Anda di halaman 1dari 20

I.

TUJUAN
Dapat menunjukkan dan menyimpulkan hasil pelapisan nikel pada logam
secara lapis listrik (electroplating) yang diperoleh.

II. DASAR TEORI

Electroplating adalah suatu proses pengendapan zat atau ion-ion logam pada
elektroda katoda (negatif) dengan cara elektrolisis. Hasil dari elektrolisis tersebut
akan mengendap pada elektroda negatif/katoda. Terjadinya suatu endapan pada
proses ini disebabkan adanya ion-ion bermuatan listrik yang berpindah dari suatu
elektroda melalui elektrolit. Endapan yang terjadi bersifat adhesif terhadap logam
dasar.

Selama proses pengendapan atau deposit berlangsung, terjadi reaksi kimia


pada elektroda dan elektrolit, baik reaksi reduksi maupun reaksi oksidasi. Reaksi
kimia ini diharapkan berlangsung terus menerus dan menuju arah tertentu secara
tetap. Oleh karena itu, diperlukan arus listrik searah (direct current) dan tegangan
yang konstan.

Prinsip atau teori dasar dari proses lapis listrik berdasarkan pada Hukum
Faraday yang menyatakan:

 Jumlah zat-zat (unsur-unsur) yang terbentuk dan terbebas pada elektroda


selama elektrolisis sebanding dengan jumlah arus listrik yang mengalir
dalam larutan elektrolit.
 Jumlah zat-zat (unsur-unsur) yang dihasilkan oleh arus listrik yang sama
selama elektrolisis adalah sebanding dengan berat ekivalen masing-masing
zat
Pernyataan Faraday tersebut dapat ditulis dengan rumus berikut ini:

Ite
B= --------
96500
Keterangan :

B = berat zat yang terbentuk(gram)

I = jumlah arus yang mengalir (ampere)

t = waktu (detik)

e = berat ekivalen ang dibebaskan

1F = 96500 C

Hukum Faraday sangat erat kaitannya dengan efisiensi arus yang terjadi
pada proses pelapisan dengan cara listrik. Efisiensi arus adalah perbandingan berat
endapan yang terjadi dengan berat endapan secara teoritis dan dinyatakan dalam
persen.

Pelapisan logam sendiri mempunyai berbagai tujuan, diantaranya adalah


supaya tahan korosi, penampilannya bagus, mengkilap, dan cemerlang dari segi
estetika. Banyak hal yang mempengaruhi proses pelapisan. Diantaranya adalah
rapat arus, konsentrasi larutan , temperatur dan waktu pelapisan.

 Konsentrasi Larutan
Konsentrasi larutan akan berpengaruh pada nilai pH dari larutan tersebut.
Untuk menghasilkan permukaan lapisan yang baik terdapat suatu batas-
batas nilai pH yang perlu diperhatikan. Contohnya pada larutan elektrolit
nikel, disarankan pada nilai pH antara 1,5 - 5,2.
 Rapat Arus
Rapat arus adalah harga yang menyatakan jumlah arus listrik yang
mengalir per satuan luas permukaan elektroda. Rapat arus terbagi dalam
dua macam yaitu rapat arus anoda dan rapat arus katoda. Pada proses
electroplating yang diperhaitkan adalah rapat arus katoda, yaitu banyaknya
arus listrik yang diperlukan untuk mendapatkan atom atom logam pada
setiap satuan luas permukaan benda kerja yang akan dilapis.
 Temperatur dan Waktu Pelapisan
Temperatur yang terlalu rendah dan rapat arus yang optimum akan
mengakibatkan hasil pelapisan akan menjadi kasar dan kusam, tetapi jika
temperatur tinggi dengan rapat arus yang optimum maka hasil pelapisan
akan menjadi tidak merata. Waktu pelapisan akan mempengaruhi terhadap
tebal lapisan yang terjadi pada produk yang akan dilapisi. Kenaikan
temperatur akan menyebabkan naiknya konduktivitas (tahanan elektrolit
mengecil) dan difusitas larutan elektrolit.

Sampai batas-batas tertentu hal ini akan meningkatkan kuat arus, sehingga
laju pengendapan dan efisiensi arus akan naik. akan tetapi rapat arus yang lebih
tinggi karena naiknya konduktifitas jenis larutan mempercepat tercapai nya rapat
arus batas. Hal ini menyebabkan harga efisiensi arus akan turun. Keadaan ini
cenderung mengakibatkan timbulnya lapisan yang kasar tetapi keuntungannya
akan mengurangi terserapnya gas hidrogen dalam lapisan dan dapat menurunkan
angka kekerasan lapisan.
III. ALAT DAN BAHAN
1. Alat yang digunakan

Nama Alat Spesifikasi Jumlah


Catu Daya DC 3-20 A 1 buah
Gelas Kimia 1L, 600 ml 1 buah
Spatula Sedang 1 buah
Pipet Ukur 25 ml 1 buah
Karet Penghisap - 1 buah
Elektroda NIkel 5 x 10 cm 1 buah
Neraca Analitik Max 500 gr 1 buah
Pemanas 500 W 1 buah
Termometer 250°C 1 buah
Kertas Gosok Besi No. 240 1 buah
Stop Watch - 1 buah

2. Bahan yang digunakan


Nama Alat Spesifikasi Jumlah
Nikel Sulfat Teknis 300 g/l
Nikel Klorid Teknis 35 g/l
Asam Borak Teknis 40 g/l
Pencerah Vernikel Teknis 10 m/l
Asam Sulfat Teknis Secukupnya
Asam Klorida Teknis Secukupnya
Detergen Teknis Seukupnya
Plat Besi (benda kerja) Teknis 1 buah @benda kerja

IV. SKEMA KERJA


a. Pembersihan benda kerja

Amplas benda yang akan dilapisi listrik

Bersihkan dengan detergen

Bilas dengan air


b. Pelapisan nikel

Timbang benda
kerja
Tembaga,
kuningan,besi
Celupkan kedalam
elektolit nikel
Suhu 50°C, waktu 1- Kutub (+) elektroda nikel,
2 menit kutub (-) benda kerja
Angkat dan cuci

Air keran

Keringkan dan
timbang

V. DATA PENGAMATAN
Suhu 50°C
Waktu
Nama B0 B1 ΔB Pengamatan
(menit)
(gram) (gram) (gram)
Tembaga terlapisi
Tembaga 15,993 16,039 0,046 2 nikel dan berwarna
silver
Besi terlapisi nikel
Besi 5,362 5,452 0,09 1
dan berwarna silver
Kuningan terlapisi
Kuningan 20,727 20,782 0,055 1 nikel dan berwarna
silver

Persamaan Reaksi :

Katoda

Terjadi proses reduksi Ni2+ + 2e- Ni

H+ + 2e- H2

Anoda

Terjadi proses oksidasi Ni Ni2+ + 2e-

Ni Ni2+ + 2e- (Oksidasi pada anoda)

NiSO4 Ni2+ + SO42- (Elektrolisis garam logam)

Ni2+ + SO42- NiSO4 (Penggantian ion pada larutan)

Ni2+ + 2e- Ni (Reduksi logam)


VI. PEMBAHASAN

Nimas Ayu Prawito Hapsari

Electroplating dapat diartikan sebagai proses pelapisan logam, dengan


menggunakan bantuan arus listrik dan senyawa kimia tertentu guna memindahkan
partikel logam pelapis ke material yang hendak dilapis.(Pria:2009). Pada praktikum
ini bahan yang akan dilapisi ada 3 bahan yakni ; plat tembaga, plat kuningan, dan
paku besi/baja.

Awal sebelum dilakukan akan diamplas terdahulu karena menurut literature


mengamplas bertujuan untuk menghilangkan sebagian karat dan juga memperhalus
permukaan lempeng. Setelah dibersihkan ,maka kita timbang. Untuk massa dari plat
tembaga didapatkan 15,993 gram, untuk plat kunijngan massanya 20,727 gram, dan
bahan selanjutnya ialah paku besi dengan massa 5,326 gram.

Usai di timbang maka, kami sambungkan bahan-bahan yang akan dilapisi dengan
penjepit buaya dan dicelupkan dengan Ni dengan sisi yang berbeda, selama 1-2
menit dan larutan yang digunakan ialah NiSO4. Dan berikut gambarannya.

Usai dicelupkan selama 1-2 menit, maka bahan yang dilapisi akan berubah warna.
Waktu pelapisan pada bahan tembaga berbeda dengan bahan lainnya. Untuk plat
tembaga, waktu pelapisan dilakukan selama 2 menit, sedangkan dua bahan lainnya
1 menit.

Perubahan yang telihat yaitu dari warnanya dan tekstur permukaannya saat
dipegang, pada plat tembaga yang awalnya berwarna jingga kemerahan, berubah ,
menjadi silver. Begitupun juga dengan kuningan, yang awalnya berwarna kuning
berubah menjadi silver. Yang tidak begitu mengalami perubahan warna ialah paku
besi, karena usai dibersihkan warnanya silver dan usai di lapisi warna nya tetap,
namun terlihat lebih terang. Untuk teksturnya sendiri semuanya menjadi lebih
halus. Perubahan warna menjadi silver cerah menandakan bahwa, nikel telah
melapisi bahan tersebut. Karena menurut literature warna nikel sendiri putih
keperak – perakan (Wikipedia:2017)

Selain itu warna dan tekstur juga berubah dikarenakan reaksi yang berada diadalam
sisttem tersebut. Pelapisan secara listrik atau electroplating merupakan proses
pelapisan suatu logam secara elektrolisa melalui penggunaan arus listrik searah
(direct current atau DC) dan larutan kimia (elektrolit) yang berfungsi sebagai
media penyuplai ion-ion logam membentuk endapan (lapisan) logam pada
elektroda katoda. Logam yang terhubung dengan kutub positif sumber arus searah
disebut anoda dan yang terhubung dengan kutub negatif sumber arus searah disebut
katoda. (Charles: - )
Sehingga reaksi yang terjadi ialah

Ni  Ni2+ + 2e (Oksidasi pada anoda)


NiSO4  Ni2+ + SO4 (Elektrolisis garam logam)
Ni2+ + SO42-  NiSO4 (Penggantian ion pada larutan)
Ni2+ + 2e  Ni (Reduksi logam)

Dan reaksi diatas dialami baik oleh bahan besi, tembaga, maupun kuningan. Dan
berikut penjelasannya melauli gambar dibawah
Untuk mennetukan mana yang teroksidasi maupun tereduksi kita melihat dari beda
potensialnya. Untuk larutan elektrolitnya sendiri yaitu NiSO4 mengandung ion Ni2+,
H2O, dan SO42-, dan juga terdapat Nickel yang sebagai elektroda. Untuk Fe dan
bahan lainnya yang ingin di lapisi tidak ikut bereaksi (BCLN:2014)

Katoda dalam system ini dialiri oleh arus negative yang mana katodanya ialah H2O,
dan Ni2+, dari keduanya maka kitalihat beda potensialnya, dan Ni2+ lebih tinggi nilai
potensial reduksi dibanding air, sehingga yang mereduksi ialah Ni2+, untuk yang
mengoksidasi ialah H2O, Ni2+, dan SO42-, yang mana yang akan teroksidasi ialah
Ni2+.

(BCLN:2014)

Dari situlah mengapa bahan akan berubah secra fisik, selain itu massa
sesudahnya menjadi lebih berat, untuk massa plat tembaga menjadi 16.039 gram,
pertambahan massnya ialah 0,046 gram. Masssa paku besi menjadi 5,432 gram,
dengan massa pertambahannya ia;ah 0,09 gram. Massa plat kuningan ialah 20,782
gram, dengan pertambahan massanya 0,05 gram. Yang mana menurut Niam (2017),
semakin lama waktu pencelupan maka akan semakin tebal nikel yang membaluti
bahan,karena semakin banyak ion plating yang menempel pada substrat, sehinnga
lebih berat massanya. Namun pada percobaan ini tidak sesuai, karena kemungkinan
masih terdapat kotoran yang tak kasat mata,, yang mana menghambat untuk
melekatnya ion nikel terhadap bahan.
Selain itu suhu juga berpengaruh terhadap tebalnya lapisan nikel yang
menyelimuti bahan kerja. Menurut Basmal (2012) Suhu operasional semakin tinggi
maka nilai kekasaran meningkat. Nilai kekasaran permukaan dan ketebalan lapisan
tembaga-nikel dalam proses elektroplating, suhu pelapisan memberikan pengaruh
yang lebih besar dibandingkan dengan waktu pelapisan, yang mana pada percobaan
ini suhu yang digunakan ialah 50°C,yang mana menurut literature suhuyang baik
untuk NiSO4 ialah 32-60°C. Parameter peubah yang berpengaruh terhadap kualitas
pelapisan antara lain suhu, waktu, pH, kuat arus dan tegangan.

Vemmy Nurmala Andhani Putri

Pada percobaan ini dilakukan proses pelapisan logam dengan logam yang
lebih tahan korosi untuk melindungi logam dari korosi. Logam yang akan dilapisi
ada 3 yaitu tembaga, besi dan kuningan dengan logam yang melapisi berupa nikel.
Proses pelapisan ini dinamakan proses elektroplatting dimana proses electroplating
adalah suatu proses pengendapan/deposisi logam pelindung di atas logam lain
dengan cara elektrolisa.( Kaban, Hadir dkk,2010)

Gambar diatas adalah ilustrasi proses elektrolisis yang terjadi pada proses
pelapisan logam tembaga besi dan kuningan. Logam yang terhubung dengan kutup
positif sumber arus searah disebut anoda dan yang terhubung dengan kutup negatif
sumber arus searah disebut katoda (Manurung, Charles,2014) Proses elektroplating
terjadi apabila arus listrik searah (DC) dialirkan antara kedua elektroda anoda dan
katoda dalam larutan elektrolit dengan waktu proses pelapisan yang telah
ditentukan. Pada anoda yakni logam Nikel terjadi oksidasi sehingga akan terbentuk
ion-ion positif, pada larutan elektrolit terjadi elektrolisis garam-garam logam.
Logam Ni yang telah mengalami oksidasi akan melepaskan elektron-
elektron dan larut dalam larutan elektrolit. Logam Ni yang teroksidasi akan
menggantikan ion logam dalam larutan elektrolit yang ditarik oleh elektroda negatif
(katoda) yaitu besi. Dengan adanya hal tersebut akan terbentuk endapan pada
katoda yang berupa berat lapisan. Larutan elektrolit yang digunakan merupakan
garam logam nikel sulfat (NiSO4). Karena pada anoda dan katoda terjadi perbedaan
potensial setelah dialiri listrik, maka logam nikel akan teroksidasi menjadi ion
logam bermuatan positif (Ni2+), ion logam nikel (Ni2+) dari anoda larut dalam
larutan untuk menggantikan ion logam nikel (Ni2+) dari garam logam NiSO4 yang
telah terelektrolisis menjadi Ni2+ dan SO42- dan tertarik ke katoda untuk membentuk
lapisan nikel.

Reaksi yang terjadi selama proses pelapisan berlangsung :

Ni Ni2+ + 2e- (Oksidasi pada anoda)

NiSO4 Ni2+ + SO42- (Elektrolisis garam logam)

Ni2+ + SO42- NiSO4 (Penggantian ion pada larutan)

Ni2+ + 2e- Ni (Reduksi logam)

Pada percobaan ini berat logam yang dilapisi meningkat setelah adanya
proses elektroplatting hal ini terbukti adanya lapisan yang menempel pada logam
yang dilapisi yang berupa logam nikel. Untuk tembaga selama waktu 2 menit
ketebalannya bertambah 0,046 gram, besi dan kuningan selama 1 menit bertambah
0,09 gram dan 0,055 gram. Selain bertambahnya berat logam logam juga menjadi
mengkilau berwarna silver, seperti pada tembaga yang awalnya berwarna merah
muda setelah pelapisan warna melah muda tertutupi dengan nikel menjadi berwarna
silver dan mengkilau begitu juga dengan kuningan yang awalnya berwarna kuning
setelah proses pelapisan warna kuning pada kuningan tidak terlihat karena terlapisi
oleh nikel.

Pada proses elektrolisis ini terdapat beberapa factor yang mempengaruhi


diantaranya adalah suhu, arus, konsentrasi ion, agitasi, throwing power,
konduktifitas, pH, pasifitas dan waktu (Suarsana,I Ketut, 2008). Sehingga untuk
mendapatkan hasil yang baik pada percobaan ini Suhu yang digunakan adalah 50°C
dengan pH 4 hal ini sesuai dengan literature dimana temperature yang cocok untuk
nikel adalah antara 50°C - 60°C (Hidayat,Dadan Ahmad, 2013). Sedangkan untuk
waktu dan arus dimana setiap kali percobaan lama waktu pelapisan yang digunakan
semain naik maka berat hasil pelapisan akan semakin naik. Hal ini berarti pada arus
yang sama, lama waktu pelapisan berbanding lurus dengan berat logam yang
terlapis (Sutomo dkk,2010). Hal ini juga sesuai dengan hukum faraday 𝑊 =
𝐴𝑟
( )𝑥 𝑖 𝑥𝑡
𝑛
bahwa semakin lama waktu dan semakin besar arus yang digunakan maka
𝐹

pertambahan berat yang terjadi semakin besar.

Rahmanda Febrianto

Proses elektroplating pada dasarnya sama dengan pemurnian logam secara


elektrolisis. Pada proses elektroplating reaksi tidak dapat berjalan secara spontan
sehingga memerlukan energi listrik agar proses dapat berlangsung. Energi yang
dipergunakan pada proses elektroplating berasal dari arus listrik searah. Pada proses
electroplating terjadi transfer energi dari energi listrik menjadi energi kimia dan
terjadi transfer elektron dari anoda ke katoda. Pada anoda terjadi reaksi oksidasi,
sedangkan pada katoda terjadi reaksi reduksi.

Elektroplating merupakan teknik pelapisan secara elektrodeposisi, yaitu


proses pengendapan pelapis logam secara elektrokimia. Cara pelapisan ini
memerlukan arus listrik searah (DC). Bila listrik mengalir antara anoda dan katoda,
didalam larutan konduktor/larutan elektrolit, maka akan terjadi reaksi kimia pada
permukaan logam tersebut. Pada sistem demikian, bila diberi tegangan atau beda
potensial, ion-ion bergerak menuju elektroda. Kation bergerak menuju katoda dan
anion menuju anoda. Masing-masing mempunyai laju yang khas (konduktivitas ion
spesifik). Konduktivitas total larutan tertentu merupakan penjumlahan dan
konduktivitas ion individu segenap ion yang dikandungnya.

Arus listrik menjadi sangat penting pada proses elektroplating, dikarenakan


perbedaan potensial dari dua elektroda tersebut ditimbulkan dengan adanya aliran
arus listrik tersebut. Berbeda dengan proses yang terjadi pada proses sel galvani
yang terjadi secara spontan, pada elektroplating ini potensial total yang dihasilkan
adalah minus, sehingga keadaan harus dipaksakan agar nilai potensial totalnya
menjadi plus, salah satunya dengan bantuan arus listrik.

Pada percobaan ini yang bertindak sebagai anoda adalah Cu sedangkan yang
bertindak sebagai katoda adalah Ni. Hal ini disebabkan karena Cu lebih reduktor
dibandingkan dengan Ni, dengan kata lain, daya oksidasi Cu lebih besar dari pada
Ni. Berdasarkan data yang di peroleh ketika praktikum dapat dilihat bahwa logam
yang dilapisi beratnya bertambah, sedangkan logam yang melapisi beratnya
berkurang. Logam yang dilapisi pada percobaan ini adalah Cu sedangkan yang
melapisi adalah Ni.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAPISAN


Logam Dasar
Digunakan untuk pembuatan elektroda (katoda) atau benda kerja harus
berbentuk batang yang mempunyai penampang melintang bulat atau persegi
(berbentuk pelat). Logam dasar harus bebas dari lemak dan kotoran-kotoran oksida
yang dapat mempengaruhi pelekatan lapisan dan dapat menimbulkan korosi.
Rapat Arus
Pada proses ini jumlah logam yang terdeposisi pada katoda atau yang lenyap
dari anoda. Rapat arus yang timbul dapat mempercepat terjadinya pengendapan
namun hasilnya kasar.di samping itu rapat arus yang tinggi dapat menyebabkan
pelarutan kembali pada lapisan yang terbentuk. Rapat arus yang rendah
menyebabkan pelepaan ion lambat sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama.
Konsentrasi Larutan Elektrolit
Pada larutan yang konsentrasinya rendah, proses pelapisan berlangsung
lama dan kemungkinan tidak terjadilapisan. Sebaliknya pada larutan yang
konsentrasinya tinggi, akan menghasilkan lapisan yang melekat kuat tatapi
kemungkinan lapisan yang terjadi kasar.
pH Larutan
larutan yang bersifat netral atau mendekati netral mudah menjadi larutan
yang bersifat basa dipermukaan katoda, sehingga lapisan yang terbentuk akan
tercampur dengan lapisan garam basa atau hidroksida.pH yang terlalu rendah
memudahkan terjadinya reaksi pembentukan gas hidrogen dan melarutnya kembali
lapisan yang terjadi. Nilai potensial (E) untuk elektroda hidrogen bergantung pada
konsentrasi ion hidrogennya. Misalnya di buat konsentrasi sel hidrogen yang satu
dalam keadaan baku dan sel hidrogen yang lain tidak dalam keadaan baku.
Hasil pelapisan yang kita lakukan memiliki permukaan yang kasar dan
mudah sekali terlepas. Warna yang tebentuk adalah warna tembaga karena
pelapisnya yang kita gunakan adalah tembaga. Sementara itu, hasil yang kita
peroleh sangatergantung pada beberapa factor yaitu Arus yang mengalir, pH, dan
konsentrasi larutan, serta logam dasar itu sendiri.
Permukaan lapisan yang kasar disebabkan karena kondisi-kondisi tersebut
tidak sesuai. Dimana rapat arus yang tinggi akan mempercepat pembentukan
lapisan akan tetapi hasilnya kasar, selain itu juga kemungkinan disebabkan karena
konsentrasi larutan yang terlalu tinggi sehingga berdampak pada lapisan hasil yang
kasar. Akan tetapi jika dikarenakan konsentrasi yang tinggi maka lapisan yang
didaptkan sangat kuat. Sementara pada percobaan ini lpisan sangat rapuh dan
mudah terkelupas. Hal ini menunjukan bahwa yang lebih utama menyebabkan hasil
yang kasar adalah rapat arus yang tinggi. Selain itu juga permukaan logam yang
kurang halus menambah resiko munculnya hasil yang kasar.
Lapisan logam yang mudah terlepas bisa disebabkan karena penampang
logam yang dilapisi masih banyak mengandung kotoran seperti lemak dan minyak,
ataupun masih banyak mengandung karat. Karena besi sangat rentan terserang
korosi ketika sedikit kontak dengan udara.
Selain itu satu hal penting yang perlu kita perhatikan adalah arus yang
engalir. Ketika rectifier belum dihubungkan dengan larutan, arus yang terbaca
memang 1 A. tetapi ketika logam kerja dicelupkan, ternyata arus yang terbaca
menurun tidak mencapai 1 Ampere. Padahal dalam system terdapat larutan dan
elektroda yang sebenarnya memiliki nilai hambatan. Sehingga perlu diperhitungkan
ketika kita ingin mendapatkan arus yang sesuai dengan keinginan.
Magda Noverina Agustianni
Pada percobaan elektroplating adalah salah satu cara yang digunakan dalam
proses pelapisan suatu logam dengan logam lain yang lebih tahan terhadap korosi.
Proses elektroplating merupakan kebalikan dari proses korosi. Karena pada proses
elektroplating yang mengalami penyusutan yaitu anoda (bahan pelapis) yang akan
mengendap pada permukaan katoda.
Pada percobaan ini, digunakan beberapa logam yaitu tembaga, besi, dan
kuningan. Sebelum dilakukan elektroplating, terlebih dahulu dilakukan
pembersihan. Pembersihan secara mekanik, pembersihan lemak dan minyak, dan
pembersihan karat. Pada proses pembersihan karat dapat dilakukan dengan
menggunakan amplas, bertujuan untuk menghilangkan karat dan memperhalus
permukaan. Penghilangan lemak dan minyak dilakukan dengan mencelupkan
lempeng yang telah halus ke dalam larutan alkali terdiri dari campuran NaOH dan
Na2CO3. Lemak dan minyak dihilangkan, berfungsi agar tidak mengurangi daya
listrik dan juga permukaan kontak antara logam dasar dengan logam pelapis.
Larutan pencuci yang digunakan untuk menghilangkan karat yaitu H2SO4. Asam
sulfat adalah asam yang sangat kuat sehingga mampu memtuskan ikatan antara
logam dan oksidanya.
Proses selanjutnya yaitu lempengan yang akan diamati diletakkan pada
kutub negatif (-) dan kutub positif (+) yaitu nikel di dalam larutan NiSO4 yang telah
dihubungkan dengan sumber arus DC. Dengan waktu proses pelapisan yang telah
ditentukan dan suhu 50ᵒC. Pada anoda yaitu logam nikel terjadi oksidasi sehingga
terbentuk ion-ion positif. Logam Ni yang teroksidasi akan menggnatikan ion logam
dalam elektroda negatif (katoda) yaitu besi.
Reaksi yang terjadi pada proses elektroplating:
Ni Ni2+ + 2e (oksidasi pada anoda)
NiSO4 Ni2+ + SO4 (elektrolisis garam logam)
Ni2+ + SO42- NiSO4 (pengganti ion pada larutan)
Ni2+ + 2e Ni (reduksi logam)
Pengaruh temperatur larutan dapat mempengaruhi hasil lapisan. Pada
temperatur yang tinggi, maka kecepatan reaksi semakin tinggi. Akibatnya makin
banyak atom hydrogen yang dihasilkan dan menyebabkan bertambahnya ukuran
butiran. Maka hasil yang diperoleh akan semakin mengkilat
Pada percobaan yang telah dilakukan, massa awal tembaga 15,993 gram.
Massa akhir sesudah di elektroplating yaitu 16,039. Maka perbedaan massa yang
diperoleh 0,046 gram. Massa awal besi 5,362 gram. Massa akhir sesudah di
elektroplating yaitu 5,452. Maka perbedaan massa yang diperoleh 0,09 gram.
Massa awal kuningan 20,727 gram. Massa akhir sesudah di elektroplating yaitu
20,782. Maka perbedaan massa yang diperoleh 0,055 gram.

VII. KESIMPULAN
1. Proses elektroplating merupakan kebalikan dari proses korosi. Karena pada
proses elektroplating yang mengalami penyusutan yaitu anoda (bahan
pelapis) yang akan mengendap pada permukaan katoda.
2. Lapisan yang diperoleh pada tembaga dengan berat 0,046 gram. Pada besi
dengan berat 0,09 gram dan pada kuningan dengan berat 0,055 gram.
DAFTAR PUSTAKA

Kaban, Hadir dkk.2010.” Menguji Kekuatan Bahan Elektroplating Pelapisan


Nikel pada Substrat Besi dengan Uji Impak (Impact Test)”. Jurnal Penelitian
Sains.13(03).Hal 1-4.
Manurung, Charles.2014.” Pengaruh Kuat Arus Terhadap Ketebalan Lapisan Dan
Laju Korosi (Mpy) Hasil Elektroplating Baja Karbon Rendah Dengan Pelapis
Nikel”.Medan.
Suarsana,I Ketut.2008.”Pengaruh Waktu Pelapisan Nikel Pada Tembaga dalam
Pelapisan Krom Dekoratif terhadap Tingkat Kecerahan dan Ketebalan
Lapisan”.Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CAKRAM.2(01).Hal 48-60.

Sutomo,Dkk.2010.”Pengaruh Arus Dan Waktu Pada Pelapisan Nikel Dengan


Elektroplating Untuk Bentuk Plat”.Teknik Mesin:Universitas Diponegoro.

Hidayat, Dadan Ahmad.2013.” Elekrtroplating Dengan Larutan Elektrolit Nikel


Pada Baja St 37”. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Bandung

Gautama, Pria dkk.2016.” Menguji Kekuatan Bahan Elektroplating Pelapisan


Nikel pada Substrat Besi”. Jurnal Integrasi Proses Vol. 6, No. 2 (Desember 2016)
69 – 72
Basmal .dkk.2012.” Pengaruh Suhu Dan Waktu Pelapisan Tembaga-Nikel Pada
Baja Karbon Rendah Secara Elektroplating Terhadap Nilai Ketebalan Dan
Kekasaran”. Rotasi – Vol. 14, No. 2, April 2012: 23−28

http://bclearningnetwork.com/
https://id.wikipedia.org/wiki/Nikel
M. Dailamini, (2010), laporan praktikum elektrokimia, UNIPA Manokwari
LAPORAN PRAKTIKUM KOROSI
ELEKTROPLATING

Disusun Oleh:
Magda Noverina Agustianni (2B D4/09)
Nimas Ayu Prawito Hapsari (2B D4/20)
Rahmanda Febrianto (2B D4/23)
Vemmy Nurmala Andhani Putri (2B D4/27)

JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI MALANG


Jl. Soekarno Hatta 09 Malang 65144.Telepon – (0341) 404424, Fax – (0341)
551708.Homepage – http://www.poltek-malang.ac.id ,Email – psi@poltek-
malang.ac.id

Anda mungkin juga menyukai