Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PEMERIKSAAN ANGKLE BRACHIAL INDEX (ABI)


DAN ACTIVE RANGE OF MOTIONS

Pokok bahasan : Pemeriksaan ABI dan ROM

Sasaran : Ny. S

Hari/tanggal :

Waktu : 10.00 – 12.00 WIB

Tempat : Rumah Ny. S di RT 02/RW 07 Kelurahan Karangayu Semarang

Pelaksana : Mahasiswa Profesi Ners STIKES Telogorejo

I. TUJUAN
A. Tujuan Intruksional Umum
1. Setelah diberikan informasi tentang Active Range Of Motions dan dilakukan
pemeriksaan nilai ABI diharapkan Ny. S dapat mengetahui dan memahami
tentang pemeriksaan ABI dan ROM

B. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan selama 20 menit keluarga dapat:
2. Mengetahui pengertian Angkle Brachial Index (ABI) dan Active Range Of
Motions
3. Mengetahui manfaat pengukuran Angkle Brachial Index (ABI) dan Active
Range Of Motions
4. Mengetahui pengaruh Active Range Of Motions terhadap nilai ABI
5. Mengetahui prosedur pengukuran ABI dan Active Range Of Motions

II. METODE
A. Ceramah
B. Tanya jawab
C. Demonstrasi
III. MEDIA
A. Poster
B. Leafleat

IV. MATERI
Materi yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
A. Pengertian Angkle Brachial Index (ABI) dan Active Range Of Motions
B. Manfaat pemeriksaan ABI dan Active Range Of Motions
C. Pengaruh Active Range Of Motions terhadap nilai ABI
D. Prosedur pengukuran ABI dan Active Range Of Motions

V. PROSES PELAKSANAAN
No Metode Kegiatan Leader Kegiatan Audience Media
Tahapan
1. Pendahuluan a. Memberi salam a. Menjawab salam
Waktu : 5 b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan
menit c. Menjelaskan maksud dan tujuan c. Berpartisipasi
d. Mengkaji tingkat pengetahuan aktif
mengenai identifikasi pasien d. Menjawab
e. Mengingatkan kontrak waktu pertanyaan
2. Penyajian a. Menjelaskan pengertian ABI dan a. Mendengarkan Poster
Waktu : 10 Active Range Of Motions b. Demonstrasi
menit b. Menjelaskan manfaat pengukuran ABI c. Berpartisipasi
dan Active Range Of Motions aktif
c. Menjelaskan pengaruh Active Range
Of Motions terhadap nilai ABI
d. Menjelaskan prosedur pengukuran
ABI dan Active Range Of Motions
e. Mendemonstrasikan pengukuran ABI
dan Active Range Of Motions
4. Evaluasi dan a. Menanyakan kembali a. Memberi pesan Poster
Penutup b. Tanya jawab dan kesan Leaflet
Waktu : 5 c. Memberi salam b. Menjawab salam
menit
VI. SETING TEMPAT
Keterangan:
1
: Media

2 : Ny. S

: Mahasiswa
1

2 : Fasilitator

: Dosen

VII. EVALUASI
A. Evaluasi struktural
1. Klien ikut serta dalam kegiatan edukasi dan demonstrasi pengukuran ABI dan
Active Range Of Motions
2. Penyelenggaraan edukasi dan demonstrasi dilaksanakan di rumah Ny. S RT
02/RW 07 Kelurahan Karangayu Semarang

B. Evaluasi proses
1. Klien antusias terhadap materi edukasi
2. Klien terlibat langsung dalam kegiatan edukasi

C. Evaluasi hasil
1. Klien paham dan mengerti tentang identifikasi pasien:
a. Pengertian Angkle Brachial Index (ABI) dan Active Range Of Motions
b. Manfaat pengukuran ABI dan Active Range Of Motions
c. Pengaruh Active Range Of Motions terhadap nilai ABI
d. Prosedur pengukuran ABI dan Active Range Of Motions
VIII. MATERI
A. Pengertian ABI dan ROM
ABI atau Angkle Brachial Index merupakan sebuah pemeriksaan test non invasive
yang dilakukan untuk mengukur rasio tekanan darah sistolik kaki (ankle) dengan
tekanan darah sistolik lengan (brachialis). Pada keadaan normal, tekanan sistolik
pada kaki (ankle) sama atau sedikit lebih tinggi daripada tekanan sistolik pada
lengan (brachialis) (Sari, 2015, hlm.25).

ROM atau Range Of Motions merupakan teknik dasar yang digunakan untuk
pemeriksaan gerak serta untuk memasukkan gerak ked ala program intervensi
terapeutik. Active lower range of motion merupakan gerakan segmen tubuh dalam
ROM yang tidak dibatasi yang dihasilkan oleh kontraksi aktif otot yang melintasi
sendi. Latihan penggerakan sendi oleh individu secara aktif dan mandiri yang
dilakukan semaksimal mungkin tanpa menimbulkan nyeri (Kisner & Colby, 2017,
hlm.54; Widyawati, 2015, hlm.44).

Indikasi ROM antara lain: ROM dilakukan jika pasien mampu melakukan
kontraksi otot secara aktif dan menggerakkan segmen tubuh dengan atau tanpa
bantuan, jika pasien memiliki otot yang lemah dan tidak mampu menggerakkan
sendi melalui ruang lingkup gerak yang diinginkan, aktif asistif ROM digunakan
untuk memberikan bantuan yang cukup pada otot secara terkontrol dan hati-hati
sehingga otot dapat berfungsi pada tingkat kemaksimumanya dan dikuatkan secara
progresif. Begitu pasien dapat mengontrol ROM, pasien ditingkatkan ke latihan
tahanan manual atau mekanik guna meningkatkan perfoma otot untuk kembali ke
aktivitas fungsional (Kisner & Colby, 2017, hlm.54).

B. Manfaat pengukuran ABI dan Active Range Of Motions


Pemeriksaan non invasif pengukuran ABI digunakan untuk mendeteksi tanda dan
gejala neuropati serta mencegah terjadinya iskemik pada tubuh, sirkulasi
ekstremitas bawah dan kaki diabetik (Sudoyo, et.al, 2007, hlm.1886).
Manfaat Active Range Of Motions
Manfaat Active Range Of Motions menurut Widyawati (205, hlm. 44) yaitu:
1. Melancarkan sirkulasi
2. Mampu mempertahankan kemampuan gerak dan kelenturan fungi sendi
3. Untuk mengembalikan fungsi sendi yang mengalami kerusakan akibat
penyakit, trauma, kurangnya penggunaan sendi.

C. Pengaruh Active Range Of Motions terhadap nilai ABI


Pada saat melakukan gerakan active lower range of motion otot akan mengalami
kontraksi dan akan terjadi 3 efek sirkulasi darah yaitu: pertama, pada saat
melakukan gerakan active lower range of motion jantung akan dirangsang
sehingga terjadi peningkatan denyut jantung dan kekuatan mempompi hambatan
parasimpatis normal. Kedua, sebagian besar arteri disirkulasi perifer berkontraksi
dengan kuat akibat pengaruh vasodilator lokal. Jadi jantung dirangsang untuk
meningkatkan aliran darah yang memang dibutuhkan oleh otot. Ketiga, dinding
otot vena dan daerah kapasitas lainnya pada sirkulasi berkontraksi secara kuat
yang akan meningkatkan tekanan pengisian sistemik rata-rata, hal ini merupakan
faktor yang paling penting dalam meningkatkan aliran balik vena ke jantung
sehingga curah jantung meningkat . ketiga hal tersebut akan meningkatkan
tekanan arteri maka aliran darah menuju otot yang aktif akan mengalami
peningkatan. Efek peningkatan tekanan juga akan meregangkan pembuluh darah
sehingga memperlancar sirkulasi darah sampai ke pembuluh darah perifer atau
pembuluh darah pada kaki sehingga akan mempengaruhi nilai Ankle Brachial
Index (ABI) (Guyton & Hall, 2008, hlm. 260).
D. Prosedur pengukuran ABI dan ROM
1. Prosedur pengukuran ABI menurut Park (2016, ¶16-18) dan Putri (2015, ¶5)
yaitu:
a. Posisikan pasien berbaring terlentang dengan posisi kaki sama tinggi
dengan jantung. Pasien dibiarkan berbaring santai di tempat tidur selama
10 menit agar dapat terukur tekanan darah sesungguhnya.

Berbaring terlentang

b. Pasang manset spygmomanometer di lengan atas dan tempatkan probe


vascular Doppler ultrasound diatas arteri brachialis dengan sudut 45
derajat.

Pasang manset pada lengan

c. Setelah itu palpasi pada nadi radialis pada lengan kemudian pompa manset
hingga 20 mmHg diatas tekanan darah sistolik palpasi.
Palpasi nadi radialis lengan

d. Kemudian kempiskan manset danperhatikan suara pertama yang dideteksi


oleh probe hasilnya merupakan tekanan darah sistolik brachialis.

Deteksi sistolik brachialis dengan probe

e. Ulangi pada lengan lain.

f. Pasang manset spygmomanometer di pergelangan kaki dan tempatkan


probe vascular Doppler ultrasound diatas arteri dorsalis pedis atau arteri
tibialis dengan sudut 45 derajat.

Pasang manset pada kaki


g. Kemudian palpasi nadi dosalis pedis kemudian pompa manset hingga 20
mmHg diatas tekanan darah sistolik palpasi.

Palpasi nadi dorsalis pedis kaki

h. Setelah itu kempiskan manset, perhatikan suara pertama yang dideteksi


oleh probe hasilnya merupakan tekanan darah sistolik ankle.

Deteksi sistolik ankle dengan probe

i. Ulangi pada kaki yang lain

j. Pilih tekanan darah sistolik brachialis tertinggi (diantara lengan kanan dan
kiri) dan tekanan darah sistolik ankle tertinggi (diantara kaki kanan dan
kiri).

Rumus Menghitung ABI

Tekanan Sistolik Tertinggi pada Kaki


Nilai ABI =
Tekanan Sistolik Tertinggi pada lengan
Nilai ABI dan Interpretasinya

Nilai ABI Interpretasi


1-1.3 Ada kemungkinan pembuluh darahnya tidak dapat terkompresi, korelasikan
dengan pengkajian klinis

0.9-1 Sirkulasi arteri perifer yang normal

0.8-0.9 Ada sedikit penurunan pada sirkulasi arteri perifer, korelasikan dengan
pengkajian klinis

0.5-0.79 Gangguan arteri kemungkinan besar ada, direkomendasikan untuk dirujuk ke


spesialis vaskuler

Kurang dari 0.5 Sirkulasi arteri menurun secara signifikan, rekomendasikan secepatnya ke
vaskuler
Sumber: Sari (2015, hlm.25)

2. Prosedur Active Range Of Motions:


a. Lakukan gerakan pemanasan yaitu jalan ditempat, kemudian lanjutkan
dengan melakukan gerakan kedua kaki digerakkan seperti sedang berjalan
(lakukan gerakan ini selama 5 menit)
b. Lakukan gerakan yaitu diawali dengan berdiri tegak pada kedua kaki,
kemudian gerakkan salah satu kaki menjauh dan mendekat. Lakukan pada
kedua kaki secara bergantian masing-masinhg sepuluh kali gerakan.
c. Angkat paha sejajar dengan pinggang secara bergantian, paha kanan
sepuluh kali selanjutnya paha kiri sepuluh kali.
d. Gerakkan kaki kearah belakang secara bergantian sebanyak sepuluh kali
gerakan untuk masing-masing kaki
e. Lakukan gerakan dengan berpegangan pada kursi. gerakan kaki bagian
kaki bagian bawah dengan menekuk kaki pada bagan lutut kearah
belakang. Lakukan gerskan ini secara bergantian untuk kaki kanan dan kiri
masing-masing sepuluh kali gerakan.
f. Berdiri tegap dan berpegangan kursi
g. Angkat kedua tumit setinggi yang pasien bisa, sebanyak 10 kali
h. Lakukan gerakan dengan posisi duduk, gerakan kaki bagian bawah dan
posisikan sejajar dengan paha. Lakukan gerakan ini secara bergantian
untuk paha kanan dan kiri masing-masing sepuluh kali gerakan
i. Lakukan gerakan dengan posisi duduk, gerakkan telapak kaki keatas dan
kebawah secara bergantian untuk telapak kaki kanan dan kiri sepuluh kali
gerakan
j. Lakukan gerakan dengan posisi duduk, gerakan telapak kaki dari arah sisi
luar ke sisi dalam secara bergantian sebanyak sepuluh kali untuk masing-
masing telapak kaki.
k. Lakukan gerakan dengan posisi duduk. Gerakkan telapak kaki memutar
secara bergantian sebanyak sepuluh kali untuk masing-masing telapak kaki
(catatan: kaki tidak boleh ditopang dengan kaki yang lain)
l. Lakukan gerakan dengan posisi berbaring. Lalu badan lurus, kedua kaki
ditekuk, namun gerakkan kedua kaki ditekuk, namun gerakkan kedua kaki
secara bersamaan mendekati lantai dan lakukan sebanyak sepuluh kali
gerakan
m. Posisi berbaring. badan lurus, kedua kaki ditekuk, gerakkan salah satu kaki
menjauhi sisi kaki yang lain, lakukan secara bergantian pada kedua kaki
dengan sepuluh kali gerakan untuk masing-masing kaki.
DAFTAR PUSTAKA

Guyton ., & Hall. (2014). Guytondan Hall buku ajar fisiologi kedokteran Edisi keduabelas.
Editor Widjajakusumah, M.D., & Tanzil, A. Singapore: Elviers

Kisner, C., & Colby, L, A. (2007). Therapeutic Excercise.


http://pht1228ctherex2.weebly.com/uploads/2/4/2/5/24258544/5th_ed_chapter_24_vasc
ular_disorders.pdf, diakses tanggal 16 Maret 2019

Park, C.W. (2016). Ankle-Brachial Index Measurement.


http://emedicine.medscape.com/article/ 1839449-overview#a3, diperoleh tanggal 16
Maret 2019

Putri, Hestiana, P. (2015). Pengukuran apbi ankle brachial pressure index.


http://www.perawatluka.com/pengukuran-apbi-ankle-brachial-pressure-index/, diakses
tanggal 16 Maret 2019

Sari, Yunita. (2015). Perawatan luka diabetes; berdasarkan konsep manajeman luka.
Yogyakarta: Graha Ilmu

Sudoyo, A.W., dkk. (2007). Buku ajar ilmu penyakit dalam. edisi IV, jilid I. Jakarta :
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Widyawati, I.Y., (2015).Pratikum system metabolic II. Jakarta: Salemba Medika


SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENGUKURAN ANGKLE BRACHIAL INDEX DAN
ACTIVE RANGE OF MOTIONS

Oleh:
Diah Ayu Istikomah 518023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES TELOGOREJO SEMARANG
2019

Anda mungkin juga menyukai