai
bidang penelitian boleh jadi penelitian yang bermanfaat bagi
termotivasi untuk bekerja umat.
menemukan ciptaan atau penemuan 7. Adanya penghargaan terhadap hasil
tertentu dengan tujuan karya orang lain. Sudah
mendapatkan bayaran atau hadiah sepantasnya bagi direktur
ketika berhasil menemukan sesuatu perusahaan, kepala instansi atau
. Hal ini hendaknya perlu di siapa saja pemegang dan pengelola
perhatikan para pengelola suatu lembaga untuk menghargai
perusahaan penelitian dan jeih payah orang lain. Merupakan
penemuan seperti perusahaan bagian dari prinsip kebajikan
(mashlahah) dalam etika produksi
18
dimana kita harus melakukan
Ahmad bin Ali Ar Razi, Ahkamul Qur’an, Dar al
Kutub al Ilmiyah, Beirut, tt. Jilid 3. Hlm.226.
sebanyak mungkin kebajikan dalam
19
DR. H. Ibdal Syah, MA. Dan H. Hendri Tanjung, kehidupan kita . Salah satu dari
Ph.D. Fiqh Muamalah, Penerbit Azam Dunia,
Bogor, 2014.Hlm.90.

Konsep Al Ju’alah dalam … | 366


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

kebajikan tersebut yaitu sah dan di bolehkan dilakukan pada


menghargai hasil karya orang lain. amal yang masih belum jelas,
sedangkan sewa-menyewa tidak
C. KESIMPULAN. sah pada sesuatu yang masih belum
jelas. b. Dibolehkan Ju‟alah dalam
1. Secara etimologis al Ju‟alah adalah pekerjaan yang masih belum pasti,
ap asaja yang dijadikan(imbalan) sedangkan sewa-menyewa tidak
bagi seseorang atas suatu pekerjaan sah dilakukan atas pekerjaan yang
atau apa saja yang diberikan belum jelas. c. Tidak disyar‟atkan
seseorang untuk melaksanakan dalam Jualah qobul dari pelaku
suatu pekerjaan tertentu. Adapun karena dia merupakan upaya yang
secara terminologis al Ju‟alah dilakukan atas keinginan pribadi.
adalah Suatu akad perjanjian untuk Sedangkan sewa-menyewa tidaksah
memberi imbalan atas suatu kecuali harus ada qobul dari pihak
pekerjaan tertentu atau pekerjaan penyewa karenadia adalah akan
yang masih belum pasti bisa yang melibatkan antara dua belah
dikerjakan. Apabila pekerjaan pihak. d. Al Ju‟alah adalah akad
tersebut telah tunai dan memenuhi yang sifatnya boleh dan tidak
syarat maka janji untuk pemberian mengikat. Sedangkan sewa
imbalan tersebut bersifat lazim. menyewa sifatnya lazim antar dua
Dasar Ju‟alah dalam al Qur‟an belah pihak dan tidak di batalkan
adalah surat Yusuf ayat 72. Adapun kecuali dengan ridha kedua belah
dalil Ju‟alah dalam hadits adalah pihak. e. Dalam Ju‟alah imbalan
hadits riwayat Bukhari dari Abu tidak bisa diraih kecuali setelah
Sa‟id al Khudri tentang kisah selesainya amal. Seandainya
sekelompok sahabat yang sedang mensyaratkan upah terlebih dahulu
dalam perjalanan kemudian maka akad Ju‟alah rusak. Adapun
meruqyah pemimpin sebuah dalam sewa menyewa dibolehkan
kampung yang di gigit ular dengan mempersyaratkan upah terlebih
surat al Fatihah. dahulu.
Dari pendapat para ulama syarat-
syarat Ju‟alah dapat kita simpulkan 3. Konsep al-Jualah dalam kehidupan
sebagai berikut: g. Adanya shighot. sehari-hari sangatlah banyak seperti
h. Upah/imbalan yang jelas. i. dalam bidang pendidikan, bisnis,
Orang yang menjanjikan upah j. dan Iptek. Dalam bidang
Pekerjaan k. Ahliyatu ta‟aqud pendidikan misalnya, al Ju’alah
(berkompeten). l. Hendaknya dengan hadiah beasiswa kuliah
manfaat yang didapatkan benar- penuh untuk siswa yang berhasil
benar riil serta dibolehkan meraih peringkat 3 besar selama di
manfaatnya secara syar‟i. SLTA. Dalam bidang bisnis
2. Perbedaan mendasar antara Ju’alah misalnya, Al Ju‟alah untuk
dan Ijarah adalah a. Jualah tetap membuat system pembayaran

656 | Konsep Al Ju’alah dalam …


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

modern yang memudahkan dalam Ibnu Jarir, Muhammad, 2000, Jami’ul


transaksi. Dalam bidang Iptek Bayan fi Ta’wil Ayil Qur’an, Dar Ibnu
seperti, Al Ju’alah membuat mobil, Hazm.
pesawat, dan berbagai alat Ibnu Katsir Ismail, bin Umar, 2001, Tafsir
transportasi untuk kelancaran Ibnu Katsir, Kuwait: Jam‟iyyah
urusan manusia. Ihya‟u at Turats al Islami.

Ibnu Qudamah, Muwafaquddin, 2006,


Umdatul al Fiqh, Mesir: Maktabah
DAFTAR PUSTAKA
Aulad asy Syaikh Litturats.
Abdul „Al, Abdul Hayy, 2014, Pengantar Ibnu Qudamah, Muwafaqudin bin Ahmad
Ushul Fiqh, Jakarta: Pustaka al Kautsar. bin Muhammad, 1998, Almughniy,
Abu Amar, Imron. 1983, Terjemah Fathul Riyadh, Dar „Alam al Kutub.
Qarib, Kudus: Menara Kudus. Ibnu Rusyd, Muhammad bin Ahmad bin
Al Kasani al Hanafi, Abu Bakr Mahmud, Muhammad, 1415H, Bidayatul
1998, Bada’i Shana’i fi Tartib asy Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid,
Syara’i, Lebanon: Dar Ehia Al Mesir: Maktabah Ibnu Taimiyyah.
Tourath al Arabi. Majma‟ al Lughah al „Arabiyah bil
Al Zuhaili, Wahbah, 2004, al Fiqh al Qahirah, tt. al Mu’jam al Wasith, Mesir:
Islami wa Adillatuhu, Beirut: Dar al Fikr. Daru ad Dakwah.
Bisri, Adib, 1999, Kamus al Bisri, Malang: Mardani, 2013, Fiqh Ekonomi Syariah,
Pustaka Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Ibdal Syah dan Hendri Tanjung, 2014, Muhammad, Syamsuddin bin al Khotib asy
Fiqh Muamalah, Bogor: Penerbit Azam Syirbini, 1998, Mughni al Muhtaj Ila
Dunia. Ma’rifati Ma’ani Alfadz al Minhaj,
Ibnu Ali Ar Razi, Ahmad,tt, Ahkamul Beirut: Dar al Fikr.
Qur’an, Beirut: Dar al Kutub al Ilmiyah. Mustofa Dieb Al Bigha, 1424H, Fiqh
Islam, Surabaya: Insan Amanah.
Ibnu Anas Al Asbahi, Malik, 1999, Syarifudin, Amir, 2011, Ushul Fiqh,
Mudawanah al Kubra, Riyadh: Jakarta: Kencana Prenada Media
Maktabah Nizar Musthafa al Baz. Group.

Konsep Al Ju’alah dalam … | 366

Anda mungkin juga menyukai