Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN MALARIA PADA IBU HAMIL

KELOMPOK II

1. NAMA : AGUSTINA PULALO


NIM : 71.21.8.17.002
2. NAMA : HASAN MOCHTAR
NIM : 71.21.8.17.019
3. NAMA : IMELDA K.R OHOILEDJAAN
NIM : 71.21.8.17.020
4. NAMA : INDRAYANI
NIM : 71.21.8.17.021
5. NAMA : JUWITA SUDIN S
NIM : 71.21.8.17.024
6. NAMA : KAMARUDDIN LAPUNDU
NIM : 71.21.8.17.025
7. NAMA : MARIA LINCE MAUTAPO
NIM : 71.21.8.17.035
8. NAMA : TETI HERAWATI
NIM : 71.21.8.17.048
9. NAMA : SUWANDOYO
NIM : 71.21.8.17.046

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN MIMIKA

2018
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang…………………………………………………………01
B. Tujuan ………………………………………………………………...01
C. Manfaat………………………………………………………………..02

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Medis


1. Pengertian…………………………………………………………03
2. Anatomi fisiologi………………………………………………….03
3. Klasifikasi…………………………………………………………03
4. Etiologi……………………………………………………………03
5. Patofisiologi………………………………………………………04
6. Manifestasi Klinis………………………………………………...04
7. Komplikasi………………………………………………………..05
8. Penatalaksanaan Medis…………………………………………...05
9. Pemeriksaan Penunjang…………………………………………..09
10. Dischard Planing………………………………………………….09
11. Pathoflow…………………………………………………………10
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian………………………………………………………...11
2. Diagnosa Keperawatan …………………………………………...11
3. Intervensi………………………………………………………….16

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan…………………………………………………………...21
B. Saran………………………………………………………………….21

DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Malaria dalam kehamilan adalah salah satu penyebab utama morbiditas
pada ibu hamil diseluruh dunia,yang mengacu pada luaran persalinan yang
buruk.Terdapat interaksi yang kompleks antara kehamilan dan parasite
malaria, dimana semuanya menguntungkan parasite malaria tetapi
merugikan wanita hamil tersebut.

Malaria dalam kehamilan seringkali dipandang ringan baik sebagai


masalah kesehatan masyarakat maupun oleh klinisi yang menangani
kasus-kasus individual. Seorang wanita hamil secara bermakna berada
dalam resiko terjangkit malaria yang lebih besar dibandingkan wanita yang
tidak hamil. Wanita non imun berada dalam resiko komplikasi malaria
yang serius dan kehilangan bayinya. Wanita dengan imunitas rata-rata
akan kehilangan sebagian dari kekebalanya akibat kehamilannya,
khususnya pada kehamilan pertama, yang mengakibatkan mortalitas yang
cukup tinggi. Abortus, kematian janin dalam Rahim,dan persalinan
premature adalah hal sering terjadi akibat malaria dalam kehamilan, selain
tingginya kejadian anemia pada ibu akibat malaria. Kebanyakan dari
kematian maternal dan perinatal tersebut dapat dicegah, tetapi infeksi
malaria sampai saat ini masih merupakan problem klinik di Negara-negara
berkembang terutama Negara yang beriklim tropis, termasuk indonsia. Di
Indonesia penyakit malaria masih merupakan penyakit infeksi utama di
kawasan Timur.

B. Tujuan
1.Tujuan Umum
Setelah proses perkuliahan keperawatan malaria diharapkan mahasiswa
mampu mengetahui mengenai konsep asuhan keperawatan malaria pada
ibu hamil.

2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan definisi dari malaria
b. Menjelaskan etiologi dari malaria
c. Menjelaskan manifestasi klinis dari malaria
d. Menjelaskan patofisiologi pada malaria
e. Menjelaskan komplikasi pada malaria
f. Menjelaskan penatalaksanaan medis
g. Menjelaskan asuhan keperawatan malaria pada ibu hamil
1
C. Manfaat
Manfaatnya sebagai bahan referensi untuk pendidikan dan agar mahasiswa
mampu memahami mengenai Asuhan Keperawatan Malaria pada ibu
Hamil.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Medis


1. Pengertian Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh
plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya
bentuk aseksual di dalam darah.(Sudoyo Aru,dkk 2009)

2. Anatomi Fisiologi Sel darah


Darah adalah jaringan tubuh .Fungsi utamanya adalah mengangkut
oksigen yang diperlukan oleh sel-sel diseluruh tubuh . Darah juga
menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa
metabolism, dan mengandung berbagai bahan penyusun system imun yang
bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.

3. Klasifikasi Malaria
1) Malaria Falsiparum
Disebabkan oleh Plasmodium Falciparum.Gejala demam timbul
intermiten dan dapat kontinyu.Jenis malaria ini paling sering
menjadi malaria berat yang menyebabkan kematian.
2) Malaria Vivaks
Disebabkan oleh Plasmodium Vivax.Gejala demam berulang
dengan interval bebas demam 2 hari.Telah ditemukan juga kasus
malaria berat yang disebabkan oleh plasmodium vivax
3) Malaria Ovale
Disebabkan oleh Plasmodium Ovale.Manifestasi klinis biasanya
bersifat ringan.Pola demam seperti malaria Vivax
4) Malaria Malariae
Disebabkan oleh Plasmodium malariae.Gejala demam berulang
dengan interval bebas demam 3 hari.
5) Malaria Knowlesi
Disebabkan oleh Plasmodium Knowlesi.gejala demam menyerupai
malaria falciparum.

4. Etiologi
Malaria disebabkan oleh protozoa intraseluler dari genus
plasmodium.Spesies plasmodium bervariasi dalam bentuk dan
mempunyai siklus hidup yang kompleks.Hal ini memungkinkan untuk
dapat hidup dilingkungan sel yang berbeda,yaitu didalam hospes
manusia (fase aseksual)dan di dalam tubuh nyamuk sebagai vector
(vase seksual).
5. Patofisiologi

Ada 4 proses patologi yang terjadi pada malaria,yaitu:


demam,anemia,imonopatologi,dan anoksia jaringan,yang disebabkan oleh
perlekatan eritrosit yang terinfeksi pada endotel kapiler.Demam
paroksimal berbeda untuk ke empat spesies tergantung dari lama maturasi
skizon nya.Serangan demam disebabkan pecahnya eritrosit sewaktu proses
skizogoni-eritrositik dan masuknya merozoid ke dalam sirkulasi
darah.Demam mengakibatkan terjadinya fasodilatasi perifer yang mungkin
juga disebabkan oleh bahan fasoaktif yang diproduksi oleh parasite.Setelah
merozoid masuk dan menginfeksi eritrosit yang baru,demam turun dengan
cepat sehingga penderita merasa kepanasan dan berkeringat
banyak.Anemia disebabkan oleh destruksi eritrosit yang
berlebihan,hemolisi autoimun, dan gangguan eritropoesis.Diduga terdapat
toksin malaria yang menyebabkan gangguan fungsi eritrosit dan sebagian
eritrosit pecah saat melalui limpa dan keluarlah parasit.

Spelenomegali disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah eritrosit yang


terinfeksi parasite sehingga terjadi aktifitas RES untuk memfagositosis
eritrosit baik yang terinfeksi maupun yang tidak.Kelainan patologik
pembuluh darah kapiler disebabkan karena eritrosit yang terinfeksi
menjadi kaku dan lengket,perjalannya dalam kapiler terganggu sehingga
melekat pada enzotel kapiler,menghambat aliran kapiler,timbul hipoksia
/anoksia jaringan.Juga terjadi gangguan integritas kapiler sehingga terjadi
pembesaran plasma.Monosit/makrofat merupakan partisipan seluler
terpenting dalam fagositosis eritrosit yang terinfeksi.

Rangkaian kelainan patologik ini dapat menimbulkan manifestasi klinis


sebagai malaria serebral,edema paru,gagal ginjal dan malabsorbsi usus..

6. Manifestasi Klinis

Secara klinis gejala malaria infeksi tunggal pada penderita


nonimun terdiri atas serangan demam secara berulang dengan interval
tertentu (paroksisme) yang di selingi oleh suatu periode dimana penderita
bebas samasekali dari demam.Sebelum demam,penderita biasanya merasa
lemah (malise),myalgia,sakit kepala,anoreksia,nausea,dan muntah.Gejala
awal ini terjadi selama 2-3 hari sebelum paroksisme akut dimulai.Serangan
demam dapat terus menerus ( tanpa interval) pada penderita dengan infeksi
campuran ( lebih dari satu jenis plasmodium) atau oleh satu jenis
plasmodium tapi infeksi berulang dalam waktu yang berbeda.Sedangkan
pada penjamu yang lain gejala malaria minimal.

4
7. Komplikasi
1) Jika tidak ditangani segera dapat menjadi malaria berat yang
menyebabkan kematian.
2) Malaria dapat menyebabkan Anemia yang mengakibatkan
penurunan kualitas sumber daya manusia.
3) Malaria pada wanita hamil jika tidak diobati dapat menyebabkan
keguguran,lahir kurang bulan (premature) dan berat badan lahir
rendah (BBLR) serta lahir mati.

8. Penatalaksanaan Medis
a. Standar Tatalaksana Malaria
1) Standar Diagnosis
a) Setiap individu yang tinggal di daerah endemic malaria
yang menderita demam atau memiliki riwayat demam
dalam 48 jam terakhir atau tampak anemi;wajib diduga
malaria tanpa mengesampingkan penyebab demam yang
lain.
b) Setiap individu yang tinggal didaerah non endemic malaria
yang menderita demam atau riwayat demam dalam 7hari
terakhir dan memiliki resiko tertular malaria;wajib diduga
malaria.Resiko tertular malaria termasuk: riwayat bepergian
ke daerah endemic malaria atau adanya kunjungan individu
dari daerah endemic malaria di lingkungan tempat tinggal
penderita.
c) Setiap penderita yang diduga malaria harus diperiksa darah
malaria dengan mikroskop atau RDT.
d) Untuk mendapatkan pengobatan yang cepat maka hasil
diagnosis malaria harus didapatkan dalam waktu kurang
dari satu hari terhitung sejak pasien memeriksakan diri.
2) Standar Pengobatan
a) Pengobatan malaria harus mengikuti kebijakan nasional
pengendalian malaria di Indonesia
b) Pengobatan dengan ACT hanya diberikan kepada penderita
dengan hasil pemeriksaan darah malaria positif
c) Penderita malaria tanpa komplikasi harus diobati dengan
terapi kombinasi berbasis Artemisinin (ACT) plus
primaquine sesuai dengan jenis plasmodiumnya.
d) Setiap tenaga kesehatan harus memastikan kepatuhan
pasien meminum obat sampai habis.

5
e) Penderita malaria berat harus diobati dengan Artesunat
Intramuskular atau intravena dan dilanjutkan ACT oral plus
primaquine.
f) Jika penderita malaria berat akan dirujuk ,sebelum dirujuk
penderita harus diberi dosis awal Artesunat
Intramuskuler/Intravena.

b. Pengobatan Malaria
1) Malaria Falciparum dan Malaria Vivaks
Dosis ACT (Artemicin Combination Therapy) untuk malaria
palcifarum sama dengan malaria vivaks,primaquin untuk
malaria Falciparum hanya diberikan pada hari pertama saja
dengan dosis 0,25mg /kgBB,dan untuk malaria Vivax selama
14 hari dengan dosis 0,25mg/kgBB.Primaquine tdk bpleh
diberikan pada bayi usia <6bulan.pengobatan malaria
Falciparum dan malaria vivax adalah seperti yang tertera
dibawah ini;

Tabel 1. Pengobatan Malaria Falciparum menurut BB dengan DHP dan


Primaquine

Jumlah tablet per hari menurut Berat Badan


18- 31- 41- ≥ 60
<4 4-6 >6-10 11-
30 40 59 kg
Jenis kg kg kg 17kg
Hari kg kg kg
Obat
5-9 10- ≥ 15 ≥ 15
0-1 2-5 <6-11 1-4
thn 14th thn th
bln bln bln thn
n
1-3 DHP 1/3 ½ ½ 1 11/2 2 3 4
1 PQ - - ¼ ¼ ½ 3/4 1 1

Tabel 2. Pengobatan Malaria Vivax menurut BB dengan DHP dan


Primaquine

Jumlah tablet per hari menurut Berat Badan


18- 31- 41- ≥ 60
<4 4-6 >6-10 11-
30 40 59 kg
Jenis kg kg kg 17kg
Hari kg kg kg
Obat
5-9 10- ≥ 15 ≥ 15
0-1 2-5 <6-11 1-4
thn 14th thn th
bln bln bln thn
n
1-3 DHP 1/3 ½ ½ 1 11/2 2 3 4
1-14 PQ - - ¼ ¼ ½ 3/4 1 1
Catatan:
*Sebaiknya dosis DHP berdasarkan berat badan ,tapi jika berat badan tidak dapat
dilakukan penimbangan maka pemberian obat berdasarkan umur.

*Apabila ada ketidak sesuaian antara umur dan berat badan (pada tabel
pengobatan) maka dosis yang dipakai berdasarkan berat badan.

2) Pengobatan Malaria Vivaks yang relaps


Diberikan dengan regimen ACT yang sama tapi dosis Primaquine
ditingkatkan menjadi 0,5 mg/kgBB/hari.
3) Pengobatan Malaria Ovale
Menggunakan ACT yaitu DHP (Dihidroartemisin-Piperaquine) +
Primaquine selama 14 hari dosis pemberian obatnya sama dengan
malaria Vivax
4) Pengobatan Malaria Malariae
Cukup diberikan ACT 1 kali/hari selama 3 hari,dengan dosis sama
dengan pengobatan malaria lainya dan tidak diberikan Primaquine
5) Pengobatan Infeksi campur Plasmodium Falciparum+P.Vivax
/ovale
Pada penderita dengan infeksi campur diberikan ACT selama 3
hari serta primaquine dengan dosis 0,25mg/kgBB/hari selama 14
hari

Tabel 3. Pengobatan Malaria Pada Ibu Hamil


Pada prinsipnya pengobatan malaria pada ibu hamil sama dengan pengobatan
pada orang dewasa lainya.Hanya pada Ibu Hamil tidak diberikan primaquine.

UMUR KEHAMILAN PENGOBATAN


Trimester 1-3 (0-9 bulan) ACT tablet selama 3 hari sesuai berat
badan

Pengobatan Malaria Berat


A. Pengobatan malaria berat di puskesmas /klinik non perawatan
Jika puskesmas/klinik tidak memiliki fasilitas rawat inap,Pasien
malaria berat harus langsung dirujuk ke fasilitas lebih lengkap .Sebelum
dirujuk beri Artesunat Intramuskuler dosis 2,4 mg/kgBB.
B. Pengobatan malaria berat di puskesmas /klinik perawatan /Rumah Sakit
Artesunat Intravena merupakan pilihan utama .Jika tidak tersedia dapat
diberikan Qina Drip.
a. Kemasan dan Cara pemberian Artesunat
Artesunat parenteral tersedia dalam vial yang berisi 60mg serbuk
kering asam artesunik dan pelarut dalam ampul yang berisi natrium
bikarbonat 5%.Keduanya dicampur untuk membuat 1ml sodium
artesunat.Kemudian diencerkan dengan dextrose 5% sebanyak 5ml
sehingga didapat konsentrasi 60mg/6ml (10mg/ml).Obat diberikan
secara bolus perlahan-lahan

7
b. Contoh perhitungan dosis
Penderita dengan BB:50kg
Dosis yang diperlukan 2,4mg x 50kg =120mg
Penderita tersebut membutuhkan 2 Vial artesunat perkali
pemberian. Bila penderita sudah dapat minum obat ,maka
pengobatan dilanjutkan dengan regimen DHP (3hari)+primaquine
sesuai dengan jenis plasmodiumnya
c. Kemasan dan cara pemberian kina drip
Kina drip bukan merupakan obat pilihan utama untuk malaria
berat.Obat ini diberikan pada daerah yang tidak tersedia
artesunat.Obat ini dikemas dalam bentuk ampul kina dihidroklorida
25%,satu ampul berisi 500mg/2ml.
d. Pemberian Kina pada Dewasa:
a. Loading dose :20mg/kgbb dilarutkan dalam 500ml dextro 5%
diberikan selama 4jam pertama
b. 4 jam kedua hanya diberikan cairan Nacl 0,9%
c. 4jam berikutnya berikan kina dengan dosis rumatan 10mg/kgbb
dalam larutan dextro 5% .
d. 4jam selanjutnya ,hanya diberikan cairan Nacl 0,9%
e. Setelah itu diberikan lagi dosis rumatan seperti diatas dan
selanjutnya diberikan kina oral.
f. Bila sudah dapat minum obat pemberian kina IV diganti
dengan kina tablet per-oral dengan dosis 10mg/kgbb/kali
diberikan tiap 8jam.Kina oral diberikan bersama doksisiklin
pada orang dewasa atau clindamisin pada ibu hamil.Dosis total
kina selama 7hari.
e. Pemberian kina pada anak:
Kina HCL 25% (per-infus)dosis 10mg/kgbb (bila umur <2bulan :6-
8mg/kgbb) diencerkan dengan dextrose 5% sebanyak 5-10
cc/kgbb diberikan selama 4jam,diulang setiap 8jam.

Catatan:
*Kina tidak boleh diberikan secara bolus intravena ,karena toksis bagi jantung
dan dapat menimbulkan kematian.
*Dosis kina maksimum dewasa :2.000 mg/hari.

f. Pengobatan malaria berat pada ibu hamil


Pengobatan malaria berat untuk ibu hamil dilakukan dengan
memberikan artesunat injeksi atau kina HCL drip intravena.

8
9. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan dengan Mikkroskop
Pemeriksaan sediaan darah tebal dan tipis di puskesmas
/lapangan/rumah sakit/laboratorium klinik untuk menentukan:
a) Ada tidaknya parasite malaria (positif atau negative)
b) Spesies dan stadium plasmodium
c) Kepadatan parasite

2) Pemeriksaan dengan uji diagnostic cepat (Rapid Diagnostic


Test)
Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasite
malaria, dengan menggunakan metode imunokromatografi.
Sebelum menggunakan RDT perlu dibaca petunjuk
penggunaan dan tanggal kadaluarsanya. Pemeriksaan dengan
RDT tidak digunakan untuk mengevaluasi pengobatan.

10. Discharge Planning


a. Meningkatkan kewaspadaan terhadap resiko malaria
b. Mencegah gigitan nyamuk (menggunakan kelambu)
c. Pengendalian vector
d. Kemoprofilaksis
Doksisiklin dengan dosis 100mg/hari.obat ini diberikan 1-2hari
sebelum bepergian,selama berada didaerah endemis malaria
sampai 4 minggu setelah kembali.Tidak boleh diberikan pada ibu
hamil dan anak dibawah umur 8 tahun dan tidak boleh diberikan
lebih dari 6 bulan.
9
9.Pathway Malaria

Spozoa masuk ketubuh Gigitan nyamuk anopheles


betina

Eritrosit yang mengandung


parasite melekat di
endothelium kapiler

berkembang menjadi tropoz Eritrosit HB menurun


Intake cairan menurun mengandungribuan
merozoit pecah
oid
Skizon pecah (sporulasi)

Skizon masuk eritrosit baru Membentuk mikro dan


makro gametosid

Induksi sitolisis sel darh


merah O2 dalam darah turun O2 dalam otak turun

Pelepasan produk metabolic Anemia dan hipovolemi ↑Tekanan Intrakarnial


toksik ke dalam aliran darah

Respon system saraf


Mesencepalon tertekan
Respon inflamasi sistemik pusat

Perubahan kesadaran Gangguan kesadaran


Intake cairan menurun (delirium,kejang &
kardiorespirasi
kelemahan
Diaphoresis poliuri
Resiko syok
Intoleransi aktifitas

Resiko ketidakseimbangan Mialgia dan atralgia


elektrolit Resiko penurunan
Nyeri perfusi jaringan otak
Hipertermi

Gangguan orientasi Mual muntah,anoreksia


Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh Intake nutrisi turun
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
1) Nama
2) Alamat
3) Umur
4) Jenis kelamin
5) Berat Badan
6) Agama
7) Pekerjaan
8) Riwayat Kesehatan
b. Pemeriksaan Fisik
1) Vital sign
2) Pemeriksaan konjungtiva pucat
3) Pemeriksaan scelera ikterik
4) Splenomegaly
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan darah tepi
2) Pemeriksaan darah rutin
3) Pemeriksaan darah lengkap
4) Pemeriksaan serelogis

2. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermi
1) Definisi
Peningkatan suhu tubuh diatas rentang normal
2) Batasan Karakteristik
objektif
Kulit merah
Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal
Frekuensi napas meningkat
Kejang
Kulit teraba hangat
Takikardi
Takipnea
3) Faktor yang berhubungan
Dehidrasi
Penyakit atau trauma
Ketidakmampuan atau penurunan kemampuan untuk
berkeringat

11
Pakaian yang tidak tepat
Peningkatan laju metabolism
Obat atau anesthesia
Terpajan pada lingkungan yang panas (jangka panjang)
Aktifitas yang berlebihan
b. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
1) Definisi
Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan metabolic
2) Batasan Karakteristik
Subjektif
Kram abdomen
Nyeri abdomen
Menolak makan
Persepsi ketidakmampuan untuk mencerna makanan
Melaporkan perubahan sensasi rasa
Kurangnya makanan
Merasa cepat kenyang setelah mengkonsumsi makanan
objektif
Kurangnya minat terhadap makanan
Kurang informasi,informasi yang salah
Bising usus hiperaktif
Salah paham
Membrane mukosa pucat
Rongga mulut terluka
Kelemahan otot yang berfungsi untuk menelan atau
mengunyah
3) Faktor yang berhubungan
Ketergantungan zat kimia
Penyakit kronis
Kesulitan mengunyah atau menelan
Factor ekonomi
Intoleransi makanan
Kebutuhan metabolic tinggi
Reflex mengisap pada bayi tidak adekuat
Kurang pengetahuan dasar tentang nutrisi
Akses terhadap makanan terbatas
Hilang nafsu makan
Mual dan muntah
Pengabaian oleh orang tua
Gangguan psikologis
12
c. Nyeri Akut
1) Definisi
Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan
akibat adanya kerusakan jaringan yang actual atau
potensial,atau digambarkan dengan istilah seperti
(international Association For The Study Of Pain);awitan
yang tiba-tiba atau perlahan dengan intensitas ringan
sampai berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
dapat diramalkan dan durasinya kurang dari enam bulan
2) Batasan Karakteristik
Subjektif
Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri
dengan isyarat
objektif
Posisi untuk menghindar nyeri
Perubahan tonus otot
Respon autonomic
Perubahan selera makan
Perilaku distraksi
Perilaku ekspresif
Perilaku menjaga atau sikap melindungi
Focus menyempit
Bukti nyeri yang dapat diamati
Berfokus pada diri sendiri
Gangguan tidur
3) Faktor yang berhubungan
Agens-agens penyebab cedera (biologis,kimia,fisik,dan
psikologis)

d. Resiko Syok
1) Definisi
Resiko tidak adekutnya aliran darah ke jaringan tubuh yang
menimbulkan fungsi gangguan selular yang mengganggu
kehidupan.
2) factor resiko
Hipotensi
Hipovolemi
Hipoksemia
Hipoksia

13

e. Resiko ketidak efektifan perfusi jaringan otak


1) Definisi
Berisiko mengalami penurunan sirkulasi jaringan otak yang
dapat mengganggu kesehatan.
2) Batasan Karakteristik
Massa tromboplastin parsial abnormal
Ateroklerosis aerotik
Diseksi arteri
Fibrilasi atrium
Miksoma atrium

f. Resiko ketidak seimbangan elektrolit


1) Definisi
Berisiko mengalami perubahan kadar elektrolit serum yang
dapat mengganggu kesehatan.
2) Faktor Resiko
Defisiensi volume cairan
Diare
Disfungsi endokrin
Kelebihan Volume cairan
Kekurangan Volume cairan
Gangguan mekanisme Regulasi
Disfungsi ginjal
Efek samping obat
Muntah

g. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum


(peningkatan TIK)
1) Definisi
Ketidak cukupan energy fisiologis atau psikologis untuk
melanjutkan atau menyelesaikan aktifitas sehari-hari yang
ingin atau harus dilakukan.
2) Batasan Karakteristik
Subjektif
Ketidak nyamanan atau dyspnea saat beraktifitas
Melaporkan keletihan atau kelemahan secara verbal
Objektif
Frekuensi jantung atau tekanan darah tidak normal sebagai
respon terhadap aktifitas
Perubahan EKG yang menunjukan aritmea atau iskemia
14

3) factor yang berhubungan


Tirah baring dan imobilitas
Kelemahan umum
Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
Gaya hidup kurang gerak
15

3.Perencanaan Keperawatan

a. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan


metabolisme,dehidrasi,efek langsung sirkulasi kuman pada
hipotalamus

1) Tujuan/Kriteria hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien akan menunjukan
termoregulasi ,yang dibuktikan oleh indicator(1-5) sebagai berikut
tidak ada gangguan :
a) Peningkatan suhu tubuh
b) Dehidrasi
2) Intervensi NIC
a) Pengkajian
 Pantau hidrasi
 Pantau tekanan darah,denyut nadi , dan frekuensi
pernafasan
b) Pendidikan
 Ajarkan pasien/keluarga dalam mengukur suhu untuk
mencegah dan mengenali secara dini hipertermi
c) Nursing Treatment
 Lepaskan pakaian yang berlebihan dan tutupi pasien
dengan selimut saja
 Gunakan waslap dingin (atau kantong es yang dibalut
dengan kain)di aksila,kening,tengkuk dan lipat paha
 Anjurkan asupan cairan oral sedikitnya 2liter sehari

b. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan asupan makanan yang tidak
adekuat,anorexia,mual/muntah.
1) Tujuan/kroteria hasil
Memperlihatkan status gizi : asupan makanan dan cairan,yang
dibuktikan oleh indicator sebagai berikut (indicator 1-5)
a) Mempertahankan massa tubuh dan berat badan dalam batas
normal
b) melaporkan tingkat energy yang adekuat
2) Intervensi NIC
a) pengkajian
 kaji factor pencetus mual dan muntah
 catat warna,jumlah,dan frekuensi muntah
 Timbang berat badan pasien
16

b) Pendidikan untuk pasien/keluarga


 Ajarkan metode untuk perencanaan makan
 Ajarkan pasien /keluarga tentang makanan yang bergizi
dan tidak mahal
 Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi
dan bagaimana memenuhinya
c) Nursing Treatment
 Ciptakan lingkungan yang tenang selama makan
d) Kolaborasi
 Berikan obat antiemetic dan?atau sebelum makan atau
sesuai dengan jadwal yang dianjurkan
c. Nyeri akut berhubungan dengan respon inflamasi
sistemik,mylgia,atralgia,diphotesis
1. Tujuan/kriteria hasil
Memperlihatkan pengendalian nyeri yang dibuktikan oleh
indicator sebagai berikut (indikator1-5)
a) Melaporkan nyeri dapat dikendalikan
b) Tidak ada ekspresi nyeri pada wajah
c) Tidak ada gelisah
d) Melaporkan pola tidur yang baik
2. Intervensi NIC
a) Pengkajian
 Gunakan laporan dari pasien sendiri sebagai pilihan
pertama untuk mengumpulkan informasi pengkajian
 Minta pasien untuk menilai nyeri pada skala 0 sampai
10 lakukan pengkajian nyeri yang komperensif meliputi
lokasi,karakteristik,awitan dan
durasi,frekuensi,kualitas,intensitas dan factor
presipitasinya.
b) Pendidikan untuk pasien/keluarga
 Berikan informasi tentang nyeri,seperti penyebab
nyeri,berapa lama akan berlangsung.dan antisipasi
ketidaknyamanan akibat prosedur
c) Nursing Treatment
 Tindakan kenyamanan yang efektif seperti relaksasi
 Beri kompres hangat/dingin
d) Kolaborasi
laporkan kepada dokter jika tindakan tidak berhasil atau
jika keluhan bertambah.
17

d. Resiko Syok
1. Tujuan/Kriteria Hasil
a) Syok prevention
b) Syok manajemen
 Nadi dalam batas yang diharapkan
 Irama jantung dalam batas yang diharapkan
 Frekuensi nafas dalam batas normal
 Netrium serum dalam batas normal
 Kalium serum dalam batas normal
 Klorida serum dalam batas normal
 Kalsium serum dalam batas normal
2. Intervensi NIC
a) Pengkajian
 Pantau tekanan darah,denyut nadi , dan frekuensi
pernafasan
 Pantau tanda dan gejala asites
 Pantau tanda awal syok
b) Pendidikan untuk pasien dan keluarga
 Ajarkan keluarga dan pasien tentang tanda dan gejala
datangnya syok
c) Nursing Treatment
 Tempatkan pasien pada posisi supine,kaki elevasi untuk
peningkatan preload dengan tepat
d) Kolaborasi
Laporkan ke dokter jika terjadi perubahan tanda-tanda vital

e. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak


1. Tujuan/Kriteria Hasil
a) Circulation status
b) Tissue prefusion: cerebral
Mendemonstrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan:
 Tekanan systole dan diastole dalam batas normal
 Tidak ada ortostatik hipertensi
 Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intracranial
(tidak lebih dari 15 mmhg)
 Mendemonstrasikan kemampuan kognitif yang ditandai
dengan :
 Berkomunikasi dengsn jelas dan sesuai dengan
kemampuan
 Menunjukan perhatian, konsentrasi dan orientasi.

18

2. Intervensi NIC
a) Pengkajian
 Monitor adanya daerah tertentu yang hanya pekka
terhadap panas/dingin.
b) Pendidikan untuk pasien dan keluarga
 Instrusikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada
isi atau laserasi
c) Nursing treatment
 Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
d) Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik
f. Resiko ketidakseimbangan elektrrolit
1. Tujuan/kriteria hasil
Nutritional status : food and fluid
Intake
 Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan
berat badan
 Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
 Elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab,
tidak ada rasa haus yang berlebihan
2. Intervensi NIC
a) Pengkajian
 Monitor status hidrasi ( kelembapan membrane mukosa,
nadi adekuat )
 Monitor vital sign
 Monitor intake dan output cairan
 Monitor berat badan
b) Pendidikan
 Anjurkan keluarga untuk membantu pasien makan.
c) Nursing treatment
 Dorong masukan oral
 Tawarkan snake ( jus buah, buah segar )
d) Kolaborasi
 Kolaborasi dengan dokter jika tanda cairan berlebihan
muncul memburuk
g. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum (
peningkatan TIK )
1. Tujuan/kriteria hasil

19

Menunjukan toleransi aktifitas, yang dibuktikan oleh indicator


sebagai berikut ( indicator 1-5) :tidak mengalami gangguann
 saturation oksigen saat beraktifitas
 frekuensi pernafasan saat beraktifitas
 kemampuan berbicara saat beraktifitas fisik
2. intervensi NIC
a) pengkajian
 kaji tingkat kemampuan pasien untuk berpindah dari
tempat tidur , berdiri dan berjalan.
 Pantau respon oksigen pasien ( misalnya denyut nadi,
irama jantung dan frekuensi pernafasan ) terhadap
aktifitas
 Pantau asupan nutrisi untuk memastikan sumber-
sumber energy yang adekuat
b) Pendidikan untuk pasien/keluarga
 Ajarkan tentang pengatuuran aktifitas dan teknik
management waktu untuk mencegah kelelahan
 Penyuluhan kepada pasien dan keluarga pentingnya
nutrisi yang baik
c) Nursing treatmen
 Bantu pasien untuk mengubah posisi secara berkala,
bersandar, duduk, berdiri, sesuai toleransi.
d) Kolaborasi
 Kolaborasi dengan ahi terapi untuk latihan ketahanan.
20

BAB III

PENUTUP

A. kesimpulan

Malaria adalah penyakit infeksi parasite yang disebabkan oleh


plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya
bentuk aseksual di dalam darah . Infeksi malaria memberikan gejala
berupa demam,menggigil,anemia, hepatosplenomegali yang dapat
berlangsung akut maupun kronik.

Infeksi malaria dapat disebabkan oleh semua spesies plasmodium


penyebab malaria,yaitu:plasmodium falciparum,plasmodium
vivax,plasmodium ovale,plasmodium malaria,plasmodium knowlesi.

Diagnosis kehamilan dengan malaria ditegakkan mulai dari


anamnesis,pemeriksaan fisik,pemeriksaan apus darah tepi,serologi dll.

Pencegahan kehamilan dengan malaria dapat menggunakan kelambu


berintesiksida.

B. Saran
Asuhan keperawatan malaria pada ibu hamil yang kami buat masih jauh
dari kesempurnaan karena keterbatasan dalam menemukan referensi untuk
itu besar harapan kami agar pembaca memberikan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca agar kedepannya Asuhan Keperawatan
Malaria Pada Ibu Hamil lebih lengkap lagi.
21

DAFTAR PUSTAKA
Judith M.Wilkinson .Nancy R.Aheren. 2002. BUKU SAKU Diagnosa
Keperawatan Edisi 9. Jakarta.Sunter Agung Podomoro

2015-2017 Diagnosa Keperawatan. Jakarta Sunter Agung Padomoro

http//askepnusze.blogspot.com/2015/02/asuhan-keperawatan-dengan-
masalah.html
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Asuhan
Keperawatan pada Ibu Hamil.Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Asuhan Keperawatan Malaria.

Dalam menyususn makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dari dosen
pembibimbing yang telah memberikan bimbingan dan teman-teman yang telah
berasumsi dalam penuyusunan makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan dan penyusunan
makalah ini.

Penulis berharap maakalah ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi


dalam pembelajaran Asuhan keperawatan malaria pada ibu Hamil.

Timika,15 oktober 2018

Penulis

Anda mungkin juga menyukai