Anda di halaman 1dari 6

KITAB AL-TASRIF

Selama enam abad, Kitab al-Tasrif menjadi panduan praktik medis bagi para dokter dan ahli bedah,
baik di dunia Islam maupun Eropa abad pertengahan.

Kitab al-Tasrif. Buku kedokteran karya Abu al-Qasim al-Zahrawi alias Abulcasis itu begitu
fenomenal. Ditulis pada abad ke-10 M, Kitab al-Tasrif telah turut berjasa mengubah dunia
kedokteran moden. Kehebatan buku kedokteran karya dokter bedah legendaris Muslim dari
Andalusia itu telah diakui para dokter dan ilmuwan Barat.

Buku kedokteran karya al-Zahrawi telah menjadi referensi kalangan dokter di dunia Barat. Pada
abad ke-14 M, seorang ahli bedah berkebangsaan Prancis bernama Guy de Chauliac tercatat
mengutip Kitab al-Tasrif lebih dari 200 kali. Sedangkan Pietro Argallata yang hidup pada 1453 M
menabalkan al-Zahrawi sebagai, "Kepala semua ahli bedah yang sangat andal dan tidak diragukan
kemampuannya".

Gagasan dan pemikiran yang dituangkan al-Zahrawi dalam Kitab al-Tasrif telah menjadi pijakan
dan pegangan para dokter selama lima abad, setelah wafatnya sang ahli bedah Muslim itu, kitab
al-Tasrif telah turut memantik semangat Renaisans yang berlangsung di dunia Barat. Betapa tidak.
Al-Tasrif merupakan acuan para dokter terutama ahli bedah di dunia.

Kitab al-Tasrif terdiri i dari 30 volume yang mengupas dan membahas tentang; deskripsi anatomi,
klasifikasi penyakit, informasi nutrisi, bagian-bagian pada obat-obatan, ortopedi, ophtalmologi,
farmakologi, gizi, terutama operasi.

Di dunia Barat, kitab tersebut juga dikenal dengan judul Concessio Data ei Qui Componere Haud.
Setidaknya selama enam abad, kitab itu sangat penting sebagai panduan praktik medis bagi para
dokter maupun ahli bedah, baik di dunia Islam dan abad pertengahan di Eropa.
Kitab al-Tasrif mencakup berbagai topik medis, antara lain kedokteran gigi serta menangani
kelahiran. Kitab tersebut berisi kumpulan pengalaman al-Zahrawi selama 50 mendedikasikan
dirinya sebagai seorang dokter dan pengajar. Dalam kitab tersebut, al-Zahrawi menekankan arti
pentingnya membangun hubungan yang positif antara dokter dengan pasien, serta hubungan positif
antara seorang penagajar dengan para mahasiswanya.

Dia menyebut para mahasiswanya dengan sebutan sebagai "anak-anak saya". Dia juga
menekankan pentingnya merawat pasien tanpa memandang status sosial mereka, baik mereka
orang kaya mupun orang miskin. Dia juga mendorong pengamatan secara dekat dan mendetil
terhadap kasus-kasus individu untuk membuat diagnosis yang paling akurat dan memberikan
pengobatan yang terbaik.

Dalam Kitab al-Tasrif, al-Zahrawi menjelaskan secara baik " Metode Kocher" untuk mengobati
dislokasi bahu dan metode "Posisi Walcheri" dalam bidang kebidanan. Al-Tasrif juga
menggambarkan bagaimana pembuluh darah ligatur sebelum Ambroise Pare. Buku tersebut juga
merupakan buku pertama yang mencatat dan mendokumentasikan beberapa perangkat gigi serta
menjelaskan sifat turun-temurun dari penyakit darah haemofilia (penyakit kelainan pembekuan
darah).

Penyakit tersebut sangat membahayakan jiwa, karena jik orang yang mengidap penyakit tersebut
mengalami luka ditubuhnya, misalnya tangannya terkena pisau, maka dia sulit sembuh. Sebab
darahnya sulit mengalami pembekuan.

Kitab al-Tasrif diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerard dari Cremona pada abad ke-12
M, dan diberi ilustrasi untuk mempermudah pemahaman bagi para pembacanya. Selama beberapa
abad kitab tersebut menjadi sumber utama pengetahuan di dunia medis Eropa, Sehingga kitab
tersebut sering digunakan sebagai referensi bagi para dokter dan ahli bedah.

Berikut ini berbagai macam penemuan al-Zahrawi yang tertulis dalam Kitab al-Tasrif:
* Pembedahan pada wanita

Al-Zahrawi menjelaskan alat bedah yang unik untuk wanita, seperti penggunaan forseps dalam
pemeriksaan vagina. Dia juga orang yang pertama kali melakukan operasi pengecilan payudara
dengan menggunakan metode yang menyerupai teknik modern, seperti yang dijelaskan dalam
Kitab al-Tasrif.

* Operasi gigi

Dalam kedokteran gigi dan perbaikan gigi, Kitab al-Tasrif merupakan buku pertama yang berisi
penjelasan medis untuk menangani operasi gigi secara rinci dan mendetil. Dia memberikan metode
yang rinci dan jelas untuk mencabut gigi dan menggantinya dengan gigi palsu yang baru.

* Pembedahan

Al-Zahrawi memiliki pengaruh yang besar dalam pengembangan studi pembedahan dan anatomi
tubuh. Dia menekankan pentingnya pembedahan dalam bab bedah di Kitab al-Tasrif. Dia
menemukan sejumlah alasan mengapa tidak ada ahli bedah yang berpraktik pada zamannya.
Sebab belajar ilmu bedah kedokteran membutuhkan waktu yang sangat lama.

Selain itu, ilmu bedah juga membutuhkan banyak latihan sebelum terjun berpraktik. Untuk
mengetahui masalah pembedahan, seseorang harus mempelajari anatomi tubuh terlebih dahulu.
Galen menggambarkan bagaimana seorang ahli bedah harus mengetahui bentuk dan bagian-bagian
dari fungsi tubuh, dia juga harus mengetahui bagaiman bagian tubuh tersebut terkait satu sama
lain.

Yang jelas, seorang ahli bedah harus tahu tentang fungsi tulang, saraf, dan otot, pembuluh darah,
arteri, serta vena tubuh. Orang-orang yang melakukan pembedahan tanpa mengetahui anatomi
tubuh manusia sama saja dengan merusak sebuah kehidupan dan itu merupakan sebuah kesalahan
yang sangat fatal.
* Lithotomy dan Urologi

Dalam urologi dan lithotomy, al-Zahrawi merupakan dokter pertama yang berhasil menemukan
sebuah pisau untuk menghancurkan batu ginjal besar di dalam kandung kemih. Sehingga batu
ginjal bisa dihancurkan satu demi satu. Inovasi ini penting untuk pengembangan operasi batu ginjal
karena secara signifikan mampu mengurangi angka kematian sebelumnya yang disebabkan oleh
operasi-operasi yang gagal.

* Bedah syaraf

Abu al-Qasim juga mengembangkan materi dan desain teknis yang masih digunakan dalam bedah
saraf. Modern. Dia telah melakukan bedah plastik yang pertama kalinya pada masa zaman kuno
Sushruta di india. Dia juga mengembangkan metode sayatan, penggunaan benang sutera untuk
melakukan jahitan dan untuk mencapai cosmesis yang baik. Abu al Qasim juga menemukan
prosedur operasi pengurangan mammoplasty untuk memperbaiki ginekomastia.

Meski telah berusia 1.000 tahun, Kitab al-Tasrif hingga kini masih diperbincangkan dunia
kedokteran modern.

Dari Alat Bedah hingga Kosmetika

Selain berhasil menjelaskan berbagai teori penyembuhan dan operasi penyakit, al-Zahrawi dalam
Kitab al-Tasrif, juga mengungkap beragam peralatan medis yang ditemukannya. Beberapa
penemuan sang dokter legendaris itu antara lain;

*Alat bedah

Dalam al-Tasrif, al-Zahrawitelah lmemperkenalkan koleksi alat-alat bedah yang jumlahnya lebih
dari 200 buah. Kebanyakan instrumen itu tidak pernah digunakan sebelumnya oleh para ahli bedah
terdahulu. Sekurang-kurangnya terdapat 26 instrumen bedah inovatif yang diperkenalkan oleh
Abu al-Qasim .
* Perban perekat dan Plaster

Pada buku kedokterannya, al-Zahrawi juga mengungkapkan keberhasilannya menciptakan perban


perekat dan plester, yang masih digunakan di rumah sakit di seluruh dunia hingga zaman modern
ini. Penggunaan perban perekat digunakan untuk pasien yang mengalami patah tulang. Hal itu juga
menjadi praktik standar untuk dokter di wilayah Arab, meskipun praktik ini tidak diadopsi secara
meluas di Eropa sampai abad ke-19.

* Senar dan Forsep

Al-Zahrawi pun mengungkapkan penggunaan senar untuk menjahit luka. Hal itu juga masih
dipraktikkan di dalam metode bedah modern. Senar tampaknya menjadi satu-satunya zat alami
yang mampu melarutkan dan dapat diterima oleh tubuh. Ia juga menemukan forsep untuk
mengeluarkan janin yang sudah mati, seperti digambarkan dalam Kitab Al-Tashrif.

* Penggunaan kapas

Al-Zahrawi adalah ahli bedah pertama yang menggunakan kapas sebagai alat medis untuk
mengendalikan perdarahan. Dengan menempelkan kapas pada tubuh yang terluka dan berdarah,
maka pendarahan yang berlebihan bisa segera dicegah dengan baik.

* Kimia dan Kecantikan

Ia juga dikenal sebagai seorang ahli kimia dan mempersembahkan sebuah bab tentang ilmu
kimia pada volume ke-19 Kitab al-Tasrif untuk tata rias. Dia juga menemukan obat kosmetik
termasuk deodoran, alat pencabut bulu, losion tangan, pewarna rambut untuk mengubah rambut
menjadi berwarna pirang atau hitam, obat untuk perawatan rambut untuk memperbaiki struktur
rambut, obat untuk mengeriting rambut.

Dalam bab tersebut, dia juga menggambarkan bahan-bahan yang memiliki manfaat banyak sebagai
obat. Misalnya, untuk menghilangkan bau mulut yang dihasilkan karena makan bawang putih atau
bawang merah. Ia menyarankan mengkonsumsi kayu manis, pala, kapulaga dan mengunyah daun
ketumbar.

Kosmetika lainnya yang ditemukan Abu al Qasim antara lain; lipstik yang wangi yang diletakkan
dalam cetakan khusus, minyak mineral yang digunakan untuk tujuan pengobatan maupun tujuan
estetika dan kecantikan. Dia juga menggambarkan perawatan dan kecantikan baik rambut, kulit,
gigi dan bagian lain dari tubuh, yang dianjurkan dalam hadis.

* Kosmetik gigi

Dalam kedokteran gigi, kosmetika juga diperlukan. Dia menjelaskan metode untuk memperkuat
gusi serta metode untuk pemutihan gigi dengan menggunakan pemutih gigi. Sehingga gigi tampak
rapi, bersih dan putih, sehingga si pemilik gigi akan tampak lebih cantik atau tampan kala
tersenyum.

Al-Zahrawi pun menemukan beberapa perangkat yang digunakan selama operasi, antara lain untuk
tujuan pemeriksaan bagian dalam uretra, menerapkan dan memindahkan benda asing dari
tenggorokan, juga pemeriksaan telinga

Anda mungkin juga menyukai