Dosen Pembimbing:
Dr. Syahmani, M.Si
Disusun oleh:
Kelompok 3
Kelas : A1 2016
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Struktur Kimia dan Aktivitas Biologi
Obat Barbiturat”.
Makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber referensi bagi para
pembaca, khususnya mahasiswa. Makalah ini telah kami susun dengan sebaik-
baiknya dan telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Terlepas dari semua itu, kami selaku penulis menyadari bahwa makalah ini
masih memiliki beberapa kekurangan. Karenanya, dengan sangat terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari semua pihak yang tentunya bersifat
membangun demi kelengkapan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kami pribadi maupun pihak-pihak yang membutuhkan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................... i
LAMPIRAN ....................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3. Tujuan
Manfaaat penulisan makalah ini yaitu bagi para pembaca, dapat dijadikan
sebagai salah satu sumber referensi dalam menambah wawasan mengenai
obat barbiturat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Barbiturat
Barbiturat adalah obat yang bertindak sebagai depresan sistem saraf pusat,
dan berdasarkan ini, mereka menghasilkan spektrum efek yang luas, dari sedasi
ringan sampai anestesi total. Barbiturat adalah obat sintetis yang berasal dari asam
barbiturat (2,4,4-trioksoheksahidropirimidin) yang merupakan produk kondensasi
sintetis asam malonat dan urea. Asam barbiturate ini ditemukan oleh Adolp von
Baeyer (1864). Untuk mendapatkan barbiturate yang memiliki sifat depresan SSP
(Sistem Saraf Pusat), atom hidrogen pada karbon posisi lima harus digantikan
oleh atom organik.
3
4
diabsorpsi dalam saluran cerna ±80 %, kadar darah tertinggi dicapai dalam
6-18 jam setelah pemberian oral, dengan waktu paro 72-96 jam.
Fenobarital dapat mencegah serangan epilepsy, lebih efektif terhadap tipe
grand mal disbanding tipe petit mal. Dosis sedative : 15-30 mg 2-3 dd,
untuk hipnotik : 100-200 mg 2-3 dd, dan untuk antikejang : 50-100 mg 2-3
dd.
c. Amobarbital (amytal) adalah turunan barbiturate dengan masa kerja yang
sedang, digunakan sebagai sedative, hipnotik, dan antikejang. Awal
kerjanya ± 0,5 jam dengan masa kerja 3-6 jam. Waktu paronya 16-24 jam.
Dosis sedative : 15-50 mg 2-3 dd, untuk hipnotik : 100-200 mg 2-3 dd, dan
untuk antikejang : 200-400 mg 2-3 dd.
d. Pentobarbital Na (Nembutal) adalah turunan barbiturate dengan masa kerja
pendek, digunakan sebagai hipnotik dan sedative, diberikan secara oral
atau intravena. Kadar darah tertinggi obat dicapai dalam 1 jam setelah
pemberian oral, dengan waktu paro plasma 15-48 jam. Dosis sedative : 30
mg 3-4 dd, untuk hipnotik : 100 mg.
Dari studi hubungan struktur dan aktivitas turunan barbiturate didapatkan hal-hal
sebagai berikut :
a. Masa kerja obat terutama tergantung pada substituen-substituen di posisi 5
yang mempengaruhi lipofilitasnya. Aktivitas hipnotik akan meningkat
dengan meningkatnya lipofilitas dan aktvitas optimum dicapai bila jumlah
atom C pada kedua substititen antara 6-10. Bila jumlah atom C
ditingkatkan lagi aktivitasnya akan menurun menghasilkan senyawa
konvulsan atau menjadi tidak aktif.
b. Pada seri yang sama, isomer dengan rantai cabang mempunyai aktivitas
lebih besar dan masa kerja yang lebih pendek. Senyawa dengan
percabangan yang lebih besar aktivitasnya lebih tinggi, contoh :
pentobarbital aktivitasnya lebih besar disbanding amobarbital
c. Pada seri yang sama, analog alil, alkenil dan sikloalkenil yang tidak jenuh
mempunyai aktivitas lebih besar dibanding analog jenuh dengan jumlah
atom C yang sama.
d. Substituent alisiklik dan aromatic memberikan aktivitas yang lebih besar
disbanding susbtituen alifatik dengan jumlah atom C yang sama
e. Pemasukan atom halogen pada subtituen 5-alkil dapat meningkatkan
aktivitas
f. Pemasukan gugus-gugus yang bersifat polar, seperti gugus OH, NH2,
RNH, CO, COOH, dan SO3H, pada subsbtituen 5-alkil akan menurukan
aktivitas secara drastis
g. Metilasi pada N1 atau N3 akan meningkatkan kelarutan dalam lemak dan
menyebabkan awal kerja obat menjadi lebih cepat dan masa kerja obat
menjadi lebih singkat. Makin besar jumlah atom C makin meningkat
kelarutan dalam lemak, menurunkan sifat hidrofil sampai melewati batas
yang diperlukan untuk timbulnya aktivitas, sehingga aktivitasnya akan
menurun secara drastic. Meskipun demikian, adanya gugus alkil yang
besar pada atom N akan meningkatkan sifat konvulsi dari turunan
barbiturate. Alkilasi pada kedua atom N menghilangkan sifat keasaman
sehingga senyawa menjadi tidak aktif.
9
3.1. Kesimpulan
Barbiturat adalah obat yang bertindak sebagai depresan sistem saraf pusat,
yang memiliki efek dari sedasi ringan sampai anestesi total. Barbiturat bekerja
dengan menekan transimisi sinaptik pada sistem pengaktifan retikula di otak
dengan cara mengubah permeabilitas membrane sel sehingga mengurangi
rangsangan sel postsinapsik dan menyebabkan deaktivasi korteks serebral.
Turunan barbiturate terbagi menjadi empat kelompok berdasarkan masa kerjanya
yaitu masa kerja panjang, sedang, pendek, dan sangat pendek. Subtitusi pada
turunan barbiturate akan membuat aktivitas barbiturate yang berbeda. Efek dari
pemberian barbiturat dosis besar adalah terjadinya gangguan hemodinamik,
depresi sistem imun atau leukopenia.
3.2. Saran
Dalam makalah ini masih terdapat kekurangan penjelasan setiap sub topik,
sangat diharapkan partisipasi dari pembaca untuk melengkapi kekurangan tersebut
demi menyempurnakan penulisan makalah ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, S. (2013). Barbiturat dan Obat Pelumpuh Otot: Masih Bermanfaat untuk
Menangani Hipertensi Intrakranial?. Jurnal Neuroanestesia Indonesia, 2(3),
188-193.
14
15
LAMPIRAN
Pertanyaan
1. Nurin Aulia (1610120220014)
Dari video mekanisme barbiturate terdapat contoh-contoh barbiturate yaitu
pentobarbital, phenobarbital, secobarbital. Sebutkan beda struktur dan
pengaruh terhadap efek sedasi!
H Phenobarbital
H Pentobarbital
H secobarbital
3. Obat tradisioanl yang memliki kesamaan efek dengan barbiturate yaitu biji
selasih (Ocimum Basilicum Linn) dan putri malu (mimosa pudica L).
biji selasih (Ocimum Basilicum Linn) terdiri atas essensial oil dengan
kandungan bahan aktif berupa hidrokarbon terpenoid seperti
linalool,citral. Bahan bahan tersebut berikatan pada reseptor GABA,
keadaan ini menyebabkan pembukaan kanan Cl- dan memungkinkan
masuknya ion Cl- sehingga terjadi peningkatan potensial elektrik
sepanjang membrane sel serta sel sukar tereksitasi. Hal ini diduga
mendepresi susunan saraf pusat dan merangsang pusat inhibisi di
formatioretucularis sehingga menimbulkan rasa kantuk dan
menurunnya kesadaran seperti efek sedasi.
putri malu (mimosa pudica L) mempunyai efek sedasi hipnotik.
Penilitian terhadap efek sedasi eksa herba putri malu telah di lakukan
oleh arif syaiful haq pada tahun 2009 dengan menggunkan dosis 1200
mg/ KgBB memiliki efek sedasi yang lebih dari efek sedasiyang
ditimbulkan oleh fenobarbital, tetapi metode uji yang digunakan
hanyalah metode rotarod.