SAP Rekayasa Jembatan
SAP Rekayasa Jembatan
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi
syarat untuk menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil
Disusun oleh
Disusun Oleh:
Disetujui Oleh:
Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan Ir. Besman Surbakti,MT Ir. Syahrir Arbeyn
Siregar
NIP.19561224 198103 1 002 NIP.19541012 198003 1 004 NIP.19490928 198103 1
001
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
penyusunan laporan Tugas Akhir ini sebagai salah satu syarat dalam menempuh
Ujian Sarjana Teknik Sipil pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Medan.
beban yang bekerja pada jembatan dan kuat lentur komposit beton-kayu.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca guna
berbagai pihak. Maka dari itu penulis menghaturkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Sanci Barus, MT, sebagai Pembimbing yang telah banyak
2. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan, selaku Ketua Departemen Teknik
6. Orang tua tercinta dan seluruh keluarga yang telah memberikan doa dan
selesai.
7. Handai taulan, rekan mahasiswa-i dan semua pihak yang tidak dapat kami
tulisan ini.
Hormat saya,
Penulis
σ = Tegangan (kg/cm2)
σ = Tegangan izin (kg/cm2)
τ = Tegangan geser (kg/cm2)
L = Panjang bentang (m)
B = Lebar lantai kendaraan(m)
beff = Lebar efektif (cm)
beq = Lebar equivalent (cm)
tb = Tebal plat beton (cm)
Mbs = Momen akibat berat sendiri (ton meter)
Mbg = Momen akibat muatan bergerak (ton meter)
Mbt = Momen akibat beban tambahan (ton meter)
W = Tahanan momen (cm3)
Ix = Inersia tampang (cm4)
Ew = Modulus elastisitas kayu (kg/cm2)
Ec = Modulus elastisitas beton (kg/cm2)
n = Rasio modulus elastisitas
D = Gaya lintang (kg)
M = Momen (kg cm)
S = Statis Momen (cm3)
bw = Lebar penampang kayu (cm)
hw = Tinggi penampang kayu (cm)
N = Jumlah penghubung geser
Gambar 2.1 Hubungan tegangan regangan untuk uji tarik pada baja lunak ……22
Gambar 2.2 Penentuan Tegangan Leleh ………………………………………. 24
Gambar 2.3 Grafik Faktor Air Semen ………………………………………….30
Gambar 2.4 Kurva tegangan regangan untuk beton dalam tekan……………… 33
Gambar 2.5 Hubungan antara beban, geser dan diagram momen …………….. 37
Gambar 2.6 a. Pembebanan struktur…………………………………………… 38
Gambar 2.6 b. Diagram gaya lintang balok …………………………………… 38
Gambar 2.7 a. Distribusi tegangan geser balok untuk ½ bentang………………38
Gambar 2.7 b. Nilai gaya geser pada zone 1 dan zone 2 ……………………… 38
Gambar 2.8 Penampang Lantai Komposit Kayu-Beton Type Balok T………... 40
Gambar 2.9 Garis Netral Tampang ……………………………………………. 42
Gambar 2.10 Bagan Alir Untuk Perencanaan Jembatan………………………. 43
Gambar 2.11 Distribusi beban “D” yang bekerja pada jembatan……………... 46
Gambar 2.12 Penyebaran pembebanan pada arah melintang …………………. 47
Gambar 2.13 Distribusi beban pada gelagar memanjang dan melintang……… 52
Gambar 3.1 Penampang Melintang Jembatan ………………………………… 56
Gambar 3.2 Garis Netral sebelum dan setelah terjadi aksi komposit………….. 57
Gambar 3.3 Tampak Atas Shear Connector Baut Arah Memanjang………….. 63
Gambar 3.4 Tampak Depan Shear Connector Baut…………………………… 63
Gambar 3.5 Tampak Atas Shear Connector Paku Arah Memanjang…………. 66
Gambar 3.6 Tampak Depan Shear Connector Paku…………………………… 66
Gambar 3.7 Penulangan Pada Pelat …………………………………………….69
PENDAHULUAN
1.1 Umum
tingkat kepentingannya tidak sama bagi tiap orang, sehingga menjadi suatu
bahan studi yang menarik. Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya
untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah.
Rintangan ini biasanya jalan lain (jalan air atau jalan lalu lintas biasa). Jika
berbeda, seperti jenis material dari konstruksi (beton, kayu, baja, komposit,
dan lain-lain); bentuk struktur (rangka, gelagar, dinding penuh, dan lain-lain);
lintas kendaraan (jembatan jalan raya, jembatan kereta api, dan lain-lain);
letak lantai kendaraan (lantai di atas, lantai di bawah, lantai di tengah atau
Suatu bagian struktur komposit adalah terdiri dari dua jenis bahan yang
berbeda, yang bekerja secara parallel dengan menumpu sebuah beban. Semua
bagian struktur beton yang diberi penulangan merupakan komposit dari beton
dan baja yang bekerja sama untuk menahan tegangan-tegangan lentur pada
balok dan kolom. Di daerah perkotaan biasanya sering kita jumpai jembatan
untuk memikul beban yang bekerja. Pada kesempatan ini, penulis ingin
bangunan ini yaitu kayu, baja dan beton. Dari masing-masing bahan
dimiliki oleh bahan lain. Kelebihan pada kayu yaitu ringan, mudah dikerjakan
dan harga relatif murah. Kelebihan pada baja yaitu mempunyai kuat tarik yang
tinggi dan kelebihan pada beton yaitu mempunyai kuat tekan yang tinggi.
pada ketiga jenis bahan bangunan yaitu menjadi balok komposit dengan
gelagar kayu. Dengan demikian dapat diperoleh sifat gabungan yang lebih
baik dari komponen penyusunnya. Berat jenis kayu lebih ringan bila
dibanding baja ataupun beton. Ditinjau dari segi struktur, kayu cukup baik
dalam menahan gaya tarik, tekan dan lentur. Ditinjau dari segi arsitektur,
Ketersediaan bahan kayu akan sangat terkait erat dengan potensi hutan
di suatu wilayah. Seperti halnya Indonesia yang memiliki cukup luas hutan
tropis tentunya akan sangat menunjang dalam proses konstruksi jembatan dari
persegi sehingga paling mudah untuk dianalisis. Jembatan dari kayu hampir
sementara. Pada umumnya jembatan dari kayu digunakan untuk lalu lintas
yang sangat panjang, tentunya jembatan dari kayu sudah tidak ekonomis lagi
lalu lintas karena jembatan yang dibikin untuk keperluan lalu lintas dan
bukan asal ada jembatan saja. Biasanya penggunaan jembatan dari kayu ini
banyak terdapat didaerah pedesaan karena lalu lintasnya yang masih sedikit
terutama bagi yang memiliki kendaraan, dalam laporan ini penulis ingin
menganalisa jembatan komposit gelagar kayu lantai beton agar kita dapat
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah agar kita mengetahui
dengan gelagar kayu lantai beton oleh karena itu kita harus dapat memastikan
dan gelagar jembatan berupa bahan kayu yang akan mendukung semua
3. Jenis kayu yang dipakai untuk gelagar adalah kayu damar laut, dimana
termasuk dalam kayu kelas I menurut PKKI 1961 yang memiliki berat jenis
0.96 gr/cm3;σlt =150kg/cm2 ;σtk //=130 kg/cm2 ;σtk = 40 kg/cm2 ;τ//=20 kg/cm2.
- Beban Primer:
1. Beban mati
Dalam menentukan besarnya beban mati tersebut, harus digunakan berat
2. Beban hidup
- beban “D” atau beban jalur adalah susunan beban pada setiap jalur lalu
lintas yang terdiri dari beban terbagi rata sebesar “q” ton per meter
panjang perjalur dan beban garis “P” ton per jalur lalu lintas tersebut.
500 kg/m2
sebesar 500 kg/m’ yang bekerja pada puncak kerb yang bersangkutan
3. Beban kejut
“P” harus dikalikan dengan koefisien kejut yang akan memberikan hasil
- Beban Sekunder, terdiri dari : beban angin, gaya akibat perbedaan suhu
- Beban khusus, terdiri dari gaya sentrifugal, gaya dan beban selama
pelaksanaan.
trotoir
aspal
Tebal lantai beton
Gelagar Kayu
1.5 Metodologi
dapat membatasi tegangan yang bekerja yang disebabkan oleh beban aktual
STUDI KEPUSTAKAAN
bangunan yaitu kayu, baja dan beton. Dari masing-masing bahan bangunan
lain. Kelebihan pada kayu yaitu ringan, mudah dikerjakan dan harga relatif
murah. Kelebihan pada baja yaitu mempunyai kuat tarik yang tinggi dan
perpaduan ketiga jenis bahan bangunan yaitu menjadi balok komposit baja beton
dengan gelagar kayu. Dengan demikian kita perlu mengetahui sifat-sifat yang
Kayu mempunyai kuat tarik dan kuat tekan relatif tinggi dan berat
yang relatif rendah, mempunyai daya tahan tinggi terhadap pengaruh kimia dan
listrik, dapat dengan mudah dikerjakan, relatif murah, dapat mudah diganti dan
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering
tertentu, kayu tidak dapat digantikan dengan bahan lain karena sifat khasnya. Kita
berbeda, perlu mengenal sifat-sifat kayu tersebut sehingga dalam pemilihan atau
penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu harus betul-betul sesuai dengan
yang kita inginkan. Berikut ini diuraikan sifat-sifat kayu (fisik dan mekanik) serta
macam penggunaannya.
barang sesuai dengan kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang
tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain. Pemilihan dan penggunaan kayu untuk
sifat ini penting sekali dalam industri pengolahan kayu sebab dari pengetahuan
sifat tersebut tidak saja dapat dipilih jenis kayu yang tepat serta macam
penggantian oleh jenis kayu lainnya apabila jenis yang bersangkutan sulit didapat
Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat yang
berbeda-beda. Bahkan dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat yang berbeda-
beda. Dari sekian banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama lain, ada
beberapa sifat yang umum terdapat pada semua jenis kayu yaitu :
1. Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam - macam dan
susunan dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan
berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan
tangensial).
4. Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama
Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan
zat ekstraktif didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan
makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat pula.
2. Keawetan
perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu
unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat
kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu
Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna
4. Tekstur
kayu bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur
5. Arah Serat
Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon.
Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat
6. Kesan Raba
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan
kayu (kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap jenis
kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air, kadar zat
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara
terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk
menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang
umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau
8. Nilai Dekoratif
Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur,
9. Higroskopis
Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk
panas.
Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran
listrik. Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar
air 0 %, kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya
1. Keteguhan Tarik
Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah
serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada
Pada semua kayu, keteguhan tegak lurus serat lebih kecil daripada
membuat suatu bagian kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain di
Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada keteguhan
yaitu :
5. Kekakuan
7. Kekerasan
kayu.
8. Keteguhan Belah
berusaha membelah kayu. Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik
dalam pembuatan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang
kayu mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada arah
tangensial.
dua kelompok :
perusak kayu.
b. Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, serat miring
dsb.
didasarkan kepada berat jenis, keteguhan lengkung mutlak dan keteguhan tekan
2. Pengaruh iklim dan terik matahari tetapi terlindung terhadap pengaruh air.
tegangan yang diizinkan untuk jenis kayu yang akan dipergunakan dalam
konstruksi tersebut.
150 100 75 50 -
σlt (kg/cm2) 130
130 85 60 45 -
σ tk// = σ tr// (kg/cm2) 110
40 25 45 10 -
σ tk┴ (kg/cm2) 30
20 12 8 5 -
τ// (kg/cm2) 15
lebih dari 3 bulan dan beban bergerak yang bersifat tetap atau
0.75.
- Faktor 2/3 untuk konstruksi yang selalu terendam air dan untuk
- Faktor 5/6 untuk konstruksi yang tidak terlindung tetapi kayu itu
kayu sejajar serat dapat diambil dari tabel 2.3 sebagai berikut:
sebagai berikut:
besar.
penting antara kayu dan bahan lain yang untuk analisa matematis
seperti kayu, dan sifat keliatannya, yaitu kemampuan untuk berdeformasi secara
nyata baik dalam tegangan baik dalam regangan maupun dalam kompresi sebelum
Baja merupakan bahan campuran besi (Fe), 1,7 % zat arang atau
karbon (C), 1,65 % mangan (Mn), 0,6% tembaga (Cu), 0,6 % Silikon (Si). Baja
dihasilkan dengan menghaluskan bijih besi dan logam besi tua bersama-sama
Baja untuk bahan struktur termasuk ke dalam baja yang persentase zat
arang ringan (mild carbon steel),semakin tinggi kadar zat arang yang terkandung
G = E/2(1+μ)
810000 Mpa
4. Berat jenis baja (γ), berat jenis baja diambil 7.85 t/m3
baja akan menghasilkan bentuk hubungan tegangan dan regangan seperti dalam
gambar 2.1:
A'
A
B C
ε
0
Gambar 2.1 Hubungan tegangan regangan untuk uji tarik pada baja lunak
Keterangan gambar:
σ = tegangan baja
ε = regangan baja
A = titik proporsional
M = titik runtuh
C = titik putus
tegangan dengan regangan masih linier atau keadaan masih mengikuti hukum
Diagram regangan untuk baja lunak umumnya memiliki titik leleh atas (upper
yield point), σyu dan daerah leleh datar. Secara praktis, letak ttik leleh atas ini, A’
juga disebut titik batas elastis. Sampai batas ini bila gaya tarik dikerjakan pada
batang maka batang tersebut akan berdeformasi. Selanjutnya bila gaya itu
dihilangkan maka batang akan kembali kebentuk semula. Dalam hal ini batang
regangan tanpa adanya pertambahan tegangan. Sifat pada daerah AB inilah yang
disebut sebagai keadaan plastis. Lokasi titik B, yaitu titik batas plastis tidaklah
tetapi sebagai perkiraan dapat ditentukan yakni terletak pada regangan 0.014.
garis setelah titik B ini didefenisikan sebagai Ez. Di titik M, yaitu regangan
berkisar antara 20% dari panjang batang, tegangannya mencapai nilai maksimum
yang disebut sebagai tegangan tarik batas (ultimate tensile strength). Akhirnmya
bila beban semakin bertambah besar lagi maka titik C batang akan putus.
Tegangan leleh adalah tegangan yang terjadi pada saat baja mulai
sebab perubahan dari elastisitas menjadi plastis seringkali besarnya tidak tetap.
garis sejajar dengan sudut kemiringan elastisitasnya, dari regangan sebesar 0.2 %
(Gambar 2.2)
B
CD// OB
C
0.002 0.004
ε
0
Dari titik regangannya 0.2% ditarik garis sejajar dengan garis OB sehingga
leleh dari bermacam-macam baja bangunan diperlihatkan pada tabel di bawah ini:
Kg/cm2 Mpa
BJ 34 2100 210
BJ 37 2400 240
BJ 41 2500 250
BJ 44 2800 280
BJ 50 2900 290
BJ 52 3600 360
dalam perhitungan perencanaan beton bertulang ialah tegangan luluh (fy) dan
waktu
3. Dengan sedikit perawatan akan didapat masa pakai yang tidak terbatas
kecil
pada baja sudah ditemukan, hingga akibat buruk yang mungkin terjadi
bisa dikurangi/dihindari.
Besi tulangan berfungsi sebagai penahan gaya tarik dan lentur akibat
momen yang berkerja pada konstruksi beton. Agar dapat menjadi baja tulangan
tetapi lemah terhadap tarik. Oleh karena itu, perlu tulangan untuk menahan gaya
tarik untuk memikul beban-beban yang bekerja pada beton. Tulangan baja
tersebut perlu untuk beban-beban berat dalam hal untuk mengurangi lendutan
jangka panjang. Dalam hal ini beton bertulang komposit yang mampu menahan
elastis yang terbuat dari baja lunak dengan diameter minimal 1 mm. Baja tulangan
di dalam berkas tidak boleh mempunyai diameter minimal selisihnya satu sama
lain 3 mm pada setiap penampang dan harus diikat erat dengan kawat beton
dengan jarak pengikatan tidak lebih dari 24 kali diameter pengenal batang
terkecil.
penyambungan pada tulangan baja dengan profil polos dan baja dengan profil
ulir. Untuk sambungan baja polos, sambungan lewatan harus lebih besar sama
diameter atau 4-5 cm. Untuk sambungan baja profil ulir, sambungan lewatan
harus lebih besar sama dengan 40 kali diameter baja tulangan tanpa adanya
dipasang dengan seksama pada tempat yang telah ditentukan, diikat dengan kuat
ganjal atau penahan, kawat pengikat dan alat-alat lainnya selama dilaksanakan
pengecoran beton.
Selimut beton atau penutup adalah jarak minimum antara sisi luar dari
tulangan termasuk sengkang, kawat pengikat dan tulangan spiral dan permukaan
permanen terdekat dari beton. Dari elemen-elemen beton yang teratur, selimut
beton tidak boleh kurang dari 40 mm untuk kolom, 25 mm untuk balok dan 20
komponen-komponen utama, atau 45 mm untuk tembok dan pelat lantai jika tanah
Setiap jenis baja tulangan yang dihasilkan oleh pabrik pada umumnya
setiap pabrik mempunyai standar mutu dan jenis baja, sesuai dengan yang berlaku
yang terdapat di pasaran Indonesia dapat dibagi dalam mutu-mutu yang tercantum
adanyan tegangan yang kurang dari tegangan tersebut terbatas sampai 58% saja.
regangan tetap 0.2% yang dijamin oleh pabrik pembuatannya dengan sertifikat,
dan kasar yaitu pasir, batu, batu pecah, atau bahan semacam lainnya, dengan
menambahkan secukupnya bahan perekat semen, dan air sebagai bahan pembantu
guna keperluan reaksi kimia selama proses pengerasan dan perawatan beton
dipakai serta merupakan jenis semen hidrolik yang penting. Semen Portland
terowongan dan sebagian yang diperkuat dengan tulangan atau tanpa tulangan.
- Proporsi campuran
merupakan perbandingan antara berat air dengan semen dalam adukan beton.
Secara umum diketahui bahwa semakin tinggi nilai fas, semakin rendah mutu
kekuatan beton. Namun fas yang semakin rendah tidak selalu berarti bahwa
kekuatan beton semakin tinggi. Nilai fas yang rendah akan menyebabkan
mutu beton menurun. Umumnya nilai fas minimum yang diberikan sekitar 0,4 dan
dalam beton sangat bergantung pada faktor air semen yang digunakan dan
Di bawah ini ditunjukkan nilai faktor air semen yang ditetapkan menurut
Tabel 2.5
minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organik atau bahan-bahan lain yang
dapat merusak beton. Untuk itu apabila ada keraguan mengenai air, maka harus
diadakan pemeriksaan zat-zat yang terkandung air tersebut. Adapun pH air yang
diperkenankan adalah berkisar antara 6.8 -7.2 ,demikian pH air yang harus
dengan proporsi campuran beton tersebut. Akibat air yang terlalu banyak akan
menyebabkan beton keenceran dan akan merembesnya air pada cetakan beton
(bleeding) dan setelah mengeras akan timbul retak-retak. Hal ini disebabkan
karena fungsi air untuk memberikan reaksi terhadap semen. Dan apabila
udara atau rongga-rongga udara pada campuran beton tersebut karena campuran
tidak homogen.
untuk mencegah adukan beton yang terlalu kental atau encer. Pengujian ini
diameter bawah 20 cm dan dengan tinggi 30 cm. Adukan yang telah selesai
Nilai slump yang didapat harus sesuai dengan perencanaan mutu beton
yang diinginkan dimana nilainya telah ditetapkan dalam daftar seperti pada tabel
semen, agregat kasar dan halus, air dan berbagai jenis bahan campur. Kekuatan
beton cukup tinggi, dengan pengolahan khusus dapat mencapai 700 kg/cm2. Kuat
tekan beton relatif tinggi dibanding dengan kuat tariknya, yaitu kuat tarik beton
getas .
ubah menurut kekuatan. Modulus elastisitas juga tergantung kepada umur beton,
sifat-sifat dari agregat dan semen, kecepatan pembebanan, jenis dan ukuran dari
(permanent) sekalipun dengan bahan yang kecil, maka dikenal beberapa macam
(Istimawan, 1994).
σ Tegangan Awal
ε
Gambar 2.4 Kurva tegangan regangan untuk beton dalam tekan
Beton untuk konstruksi beton –bertulang dibagi dalam mutu-mutu dan kelas-kelas
sebagai berikut:
Tabel 2.7
komposit kayu dengan beton. Komponen struktur komposit adalah gabungan dua
macam atau lebih bahan bangunan yang sama atau berbeda, yang mampu beraksi
terhadap beban kerja secara satu kesatuan, sehingga kelebihan sifat masing–
adalah komposit yang terbentuk dari bahan kayu dan beton bertulang, yang
bahan bangunan, yaitu dengan cara menggabungkan kayu dan beton dalam satu
kesatuan struktur komposit. Untuk tujuan ini, diperlukan alat sambung geser
kantor, gedung sekolah, dan lain–lain. Lapis beton merupakan sayap (flens) pada
struktur komposit tersebut, berfungsi sebagai bagian yang menahan gaya desak,
sedangkan kayu merupakan bagian badan yang dimanfaatkan untuk menahan gaya
tarik. Kedua bahan tersebut merupakan satu kesatuan struktur komposit yang
kaku. Kekakuan dan kelakuan struktur dinyatakan dalam hubungan antara beban
dan lendutan yang terjadi. Angka kekakuan (EI) penampang komposit banyak
ditentukan oleh faktor mutu bahan pembentuk komposit, kuat tekan beton serta
modulus elastisitas kayu dan beton. Nilai modulus elastisitas beton mendekati
sama dengan nilai modulus elastisitas kayu. Modular rasio (n) menyatakan
ditinjau.
Kerugian-kerugian:
a. Untuk bentang yang panjang harga jembatan menjadi sangat mahal, jadi tidak
ekonomis.
pergantian cuaca.
sambungan, pengecatan,dll.
Keuntungan-keuntungan:
memikul beban geser yang timbul pada bidang kontak kedua material tersebut,
sehingga pada keadaan komposit kedua material bekerja sama sebagai satu
kesatuan.
diantaranya terdiri dari paku, baut dan pasak. Dalam hal kekuatan sambungan
tidak dibedakan apakah itu sambungan desak atau sambungan tarik, yang
melainkan kuat desak pada lubang serta kekuatan alat penghubung geser tersebut.
Beton dan kayu merupakan dua bahan bangunan yang berbeda sifat
mekanis dan fisiknya. Beton merupakan bahan konstruksi anorganis material yang
kuat menahan gaya desak tetapi lemah terhadap gaya tarik, sedangkan kayu
merupakan organis material yang peka terhadap lembab atau kadar air yang
dikandungnya, dan mempunyai kuat tarik dan tekan yang hampir sama.
komposit. Agar aksi komposit dapat tercipta dengan sempurna, maka pada bidang
kontak antara kedua bahan tersebut tidak boleh terjadi geser dan atau pemisahan.
yang bekerja, dengan demikian pada daerah yang gesernya besar akan memiliki
Gambar 2.6 (b) memperlihatkan diagram gaya lintang (SFD) balok yang dibebani
dengan beban – beban terpusat seperti terlihat pada Gambar 2.6 (a).
Tegangan geser yang terjadi pada balok lentur komposit, dihitung dengan :
D.S
τ=
I .bw
pada Gambar 2.6 (a), disajikan pada Gambar 2.7 (untuk ½ bentang).
Gaya geser tiap zone (V), merupakan volume tiap zone seperti ditunjukkan pada
V = τi. Li. bw
i
dengan L adalah panjang zone 1, τi adalah tegangan geser zone 1 dan b adalah
i w
Dari Gambar 2.7 tampak bahwa besar tegangan geser ataupun gaya
geser nilainya sama sepanjang L dan L . Apabila jumlah beban terpusat semakin
1 2
bertambah sepanjang bentang, maka nilai tegangan geser ataupun gaya geser
pertengahan bentang, tegangan dan gaya geser nilainya semakin kecil, sehingga
balok T, dengan gaya tarik ditahan oleh kayu, gaya tekan ditahan oleh pelat beton
dan gaya geser pada bidang kampuh kayu-beton ditahan oleh sejumlah konektor
geser, yang dimensi, jenis dan jumlahnya ditentukan sesuai dengan nilai gaya
balok akan menahan lentur yang disebabkan momen lentur. Lentur balok
merupakan akibat dari adanya regangan yang timbul akibat beban luar. Apabila
Dalam hal ini termasuk kekuatan plat beton dan kapasitas interaksi alat
(2) b ≤ bo
E
(3) b ≤b + 16t
E w
dengan L adalah panjang bentang, b adalah jarak pusat ke pusat antar balok, b
o w
merupakan lebar kayu dan t adalah tinggi sayap beton, apabila tidak diketahui
jarak antar balok (b ), maka yang adalah dipakai persamaan (1) dan (3).
o
Rasio modular (n) adalah nilai rasio antara modulus elastisitas kayu
Ew
n= ….. ………………….. (pers.1)
Ec
Lebar eqivalen (b ) dari bahan beton menjadi bahan kayu, didapat dengan
eq
beff
beq = ....................................... (pers.2)
n
Garis netral tampang balok dapat dicari dengan cara menghitung statis
beff
h
Ya Za
Yb Zb
1
bw.hw hw
Yb = 2
bw.hw
Ya = h – Yb
1 1
bw.hw h + beq.tb h + tb
Zb = 2 2
bw.hw + beq.tb
Za = h – Zb
Persamaan tersebut menunjukkan letak garis netral tampang diukur dari serat tepi
terbawah.
Dengan mengetahui letak garis netral ini, maka dapat dihitung inersia penampang
komposit ( I ), maka :
2.4.1 Persyaratan
KOMBINASI BEBAN
KOMBINASI RENCANA
AKHIR
jauh menyimpang dari nilai- nilai yang tercantum di atas, maka berat ini harus
Beban hidup pada jembatan yang harus ditinjau dinyatakan dalam dua
macam, yaitu beban “T” yang merupakan beban terpusat untuk lantai kendaraan
Jalur lalu lintas mempunyai lebar minimum 2,75 meter dan lebar
maksimum 3,75 meter. Lebar jalur minimum ini harus dugunakan untuk
Tipe Jembatan (1) Lebar Jalur Kendaraan (m) (2) Jumlah Lajur Lalu lintas
Rencana (m)
Satu lajur 4.0 -5.0 1
11.3 -15.0 4
CATATAN 1). Untuk jembatan type lain jumlah lajur lalu lintas rencana harus ditentukan
oleh instansi yang berwenang
CATATAN 2). Lebar jalur kendaraan adalah jarak minimum antara kerb atau rintangan
untuk satu arah atau jarak antara kerb/rintangan/median dengan median
untuk banyak arah.
CATATAN 3). Lebar minimum yang aman untuk dua jalur kendaraan adalah 6.0 m. Lebar
jembatan antara 5.0 m sampai 6.0 m harus dihindari oleh karena hal ini
akan memberikan kesan kepada pengemudi seolah-olah memungkinkan
untuk menyiap
2.4.3.2 Beban “ D”
“D”. Beban “D” atau beban jalur adalah susunan beban pada setiap jalur lalu
lintas yang terdiri dari beban terbagi rata sebesar “q” ton per meter panjang per
jalur, dan beban garis “P” ton per jalur lalu lintas tersebut.
1,1
q = 2,2 - x (L – 30) t/m’ , untuk 30 m < L < 60 m
60
30
q = 1,1x 1 + t/m’ , untuk L > 60 m
L
Ketentuan penggunaan beban “D” dalam arah melintang jembatan adalah sebagai
berikut:
meter, beban “D” sepenuhnya (100%) harus dibebankan pada seluruh lebar
jembatan
b. untuk jembatan dengan lebar lantai kendaraan lebih besar dari 5,5 meter
sedang selebihnya hanya separuh beban “D” (50%), seperti pada gambar
dibawah ini;
Dalam menentukan beban hidup (beban terbagi rata dan beban garis) perlu
a. panjang bentang (L) untuk muatan terbagi rata pada sub bab 3.6.3.2
5,5 B − 5,5
P terpusat = + 50% P garis = ……. ton
2,75 2,75
5,5 B − 5,5
q gerak = + 50% q = ……. t/m’
2,75 2,75
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai
Beton, 2010
dimana:
Angka pembagi 2,75 meter di atas selalu tetap dan tidak tergantung
terbagi rata dan beban garis) pada gelagar menerus di atas beberapa
maksimum
maksimum
terbagi rata dan beban garis) pada gelagar dua perletakan digunakan beban
harus dikalikan dengan koefisien kejut yang akan memberikan hasil maksimum,
sedangkan beban merata”q” dan beban “T” tidak dikalikan dengan koefisien
kejut.
20
k=1+
50 + L
modulus elastis Young (E) dan koefisien muai panjang (ε) sesuai tabel berikut di
bawah ini:
Tabel 2.10 : Modulus Elastisitas Young (E) dan koefisien panjang (ε)
Baja 2.1 x 10 6 12 x 10 -6
Beton 2 – 4 x 105*) 10 x 10-6
Kayu
- sejajar serat 1.0 x 10 5* 5 x 10 -6
- tegak lurus serat 1.0 x 104* 50 x 10-6
*)
tergantung pada mutu bahan
jembatan bahan gelagar kayu dan atau profil baja berupa kanal, profil H atau I.
Bila menggunakan bahan baja, tentunya akan memberikan kekuatan struktur yang
lebih baik dibandingkan bahan kayu. Akan tetapi, bila kondisi tidak
memungkinkan dapat digunakan bahan kayu, yang berupa balok tunggal dan atau
- bahan ringan
- pelaksanaan cepat dan dapat dikerjakan oleh tenaga yang terdapat dimana
saja.
- Kayu tidak mudah dipengaruhi oleh korosi seperti pada baja atau beton
- mudah terbakar
jembatan dipergunakan untuk lalu lintas kendaraan. Lantai kendaraan terdiri dari
sejumlah jalur lalu lintas, tergantung kelas jalan dimana jalan itu berada. Jalur lalu
lintas adalah lebar lantai kendaraan yang dipergunakan oleh satu deretan
kendaraan.
Lebar lalu lintas minimal 2,75 m dan maksimum 3,75 m. Untuk jalan
mensyaratkan lebar jalur minimum (2 x 3,75m) = 7,5m dan lebar seluruh lantai
Konstruksi lantai kendaraan terbuat dari beton cor yang komposit dengan gelagar
Berat sendiri lantai kendaraan terdistribusi pada gelagar memanjang dan gelagar
melintang.
1) Gelagar Memanjang
pelat lantai dapat dianggap mengalami defleksi yang sama pada saat beban-
beban bekerja.
Sisi atas gelagar memanjang dan gelagar melintang dibuat sama, hal ini perlu
melintang.
Gelagar
memanjang
2. Gelagar Melintang
kepada gelagar induk. Gaya-gaya yang bekerja pada gelagar melintang berupa
Gelagar melintang harus ditempatkan pada titik buhul dari gelagar induk,
keselamatan sekaligus untuk membuat struktur lebih kaku. Sedangkan trotoar bisa
dibuat dan bisa juga tidak, tergantung perencanaan. Secara umum, lebar trotoar
minimum adalah simpangan 2 orang (± 100 – 150 cm). Tiang sandaran umumnya
kenyamanan bagi pejalan kaki. Pada pelaksanaannya, trotoar dapat dicor sekaligus
PEMBAHASAN
3.1 Pendahuluan
Pada proses desain, beban-beban yang bekerja telah diketahui, dan yang
dihadapkan pada masalah desain struktur dengan dimensi besar yang berarti tidak
ekonomis dan dengan dimensi kecil yang berarti tidak aman. Dalam hal ini
desain yang optimum. Untuk itu ada beberapa faktor yang mesti ditinjau dalam
dimana :
gelagar kayu lantai beton ini, berikut ini diberikan contoh analisis dan
Dalam analisis hitungan balok lantai , adapun beban-beban yang mungkin bekerja
antara lain:
- beban merata;
- beban terpusat
Suatu jembatan komposit kayu - beton terletak diatas sendi –rol dengan
Trotoir 1 m
Gelagar
1,2 m Kayu
Pembahasan:
- Panjang jembatan L = 12 m
6m
- Jarak as ke as gelagar = = 1,2 m = 120 cm ( 6 gelagar)
5
Ec 2 x10
5
- Ratio modulus elastisitas (n) = = =2
Ew 1x10
5
Dimana:
b = 40 cm
h = 60 cm
Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu Lantai
Beton, 2010
1 1
- Wx = b.h2 = .40.602 = 24000 cm3
6 6
1 1
- Ix = .b.h3 = .40.603 = 720000 cm4
12 12
σa btn
Bef
20 cm Za’
Za
As. Comp. σakayu
G.N
60 cm Zb
Yb
σb kayu
- Ya = Yb = 30 cm
2400(30) + 4800(70)
- Zb = = 56.67 cm
7200
- Za = 80 – 56.67 = 23.33 cm
20 20
φ =1 + =1+ = 1.32
50 + l 50 + 12
P = 24 + (6-5,5)/2,75 x 6 = 25.09 t
1 1 1
- Mbg = PL + ql 2 ϕ + (qtrot.l 2 )
4 8 8
1 1 1
= (25.09(12) + .2.2(12) 2 1.32 + .1(12) 2
4 8 8
= 169.63 TM
1 1
- Mbt = . (q aspal+q sand.).l2 = (0.6+0.2)122 = 19.8 TM
8 8
1 1
2
1
- Ixc = .bw.tw3 + Ftr. h − tb − Zb + (Fpr(Zb-Yb)2) + .tb3.btr
12 2 12
1 1
= .40.603 + (4800(13.33)2) + (2400 (56.67– 30)2)+ .203.240
12 12
= 3440000.08 cm4
Ixc 3440000.08
- Wa’c = = = 147449.64 cm3
Za 23.33
Ixc 3440000.08
- Wac= = = 1033033,06 cm3
Za 3.33
284.47.10 5 1
= x
147449.4 2
= 96,46/6
284.47.10 5
=
1033033,06
= 27,54 kg/cm2/ 6
284.47.10 5
=
60702,31
= 468.63 kg/cm2/ 6
• Lendutan
PL3 5ql 4
δ = +
48 EI 384 EI
= 7, 15 cm / 6
P
q
L = 12 m
D1
D2
D3
D4
D5
D6
6/6 = 1m
12 − 0 (12 − 0 )
2
(12 − 0 ) 5,3 + 0.8
2
(12 − 2(0) )
D1= 25.09 + 2,2. 2
1 1.32 + 2 .1.
1 +
12 12 12 2
= 93,14 T
12 − 1 (12 − 1)2 1.32 + 1 .1. (12 − 1)2 + 5,3 + 0.8 (12 − 2(1) )
D2 = 25.09 + 2,2. 1 2 2
12 12 12 2
= 80,53 T
= 68,27 T
12 − 3
D4= 25.09 + 1 (12 − 3)2 1.32 + 1 .1. (12 − 3)2 + 5,3 + 0.8 (12 − 2(3) )
2, 2 .
2 12 2
12 12 2
= 56,32 T
12 − 4 (12 − 4)
2
(12 − 4) 5,3 + 0.8
2
(12 − 2(4))
D5= 25.09 + 2,2. 2
1 1.32 + 2 .1.
1 +
12 12 12 2
= 44,70 T
12 − 5 (12 − 5)2 1.32 + 1 .1. (12 − 5)2 + 5,3 + 0.8 (12 − 2(5))
D6= 25.09 + 2,2. 1 2 2
12 12 12 2
= 42,54 T
H = 100 mm
H
〈5,5 φa = 10.d.H.√σkayu
d
= 10.1,6.10 √150
= 1959,6 kg
1
S = 240 x 20(23.33 − (20)) = 63984 cm4
2
D1 = Dmax = 93140 kg
D.a.S
n.ϕa = k =
Ic
n.1959,6(3440000)
a1 =
93140 x(63984 / 6)
= 6,787 n
93,14
a2 = × 13 = 15,03cm → 15cm
80,53
93,14
a3 = × 13 = 17,73cm → 17cm
68,27
93,14
a4 = ×13 = 21,49cm → 21cm
56,32
93,14
a5 = × 13 = 27,08cm → 27cm
44,70
93,14
a6 = ×13 = 28,46cm → 28cm
42,54
beton
kayu
Diketahui:
Dmax = 93140 kg
Smax = 63984 kg
It = 3440000 cm4
D max .S max
τ max =
b.I t
93140.63984 / 6
=
40.3440000
Karena tebal b = 40 cm >7d, maka kekuatan izin paku dihitung dengan rumus :
= 205,37 kg
D.S
Gaya geser: T =
It
DA= DB = 93140 kg
93140.(63984 / 6)
TA = = 288,734kg/cm'
3440000
n.S n.205,37
a1 = = = 0,711 n
TA 288,734
93,14
a2 = × 14 = 16,19 → 16cm
80,53
93,14
a3 = ×14 = 19,10cm → 19cm
68,27
93,14
a4 = × 14 = 23,15cm → 23cm
56,32
93,14
a5 = × 14 = 29,17cm → 29cm
44,70
93,14
a6 = ×14 = 30,65cm → 30cm
42,54
beton
kayu
Beban merata :
1
Mxm = .0,75(1,20) 2 = 0,108 tm
10
1
Mym = .0,108 = 0,036 tm
3
by = 20 + 2(10 + 10) = 60 cm
20 cm
50cm
60
` 90
x 90 cm 60 cm
x y
10
Muatan T disebarkan : T = = 18,52 t/m2
0,60 x0,90
Ix = 1,20
Momen total:
Penulangan:
h = 20 – 3 = 17 cm
Beton K-2255 ; n = 21
σ'b = 75 kg/cm2
Ǿo = 0,889 kg/cm2
17
Ca = = 3,80
21x1334
1400 x1
0,077
A= x17 x100 = 6,23 cm2
21
Ǿo = 0,889 kg/cm2
17
Ca = = 5,478
21x642
1400 x1
Ø12-150 mm
Ø8-150mm
B=6m
1,2 m
mengemukakan saran-saran.
4.1 KESIMPULAN
1. Dalam perencanaan jembatan komposit gelagar kayu lantai beton ini sangat
3. Lendutan jangka panjang dapat menjadi masalah jika aksi penampang komposit
menahan sebagian besar beban hidup atau jika beban hidup terus bekerja dalam
4. Beton normal dan kayu dihubungkan menjadi struktur komposit kayu – beton
tentunya sudah tidak ekonomis lagi dimana dibatasi oleh panjang dan
3. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk menghemat penggunaan bahan
bangunan, yaitu dengan cara menggabungkan kayu dan beton yang merupakan
1. Ir. H.J Struyk, Prof. Ir. K.H.C.W.Van Der Hen, Soemargono, Jembatan, PT.
2. Dr. Ir. Bambang Supriyadi, CES.,DEA, Agus Setyo Muntohar, ST, Jembatan,
3. K.H Felix Yap, Ir, Konstruksi Kayu, Bandung : Bina Cipta, 1964.
10. Burl E. Dishongh, Ph. D., P.E, Pokok-Pokok Teknologi Struktur Untuk