Anda di halaman 1dari 12

MK.

ISBD
KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN

DI SUSUN OLEH :

CICI PARAMIDA
DWI NADIA EMILDA
LOURA VISTA
VIAN ANDINI PUTRI

DOSEN PENGAMPUH : SURIYATI, M. Keb

KELAS: II B KEBIDANAN

PROGRAM D3 VOKASI ILMU KESATAHAN

PRODI KEBIDANAN

UNIVERSITAS BENGKULU

TA. 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa,karena atas
berkah rahmatnya kami dapat menyusun tugas makalah tentang ”Kemitraan Bidan
dan Dukun”
Terima kasih kami ucapkan kepada ibu SURIYATI selaku pengampuh mata
kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar(ISBD).
Menyadari makalah ini belum begitu sempura oleh kerena itu kami mohon kritik
dan saran dari teman-teman.Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua yang
membutuhkan. Terima kasih.

Bengkulu , 17 mei 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................... ......


KATA PENGANTAR..........................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................
B. Rumusan masalah...................................................................
C. Tujuan...................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Kemitraan bidan dan dukun
B. Macam-macam dukun
C. Faktor penyebab
D. Masalah yang timbul
E. Usaha untuk membangun kemitraan bidan dan dukun

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.................................................................................
B. Saran….....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Masalah kesehatan bagi penduduk di kota maupun diperdesaan Indonesia
masih saja merupakan masalah yang pelik. Hal tersebut dapat dilihat dari
banyaknya program kesehatan yang diterapkan dan terus dikembangkan
belum berjalan dengan baik, baik itu program kesehatan baru maupun
program kesehatan hasil modifikasi program lama. Banyak pelayanan
kesehatan yang belum memadai. Indikator yang penting adalah kematian
ibu dan bayi yang masih tinggi.Tak dapat disangkal lagi, ilmu kedokteran
modern telah berkembang pesat sehingga meninggalkan konsep lamayang
dibatasi oleh penggunaan teknis medis modern dalam melawan penyakit.
Upaya bidang kesehatan masyarakat seperti peningkatan taraf kesehatan
perorangan, pendidikan kesehatan, pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular, dan keluarga berencana harus juga memperhitungkan
pengetahuan-pengetahuan lain mengenai kebiasaan, adat istiadat, dan
tingkat pengetahuan traditional medicine masyarakat setempat. Seringkali,
program kesehatan menemui kegagalan karena dicoba untuk dijalankan
hanya semata-mata dengan berpedoman kepada pertimbangan teknis
medis yang ’kaku’. Salah satu program yang belum mencapai sasaran
sebagaimana yang diharapkan, adalah pertolongan persalinan. Hampir di
seluruh Indonesia masih banyak persalinan yang ditolong oleh dukun bayi.
Baik di desa maupun di perkotaan, dukun termasuk tipe pemimpin
informal karena pada umumnya mereka memiliki kekuasaan dan
wewenang yang disegani oleh masyarakat sekelilingnya
B. Rumusan masalah
1. Apa itu kemitraan bidan dan dukun?
2. Apa macam-macam dukun sesuai dengan keahliannya?
3. Mengapa masyarakat lebih memilih bersalin dengan dukun ?
4. Apa masalah yang timbul bila melahirkan dengan dukun?
5. Bagaimana usaha untuk membangun kemitraan bidan dan dukun
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu kemitraan bidan dan dukun
2. Untuk mengetahui bermacam-macam dukun sesuai dengan keahliannya
3. Untuk mengetahui mengapa masyarakat lebih memilih bersalin dengan
dukun.
4. Untuk mengetahui masalah yang timbul bila melahirkan dengan dukun
5. Untuk membangun keitraan bidan dan dukun
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian kemitraan Bidan dan Dukun


Kemitraan bidan dan dukun merupakan bentuk kerjasama yang dilakukan
untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Kemitraan bidan dan
dukun ini harus terjaga dengan baik agar semua tujuan dapat tercapai yaitu
terutama dapat menyelamatkan ibu dan bayi pada saat proses persalinan.
Kemitraan bidan dan dukun dapat diwujudkan dengan kerjasama dan bagi
hasil pelayanan. Kemitraan bidan dan dukun dapat terjadi dengan adanya
rasa saling percaya dan bersikap terbuka diantara keduanya. Selain itu
dalam melaksanakan kemitaan bidan dan dukun, keduanya dituntut
bertindak sesuai dengan kewenangan dan kompetensinya. Pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan non-medis seringkali dilakukan oleh
seseorang yang disebut sebagai dukun beranak, dukun bersalin atau peraji.
Pada dasarnya dukun bersalin diangkat berdasarkan kepercayaan
masyarakat setempat atau merupakan pekerjaan yang sudah turun temurun
dari nenek moyang atau keluarganya dan biasanya sudah berumur ± 40
tahun ke atas. Kemitraan bidan dan dukun dapat terjalin dengan baik apabila
diantara keduanya dapat menjalankan perannya masing-masing.
1. Peran yang dijalankan bidan meliputi :
a. Melakukan pemeriksaan ibu hamil dalam hal keadaan umum,
menentukan taksiran partus, menentukan keadaan janin dalam
kandungan, dan pemeriksaan laboratorium yang diperlukan.
b. Melakukan tindakan pada ibu hamil dalam hal pemberian
Imunisasi TT, pemberian tablet Fe, pemberian pengobatan /
tindakan apabila ada komplikasi.
c. Melakukan Penyuluhan dan konseling pada ibu hamil dan
keluarga mengenai tanda-tanda persalinan, tanda bahaya
kehamilan, kebersihan pribadi dan lingkungan serta gizi,,
perencanaan persalinan (Bersalin di Bidan, menyiapkan
transportasi, menggalang dalam menyiapkan biaya, menyiapkan
calon donor darah), dan KB setelah melahirkan menggunakan
Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK).
d. Melakukan kunjungan Rumah untuk penyuluhan / Konseling
pada keluarga tentang perencanaan persalinan, melihat Kondisi
Rumah persiapan persalinan, motivasi persalinan di Bidan pada
waktu menjelang taksiran partus.
e. Melakukan rujukan apabila diperlukan.
f. Melakukan pencatatan seperti kartu ibu, kohort ibu, buku KIA.
g. Melakukan laporan cakupan ANC.
2. Peran yang dapat dilakukan oleh dukun dalam kemitraan bidan dan
dukun pada periode kehamilan diantaranya :
a. Memotivasi ibu hamil untuk periksa ke bidan
b. Mengantar ibu hamil yang tidak mau periksa ke bidan
c. Membantu Bidan pada saat pemeriksaan ibu hamil
d. Melakukan penyuluhan pada ibu hamil dan keluarga tentang
tanda-tanda persalinan.
e. anda bahaya kehamilan, kebersihan pribadi dan lingkungan,
kesehatan dan gizi, serta perencanaan persalinan (bersalin di
bidan, menyiapkan transportasi, menggalang dalam menyiapkan
biaya, menyiapkan calon donor darah).
f. Memotivasi ibu hamil dan keluarga tentang KB setelah
melahirkan, ersalinan di Bidan pada waktu menjelang taksiran
partus.
g. Melakukan ritual keagamaan / tradisional yang sehat sesuai
tradisi setempat bila keluarga meminta.
h. Melakukan motivasi pada waktu rujukan diperlukan.
i. Melaporkan ke bidan apabila ada ibu hamil baru.

B. Terdapat juga bermacam-macam dukun sesuai dengan keahliannya


masing-masing, yaitu:
1. Dukun pijat yang bekerja untuk menyembuhkan penyakit yang
disebabkan karena kurang berfungsinya urat-urat dan aliran darah (salah
urat), sehingga orang yang merasa kurang sehat atau sakipun perlu
diurut supaya sembuh,
2. Dukun sangkal putung/dukun patah tulang, misalnya akibat jatuh dari
pohon, tergelincir atau kecelakaan,
3. Dukun petungan, yaitu dukun yang dimintai nasihat tentang waktu yang
sebaiknya dipilih melakukan sesuatu usaha yang penting seperti saat
mulai menanam padi, mulai panen, atau mengawinkan anak. Nasihat
yang diberikan berupa perhitungan hari mana yang baik, dan mana yang
tidak baik menurut numerologi Jawa.
4. Dukun-dukun yang pandai mengobati orang-orang yang digigit ular
berbisa.
5. Dukun bayi, yaitu mereka yang memberi pertolongan pada waktu
kelahiran atau dalam hal-hal yang berhubungan dengan pertolongan
persalinan.
6. dukun perewangan, yaitu dukun yang dianggap mempunyai kepandaian
magis sehingga dapat memberi pengobatan ataupun nasehat dengan
menghubungi alam gaib (mahluk-mahluk halus), atau mereka yang
melakukan white magic dan black magic untuk maksud baik dan
maksud jahat.

C. Faktor-faktor Penyebab Mengapa Masyarakat Lebih Memilih Dukun


Bayi daripada Bidan
Masih banyak masyarakat yang memilih persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan dukun bayi daripada bidan disebabkan oleh beberapa faktor
antara lain:
1. Kemiskinan
Tersedianya berbagai jenis pelayanan publik serta persepsi tentang nilai
dan mutu pelayanan merupakan faktor penentu apakah rakyat akan
memilih kesehatan atau tidak. Biasanya, perempuan memilih
berdasarkan penyedia layanan tersebut, sementara laki-laki menentukan
pilihan mereka berdasarkan besar kecilnya biaya sejauh dijangkau oleh
masyarakat miskin. Walaupun biaya merupakan alasan yang
menentukan pilihan masyarakat miskin, ada sejumlah faktor yang
membuat mereka lebih memilih layanan yang diberikan oleh dukun.
Biaya pelayanan yang diberikan oleh bidan di desa untuk membantu
persalinan lebih besar dari pada penghasilan keluarga dalam satu bulan.
Disamping itu, biaya tersebut pun harus dibayar tunai. Sebaliknya,
pembayaran terhadap dukun lebih lunak secara uang tunai dan ditambah
barang dan bisa juga ditukar dengan bahan pangan.
2. Masih langkanya tenaga kesehatan di daerah-daerah pedalaman atau
pedesaan Sekarang dukun di kota semakin berkurang meskipun
sebetulnya belum punah sama sekali bahkan disebagian besar
kabupaten, dukun bayi masih eksis dan dominan.
3. Kultur budaya masyarakat
Masyarakat kita terutama di pedesaan, masih lebih percaya kepada
dukun bayi daripada kepada bidan apalagi dokter. Rasa takut masuk
rumah sakit maih melekat pada kebanyakan kaum perempuan.
Kalaupun terjadi kematian ibu atau kematian bayi mereka terima
sebagai musibah yang bukan ditentukan manusia. Selain itu masih
banyak perempuan terutama muslimah yang tidak membenarkan
pemeriksaan kandungan, apalagi persalinan oleh dokter atau para medis
laki-laki. Dengan sikap budaya dan agama seperti itu, kebanyakan kaum
perempuan di pedesaan tetap memilih dukun beranak sebagai penolong
persalinan meskipun dengan resiko sangat tinggi.
4. Bidan desa kurang Proaktif, Departemen Kesehatan (Depkes) dengan
program Pendidikan Bidan Desa merupakan suatu upaya untuk
menurunkan AKI (Angka Kematian Ibu). Program Pendidikan Bidan
Desa menjadi program unggulan Depkes yang dilakukan dengan
memberikan pendidikan tambahan satu tahun sesudah pendidikan SPK
(Sekolah Pendidikan Kebidanan) bagi calon didiknya.

D. Masalah yang dapat ditimbulkan apabila persalinan ditolong oleh


Dukun
Masalah yang ditimbulkan bila persalinan ditolong oleh selain tenaga-medis
cenderung tinggi akibat pertolongan persalinan tanpa tenaga & fasilitas
memadai. Karena persalinan masih ditangani oleh dukun beranak atau
peraji, kasus kematian ibu saat melahirkan masih tetap tinggi. Pertolongan
gawat darurat bila terjadi kasus perdarahan atau infeksi yang diderita ibu
yang melahirkan, tidak dapat dilakukan. Kelemahan utama dari mutu
pelayanan adalah tidak terpenuhinya standar minimal medis oleh para
dukun beranak, seperti dengan praktek yang tidak steril(memotong tali
pusat dengan sebilah bambu dan meniup lubang hidung bayi yang baru lahir
dengan mulut). Selain itu, pertolongan persalinan oleh dukun sering
menimbulkan kasus persalinan, diantaranya kepala bayi sudah lahir tetapi
badannya masih belum bisa keluar atau partus macet, itu disebabkan karena
cara memijat dukun bayi tersebut kurang profesional dan hanya berdasarkan
kepada pengalaman.

E. Usaha Untuk membangun Kemitraan Bidan dengan Dukun Bayi


Pada saat pertolongan persalinan ada pembagian peran antara bidan dengan
dukunnya. Sebenarnya, selain pada saat persalinan ada juga pembagian
peran yang dilakukan pada saat kehamilan dan masa nifas, tetapi memang
yang lebih banyak diutarakan adalah kerjasama pada saat
persalinan.Peranan bidan lebih ditekankan kepada persalinan dan masa
nifas. Pada saat persalinan, sudah semestinya peran bidan porsinya lebih
besar dibandingkan dengan peran dukun. Selain menolong persalinan, bidan
pun dapat memberikan suntikan kepada pasien yang membutuhkannya atau
dapat dengan segera merujuk ke rumah sakit jika ada persalinan yang gawat
atau sulit. Peran dukun hanya sebatas membantu bidan seperti mengelus-
elus tubuh pasien, memberikan minum bila pasien membutuhkan dan yang
terutama adalah memberikan kekuatan batin kepada pasien. Kehadiran
dukun bayi sangatlah penting karena pasien beranggapan bahwa bila saat
melahirkan ditunggui oleh dukun, maka persalinan akan berjalan lancar.
Usaha-usaha peningkatan pelayanan kesehatan seperti yang tercermin
dalam program dukun terlatih itu memang bukan bertujuan untuk
menghilangkan peranan yang dimainkan oleh sistem perawatan kesehatan
yang lama dan menggantinya dengan sistem perawatan kesehatan yang
baru.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masyarakat masih banyak yang beranggapan bahwa bila persalinan
ditolong oleh bidan biayanya mahal sedangkan bila ditolong oleh dukun
bisa membayar berapa saja. Penyebab lain mengapa bidan tidak dipilih
dalam membantu persalinan adalah bahwa selain umurnya masih relatif
muda, bidan dipandang belum memiliki pengalaman melahirkan dan
kebanyakan belum dikenal oleh masyarakat. Peranan dukun bayi dalam
proses kehamilan dan persalinan berkaitan sangat erat dengan budaya
setempat dan kebiasaan setempat. Dari konsep ’the three delays’, salah
satu faktor kematian ibu dan bayi adalah terlambatnya pengambilan
keputusan yang diambil oleh keluarga dan masyarakat termasuk
dukunnya. Maka wajarlah jika terjadi kematian ibu dan bayi karena akibat
dari terlambatnya mengambil keputusan dari keluarga, masyarakat dan
dukun, sehingga keluarga, masyarakat dan dukun ikut bertanggung jawab
terhadap kesehatan ibu dan bayinya. Kemitraan merupakan salah satu
solusi untuk menurunkan kematian ibu dan bayi. Pendekatan ini terutama
akan menguntungkan daerah-daerah terpencil dimana akses terhadap
pelayanan kesehatan sangat terbatas.

B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca
khususnya bagi para bidan dalam menjalani tugas dan tanggung
jawabnya.Sehubungan dengan masalah yang terkait diatas,penulis juga
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai