SDKI 2012 Remaja Indonesia PDF
SDKI 2012 Remaja Indonesia PDF
Kesehatan Indonesia
2012
Kesehatan Reproduksi Remaja
Kementerian Kesehatan
MEASURE DHS
ICF International
Agustus 2013
Komponen Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) merupakan bagian dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012 yang dilaksanakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bekerja sama dengan
Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Pembiayaan survei disediakan oleh Pemerintah Indonesia. ICF International menyediakan bantuan teknis melalui proyek
MEASURE DHS, sebuah program oleh U.S. Agency for International Development (USAID) yang menyediaan dana dan
bantuan teknis dalam pelaksanaan survei kependudukan dan kesehatan di banyak negara.
Informasi tambahan tentang survei dapat diperoleh dari Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan, BPS, Jalan
Dr. Sutomo No. 6-8, Jakarta 10710, Indonesia (Telepon/fax: (021) 345-6285, e-mail: demografi@bps.go.id), atau Pusat
Penelitian dan Pengembangan Kependudukan, BKKBN, Jalan Permata No. 1, Halim Perdanakusumah, Jakarta 13650,
Indonesia (Telepon: (021) 809-8018 ext. 661, fax: (021) 800-8557, email: pusdu@bkkbn.go.id), atau Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Jalan Percetakan Negara 29, Jakarta 10560, Indonesia (Telepon: (021)
426-1088, fax: (021 424-3935, email: sesban@litbang.depkes.go.id).
Keterangan tambahan mengenai program Demographic Health Surveys (DHS) dapat diperoleh dengan menulis surat ke:
MEASURE DHS, ICF International, 11785 Beltsville Drive, Suite 300, Calverton, MD 20705, USA (Telephone 301-572-0200;
Fax 301-572-0999; E-mail: reports@measuredhs.com; Internet: www.measuredhs.com).
Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Kementerian Kesehatan
(Kemekes), dan ICF International. 2013. Indonesia Demographic and Health Survey 2012. Jakarta, Indonesia: BPS, BKKBN,
Kemenkes and ICF International.
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
iv Daftar Isi
BAB 7 MEROKOK, MINUM MINUMAN BERALKOHOL DAN
PENGGUNAAN OBAT TERLARANG
Daftar Isi v
LAMPIRAN C ESTIMASI KESALAHAN SAMPLING......................................................... 133
vi Daftar Isi
TABEL DAN GAMBAR
BAB 1 PENDAHULUAN
Tabel 4.1 Pengetahuan remaja tentang perubahan fisik masa pubertas .............................. 20
Tabel 4.2 Sumber pengetahuan tentang perubahan fisik saat pubertas .............................. 21
Tabel 4.3 Umur remaja wanita pertama kali mendapat haid .............................................. 22
Tabel 4.4 Diskusi remaja wanita tentang haid sebelum mendapat haid yang
pertama kali ......................................................................................................... 22
Tabel 4.5 Umur remaja pria pada saat pertama kali mengakami mimpi basah................... 23
Tabel 4.6 Lawan diskusi remaja pria tentang mimpi basah sebelum
mengalaminya untuk pertama kali ...................................................................... 23
Tabel 4.7 Pengetahuan remaja tentang masa subur seorang wanita.................................... 24
Tabel 4.8 Pengetahuan tentang risiko kehamilan ................................................................ 25
Tabel 4.9 Pemeriksaan kesehatan remaja sebelum menikah ............................................... 26
Tabel 4.10 Pengetahuan remaja tentang anemia ................................................................... 27
Tabel 4.11 Pengetahuan remaja tentang penyebab anemia ................................................... 27
Gambar 6.1 Tren median umur ideal kawin menurut remaja wanita dan pria ....................... 50
Gambar 8.1.1 Wanita belum kawin 15-24 tahun yang mendengar PMS menurut
sumber informasi ................................................................................................. 77
Gambar 8.1.2 Pria belum kawin 15-24 tahun yang mendengar PMS menurut sumber
informasi ............................................................................................................. 77
Gambar 8.2.1 Wanita belum kawin 15-24 tahun yang mendengar HIV/AIDS menurut
respon atas miskonsepsi dan mitos mengenai HIV/AIDS .................................. 78
Gambar 8.2.2 Pria belum kawin 15-24 tahun yang mendengar PMS menurut sumber
informasi.............................................................................................................. 78
Gambar 8.3.1 Wanita belum kawin 15-24 tahun yang mendengar HIV/AIDS menurut
menurut cara pencegahan HIV/AIDS.................................................................. 79
Gambar 8.3.2 Pria belum kawin 15-24 tahun yang mendengar HIV/AIDS menurut
menurut cara pencegahan HIV/AIDS.................................................................. 79
Gambar 8.4.1 Wanita belum kawin 15-24 tahun yang mendengar HIV/AIDS menurut
menurut cara pencegahan HIV/AIDS.................................................................. 79
Gambar 8.4.2 Pria belum kawin 15-24 tahun yang mendengar HIV/AIDS menurut
menurut cara pencegahan HIV/AIDS.................................................................. 79
Gambar 9.1 Wanita dan pria belum kawin 15-24 tahun yang tidak pernah berpacaran ......... 83
Gambar 9.2 Wanita dan pria belum kawin 15-24 tahun pernah berhubungan
seksual pranikah ................................................................................................. 87
Gambar 9.3 Alasan wanita dan pria belum kawin 15-24 tahun pernah berhubungan
seksual pranikah ................................................................................................. 88
Tabel C.I Daftar variabel terpilih untuk kesalahan sampling dari sampel wanita
pernah kawin, Indonesia 2012 ............................................................................. 136
Tabel C.2 Kesalahan sampling: Nasional, Indonesia 2012 .................................................. 137
Tabel C.3 Kesalahan sampling: Perkotaan, Indonesia 2012 ............................................... 138
Tabel C.4 Kesalahan sampling: Perdesaan, Indonesia 2012 ................................................ 139
Tabel C.5 Kesalahan sampling: Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia 2012 .................. 140
Tabel C.6 Kesalahan sampling: Sumatera Utara, Indonesia 2012 ....................................... 141
Tabel C.7 Kesalahan sampling: Sumatera Barat, Indonesia 2012 ....................................... 142
Tabel C.8 Kesalahan sampling: Riau, Indonesia 2012 ....................................................... 143
Tabel C.9 Kesalahan sampling: Jambi, Indonesia 2012....................................................... 144
Tabel C.10 Kesalahan sampling: Sumatera Selatan, Indonesia 2012 ................................... 145
Tabel C.11 Kesalahan sampling: Bengkulu, Indonesia 2012 ................................................ 146
Tabel C.12 Kesalahan sampling: Lampung, Indonesia 2012................................................. 147
Tabel C.13 Kesalahan sampling: Bangka Belitung, Indonesia 2012 ..................................... 149
Tabel C.14 Kesalahan sampling: Kepulauan Riau, Indonesia 2012 ...................................... 149
Tabel C.15 Kesalahan sampling: DKI Jakarta, Indonesia 2012 ........................................... 150
Tabel C.16 Kesalahan sampling: Jawa Barat, Indonesia 2012............................................... 151
Tabel G.17 Kesalahan sampling: Jawa Tengah, Indonesia 2012............................................ 152
Tabel C.18 Kesalahan sampling: DI Yogyakarta, Indonesia 2012......................................... 153
Tabel C.19 Kesalahan sampling: Jawa Timur, Indonesia 2012 ............................................. 154
Tabel C.20 Kesalahan sampling: Banten, Indonesia 2012 .................................................... 155
Publikasi ini menyajikan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) yang merupakan bagian dari
kegiatan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012. Publikasi ini merupakan laporan
ketiga yang mengamati masalah kesehatan reproduksi rcmaja di Indonesia. Publikasi sebelumnya
diterbitkan pada tahun 2004 dan 2008. SDKI 2012 dirancang bersama-sama oleh Badan Pusat Statistik
(DPS), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dan Kementerian Kesehatan
(Kemenkes).
Laporan Kesehatan Reproduksi Remaja menyediakan data tentang remaja pria dan wanita yang
belum kawin berumur 15-24 tahun. Responden remaja pria tersebut ditanyakan dengan menggunakan
daftar pertanyaan khusus, sedangkan untuk remaja wanitanya ditanyakan dengan menggunakan daftar
pertanyaan seperti yang diajukan untuk semua wanita 15-49 tahun.
Tujuan utama kegiatan KRR adalah menyajikan data tentang pengetahuan, sikap, perilaku, dan
praktek remaja terhadap sistem reproduksi manusia, penggunaan rokok dan obat terlarang, konsumsi
alkohol, hubungan seksual, HIV/AIDS dan penyakit menular seksual lain untuk pembuat kebijakan dan
pengelola program.
Kegiatan SDKI 2012 dibiayai oleh Pemerintah Indonesia, sementara ICF International-
MEASURE DHS, dengan dana dari USAID menyediakan bantuan teknis dalam pengolahan data dan
penyusunan laporan SDKI 2012.
Rangkaian kegiatan SDKI 2012 diawali dengan uji coba yang dilaksanakan pada pertengahan Juli
sampai dengan pertengahan Agustus 2011 dengan tujuan untuk raenguji kuesioner. Kemudian dilanjutkan
dengan kegiatan pelatihan petugas lapangan pada tanggal 22 April sampai dengan 5 Mei 2012, sementara
kegiatan lapangannya dimulai dari 7 Mei sampai dengan 31 Juli 2012. Pengolahan data dilaksanakan pada
Bulan Juni sampai dengan Oktober 2012. Laporan Pendahuluan diterbitkan pada Bulan November 2012.
Tabulasi untuk laporan akhir dilakukan pada Bulan Desember 2012 sampai dengan Maret 2013, dan
laporan akhir dilaksanakan pada Bulan Maret sampai dengan Juli 2013.
Dengan terbitnya publikasi ini, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi
kepada seluruh Tim Penulis dari BPS, BKKBN dan Kemenkes serta kepada ICF International atas
asistensinya dalam penulisan laporan ini.
Saya berharap publikasi ini dapat digunakan sebagai bahan untuk memonitor dan mengevaluasi
program nasional dibidang kesehatan, keluarga berencana, dan bidang lainnya, serta dapat memenuhi
kebutuhan para peneliti dalam mengeksplorasi data dan untuk keperluan analisa lanjutan.
Dr. Suryamin
Kepala Badan Pusat Statistik
Program kesehatan reproduksi remaja (KRR) merupakan bagian integral dari program kesehatan dan
keluarga berencana di Indonesia. Fokus utama dari program KRR adalah meningkatkan pengetahuan
seluruh pihak terkait dan para remaja itu sendiri mengenai pentingnya kesehatan reproduksi bagi
kehidupan remaja di masa depan. Secara khusus, program KRR ditujukan untuk mengatasi masalah
terkait pernikahan dini, kehamilan tidak diinginkan, konsumsi tembakau dan alkohol, serta HIV-AIDS.
Pemerintah Indonesia telah mengadopsi rekomendasi Global Youth Forum yang dilaksanakan di Bali
pada tahun 2012. Forum tersebut menghasilkan rekomendasi yang berisi visi generasi muda di seluruh
dunia untuk masa depan mereka, mencakup kesehatan, pendidikan, pekerjaan, keluarga, hak generasi
muda, partisipasi, dan kesejahteraan. Rekomendasi final dari forum ini akan menjadi bagian dari laporan
Sekretaris Jenderal PBB yang disampaikan dalam sidang Majelis Umum pada tahun 2014 serta menjadi
masukan dalam diskusi pembangunan di PBB.
Komponen KRR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menyediakan
informasi penting mengenai isu KRR di Indonesia bagi pembuat kebijakan dan pengelola program.
Publikasi komponen KRR dari SDKI 2012 ini tepat waktu mengingat pemerintah Indonesia sedang
mempersiapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional periode 2015-2019.
Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada BPS,
Kementerian Kesehatan, Bappenas, Lembaga Demografi-FEUI, dan ICF International untuk
kerjasamanya dalam penyusunan laporan khusus KRR pada SDKI 2012 ini. Saya juga menyampaikan
terima kasih kepada USAID yang menyediakan fasilitasi teknis melalui ICF International.
Jumlah usia muda 15-24 tahun diperkirakan sekitar 17 persen dari total penduduk Indonesia. Ketika
mereka membangun kehidupan mereka, kelak akan berperan penting dalam masa depan Indonesia, mulai
dari membangun rumah tangga, menjadi pemimpin dalam pengambilan keputusan, dan menjadi tulang
punggung pereknomian nasional Indonesia. Status kesehatan usia remaja sangatlah penting, terutama
kesehatan reproduksi mereka, selama tahun-tahun remaja dan dewasa muda. Untuk merancang program
yang efektif mengantarkan mereka untuk berhasil ke masa dewasa, maka sangat penting memahami apa
yang menjadi pilihan mereka, hak dan tanggung jawab sehubungan dengan kesehatan reproduksi.
Laporan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) tahun 2012 merupakan laporan khusus dari Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012. Laporan ini menyediakan informasi remaja –
karakteristik latarbelakang, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan keluarga berencana;
pengalaman penggunaan rokok, obat terlarang, dan konsumsi alkohol; hubungan seksual; dan
pengetahuan HIV – AIDS, serta penyakit menular lainnya.
Laporan KRR menyajikan laporan yang komprehensif dan juga menyoroti temuan utama untuk setiap
pokok bahasan. Saya mengharapkan informasi ini dapat digunakan sebagai panduan untuk para pembuat
kebijakan dan program dalam mengembangkan dan mengevaluasi strategi serta program pelayanan
kesehatan remaja di seluruh Indonesia. Laporan KRR ini sangat bermanfaat bagi Kementerian Kesehatan.
Hasil dari survei KRR bersama dengan hasil survei lainnya telah digunakan dan terus menjadi rujukan
penting mendukung perencanaan berbasis bukti untuk memberikan pelayanan yang efektif pada
kelompok remaja dan dewasa muda.
Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim yang telah bekerja keras menyelesaikan laporan KRR
tahun 2012. Khususnya dari BPS, BKKBN, BAPPENAS, UI, USAID, dan ICF International atas kerja
samanya untuk menyelesaikan laporan ini.
Susenas Survei Sosial Ekonomi Nasional, survei tingkat nasional yang dilaksanakan oleh
BPS secara tahunan
Singkatan xix
xx Singkatan
RINGKASAN
Ringkasan xxi
sekali (17 persen wanita dan 23 persen pria). fisik yang diperoleh dari hubungan personal,
Beberapa responden mengatakan bahwa mereka sumber pengetahuan media masa yang
berhenti sekolah karena tidak suka sekolah atau dimanfaatkan adalah buku/majalah/surat kabar
tidak ingin melanjutkan pendidikan (4 persen sejumlah 25 persen pada remaja wanita dan 14
wanita dan 10 persen pria). persen pada remaja pria.
Untuk remaja wanita maupun pria,
responden yang lebih tua dan responden yang
tinggal di daerah perkotaan lebih banyak yang HAID
menyatakan perlu mencari uang sebagai alasan
berhenti sekolah dibandingkan responden Dari semua responden remaja wanita
lainnya. umur 15-24 tahun sangat sedikit yang belum
pernah mendapatkan haid (0,3 persen). Dua puluh
Sembilan persen remaja wanita mendapat haid
PENGETAHUAN PERUBAHAN FISIK pertama kali saat mereka berumur 13 tahun, dan
24 persen remaja wanita sudah mendapat haid
pertama pada umur 14 tahun.
Secara umum persentase pengetahuan
tentang perubahan fisik remaja wanita lebih tinggi Hampir separuh remaja wanita membahas
dibanding kan dengan remaja pria. Hanya satu mengenai haid dengan teman sebelum mereka
dari sepuluh remaja pria dan wanita yang tidak mendapatkan haid pertama. Ibu (41 persen),
dapat menyebutkan perubahan fisik pada seorang saudara kandung (13 persen) dan guru (12 persen)
anak pria dan wanita pada saat pubertas. Tanda- juga menjadi sumber tempat membahas haid
tanda perubahan fisik pada pria ketika menjadi sebelum responden mendapat haid pertama kali.
remaja yang paling banyak disebut oleh remaja
wanita dan pria adalah perubahan suara, tumbuh
rambut di bagian tubuh, tumbuh jakun dan mimpi MIMPI BASAH
basah. Tanda-tanda perubahan fisik pada wanita
ketika menjadi remaja yang paling banyak disebut
oleh remaja wanita dan pria adalah haid, Pertama kali remaja pria sudah mengalami
pertumbuhan buah dada, dan pertumbuhan mimpi basah sejak umur 10 tahun. Persentase
rambut di bagian tubuh. terbanyak remaja pria mengalami mimpi basah
pada umur 14 tahun (25 persen). Sebagian kecil (7
persen) responden remaja pria menyebut tidak
pernah mengalami mimpi basah. Remaja pria
SUMBER PENGETAHUAN PERUBAHAN umur muda mengalami mimpi basah pertama kali
FISIK lebih awal dibandingkan dengan remaja pria.
Sebagai contoh 25 persen remaja telah mengalami
Sumber pengetahuan tentang perubahan mimpi basah pertama kali umur 14 tahun,
fisik paling banyak disebutkan remaja wanita dibandingkan dengan 10 persen untuk remaja pria
adalah guru (61 persen) dan teman (29 persen). umur 17 tahun atau lebih.
Sedangkann remaja pria paling banyak menyebut
teman (48 persen) dan Guru (46 persen) sebagai Remaja pria menyatakan bahwa mereka pernah
sumber pengetahuan perubahan fisik. Sumber membahas tentang mimpi basah dengan
pengetahuan tentang perubahan fisik dari orang seseorang sebelum mengalami mimpi basah
tua (ibu dan ayah pada remaja wanita jauh lebih pertama kali. Separuh remaja pria menyebut tidak
tinggi (20 persen) dibandingkan dengan remaja dengan seorangpun membicarakan pengalaman
pria (6 persen). Peran ibu sebagai sumber mimpi basah pertama kalinya. Sejumlah 48 persen
pengetahuan lebih menonjol pada remaja wanita mendiskusikannya dengan teman-temannya, dan
(18 persen) dibandingkan remaja pria (4 persen). 18 persen mendiskusikan dengan guru.
Selain sumber pengetahuan tentang perubahan
xxii Ringkasan
PENGETAHUAN MASA SUBUR DAN meningkatkan konsumsi sayur-sayuran yang kaya
RESIKO KEHAMILAN akan zat besi, minum tablet besi, dan
meningkatkan konsumsi daging, ikan dan hati.
Sebagian besar remaja wanita dan pria
tidak mengetahui dengan benar kapan terjadi
masa subur seorang wanita. Pengetahuan tentang TEMPAT PELAYANAN BAGI REMAJA
masa subur yang benar, yakni pada pertengaham UNTUK BERDISKUSI TENTANG
masa subur, disebut dengan benar oleh 31 remaja KESEHATAN REPRODUKSI
wanita dan 18 persen remaja pria.
Persentase remaja wanita dan pria yang Sebagian besar remaja wanita
mengetahui bahwa seorang wanita dapat hamil membicarakan kesehatan reproduksi dengan
hanya dengan sekali melakukan hubungan teman (60 persen), ibu (44 persen), dan guru (43
seksual hampir sama (masing-masing 52 persen persen). Pada remaja pria membicara kan masalah
dan 51 persen). kesehatan reproduksi dengan teman (59 persen)
dan guru (39 persen). Persentase remaja yang
membicarakan masalah kesehatan reproduksinya
dicirikan dengan mereka yang berdomi sili di
PEMERIKSAAN KESEHATAN SEBELUM perkotaan dan berpendi dikan lebih tinggi. Peran
MENIKAH petugas kesehatan dan pemuka agama masih
rendah (masing-masing 17 persen dan 11 persen).
Sebagian besar remaja menyata kan setuju
dilakukan pemeriksa an kesehatan sebelum
menikah. Pemeriksa an fisik merupakan jenis KELUARGA BERENCANA
pemeriksaan kesehatan yang paling banyak
disebut kan oleh remaja wanita (66 persen) dan
remaja pria (65 persen). Pemeriksaan darah, air Program pemerintah untuk remaja
seni dan lainnya kurang dianggap perlu oleh difokuskan pada penyebarluasan informasi
remaja wanita dan pria. melalui berbagai media massa dan sistem
pendidikan formal maupun informal dengan
Sebagian besar remaja (69 wanita dan 56 tujuan untuk menunda perkawinan dini di
persen pria) belum mengetahui dengan benar arti kalangan remaja dan untuk meningkatkan
anemia (Hb rendah, kekurangan zat besi, dan pengetahuan mereka tentang keluarga berencana.
kekurangan sel darah merah). Dua puluh lima
persen remaja wanita dan 11 persen remaja pria
yang mengetahui dengan benar arti anemia. PENGETAHUAN TENTANG ALAT/CARA
KB
Ringkasan xxiii
Distribusi remaja yang berkeinginan penyediaan alat/cara KB, masing-masing 36
menggunakan suatu alat/cara KB di masa persen dan 34 persen). Remaja yang tinggal di
mendatang secara umum cukup tinggi (81 persen perkotaan dan berpendidikan lebih tinggi
pada wanita dan 68 persen pada pria). Remaja cenderung lebih menginginkan adanya pelayanan
yang berumur lebih tua, tinggal di perkotaan, dan KB bagi remaja
berpendidikan lebih tinggi cende rung lebih
menginginkan tersedianya suatu pelayanan KB Jika dibandingkan dengan temuan pada
dibandingkan dengan remaja yang lebih muda. tahun 2007, terlihat adanya penurunan persentase
remaja yang menginginkan pelayanan KB. Secara
keseluruhan, persentase wanita yang
menginginkan adanya pelayanan KB bagi remaja
KEINGINAN UNTUK MEMAKAI turun dari 90 persen pada tahun 2007 menjadi 80
ALAT/CARA KB persen pada tahun 2012. Begitu juga di antara
remaja pria yang menyetujui adanya pelayanan
Sejumlah 77 persenwanita dan 64 persen KB untuk remaja turun dari dari 85 persen tahun
pria yang menyatakan ingin memakai suatu 2007 menjadi 58 persen tahun 2012.
alat/cara KB pada masa masa yang akan datang.
Remaja pria cenderung menyatakan tidak ingin
memakai alat/cara KB pada masa mendatang PENDAPAT TENTANG PENGGUNAAN
dibandingkan dengan remaja wanita (15 persen KONDOM
berbanding 4 persen). Di antara para remaja
tersebut, 14 persen wanita dan 15 persen pria
menyatakan tidak yakin apakah akan Pria cenderung lebih setuju dengan
menggunakan alat/cara KB atau tidak pada masa pernyataan bahwa penggunaan kondom dapat
yang akan datang. mencegah kehamilan (74 persen pria dan 64
persen wanita) dan dapat mencegah HIV/AIDS
Distribusi remaja yang ingin (66 persen pria dan 50 persen wanita) disbanding
menggunakan cara/alat KB pada masa mendatang kan dengan wanita.
meningkat dalam lima tahun terakhir, terutama Dalam lima tahun terakhir terjadi
pada remaja pria. Pada tahun 2007, ada 37% pria penurunan pengetahuan remaja tentang kegunaan
yang menyatakan ingin menggunakan alat/cara kondom yang dapat mencegah kehamilan dan
KB pada masa mendatang, sedangkan pada tahun melindungi kesehatan dari HIV/AIDS dan IMS.
2012, 6 dari 10 pria menyatakan ingin
menggunakan alat/cara KB pada masa Dibandingkan dengan SDKI 2007, maka pada
mendatang. Keinginan untuk memakai alat/cara SDKI KRR-2012 diketahui persenta se pendapat
KB remaja wanita pada masa mendatang sedikit remaja pria tentang penggunaan kondom yang
meningkat dari 72% pada tahun 2007 menjadi dapat mencegah kehamilan, kondom dapat
77% pada tahun 2012 mencegah HIV/AIDS dan IMS terjadi penurunan.
Remaja dari kelompok umur dewasa (20-
24 tahun), berdomisili di perkotaan, dan pada
KEBUTUHAN PELAYANAN ALAT/CARA pendidikan yang lebih tinggi cenderung lebih
KB menyetujui penggunaan kondom dapat mencegah
kehamilan, dapat mencegah HIV/AIDS dan IMS.
Sebagian besar (80 persen) remaja wanita
berpendapat bahwa suatu pelayanan KB harus
tersedia untuk remaja, sementara itu angka ini PERILAKU SEKSUAL
jauh lebih rendah pada pria (58 persen). Sebagian
besar remaja berpendapat bahwa pelayanan KB Secara umum, remaja pria cenderung
yang paling diinginkan adalah penyuluhan KB lebih bisa menyetujui hubungan seksual sebelum
(76 persen wanita dan 54 persen pria). Konseling menikah dibandingkan wanita. Hanya 1% remaja
tentang KB dibutuhkan oleh 65 persen wanita dan wanita menyetujui adanya hubungan seksual
51 persen pria. Pelayanan KB yang paling sedikit sebelum kawin bila dibandingkan dengan 4%
dibutuhkan oleh wanita maupun pria adalah pria.
xxiv Ringkasan
Persentase remaja pria bisa menerima remaja wanita (30 persen) dan
hubungan seksual sebelum menikah lebih tinggi meraba/merangsang bagian tubuh yang sensitif
(7%) dibandingkan dengan wanita (2%). Alasan (sejumlah 30 persen remaja pria dan 6 persen
utama remaja pria bisa menerima hubungan remaja wanita).
seksual pranikah karena menyukai hubungan
seksual, saling mencintai dan merencanakan
menikah. Remaja pria dengan pendidikan lebih KEPERAWANAN
rendah cenderung dapat menerima hubungan
seksual sebelum kawin dibandingkan dengan
yang berpendidikan lebih tinggi. Keperawanan masih dinilai tinggi oleh
remaja wanita dan pria. Remaja wanita lebih
Remaja wanita yang tidak menyelesaikan berpersepsi pentingnya bagi seorang wanita untuk
pendidikan dasarnya akan cenderung empat kali mempertahankan keperawanannya dibandingkan
lebih banyak mempunyai pengalaman seksual remaja pria (masing-masing 77 persen dan 66
daripada wanita yang belum kawin dan persen). Persepsi ini lebih rendah bila
berpendidikan lebih tinggi. dibandingkan dengan SKRRI tahun 2007
(masing-masing 99 persen dan 98 persen).
Delapan belas persen remaja wanita dan Remaja SDKI KRR-2012 lebih dapat menerima
25 persen remaja pria menyatakan bahwa mereka wanita yang sudah tidak perawan lagi bila
mengguna kan kondom ketika berhubungan dibandingkan dengan remaja SKRRI 2007.
seksual untuk pertama kalinya dan 27 persen Remaja wanita dan pria yang berpendidikan lebih
remaja pria menyatakan bahwa mereka tinggi cenderung menyatakan bahwa
menggunakan kondom pada saat terakhir kali keperawanan seorang wanita hendaklah
berhubungan seksual. dipertahankan.
PACARAN PERKAWINAN
Dua puluh delapan persen dari remaja pria Remaja berpendapat bahwa pria idealnya
dan 27 persen remaja wanita menyatakan bahwa menikah lebih tua daripada wanita. Menurut
mereka memulai berpacaran sebelum berumur 15 pendapat remaja wanita, median umur yang ideal
tahun, sedangkan menurut SKRRI tahun 2007 pada saat perkawinan adalah 23,6 tahun untuk
hanya 19 persen remaja pria dan 24 persen remaja wanita dan 25,9 tahun untuk pria, sedangkan
wanita. Peningkatan ini menegaskan temuan menurut remaja pria, median umur menikah
sebelumnya bahwa makin banyak remaja saat ini adalah 22,6 tahun untuk wanita dan 25,6 tahun
telah mulai berpacaran. Ada perbedaan nyata pada untuk pria.
umur mulai berpacaran pada remaja berumur 12 –
14 tahun pada SDKI 2012 KRR dibandingkan Hampir tidak ada perubahan di median
dengan SKRRI tahun 2007. Pada tahun 2012, umur ideal ideal kawin bagi seorang pria untuk
sejumlah 25 persen remaja pria dan 26 persen menikah selama lima tahun terakhir. Bagi remaja
remaja wanita memulai berpacaran pada berumur wanita median umur ideal kawin bagi seorang
12 sampai dengan 14 tahun, sementara pada tahun wanita untuk menikah sedikit mening kat dari
2007, 15 persenremaja pria dan 20 persen remaja 23,1 tahun pada tahun 2007 menjadi 23,6 tahun
wanita memulai berpacaran pada umur yang pada tahun 2012. Menurut pendapat remaja pria,
sama. Hal ini menegaskan bahwa remaja mulai median umur kawin bagi wanita terlihat jelas
berpacaran pada umur yang lebih muda. meningkat dari 21,3 tahun di 2007 menjadi 22,6
tahun di 2012. Sedangkan pendapat remaja wanita
Aktivitas remaja dalam berpacaran dan remaja pria tentang umur ideal pria menikah
menunjukkan berpegangan tangan adalah hal tidak ada perubahan sama sekali selama kurun
yang paling banyak mereka lakukan (72 persen waktu 5 tahun.
remaja wanita dan 80 persen remaja pria). Remaja
pria cenderung lebih banyak melaporkan perilaku Mayoritas remaja wanita (70 persen) dan
berciuman (48 persen) dibandingkan dengan remaja pria (74 persen) mengatakan bahwa
Ringkasan xxv
mereka akan memutuskan sendiri dengan siapa SKRRI 2007, maka dari hasil SDKI KRR-2012
mereka akan kawin. menunjukkan ada sedikit peningkatan persepsi
median jumlah anak yang ideal pada remaja
Persentase wanita remaja yang wanita. Median jumlah anak ideal yang
mengatakan bahwa mereka sendiri yang akan diinginkan remaja wanita pada SKRRI 2007
memutuskan dengan siapa akan kawin meningkat sejumlah 2,5 orang anak menjadi 2,6 orang anak
dari 50 persen pada tahun 2007 menjadi 70 persen pada SDKI KRR 2012.
pada tahun 2012. Perubahan ini bahkan lebih
menonjol di antara remaja pria di tahun 2012
sebesar 74 persen dibandingkan dengan tahun
2007 sebesar 28 persen. KEHAMILAN YANG TIDAK DIINGINKAN
xxvi Ringkasan
PENGGUNAAN OBAT OBATAN Sejumlah 67 persen remaja wanita dan 63
persen remaja pria yang mengetahui bahwa
Hanya kurang dari 1 persen remaja wanita menggunakan kondom dapat mengurangi risiko
yang mengunakan obat-obatan terlarang. penyebaran virus HIV. Empat puluh enam persen
Sebagian besar obat-obatan tersebut dikonsumsi remaja wanita dan 59 persen remaja pria
dengan cara dihisap, dihirup, dan ditelan. mengetahui bahwa membatasi jumlah partner
Sejumlah 4 persen remaja pria diketahui telah seksual hanya satu saja dapat mengurangi risiko
menggunakan obat-obatan terlarang dan tertular HIV
mengkonsumsi dengan cara merokok. Obat-
obatan terlarang tersebut digunakan oleh remaja
pria dengan cara terbanyak adalah menghisap, dan PENGETAHUAN TENTANG VOLUNTARY
dicirikan oleh remaja pria dewasa (20-24 tahun), HIV COUNSELING AND TESTING
tinggal di daerah perkotaan, dan berpendidikan
SMTA plus. Sejumlah 11 persen dari remaja wanita
dan 6 persen remaja pria yang mengetahui
keberadaan layanan VCT. Persentase ini lebih
PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS rendah lagi ketika ditanyakan tentang
pengetahuan mengenai akses layanan (8 persen
Pada umumnya remaja wanita memiliki wanita dan 3 persen pria). Remaja yang berumur
kesadaran yang lebih tinggi tentang AIDS lebih tua, berpendidikan lebih tinggi, dan tinggal
dibandingkan dengan remaja pria. Remaja yang di perkotaan lebih banyak yang mengetahui lokasi
berumur lebih tua juga pada umumnya memiliki layanan VCT.
kesadaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan
remaja yang lebih muda. Responden dengan
pendidikan yang lebih tinggi memiliki ASPEK SOSIAL HIV/AIDS
pengetahuan lebih tinggi tentang HIV/AIDS
dibandingkan dengan remaja yang berpendidikan Mayoritas remaja mengetahui bahwa
lebih rendah. Pada mereka yang berpendidikan pengidap HIV/AIDS tidak harus menunjukkan
rendah, proporsi pria yang mengetahui AIDS tanda-tanda infeksi. Lebih dari setengah
lebih banyak dibandingkan dengan wanita. Akan responden, terlepas dari jenis kelamin mereka,
tetapi, wanita yang berpendidikan tinggi lebih menganggap bahwa status HIV anggota keluarga
banyak memiliki pengetahuan tentang AIDS yang terinfeksi seharusnya tidak diekspos ke
dibandingkan dengan pria dengan tingkat ruang publik (59 persen untuk remaja wanita dan
pendidikan yang sama. 64 persen remaja pria). Sikap positif terhadap
Media yang banyak diakses oleh remaja anggota keluarga yang terinfeksi HIV/AIDS
pria dan wanita sebagai sumber informasi masih cukup tinggi. Hanya 20 persen remaja
HIV/AIDS berturut-turut adalah televisi (TV), wanita dan 17 persen remaja pria yang
sekolah, teman dan kerabat., Tenaga profesional diwawancarai yang tidak bersedia untuk merawat
kesehatan (medis) belum menjadi sumber anggota keluarga mereka yang terinfeksi
informasi yang efektif tentang HIV/AIDS. HIV/AIDS. Persentase responden yang enggan
Remaja wanita dan pria yang berpendidikan untuk merawat anggota keluarganya yang
rendah mengandalkan TV, teman, dan kerabat terinfeksi tersebut lebih tinggi di kalangan
untuk mendapatkan informasi tentang responden yang lebih muda, responden yang
HIV/AIDS. Proporsi mereka yang mengandalkan tinggal di perdesaan dan responden yang
teman dan kerabat sebagai sumber informasi berpendidikan rendah.
cukup tinggi (37 persen).
Ringkasan xxvii
Pengetahuan remaja tentang cara candida, dan jenis PMS lain tergolong sangat
penularan HIV/AIDS memprihatinkan. Lebih rendah (dibawah 1 persen). Responden berumur
dari separuh responden wanita belum kawin umur 20 – 24 tahun, yang tinggal di perkotaan, dan yang
15 – 24 tahun masih percaya bahwa HIV dapat berpendidikan tinggi cenderung memiliki
ditularkan melalui gigitan nyamuk dan berbagi pengetahuan tentang PMS lebih baik.
makanan. Pengetahuan pria tentang HIV tidak
lebih baik daripada wanita. Hanya 13 persen Sumber informasi IMS lainnya yang
remaja wanita dan 12 persen remaja pria yang paling sering disebut oleh wanita adalah sekolah
memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV. dan guru (65 persen) diikuti oleh televisi (23
persen), dan teman dan kerabat (22 persen). Pada
pria, teman dan kerabat adalah sumber informasi
yang paling sering disebut (51 persen) diikuti oleh
PENGETAHUAN TENTANG INFEKSI sekolah dan guru (48 persen). Internet mulai
MENULAR SEKSUAL LAINNYA dikenal sebagai sumber informasi yang umum
mengenai PMS yang disebutkan oleh 13 persen
Pengetahuan remaja tentang Infeksi remaja wanita dan 15 persen remaja pria.
Menular Seksual (IMS) menunjukkan 79 persen
remaja wanita dan 92 persen remaja pria Sejumlah 11 persen remaja pria dapat
mengetahui syphilis, sedangkan 35 persen remaja menyebutkan dua atau lebih gejala PMS pada
wanita dan 19 persen remaja pria mengetahui pria, dan hanya 3 persen remaja yang dapat
gonorrhea. Pengetahuan tentang genital herpes menyebutkan gejala PMS pada wanita. Pria dan
masih tergolong rendah (24 persen remaja wanita wanita yang berumur lebih matang, tinggal di area
dan 4 persen remaja pria), sedangkan pengetahuan perkotaan, dan berpendidikan tinggi lebih
mengenai condylomata, chancroid, chlamydia, cenderung mengetahui gejala-gejala PMS.
xxviii Ringkasan
Peta Indonesia xxix
xxx Peta Indonesia
PENDAHULUAN 1
1.1 Latar belakang
Terminologi 'remaja' telah diterjemahkan menjadi beberapa arti. Pada dasarnya, remaja adalah
masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja. Secara lengkap, definisi 'remaja' harus mempertim-
bangkan perubahan biologis, psikologi dan sosial. Perubahan biologis menekankan pada terjadinya masa
pubertas yang mengubah bentuk tubuh anak-anak menjadi seorang remaja yang matang secara fisik dan
seksual. Definisi psikologis membedakan terminologi 'remaja' pada perubahan tugas-tugas yang harus
dicapai, masing-masing berkaitan dengan tugas utama yaitu pencapaian identitas personal. Definisi sosio-
logis menjelaskan bahwa remaja adalah status di dalam suatu masyarakat, khususnya sebagai periode
transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa (http://site.sinauer.com/cobb/chapter01.html, 3 April 2013).
Umur telah digunakan untuk membedakan kelompok remaja menurut pertumbuhan fisiknya, se-
perti masa remaja 'awal' (11-13 tahun), remaja 'tengah' (14-18 tahun) dan remaja 'akhir' (19-24 tahun) (The
American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, 2008). WHO mendefinisikan “dewasa” untuk
mencakup semua orang yang berumur 10-19 tahun (WHO, 1989 dalam Khan dan Mishra 2008),
Kementerian Kesehatan Indonesia mendefinisikan ulang kelompok ini sebagai orang-orang yang hanya
berumur 10-19 dan tidak kawin. Sedangkan menurut BKKBN kelompok umur remaja adalah 10-24 tahun
dan tidak kawin (BKKBN, 2012).
Dalam Kesehatan Reproduksi Remaja yang merupakan komponen dari Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, kelompok umur responden difokuskan pada pria dan wanita 15-24
tahun yang belum kawin. Kesepakatan ini dimaksudkan untuk memastikan kecukupan jumlah responden
atas perilaku berisiko seperti menghisap tembakau, mengkonsumsi minuman keras, menggunakan obat
terlarang, dan keterikatan dalam hubungan seksual. Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, ada 40,4 juta
penduduk berumur 15-24 tahun yang terdiri dari 16,6 juta pria dan 12,8 juta wanita dengan status belum
kawin (Tabel 1.1). Populasi inilah yang menjadi fokus survei ini.
Pria 20 – 24 Tahun
Belum kawin 3.877 72,6 2.880 64,8 6.757 69,1
Kawin 1.460 27,4 1.562 35,2 3.022 30,9
Total 5.337 100,0 4.442 100,0 9.779 100,0
Wanita 15 – 19 Tahun
Belum kawin 4.746 89,0 2.938 77,1 7.684 84,0
Kawin 588 11,0 872 22,9 1.460 16,0
Total 5.334 100,0 3.810 100,0 9.144 100,0
Wanita 20 – 24 Tahun
Belum kawin 2.787 51,1 1.321 29,3 4.108 41,2
Kawin 2.670 48,9 3.184 70,7 5.854 58,8
Jumlah 5.457 100,0 4.505 100,0 9.962 100,0
Pendahuluan 1
Baru-baru ini, tujuh lembaga pemerintahan di Indonesia ditugaskan untuk memetakan kebutuhan
remaja. Lembaga tersebut adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud),
Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Sosial (Kemensos), Kementerian Agama (Kemenag),
Kementerian Pemberdayaan Wanita dan Perlindungan Anak (KPP dan PA), Kementerian Pemuda dan
Olahraga (Kemenpora), dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) juga telah membantu secara aktif dalam penyediaan
informasi, edukasi, dan pembinaan terhadap remaja di Indonesia sejak tahun 1986.
2 Pendahuluan
1.4.1 Kuesioner Survei
Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2012 menggunakan empat macam kuesioner: kuesioner
rumah tangga, kuesioner wanita usia subur, kuesioner pria kawin, dan kuesioner remaja pria. Karena
dalam SDKI 2012 cakupan survei dari wanita pernah kawin berumur 15-49 tahun (SDKI 2007) diubah
menjadi semua wanita berumur 15-49 tahun, kuesioner untuk wanita usia subur ditambah dengan
pertanyaan-pertanyaan untuk wanita belum pernah kawin yang berumur 15-24 tahun. Pertanyaan-
pertanyaan ini sebelumnya adalah bagian dari kuesioner Survei Reproduksi Remaja Indonesia (SKKRI)
tahun 2007. Pertanyaan yang ditujukan pada wanita berumur 15-24 tahun dan belum kawin juga ditambah
dengan beberapa pertanyaan mengenai karakteristik latar belakang, pengetahuan tentang sistem repro-
duksi manusia, sikap terhadap pernikahan dan mempunyai anak, peran keluarga, sekolah, masyarakat dan
media, penggunaan tembakau, minuman keras dan obat-obatan terlarang, pacaran dan kegiatan seksual.
Kuesioner untuk pria berumur 15-24 tahun dan belum pernah kawin mencakup pertanyaan yang
sama bagi wanita 15-24 tahun dan belum pernah kawin. Pertanyaan-pertanyaan yang secara khusus
diajukan kepada wanita berumur 15-24 tahun dan belum pernah kawin adalah:
·
Pertanyaan tambahan mengenai latar belakang karakteristik
·
Pengetahuan mengenai sistem reproduksi manusia
·
Sikap terhadap perkawinan dan anak
·
Peran keluarga, sekolah, masyarakat, dan media
·
Konsumsi minuman keras dan tembakau
·
Pacaran dan kegiatan seksual
Kuesioner untuk pria berumur 15-24 tahun dan belum pernah kawin berisi pertanyaan yang sama
seperti yang ditanyakan kepada wanita berumur 15-24 tahun dan belum pernah kawin.
1.4.3 Pelatihan
Sebanyak 922 orang yang terdiri dari 376 pria dan 546 wanita berpartisipasi dalam pelatihan pen-
cacah SDKI 2012. Pelatihan dilaksanakan pada bulan Mei 2012 selama 12 hari untuk pencacah remaja dan
7 hari untuk pencacah pria tidak kawin di 9 pusat pelatihan (Batam, Bukittinggi, Banten, Yogyakarta, Den-
pasar, Banjarmasin, Makasar, Manokwari, dan Jayapura). Pelatihan meliputi presentasi kelas, uji coba
wawancara, dan tes. Pada tiap pusat pelatihan, peserta dikelompokkan menjadi tiga jenis kelas yang berbe-
da, masing-masing untuk wanita, pria kawin, dan remaja pria. Seluruh peserta dilatih dengan
menggunakan kuesioner rumah tangga dan individu.
Pendahuluan 3
1.4.4 Pengumpulan Data
Komponen survei KRR dari SDKI 2012 merekrut 119 tim pewawancara untuk pengumpulan data.
Setiap tim terdiri dari 8 pewawancara, yaitu seorang pengawas pria, seorang editor lapangan wanita,
empat orang pewawancara wanita, seorang pewawancara pria untuk remaja pria, dan seorang
pewawancara untuk pria kawin yang juga bertugas sebagai editor pewawancara remaja pria. Di Papua dan
Papua Barat masing-masing tim terdiri atas lima orang pewawancara: seorang pengawas pria yang juga
bertugas sebagai pewawancara pria kawin dan editor pewawancara remaja pria, seorang editor lapangan
wanita, dua orang pewawancara wanita, seorang pewawancara pria kawin dan remaja pria. Pelaksanaan
lapangan berlangsung antara 7 Mei hingga 31 Juli 2012.
4 Pendahuluan
PROFIL REMAJA 2
Temuan Utama:
· Di antara remaja wanita, 72 persen berumur 15-19 tahun dan 29 persen
berumur 20-24 tahun dengan proporsi masing-masing 62 persen dan 38
persen.
· Enam puluh satu persen remaja wanita dan 56 persen remaja pria tinggal di
daerah perkotaan.
· Enam puluh enam persen rumah tangga tidak memiliki remaja, 25 persen
memiliki seorang remaja, dan 9 persen memiliki dua orang remaja atau lebih.
· Pada sebagian besar rumah tangga, responden adalah anak dari kepala
rumah tangga (74 persen remaja wanita dan 78 persen remaja pria).
Sebaliknya, 4 persen remaja wanita dan 3 persen remaja pria adalah kepala
rumah tangga.
· Baik remaja wanita maupun pria, responden di perkotaan cenderung memiliki
tingkat pendidikan yang lebih tinggi daripada responden di perdesaan.
· Empat pulut tujuh persen remaja wanita dan 43 persen remaja pria berhenti
sekolah karena tidak mempunyai biaya untuk sekolah; 24 persen remaja
wanita dan 8 persen remaja pria mengatakan tidak ingin sekolah lagi.
· Tiga belas persen remaja wanita dan 16 persen remaja pria berada di kuantil
terbawah, sedangkan 50 persen remaja wanita dan 42 persen remaja pria
berada di dua kuantil teratas.
Profil Remaja 5
Tabel 2.1 Karakteristik latar belakang responden
Distribusi persentase wanita belum kawin umur 15 -24 tahun dan pria belum kawin umur 15-24 tahun menurut karakteristik latar belakang,
Indonesia 2012
Umur (tahun)
15 17,3 1.453 1.497 13,1 1.433 1.432
16 16,8 1.412 1.462 14,5 1.597 1.577
17 15,2 1.278 1.305 12,8 1.410 1.413
18 11,9 1.003 1.056 11,4 1.248 1.218
19 10,4 872 895 10,4 1.147 1.135
15-19 71,5 6.018 6.215 62,2 6.835 6.775
20 8,4 705 783 9,5 1.048 1.079
21 6,8 576 636 8,1 893 920
22 5,2 439 525 7,8 861 837
23 4,5 382 415 6,3 690 715
24 3,5 298 328 5,9 653 654
20-24 28,5 2.401 2.687 37,8 4.145 4.205
Daerah tempat tinggal
Perkotaan 60,8 5.121 5.304 56,1 6.154 5.937
Perdesaan 39,2 3.298 3.598 43,9 4.826 5.043
Pendidikan
Tidak sekolah 0,6 54 66 0,5 59 80
Tidak tamat SD 1,9 157 216 4,1 448 554
Tamat SD 5,0 421 423 9,4 1.036 833
Tidak tamat SMTA 49,5 4.171 4.219 50,6 5.560 5.360
Tamat SMTA + 42,9 3.615 3.978 35,3 3.877 4.153
Jumlah 100,0 8.419 8.902 100,0 10.980 10.980
Tabel 2.3 menunjukkan distribusi persentase wanita dan pria belum kawin yang berumur 15-24
tahun menurut hubungan dengan kepala rumah tangga. Pada sebagian besar rumah tangga, responden
adalah anak dari kepala rumah tangga (74 persen remaja wanita dan 78 persen remaja pria). Hal ini
terutama berlaku untuk remaja wanita dan pria yang berumur 15-19 tahun masing-masing 77 persen dan
81 persen. Ini adalah kebiasaan umum di Indonesia, bahwa remaja masih tinggal bersama orang tua
6 Profil Remaja
mereka sampai mereka menyelesaikan SMTA. Di samping itu, banyak juga remaja yang masih tinggal
dengan orang tua mereka setelah menikah.
Jumlah responden yang menjadi kepala rumah tangga sedikit meningkat dalam lima tahun
terakhir, yaitu 4 persen wanita pada tahun 2012 dibandingkan dengan 3 persen pada tahun 2007; dan 3
persen pria pada tahun 2012 dibandingkan dengan 2 persen pada tahun 2007. Proporsi responden yang
tinggal dengan orangtua tidak berubah banyak sejak tahun 2007 (74 persen di kedua tahun untuk wanita,
sedangkan untuk pria masing-masing 74 dan 78 persen). Ada sedikit variasi menurut jenis kelamin. Hanya
sebagian kecil remaja yang tinggal di rumah tangga yang kepala rumah tangganya adalah saudara kandung
mereka (masing-masing 2 persen).
Catatan: Jumlah mungkin tidak mencapai 100 persen karena ada data yang hilang
Profil Remaja 7
Tabel 2.4. Kegiatan saat ini
Distribusi persentase wanita belum kawin umur 15 -24 tahun dan pria belum kawin umur 15-24 tahun menurut kegiatan saat ini dan
karakteristik latar belakang, Indonesia 2012
Tidak
Hanya Hanya Sekolah dan
sekolah/ Lainnya Jumlah
sekolah bekerja bekerja
Karakteristik latar belakang bekerja Jumlah remaja
WANITA BELUM KAWIN
Umur
15-19 55,2 18,8 10,0 15,9 0,1 100,0 6.018
20-24 23,7 47,4 12,3 16,4 0,2 100,0 2.401
Daerah tempat tinggal
Perkotaan 45,6 31,8 10,6 11,9 0,1 100,0 5.121
Perdesaan 47,2 19,5 10,7 22,4 0,1 100,0 3.298
Pendidikan
Tidak tamat SD 8,3 47,4 0,2 43,8 0,3 100,0 211
Tamat SD 4,4 54,4 0,9 40,3 0,0 100,0 421
Tidak tamat SMTA 64,0 16,0 10,2 9,7 0,1 100,0 4.171
Tamat SMTA ke atas 32,8 35,2 13,0 18,9 0,1 100,0 3.615
Jumlah 46,2 27,0 10,7 16,0 0,1 100,0 8.419
2.2 PENDIDIKAN
2.2.1 Jenjang Pendidikan
Pendidikan adalah faktor penentu utama dari gaya hidup dan status seseorang dalam masyarakat.
Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang ditamatkan memiliki pengaruh
yang kuat terhadap pengetahuan dan perilaku yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Tabel 2.5
menunjukkan distribusi persentase responden KRR menurut tingkat pendidikan tertinggi yang
ditamatkan, umur dan daerah tempat tinggal. Kategori "Tidak tamat SD" mencakup responden yang tidak
sekolah. Kategori "Tidak tamat SMTA" mencakup responden yang mengikuti sekolah menengah tingkat
atas (SMTA) tetapi tidak tamat pada tahun ketiga.
Data Tabel 2.5 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat pendidikan menurut karakteristik
latar belakang. Sebagian besar responden pernah mengikuti pendidikan formal. Proporsi responden yang
tidak/belum tamat SD telah menurun dari 5 persen pada tahun 2007 menjadi 3 persen pada tahun 2012
untuk wanita dan 7 persen pada tahun 2007 menjadi 5 persen pada tahun 2012 untuk pria. Penurunan ini
sebagian dapat dikaitkan dengan program subsidi sekolah yang disponsori pemerintah yang dikenal
sebagai Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dimulai pada bulan Juli 2005. Tujuan
program ini adalah untuk mencapai pendidikan universal melalui sekolah menengah.
8 Profil Remaja
Secara keseluruhan, 43 persen remaja wanita dan 35 persen remaja pria telah menyelesaikan
pendidikan tingkat SMTA. Wanita mempunyai pendidikan yang lebih baik dibandingkan pria, 92 persen
wanita berpendidikan SMTA keatas, dibandingkan dengan 86 persen pria. Untuk remaja wanita maupun
pria, responden di perkotaan cenderung memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi daripada responden
di perdesaan.
Umur
15-19 2,3 5,0 64,4 28,3 100,0 6.018
20-24 2,9 5,1 12,2 79,8 100,0 2.401
Umur
15-19 3,8 7,7 67,0 21,5 100,0 6.835
20-24 5,9 12,3 23,7 58,1 100,0 4.145
Profil Remaja 9
Tabel 2.6 Alasan tidak sekolah
Distribusi persentase wanita belum kawin umur 15 -24 tahun dan pria belum kawin umur 15-24 tahun yang tidak bersekolah lagi, menurut
alasan berhenti sekolah, umur dan daerah tempat tinggal, Indonesia 2012
Tidak
Sudah
Membantu Tidak Perlu suka/ Tidak Sekolah
selesai/ Mengurus Tidak
Hamil usaha ada cari tidak lulus terlalu Lainnya
merasa ART lain menjawab
Karakterisitik keluarga biaya uang ingin ujian jauh Jumlah
cukup
latar belakang sekolah Jumlah remaja
WANITA BELUM KAWIN
Umur
15-19 19,6 0,4 0,2 1,4 40,4 14,2 3,7 0,6 1,5 17,3 0,6 100,0 2.090
20-24 30,7 0,0 0,5 1,3 33,0 21,1 3,6 0,3 1,1 7,7 0,7 100,0 1.531
Jumlah 24,3 0,2 0,3 1,4 37,3 17,1 3,7 0,5 1,4 13,2 0,7 100,0 3.621
Tempat tinggal
Perkotaan 25,4 0,2 0,2 1,4 35,0 22,5 2,9 0,3 0,4 11,2 0,5 100,0 2.237
Perdesaan 22,4 0,3 0,5 1,3 41,0 8,5 4,9 0,7 2,9 16,4 1,0 100,0 1.384
Jumlah 24,3 0,2 0,3 1,4 37,3 17,1 3,7 0,5 1,4 13,2 0,7 100,0 3.621
PRIA BELUM KAWIN
Umur
15-19 5,3 0,0 0,3 3,1 42,4 18,1 13,3 0,4 1,4 15,4 0,5 100,0 2.625
20-24 10,2 0,0 0,1 3,5 43,1 26,2 7,1 0,4 0,9 8,0 0,5 100,0 3.346
Jumlah
Tempat tinggal
Perkotaan 10,0 0,0 0,1 3,3 39,9 27,3 8,4 0,3 0,3 10,0 0,6 100,0 3.236
Perdesaan 5,7 0,0 0,3 3,3 46,2 17,2 11,5 0,6 2,2 12,7 0,4 100,0 2.735
Jumlah 8,0 0,0 0,2 3,3 42,8 22,6 9,8 0,4 1,1 11,3 0,5 100,0 5.971
10 Profil Remaja
(66 dan 78 persen untuk wanita, sedangkan untuk pria masing-masing 61 dan 69 persen). Mayoritas
remaja di perkotaan (84 persen wanita dan 80 persen pria) berada di tiga kuintil kekayaan teratas.
Sebaliknya, 73 persen remaja wanita dan 79 persen remaja pria di daerah perdesaan berada di tiga kuintil
kekayaan terbawah.
Tabel 2.7 juga menunjukkan hubungan erat antara pendidikan dan status kekayaan. Responden
yang berpendidikan tinggi lebih baik dibandingkan responden yang berpendidikan rendah. Misalnya,
mayoritas responden yang berpendidikan tamat SMTA keatas (63 persen wanita dan 57 persen pria)
berada di dua kuintil kekayaan teratas, sedangkan responden yang tidak tamat SD (72 persen wanita dan
68 persen pria) berada di dua kuintil kekayaan terbawah.
Pendidikan
Tidak tamat SD 49,7 21,8 13,4 6,4 8,6 211
Tamat SD 27,8 21,5 21,5 8,7 20,4 421
Tidak tamat SMTA 16,0 20,6 21,3 20,2 21,9 4.171
Tamat SMTA + 6,1 12,4 18,9 26,2 36,4 3.615
Pendidikan
Tidak tamat SD 45,5 22,8 16,5 11,0 4,2 507
Tamat S D 30,5 32,4 21,1 11,6 4,3 1.036
Tidak tamat SMTA 17,3 21,9 23,3 20,1 17,5 5.560
Tamat SMTA + 7,4 13,2 22,0 23,5 33,9 3.877
Profil Remaja 11
12 Profil Remaja
KETERPAJANAN OLEH MEDIA MASSA 3
Temuan Utama:
· Tidak ada perbedaan dalam keterpajanan oleh media massa antara remaja
wanita dan remaja pria.
· Secara umum, lebih banyak remaja wanita dibandingkan dengan remaja pria
yang membaca pesan khusus di surat kabar/majalah dalam enam bulan
sebelum survei.
· Pesan yang paling sering disampaikan melalui ketiga media massa adalah
mengenai obat-obatan dan minuman keras, sedangkan yang paling jarang
disampaikan adalah mengenai penundaan usia perkawinan.
· Pesan yang paling sering dilihat di televisi adalah mengenai HIV/AIDS (53
persen remaja wanita dan 57 persen remaja pria).
B erdasarkan Pasal 137 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pemerintah
berkewajiban menjamin agar remaja dapat memperoleh edukasi, pesan, dan layanan mengenai
kesehatan remaja agar mampu hidup sehat dan bertanggung jawab (Depkes, 2009). Ini berarti
bahwa pemerintah harus bertanggung jawab untuk mengontrol kualitas dan kuantitas pesan yang
berkaitan dengan kesehatan, termasuk pesan spesifik mengenai anjuran penundaan usia perkawinan,
infeksi menular seksual (IMS) pada umumnya, HIV/AIDS pada khususnya, penggunaan kondom dalam
mencegah kehamilan, bahaya narkoba dan minuman keras, serta keluarga berencana (KB).
Peran media sangat penting dalam menyosialisasikan pesan tersebut. Menyadari pentingnya
media massa, KRR sebagai komponen SDKI 2012 mengumpulkan pesan mengenai keterpajanan remaja
pria dan remaja wanita berumur 15-24 tahun yang belum kawin oleh berbagai jenis media massa. Secara
khusus, para responden ditanya berapa sering mereka membaca koran atau majalah, mendengarkan radio,
atau menonton televisi dalam seminggu. Pesan ini berguna dalam menentukan saluran media yang
digunakan dalam menyosialisasikan program yang sesuai untuk mereka. Selain itu, pertanyaan itu sangat
penting untuk diketahui kemungkinan keterpaparan responden oleh masing-masing media massa.
Umur
15-19 18,3 28,0 87,7 7,4 8,3 6.018
20-24 24,2 28,8 88,4 9,7 7,5 2.401
Tempat tinggal
Perkotaan 23,4 30,6 89,0 9,7 6,3 5.121
Perdesaan 14,5 24,4 86,2 5,4 10,9 3.298
Pendidikan
Tidak tamat SD 2,1 16,2 73,2 1,9 25,9 211
Tamat SD 10,3 29,8 84,3 4,6 10,2 421
Tidak tamat SMTA 17,4 26,9 88,7 6,7 7,6 4.171
Tamat SMTA+ 25,0 30,2 88,3 10,4 7,4 3.615
Jumlah 19,9 28,2 87,9 8,1 8,1 8.419
Secara umum, responden yang lebih tua, mereka yang tinggal di daerah perkotaan, dan remaja
dengan pendidikan menengah ke atas lebih besar kemungkinannya untuk terpajan oleh media massa.
Kecenderungan serupa juga terlihat pada SKRRI 2007. Namun, fakta menarik terlihat ketika mem-
bandingkan hasil SKRRI 2007 dengan KRR sebagai komponen dari SDKI 2012. Persentase wanita dan
pria yang belum pernah kawin yang membaca surat kabar atau majalah dan mendengarkan radio lebih
rendah pada tahun 2012, sedangkan persentase responden yang menonton televisi lebih tinggi pada tahun
2012. Kecenderungan ini terdapat di semua kelompok umur, daerah tempat tinggal (perkotaan-
perdesaan), dan tingkat pendidikan responden. Tabel Lampiran A.3.1.1 dan A.3.1.2 menunjukkan variasi
dalam keterpajanan oleh media massa per provinsi.
Tabel Lampiran A.3.2.1 dan A.3.2.2 menunjukkan variasi dalam keterpajanan oleh media massa
per provinsi.
Umur
15-19 6,9 28,8 13,7 15,0 46,3 39,7 13,2 4.718
20-24 9,6 35,5 20,0 25,2 52,3 43,3 18,7 2.761
Tempat tinggal
Perkotaan 8,6 35,5 18,0 22,5 52,2 43,6 17,5 4.278
Perdesaan 6,9 25,6 13,3 13,7 43,5 37,6 12,2 3.201
Pendidikan
Tidak tamat SD 2,3 17,7 8,5 13,8 33,1 31,2 10,8 260
Tamat SD 9,4 24,7 14,5 15,7 39,7 38,2 10,6 667
Tidak tamat
SMTA 6,5 28,7 13,9 15,6 48,2 40,5 14,1 3.786
Tamat SMTA+ 10,0 37,6 19,9 24,2 52,5 43,4 18,4 2.766
Jumlah 7,9 31,3 16,0 18,7 48,5 41,0 15,2 7.479
Tempat tinggal
Perkotaan 30,6 58,5 17,1 54,2 78,9 60,0 42,3 5.075
Perdesaan 19,2 43,6 12,4 33,2 70,7 56,4 36,4 3.203
Pendidikan
Tidak tamat SD 14,0 12,9 2,2 9,7 39,8 29,6 12,4 186
Tamat SD 10,9 19,6 4,2 21,9 55,9 43,2 23,4 403
Tidak tamat
SMTA 23,0 48,0 11,5 36,2 75,3 59,3 36,4 4.119
Tamat SMTA+ 32,2 64,1 21,5 62,2 80,1 60,9 47,5 3.571
Umur
15-19 18,0 53,4 24,3 47,3 78,0 71,4 33,2 6.659
20-24 19,8 63,1 32,7 67,0 82,3 73,9 42,2 4.021
Tempat tinggal
Perkotaan 21,0 64,8 31,5 64,9 83,6 74,5 42,1 6.070
Perdesaan 15,6 47,0 22,2 41,4 74,5 69,4 29,3 4.610
Pendidikan
Tidak tamat SD 14,5 23,1 12,6 30,4 56,2 49,2 17,0 454
Tamat SD 11,7 38,4 18,2 43,9 67,4 60,1 26,9 1.001
Tidak tamat
SMTA 16,2 53,5 23,2 46,8 78,6 72,7 31,6 5.410
Tamat SMTA+ 24,5 71,1 37,8 71,7 87,1 77,7 48,5 3.816
Jumlah 18,7 57,1 27,5 54,7 79,7 72,3 36,6 10.680
Secara umum untuk semua topik, responden wanita dan pria yang lebih tua, mereka yang tinggal di
daerah perkotaan, dan dengan pendidikan menengah ke atas lebih besar kemungkinannya untuk menonton
pesan tertentu dari televisi. Namun, ada beberapa pengecualian untuk pria dan wanita yang belum pernah
kawin yang mengakses pesan tentang penundaan umur perkawinan. Wanita dan pria yang tidak tamat SD
lebih banyak yang terpapar oleh informasi tersebut melalui televisi dibanding dengan mereka yang sudah
tamat SD.
Tabel Lampiran A.3.3.1, A.3.3.2, A.3.4.1 dan A.3.4.2 menunjukkan variasi dalam keterpajanan
oleh radio dan televisi per provinsi.
I nformasi tentang pengetahuan kesehatan reproduksi manusia dan pengalaman pubertas remaja di-
kumpulkan dalam komponen Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) dalam SDKI tahun 2012. Bagian
4 ini membahas peran masyarakat, sekolah, keluarga, dan media masa sebagai sumber-sumber
informasi kesehatan reproduksi manusia, seksualitas, dan Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk
Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immunodeficiency syndrome (AIDS).
SDKI tahun 2012 menanyakan apakah responden pernah mendengar tempat remaja dapat
memperoleh informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja. Mereka yang menyatakan pernah,
lebih lanjut ditanyakan untuk menyebutkan tempat yang menyediakan pelayanan tersebut. Pilihan
jawaban meliputi Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR), Pusat
Informasi Kesehatan Reproduksi (PKRR-PIKER), Youth Center, dan beberapa tempat pelayanan sejenis
lainnya. Organisasi-organisasi ini menyediakan informasi dan konseling terhadap kesehatan reproduksi
remaja. Program-program ini dapat dilaksanakan di sekolah, karang taruna, masjid, dan pondok
pesantren. Saat ini PIK-KRR dan organisasinya telah berubah nama menjadi Pusat Informasi dan
Konseling Remaja (PIK-Remaja).
Kegiatan PIK-Remaja ada di tingkat kecamatan dan dikembangkan oleh Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sejak tahun 2001. PIK-Remaja menyediakan pelayanan
informasi dan konseling kesehatan reproduksi, khususnya tentang masalah seksualitas, HIV/AIDS, dan
penyalahgunaan obat terlarang. Kelompok kegiatan ini dikelola oleh, dari, dan untuk remaja di tingkat
kecamatan dengan dukungan dan pembinaan BKKBN dan sektor terkait. Jumlah PIK-Remaja pada tahun
2009 mendekati 5.284 kelompok, yang berarti hampir setiap kecamatan memiliki satu PIK Remaja.
4.1.3 Menstruasi
Bagian ini memfokuskan pengalaman responden wanita terhadap informasi menstruasinya.
Mereka ditanyakan tentang umur pada saat pertama kali menstruasi dan apakah mereka membicarakan
pengalaman menstruasinya itu dengan seseorang. Hasil penelitian menyarankan remaja wanita pada
kelompok umur 12-14 tahun harus memperoleh pengetahuan tentang masa subur.
Secara keseluruhan, 89 persen responden wanita mengalami haid pertama pada umur 12-15 tahun.
Temuan ini serupa dengan studi yang dilaksanakan oleh Lembaga Demografi Universitas Indonesia yang
menunjukkan bahwa 84 persen responden mengalami haid pertama pada umur 12-15 tahun (Lembaga
Demografi Universitas Indonesia, et al. 2002).
Kepada responden wanita juga ditanyakan apakah mereka membicarakan menstruasi pada saat
pertama kali mereka mendapat haid. Hasil survei menyarankan, remaja wanita perlu dibekali agar mereka
mendapat cukup informasi menjelang haid pertamanya.
Tabel 4.4. memberikan informasi, secara keseluruhan 53 persen responden wanita membicarakan
pengalaman haid pertama mereka dengan teman dan 41 persen dengan ibunya. Pihak lain yang sedikit
diajak berdiskusi adalah saudara kandung, guru, saudara, pemuka agama, atau petugas pelayanan
kesehatan.
Tabel 4.4. Diskusi remaja wanita tentang haid sebelum mendapat haid yang pertama kali
Dinyatakan dalam persentase wanita belum kawin umur 15-24 tahun yang telah
mendapat haid yang mendiskusikan masalah haid dengan seseorang sebelum ia
mendapat haid pertamakali, Indonesia 2012
Umur (tahun)
Seseorang yang diajak diskusi 15-19 20-24 Jumlah
Teman 53,6 50,8 52,8
Ibu 38,6 45,2 40,5
Ayah 0,7 1,0 0,8
Saudara 12,5 14,7 13,1
Kerabat 7,0 8,0 7,3
Guru 13,5 9,7 12,4
Petugas kesehatan 0,3 0,7 0,4
Pemimpin agama 1,0 0,9 1,0
Lainnya 1,0 1,6 1,2
Tidak satupun 24,8 24,0 24,6
Jumlah 5.988 2.391 8.379
Tabel 4.5. Umur remaja pria pada saat pertama kali mengalami mimpi basah
Dinyatakan dalam persentase pria belum kawin umur 15-24 tahun yang telah mengalami mimpi basah menurut umur pada saat mengalami
mimpi basah pertama kali, Indonesia 2012
Umur saat Umur saat mengalami mimpi basah pertama (tahun)
survei Tidak Tidak
(tahun) < 10 11 12 13 14 15 16 17+ jawab pernah Persen Jumlah
15 1,0 2,8 10,5 26,1 30,3 10,1 0,0 0,0 0,4 18,9 100,0 1.433
16 1,6 2,2 7,7 19,5 28,9 26,5 3,8 0,0 0,1 9,6 100,0 1.597
17 0,5 1,2 6,6 11,1 26,3 30,5 15,1 2,1 0,1 6,5 100,0 1.410
18 0,3 1,6 7,2 13,5 22,9 25,6 15,7 8,0 0,0 5,3 100,0 1.248
19 0,8 0,7 5,4 14,8 20,7 23,1 16,3 13,8 0,4 3,9 100,0 1.147
20 0,5 1,3 3,8 9,4 21,2 25,0 14,6 18,4 0,8 5,1 100,0 1.048
21 0,8 1,4 3,6 10,1 26,3 18,6 14,9 20,3 0,4 3,6 100,0 893
22 0,1 0,6 4,7 12,6 26,0 21,6 11,8 19,1 0,4 3,2 100,0 861
23 0,1 0,2 5,0 16,4 21,9 23,0 10,0 19,9 0,4 3,1 100,0 690
24 0,1 1,5 4,7 15,3 22,1 24,8 9,7 17,3 0,4 4,1 100,0 653
Jumlah 0,7 1,5 6,3 15,4 25,2 22,9 10,7 9,8 0,3 7,2 100,0 10.980
Responden pria juga ditanyakan apakah mereka pernah membicarakan mimpi basah dengan
seseorang sebelum mereka mendapat mimpi basah pertama kali. Jawabannya disajikan dalam Tabel 4.5.
Tabel ini menginformasikan bahwa separuh responden pria tidak pernah membicarakan pengalaman
mimpi basah pertama kalinya kepada siapapun, tetapi responden pria utamanya membicarakan mimpi
basah sebelum mendapatkan mimpi basah pertama kali kepada teman (40 persen) dan kepada guru (18
persen). Responden pria kelompok umur 15-19 tahun lebih banyak membicarakan mimpi basah sebelum
mendapat mimpi basah pertama kali kepada guru dibandingkan remaja pria kelompok umur 20-24 tahun.
Tabel 4.6. Lawan diskusi remaja pria tentang mimpi basah sebelum mengalaminya
untuk pertama kali
Dinyatakan dalam persentase pria belum kawin umur 15-24 tahun yang mendiskusi-
kan masalah mimpi basah dengan seseorang sebelum mereka mengalaminya,
Indonesia 2012
Umur (tahun)
Seseorang yang diajak diskusi 15-19 20-24 Jumlah
Teman 47,1 49,9 48,2
Ibu 1,7 1,3 1,5
Ayah 1,4 1,2 1,3
Saudara 1,5 1,4 1,5
Kerabat 1,2 1,1 1,2
Guru 20,2 14,0 17,8
Petugas kesehatan 0,1 0,2 0,2
Pemimpin agama 3,8 5,3 4,4
Lainnya 0,5 0,7 0,5
Tidak satupun 52,0 46,4 49,8
Jumlah 6.209 3.984 10.192
Secara keseluruhan, Gambar 4.1. menunjukkan hanya 1 dari 6 remaja wanita dan 1 dari 10 remaja
pria mempunyai pemahaman yang benar tentang siklus masa haid dimana seorang wanita mempunyai
peluang untuk menjadi hamil. Tabel Lampiran A-4.1 menunjukkan variasi persentase remaja wanita dan
pria umur 15-24 tahun yang mempunyai pemahaman yang benar tentang masa subur seorang wanita
menurut provinsi.
Pada komponen KRR dalam SDKI 2012, responden remaja ditanya apakah seorang wanita
berisiko menjadi hamil dengan hanya sekali melakukan hubungan seksual. Pengetahuan tentang risiko
hamil dengan hanya sekali melakukan hubungan seksual membekali remaja menjadi lebih berhati-hati.
Tabel 4.9 menyajikan informasi tentang pengetahuan risiko kehamilan remaja.
Dari Tabel 4.8 dapat dijelaskan bahwa pengetahuan responden wanita dan pria tentang risiko hamil
akibat hubungan seksual yang hanya sekali dilakukan hampir sama, masing-masing 50 persen dan 51
persen. Gambaran responden wanita yang mengetahui risiko kehamilan dengan melakukan satu kali
hubungan seksual dicirikan oleh 35 persen kelompok umur 15-19 tahun, 34 persen tinggal di perkotaan,
dan 26 persen telah menyelesaikan tingkat pendidikan SLTA ke atas. Pola serupa juga ditemui pada
responden pria. Tabel Lampiran A.4.2 menunjukkan variasi pengetahuan remaja terhadap risiko
kehamilan menurut provinsi.
Jenis pemeriksaan Wanita belum kawin (umur) Pria belum kawin (umur)
kesehatan 15-19 20-24 Jumlah 15-19 20-24 Jumlah
Fisik 64,8 67,7 65,6 62,6 69,3 65,1
Darah 21,3 30,8 24,1 12,3 15,0 13,3
Air seni 7,3 10,9 8,4 4,4 6,0 5,0
Lainnya 18,3 24,6 20,2 25,4 27,7 26,2
Tidak tahu 13,1 7,3 11,4 14,7 7,6 12,0
Tidak menjawab 0,0 0,0 0,0 0,0 0,2 0,1
Jumlah 5.239 2.191 7.430 5.703 3.421 9.124
Tabel 4.9 menginformasikan, sebagian besar responden wanita berpendapat bahwa sebelum
pernikahan dibutuhkan pemeriksaan fisik (66 persen), darah (24 persen), dan lainnya (20 persen),
sedangkan responden pria cenderung berpendapat bahwa sebelum pernikahan pemeriksaan kesehatan
yang dibutuhkan adalah pemeriksaan fisik (65 persen) dan pemeriksaan lainnya (26 persen). Secara umum
responden pria dan wanita pada kelompok umur 20-24 tahun menyebutkan bahwa pemeriksaan fisik yang
dibutuhkan, masing-masing 69 persen dan 68 persen. Menurut SKRRI 2007, 10 persen remaja wanita dan
14 persen pria tidak dapat menyebutkan secara khusus apa jenis pemeriksaan kesehatan yang dibutuhkan
sebelum pernikahan. Kondisi tersebut tidak banyak berubah pada SDKI 2012 komponen kesehatan
reproduksi remaja, bahwa 12 persen responden pria dan 11 persen responden wanita tidak dapat
menyebutkan secara khusus jenis pemeriksaan kesehatan apa yang dibutuhkan sebelum pernikahan.
Kondisi pengetahuan remaja tentang anemia tahun 2012 masih tidak lebih baik dibandingkan
dengan kondisi mereka pada tahun 2007. Temuan ini serupa dengan studi remaja umur 15-24 tahun di 4
provinsi yang dilaksanakan oleh Lembaga Demografi Universitas Indonesia. Studi ini menemukan bahwa
88 persen remaja wanita dan pria memiliki persepsi kurang benar bahwa “anemia adalah kurang darah”
(Demoghraphic Institute et al., 2002). Tabel Lampiran A.4.3 menunjukkan variasi pengetahuan remaja
tentang anemia menurut provinsi.
Tabel Lampiran A.4.4.1 dan Tabel Lampiran A 4.4.2 menunjukkan variasi teman bicara yang
diajak berdiskusi mengenai kesehatan reproduksi menurut provinsi.
Tabel Lampiran A.4.5.1 dan Tabel Lampiran A 4.5.2 menunjukkan variasi sumber informasi
kesehatan reproduksi yang disukai mengenai kesehatan reproduksi menurut provinsi.
Tabe l 4.15. Pengetahuan sumber informasi dan konseling tentang kesehatan reproduksi
Persentase wanita dan pria belum kawin umur 15-24 tahun yang mengetahui tempat pelayanan informasi dan konseling
kesehatan reproduksi remaja menurut karakteristik latar belakang, Indonesia 2012
Remaja wanita dan pria 15-24 tahun yang mengetahui sebuah tempat untuk pelayanan remaja:
persentase yang menyebutkan
Tdk
Remaja tahu/
Karakteristik latar wanita PIK PKRR- Youth Lain Tdk Tidak
belakang dan pria Jumlah KRR PIKER Center nya ingat terjawab Jumlah
WANITA BELUM KAWIN
Umur
15-19 7,2 6.018 10,9 2,0 1,2 31,3 54,4 0,1 434
20-24 10,6 2.401 10,7 3,1 6,6 29,9 53,3 0,2 255
Tempat tinggal
Perkotaan 9,6 5.121 9,5 3,2 4,1 32,0 52,8 0,2 491
Perdesaan 6,0 3.298 14,0 0,4 0,9 27,8 57,2 0,0 198
Pendidikan
Tak tamat SD 0,4 211 0,0 0,0 0,0 0,0 100,0 0,0 1
Tamat SD 2,1 421 0,0 0,0 0,0 3,0 97,0 0,0 9
Tak tamat 6,4 4.171 9,5 2,4 0,6 27,1 60,2 0,2 267
SMTA
Ta mat SMTA+ 11,4 3.615 11,5 2,5 5,0 33,8 49,1 0,1 412
Jumlah 8,2 8.419 10,8 2,4 3,2 30,8 54,1 0,2 689
PRIA BELUM KAWIN
Umur
15-19 5,4 6.835 11,8 4,2 1,7 34,1 48,5 0,3 368
20-24 6,7 4.145 7,8 1,2 2,0 28,7 57,9 2,6 279
Tempat tinggal
Perkotaan 7,9 6.154 10,0 2,8 2,3 30,1 53,7 1,5 489
Perdesaan 3,3 4.826 10,4 3,4 0,3 37,0 49,1 0,6 159
Pendidikan
Tak tamat SD 0,3 507 0,0 0,0 0,0 48,5 51,5 0,0 2
Tamat SD 1,2 1.036 9,7 0,0 3,6 28,8 57,9 0,0 12
Tak tamat 4,6 5.560 13,2 2,8 1,1 31,9 51,3 0,2 256
SMTA
Tamat SMTA+ 9,7 3.877 8,1 3,1 2,2 31,7 53,2 2,0 378
Jumlah 5,9 10.980 10,1 2,9 1,8 31,8 52,6 1,3 648
Tabel Lampiran A.4.6.1 dan Tabel Lampiran A 4.6.2 menunjukkan variasi informasi pusat-pusat
pelayanan informasi kesehatan reproduksi menurut provinsi.
Tempat Tinggal
Perkotaan 9,2 59,4 22,6 0,0 5.109
Perdesaan 8,8 58,8 17,3 0,0 3.255
Pendidikan
Tidak tamat SD 16,1 0,0 0,0 0,0 157
Tamat SD 28,5 0,0 0,0 0,0 421
Tidak Tamat SMTA 10,7 71,9 9,1 0,0 4.171
SMTA + 4,5 53,9 37,0 0,1 3.615
Tempat Tinggal
Perkotaan 6,9 57,4 19,3 0,1 6.134
Perdesaan 8,6 50,7 12,4 0,2 4.787
Pendidikan
Tidak tamat SD 12,9 0,0 0,0 0,0 448
Tamat SD 24,3 0,0 0,0 0,0 1.036
Tidak Tamat SMTA 7,2 68,5 7,9 0,2 5.560
SMTA + 3,2 55,3 34,5 0,1 3.877
Tidak tahu/tidak
Karakteristik latar belakang SD SLTP SLTA terjawab Jumlah
WANITA BELUM KAWIN
Umur
15-19 1,0 13,6 11,6 0,0 5.987
20-24 0,4 10,9 26,8 0,1 2.378
Tempat Tinggal
Perkotaan 0,7 12,8 18,2 0,0 5.109
Perdesaan 1,0 12,8 12,3 0,1 3.255
Pendidikan
Tidak tamat SD 0,8 0,0 0,0 0,0 157
Tamat SD 6,6 0,0 0,0 0,2 421
Tidak Tamat SMTA 0,7 16,8 6,3 0,0 4.171
SMTA + 0,3 10,2 29,5 0,1 3.615
Tempat Tinggal
Perkotaan 0,9 10,8 10,2 0,0 6.134
Perdesaan 0,8 9,8 4,9 0,2 4.787
Pendidikan
Tidak tamat SD 0,9 0,0 0,0 0,0 448
Tamat SD 4,2 0,0 0,0 0,0 1.036
Tidak Tamat SMTA 0,5 14,0 3,6 0,2 5.560
SMTA + 0,4 9,1 17,2 0,1 3.877
Tempat Tinggal
Perkotaan 3,3 47,6 33,8 0,0 5.109
Perdesaan 2,3 43,5 26,2 0,1 3.255
Pendidikan
Tidak tamat SD 4,9 0,0 0,0 0,4 157
Tamat SD 14,1 0,0 0,0 0,0 421
Tidak Tamat SMTA 3,0 60,5 16,3 0,1 4.171
SMTA + 1,4 36,6 52,6 0,1 3.615
Tempat Tinggal
Perkotaan 2,7 43,3 29,5 0,2 6.134
Perdesaan 2,7 37,7 18,4 0,1 4.787
Pendidikan
Tidak tamat SD 5,2 0,0 0,0 0,2 448
Tamat SD 8,6 0,0 0,0 0,0 1.036
Tidak Tamat SMTA 2,4 55,5 12,9 0,1 5.560
SMTA + 1,2 35,5 50,8 0,3 3.877
Tidak tahu/tidak
Karakteristik latar belakang SD SLTP SLTA terjawab Jumlah
WANITA BELUM KAWIN
Umur
15-19 1,2 26,9 20,1 0,1 5.987
20-24 0,6 12,6 35,8 0,2 2.378
Tempat Tinggal
Perkotaan 1,2 23,2 28,2 0,1 5.109
Perdesaan 0,8 22,3 18,9 0,2 3.255
Pendidikan
Tidak tamat SD 5,9 0,0 0,0 0,0 157
Tamat SD 4,3 0,0 0,0 0,0 421
Tidak Tamat SMTA 0,9 31,9 12,0 0,1 4.171
SMTA + 0,5 16,0 43,0 0,2 3.615
Tempat Tinggal
Perkotaan 0,9 26,2 24,9 0,0 6.134
Perdesaan 0,9 21,7 14,9 0,0 4.787
Pendidikan
Tidak tamat SD 2,6 0,0 0,0 0,0 448
Tamat SD 3,2 0,0 0,0 0,0 1.036
Tidak Tamat SMTA 0,6 33,2 11,5 0,0 5.560
SMTA + 0,5 20,6 41,3 0,0 3.877
I ndonesia telah memperhatikan permasalahan remaja yang berkaitan dengan kesehatan reproduksinya
(BKKBN, 2012). Program pemerintah untuk remaja difokuskan pada penyebarluasan informasi
melalui berbagai media massa dan sistem pendidikan formal maupun informal dengan tujuan untuk
menunda perkawinan dini di kalangan remaja dan untuk meningkatkan pengetahuan mereka tantang
keluarga berencana. Pengetahuan remaja mengenai keluarga berencana dapat meningkatkan kesempatan
mereka untuk memulai kehidupan reproduksi yang sehat. Penyediaan informasi, edukasi, dan komunikasi
tentang KB bagi remaja menjadi solusi untuk mengatasi masalah-masalah sosial, kependudukan dan
kesehatan; membantu remaja berperilaku sehat dengan menunda perkawinan dan kehamilan,
menjarangkan kelahiran, menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, dan mencegah terjadinya IMS.
Penundaan perkawinan dan kelahiran pada usia dini memberikan kesempatan kepada remaja untuk bisa
memperoleh pekerjaan ataupun melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Bab ini memberikan informasi tentang pengetahuan remaja akan berbagai alat/cara KB. Bab ini
juga menjelaskan tentang keinginan remaja untuk menggunakan metode kontrasepsi pada masa
mendatang dan pendapat mereka mengenai pelayanan KB yang sebaiknya tersedia bagi remaja seperti
informasi, konseling, dan penyediaan alat/cara KB. Selain itu, bab ini juga menyediakan informasi
mengenai perilaku remaja tentang penggunaan kondom. Topik-topik tersebut memberikan masukan
kepada pembuat kebijakan untuk merumuskan strategi dan kebijakan yang efektif dan efisien bagi remaja.
5.1 PENGETAHUAN TENTANG ALAT/CARA KB
Pengetahuan tentang alat/cara KB menjadi indikasi penting dalam penggunaannya. Pengetahuan
responden mengenai alat/cara KB diperoleh melalui pertanyaan sederhana: apakah mereka mengenali
metode kontrasepsi yang disebutkan. Namun, tentu saja pertanyaan seperti ini tidak dapat membuktikan
Keluarga Berencana 37
seberapa jauh pengetahuan mereka tentang alat/cara KB. SDKI Remaja tahun 2012 mengumpulkan
informasi tentang pengetahuan alat/cara KB dengan menanyakan apakah responden pernah mendengar
alat/cara untuk menunda atau menghindari kehamilan. Pada daftar pertanyaan dimuat tentang 10 metode
KB modern seperti sterilisasi wanita, sterilisasi pria, pil, IUD, suntikan, susuk KB, kondom,
intravag/diafragma, metode amenore laktasi (MAL), dan kontrasepsi darurat. Informasi juga
dikumpulkan pada dua metode tradisional, yaitu pantang berkala dan sanggama terputus. Selain itu,
dicatat juga metode tradisional atau cara-cara lain yang disebutkan oleh responden yaitu jamu dan pijat.
Tabel 5.1 menyajikan pengetahuan tentang alat/cara KB untuk semua wanita dan pria belum kawin
umur 15-24 tahun. Temuan menunjukkan bahwa pengetahuan tentang alat/cara KB di kalangan remaja
Indonesia telah tersebar luas. Remaja wanita cenderung lebih mengetahui suatu alat/cara KB
dibandingkan dengan remaja pria (95 persen berbanding 93 persen). Secara umum, rata-rata remaja
wanita mengetahui 5,1 jenis alat/cara KB, sementara remaja pria mengetahui 3,9 jenis alat/cara KB.
Alat/cara KB modern lebih dikenal remaja daripada alat/cara KB tradisional. Sembilan dari 10
remaja mengetahui setidaknya satu alat/cara KB modern, sementara tiga dari 10 remaja mengetahui paling
tidak satu alat/cara KB tradisional. Alat/cara KB yang paling banyak dikenal oleh wanita belum kawin
umur 15-24 tahun adalah pil dan suntikan (masing-masing 90 persen dan 89 persen), diikuti oleh kondom
(80 persen). Hanya sedikit remaja wanita yang mengetahui tentang kontrasepsi darurat (11 persen).
Seperti yang diharapkan, alat/cara KB yang paling banyak diketahui oleh pria belum kawin umur 15-24
tahun adalah kondom (89 persen). Pengetahuan tentang pil di antara remaja pria juga cukup tinggi (82
persen). Alat/cara KB yang paling tidak diketahui oleh remaja pria adalah intravag/diafragma (7 persen).
Gambar 5.1 menunjukkan bahwa remaja, terutama remaja pria, secara umum tidak terlalu
mengenal metode kontrasepsi jangka panjang. Sebagai contoh susuk KB hanya diketahui oleh 55 persen
wanita dan 25 persen pria, IUD dikenali oleh 50 persen wanita dan 21 persen, dan sterilisasi wanita
diketahui oleh 41 persen wanita dan 16 persen pria. Namun kesenjangan pengetahuan antara pria dan
wanita tentang alat/cara KB tidak terbukti pada pengetahuan akan sterilisasi pria, karena hanya 19 persen
wanita dan 11 persen pria mengetahuinya.
38 Keluarga Berencana
Gambar 4.1
Pengetahuan Remaja tentang Suatu Alat/Cara KB Modern
Sehubungan dengan pengetahuan tentang alat/cara KB tradisional, remaja wanita lebih mengenal
pantang berkala (26 persen) daripada sanggama terputus (21 persen). Pola sebaliknya terlihat pada pria,
mereka lebih mengenal sanggama terputus (33 persen) daripada pantang berkala (13 persen).
Pengetahuan tentang alat/cara KB di kalangan remaja kelompok umur 15-19 tahun dan kelompok
umur 20-24 tahun cukup tinggi. Remaja kelompok umur 20-24 tahun cenderung lebih mengetahui suatu
alat/cara KB dibandingkan dengan mereka pada kelompok umur 15-19 tahun. Sebagai contoh,
pengetahuan tentang alat/cara KB modern di antara wanita belum kawin kelompok umur 15-19 tahun
mencapai 94 persen dibandingkan dengan 97 persen pada wanita belum kawin kelompok umur 20-24
tahun (Tabel 5.1).
Pengetahuan tentang alat/cara KB di antara remaja wanita sedikit berubah sejak tahun 2007.
Pengetahuan tentang alat/cara KB modern tercatat 95 persen pada tahun 2012 (sama seperti pada tahun
2002-2003) dan 96 persen pada tahun 2007. Pengetahuan tentang alat/cara KB modern di antara remaja
pria tidak berubah sejak tahun 2007, tetap pada posisi 93 persen.
Tren dalam pengetahuan tentang alat/cara KB dapat dilihat dengan membandingkan data SDKI
2012 komponen KRR dengan data SKRRI 2007 (Gambar 5.2.1 dan Gambar 5.2.2). Sejak 2007, tidak
terjadi perubahan yang berarti dalam pengetahuan remaja tentang alat/cara KB. Persentase remaja wanita
yang mengetahui tentang alat/cara KB modern pada tahun 2012 sebesar 95 persen yang hampir sama
dengan persentase pada tahun 2007 (96 persen). Dalam lima tahun terakhir, pengetahuan tentang suatu
alat/cara KB di antara pria tetap 93 persen.
Jika dilihat lebih dalam tentang alat/cara kontrasepsi tertentu, Gambar 5.2.1 menunjukkan bahwa
pengetahuan wanita tentang hampir semua alat/cara KB modern dalam lima tahun terakhir terjadi
penurunan. Penurunan terbesar terlihat pada pengetahuan tentang IUD sebesar 7 persen, dari 57 persen
pada tahun 2007 menjadi 50 persen pada tahun 2012. Pola serupa terlihat pada remaja pria yang terdapat
pada gambar 5.2.2 yang menunjukkan penurunan dari 30 persen pada tahun 2007 menjadi 21 persen pada
tahun 2012.
Keluarga Berencana 39
Gambar 5.2.1
Tren Pengetahuan tentang Alat/Cara KB Modern pada Remaja Wanita
Gambar 5.2.1
Tren Pengetahuan tentang Alat/Cara KB Modern pada Remaja Wanita
Tabel lampiran A.5.1 menunjukkan perbedaan dalam pengetahuan tentang alat/cara KB menurut
provinsi.
40 Keluarga Berencana
Tabel 5,2 Keinginan untuk memakai alat/cara KB di masa yang akan datang
Distribusi persentase wanita dan pria belum kawin umur 15-24 tahun yang berkeinginan untuk menggunakan suatu alat/cara
KB di masa yang akan dating, menurut karakteristik latar belakang, Indonesia 2012
Tidak tahu
Tidak
Ingin Tidak ingin suatu Tidak
1 yakin/ tidak
memakai memakai alat/cara menjawab Jumlah
tahu
Karakteristik latar belakang KB Jumlah remaja
WANITA BELUM KAWIN
Umur
15-19 74,4 15,3 4,2 5,6 0,5 100,0 6.018
20-24 83,7 9,0 3,7 3,0 0,5 100,0 2.401
Tempat Tinggal
Perkotaan 79,8 12,7 3,8 3,3 0,5 100,0 5.121
Perdesaan 72,8 14,9 4,5 7,3 0,5 100,0 3.298
Pendidikan
Tidak tamat SD 44,6 12,8 4,8 37,7 0,1 100,0 211
Tamat SD 64,2 14,3 7,8 13,2 0,5 100,0 421
Tidak Tamat SMTA 74,0 16,2 3,9 5,3 0,5 100,0 4.171
SMTA + 84,1 10,3 3,7 1,4 0,5 100,0 3.615
Jumlah 77,1 13,5 4,0 4,8 0,5 100,0 8.419
PRIA BELUM KAWIN
Umur
15-19 60,1 16,3 15,1 8,2 0,2 100,0 6.835
20-24 69,3 12,1 14,7 3,9 0,1 100,0 4.145
Tempat Tinggal
Perkotaan 70,0 13,9 12,5 3,5 0,1 100,0 6.154
Perdesaan 55,4 15,7 18,1 10,5 0,2 100,0 4.826
Pendidikan
Tidak tamat SD 36,9 13,3 21,0 28,3 0,4 100,0 507
Tamat SD 51,2 16,6 17,9 14,3 0,0 100,0 1.036
Tidak Tamat SMTA 60,3 17,0 15,5 7,0 0,2 100,0 5.560
SMTA + 75,2 11,1 12,6 1,0 0,1 100,0 3.877
Jumlah 63,6 14,7 14,9 6,6 0,1 100,0 10.980
1
jumlah termasuk 51 wanita belum kawin yang dilaporkan sedang memakai alat/cara KBpada saat survei
Secara umum, distribusi wanita dan pria belum kawin yang berumur 15-24 tahun yang
mengatakan ingin memakai suatu alat/cara KB di masa mendatang cukup tinggi. Terdapat sekitar 77
persen wanita dan 64 persen pria yang menyatakan ingin memakai suatu alat/cara KB pada masa masa
yang akan datang. Remaja pria cenderung menyatakan tidak ingin memakai alat/cara KB pada masa
mendatang dibandingkan dengan remaja wanita (15 persen berbanding 4 persen). Di antara para remaja
tersebut, 14 persen wanita dan 15 persen pria menyatakan tidak yakin apakah akan menggunakan alat/cara
KB atau tidak pada masa yang akan datang.
Remaja yang berumur 20-24 tahun cenderung lebih ingin menggunakan alat/cara KB pada masa
mendatang dibandingkan dengan remaja pada kelompok umur lebih muda (15-19 tahun). Sebagai contoh,
distribusi remaja wanita kelompok umur 15-19 tahun yang menyatakan ingin memakai suatu alat/cara KB
pada masa yang akan datang sebesar 74 persen, sedangkan keinginan remaja wanita mencapai 84 persen
pada kelompok umur 20-24 tahun. Remaja yang tinggal di perkotaan dan memiliki pendidikan lebih tinggi
cenderung menyatakan lebih ingin memakai alat/cara KB pada masa mendatang dibandingkan dengan
remaja yang tinggal di perdesaan dan berpendidikan lebih rendah. Sebagai contoh, sebesar 37 persen
remaja pria yang tidak tamat SD menyatakan bahwa mereka ingin memakai alat/cara KB pada masa yang
akan datang, sedangkan keinginan remaja pria yang tamat SMA mencapai 75 persen.
Distribusi remaja yang ingin menggunakan cara/alat KB pada masa mendatang meningkat dalam
lima tahun terakhir, terutama pada remaja pria. Pada tahun 2007, ada 37 persen pria yang menyatakan
ingin menggunakan alat/cara KB pada masa mendatang, sedangkan pada tahun 2012, 64 persen pria
Keluarga Berencana 41
menyatakan ingin menggunakan alat/cara KB pada masa mendatang. Keinginan untuk memakai alat/cara
KB pada masa mendatang sedikit meningkat dari 72 persen pada tahun 2007 menjadi 77 persen pada tahun
2012.
Tabel lampiran A.5.2.1 dan Tabel Lampiran A.5.2.2 menunjukkan perbedaan dalam keinginan
untuk menggunakan alat/cara KB di masa mendatang menurut provinsi.
42 Keluarga Berencana
Tab el 5.3 Pendapat terhadap penyediaan pelayanan KB untuk remaja
Persentase wanita dan pria belum kawin umur 15-24 tahun yang berpendapat bahwa pelayanan KB perlu tersedia untuk remaja,
menurut jenis pelayanan dan karakteristik latar belakang, Indonesia 2012.
Penyediaan
Karakteristik latar belakang Informasi Konsultasi alat/cara KB Suatu pelayanan KB Jumlah
WANITA BELUM KAWIN
Umur
15-19 74,2 62,2 35,4 77,8 6.018
20-24 81,4 71,4 38,7 84,0 2.401
Tempat Tinggal
Perkotaan 80,2 69,4 38,2 83,4 5.121
Perdesaan 70,1 57,7 33,5 73,6 3.298
Pendidikan
Tidak tamat SD 38,8 35,8 26,0 44,6 211
Tamat SD 57,4 49,8 34,3 61,8 421
Tidak Tamat SMTA 72,7 60,4 34,3 76,7 4.171
SMTA + 84,7 73,4 39,6 87,1 3.615
Tempat Tinggal
Perkotaan 60,7 57,7 38,0 64,2 6.154
Perdesaan 46,5 42,9 29,1 49,4 4.826
Pendidikan
Tidak tamat SD 26,9 25,1 17,7 29,2 507
Tamat SD 39,7 38,7 24,8 43,5 1.036
Tidak Tamat SMTA 50,8 48,2 32,0 54,5 5.560
SMTA + 67,2 62,3 41,7 69,9 3.877
Gambar 5.3.1
Tren Pendapat Tentang Penyediaan Pelayanan KB
pada Remaja Wanita
Keluarga Berencana 43
Gambar 5.3.2
Tren Pendapat Tentang Penyediaan Pelayanan KB
pada Remaja Pria
Tabel lampiran A.5.3.1 dan Tabel Lampiran A.5.3.2 menunjukkan variasi kebutuhan akan
pelayanan KB bagi remaja menurut provinsi.
5.4 PENDAPAT TENTANG PENGGUNAAN KONDOM
Pada komponen kesehatan reproduksi remaja dari SDKI 2012, informasi yang dikumpulkan dari
remaja tentang pengetahuan kondom. Untuk mendapatkan data ini, beberapa pernyataan tentang kondom
dibacakan kepada responden, kemudian ditanyakan apakah mereka setuju atau tidak setuju dengan
pernyataan-pernyataan yang dibacakan tersebut. Dua dari pernyataan yang diajukan tersebut merupakan
pernyataan yang benar tentang penggunaan kondom (kondom dapat mencegah kehamilan dan kondom
dapat melindungi dari HIV/AIDS dan IMS), sedangkan satu pernyataan merupakan pernyataan yang salah
(kondom dapat dipakai ulang).
Tabel 5.4 menyajikan informasi tentang pengetahuan remaja dalam penggunaan kondom.
Umumnya, pria belum kawin lebih banyak setuju dengan pernyataan bahwa kondom dapat mencegah
kehamilan (74 persen pria dan 64 persen wanita) dan dapat mencegah HIV/AIDS dan IMS (66 persen pria
dan 50 persen wanita) dibandingkan dengan wanita. Tiga persen wanita dan 2 persen pria setuju dengan
pernyataan bahwa kondom dapat dipakai ulang.
Remaja yang berumur lebih tua lebih banyak yang menyetujui bahwa kondom dapat mencegah
kehamilan dan kondom dapat mencegah HIV/AIDS dan IMS dibandingkan dengan remaja yang berumur
lebih muda. Sebagai contoh, pendapat bahwa kondom dapat digunakan untuk mencegah kehamilan
dikemukakan oleh 74 persen wanita berumur 20-24 tahun, sedangkan pada wanita yang berumur 15-19
tahun hanya 60 persen. Enam puluh satu persen wanita berumur 20-24 tahun menyetujui bahwa kondom
dapat mencegah HIV/AIDS dan IMS dibandingkan dengan 46 persen wanita berumur 15-19 tahun.
Remaja di perkotaan cenderung lebih setuju dengan pendapat bahwa kondom dapat mencegah
kehamilan atau HIV/AIDS dan IMS daripada remaja di perdesaan. Sebagai contoh, 79 persen di antara
remaja pria di perkotaan setuju dengan pernyataan bahwa kondom dapat mencegah kehamilan, sedangkan
remaja pria di perdesaan yang berpendapat seperti itu hanya 68 persen. Tingkat pendidikan mempunyai
44 Keluarga Berencana
hubungan yang positif dengan pernyataan yang benar tentang penggunaan kondom (bahwa kondom dapat
mencegah kehamilan, HIV/AIDS dan IMS). Sebagai contoh, hanya 24 persen di antara remaja wanita
yang berpendidikan tidak tamat SD yang setuju bahwa kondom dapat mencegah kehamilan, sedangkan
remaja wanita yang berpendidikan tamat SMTA ke atas yang berpendapat seperti itu mencapai 75 persen.
Umur
15-19 59,6 46,0 2,9 6.018
20-24 73,6 60,7 2,7 2.401
Tempat Tinggal
Perkotaan 67,9 52,8 2,5 5.121
Perdesaan 56,9 46,0 3,6 3.298
Pendidikan
Tidak tamat SD 23,9 17,5 5,0 211
Tamat SD 44,2 31,1 3,4 421
Tidak Tamat SMTA 58,0 44,2 3,2 4.171
SMTA + 74,6 61,2 2,4 3.615
Umur
15-19 71,8 60,8 1,7 6.835
20-24 77,6 74,6 1,9 4.145
Tempat Tinggal
Perkotaan 79,0 71,1 1,5 6.154
Perdesaan 67,6 59,6 2,2 4.826
Pendidikan
Tidak tamat SD 48,9 43,2 2,9 507
Tamat SD 61,7 53,8 3,1 1.036
Tidak Tamat SMTA 71,7 62,2 1,5 5.560
SMTA + 84,0 77,7 1,7 3.877
Gambar 5.4.1 dan 5.4.2 menyajikan informasi mengenai tren pernyataan remaja tentang
penggunaan kondom pada periode tahun 2007 dan 2012. Secara umum, tidak ada perubahan dalam
pengetahuan remaja tentang penggunaan kondom. Sebagai contoh, persentase remaja yang setuju dengan
pernyataan bahwa kondom dapat mencegah kehamilan menurun sebesar 6 persen di antara wanita dan 8
persen di antara remaja pria selama periode 2007 dan 2012. Pola penurunan yang sama juga terlihat pada
pernyataan bahwa kondom dapat mencegah HIV/AIDS dan IMS yang turun 14 persen di antara remaja
wanita dan 6 persen di antara remaja pria antara tahun 2007 dan 2012.
Keluarga Berencana 45
Gambar 5.4.1
Tren Pengetahuan dan Pendapat tentang Kondom
pada Remaja Wanita
Gambar 5.4.2
Tren Pengetahuan dan Pendapat tentang Kondom
pada Remaja Pria
46 Keluarga Berencana
PERKAWINAN DAN KEINGINAN
MEMPUNYAI ANAK 6
Temuan Utama:
· Diantara remaja wanita berpendapat median ideal menikah pria sekitar lebih
dua tahun dibandingkan median menikah wanita (25,9 tahun dan 23,6 tahun).
Menurut remaja pria, median ideal menikah pria juga lebih tinggi
dibandingkan median ideal menikah wanita (25,6 tahun berbanding 22,6
tahun).
· Tujuh dalam sepuluh responden (70 persen wanita dan 74 persen pria)
menyatakan bahwa diri mereka sendiri yang memutuskan dengan siapa
mereka akan menikah.
· Sangat sedikit remaja belum kawin yang menyatakan bahwa seorang wanita
seharusnya mulai melahirkan anak sebelum umur 20 tahun (1 persen wanita
dan 2 persen pria); atau bahwa seorang pria seharusnya mulai mempunyai
anak sebelum umur 22 tahun (2 persen wanita dan 2 persen pria).
· Jumlah ideal yang yang diinginkan hampir identik antara wanita dan pria (2,6
orang anak berbanding 2,7 orang anak).
· Sebagian besar remaja meyakini bahwa suami dan istri yang seharusnya
terlibat dalam memutuskan jumlah anak yang akan dimiliki (87 persen dari
pria dan 92 persen dari wanita).
B ab ini menyampaikan informasi yang diperoleh dari remaja yang belum kawin sehubungan
dengan pendapat mereka mengenai umur ideal bagi wanita dan pria untuk menikah dan siapa yang
akan menentukan keputusan dengan siapa mereka akan menikah. Kemudian bagian bab ini juga
menyajikan informasi remaja tentang umur ideal mempunyai anak pertama baik pria maupun wanita,
ukuran keluarga yang ideal buat mereka, dan keputusan tentang jumlah anak yang mereka inginkan.
Diharapkan, bab ini dapat memberikan suatu deskripsi umum kondisi remaja saat survei yang
berhubungan dengan perkawinan dan kelahiran anak yang terkait dengan kebutuhan kesehatan reproduksi
mereka sebelum membentuk keluarga.
Tempat tinggal
Perkotaan 2,1 22,2 25,9 42,0 3,8 0,7 0,4 3,0 100,0 5.121 23,9
Perdesaan 4,8 33,6 18,8 31,9 2,6 0,9 0,9 6,5 100,0 3.298 23,0
Pendidikan
Tidak/belum tamat
SD 7,3 28,7 11,0 20,4 2,2 1,1 0,9 28,5 100,0 211 22,0
Tamat SD 10,3 43,5 13,0 19,6 2,1 1,3 0,1 10,2 100,0 421 21,0
Tidak tamat SMTA 3,8 31,8 20,8 33,9 2,9 0,9 0,8 5,1 100,0 4.171 23,2
Tamat SMTA + 1,3 18,7 27,7 45,9 3,9 0,6 0,4 1,5 100,0 3.615 24,1
Jumlah 3,1 26,7 23,1 38,0 3,3 0,8 0,6 4,4 100,0 8.419 23,6
Jumlah 8,3 32,3 23,8 24,4 3,2 1,0 0,7 6,4 100,0 10.980 22,6
Pendidikan
Tidak/belum tamat
SD 3,6 6,8 11,6 23,6 9,8 5,1 8,0 31,5 100,0 211 25,5
Tam at SD 1,4 10,1 12,7 37,2 13,0 3,6 7,2 14,9 100,0 421 25,5
Tidak tamat SMTA 0,6 4,7 8,2 42,0 18,6 8,1 10,5 7,3 100,0 4.171 25,8
Tamat SMTA + 0,3 1,4 2,4 38,7 31,1 12,0 11,4 2,8 100,0 3.615 26,7
Jumlah
0,6 3,6 6,0 39,9 23,5 9,5 10,7 6,3 100,0 8.419 25,9
PRIA BELUM KAWIN
Umur
15-19 0,8 6,5 9,2 49,0 14,9 5,8 6,7 7,1 100,0 6.835 25,6
20-24 0,4 2,4 4,4 52,6 23,6 8,0 5,8 2,8 100,0 4.145 25,8
Tempat tinggal
Perkotaan 0,5 3,8 6,8 49,5 21,2 7,5 6,7 4,0 100,0 6.154 25,7
Perdesaan 0,7 6,5 8,1 51,4 14,4 5,6 6,0 7,4 100,0 4.826 25,6
Pendidikan
Tidak/belum tamat
SD 1,4 9,1 12,5 41,7 9,9 5,6 5,7 14,1 100,0 507 25,4
Tamat SD 1,2 9,9 8,0 57,6 5,9 4,3 5,1 8,0 100,0 1.036 25,4
Tidak tamat SMTA 0,6 6,0 9,2 50,5 15,1 5,1 6,7 6,8 100,0 5.560 25,6
Tamat SMTA + 0,4 1,5 3,9 49,5 27,0 9,6 6,3 1,8 100,0 3.877 25,9
Jumlah 0,6 4,9 7,4 50,4 18,2 6,7 6,4 5,5 100,0 10.980 25,6
Secara umum, median umur kawin untuk wanita dan untuk pria menurut responden wanita dan
pria adalah lebih tinggi pada wilayah perkotaan dan berpendidikan lebih tinggi. Sebagai contoh, menurut
remaja wanita bahwa median umur ideal kawin pertama untuk wanita adalah 23,9 tahun di daerah
perkotaan berbanding 23 tahun daerah di perdesaan. Sedangkan menurut remaja pria bahwa median umur
ideal kawin pertama untuk wanita lebih tinggi di daerah perkotaan dibandingkan di perdesaan (23,2 tahun
berbanding 21,6 tahun).
Gambar 6.1 membandingkan median umur kawin pertama bagi seorang pria dan seorang wanita
yang dilaporkan dalam SKRRI 2007 dengan komponen KRR dari SDKI 2012. Hasilnya menunjukkan
bahwa hampir tidak ada perubahan di median umur ideal ideal kawin bagi seorang pria untuk menikah
selama lima tahun terakhir. Namun, bagi remaja wanita median umur ideal kawin pertama bagi seorang
wanita untuk menikah meningkat dari 23,1 tahun pada tahun 2007 menjadi 23,6 tahun pada tahun 2012.
Menurut pendapat remaja pria, median umur kawin bagi wanita terlihat jelas meningkat dari 21,3 tahun di
2007 menjadi 22,6 tahun di 2012.
Tabel Lampiran A-6.1.1, A-6.1.2 , A-6.1.3 dan Tabel Lampiran A-6.1.4 menunjukkan perbedaan
dalam umur ideal kawin pertama bagi seorang wanita dan seorang pria tiap provinsi.
Tempat tinggal
Perkotaan 71,2 4,6 0,4 23,6 0,1 100,0 5.121
Perdesaan 68,5 8,0 0,6 22,6 0,3 100,0 3.298
Pendidikan
Tidak/belum tamat SD 62,9 18,9 1,0 15,3 1,9 100,0 211
Tamat SD 59,4 13,3 0,9 26,1 0,3 100,0 421
Tidak tamat SMTA 67,6 7,2 0,5 24,6 0,1 100,0 4.171
Tamat SMTA + 74,8 2,8 0,4 21,7 0,2 100,0 3.615
Jumlah 70,2 5,9 0,5 23,2 0,2 100,0 8.419
Tempat tinggal
Perkotaan 74,3 4,2 0,4 20,9 0,2 100,0 6.154
Perdesaan 73,8 5,5 0,7 19,7 0,2 100,0 4.826
Pendidikan
Tidak/belum tamat SD 67,2 14,8 1,1 16,5 0,3 100,0 507
Tamat SD 69,9 5,4 0,3 24,1 0,3 100,0 1.036
Tidak tamat SMTA 71,8 5,4 0,8 21,9 0,2 100,0 5.560
Tamat SMTA + 79,5 2,4 0,3 17,6 0,2 100,0 3.877
Jumlah 74,1 4,7 0,6 20,4 0,2 100,0 10.980
Gambar 6.2 membandingkan persentase remaja di SKRRI 2007 dengan hasil KRR 2012 yang
mengatakan bahwa mereka sendiri yang akan memutuskan menikah. Persentase wanita remaja yang
mengatakan bahwa mereka sendiri yang akan memutuskan dengan siapa akan kawin meningkat dari 50
persen pada tahun 2007 menjadi 70 persen pada tahun 2012. Perubahan ini bahkan lebih menonjol di
antara remaja pria di tahun 2012 sebesar 74 persen dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar 28 persen.
Tempat tinggal
Perkotaan 0,6 10,5 20,0 34,0 23,0 3,5 1,4 7,1 100,0 5.121 25,1
Perdesaan 1,8 16,5 20,0 26,6 16,9 2,7 1,4 14,0 100,0 3.298 24,5
Pendidikan
Tidak/belum tamat SD 3,9 15,6 18,8 14,6 9,0 2,4 1,8 33,9 100,0 211 23,2
Tamat SD 2,7 24,8 20,3 16,3 11,3 1,9 0,5 22,2 100,0 421 23,0
Tidak tamat SMTA 1,4 15,2 20,3 26,0 19,7 3,4 2,1 11,8 100,0 4.171 24,8
Tamat SMTA + 0,3 8,5 19,7 39,6 23,4 3,2 0,6 4,6 100,0 3.615 25,2
Jumlah 1,1 12,8 20,0 31,1 20,6 3,2 1,4 9,8 100,0 8.419 25,0
Umur
15-19 2,2 15,3 22,3 23,1 14,2 4,4 3,3 15,1 100,0 6.835 24,3
20-24 2,1 16,4 21,1 28,9 18,7 3,5 1,4 8,0 100,0 4.145 24,5
Tempat tinggal
Perkotaan 0,9 12,1 21,2 29,3 18,9 4,6 2,7 10,4 100,0 6.154 24,8
Perdesaan 3,8 20,2 22,8 20,1 12,2 3,3 2,6 15,0 100,0 4.826 23,6
Pendidikan
Tidak/belum tamat SD 5,0 20,8 19,4 12,2 9,2 3,4 1,8 28,2 100,0 507 22,8
Tamat SD 5,4 28,9 19,9 15,6 6,2 2,1 1,8 20,0 100,0 1.036 22,5
Tidak tamat SMTA 2,2 16,1 23,1 22,0 14,2 4,3 3,8 14,4 100,0 5.560 24,2
Tamat SMTA + 0,9 10,9 21,0 34,1 21,9 4,3 1,3 5,5 100,0 3.877 25,0
Jumlah 2,2 15,7 21,9 25,3 15,9 4,1 2,6 12,4 100,0 10.980 24,4
Di antara wanita remaja, median umur yang ideal seorang wanita untuk memiliki kelahiran
pertamanya adalah 25 tahun sementara di antara pria adalah 24,4 tahun. Median umur yang ideal pada
kelahiran pertama bagi seorang pria adalah sama antara pernyataan wanita remaja dan pria (masing-
masing 27,1 tahun dan 27 tahun) dan jauh lebih tinggi daripada median umur ideal untuk seorang wanita.
Melihat perbedaan dalam Tabel 6.3.1 dan 6.3.2, median umur yang ideal pada kelahiran pertama
bagi seorang wanita dan seorang pria yang sedikit lebih tinggi untuk remaja yang lebih tua (20-24 tahun)
daripada remaja umur 15-19 tahun dan remaja perkotaan daripada remaja perdesaan. Median umur yang
ideal juga umumnya meningkat dengan tingkat pendidikan responden.
Tempat tinggal
Perkotaan 0,2 1,2 3,2 18,8 33,1 19,0 14,9 9,4 100,0 5.121 27,3
Perdesaan 0,4 2,8 5,1 19,5 30,0 14,7 10,9 16,7 100,0 3.298 26,8
Pendidikan
Tidak/belum tamat SD 2,1 2,8 10,1 13,3 14,8 8,6 8,3 40,0 100,0 211 26,2
Tamat SD 0,7 4,8 9,5 18,2 21,2 7,9 10,3 27,4 100,0 421 26,2
Tidak tamat SMTA 0,2 2,5 5,0 19,9 29,5 15,5 12,8 14,6 100,0 4.171 26,9
Tamat SMTA + 0,2 0,7 1,7 18,6 36,9 21,1 14,5 6,2 100,0 3.615 27,4
Jumlah 0,3 1,9 3,9 19,1 31,9 17,3 13,3 12,3 100,0 8.419 27,1
Umur
15-19 0,4 2,4 5,4 16,9 35,1 13,4 12,4 13,9 100,0 6.835 26,9
20-24 0,1 1,0 3,0 14,4 44,1 20,5 9,6 7,3 100,0 4.145 27,2
Tempat tinggal
Perkotaan 0,1 1,5 3,6 15,8 39,2 18,6 11,7 9,6 100,0 6.154 27,2
Perdesaan 0,5 2,4 5,6 16,2 37,6 13,0 10,9 13,8 100,0 4.826 26,9
Pendidikan
Tidak/belum tamat SD 0,6 5,4 6,8 20,1 24,3 10,6 6,1 26,0 100,0 507 26,3
Tamat SD 0,3 4,5 7,6 17,5 35,2 6,9 10,0 18,0 100,0 1.036 26,5
Tidak tamat SMTA 0,3 1,9 5,5 16,7 36,3 13,5 12,4 13,4 100,0 5.560 26,9
Tamat SMTA + 0,1 0,8 1,9 13,9 44,5 23,1 10,8 4,9 100,0 3.877 27,4
Jumlah 0,3 1,9 4,5 15,9 38,5 16,1 11,3 11,4 100,0 10.980 27,0
Gambar 6.3 membandingkan median umur yang ideal pada kelahiran pertama bagi seorang pria
dan seorang wanita dilaporkan dalam SKRRI 2007 dengan yang ditemukan dalam komponen KRR SDKI
2012. Perubahan antara dua survei yang umumnya kecil, kecuali dalam umur pria remaja dianggap ideal
bagi wanita untuk memiliki kelahiran pertama yang meningkat lebih dari satu tahun dari rata-rata 23,3
tahun pada 2007 menjadi 24,4 tahun pada tahun 2012.
Tabel Lampiran A-6.3.1, A-6.3.2 , A-6.3.3 dan Tabel Lampiran A-6.3.4 menunjukkan variasi
dalam umur ideal pada kelahiran pertama bagi seorang wanita dan seorang pria dengan provinsi.
Tempat tinggal
Perkotaan 0,3 2,5 69,7 14,6 5,2 0,9 0,4 6,4 100,0 5.121 2,6
Perdesaan 0,3 3,7 62,8 14,6 7,6 1,9 0,9 8,3 100,0 3.298 2,7
Pendidikan
Tidak/belum tamat
SD 2,6 10,2 45,0 11,0 7,9 6,5 0,9 15,8 100,0 211 2,7
Tamat SD 0,7 6,4 54,4 11,6 9,3 2,3 1,5 13,8 100,0 421 2,7
Tidak tamat SMTA 0,3 3,7 69,1 11,9 5,0 1,2 0,5 8,3 100,0 4.171 2,6
Tamat SMTA + 0,1 1,3 67,3 18,3 6,9 0,9 0,7 4,5 100,0 3.615 2,7
Jumlah 0,3 3,0 67,0 14,6 6,1 1,3 0,6 7,1 100,0 8.419 2,6
Tempat tinggal
Perkotaan 0,1 1,9 65,0 20,2 6,9 1,2 0,7 3,9 100,0 6.154 2,7
Perdesaan 0,0 2,5 61,0 18,5 8,6 3,3 1,1 5,1 100,0 4.826 2,7
Pendidikan
Tidak/belum tamat
SD 0,0 4,9 49,5 17,5 11,5 6,1 2,6 7,9 100,0 507 2,8
Tamat SD 0,0 2,9 53,5 22,4 10,2 3,0 1,2 6,7 100,0 1.036 2,8
Tidak tamat SMTA 0,1 2,3 65,2 17,9 6,9 1,8 0,6 5,1 100,0 5.560 2,7
Tamat SMTA + 0,0 1,4 64,8 21,2 7,4 1,8 0,9 2,4 100,0 3.877 2,7
Jumlah 0,0 2,2 63,3 19,5 7,6 2,1 0,9 4,4 100,0 10.980 2,7
Variasi jumlah anak yang ideal menurut provinsi disajikan pada Tabel Lampiran A-6.5.1 dan Tabel
Lampiran A-6.5.2.
Tempat tinggal
Perkotaan 2,6 2,6 92,8 1,8 0,2 100,0 5.121
Perdesaan 3,6 2,8 89,8 3,7 0,2 100,0 3.298
Pendidikan
Tidak/belum tamat SD 7,1 4,5 70,9 16,8 0,6 100,0 211
Tamat SD 4,7 3,4 85,7 5,9 0,3 100,0 421
Tidak tamat SMTA 3,5 3,0 90,4 2,9 0,1 100,0 4.171
Tamat SMTA + 1,9 2,1 94,9 0,9 0,2 100,0 3.615
Jumlah 3,0 2,7 91,6 2,6 0,2 100,0 8.419
Tempat tinggal
Perkotaan 2,4 8,3 86,7 2,4 0,2 100,0 6.154
Perdesaan 3,2 6,5 87,3 2,8 0,2 100,0 4.826
Pendidikan
Tidak/belum tamat SD 6,6 7,1 78,3 6,8 1,1 100,0 507
Tamat SD 3,3 10,1 81,3 5,1 0,1 100,0 1.036
Tidak tamat SMTA 2,7 8,0 86,6 2,5 0,2 100,0 5.560
Tamat SMTA +
2,2 6,1 90,2 1,3 0,1 100,0 3.877
Jumlah 2,8 7,5 87,0 2,6 0,2 100,0 10.980
B agian 7 Kuesioner SDKI 2012 komponen Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) digunakan untuk
mengetahui kebiasaan atau perilaku berisiko tinggi terhadap kesehatan pada remaja. Perilaku
tersebut adalah merokok, minum minuman beralkohol, dan penggunaan obat terlarang atau
NAPZA (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya).
7.1 MEROKOK
Salah satu target program Departemen Kesehatan dalam pemberdayaan masyarakat dan
meningkatkan perilaku sehat adalah mengurangi preavalensi merokok dalam rangka menciptakan
lingkungan sehat yang bebas rokok di sekolah, tempat kerja dan tempat-tempat umum (Depkes, 2003).
Merokok erat berhubungan dengan dampak buruk terhadap kesehatan. Informasi tentang perilaku
merokok dapat digunakan untuk memprediksi prevalensi penyakit degeneratif seperti penyakit jantung,
kencing manis, paru-paru, dan kanker (Truelsen and Bonita, 2002).
Hasil Susenas 2004 menunjukan bahwa prevalensi merokok penduduk umur 15 tahun atau lebih
mencapai 35 persen, diukur dengan persentase yang merokok dalam kurun waktu satu bulan sebelum
survei. Studi ini juga menemukan bahwa persentase pria yang merokok lebih besar daripada wanita,
masing-masing 63 persen dan 5 persen (Depkes dan BPS, 2004). Sementara itu, The Global Adult Tobacco
Survey (GATS) menunjukan prevalensi merokok pada umur 15+ adalah 34,8 persen, 67 persen pada pria
dan 5 persenpada wanita (WHO dan Depkes, 2011).
·Perokok saat ini adalah seseorang yang pada saat survei merokok produk tembakau apapun
bentuknya setiap hari atau kadang-kadang. Perokok saat ini dapat digolongkan ke dalam dua
kategori: 1) perokok sehari-hari, didefinisikan sebagai seseorang yang merokok produk tembakau
apapun bentuknya sedikitnya sekali sehari, dan 2) perokok bukan harian (juga dikenal sebagai
perokok kadang-kadang), didefinisikan sebagai seseorang yang merokok produk tembakau
apapun bentuknyatetapi tidak setiap hari.
·Bukan perokok adalah seseorang yang belum pernah merokok sama sekali.
Perokok
paling sedikit
1 batang
dalam 24 jam
Bukan Mantan Perokok saat Tidak (perokok Jumlah
Karakteristik Latar belakang Perokok Perokok ini Terjawab Jumlah setiap hari) Remaja
WANITA BELUM KAWIN
Umur
15-19 90,5 9,0 0,5 0,0 100,0 0,3 6.018
20-24 84,2 14,0 1,5 0,3 100,0 0,9 2.401
Pendidikan
Tidak/belum tamat SD 92,5 3,7 3,4 0,5 100,0 2,9 211
Tamat SD 91,3 8,3 0,2 0,3 100,0 0,2 421
Tidak tamat SMTA 90,5 8,9 0,6 0,0 100,0 0,3 4.171
Tamat SMTA + 86,2 12,7 1,0 0,2 100,0 0,5 3.615
Pendidikan
Tidak/ belum tamat SD 15,4 13,3 71,4 0,0 100,0 70,1 507
Tamat SD 8,6 14,7 76,8 0,0 100,0 76,5 1.036
Tidak tamat SMTA 24,9 29,3 45,8 0,0 100,0 44,7 5.560
Tamat SMTA + 16,8 29,4 53,8 0,1 100,0 52,5 3.877
Terkait perbedaan perilaku merokok berdasarkan karakteristik, tabel 7.1 menunjukan bahwa
wanita yang lebih tua, tinggal diperkotaan, dan pendidikan SMTA atau lebih cenderung menjadi perokok
(16 persen, 12 persen dan 14 persen). Disisi lain, wanita yang tidak berpendidikan cenderung menjadi
perokok saat ini (3 persen). Pria yang lebih tua lebih mungkin menjadi perokok dibandingkan dengan yang
lebih muda (68 persen dan 43 persen). Selain itu, pria yang tinggal di daerah perdesaan juga cenderung
menjadi perokok dibandingkan dengan mereka yang tinggal di perkotaan (52 persen dan 54 persen). Ada
hubungan antara perilaku merokok dikalangan pria dengan tingkat pendidikan. Pria berpendidikan
Pendidikan
Tidak/belum tamat SD 9,4 14,9 28,8 46,8 0,2 100,0 361
Tamat SD 9,9 15,3 28,3 46,5 0,0 100,0 795
Tidak tamat SMTA 18,2 26,9 21,6 32,9 0,4 100,0 2.546
Tamat SMTA + 11,5 21,4 26,9 40,0 0,3 100,0 2.084
Karakteristik tempat tinggal dan level pendidikan tidak berhubungan kuat dengan jumlah batang
rokok yang dihisap setiap harianya. Pria lebih tua memiliki proporsi merokok lebih banyak dibandingkan
dengan pria muda. Proporsi remaja kelompok umur 20-24 tahun yang menghisap rokok sebanyak 10
batang rokok atau lebih dalam 24 jam adalah 48 persen, sedangkan pada kelompok umur 15-19 adalah 29
persen.
Gambar 7.1
Tren pertama kali merokok sebelum umur 15 tahun diantara
remaja umur 15-19 tahun yang merokok
?Bukan peminum atau pantang minum, yaitu mereka yang tidak pernah mengkonsumsi minuman
beralkohol jenis apapun.
?Mantan peminum, adalah mereka yang pernah minum minuman beralkohol tetapi tidak
mengkonsumsi minuman beralkohol jenis apapun selama tiga bulan sebelum survei.
?Peminum saat ini, adalah mereka yang mengkonsumsi satu atau lebih minuman beralkohol selama
tiga bulan sebelum survei. Peminum saat ini dikelompokan menjadi dua yaitu 1) peminum setiap
hari, ialah mereka yang minum minuman beralkohol sedikitny sekali sehari dan 2) peminum
kadang-kadang, ialah mereka yang minum minuman beralkohol tetapi tidak setiap hari.
Pendidikan
Tidak/belum tamat SD 96,4 1,4 1,4 0,6 0,3 100,0 211
Tamat SD 95,1 4,3 0,3 0,0 0,3 100,0 421
Tidak tamat SMTA 96,9 2,3 0,8 0,0 0,0 100,0 4.171
Tamat SMTA + 93,6 4,9 1,3 0,0 0,2 100,0 3.615
Pendidikan
Tidak/belum tamat SD 57,1 19,2 23,2 0,3 0,1 100,0 507
Tamat SD 58,7 21,8 18,8 0,2 0,4 100,0 1.036
Tidak tamat SMTA 68,0 17,0 14,7 0,2 0,1 100,0 5.560
Tamat SMTA + 52,6 32,2 15,0 0,1 0,1 100,0 3.877
Remaja pria cenderung minum minuman beralkohol dibandingkan dengan wanita. Secara
keseluruhan, 4 dari 10 pria mengkonsumsi alkohol: 23 persen merupakan mantan peminum, 16 persen
jarang minum dan kurang dari 1 persen mengkonsumsi setiap hari. Pria umur 20-24 tahun dan
berpendidikan menengah atau lebih tinggi cenderung lebih sedikit mengkonsumsi alkohol.
Perbandingan informasi konsumsi alkohol dari SKRRI 2007 dengan SDKI 2012 hasilnya
mengindikasikan telah terjadi sedikit perubahan perilaku minum minuman pada remaja di Indonesia 5
tahun terakhir. Persentase wanita muda yang mengkonsumsi alkohol hampir sama di dua survei (6 persen
di 2007 dan 5 persen di 2012). Dikalangan pria muda, perilaku minum minuman juga tidak mengalami
perubahan yaitu masih dibawah 40 persen pada survei 2007 dan 2012.
Minum dalam
Pernah 3 bulan Pernah Jumlah
Karakteristik latar belakang minum Jumlah terakhir mabuk remaja
WANITA BELUM KAWIN
Umur
15-19 3,5 6.018 22,5 12,1 212
20-24 7,1 2.401 22,3 8,4 172
Pendidikan
Tidak/belum tamat SD 3,3 211 59,1 51,5 7
Tamat SD 4,6 421 6,0 3,2 19
Tidak tamat SMTA 3,1 4.171 25,3 13,3 128
Tamat SMTA + 6,3 3.615 21,1 8,2 229
Pendidikan
Tidak/belum tamat SD 42,8 507 55,0 54,6 217
Tamat SD 41,3 1.036 46,1 50,1 428
Tidak tamat SMTA 31,9 5.560 46,6 47,6 1.776
Tamat SMTA + 47,3 3.877 32,0 45,6 1.836
Gambar 7.2
Tren pertama kali minum alkohol sebelum umur 15 tahun diantara
remaja umur 15-19 tahun yang pernah minum minuman beralkohol
Pendidikan
Tidak/belum tamat SD 97,4 2,0 0,5 0,0 1,0 507
Tamat SD 96,5 2,3 0,4 0,4 1,3 1.036
Tidak tamat SMTA 96,8 1,9 0,3 0,0 1,6 5.560
Tamat SMTA + 93,8 4,7 1,2 0,2 2,1 3.877
Tempat Tinggal
Perkotaan 94,1 5.121 90,6 6.154
Perdesaan 81,1 3.298 77,2 4.826
Pendidikan
Tidak/belum tamat SD 27,4 211 40,1 507
Tamat SD 47,4 421 55,8 1.036
Tidak Tamat SMTA + 88,4 4.171 84,9 5.560
Tamat SMTA + 98,2 3.615 98,1 3.877
Tabel Lampiran A-8.1 menunjukkan variasi pengetahuan tentang HIV/AIDS bagi wanita dan pria
di provinsi
Catatan: Pengetahuan komprehensif artinya mengetahui bahwa penggunaan kondom yang konsisten selama berhubungan seks,
membatasi partner seks hanya satu dan tidak terinfeksi dapat meminimalisir kemungkinan terinfeksi HIV, mengetahui bahwa seorang
yang terlihat sehat dapat mengidp AIDS dan menolak untuk percaya dua miskonsepsi tentang penyebaran dan pencegahan virus HIV.
Disimpulkan bahwa hanya 13 persen wanita dan 12 persen yang memiliki pengetahuan yang
komprehensif tentang HIV. Terdapat perbedaan yang tajam pada pemahaman yang komprehensif
mengenai HIV menurut tingkat pendidikan. Wanita dengan pendidikan SMTA atau lebih tinggi memiliki
kecenderungan 10 kali lebih besar untuk memahami secara komprehensif tentang AIDS dibandingkan
dengan wanita yang berpendidikan SD ke bawah. Pria dengan pendidikan SMTA atau lebih tinggi
memiliki kecenderungan 6 kali lebih besar untuk memahami AIDS secara komprehensif dibandingkan
dengan pria yang berpendidikan SD ke bawah. Walaupun diantara remaja belum kawin berpendidikan
tinggi, namun hanya satu dari lima wanita dan satu dari enam pria yang memiliki pengetahuan yang
komprehensif tentang HIV/AIDS.
Ketika ditanya dari mana mereka mengetahui PMS, sumber yang paling sering disebut oleh remaja
wanita adalah sekolah dan guru (65 persen) diikuti oleh televisi (23 persen), dan teman dan kerabat (22
persen). Diantara remaja pria, teman dan kerabat adalah sumber informasi yang paling sering disebut (51
persen) diikuti oleh sekolah dan guru (48 persen). Perlu dicatat bahwa internet mulai menjadi sumber
informasi yang umum mengenai PMS menurut 13 persen wanita dan 15 persen pria.
Tabel Lampiran A-8.2 menunjukkan variasi pengetahuan tentang HIV/AIDS bagi wanita dan pria
di provinsi
Gambar 8.1.2
Pria belum kawin 15-24 tahun yang mendengar PMS
menurut sumber informasi
Gambar 8.2.1 dan 8.2.2 menunjukkan remaja wanita dan pria yang belum kawin mengenai
bagaimana HIV/AIDS dapat ditularkan. Miskonsepsi tentang penyebaran penyakit mengalami menurun
dari tahun 2007 sampai tahun 2012. Penurunan pengetahuan tersebut mencakup tentang mitos seperti
AIDS dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk, makanan, dan kekuatan sihir. Hal ini menunjukkan bahwa
sosialisasi tentang AIDS telah berhasil. Gambaran tersebut memperlihatkan bahwa telah terjadi
perubahan yang konsisten tentang pengetahuan pencegahan HIV/AIDS.
Gambar 8.2.2
Pria belum kawin 15-24 tahun yang mendengar HIV/AIDS
menurut respon atas miskonsepsi dan mitos mengenai HIV/AIDS
Dengan meningkatnya pengetahuan tentang HIV/AIDS diantara para remaja, perlu juga diketahui
bagaimana cara mereka mencegah penyebaran HIV/AIDS. Gambar 8.3.1 dan 8.3.2 menunjukkan bahwa
pengetahuan penggunaan kondom telah meningkat tajam dari 55 persen wanita umur 15-24 di tahun 2007
menjadi 67 persen ditahun 2012. Proporsi wanita yang mengetahui bahwa HIV dapat dicegah dengan
membatasi berhubungan seksual dengan pasangannya telah menurun dari 55 persen di 2007 menjadi 66
persen di 2012. Remaja pria memiliki kesadaran mengenai pencegahan HIV dengan cara membatasi
partner seksual mereka di tahun 2007 (54 persen) dibandingkan tahun 2012 (63 persen).
Gambar 8.3.2
Pria belum kawin 15-24 tahun yang mendengar HIV/AIDS
menurut cara pencegahan HIV/AIDS
Gambar 8.4.1
Wanita belum kawin 15-24 tahun yang mendengar HIV/AIDS
menurut respon terhadap aspek sosial HIV/AIDS
Gambar 8.4.1
Pria belum kawin 15-24 tahun yang mendengar HIV/AIDS
menurut respon terhadap aspek sosial HIV/AIDS
P acaran dan perilaku seksual berkaitan erat satu sama lain. Namun, pengalaman seksual di kalangan
remaja biasanya terjadi dalam konteks remaja yang berhubungan atau berelasi dalam hubungan
pacaran karena pacaran akan menghadapkan remaja dengan kondisi yang meningkatkan
pengalaman seksual mereka (Miller dan Benson, 1999; Brooks-Gunn dan Paikoff, 1997). Di Indonesia,
pacaran dan pengalaman seksual di kalangan remaja menjadi isu yang menarik untuk dibahas karena
peningkatan yang signifikan dari beberapa variabel yang menunjukkan pergeseran nilai, sikap, dan
pengetahuan di kalangan remaja.
9 .1 PACARAN
Responden Dalam SDKI 2012 KRR ditanya apakah mereka pernah punya pacar atau saat ini
mempunyai pacar, yang didefinisikan dalam kuesioner sebagai orang dari lawan jenis dengan siapa
responden memiliki hubungan romantis. Hasilnya ditampilkan dalam Tabel 9.1. Tabel ini menunjukkan
bahwa 15 persen remaja pria dan wanita menyatakan mereka tidak pernah mempunyai pacar. Hal ini
menunjukkan sebuah penurunan yang nyata bila dibandingkan dengan SKRRI tahun 2007 yang
menunjukkan bahwa 28 persen remaja pria dan 23 persen wanita tidak pernah memiliki hubungan
romantis dengan lawan jenisnya. Ini juga berarti bahwa lebih banyak remaja yang sekarang mengakui
bahwa mereka telah memiliki seorang pacar sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar 9.1.
Berpacaran atau mempunyai hubungan romantis biasanya melibatkan proses mencari orang
spesial yang akan menemani dan kelak menjadi pasangan pernikahan. Bagi remaja, pacaran pertama
Pada SDKI 2012 KRR, responden juga ditanya mengenai tipe aktivitas apa yang mereka lakukan
ketika berpacaran, termasuk berpegangan tangan, berciuman dan petting (meraba/merangsang bagian
tubuh yang sensitif). Hasilnya ditampilkan dalam Tabel 9.2. Tabel ini menunjukkan bahwa berpegangan
tangan adalah hal yang paling banyak mereka lakukan (72 persen remaja wanita dan 80 persen remaja
pria). Remaja pria cenderung lebih banyak melaporkan perilaku berciuman (48 persen) ndibandingkan
dengan remaja wanita (30 persen) dan meraba/merangsang bagian tubuh yang sensitif (masing-masing
sejumlah 30 persen dan 6 persen). Hal ini juga berdampak pada peningkatan yang cukup nyata pada
pengalaman berpacaran ketika makin banyak remaja menyatakan bahwa berpegangan tangan dan
berciuman jika dibandingkan dengan SKRRI tahun 2007.
Tempat Tinggal
Perkotaan 1,1 1,7 5.121 4,0 7,0 6.154
Perdesaan 1,4 1,6 3.298 3,7 8,0 4.826
Pendidikan
Tidak/belum tamat SD 2,6 3,2 211 4,9 11,3 507
Tamat SD 1,6 3,8 421 4,8 7,3 1.036
Tidak Tamat SMTA + 0,9 1,4 4.171 3,2 6,2 5.560
Tamat SMTA + 1,4 1,6 3.615 4,5 8,8 3.877
Tabel 9.4. Sikap Pria Belum Kawin mengenai Hubungan Seksual Sebelum Menikah
Persentase pria belum kawin berumur 15-24 tahun yang setuju dengan hubungan seksual sebelum menikah dan
alasan menyetujuinya menurut karakteristik latar belakang, Indonesia 2012
Alasan setuju hubungan seksual sebelum menikah
Mengetahui
akibat
Menyukai hubungan Menunjukkan
hubungan Saling Merencanakan seksual rasa saling Jumlah
Karakteristik latar belakang seksual mencintai untuk menikah pranikah mencintai remaja
Umur
15-19 86,3 86,5 78,9 68,8 70,8 454
20-24 85,7 83,7 78,1 70,8 72,7 385
Tempat Tinggal
Perkotaan 84,1 84,5 78,8 72,5 72,7 443
Perdesaan 88,1 86,1 78,2 66,5 70,5 396
Pendidikan
Tidak/belum tamat SD 91,6 85,4 81,3 73,9 82,6 58
Tamat SD 84,8 85,6 81,6 61,1 77,9 84
Tidak Tamat SMTA + 88,1 87,2 80,7 71,5 70,9 351
Tamat SMTA + 83,3 83,1 75,0 69,2 69,1 347
Tempat Tinggal
Perkotaan 80,2 75,5 5.121 70,0 88,8 6.154
Perdesaan 72,1 75,5 3.298 61,1 89,7 4.826
Pendidikan
Tidak/belum tamat SD 47,7 57,3 211 44,5 84,0 507
Tamat SD 61,0 74,4 421 57,2 87,9 1.036
Tidak Tamat SMTA + 76,0 74,7 4.171 63,6 89,8 5.560
Tamat SMTA + 81,8 77,6 3.615 74,8 89,3 3.877
Responden 2012 KRR ditanya alasan mereka berhubungan seksual pranikah yang pertama kali.
Hasilnya ditampilkan dalam Tabel 9.7 dan Gambar 9.2. Rasa ingin tahu merupakan alasan utama
melakukan hubungan seksual (54 persen). Proporsi pria yang menyatakan alasan tersebut lebih banyak
(58 persen) daripada wanita (11 persen). Alasan berikutnya adalah terjadi begitu saja (38persen wanita dan
22 persen pria). Wanita melakukan hubungan seksual pranikah karena alasan akan kawin (proporsi
keduanya 1 persen). Data dalam Tabel 9.7 dan Gambar 9.2 menunjukkan bahwa dibandingkan dengan
pria, lebih banyak remaja wanita yang cenderung menyatakan bahwa mereka dipaksa untuk berhubungan
seksual pranikah oleh pasangannya. Tiga belas persen responden wanita menyatakan dipaksa oleh
pasangan mereka ketika pertama kali berhubungan seksual (Gambar 9.3)
Gambar 9.3
Wanita dan pria belum kawin 15-24 tahun pernah
berhubungan seksual pranikah
Pada Tabel 9.8 disajikan data tentang pengalaman seksual di antara pria. Data untuk wanita tidak
disajikan karena jumlahnya sangat sedikit. Pria yang berumur lebih tua lebih banyak melaporkan tentang
perilaku seksualnya, tetapi pria berumur lebih muda cenderung melakukan hubungan seksual pertama kali
pada umur yang lebih muda dari pada pria yang lebih tua. Data menunjukkan ada sedikit variasi menurut
tempat tinggal, namun tidak ada perbedaan pada tingkat pendidikan.
Catatan: angka dalam tanda kurung berdasarkan 25-49 kasus angka tidak tertimbang, tanda bintang mengindikasikan bahwa
angka perkiraan kurang dari 25 kasus angka tidak tertimbang dan telah dibulatkan
Wanita yang berumur lebih tua cenderung menggunakan kondom pada saat berhubungan seksual
pada pertama kali. Presentase wanita yang tinggal di perkotaan yang menyatakan menggunakan kondom
pada saat berhubungan seksual pertama kali lebih tinggi (18 persen) dibandingkan dengan wanita yang
tinggal di perdesaan (16 persen).
Pemakaian kondom pada hubungan seksual pertama atau terakhir pada pria menunjukkan pola
yang berbeda. Pria di perkotaan lebih banyak yang menyatakan mengunakan kondom pada waktu
hubungan seksual pertama maupun terakhir dari pada pria di perdesaan. Pola umumnya, pemakaian
kondom meningkat dengan makin tingginya pendidikan responden. Misalnya, pria yang tamat SMTA atau
lebih tinggi lebih banyak yang menggunakan kondom pada saat melakukan hubungan seksual pertama
maupun terakhir dibandingkan dengan mereka yang berpendidikan lebih rendah.
Tempat Tinggal
Perkotaan 26,7 1,2 33,2 5.121 22,6 1,6 20,2 6.154
Perdesaan 20,7 1,2 25,8 3.298 14,5 1,2 14,5 4.826
Pendidikan
Tidak/belum tamat SD 11,3 0,4 11,0 211 11,2 2,4 13,1 507
Tamat SD 14,0 2,0 22,3 421 10,3 0,8 11,6 1.036
Tidak Tamat SMTA + 21,0 1,0 26,0 4.171 15,2 1,1 14,6 5.560
Tamat SMTA + 30,2 1,4 37,2 3.615 27,9 2,0 24,3 3.877
Jumlah 24,4 1,2 30,3 8.419 19,0 1,4 17,7 10.980
Achmad, S.I. and S.B. Westley. 1999. Indonesian survey looks at adolescent reproductive health. Asia-
Pacific Population and Policy No. 51. Honolulu, HI, USA: East-West Center.
Badan Pusat Statistik (BPS)-Statistics Indonesia (BPS) [Indonesia]. 1972. The 1971 Population Census.
Jakarta, Indonesia: BPS.
Badan Pusat Statistik (BPS)-Statistics Indonesia (BPS) [Indonesia]. 1992. Summary of the 1990
Population Census Results. Jakarta, Indonesia: BPS.
Badan Pusat Statistik (BPS)-Statistics Indonesia (BPS) [Indonesia]. 2002. Indonesian Population Profile
2000. Jakarta, Indonesia: BPS.
Badan Pusat Statistik (BPS)-Statistics Indonesia (BPS) [Indonesia]. 2003. Statistical Yearbook of
Indonesia 2002. Jakarta, Indonesia: BPS.
Badan Pusat Statistik (BPS)-Statistics Indonesia (BPS) [Indonesia]. 2012a. Statistical Yearbook of
Indonesia 2002. Jakarta, Indonesia: BPS.
Badan Pusat Statistik (BPS)-Statistics Indonesia (BPS) [Indonesia]. 2012b. Welfare Indicators 2011.
Jakarta, Indonesia: BPS.
Badan Pusat Statistik (BPS)-Statistics Indonesia (BPS) [Indonesia]. 2012c. Labor Force Situation in
Indonesia August 2012. Jakarta, Indonesia: BPS.
Bradley, Sarah E.K., Trevor N.Croft, Joy D. Fishel, and Charles F. Westoff. 2012. Revising Unmet Need for
Family Planning. DHS Analytical Studies No. 25. Calverton, Maryland, USA: ICF International.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) [Indonesia]. 2011. Rencana Strategis
Kependudukan dan KB Nasional 2010-2014. Jakarta, Indonesia: BKKBN.
Badan Pusat Statistik (BPS), [Indonesia], Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),
Departemen Kesehatan, dan Macro Internasional. 2003. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
2002-03. Calverton, Maryland, USA: BPS and Macro Internasional.
Badan Pusat Statistik (BPS), [Indonesia], Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),
Departemen Kesehatan, dan Macro Internasional. 2008. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
2007. Calverton, Maryland, USA: BPS and Macro Internasional.
Badan Pusat Statistik (BPS), [Indonesia], Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),
Departemen Kesehatan, dan Macro Internasional. 1992. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
1991. Calverton, Maryland, USA: BPS and Macro Internasional.
Badan Pusat Statistik (BPS), [Indonesia], Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),
Departemen Kesehatan, dan Macro Internasional. 1995. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
1994. Calverton, Maryland, USA: BPS and Macro Internasional.
Daftar Pustaka 91
Badan Pusat Statistik (BPS), [Indonesia], Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),
Departemen Kesehatan, dan Macro Internasional. 1997. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
1998. Calverton, Maryland, USA: BPS and Macro Internasional.
Brooks-Gunn, J. dan Paikoff, R. 1997. Sexuality and Development Transition during Adolescence.
In J. Schulenberg, J. L. Maggs and K. Hurrelmann (Eds.), Health Risk and Developmental Transition
During Adolescence (hal.190-219). Cambridge: Cambridge University Press.
Badan Pusat Statistik (BPS), [Indonesia]. 2011. Pedoman Wawancara Rumahtangga dan Wanita SDKI
2012. Jakarta: BPS.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) [Indonesia], 2008. Pedoman Teknis Standar Pelayanan Minimal.
Jakarta, Indonesia: Kemenkes.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) [Indonesia], 2012. Petunjuk Pelayanan Antenatal Terpadu. Fact
Sheet. Jakarta, Indonesia: Kemenkes.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) [Indonesia], 2001. Yang Perlu Diketahui Petugas Kesehatan
Tentang Kesehatan Reproduksi. Jakarta, Indonesia: Kemenkes.
Komisi AIDS Nasional. 2012. Indonesia. Strategi Nasional dan Pelaksanaan HIV dan AIDS-
Internasional. http://www.ilo.org/wcmsp5/group/public/----ed_protect/---ilo_aids/documents/
legaldocument/ wcms_17307.pdf.
Miller, B.C., and Benson, B. (1999). Romantic and Sexual Relationship Development during
Adolescence. In W. Furman, B. B. Brown, and C. Feiring (Eds.), The Development of Romantic
Relationship in Adolescence (pp.99-121). New York: Cambridge University.
Statistics Indonesia (Badan Pusat Statistik—BPS) and Macro International. 2008. Indonesia
Demographic and Health Survey 2007. Calverton, Maryland, USA: BPS and Macro International.
WHO/UNICEF Joint Monitoring Programme for Water Supply and Sanitation. 2004. Meeting on the
MDG Drinking Water and Sanitation Target: A Mid-term Assessment of Progress. New York: World
Health Organization and United Nations Children's Fund.
WHO/UNICEF Joint Monitoring Programme for Water Supply and Sanitation. 2005. Water for life:
Making it happen. Geneva: World Health Organization and United Nations Children's Fund.
World Health Organization (WHO). 2005. Guiding principles on feeding nonbreastfed children 6 to 24
months of age. Geneva: World Health Organization.
92 Daftar Pustaka
TABEL PROVINSI Lampiran A
BAB 3 PAJANAN MEDIA
Tabel A -3,1,1 Pajanan media massa: wanita
Persentase wanita belu m kawin umur 15 -24 yang membaca koran atau majalah paling sedikit sekali seminggu , mendengarkan radio paling sedikit sekali
seminggu, dan menonton TV paling sedikit sekali seminggu, menurut provinsi, Indonesia 2012
Membaca Koran/majalah paling Mendengarkan radio paling Menonton TV paling Ketiga Tidak ada
Provinsi sedikit sekali seminggu sedikit sekali seminggu sedikit sekali seminggu media Media Jumlah
Sumatera
Aceh 20,8 24,5 87,8 6,4 6,4 217
Sumatera Utara 19,3 30,3 88,4 7,3 7,9 618
Sumatera Barat 15,5 25,7 85,7 5,1 9,1 192
Riau 34,0 31,9 93,6 14,1 3,6 185
Jambi 22,4 22,4 93,3 4,8 3,7 87
Sumatera Selatan 25,4 30,7 93,3 13,9 5,0 226
Bengkulu 32,0 33,6 89,7 12,5 6,4 57
Lampung 19,7 30,9 88,4 6,4 7,6 256
Bangka Belitung 28,5 33,7 94,7 14,2 2,7 46
Kepulauan Riau 26,7 22,0 89,2 9,1 5,4 61
Jawa
DKI Jakarta 22,1 32,1 89,5 10,3 7,3 426
Jawa Barat 18,2 25,4 91,3 7,2 6,3 1.426
Jawa Tengah 16,8 32,0 87,3 7,1 7,5 1.184
DI Yogyakarta 39,3 38,1 86,1 17,2 6,4 142
Jawa Timur 24,4 32,4 87,3 9,1 6,1 1.080
Banten 15,6 24,8 90,6 7,5 5,5 442
Kalimantan
Kalimantan Barat 10,7 16,6 89,3 2,7 6,4 109
Kalimantan Tengah 23,8 28,7 95,5 12,0 2,4 57
Kalimantan Selatan 17,9 20,7 93,6 5,6 3,8 120
Kalimantan Timur 14,1 20,4 92,1 5,1 5,7 121
Sulawesi
Sulawesi Utara 20,6 13,2 87,6 4,1 10,5 76
Sulawesi Tengah 13,3 20,6 88,0 3,0 10,1 81
Sulawesi Selatan 21,4 30,4 91,4 8,1 6,6 333
Sulawesi Tenggara 21,9 30,6 91,2 11,1 6,7 69
Gorontalo 19,9 35,1 87,9 10,7 8,9 40
Sulawesi Barat 9,5 13,4 88,0 2,5 12,0 36
Lampiran A 93
Tabel A-3,1,2 Pajanan media massa:pria
Persentase pria belum kawin umur 15 -24 yang membaca koran atau majalah pal ing sedikit sekali seminggu , mendengarkan radio
paling sedikit sekali seminggu, dan menonton TV paling sedikit sekali seminggu, menurut provinsi, Indonesia 2012
Jawa
DKI Jakarta 18,1 22,5 87,1 7,9 9,0 472
Jawa Barat 11,6 23,5 87,6 2,9 8,9 2.034
Jawa Tengah 29,2 45,1 85,9 16,6 8,0 1.322
DI Yogyakarta 39,3 28,7 81,7 11,6 10,8 180
Jawa Timur 22,9 40,3 86,4 12,9 8,5 1.625
Banten 11,3 21,5 89,0 4,7 9,3 553
Kalimantan
Kalimantan Barat 12,8 22,7 86,3 3,7 9,6 180
Kalimantan Tengah 13,9 31,0 89,4 4,9 7,6 99
Kalimantan Selatan 20,0 31,3 95,5 5,2 3,4 176
Kalimantan Timur 20,3 25,8 93,3 6,6 5,1 162
Sulawesi
Sulawesi Utara 22,6 17,9 87,8 6,7 10,8 101
Sulawesi Tengah 13,7 30,6 61,5 1,0 21,1 111
Sulawesi Selatan 19,9 24,1 82,0 7,4 15,0 368
Sulawesi Tenggara 15,5 28,7 94,5 8,9 3,8 91
Gorontalo 18,9 39,2 79,8 10,8 14,2 47
Sulawesi Barat 17,5 18,9 85,2 5,9 13,2 44
94 Lampiran A
Tab el A-3,2,1 Pesan dari media cetak
Diantara wanita belum kawin umur 15-24 yang membaca media cetak, persentase yang membaca pesan tertentu di surat
kabar / majalah dalam enam bulan sebelum wawancara, menurut propinsi, Indonesia 2012
Jawa
DKI Jakarta 31,9 52,9 30,3 59,2 20,6 321
Jawa Barat 25,3 36,0 16,4 46,3 15,1 1.039
Jawa Tengah 30,9 34,1 22,2 55,0 28,3 914
DI Yogyakarta 25,4 30,0 17,8 47,7 23,5 132
Jawa Timur 29,8 37,0 24,1 51,3 21,0 677
Banten 29,4 25,1 20,2 40,3 13,6 348
Kalimantan
Kalimantan Barat 15,6 15,4 10,3 36,2 14,7 67
Kalimantan Tengah 30,9 26,2 17,8 37,3 19,5 39
Kalimantan Selatan 16,0 13,1 12,9 28,0 10,9 86
Kalimantan Timur 24,3 17,9 12,5 35,5 17,5 101
Sulawesi
Sulawesi Utara 17,8 31,9 7,9 48,0 18,6 52
Sulawesi Tengah 21,5 19,6 12,4 32,2 12.1 59
Sulawesi Selatan 27,8 24,4 17,1 50,6 16.6 196
Sulawesi Tenggara 30,7 26,2 20,2 41,0 20.6 52
Gorontalo 19,6 21,5 10,7 43,2 18.0 31
Sulawesi Barat 19,7 16,8 13,5 39,4 12.0 20
Lampiran A 95
Tabel A-3,2,2 Pesan dari media cetak
Diantara pria belum kawin umur 15 -24 yang membaca media cetak, persentase yang membaca pesan tertentu di surat
kabar / majalah dalam enam bulan sebelum wawancara, menurut propinsi, Indonesia 2012
Jawa
DKI Jakarta 18,9 45,7 7,5 51,0 27,0 303
Jawa Barat 20,5 32,3 9,0 43,9 23,7 1.211
Jawa Tengah 15,1 28,2 7,8 45,6 21,9 929
DI Yogyakarta 33,5 36,7 18,0 58,0 41,6 160
Jawa Timur 23,2 27,1 14,7 51,1 29,9 950
Banten 27,4 36,2 5,4 43,0 13,6 326
Kalimantan
Kalimantan Barat 28,2 16,8 9,7 50,5 31,7 106
Kalimantan Tengah 21,9 23,3 20,5 47,0 31,7 58
Kalimantan Selatan 11,0 18,2 5,7 25,4 13,8 156
Kalimantan Timur 15,8 30,3 5,8 32,3 18,9 112
Sulawesi
Sulawesi Utara 31,3 52,8 8,1 52,4 42,9 71
Sulawesi Tengah 12,9 21,2 3,7 36,1 21,3 65
Sulawesi Selatan 13,0 20,1 7,9 42,7 14,2 185
Sulawesi Tenggara 14,8 28,9 7,9 31,4 23,0 70
Gorontalo 16,1 25,2 7,4 37,2 17,1 33
Sulawesi Barat 21,6 21,7 11,0 35,0 23,1 29
96 Lampiran A
Tabel A-3,3,1 Pesan dari radio
Diantara wanita belu m kawin umur 15 -24 yang mendengarkan radio , persentase yang mendengar pesan tertentu di radio
dalam enam bulan sebelum wawancara, menurut propinsi, Indonesia 2012
Jawa
DKI Jakarta 22,1 36,7 21,2 44,4 13,5 293
Jawa Barat 20,1 22,3 11,9 32,6 10,8 1.062
Jawa Tengah 15,2 18,6 11,5 35,7 13,7 953
DI Yogyakarta 11,0 9,1 8,8 22,4 7,6 124
Jawa Timur 19,7 25,6 12,0 38,4 14,6 730
Banten 15,7 9,4 7,4 30,4 5,9 359
Kalimantan
Kalimantan Barat 10,0 10,5 4,6 21,8 9,2 53
Kalimantan Tengah 16,3 11,2 14,1 15,3 3,5 38
Kalimantan Selatan 7,6 5,6 9,6 20,7 4,2 96
Kalimantan Timur 10,7 5,1 5,1 17,9 3,2 93
Sulawesi
Sulawesi Utara 12,7 13,7 6,0 30,6 10,4 44
Sulawesi Tengah 13,7 14,6 4,8 16,8 8,2 55
Sulawesi Selatan 15,2 13,7 12,3 28,8 9,5 213
Sulawesi Tenggara 16,0 17,7 12,3 29,1 11,3 51
Gorontalo 18,5 15,6 10,6 33,7 12,8 33
Sulawesi Barat 9,6 5,2 9,4 16,6 7,1 18
Lampiran A 97
Tabel A-3,3,2 Pesan dari radio
Diantara pria belum kawin umur 15-24 yang mendengarkan radio, persentase yang mendengar pesan tertentu di radio
dalam enam bulan sebelum wawancara, menurut propinsi, Indonesia 2012
Jawa
DKI Jakarta 16,5 39,2 10,6 42,1 20,4 280
Jawa Barat 16,2 21,0 6,8 30,7 18,2 1.359
Jawa Tengah 14,4 22,4 8,1 34,7 15,0 1.097
DI Yogyakarta 21,3 22,5 13,9 39,9 19,5 142
Jawa Timur 16,2 13,8 8,5 31,0 17,1 1.240
Banten 21,0 26,1 5,3 37,0 11,2 384
Kalimantan
Kalimantan Barat 27,2 18,7 7,8 38,3 20,9 123
Kalimantan Tengah 8,2 7,2 3,6 20,1 10,9 61
Kalimantan Selatan 8,8 10,5 3,7 14,6 6,4 158
Kalimantan Timur 12,3 10,9 4,6 19,7 14,0 106
Sulawesi
Sulawesi Utara 15,6 25,4 6,3 38,4 23,1 57
Sulawesi Tengah 9,6 14,7 5,5 21,4 14,0 83
Sulawesi Selatan 14,8 9,4 8,1 27,6 12,0 188
Sulawesi Tenggara 10,1 14,0 3,8 18,9 12,3 77
Gorontalo 10,5 11,9 6,3 24,2 6,5 39
Sulawesi Barat 10,7 13,2 9,1 18,0 13,1 29
98 Lampiran A
Tabel A-3,4,1 Pesan dari televisi
Diantara wanita belum kawin umur 15 -24 yang menonton televisi, persentase yang melihat program-program khusus dalam
enam bulan sebelum wawancara, menurut propinsi, Indonesia 2012
Televisi
Provinsi Mencegah kehamilan Iklan kondom Menunda perkawinan HIV/AIDS IMS Jumlah
Sumatera
Aceh 36,0 35,0 18,1 39,4 7,0 211
Sumatera Utara 23,9 41,5 16,5 42,9 10,7 607
Sumatera Barat 53,1 34,4 34,7 51,9 16,9 187
Riau 56,1 51,6 31,5 55,2 20,9 183
Jambi 41,4 28,5 22,0 48,5 12,0 86
Sumatera Selatan 38,8 35,1 21,1 47,1 16,9 224
Bengkulu 41,0 35,7 23,3 52,4 15,8 56
Lampung 44,3 33,3 27,4 43,9 10,9 252
Bangka Belitung 34,2 42,0 20,8 54,2 5,9 46
Kepulauan Riau 33,0 64,8 40,3 53,5 17,0 60
Jawa
DKI Jakarta 51,6 74,3 45,5 68,4 16,9 420
Jawa Barat 47,7 54,6 31,8 56,7 15,1 1.414
Jawa Tengah 36,3 45,5 27,1 54,3 19,5 1.184
DI Yogyakarta 27,7 47,9 21,0 46,2 11,6 142
Jawa Timur 38,3 48,3 21,7 54,4 17,6 1.066
Banten 52,0 55,6 27,7 54,3 12,6 439
Kalimantan
Kalimantan Barat 22,0 36,8 15,3 40,6 14,3 108
Kalimantan Tengah 36,3 32,1 22,1 45,2 12,4 55
Kalimantan Selatan 30,2 40,1 28,7 51,6 12,7 120
Kalimantan Timur 45,2 33,6 26,4 53,1 15,1 121
Sulawesi
Sulawesi Utara 27,9 46,4 17,0 56,7 17,8 74
Sulawesi Tengah 40,8 33,0 23,3 47,5 14,7 81
Sulawesi Selatan 47,6 38,1 27,1 56,6 14,8 328
Sulawesi Tenggara 41,6 39,3 25,4 52,2 18,8 68
Gorontalo 42,5 31,2 29,4 50,5 17,0 40
Sulawesi Barat 33,9 21,1 19,6 40,5 8,1 35
Lampiran A 99
Tabel A-3,4,2 Pesan dari Televisi
Diantara pria belum kawin umur 15-24 yang menonton televisi, persentase yang melihat program-program khusus dalam
enam bulan sebelum wawancara, menurut propinsi, Indonesia 2012
Televisi
Provinsi Mencegah kehamilan Iklan kondom Menunda perkawinan HIV/AIDS IMS Jumlah
Sumatera
Aceh 32,3 54,1 22,1 38,6 22,6 220
Sumatera Utara 41,5 57,0 10,3 58,5 21,3 638
Sumatera Barat 47,1 39,3 24,3 49,3 32,2 228
Riau 42,2 48,7 16,4 55,0 26,4 271
Jambi 16,1 51,1 8,8 35,1 13,4 158
Sumatera Selatan 21,4 43,9 21,9 48,5 29,6 320
Bengkulu 35,2 36,2 20,7 47,6 30,2 80
Lampung 36,8 45,6 25,5 47,8 27,1 366
Bangka Belitung 28,3 46,5 21,9 46,4 25,3 65
Kepulauan Riau 27,1 77,8 14,2 54,7 24,6 66
Jawa
DKI Jakarta 47,9 82,7 18,1 72,7 34,2 468
Jawa Barat 45,5 67,8 19,0 65,7 29,6 1.981
Jawa Tengah 27,2 57,8 17,0 58,2 26,2 1.300
DI Yogyakarta 44,3 58,9 33,5 66,1 36,9 179
Jawa Timur 34,9 45,1 21,4 57,4 33,3 1.591
Banten 49,5 71,7 14,3 67,8 17,2 539
Kalimantan
Kalimantan Barat 42,8 50,5 21,3 56,5 29,8 173
Kalimantan Tengah 32,3 24,7 21,7 40,7 22,7 97
Kalimantan Selatan 48,0 53,9 20,2 52,4 25,5 175
Kalimantan Timur 40,7 60,5 17,9 55,2 35,3 157
Sulawesi
Sulawesi Utara 54,6 58,9 32,1 63,7 40,0 99
Sulawesi Tengah 17,2 28,8 14,9 35,0 23,0 110
Sulawesi Selatan 24,9 38,5 14,1 47,3 17,5 358
Sulawesi Tenggara 34,8 42,6 26,8 45,6 27,9 90
Gorontalo 36,7 40,9 16,8 48,4 19,6 47
Sulawesi Barat 23,6 24,2 15,6 36,7 20,3 44
100 Lampiran A
BAB 4 PENGETAHUAN TENTANG SISTEM REPRODUKSI DAN
PENGELAMAN PUBERTAS
Distribusi persentase wanita dan pria belum kawin umur 15 -24 tahun menurut pengetahuan tentang hari -hari tertentu dalam
siklus menstruasi wanita ketika wanita lebih mungkin untuk hamil, menurut provinsi, Indonesia 2012
Sumatera
Aceh 12,6 217 13,5 222
Sumatera Utara 7,6 618 3,6 641
Sumatera Barat 14,9 192 9,0 229
Riau 14,2 185 3,8 281
Jambi 20,9 87 4,8 160
Sumatera Selatan 12,8 226 5,8 322
Bengkulu 14,4 57 12,3 81
Lampung 11,2 256 1,9 383
Bangka Belitung 11,6 46 6,8 66
Kepulauan Riau 9,5 61 16,2 68
Jawa
DKI Jakarta 24,8 426 10,4 472
Jawa Barat 15,1 1.426 9,7 2.034
Jawa Tengah 19,0 1.184 15,1 1.322
DI Yogyakarta 49,9 142 20,8 180
Jawa Timur 19,0 1.080 11,1 1.625
Banten 11,6 442 4,6 553
Kalimantan
Kalimantan Barat 11,2 109 4,3 180
Kalimantan Tengah 7,9 57 10,3 99
Kalimantan Selatan 19,1 120 5,7 176
Kalimantan Timur 11,9 121 3,7 162
Sulawesi
Sulawesi Utara 14,3 76 9,1 101
Sulawesi Tengah 14,9 81 6,0 111
Sulawesi Selatan 8,3 333 11,3 368
Sulawesi Tenggara 25,0 69 9,4 91
Gorontalo 6,9 40 3,9 47
Sulawesi Barat 10,4 36 8,9 44
Lampiran A 101
Tabel A -4,2 Pengetahuan tentang risiko kehamilan
Persentase wanita dan pria belum kawin umur 15-24 tahun yang berfikir bahwa wanita bisa menjadi hamil setelah
melakukan hubungan seksual pertama kali, menurut provinsi, Indonesia 2012,
Sumatera
Aceh 50,0 217 67,8 222
Sumatera Utara 51,8 618 57,5 641
Sumatera Barat 47,2 192 49,9 229
Riau 47,6 185 44,8 281
Jambi 56,7 87 47,8 160
Sumatera Selatan 52,9 226 33,4 322
Bengkulu 35,3 57 39,4 81
Lampung 55,8 256 55,2 383
Bangka Belitung 61,0 46 42,0 66
Kepulauan Riau 55,8 61 66,8 68
Jawa
DKI Jakarta 61,1 426 70,3 472
Jawa Barat 49,9 1.426 54,5 2.034
Jawa Tengah 56,9 1.184 59,0 1.322
DI Yogyakarta 74,3 142 53,8 180
Jawa Timur 50,1 1.080 47,7 1.625
Banten 56,1 442 51,1 553
Kalimantan
Kalimantan Barat 45,5 109 45,4 180
Kalimantan Tengah 44,2 57 37,2 99
Kalimantan Selatan 56,2 120 46,4 176
Kalimantan Timur 59,7 121 42,3 162
Sulawesi
Sulawesi Utara 41,2 76 50,8 101
Sulawesi Tengah 43,8 81 30,7 111
Sulawesi Selatan 37,2 333 42,8 368
Sulawesi Tenggara 50,3 69 44,3 91
Gorontalo 35,8 40 37,3 47
Sulawesi Barat 38,2 36 37,7 44
102 Lampiran A
Tabel A -4,3 Pemahaman tentang anemia
Diantara wanita dan pria belum kawin umur 15-24 tahun yang pernah mendengar tentang anemia, persentase yang memiliki persepsi
tertentu tentang apa yang dimaksud anemia, menurut provinsi, Indonesia 2012
Jawa
DKI Jakarta 8,0 12,0 373 2,6 1,3 352
Jawa Barat 4,5 7,0 1.122 1,5 1,2 1.237
Jawa Tengah 2,9 6,2 1.047 1,0 1,9 1.082
DI Yogyakarta 7,9 8,4 138 2,9 3,5 147
Jawa Timur 4,6 6,5 876 0,8 3,3 931
Banten 1,0 3,1 348 1,9 1,9 320
Kalimantan
Kalimantan Barat 2,9 0,7 66 0,0 0,6 90
Kalimantan Tengah 4,3 8,6 39 0,0 2,2 47
Kalimantan Selatan 3,8 4,2 94 1,7 0,5 105
Kalimantan Timur 0,7 1,9 94 0,6 3,5 87
Sulawesi
Sulawesi Utara 10,4 12,3 53 1,0 0,0 46
Sulawesi Tengah 4,7 5,5 59 0,0 0,0 34
Sulawesi Selatan 4,2 2,3 218 7,4 8,0 191
Sulawesi Tenggara 11,0 11,2 49 2,2 0,0 52
Gorontalo 3,4 6,4 24 1,1 0,0 15
Sulawesi Barat 2,0 6,7 20 7,9 0,0 16
Lampiran A 103
Tabel A -4,4,1 Diskusi tentang kesehatan reproduksi: Wanita
Persentase wanita belum kawin umur 15-24 tahun yang mendiskusikan kesehatan reproduksi dengan orang lain,
menurut provinsi, Indonesia 2012
Jawa
DKI Jakarta 59,8 52,8 2,9 25,5 22,3 35,6 12,6 3,7 18,2 426
Jawa Barat 62,8 43,9 5,7 27,3 24,6 42,4 15,0 9,3 20,6 1.426
Jawa Tengah 70,3 59,4 6,2 32,4 32,6 43,6 19,2 4,6 14,2 1.184
DI Yogyakarta 84,5 69,5 6,9 32,9 42,9 61,1 35,3 7,3 4,5 142
Jawa Timur 59,0 44,3 4,3 21,5 24,4 43,0 17,8 5,2 20,9 1.080
Banten 59,1 43,2 4,5 26,7 21,8 37,4 10,6 5,0 22,9 442
Kalimantan
Kalimantan Barat 45,8 33,1 3,6 18,2 15,4 30,8 14,3 3,2 38,0 109
Kalimantan Tengah 50,2 37,2 4,7 28,0 27,6 33,3 21,8 2,9 34,6 57
Kalimantan Selatan 61,1 41,3 1,7 20,1 21,1 52,5 13,7 2,5 18,5 120
Kalimantan Timur 64,7 46,7 5,2 32,7 27,7 49,3 17,3 6,0 16,8 121
Sulawesi
Sulawesi Utara 49,6 37,5 4,5 19,1 23,8 43,4 18,4 6,3 24,5 76
Sulawesi Tengah 67,9 38,6 7,0 28,7 33,7 46,3 16,2 2,0 20,2 81
Sulawesi Selatan 52,2 33,5 3,2 21,6 19,4 38,7 11,6 3,6 29,8 333
Sulawesi Tenggara 63,7 40,6 4,3 33,9 29,7 51,6 25,7 6,1 19,5 69
Gorontalo 59,6 31,2 8,0 24,1 25,5 51,4 19,2 4,4 24,4 40
Sulawesi Barat 42,7 22,0 4,5 14,7 15,6 34,3 12,1 0,9 37,6 36
Jumlah 60,2 44,0 4,6 26,1 24,5 43,2 16,0 5,1 22,0 8.419
104 Lampiran A
Tabel A -4,4,2 Diskusi tentang kesehatan reproduksi: Pria
Persentase pria belum kawin umur 15 -24 tahun yang mendiskusikan kesehatan reproduksi dengan orang lain, menurut
provinsi, Indonesia 2012
Jawa
DKI Jakarta 37,8 8,7 6,4 8,0 5,2 34,0 9,0 8,4 39,0 472
Jawa Barat 70,8 11,1 9,0 14,8 15,3 35,6 14,1 14,6 21,2 2.034
Jawa Tengah 60,0 9,2 8,1 9,1 11,6 38,8 29,2 9,3 26,5 1.322
DI Yogyakarta 72,4 18,0 13,6 19,6 25,8 61,5 28,8 22,5 13,6 180
Jawa Timur 56,6 12,7 9,8 10,9 10,5 37,7 21,2 14,5 27,3 1.625
Banten 40,6 4,2 2,5 4,8 4,0 23,8 3,9 4,2 46,9 553
Kalimantan
Kalimantan Barat 58,7 9,2 12,2 15,3 16,7 30,9 12,3 8,4 26,8 180
Kalimantan Tengah 57,9 11,6 7,9 14,0 22,0 43,3 19,5 15,7 26,3 99
Kalimantan Selatan 65,9 16,4 13,9 15,0 16,3 39,4 12,4 8,8 19,3 176
Kalimantan Timur 64,5 7,5 5,6 9,9 15,5 54,9 11,4 8,8 23,4 162
Sulawesi
Sulawesi Utara 67,3 21,4 16,2 19,7 28,3 55,9 35,5 27,6 19,6 101
Sulawesi Tengah 52,8 12,9 11,2 16,4 24,1 35,5 18,2 6,8 34,1 111
Sulawesi Selatan 46,6 4,5 2,7 6,2 10,9 46,5 9,3 7,0 30,4 368
Sulawesi Tenggara 52,5 9,1 11,8 17,3 21,1 48,0 21,5 10,1 31,2 91
Gorontalo 58,9 12,8 7,7 12,0 27,1 29,8 22,1 12,1 30,7 47
Sulawesi Barat 39,4 2,5 4,4 9,7 18,3 37,8 10,9 7,7 39,8 44
Jumlah 58,6 9,9 8,2 11,7 12,8 38,7 17,0 11,1 27,4 10.980
Lampiran A 105
Tabel A -4,5,1 Sumber pilihan untuk mengetahui informasi lebih banyak tentang kesehatan reproduksi: Wanita
Persentase wanita belum kawin umur 15-24 tahun, mereka yang ingin mengetahui lebih banyak tentang kesehatan reproduksi
dengan orang lain , menurut provinsi, Indonesia 2012
Jawa
DKI Jakarta 23,6 51,2 2,3 10,1 4,8 19,3 35,2 0,4 4,3 3,9 0,6 426
Jawa Barat 22,2 43,5 3,3 8,1 6,1 23,2 37,3 0,5 7,5 2,7 0,0 1.426
Jawa Tengah 19,3 36,9 2,9 5,6 4,9 19,5 51,6 1,1 6,2 2,1 0,0 1.184
DI Yogyakarta 24,0 49,2 3,1 5,4 4,4 26,0 68,4 1,1 7,0 0,3 0,0 142
Jawa Timur 20,3 36,2 1,0 9,1 3,1 29,4 36,8 0,0 4,2 4,4 0,0 1.080
Banten 23,2 34,7 2,9 7,5 5,4 22,2 31,8 0,0 7,3 8,4 0,4 442
Kalimantan
Kalimantan Barat 22,0 34,9 3,1 6,7 2,7 21,7 28,3 0,0 1,9 14,7 1,5 109
Kalimantan Tengah 19,9 46,7 3,2 8,8 10,0 21,3 33,1 0,0 2,1 7,3 0,0 57
Kalimantan Selatan 30,4 40,6 0,0 5,8 3,3 32,6 35,7 0,0 4,3 6,2 0,0 120
Kalimantan Timur 19,2 37,8 4,2 10,6 8,7 25,1 41,9 0,0 7,8 4,2 0,0 121
Sulawesi
Sulawesi Utara 27,4 42,6 6,8 6,2 7,5 28,6 34,6 0,9 5,8 7,1 0,8 76
Sulawesi Tengah 29,9 45,0 5,1 10,1 9,1 24,9 45,3 0,6 2,7 3,5 0,0 81
Sulawesi Selatan 25,4 32,0 2,0 6,6 6,6 30,8 29,2 0,1 7,0 9,9 0,3 333
Sulawesi Tenggara 21,6 29,6 3,4 10,8 8,2 34,0 42,9 0,9 4,1 9,6 0,6 69
Gorontalo 26,9 31,0 3,5 9,1 10,0 30,0 32,5 1,2 2,2 11,1 0,0 40
Sulawesi Barat 21,3 20,8 2,7 5,2 7,4 30,5 28,4 0,0 5,1 16,3 0,0 36
Jumlah 22,1 38,3 2,4 8,0 5,2 25,7 39,3 0,5 5,2 5,1 0,2 8.419
106 Lampiran A
Tabel A -4,5,2 Sumber pilihan untuk mengetahui informasi lebih banyak tentang kesehatan reproduksi: Pria
Persentase pria belum kawin umur 15 -24 tahun, mereka yang ingin mengetahui lebih banyak tentang kesehatan reproduksi
dengan orang lain , menurut provinsi, Indonesia 2012
Sumatera
Aceh 25,9 3,3 4,1 0,8 3,2 13,8 60,9 17,1 4,5 6,0 0,0 222
Sumatera Utara 42,9 4,6 2,5 1,5 3,1 20,0 18,0 0,2 2,6 20,1 1,1 641
Sumatera Barat 33,4 8,9 9,4 7,0 3,5 29,9 46,0 1,4 9,3 7,1 0,0 229
Riau 39,6 9,7 7,0 1,6 2,6 10,2 42,5 0,0 1,9 5,4 0,9 281
Jambi 40,6 9,9 7,9 2,2 10,7 12,6 44,7 0,3 3,4 6,4 0,4 160
Sumatera Selatan 19,2 14,2 14,3 6,0 5,9 15,5 59,3 1,4 3,9 7,4 0,0 322
Bengkulu 23,3 8,9 8,8 2,5 4,7 21,7 61,4 1,1 5,1 10,5 0,0 81
Lampung 48,4 5,1 2,9 2,1 2,0 15,4 16,0 3,6 2,8 18,4 1,4 383
Bangka Belitung 23,3 16,2 6,1 3,1 9,6 19,4 43,7 3,0 6,4 12,9 0,3 66
Kepulauan Riau 53,0 3,3 3,4 3,1 4,6 21,6 39,3 0,3 1,5 7,9 0,2 68
Jawa
DKI Jakarta 27,4 21,1 14,4 9,3 3,8 18,3 55,9 2,6 8,0 5,9 0,4 472
Jawa Barat 52,0 14,4 7,3 4,9 3,9 24,9 35,1 4,0 6,1 4,7 0,0 2.034
Jawa Tengah 31,5 17,7 15,5 3,5 7,7 20,8 62,8 0,6 8,9 1,7 0,2 1.322
DI Yogyakarta 34,2 15,8 11,1 6,2 6,2 23,9 66,7 4,6 14,5 1,1 0,0 180
Jawa Timur 29,0 10,3 7,1 2,9 5,3 26,4 52,3 3,5 4,4 5,0 0,2 1.625
Banten 26,0 14,9 10,5 1,1 1,5 13,5 17,7 2,4 6,4 30,7 0,2 553
Kalimantan
Kalimantan Barat 38,1 10,2 9,2 2,3 4,8 18,5 36,6 1,8 0,9 15,2 0,4 180
Kalimantan Tengah 29,4 10,5 10,9 1,8 2,1 18,8 38,0 2,7 5,3 13,1 0,0 99
Kalimantan Selatan 41,1 6,5 5,1 3,0 2,0 24,9 32,3 1,7 5,8 7,2 0,3 176
Kalimantan Timur 16,0 14,6 11,3 3,1 4,9 19,9 41,0 1,2 4,1 21,1 0,0 162
Sulawesi
Sulawesi Utara 23,1 20,6 17,5 6,6 5,6 18,4 58,3 0,8 8,3 5,8 0,4 101
Sulawesi Tengah 16,0 6,4 4,0 0,3 3,1 10,2 62,1 0,4 2,2 11,1 0,0 111
Sulawesi Selatan 23,9 8,1 3,4 0,5 5,7 34,3 34,6 2,1 6,6 12,2 0,0 368
Sulawesi Tenggara 27,6 13,4 9,9 4,2 4,1 25,6 60,5 2,8 6,7 10,9 0,6 91
Gorontalo 33,0 15,0 7,9 3,0 9,4 17,0 51,2 3,9 1,6 2,6 0,4 47
Sulawesi Barat 20,0 6,0 6,6 3,6 3,5 26,9 42,0 2,3 4,8 18,4 0,0 44
Jumlah 35,4 11,8 8,5 3,4 4,7 22,0 43,9 2,7 5,5 8,9 0,3 10.980
Lampiran A 107
Tabel A -4,6,1 Pengetahuan tentang sumber informasi men genai kesehatan reproduksi remaja: Wanita
Persentase wanita belum kawin umur 15 -24 tahun yang tahu tempat penyedia informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja, dan, diantara mereka yang
mengetahui tempat memberikan informasi dan konseling remaj a, persentase berbagai sumber informasi, menurut provinsi, Indonesia 2012
Wanita belum kawin umur 15 -24 yahun Diantara wanita belum kawin umur 15-24 tahun yang mengetahui
sumber memberikan informasi dan konseling remaja, persentase
penamaan:
Persentase yang tahu tempat
informasi dan konsultasi mengenai PKRR- Perkumpulan Tidak tahu/tidak Tidak
Provinsi kesehatan reproduksi remaja Jumlah PIK-KRR PIKER pemuda Lainnya ingat menjawab Jumlah
Sumatera
Aceh 8,8 217 8,1 5,2 0,0 13,9 72,7 0,0 19
Sumatera Utara 1,5 618 0,0 0,0 15,4 31,2 53,4 0,0 9
Sumatera Barat 14,3 192 7,0 3,8 1,8 38,0 49,4 0,0 27
Riau 12,0 185 21,9 0,0 0,0 24,2 53,9 0,0 22
Jambi 6,7 87 30,2 0,0 0,0 32,5 37,3 0,0 6
Sumatera Selatan 3,5 226 24,4 0,0 0,0 0,0 75,6 0,0 8
Bengkulu 23,3 57 18,8 2,5 0,0 21,7 56,9 0,0 13
Lampung 9,6 256 7,8 0,0 8,1 29,2 54,9 0,0 25
Bangka Belitung 8,6 46 11,6 0,0 0,0 16,6 71,8 0,0 4
Kepulauan Riau 9,3 61 14,8 0,0 0,0 32,1 53,0 0,0 6
Jawa
DKI Jakarta 6,5 426 5,9 5,8 3,6 15,2 67,3 2,3 28
Jawa Barat 6,6 1,426 8,8 4,7 9,0 29,0 57,8 0,0 94
Jawa Tengah 10,1 1,184 15,8 0,0 2,1 41,5 40,6 0,0 120
DI Yogyakarta 15,1 142 19,1 5,7 12,4 44,8 18,8 2,1 21
Jawa Timur 12,7 1,080 2,6 0,0 0,0 29,4 68,1 0,0 137
Banten 5,1 442 5,2 4,9 5,0 22,3 62,4 0,0 23
Kalimantan
Kalimantan Barat 5,0 109 8,6 0,0 0,0 17,4 74,0 0,0 5
Kalimantan Tengah 12,2 57 5,1 19,2 0,0 61,7 14,1 0,0 7
Kalimantan Selatan 7,7 120 24,8 3,2 0,0 24,1 47,9 0,0 9
Kalimantan Timur 14,0 121 8,7 0,0 0,0 41,3 50,0 0,0 17
Sulawesi
Sulawesi Utara 2,9 76 0,0 28,4 0,0 37,5 34,1 0,0 2
Sulawesi Tengah 8,5 81 21,5 15,6 0,0 16,3 46,6 0,0 7
Sulawesi Selatan 6,0 333 4,1 0,0 0,0 18,2 77,7 0,0 20
Sulawesi Tenggara 8,8 69 38,2 0,0 0,0 24,0 37,8 0,0 6
Gorontalo 6,2 40 31,6 7,7 6,1 6,5 48,1 0,0 2
Sulawesi Barat 5,2 36 12,8 0,0 0,0 19,5 74,6 0,0 2
Jumlah 8,2 8,419 10,8 2,4 3,2 30,8 54,1 0,2 689
108 Lampiran A
Tabel A -4,6,2 Pengetahuan tentang sumber informasi mengenai kesehatan reproduksi remaja: Pria
Persentase pria belum kawin umur 15 -24 tahun yang tahu tempat penyedia informasi dan konsultasi kes ehatan reproduksi remaja, dan, diantara mereka yang
mengetahui tempat memberikan informasi dan konseling remaja, persentase berbagai sumber informasi, menurut provinsi, Indonesi a 2012
Wanita belum kawin umur 15 -24 tahun Diantara pria belum kawin umur 15-24 tahun yang mengetahui sumber
memberikan informasi dan konseling remaja, persentase penamaan:
Persentase yang tahu tempat informasi Tidak
dan konsultasi mengenai kesehatan PKRR- Perkumpulan tahu/tidak Tidak
Provinsi reproduksi remaja Jumlah PIK-KRR PIKER pemuda Lainnya ingat menjawab Jumlah
Sumatera
Aceh 6,0 222 16,4 0,0 0,0 32,6 45,3 5,7 13
Sumatera Utara 1,1 641 41,0 0,0 21,0 20,9 17,1 0,0 7
Sumatera Barat 10,3 229 16,3 0,0 2,5 36,4 42,8 2,0 24
Riau 8,5 281 10,9 3,4 0,0 16,3 69,4 0,0 24
Jambi 1,8 160 0,0 0,0 17,7 30,5 51,8 0,0 3
Sumatera Selatam 7,0 322 0,0 0,0 0,0 38,7 61,3 0,0 23
Bengkulu 6,6 81 28,1 0,0 0,0 24,0 54,5 0,0 5
Lampung 2,1 383 0,0 0,0 9,4 20,0 70,6 0,0 8
Bangka Belitung 5,8 66 11,3 12,8 0,0 26,4 43,5 6,1 4
Kepulauan Riau 4,4 68 13,2 0,0 0,0 34,1 39,2 13,6 3
Jawa
DKI Jakarta 8,8 472 8,7 0,0 0,0 28,1 63,2 0,0 42
Jawa Barat 5,2 2,034 4,2 0,0 0,0 22,8 69,4 3,6 105
Jawa Tengah 6,0 1,322 18,2 7,8 3,1 56,9 14,0 0,0 80
DI Yogyakarta 17,8 180 13,9 0,0 2,8 27,5 57,3 0,0 32
Jawa Timur 7,8 1,625 8,6 0,0 2,5 25,8 63,1 0,0 127
Banten 3,9 553 5,5 5,4 5,3 10,8 78,3 0,0 22
Kalimantan
Kalimantan Barat 3,7 180 0,0 0,0 0,0 17,8 63,9 18,3 7
Kalimantan Tengah 4,8 99 11,1 6,0 0,0 27,3 55,6 0,0 5
Kalimantan Selatan 3,7 176 16,4 0,0 0,0 72,0 11,6 0,0 6
Kalimantan Timur 5,9 162 7,1 0,0 0,0 58,7 34,2 0,0 10
Sulawesi
Sulawesi Utara 10,7 101 17,4 0,0 0,0 40,6 41,9 0,0 11
Sulawesi Te ngah 2,9 111 69,8 0,0 0,0 0,0 30,2 0,0 3
Sulawesi Selatan 1,6 368 29,6 16,2 0,0 38,0 16,2 0,0 6
Sulawesi Tenggara 12,8 91 5,5 0,0 3,8 45,1 43,0 2,6 12
Gorontalo 3,1 47 9,2 0,0 0,0 56,5 34,3 0,0 1
Sulawesi Barat 3,6 44 27,2 0,0 0,0 41,1 31,7 0,0 2
Jumlah 5,9 10,980 10,1 2,9 1,8 31,8 52,6 1,3 648
Lampiran A 109
BAB 5 KELUARGA BERENCANA
Persentase wanita dan pria belum kawin usia 15-24 tahun yang pernah mendengar tentang metode kontrasepsi, menurut provinsi,
Indonesia 2012
Sumatera
Aceh 92,0 92,0 217 96,9 96,9 222
Sumatera Utara 89,9 89,7 618 90,5 90,3 641
Sumatera Barat 95,1 95,1 192 97,5 97,5 229
Riau 98,6 98,6 185 93,1 92,9 281
Jambi 98,2 98,2 87 94,8 94,8 160
Sumatera Selatan 93,5 93,5 226 85,9 85,9 322
Bengkulu 99,4 99,0 57 92,6 92,6 81
Lampung 96,2 96,2 256 87,3 87,3 383
Bangka Belitung 98,5 98,5 46 88,7 88,7 66
Kepulauan Riau 98,4 98,4 61 97,5 97,5 68
Jawa
DKI Jakarta 97,9 97,9 426 97,8 97,8 472
Jawa Barat 96,0 95,7 1.426 97,8 97,8 2.034
Jawa Tengah 97,9 97,9 1.184 94,7 94,4 1.322
DI Yogyakarta 99,4 99,4 142 98,6 98,6 180
Jawa Timur 95,9 95,9 1.080 93,3 93,3 1.625
Banten 96,4 96,4 442 95,1 95,1 553
Kalimantan
Kalimantan Barat 92,5 92,5 109 93,3 93,3 180
Kalimantan Tengah 94,7 94,7 57 97,7 97,7 99
Kalimantan Selatan 96,7 96,7 120 98,0 98,0 176
Kalimantan Timur 96,6 96,6 121 97,1 97,1 162
Sulawesi
Sulawesi Utara 97,4 97,4 76 98,0 97,6 101
Sulawesi Tengah 95,6 94,9 81 92,2 91,9 111
Sulawesi Selatan 93,0 93,0 333 84,7 84,7 368
Sulawesi Tenggara 92,1 91,6 69 93,7 93,7 91
Gorontalo 94,2 94,2 40 84,8 83,9 47
Sulawesi Barat 91,5 91,5 36 83,1 82,7 44
110 Lampiran A
Table A -5.2.1 Rencana untuk menggunakan kontrasepsi di masa mendatang
Distribusi persentase wanita belum kawin usia 15-24 tahun yang berencana menggunakan kontrasepsi di masa mendatang, menurut provinsi,
Indonesia 2012
Berencana Tidak pasti/ Tidak Tidak berencana Tidak tahu semua Tidak
Provinsi menggunakan tahu menggunakan metode terjawab Jumlah Jumlah
Sumatera
Aceh 61,3 23,2 7,4 8,0 0,0 100,0 217
Sumatera Utara 70,3 15,8 2,7 10,1 1,0 100,0 618
Sumatera Barat 70,0 17,7 7,4 4,9 0,0 100,0 192
Riau 80,1 15,1 2,7 1,4 0,8 100,0 185
Jambi 80,5 14,9 2,7 1,8 0,0 100,0 87
Sumatera Selatan 79,5 11,7 2,3 6,5 0,0 100,0 226
Bengkulu 80,6 15,5 2,7 0,6 0,6 100,0 57
Lampung 89,0 4,9 2,3 3,8 0,0 100,0 256
Bangka Belitung 86,1 10,3 1,4 1,5 0,7 100,0 46
Kepulauan Riau 78,0 18,4 2,0 1,6 0,0 100,0 61
Jawa
DKI Jakarta 80,9 11,0 5,6 2,1 0,4 100,0 426
Jawa Barat 77,0 13,6 4,6 4,0 0,8 100,0 1.426
Jawa Tengah 84,1 10,5 3,0 2,1 0,3 100,0 1.184
DI Yogyakarta 91,4 7,1 0,9 0,6 0,0 100,0 142
Jawa Timur 77,3 12,4 5,5 4,1 0,7 100,0 1.080
Banten 79,9 11,9 3,9 3,6 0,7 100,0 442
Kalimantan
Kalimantan Barat 74,5 14,1 2,2 7,5 1,7 100,0 109
Kalimantan Tengah 83,7 7,7 3,3 5,3 0,0 100,0 57
Kalimantan Selatan 77,8 16,0 2,9 3,3 0,0 100,0 120
Kalimantan Timur 70,1 22,5 4,0 3,4 0,0 100,0 121
Sulawesi
Sulawesi Utara 73,4 18,3 4,8 2,6 0,9 100,0 76
Sulawesi Tengah 78,7 14,5 2,4 4,4 0,0 100,0 81
Sulawesi Selatan 69,2 19,2 4,3 7,0 0,3 100,0 333
Sulawesi Tenggara 69,4 18,5 4,1 7,9 0,0 100,0 69
Gorontalo 75,6 14,9 2,9 5,8 0,8 100,0 40
Sulawesi Barat 65,4 19,1 7,0 8,5 0,0 100,0 36
Lampiran A 111
Table A -5.2.2 Rencana untuk menggunakan kontrasepsi di masa mendatang
Distribusi persentase pria belum kawin usia 15 -24 tahun yang berencana menggunakan kontrasepsi di masa mendatang, menurut provinsi,
Indonesia 2012
Sumatera
Aceh 39,4 16,6 40,8 3,1 0,0 100,0 222
Sumatera Utara 62,8 17,4 10,0 9,5 0,2 100,0 641
Sumatera Barat 57,3 17,0 23,2 2,5 0,0 100,0 229
Riau 59,3 18,9 15,0 6,9 0,0 100,0 281
Jambi 54,3 16,0 24,5 5,2 0,0 100,0 160
Sumatera Selatan 62,7 11,5 11,4 14,1 0,3 100,0 322
Bengkulu 68,1 14,9 9,6 7,4 0,0 100,0 81
Lampung 72,6 8,7 6,0 12,7 0,0 100,0 383
Bangka Belitung 48,8 14,8 25,1 11,3 0,0 100,0 66
Kepulauan Riau 64,3 23,3 10,0 2,5 0,0 100,0 68
Jawa
DKI Jakarta 67,7 15,9 13,9 2,2 0,2 100,0 472
Jawa Barat 71,2 17,0 9,4 2,2 0,2 100,0 2.034
Jawa Tengah 70,9 11,7 11,9 5,3 0,2 100,0 1.322
DI Yogyakarta 76,9 9,9 11,7 1,4 0,0 100,0 180
Jawa Timur 64,4 9,8 19,0 6,7 0,0 100,0 1.625
Banten 57,4 23,5 14,2 4,9 0,0 100,0 553
Kalimantan
Kalimantan Barat 57,3 13,9 21,4 6,7 0,8 100,0 180
Kalimantan Tengah 62,7 21,4 13,6 2,3 0,0 100,0 99
Kalimantan Selatan 70,2 14,2 13,5 2,0 0,0 100,0 176
Kalimantan Timur 54,6 26,0 16,5 2,9 0,0 100,0 162
Sulawesi
Sulawesi Utara 71,7 8,3 17,6 2,0 0,5 100,0 101
Sulawesi Tengah 48,6 12,3 31,3 7,8 0,0 100,0 111
Sulawesi Selatan 41,3 23,7 19,5 15,3 0,3 100,0 368
Sulawesi Tenggara 62,6 18,0 13,1 6,3 0,0 100,0 91
Gorontalo 72,1 5,5 6,3 15,2 0,9 100,0 47
Sulawesi Barat 46,8 20,8 15,5 16,9 0,0 100,0 44
112 Lampiran A
Table A -5.3.1 Sikap terhadap penyedia layanan keluarga berencana bagi remaja yang belum menikah
Persentase wanita belum kawin usia 15 -24 tahun yang berpikir bahwa pelayanan keluarga berencana harus tersedia untuk remaj a yang
belum menikah, berdasarkan jenis layanan dan provinsi, Indonesia 2012
Sumatera
Aceh 62,8 49,5 21,9 66,0 217
Sumatera Utara 73,2 63,2 46,4 74,7 618
Sumatera Barat 74,6 49,8 20,3 76,7 192
Riau 73,5 60,7 30,1 78,1 185
Jambi 78,9 59,0 31,1 81,7 87
Sumatera Selatan 76,4 59,2 40,3 78,6 226
Bengkulu 72,0 56,9 35,2 75,9 57
Lampung 65,8 57,9 28,6 69,7 256
Bangka Belitung 77,2 63,2 24,0 78,5 46
Kepulauan Riau 77,3 60,2 43,0 79,4 61
Jawa
DKI Jakarta 80,1 67,2 40,2 83,3 426
Jawa Barat 75,8 67,2 35,5 79,4 1.426
Jawa Tengah 87,6 73,1 40,5 89,9 1.184
DI Yogyakarta 97,8 82,1 28,4 98,4 142
Jawa Timur 76,2 69,3 40,0 81,8 1.080
Banten 74,9 65,0 38,9 77,3 442
Kalimantan
Kalimantan Barat 64,9 56,5 24,7 66,4 109
Kalimantan Tengah 76,6 69,3 43,4 79,9 57
Kalimantan Selatan 74,9 59,9 30,1 81,5 120
Kalimantan Timur 78,0 63,8 35,1 80,9 121
Sulawesi
Sulawesi Utara 79,6 62,3 22,8 80,6 76
Sulawesi Tengah 78,0 60,9 31,9 80,0 81
Sulawesi Selatan 56,7 45,8 25,6 62,1 333
Sulawesi Tenggara 64,4 44,2 21,5 66,5 69
Gorontalo 60,2 46,1 20,8 62,1 40
Sulawesi Barat 72,6 53,7 43,3 78,7 36
Lampiran A 113
Table A -5.3.2 Sikap terhadap penyedia layanan keluarga berencana bagi remaja yang belum menikah
Persentase pria belum kawin usia 15 -24 tahun yang berpikir bahwa pelayanan keluarga berencana harus tersedia untuk remaja yang belum
menikah, berdasarkan jenis layanan dan provinsi, Indonesia 2012
Sumatera
Aceh 29,1 25,5 9,1 33,3 222
Sumatera Utara 54,2 50,5 30,2 56,9 641
Sumatera Barat 48,3 47,9 16,0 52,9 229
Riau 51,5 51,4 13,6 55,3 281
Jambi 52,8 43,2 41,8 53,1 160
Sumatera Selatan 52,3 48,6 42,2 55,4 322
Bengkulu 60,2 59,3 45,4 63,0 81
Lampung 61,4 61,5 30,8 65,5 383
Bangka Belitung 33,8 30,1 23,9 37,6 66
Kepulauan Riau 54,9 42,0 22,6 59,0 68
Jawa
DKI Jakarta 57,6 49,5 33,4 61,0 472
Jawa Barat 61,9 58,9 43,8 65,2 2.034
Jawa Tengah 64,9 58,7 36,6 66,5 1.322
DI Yogyakarta 67,0 62,3 30,3 71,9 180
Jawa Timur 54,4 50,5 36,6 59,0 1.625
Banten 37,2 41,5 23,8 42,9 553
Kalimantan
Kalimantan Barat 49,2 47,5 27,3 53,0 180
Kalimantan Tengah 47,1 39,5 13,6 52,7 99
Kalimantan Selatan 67,0 65,2 50,4 68,1 176
Kalimantan Timur 51,6 50,1 39,7 53,5 162
Sulawesi
Sulawesi Utara 66,8 64,1 56,9 68,1 101
Sulawesi Tengah 35,8 29,8 21,1 38,9 111
Sulawesi Selatan 32,1 28,3 18,2 34,5 368
Sulawesi Tenggara 44,3 42,1 32,7 50,9 91
Gorontalo 52,4 33,9 24,8 55,5 47
Sulawesi Barat 28,9 29,6 20,9 33,5 44
114 Lampiran A
BAB 6 PERKAWINAN DAN KEINGINAN MEMPUNYAI ANAK
Tabel A -6..1.1 Umur ideal kawin pertama untuk wanita : Wanita
Distribusi persentase wanita belum kawin umur 15-24 tahun menurut umur ideal kawin pertama, menurut provinsi,
Indonesia 2012
Sumatera
Aceh 7,4 33,3 21,0 30,8 0,9 0,5 0,3 5,7 100,0 217 22,7
Sumatera Utara 1,2 20,0 24,4 40,4 8,9 1,4 1,2 2,3 100,0 618 24,4
Sumatera Barat 1,3 13,9 20,6 52,5 3,0 1,3 0,6 6,8 100,0 192 24,9
Riau 2,6 22,4 23,8 43,1 3,9 1,3 0,6 2,4 100,0 185 24,0
Jambi 3,1 31,5 22,9 31,9 3,5 1,3 0,0 5,8 100,0 87 23,2
Sumatera Selatan 2,4 26,3 25,0 37,9 3,0 0,5 0,9 4,1 100,0 226 23,6
Bengkulu 3,8 15,7 19,6 51,1 4,5 0,6 0,5 4,2 100,0 57 24,8
Lampung 3,5 30,2 26,2 34,9 1,7 0,8 0,0 2,7 100,0 256 23,3
Bangka Belitung 5,9 30,5 24,3 33,5 1,4 0,7 0,0 3,7 100,0 46 23,1
Kepulauan Riau 1,9 12,7 16,3 60,6 3,5 0,0 1,1 3,9 100,0 61 25,1
Jawa
DKI Jakarta 0,6 13,4 29,8 46,5 6,7 0,5 0,2 2,3 100,0 426 24,6
Jawa Barat 3,7 29,3 26,8 34,1 1,1 0,3 0,5 4,3 100,0 1.426 23,3
Jawa Tengah 4,9 28,6 26,5 35,1 1,8 0,0 0,2 2,9 100,0 1.184 23,3
DI Yogyakarta 0,8 14,9 31,0 47,3 5,0 0,8 0,0 0,3 100,0 142 24,2
Jawa Timur 2,4 37,5 21,3 31,2 2,7 0,8 0,0 4,1 100,0 1.080 22,9
Banten 2,4 32,4 24,0 32,0 4,0 0,4 0,0 4,8 100,0 442 23,3
Kalimantan
Kalimantan Barat 3,1 25,5 18,7 43,5 2,8 0,6 0,4 5,4 100,0 109 24,0
Kalimantan Tengah 4,3 34,7 11,0 37,5 2,3 0,0 1,3 9,0 100,0 57 23,1
Kalimantan Selatan 5,3 36,4 22,0 28,3 0,8 0,5 1,0 5,8 100,0 120 22,7
Kalimantan Timur 4,3 23,7 25,5 40,4 1,0 0,0 0,6 4,5 100,0 121 23,5
Sulawesi
Sulawesi Utara 0,9 18,4 13,1 49,9 4,0 2,5 0,9 10,4 100,0 76 25,2
Sulawesi Tengah 6,3 28,7 17,9 37,8 3,5 0,6 1,0 4,1 100,0 81 23,6
Sulawesi Selatan 4,7 21,8 17,1 45,5 3,7 2,0 0,8 4,3 100,0 333 24,8
Sulawesi Tenggara 4,0 20,4 22,0 39,3 4,0 2,5 2,0 5,8 100,0 69 24,1
Gorontalo 5,3 23,7 14,4 39,1 5,3 2,2 1,8 8,3 100,0 40 24,7
Sulawesi Barat 2,6 18,8 9,8 45,8 6,3 1,5 2,2 13,0 100,0 36 25,1
Jumlah 3,1 26,7 23,1 38,0 3,3 0,8 0,6 4 4, 100,0 8.419 23,6
Lampiran A 115
Tabel A -6.1.2 Umur ideal kawin pertama untuk wanita : Pria
Distribusi persentase wanita belum kawin umur 15-24 tahun menurut umur ideal kawin pertama, menurut provinsi,
Indonesia 2012
Sumatera
Aceh 10,2 37,6 18,7 25,4 4,3 0,2 0,3 3,2 100,0 222 22,1
Sumatera Utara 3,0 25,3 31,6 26,9 4,5 1,8 0,2 6,7 100,0 641 23,2
Sumatera Barat 3,8 21,9 27,5 38,2 4,0 1,0 0,0 3,6 100,0 229 23,7
Riau 5,7 31,2 27,0 27,6 1,6 0,5 0,0 6,4 100,0 281 22,8
Jambi 12,3 32,9 21,8 20,7 1,0 0,4 0,3 10,6 100,0 160 21,9
Sumatera Selatan 5,3 27,5 22,7 29,8 3,4 2,2 0,6 8,4 100,0 322 23,3
Bengkulu 6,2 25,8 24,8 27,3 2,1 1,3 0,4 12,2 100,0 81 23,1
Lampung 10,8 41,8 25,8 15,4 0,8 0,3 0,5 4,5 100,0 383 21,4
Bangka Belitung 12,4 36,7 18,1 19,9 1,7 0,0 0,0 11,1 100,0 66 21,5
Kepulauan Riau 0,9 12,6 29,7 43,1 3,7 2,1 2,0 6,0 100,0 68 24,3
Jawa
DKI Jakarta 0,8 17,4 30,5 42,0 6,6 0,4 0,7 1,6 100,0 472 24,0
Jawa Barat 8,7 37,7 22,5 22,9 1,8 0,5 0,7 5,2 100,0 2.034 22,1
Jawa Tengah 7,2 31,9 29,0 22,5 4,5 0,8 0,6 3,4 100,0 1.322 22,6
DI Yogyakarta 1,6 20,9 31,3 38,5 5,0 1,5 0,4 0,7 100,0 180 23,8
Jawa Timur 11,3 39,3 24,0 18,5 1,8 0,8 1,3 3,0 100,0 1.625 21,8
Banten 13,2 34,2 23,9 18,2 2,5 0,6 0,2 7,2 100,0 553 21,9
Kalimantan
Kalimantan Barat 11,3 32,7 22,3 22,0 4,0 0,9 0,4 6,5 100,0 180 22,3
Kalimantan Tengah 10,1 36,9 16,0 23,5 3,7 1,7 0,6 7,5 100,0 99 21,9
Kalimantan Selatan 14,2 38,4 19,9 18,3 2,2 1,0 1,0 5,0 100,0 176 21,3
Kalimantan Timur 5,3 25,3 24,9 26,5 3,1 0,9 0,9 13,1 100,0 162 23,2
Sulawesi
Sulawesi Utara 5,6 20,1 18,7 37,8 10,2 3,2 0,9 3,5 100,0 101 24,6
Sulawesi Tengah 11,8 35,3 14,6 19,3 6,0 0,5 0,3 12,3 100,0 111 21,6
Sulawesi Selatan 12,2 27,4 12,1 18,7 3,0 1,3 0,6 24,7 100,0 368 21,6
Sulawesi Tenggara 13,8 34,7 17,0 21,7 3,3 0,0 1,3 8,2 100,0 91 21,7
Gorontalo 14,6 32,4 15,1 26,9 6,2 0,7 0,7 3,3 100,0 47 22,2
Sulawesi Barat 17,4 25,3 9,6 20,3 1,3 1,5 1,2 23,4 100,0 44 21,2
Jumlah 8,3 32,3 23,8 24,4 3,2 1,0 0,7 6,4 100,0 10.980 22,6
116 Lampiran A
Tabel A -6.1.3 Umur ideal kawin pertama untuk pria : Wanita
Distribusi persentase pria belum kawin umur 15-24 tahun menurut umur ideal kawin pertama, menurut provinsi,
Indonesia 2012
Sumatera
Aceh 0,3 4,1 2,4 41,8 21,8 10,2 14,4 5,1 100,0 217 26,0
Sumatera Utara 1,0 1,7 5,8 38,7 27,1 12,1 9,4 4,3 100,0 618 26,1
Sumatera Barat 0,0 2,9 3,1 31,7 22,9 14,6 14,8 9,9 100,0 192 27,1
Riau 1,6 2,7 4,3 34,0 26,4 13,5 13,2 4,2 100,0 185 26,7
Jambi 0,6 7,1 5,0 45,7 22,5 5,3 9,1 4,8 100,0 87 25,7
Sumatera Selatan 0,4 7,5 6,8 40,5 19,8 9,7 8,6 6,7 100,0 226 25,8
Bengkulu 0,6 1,6 4,7 35,3 23,8 11,5 14,4 8,0 100,0 57 26,5
Lampung 0,5 3,9 7,1 41,6 21,4 9,2 12,0 4,3 100,0 256 25,9
Bangka Belitung 1,5 3,6 10,4 45,4 24,8 6,7 3,8 3,6 100,0 46 25,7
Kepulauan Riau 0,5 2,1 4,6 32,1 26,9 17,6 10,3 5,9 100,0 61 27,1
Jawa
DKI Jakarta 0,0 0,7 2,7 31,7 31,1 15,8 14,8 3,2 100,0 426 27,3
Jawa Barat 0,2 4,7 6,1 43,4 22,1 7,9 9,8 5,7 100,0 1.426 25,8
Jawa Tengah 1,0 3,7 5,8 45,7 24,7 6,6 8,9 3,7 100,0 1.184 25,8
DI Yogyakarta 0,3 0,9 5,2 38,2 35,3 10,3 9,3 0,5 100,0 142 26,5
Jawa Timur 0,4 2,1 7,8 46,6 21,2 7,6 7,7 6,5 100,0 1.080 25,8
Banten 0,3 3,2 6,6 43,8 19,0 12,5 8,4 6,2 100,0 442 25,8
Kalimantan
Kalimantan Barat 1,3 4,2 7,9 35,5 26,8 10,0 7,6 6,7 100,0 109 25,9
Kalimantan Tengah 0,6 4,9 5,7 38,9 19,2 6,0 14,0 10,7 100,0 57 25,9
Kalimantan Selatan 1,9 3,0 10,6 49,1 14,6 3,6 9,0 8,3 100,0 120 25,6
Kalimantan Timur 0,4 5,8 6,0 38,2 25,5 6,4 12,0 5,7 100,0 121 25,9
Sulawesi
Sulawesi Utara 0,4 4,3 4,8 35,4 23,1 12,6 7,9 11,5 100,0 76 26,0
Sulawesi Tengah 0,0 9,4 6,5 38,0 22,6 7,1 9,8 6,6 100,0 81 25,8
Sulawesi Selatan 1,4 6,7 6,3 30,0 22,1 10,1 12,9 10,6 100,0 333 26,1
Sulawesi Tenggara 0,0 4,5 7,4 35,1 19,0 10,1 12,6 11,3 100,0 69 25,9
Gorontalo 1,0 9,5 8,3 31,0 16,6 7,1 10,9 15,6 100,0 40 25,7
Sulawesi Barat 0,6 5,1 6,8 21,0 14,5 14,4 19,5 18,0 100,0 36 27,2
Jumlah 0,6 3,6 6,0 39,9 23,5 9,5 10,7 63 , 100,0 8.419 25,9
Lampiran A 117
Table A -6.1.4 umur ideal pria menikah pertama: Pria
Distribusi persentase pria tidak pernah kawin umur 15 -24 tahun berdasarkan umur ideal pria menikah pertama, menurut
provinsi, Indonesia 2012
Jawa
DKI Jakarta 0,3 1,5 4,7 49,4 30,7 6,9 5,0 1,3 100,0 472 25,8
Jawa Barat 0,4 4,9 6,7 59,7 16,7 4,2 3,7 3,7 100,0 2.034 25,5
Jawa Tengah 0,9 3,4 6,8 49,6 21,4 7,9 6,6 3,4 100,0 1.322 25,7
DI Yogyakarta 0,0 1,7 5,5 46,1 27,9 8,4 10,1 0,4 100,0 180 25,9
Jawa Timur 0,0 5,2 8,4 51,0 18,4 6,1 6,4 4,4 100,0 1.625 25,6
Banten 2,3 8,9 8,6 48,0 12,8 5,8 7,1 6,4 100,0 553 25,5
Kalimantan
Kalimantan Barat 0,7 9,1 10,1 50,0 10,2 8,5 6,4 5,0 100,0 180 25,5
Kalimantan Tengah 1,0 10,9 10,5 47,9 12,8 4,0 8,2 4,6 100,0 99 25,5
Kalimantan Selatan 1,7 7,3 10,8 55,7 9,1 5,1 5,9 4,3 100,0 176 25,5
Kalimantan Timur 0,4 6,0 9,0 46,3 13,9 3,7 7,4 13,3 100,0 162 25,5
Sulawesi
Sulawesi Utara 0,8 5,2 7,2 44,6 18,7 7,7 12,4 3,5 100,0 101 25,7
Sulawesi Tengah 0,0 6,6 8,6 42,5 19,4 7,2 5,5 10,2 100,0 111 25,7
Sulawesi Selatan 0,7 6,4 8,0 39,6 14,5 5,5 4,4 20,9 100,0 368 25,6
Sulawesi Tenggara 1,7 9,7 8,5 46,2 7,8 7,4 11,8 7,0 100,0 91 25,5
Gorontalo 1,7 16,2 12,7 37,0 12,5 6,8 10,2 2,8 100,0 47 25,5
Sulawesi Barat 4,3 12,2 7,5 35,0 9,2 5,7 9,4 16,7 100,0 44 25,5
Jumlah 0,6 4,9 7,4 50,4 18,2 6,7 6,4 5,5 100,0 10.980 25,6
118 Lampiran A
Tab el A-6.3.1 umur ideal wanita melahirkan pertama: wanita
Distribusi persentase wanita tidak pernah kawin umur 15 -24 tahun berdasarkan umur ideal melahirkan pertama, menurut
provinsi, Indonesia 2012
Sumatera
Aceh 2,2 16,5 21,1 27,4 14,9 2,7 0,2 15,0 100,0 217 24,3
Sumatera Utara 1,0 8,1 17,1 30,8 26,5 6,8 1,3 8,4 100,0 618 25,4
Sumatera Barat 0,4 6,9 12,1 35,2 28,3 1,1 1,6 14,5 100,0 192 25,5
Riau 0,7 9,9 17,5 35,0 17,4 4,6 1,9 13,0 100,0 185 25,1
Jambi 1,3 16,3 19,6 34,0 13,8 4,1 0,6 10,3 100,0 87 24,7
Sumatera Selatan 1,9 15,4 21,2 26,3 20,5 0,9 1,2 12,7 100,0 226 24,6
Bengkulu 3,2 8,6 11,2 27,1 26,3 1,9 1,1 20,6 100,0 57 25,5
Lampung 2,3 14,6 18,7 32,2 19,5 2,6 1,5 8,6 100,0 256 24,7
Bangka Belitung 2,9 19,3 22,8 28,9 18,3 1,4 0,5 5,8 100,0 46 24,2
Kepulauan Riau 0,5 7,1 10,3 32,7 32,3 2,7 2,1 12,4 100,0 61 25,8
Jawa
DKI Jakarta 0,2 6,7 17,0 37,9 27,1 5,2 1,4 4,6 100,0 426 25,4
Jawa Barat 0,8 13,9 25,1 34,0 14,5 2,2 1,1 8,4 100,0 1.426 24,5
Jawa Tengah 1,3 13,7 25,8 32,9 17,1 2,4 0,5 6,3 100,0 1.184 24,5
DI Yogyakarta 0,0 6,0 15,2 40,7 32,3 4,2 0,8 0,8 100,0 142 25,5
Jawa Timur 0,7 16,1 20,2 31,8 18,3 2,1 1,3 9,5 100,0 1.080 24,6
Banten 0,3 13,8 21,6 27,9 21,4 2,6 1,6 10,9 100,0 442 24,9
Kalimantan
Kalimantan Barat 2,8 15,3 16,9 32,0 18,9 1,1 2,1 10,8 100,0 109 24,7
Kalimantan Tengah 0,8 20,8 13,5 28,2 15,5 3,7 1,3 16,3 100,0 57 25,1
Kalimantan Selatan 1,9 17,4 25,3 24,4 18,7 0,9 0,5 10,9 100,0 120 24,0
Kalimantan Timur 0,4 17,5 23,0 28,5 18,0 2,8 1,4 8,3 100,0 121 24,6
Sulawesi
Sulawesi Utara 0,0 11,4 12,8 22,5 32,1 3,9 3,0 14,4 100,0 76 25,8
Sulawesi Tengah 2,0 15,6 19,5 26,8 21,9 5,0 0,6 8,6 100,0 81 25,1
Sulawesi Selatan 3,2 10,2 15,0 23,2 26,6 4,1 2,0 15,6 100,0 333 25,4
Sulawesi Tenggara 0,0 13,8 17,3 28,4 19,3 4,8 1,8 14,6 100,0 69 25,1
Gorontalo 0,9 12,9 12,6 23,6 22,0 7,0 4,0 16,9 100,0 40 25,5
Sulawesi Barat 1,1 8,6 11,4 16,1 34,0 5,2 3,0 20,6 100,0 36 26,1
Jumlah 1,1 12,8 20,0 31,1 20,6 3,2 1,4 9,8 100,0 8.419 25,0
Lampiran A 119
Tab el A-6.3.2 umur ideal wanita pada kelahiran pertama: Pria
Distribusi persentase wanita tidak pernah kawin umur 15-24 tahun berdasarkan umur ideal wanita melahirkan anak
pertama, menurut provinsi, Indonesia 2012
Jawa
DKI Jakarta 0,2 5,5 12,8 37,7 30,7 6,1 3,0 4,1 100,0 472 25,6
Jawa Barat 1,4 17,0 24,0 23,8 15,9 4,6 2,8 10,4 100,0 2.034 24,2
Jawa Tengah 2,3 11,4 27,7 30,1 14,0 4,4 2,7 7,4 100,0 1.322 24,4
DI Yogyakarta 0,3 4,2 20,6 36,3 25,9 6,6 2,4 3,6 100,0 180 25,4
Jawa Timur 2,6 19,1 20,8 23,7 14,5 3,3 3,4 12,6 100,0 1.625 24,1
Banten 4,8 24,5 20,4 19,5 9,0 1,8 1,9 18,2 100,0 553 23,2
Kalimantan
Kalimantan Barat 4,6 17,6 24,0 25,0 10,6 3,8 2,3 12,1 100,0 180 23,8
Kalimantan Tengah 3,1 18,4 21,4 18,2 10,7 7,6 5,1 15,6 100,0 99 23,9
Kalimantan Selatan 2,3 21,4 27,0 19,0 16,2 2,9 3,6 7,5 100,0 176 23,6
Kalimantan Timur 0,9 10,8 15,6 28,7 15,3 4,6 2,9 21,1 100,0 162 24,9
Sulawesi
Sulawesi Utara 4,8 15,2 12,5 26,4 16,1 9,3 4,7 11,1 100,0 101 25,3
Sulawesi Tengah 4,1 25,2 20,6 11,1 16,9 5,5 0,7 15,9 100,0 111 23,2
Sulawesi Selatan 2,5 19,2 18,2 18,1 12,5 3,2 3,2 23,1 100,0 368 23,8
Sulawesi Tenggara 3,3 27,9 20,6 18,4 14,4 2,2 0,9 12,2 100,0 91 23,3
Gorontalo 4,1 23,2 15,3 21,3 17,9 6,2 4,8 7,1 100,0 47 24,6
Sulawesi Barat 6,4 15,5 12,1 12,9 12,6 4,6 2,9 32,9 100,0 44 23,9
Jumlah 2,2 15,7 21,9 25,3 15,9 4,1 2,6 12,4 100,0 10.980 24,4
120 Lampiran A
Table A -6.3.3 umur ideal pria pada kelahiran pertama: Wanita
Distribusi persentase wanita tak pernah kawin umur 15-24 tahun berdasarkan umur ideal pria pada kelahiran pertama,
menrut karakteristik latar belakang, Indonesia 2012
Jawa
DKI Jakarta 0,2 0,2 2,1 14,3 32,5 22,8 22,4 5,6 100,0 426 27,9
Jawa Barat 0,5 1,6 4,4 19,7 34,0 14,4 13,6 11,7 100,0 1.426 27,0
Jawa Tengah 0,2 1,5 4,5 21,6 36,3 19,0 9,4 7,3 100,0 1.184 26,9
DI Yogyakarta 0,0 0,8 2,2 13,4 42,0 26,5 13,6 1,4 100,0 142 27,5
Jawa Timur 0,0 1,5 2,5 24,7 31,0 15,8 10,0 14,5 100,0 1.080 26,9
Banten 0,0 1,1 4,5 19,4 28,9 19,6 14,6 11,8 100,0 442 27,1
Kalimantan
Kalimantan Barat 0,6 5,1 7,9 21,0 27,4 14,9 9,9 13,1 100,0 109 26,9
Kalimantan Tengah 0,0 3,0 5,5 26,4 21,7 7,2 17,0 19,1 100,0 57 26,5
Kalimantan Selatan 0,0 3,0 3,5 24,7 33,8 11,5 10,0 13,5 100,0 120 26,6
Kalimantan Timur 0,0 3,4 5,4 19,8 32,3 14,2 13,9 10,9 100,0 121 26,9
Sulawesi
Sulawesi Utara 0,4 1,2 4,8 15,7 27,6 20,1 14,5 15,7 100,0 76 27,4
Sulawesi Tengah 0,6 5,0 6,7 19,1 30,1 12,9 12,6 13,0 100,0 81 26,7
Sulawesi Selatan 0,6 2,3 6,1 15,5 22,4 15,9 16,0 21,2 100,0 333 27,4
Sulawesi Tenggara 0,0 2,6 3,9 19,5 28,0 16,1 9,6 20,3 100,0 69 27,0
Gorontalo 0,4 5,2 6,4 15,5 24,4 11,0 16,4 20,7 100,0 40 27,0
Sulawesi Barat 0,0 2,4 3,6 9,2 20,2 18,6 19,9 26,2 100,0 36 28,2
Jumlah 0,3 1,9 3,9 19,1 31,9 17,3 13,3 12,3 100,0 8.419 27,1
Lampiran A 121
Tab el A-6.3.4 umur ideal pria pada kelahiran pertama: Pria
Distribusi persentase pria tidak pernah kawin umur 15-24 tahun berdasarkan umur ideal pria pada kelahiran pertama,
menurut karakteristik latar belakang, Indonesia 2012
Jawa
DKI Jakarta 0,0 1,0 2,1 11,2 50,6 21,1 10,0 4,0 100,0 472 27,3
Jawa Barat 0,2 1,3 2,8 15,9 41,9 16,7 9,9 11,3 100,0 2.034 27,0
Jawa Tengah 0,3 1,6 4,1 17,2 37,9 21,0 11,7 6,3 100,0 1.322 27,3
DI Yogyakarta 0,0 0,3 2,3 14,1 40,0 21,6 18,8 2,9 100,0 180 27,6
Jawa Timur 0,0 0,4 5,4 18,9 37,1 13,2 13,8 11,2 100,0 1.625 27,0
Banten 0,7 4,1 9,5 20,7 28,8 10,1 10,8 15,2 100,0 553 26,5
Kalimantan
Kalimantan Barat 1,2 3,6 7,1 23,5 30,8 12,4 10,8 10,7 100,0 180 26,5
Kalimantan Tengah 0,5 5,2 5,2 17,5 29,0 12,3 15,8 14,5 100,0 99 27,1
Kalimantan Selatan 0,0 2,0 7,2 11,8 48,5 9,8 14,1 6,5 100,0 176 26,9
Kalimantan Timur 0,0 2,3 5,6 11,5 36,2 14,2 11,2 19,1 100,0 162 27,1
Sulawesi
Sulawesi Utara 3,2 4,8 7,5 20,4 23,0 12,7 19,9 8,6 100,0 101 26,8
Sulawesi Tengah 0,0 3,5 7,7 12,7 37,5 13,8 10,1 14,7 100,0 111 26,8
Sulawesi Selatan 0,3 2,3 6,1 17,1 29,2 12,6 12,2 20,3 100,0 368 27,1
Sulawesi Tenggara 0,8 6,5 7,9 21,8 28,4 13,8 9,3 11,4 100,0 91 26,5
Gorontalo 0,9 10,6 8,4 21,1 23,0 15,3 15,4 5,4 100,0 47 26,4
Sulawesi Barat 1,8 10,2 4,7 8,5 20,0 10,1 12,6 32,0 100,0 44 26,8
Jumlah 0,3 1,9 4,5 15,9 38.5 16,1 11,3 11,4 100,0 1.980 27,0
122 Lampiran A
Table A -6.5.1 jumlah anak ideal: wanita
Distribusi persentase semua wanita tidak pernah kawin umur 15-24 tahun berdasarkan jumlah anak ideal dan rata-
rata jumlah anak ideal menurut provinsi, Indonesia 2012
Jawa
DKI Jakarta 0,0 2,0 68,4 16,5 5,5 0,5 0,4 6,6 100,0 426 2,7
Jawa Barat 0,0 2,8 68,3 16,6 5,2 1,0 0,3 5,8 100,0 1.426 2,6
Jawa Tengah 0,0 1,1 74,9 13,5 2,3 0,5 0,9 6,8 100,0 1.184 2,6
DI Yogyakarta 0,0 4,2 79,5 12,2 2,9 0,3 0,0 0,9 100,0 142 2,6
Jawa Timur 0,7 4,5 74,1 10,5 4,3 1,4 0,7 3,8 100,0 1.080 2,6
Banten 0,0 4,2 55,6 19,9 5,0 3,9 0,9 10,5 100,0 442 2,7
Kalimantan
Kalimantan Barat 0,0 4,8 72,8 9,6 4,9 0,4 0,0 7,4 100,0 109 2,6
Kalimantan Tengah 1,3 4,2 62,4 12,9 3,0 1,0 0,0 15,3 100,0 57 2,6
Kalimantan Selatan 1,9 3,8 64,4 15,0 4,2 1,0 0,0 9,6 100,0 120 2,6
Kalimantan Timur 0,4 4,7 70,9 11,4 5,3 0,5 0,6 6,2 100,0 121 2,6
Sulawesi
Sulawesi Utara 0,0 8,0 65,9 7,6 1,7 0,5 0,0 16,3 100,0 76 2,5
Sulawesi Tengah 0,0 4,6 71,9 8,1 6,7 0,4 0,4 8,0 100,0 81 2,6
Sulawesi Selatan 0,5 4,3 67,9 12,2 4,2 1,0 0,7 9,2 100,0 333 2,6
Sulawesi Tenggara 0,0 2,1 53,5 21,4 12,9 3,2 2,0 5,0 100,0 69 2,8
Gorontalo 1,5 10,5 71,8 3,6 1,2 0,0 0,0 11,5 100,0 40 2,4
Sulawesi Barat 0,6 2,7 61,6 12,6 9,1 1,3 0,6 11,6 100,0 36 2,7
Jumlah 0,3 3,0 67,0 14.6 6,1 1,3 0,6 7,1 100,0 8.419 2,6
Lampiran A 123
Table A -6.5.2 jumlah anak ideal:Pria
Distribusi persentase semua pria tidak pernah kawin umur 15-24 tahun berdasarkan jumlah anak ideal dan rata-rata
jumlah anak ideal menurut provinsi, Indonesia 2012
Jawa
DKI Jakarta 0,0 1,4 63,1 28,1 6,3 0,9 0,0 0,2 100,0 472 2,8
Jawa Barat 0,0 1,6 55,9 22,8 8,7 2,0 1,0 7,9 100,0 2.034 2,8
Jawa Tengah 0,0 1,7 76,0 18,8 3,0 0,3 0,0 0,2 100,0 1.322 2,6
DI Yogyakarta 0,0 2,1 78,0 15,6 1,5 0,3 0,5 2,1 100,0 180 2,6
Jawa Timur 0,0 3,7 76,9 12,6 2,7 1,6 0,5 2,0 100,0 1.625 2,6
Banten 0,2 1,9 57,5 21,4 8,8 2,9 2,2 5,0 100,0 553 2,8
Kalimantan
Kalimantan Barat 0,0 3,5 59,6 21,0 9,9 2,9 1,9 1,2 100,0 180 2,8
Kalimantan Tengah 0,0 3,5 64,2 16,8 4,8 2,1 0,6 8,1 100,0 99 2,7
Kalimantan Selatan 0,0 4,1 65,0 13,8 8,5 4,5 1,4 2,7 100,0 176 2,7
Kalimantan Timur 1,8 5,9 56,1 18,7 8,0 2,7 0,0 6,7 100,0 162 2,7
Sulawesi
Sulawesi Utara 0,0 9,8 73,3 11,5 2,0 0,5 0,0 3,0 100,0 101 2,5
Sulawesi Tengah 0,0 1,2 71,7 12,5 4,3 1,3 2,5 6,4 100,0 111 2,6
Sulawesi Selatan 0,0 1,6 49,3 16,6 11,9 3,5 1,1 15,9 100,0 368 2,8
Sulawesi Tenggara 0,0 2,9 48,8 25,3 12,9 3,7 1,5 4,9 100,0 91 2,9
Gorontalo 0,0 7,8 74,8 9,9 2,2 1,8 1,4 2,2 100,0 47 2,5
Sulawesi Barat 0,0 1,3 46,5 19,6 8,2 5,1 1,5 17,8 100,0 44 2,9
Jumlah 0,0 2,2 63,3 19,5 7,6 2.1 0,9 4,4 100,0 10.980 2,7
124 Lampiran A
BAB 8 PENGETAHUAN TENTANG AIDS DAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
Distribusi persentase wanita tidak pernah kawin umur 15-24 tahun dan pria tidak pernah kawin umur 15-24 tahun
yang pernah mendengar tentang HIV/AIDS menurut provinsi, Indonesia 2012
Jawa
DKI Jakarta 96,6 426 95,7 472
Jawa Barat 90,4 1.426 84,7 2.034
Jawa Tengah 94,6 1.184 92,5 1.322
DI Yogyakarta 99,1 142 98,3 180
Jawa Timur 90,0 1.080 86,5 1.625
Banten 88,1 442 80,7 553
Kalimantan
Kalimantan Barat 80,9 109 74,8 180
Kalimantan Tengah 85,5 57 76,7 99
Kalimantan Selatan 89,8 120 83,7 176
Kalimantan Timur 92,2 121 91,4 162
Sulawesi
Sulawesi Utara 93,3 76 92,2 101
Sulawesi Tengah 86,2 81 68,8 111
Sulawesi Selatan 84,2 333 80,9 368
Sulawesi Tenggara 86,7 69 84,3 91
Gorontalo 82,6 40 68,1 47
Sulawesi Barat 68,8 36 61,4 44
Lampiran A 125
Tab el A-8.2 pengetahuan tentang penyakit menular lain
Persentase wanita tidak pernah kawin umur 15-24 tahyn dan ppria tidak pernah kawin umur 15-24 tahun yang pernah
mendengar penyakit menular seksual lain, menurut provinsi, Indonesia 2012
Jawa
DKI Jakarta 44,3 426 30,1 472
Jawa Barat 24,5 1.426 22,7 2.034
Jawa Tengah 40,5 1.184 37,6 1.322
DI Yogyakarta 63,3 142 54,3 180
Jawa Timur 33,3 1.080 27,1 1.625
Banten 19,8 442 14,3 553
Kalimantan
Kalimantan Barat 16,5 109 21,6 180
Kalimantan Tengah 26,4 57 39,3 99
Kalimantan Selatan 23,8 120 41,4 176
Kalimantan Timur 40,5 121 43,7 162
Sulawesi
Sulawesi Utara 26,3 76 35,4 101
Sulawesi Tengah 20,9 81 30,7 111
Sulawesi Selatan 11,9 333 32,8 368
Sulawesi Tenggara 28,0 69 29,9 91
Gorontalo 18,3 40 17,1 47
Sulawesi Barat 8,2 36 24,5 44
126 Lampiran A
DESAIN SURVEI Lampiran B
B.1 PENDAHULUAN
Tujuan utama dari kesehatan reproduksi remaja (KRR) sebagai bagian dari Survei Demografi dan
Kesehatan (SDKI) 2012 adalah untuk menyediakan informasi bagi pembuat kebijakan dan manajer
program pada data tingkat nasional dan tingkat provinsi tentang pengetahuan, sikap, dan prilaku remaja
dewasa muda tentang reproduksi manusia, hubungan, HIV/AIDS, dan seksualitas. KRR juga dirancang
untuk menyediakan :
Mengukur tingkat pengetahuan remaja dewasa muda tentang isu-isu kesehatan reproduksi
Mempelajari sikap remaja dewasa muda pada berbagai masalah dalam kesehatan reproduksi
Mengukur tingkat penggunaan tembakau, konsumsi alkohol, dan penggunaan narkoba
Mengukur tingkat aktivitas seksual di kalangan remaja dewasa muda
Menggali kesadaran remaja muda terhadap HIV/AIDS dan infeksi menular seksual lainnya.
Jumlah sampel blok sensus di setiap kabupaten tidak dialokasikan sebanding dengan jumlah
penduduk, tetapi dialokasikan untuk setiap startum menggunakan lokasi rumus akar kuadrat sebagai
berikut:
Alokasi sampel blok sensus dan rumah tangga per provinsi tertera pada Tabel B.1.1.
Dalam setiap blok sensus, updating dan pemetaan daftar rumah tangga secara lengkap dilakukan
pada bulan April 2012. Daftar lengkap rumah tangga di masing-masing blok sensus dijadikan dasar untuk
pengambilan sampel tahap kedua. Sebanyak 25 rumah tangga dipilih secara sistematis dari setiap blok
Lampiran B 127
sensus. Semua wanita tidak menikah usia 15-24 yang memenuhi syarat diwawancaradan semua pria belum
kawin usia15-24 yang memenuhi syarat diwawancarai dalam komponen Remaja dari SDKI. Data untuk
tidak pernah menikah-wanita usia 15-24 dan tidak pernah menikah-laki usia15-24 tahun merupakan dasar
laporan ini.
Jumlah target wanita 15-49 dan pria belum kawin usia 15-24 terlihat di Tabel B.1.2.
128 Lampiran B
Tabel B.1.2 Target responden menurut provinsi
Wanita 15-49*) Pria Belum Kawin15-24
Provinsi Kota Desa Total Kota Desa Total
Sumatera
Aceh 630 990 1.620 263 413 675
Sumatera Utara 930 1.140 2.070 388 475 863
Sumatera Barat 720 900 1.620 300 375 675
Riau 690 930 1.620 288 388 675
Jambi 480 810 1.290 200 338 538
Sumatera Selatan 630 990 1.620 263 413 675
Bengkulu 450 840 1.290 188 350 538
Lampung 540 1.080 1.620 225 450 675
Bangka Belitung 660 630 1.290 275 263 538
Kepulauan Riau 840 450 1.290 350 188 538
Java
DKI Jakarta 2.700 0 2.700 1.125 0 1.125
Jawa Barat 1.710 1.110 2.820 713 463 1.175
Jawa Tengah 1.230 1.290 2.520 513 538 1.050
DI Yogyakarta 1.350 870 2.220 563 363 925
Jawa Timur 1.230 1.290 2.520 513 538 1.050
Banten 1.440 810 2.250 600 338 938
Bali dan Nusa Tenggara
Bali 1.140 900 2.040 475 375 850
Nusa Tenggara Barat 750 870 1.620 313 363 675
Nusa Tenggara Timur 390 900 1.290 163 375 538
Kalimantan
Kalimantan Barat 600 1.020 1.620 250 425 675
Kalimantan Tengah 510 780 1.290 213 325 538
Kalimantan Selatan 720 900 1.620 300 375 675
Kalimantan Timur 720 570 1.290 300 238 538
Sulawesi
Sulawesi Utara 690 930 1.620 288 388 675
Sulawesi Tengah 450 840 1.290 188 350 538
Sulawesi Selatan 810 1.260 2.070 338 525 863
Sulawesi Tenggara 450 840 1.290 188 350 538
Gorontalo 510 780 1.290 213 325 538
Sulawesi Barat 420 870 1.290 175 363 538
Maluku and Papua
Maluku 510 780 1.290 213 325 538
Maluku Utara 450 840 1.290 188 350 538
Papua Barat 510 810 1.320 213 338 550
Papua 360 960 1.320 150 400 550
*) Catatan: wanita usia 15-24 yang belum kawin merupakan bagian dari wanita 15-49
Hasil pendataan sampel rumah tangga baik di perkotaan-pedesaan menurut provinsi ditunjukkan
pada Tabel B.2.1. Tabel B.2.2 menyajikan cakupan survei untuk responden perempuan. Tabel B.2.3
menunjukkan bahwa 6941 orang pernah menikah usia 15-24 di perkotaan dapatdiwawancarai, di mana
wawancara dapat selesai 87,3 persen. 6048 laki-laki yang tidak pernah menikah usia 15-24 di pedesaan
dapatdiwawancarai, di mana wawancara dapat selesai 85,8 persen, dan 1,2 persen dari mereka menolak
untuk diwawancarai. Untuk daerah perkotaan ada 1,5 persen responden dari 6941 orang pernah menikah
juga menolak untuk diwawancarai. Persentase responden tidak di rumah ketika survei dilakukan sekitar
10 persen baik di perkotaan dan pedesaan. Tingkat respon secara total cukup baik sekitar 85-87 persen.
Lampiran B 129
Tab el B.2.1 Rancangan sampel: hasil wawancara rumah tangga
Distribusi persentase sampel rumah tangga berdasarkan hasil wawancara dan tingkat hasil kunjungan daftar rumah tangga, menurut daerah tempat t inggal dan provinsi,
Indonesia 2012
Rumah tangga terpilih
Rumah
tangga ada Bangunan
tetapi tidak Rumah kosong/
ada Bangunan tangga bukan Tingkat
responden tidak tidak tempat Bangunan Jumlah hasil
Daerah tempat tinggal dan Selesai di rumah Ditunda Ditolak ditemukan ada tinggal dibongkar Lainnya rumah kunjungan
provinsi (R) (RA) (T) (D) (BTD) (RT) (BK) (BK) (L) Jumlah tangga (THK)1
Daerah Tempat Tinggal
Perkotaan 94,7 0,6 0,0 0,3 0,3 2,2 1,3 0,2 0,4 100,0 22.039 98,8
Perdesaan 95,8 0,5 0,0 0,1 0,1 2,1 0,9 0,2 0,3 100,0 23.985 99,2
Provinsi
Sumatera
Aceh 94,3 1,2 0,1 0,1 0,1 3,0 0,6 0,1 0,4 100,0 1.359 98,4
Sumatera Utara 97,2 0,1 0,0 0,2 0,0 1,0 1,1 0,1 0,3 100,0 1.743 99,8
Sumatera Barat 95,7 0,7 0,0 0,3 0,1 1,9 1,0 0,2 0,1 100,0 1.351 98,9
Riau 94,7 0,6 0,0 0,1 0,4 1,3 2,5 0,1 0,2 100,0 1.350 98,9
Jambi 97,1 0,1 0,0 0,0 0,1 2,0 0,2 0,4 0,2 100,0 1.076 99,8
Sumatera Selatan 96,3 0,7 0,0 0,1 0,0 1,5 1,0 0,1 0,2 100,0 1.350 99,1
Bengkulu 94,8 1,4 0,0 0,1 0,0 2,2 0,7 0,3 0,5 100,0 1.076 98,5
Lampung 97,3 0,1 0,0 0,1 0,0 1,6 0,9 0,0 0,0 100,0 1.354 99,8
Bangka Belitung 97,8 0,2 0,0 0,0 0,1 0,8 0,8 0,0 0,3 100,0 1.075 99,7
Kepulauan Riau 93,8 0,6 0,0 0,4 0,2 1,9 2,5 0,4 0,2 100,0 1.083 98,7
Jawa
DKI Jakarta 92,7 1,4 0,0 0,7 0,3 3,0 0,9 0,3 0,7 100,0 2.284 97,5
Jawa Barat 95,5 0,2 0,0 0,0 0,0 2,5 1,1 0,3 0,4 100,0 2.371 99,7
Jawa Tengah 97,5 0,3 0,0 0,0 0,0 1,1 0,7 0,3 0,0 100,0 2.117 99,7
DI Yogyakarta 96,5 0,5 0,0 0,1 0,1 1,3 1,0 0,1 0,4 100,0 1.856 99,4
Jawa Timur 98,1 0,1 0,0 0,0 0,1 0,7 0,7 0,1 0,1 100,0 2.106 99,8
Banten 96,3 0,2 0,0 0,0 0,6 0,5 2,0 0,3 0,2 100,0 1.881 99,2
Bali and Nusa
Tenggara
Bali 96,2 0,2 0,0 0,2 0,0 2,1 0,9 0,1 0,3 100,0 1.701 99,6
Nusa Tenggara Barat 96,4 0,1 0,0 0,0 0,2 1,2 1,4 0,4 0,1 100,0 1.362 99,6
Nusa Tenggara Timur 96,9 0,5 0,0 0,0 0,3 1,3 0,7 0,2 0,1 100,0 1.080 99,2
Kalimantan
Kalimantan Barat 93,1 0,7 0,0 0,2 0,6 3,7 1,0 0,1 0,7 100,0 1.350 98,4
Kalimantan Tengah 92,8 1,2 0,0 0,3 0,2 3,5 1,3 0,0 0,7 100,0 1.076 98,2
Kalimantan Selatan 96,3 0,2 0,0 0,1 0,0 2,1 1,2 0,1 0,0 100,0 1.368 99,7
Kalimantan Timur 90,3 1,0 0,0 0,7 0,9 3,8 2,9 0,3 0,0 100,0 1.076 97,1
Sulawesi
Sulawesi Utara 95,9 0,5 0,0 0,2 0,1 1,5 1,4 0,1 0,4 100,0 1.377 99,2
Sulawesi Tengah 96,3 0,4 0,0 0,1 0,0 2,1 0,5 0,3 0,4 100,0 1.078 99,5
Sulawesi Selatan 94,7 1,3 0,0 0,2 0,2 1,5 0,8 0,2 1,2 100,0 1.724 98,3
Sulawesi Tenggara 95,8 0,3 0,0 0,1 0,2 2,3 1,0 0,1 0,2 100,0 1.075 99,4
Gorontalo 94,6 0,4 0,0 0,2 0,0 3,3 0,5 0,0 0,9 100,0 1.113 99,3
Sulawesi barat 94,2 1,7 0,0 0,0 0,0 3,8 0,1 0,2 0,0 100,0 1.072 98,2
Maluku dan Papua
Maluku 96,2 0,4 0,0 0,1 0,2 2,2 0,7 0,0 0,2 100,0 1.075 99,3
Maluku Utara 89,9 1,8 0,1 0,0 0,6 4,5 3,1 0,0 0,2 100,0 1.077 97,4
Papua Barat 89,1 1,0 0,0 1,3 0,9 4,4 1,0 0,8 1,3 100,0 1.063 96,4
Papua 93,5 0,1 0,0 1,3 0,3 3,7 0,9 0,0 0,2 100,0 925 98,2
Total 95,3 0,6 0,0 0,2 0,2 2,1 1,1 0,2 0,3 100,0 46.024 99,0
1
Berdasarkan jumlah rumah tangga menurut kategori hasil kunjungan, tingkat hasil kunjungan rumah tangga (THK) dihitung dengan rumus:
100 * S
_________________________
S + RA + T + D + BTD
130 Lampiran B
Table B.2.2 Rancangan sampel: hasil wawancara responden : wanita
Distribusi persentase wanita memenuhi syarat berdasarkan hasil wawancara perorangan dan tingkat hasil kunjungan wan ita memenuhi syarat dan tingkat hasil kunjungan
keseluruhan menurut daerah tempat tinggal dan provinsi , Indonesia 2012
Wanita memenuhi syarat
Tingkat hasil
Responden kunjungan
tidak/ kurang wanita Tingkat hasil
Responden Sebagian mampu memenuhi kunjungan
Daerah tempat tinggal Selesai tidak ada Ditunda Ditolak selesai menjawab Lainnya Jumlah syarat keseluruhan
dan provinsi (S) (TA) (T) (D) (SB) (G) (L) Jumlah wanita (TKWS)2 (TKS)3
Daerah Tempat Tinggal
Perkotaan 93,1 4,6 0,1 1,2 0,1 0,6 0,4 100,0 5.825 93,1 91,9
Perdesaan 91,9 5,3 0,1 0,8 0,2 1,2 0,5 100,0 4.020 91,9 91,2
Provinsi
Sumatera
Aceh 90,7 5,0 0,5 2,3 0,5 0,8 0,3 100,0 399 90,7 89,3
Sumatera Utara 95,0 2,4 0,0 0,2 0,2 1,8 0,4 100,0 505 95,0 94,8
Sumatera Barat 94,0 3,0 0,0 1,8 0,0 0,9 0,3 100,0 336 94,0 93,0
Riau 90,8 6,4 0,0 1,4 0,0 1,1 0,4 100,0 282 90,8 89,8
Jambi 94,7 1,6 0,0 1,6 0,5 1,6 0,0 100,0 188 94,7 94,5
Sumatera Selatan 95,5 2,1 0,0 1,7 0,0 0,8 0,0 100,0 242 95,5 94,6
Bengkulu 93,4 4,2 0,0 0,9 0,0 0,5 0,9 100,0 212 93,4 92,0
Lampung 94,7 3,2 0,0 1,1 0,0 0,4 0,7 100,0 285 94,7 94,6
Bangka Belitung 97,7 0,0 0,0 0,9 0,0 1,4 0,0 100,0 214 97,7 97,4
Kepulauan Riau 90,9 5,7 0,0 1,0 0,5 1,0 1,0 100,0 209 90,9 89,8
Jawa
DKI Jakarta 92,0 5,0 0,3 1,7 0,0 0,3 0,5 100,0 577 92,0 89,7
Jawa Barat 92,4 5,0 0,0 1,4 0,0 0,5 0,7 100,0 420 92,4 92,1
Jawa Tengah 97,5 2,0 0,0 0,3 0,0 0,3 0,0 100,0 397 97,5 97,2
DI Yogyakarta 96,8 2,1 0,0 0,3 0,0 0,9 0,0 100,0 341 96,8 96,2
Jawa Timur 94,5 2,6 0,0 0,7 0,0 1,0 1,3 100,0 307 94,5 94,2
Banten 96,0 2,7 0,0 0,7 0,0 0,7 0,0 100,0 447 96,0 95,2
Bali and Nusa
Tenggara
Bali 94,5 2,4 0,0 0,7 0,3 1,7 0,3 100,0 293 94,5 94,2
Nusa Tenggara Barat 96,1 3,1 0,0 0,0 0,0 0,4 0,4 100,0 254 96,1 95,7
Nusa Tenggara Timur 94,1 5,0 0,0 0,3 0,0 0,3 0,3 100,0 321 94,1 93,4
Kalimantan
Kalimantan Barat 90,7 7,1 0,0 0,0 0,0 2,2 0,0 100,0 226 90,7 89,3
Kalimantan Tengah 91,6 3,2 0,0 1,9 0,6 0,6 1,9 100,0 154 91,6 89,9
Kalimantan Selatan 96,5 2,6 0,0 0,4 0,0 0,4 0,0 100,0 228 96,5 96,2
Kalimantan Timur 91,5 4,2 0,0 0,9 0,5 2,3 0,5 100,0 213 91,5 88,9
Sulawesi
Sulawesi Utara 89,6 8,8 0,0 0,0 0,0 1,5 0,0 100,0 260 89,6 88,9
Sulawesi Tengah 93,3 4,6 0,0 1,3 0,8 0,0 0,0 100,0 238 93,3 92,8
Sulawesi Selatan 85,7 11,4 0,2 0,4 0,2 1,0 1,0 100,0 482 85,7 84,2
Sulawesi Tenggara 94,9 3,0 0,0 0,9 0,0 0,9 0,4 100,0 234 94,9 94,3
Gorontalo 89,1 9,8 0,4 0,0 0,0 0,8 0,0 100,0 266 89,1 88,5
Sulawesi barat 90,9 6,2 0,0 1,2 0,4 1,2 0,0 100,0 243 90,9 89,4
Maluku dan Papua
Maluku 91,6 7,1 0,0 0,6 0,3 0,0 0,3 100,0 309 91,6 91,0
Maluku Utara 84,2 13,7 0,3 1,2 0,0 0,3 0,3 100,0 335 84,2 82,0
Papua Barat 85,1 6,9 0,0 4,0 0,8 0,0 3,2 100,0 248 85,1 82,0
Papua 90,0 6,1 0,0 3,3 0,0 0,0 0,6 100,0 180 90,0 88,4
Total 92,6 4,9 0,1 1,0 0,2 0,8 0,5 100,0 9.845 92,6 91,6
1
Berdasarkan jumlah wanita yang memenuhi syarat berdasarkan kategori hasil kunjungan, tingkat hasil kunjungan wanita memenuhi syarat (TKWS) dihitung dengan
rumus:
100 * S
__________________________________
S + TA + T + D + SB + G + L
2
Tingkat hasil kunjungan keseluruhan (TKS) dihitung dengan rumus: TKS = THK * TKSW/100
Lampiran B 131
Table B.2. 3Rancangan sampel: hasil wawancara responden: pria
Distribusi persentase pria memenuhi syarat berdasarkan hasil wawancara perorangan dan tingkat hasil kunjungan pria memenuhi syarat dan tingkat hasil kun jungan
keseluruhan menurut daerah tempat tinggal dan provinsi , Indonesia 2012
Pria memenuhi syarat
Tingkat hasil
Responden kunjungan
tidak/ kurang pria Tingkat hasil
Responden Sebagian mampu memenuhi kunjungan
Daerah tempat tinggal Selesai tidak ada Ditunda Ditolak selesai menjawab Lainnya Jumlah syarat keseluruhan
2
dan provinsi (S) (TA) (T) (D) (SB) (G) (L) Jumlah pria (TKPS) (TKS)3
Daerah Tempat
Tinggal
Perkotaan 87,3 9,0 0,0 1,5 0,2 0,8 1,2 100,0 6.941 87,3 86,2
Perdesaan 85,8 10,3 0,1 1,2 0,2 1,3 1,0 100,0 6.048 85,8 85,1
Provinsi
Sumatera
Aceh 80,2 14,9 0,2 2,1 0,7 0,7 1,1 100,0 435 80,2 78,9
Sumatera Utara 96,3 2,9 0,0 0,0 0,4 0,2 0,2 100,0 544 96,3 96,1
Sumatera Barat 86,0 9,6 0,0 3,7 0,0 0,7 0,0 100,0 429 86,0 85,0
Riau 85,3 10,8 0,0 2,1 0,7 0,9 0,2 100,0 434 85,3 84,3
Jambi 95,3 2,9 0,0 0,0 0,0 0,9 0,9 100,0 339 95,3 95,1
Sumatera Selatan 88,0 9,2 0,0 1,1 0,0 0,8 0,8 100,0 357 88,0 87,2
Bengkulu 86,3 9,2 0,0 2,1 0,0 1,4 1,0 100,0 292 86,3 85,0
Lampung 91,8 6,0 0,0 0,3 0,3 1,0 0,8 100,0 400 91,8 91,6
Bangka Belitung 91,7 4,8 0,0 0,6 0,3 1,9 0,6 100,0 314 91,7 91,5
Kepulauan Riau 92,5 5,9 0,4 0,0 0,0 0,8 0,4 100,0 254 92,5 91,4
Jawa
DKI Jakarta 88,3 8,3 0,0 1,2 0,0 0,6 1,5 100,0 652 88,3 86,1
Jawa Barat 90,1 7,4 0,2 0,7 0,0 0,7 1,0 100,0 607 90,1 89,9
Jawa Tengah 93,4 4,7 0,0 0,6 0,0 1,1 0,2 100,0 468 93,4 93,1
DI Yogyak arta 95,7 3,2 0,0 0,2 0,0 0,9 0,0 100,0 437 95,7 95,1
Jawa Timur 94,3 2,1 0,2 0,6 0,4 2,1 0,2 100,0 477 94,3 94,1
Banten 92,3 5,7 0,0 0,3 0,0 0,7 1,0 100,0 581 92,3 91,5
Bali and Nusa
Tenggara
Bali 92,9 3,6 0,0 0,7 0,4 1,6 0,9 100,0 449 92,9 92,5
Nusa Tenggara Barat 96,0 2,3 0,0 0,3 0,0 1,1 0,3 100,0 352 96,0 95,7
Nusa Tenggara Timur 84,4 10,7 0,0 2,6 0,3 2,0 0,0 100,0 391 84,4 83,8
Kalimantan
Kalimantan Barat 83,4 11,5 0,0 0,3 0,0 2,5 2,3 100,0 355 83,4 82,1
Kalimantan Tengah 79,9 13,3 0,4 3,6 0,4 0,7 1,8 100,0 278 79,9 78,4
Kalimantan Selatan 89,1 8,3 0,3 0,9 0,3 1,2 0,0 100,0 338 89,1 88,8
Kalimantan Timur 74,1 18,4 0,0 2,3 0,0 1,0 4,2 100,0 309 74,1 72,0
Sulawesi
Sulawesi Utara 72,4 20,6 0,0 4,1 0,6 1,2 1,2 100,0 340 72,4 71,8
Sulawesi Tengah 84,4 12,1 0,0 3,2 0,0 0,3 0,0 100,0 314 84,4 84,0
Sulawesi Selatan 72,6 22,3 0,0 2,3 0,2 0,4 2,3 100,0 533 72,6 71,3
Sulawesi Tenggara 78,0 15,5 0,0 2,3 1,0 1,6 1,6 100,0 309 78,0 77,5
Gorontalo 75,2 19,2 0,3 2,3 0,9 1,2 0,9 100,0 343 75,2 74,7
Sulawesi barat 82,0 15,2 0,0 0,9 0,0 1,5 0,3 100,0 323 82,0 80,6
Maluku dan Papua
Maluku 89,0 9,2 0,0 0,8 0,0 0,8 0,3 100,0 381 89,0 88,4
Maluku Utara 71,7 22,5 0,0 3,4 0,3 0,8 1,3 100,0 378 71,7 69,8
Papua Barat 83,4 5,8 0,0 1,3 0,3 1,0 8,3 100,0 313 83,4 80,4
Papua 86,7 8,0 0,4 1,5 0,0 0,8 2,7 100,0 263 86,7 85,1
Total 86,6 9,6 0,1 1,4 0,2 1,0 1,1 100,0 12.989 86,6 85,7
1
Berdasarkan jumlah wanita yang memenuhi syarat berd asarkan kategori hasil kunjungan, tingkat hasil kunjungan priamemenuhi syarat (TKPS) dihitung dengan rumus:
100 * S
__________________________________
S + TA + T + D + SB + G + L
2
Tingkat hasil kunjungan keseluruhan (TKS) dihitu ng dengan rumus: TKS = THK * TKPS/100
132 Lampiran B
ESTIMASIO KESALAHAN SAMPLING Lampiran C
Hasil estimasi survei sampel dipengaruhi oleh dua jenis kesalahan: kesalahan non-sampling dan
kesalahan sampling. Non sampling error adalah hasil dari kesalahan yang dibuat dalam melaksanakan
pengumpulan data dan pengolahan data, seperti kegagalan untuk mencari dan mewawancarai rumah
tangga yang benar, kesalahpahaman dari sisi pertanyaan pewawancara maupun responden, dan kesalahan
entri data. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan selama SDKI Remaja 2012 untuk meminimalkan
jenis kesalahan, kesalahan non-sampling sulit untuk dievaluasi secara statistik.
Sampling error, di sisi lain, dapat dievaluasi secara statistik. Responden yang dijadikan sampel
dalam Remaja 2012 merupakan bagian dari total populasi yang telah didesain sama dan sesuai ukuran
yang diharapkan. Sampling error adalah ukuran variabilitas antara semua sampel yang mungkin.
Meskipun tingkat variabilitas tidak diketahui secara pasti, tetapi dapat diperkirakan dari hasil survei.
Sampling error biasanya diukur dalam hal kesalahan standar untuk statistik tertentu (rata-rata,
persentase, dll), yang merupakan akar kuadrat dari varians. Kesalahan standar dapat digunakan untuk
menghitung interval kepercayaan di mana nilai sebenarnya untuk populasi berada di dalamnya. Sebagai
contoh, untuk setiap statistik yang dihitung dari survei sampel, nilai parameter akan jatuh dalam kisaran
plus atau minus dua kali standard error terhadap statistiknya, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Jika sampel responden yang dipilih menggunakan metode acak sederhana maka sampling error
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sederhana. Namun, sampel Remaja 2012 menggunakan
desain berlapis banyak tahap, dan perlu untuk menggunakan rumus yang lebih kompleks. Sampling error
dihitung dengan software STATA, yang menggunakan metode linierisasi Taylor dalam melakukan
estimasi varians untuk nilai proporsi atau rasio. Kesalahan sampling hanya dihitung untuk parameter
demografi, kecuali fertilitas dan mortalitas yang dihitung oleh ICF Macro.
Metode Linearisasi Taylor memperlakukan setiap persentase atau rata-rata sebagai perkiraan
rasio, r=y/ x, dimana y merupakan nilai total sampel untuk variabel y, dan x merupakan jumlah total kasus
pada kelompok atau sub kelompok sedang dipertimbangkan. Varians r dihitung dengan menggunakan
rumus yang diberikan di bawah ini, dengan Standard error menjadi akar kuadrat dari varians:
dengan
, dan
Lampiran C 133
dimana: h strata 1 sd H,
mh jumlah blok sensus/cluster terpilih pada strata-h,
yhi nilai variabel y pada cluster ke-i strata ke-h,
xhi jumlah penimbang pada cluster ke-i strata ke-h
f adalah fraksi sampling
Metode Jackknife replikasi berulang berasal estimasi angka yang kompleks dari masing-masing
iterasi sampel awal, dan kesalahan standar dihitung menggunakan rumus sederhana. Setiap replikasi
menganggap semua kecuali satu cluster dalam perhitungan perkiraan. Ulangan Pseudo-independen
dibuat, sehinggavarians dari r dihitung sebagai berikut:
Dengan
Selain standard error, efek desain (DEFT) untuk masing-masing perkiraan juga dihitung. Efek
desain didefinisikan sebagai perbandingan antara standard error menggunakan desain sampel yang
dipakai dan standard error dengan desain acak sederhana. Nilai DEFT 1,0 menunjukkan bahwa desain
sampel sama efisiennya dengan desain acak sederhana, sedangkan nilai yang lebih besar dari 1,0
menunjukkan peningkatan kesalahan sampling karena penggunaan desain yang lebih kompleks dan
kurang efisien. Kesalahan standar relatif dan batas kepercayaan untuk estimasi juga dihitung.
DEFT adalah akar kuadrat DEFF. Makna DEFF sama dengan DEFT, dimana DEFF digunakan
dalam perhitungan umum untuk ukuran sampel. Batas keyakinan untuk estimasi dibagi menjadi batas
bawah dan batas atas. Yang dimaksud dengan batas-batas kepercayaan adalah batas keberadaan dari nilai
sebenarnya atau parameter.
134 Lampiran C
Sampling error Remaja 2012 dihitung untuk beberapa variabel yang dipilih. Hasilnya disajikan
dalam lampiran untuk daerah perkotaan dan pedesaan, untuk provinsi, untuk provinsi perkotaan dan
pedesaan, dan untuk nasional. Untuk setiap variabel, jenis statistik (rata-rata, proporsi) dan target populasi
diberikan dalam Tabel C.1. melalui C.XX menyajikan nilai statistik (R), standard error-nya (SE), jumlah
un-tertimbang (N) dan berbobot (WN) kasus, efek desain (DEFT), standard error relatif (SE / R), dan
batas-batas kepercayaan 95 persen (R ± 1,96SE), untuk setiap variabel.
Nilai selang kepercayaan (contoh untuk literate to men aged 15-24) dapat diinterpretasikan
sebagai berikut: rata-rata nasional adalah 0,863 dan standard error 0,007. Kemudian untuk menghasilkan
batas kepercayaan 95 percen, dapat dihitung dengan 0,863 ± 1.96×0,007. Artinya bahwa terdapat
kemungkinan (95 persen) yang tinggi bahwa nilai rata-rata nasional sebenarnya untuk jumlah anak lahir
hidup untuk wanita usia 15-24 antara 0,850 dan 0,877.
Untuk total sampel, nilai DEFT adalah 2,09.Artinya adalah berdasarkan desain multi stage cluster
sampling, maka dibutuhkan sampel sebanyak 2,09 kali lebih banyak jika dibandingkan dengan
menggunakan simple random sampling.
Lampiran C 135
Tabel C.1 Daftar variabel terpilih untuk penghitungan Sampling Error , Indonesia 2012
136 Lampiran C
Tabel C.2 Sampling Error untuk sampel nasional, Indonesia 2012
Wanita
Dapat membaca 0,989 0,002 8.902 8.419 1,55 0,17 0,986 0,993
Pendidikan SD kebawah 0,025 0,003 8.902 8.419 1,53 10,13 0,020 0,030
SMTA + 0,925 0,005 8.902 8.419 1,82 0,55 0,915 0,935
Pengetahuan mengenai masa subur 0,526 0,010 8.902 8.419 1,85 1,86 0,507 0,546
Pernah mendengar tentang Anemia 0,769 0,008 8.902 8.419 1,88 1,09 0,753 0,786
Jumlah anak ideal 2,328 0,017 8.174 7.817 1,79 0,72 2,296 2,361
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,890 0,006 8.902 8.419 1,86 0,69 0,878 0,902
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
HIV/AIDS 0,729 0,008 8.902 8.419 1,79 1,15 0,712 0,745
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,281 0,010 8.902 8.419 2,20 3,73 0,260 0,301
Mengetahui gejala PMSpada wanita 0,281 0,010 8.902 8.419 2,20 3,73 0,260 0,301
Pernah merokok 0,104 0,005 8.902 8.419 1,67 5,22 0,093 0,114
Pernah minum Alkohol 0,046 0,003 8.902 8.419 1,55 7,50 0,039 0,052
Mengetahui metode kontrasepsi 0,951 0,003 8.902 8.419 1,52 0,37 0,944 0,958
Mengetahui metode kontrasepsi modern 0,952 0,003 8.902 8.419 1,52 0,36 0,945 0,958
Laki-laki
Dapat membaca 0,989 0,001 10.980 10.980 1,26 0,12 0,987 0,992
Pendidikan SD kebawah 0,046 0,003 10.980 10.980 1,62 7,03 0,040 0,052
SMTA + 0,859 0,007 10.980 10.980 2,10 0,81 0,846 0,873
Pengetahuan mengenai masa subur 0,503 0,009 10.980 10.980 1,84 1,75 0,485 0,520
Pernah mendengar tentang Anemia 0,582 0,009 10.980 10.980 1,87 1,52 0,565 0,599
Jumlah anak ideal 2,455 0,015 10.431 10.493 1,69 0,62 2,425 2,484
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,847 0,007 10.980 10.980 1,90 0,77 0,835 0,860
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
0,732 0,007 10.980 10.980 1,76 1,01 0,717 0,746
HIV/AIDS
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,279 0,009 10.980 10.980 2,01 3,09 0,262 0,296
Mengetahui gejala PMSpada wanita 0,279 0,009 10.980 10.980 2,01 3,09 0,262 0,296
Pernah merokok 0,799 0,006 10.980 10.980 1,63 0,78 0,787 0,811
Pernah minum Alkohol 0,388 0,008 10.980 10.980 1,68 2,01 0,372 0,403
Lampiran C 137
Tabel C,3 Sampling Error untuk sampel daerah perkotaan, Indonesia 2012
WANITA
Dapat membaca 0,997 0,001 5.304 5.121 1,44 0,11 0,994 0,999
Pendidikan SD kebawah 0,011 0,002 5.304 5.121 1,29 16,21 0,008 0,015
SMTA + 0,948 0,006 5.304 5.121 1,95 96,54 0,937 0,960
Pengetahuan mengenai masa subur 0,582 0,012 5.304 5.121 1,86 2,15 0,557 0,606
Pernah mendengar tentang Anemia 0,842 0,009 5.304 5.121 1,85 1,09 0,824 0,860
Jumlah anak ideal 2,285 0,017 4.915 4.793 1,62 0,74 2,252 2,318
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,941 0,005 5.304 5.121 1,63 0,55 0,931 0,951
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
HIV/AIDS 0,794 0,009 5.304 5.121 1,71 1,18 0,776 0,813
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,336 0,015 5.304 5.121 2,32 4,44 0,307 0,365
Mengetahui gejala PMSpada wanita 0,336 0,015 5.304 5.121 2,32 4,44 0,307 0,365
Pernah merokok 0,113 0,008 5.304 5.121 1,80 6,84 0,098 0,129
Pernah minum Alkohol 0,052 0,005 5.304 5.121 1,63 9,50 0,042 0,061
Mengetahui metode kontrasepsi 0,966 0,004 5.304 5.121 1,56 0,40 0,959 0,974
Mengetahui metode kontrasepsi modern 0,967 0,004 5.304 5.121 1,56 0,39 0,960 0,975
Laki-Laki
Dapat membaca 0,995 0,001 5.937 6.154 1,52 0,14 0,992 0,998
Pendidikan SD kebawah 0,026 0,003 5.937 6.154 1,72 13,56 0,019 0,032
SMTA + 0,906 0,009 5.937 6.154 2,46 1,01 0,888 0,924
Pengetahuan mengenai masa subur 0,555 0,012 5.937 6.154 1,93 2,20 0,531 0,579
Pernah mendengar tentang Anemia 0,673 0,012 5.937 6.154 1,95 1,74 0,650 0,696
Jumlah anak ideal 2,407 0,018 5.716 5.913 1,68 0,76 2,371 2,443
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,906 0,008 5.937 6.154 2,05 0,84 0,892 0,921
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
0,808 0,009 5.937 6.154 1,81 1,12 0,790 0,826
HIV/AIDS
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,339 0,012 5.937 6.154 2,07 3,68 0,315 0,364
Mengetahui gejala PMS pada wanita 0,339 0,012 5.937 6.154 2,07 3,68 0,315 0,364
Pernah merokok 0,794 0,009 5.937 6.154 1,67 1,08 0,778 0,811
Pernah minum Alkohol 0,405 0,011 5.937 6.154 1,71 2,64 0,384 0,426
138 Lampiran C
Tabel C,4 Sampling Erroruntuk sampel daerah perdesaan, Indonesia 2012
WANITA
Dapat membaca 0,978 0,004 3.598 3.298 1,57 0,39 0,971 0,986
Pendidikan SD kebawah 0,046 0,006 3.598 3.298 1,59 12,27 0,035 0,057
SMTA + 0,889 0,009 3.598 3.298 1,69 1,02 0,871 0,906
Pengetahuan mengenai masa subur 0,440 0,014 3.598 3.298 1,70 3,24 0,412 0,468
Pernah mendengar tentang Anemia 0,656 0,014 3.598 3.298 1,78 2,18 0,628 0,684
Jumlah anak ideal 2,397 0,034 3.259 3.025 1,93 1,40 2,331 2,463
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,811 0,013 3.598 3.298 1,89 1,54 0,787 0,836
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
HIV/AIDS 0,628 0,014 3.598 3.298 1,76 2,30 0,599 0,656
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,195 0,011 3.598 3.298 1,61 5,53 0,174 0,216
Mengetahui gejala PMSpada wanita 0,195 0,011 3.598 3.298 1,61 5,53 0,174 0,216
Pernah merokok 0,088 0,007 3.598 3.298 1,36 7,41 0,075 0,101
Pernah minum Alkohol 0,036 0,004 3.598 3.298 1,30 11,39 0,028 0,044
Mengetahui metode kontrasepsi 0,927 0,006 3.598 3.298 1,47 0,70 0,914 0,939
Mengetahui metode kontrasepsi modern 0,927 0,006 3.598 3.298 1,48 0,70 0,915 0,940
Laki-laki
Dapat membaca 0,982 0,002 5.043 4.826 1,15 0,22 0,978 0,987
Pendidikan SD kebawah 0,072 0,006 5.043 4.826 1,57 8,10 0,061 0,084
SMTA + 0,800 0,011 5.043 4.826 1,87 1,34 0,779 0,821
Pengetahuan mengenai masa subur 0,436 0,012 5.043 4.826 1,72 2,82 0,412 0,460
Pernah mendengar tentang Anemia 0,466 0,013 5.043 4.826 1,83 2,81 0,440 0,492
Jumlah anak ideal 2,516 0,026 4.715 4.580 1,71 1,01 2,466 2,566
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,772 0,011 5.043 4.826 1,84 1,44 0,750 0,794
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
0,634 0,012 5.043 4.826 1,71 1,87 0,611 0,657
HIV/AIDS
Mengetahui gejala PMS di Laki-laki 0,202 0,011 5.043 4.826 1,98 5,66 0,180 0,224
Mengetahui gejala PMS pada wanita 0,202 0,011 5.043 4.826 1,98 5,66 0,180 0,224
Pernah merokok 0,805 0,009 5.043 4.826 1,59 1,12 0,787 0,823
Pernah minum Alkohol 0,365 0,011 5.043 4.826 1,64 3,11 0,343 0,388
Lampiran C 139
Tabel C,5 Sampling Error untuk sampel Provinsi Aceh, Indonesia 2012
WANITA
Dapat membaca 0,990 0,005 357 217 0,83 0,55 0,979 1,000
Pendidikan SD kebawah 0,026 0,010 357 217 0,93 37,53 0,007 0,045
SMTA + 0,959 0,011 357 217 0,82 1,13 0,938 0,980
Pengetahuan mengenai masa subur 0,345 0,035 357 217 1,10 10,04 0,277 0,413
Pernah mendengar tentang Anemia 0,670 0,035 357 217 1,11 5,15 0,603 0,738
Jumlah anak ideal 3,011 0,090 307 185 1,08 2,97 2,835 3,186
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,824 0,024 357 217 0,94 2,86 0,778 0,870
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
HIV/AIDS 0,585 0,032 357 217 0,98 5,47 0,522 0,648
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,187 0,032 357 217 1,23 16,92 0,125 0,249
Mengetahui gejala PMSpada wanita 0,187 0,032 357 217 1,23 16,92 0,125 0,249
Pernah merokok 0,050 0,013 357 217 0,93 100,00 0,024 0,076
Pernah minum Alkohol 0,003 0,003 357 217 0,85 99,87 0,000 0,009
Mengetahui metode kontrasepsi 0,920 0,022 357 217 1,20 2,35 0,877 0,962
Mengetahui metode kontrasepsi modern 0,920 0,022 357 217 1,20 2,35 0,877 0,962
Laki-laki
Dapat membaca 0,994 0,004 339 222 0,80 0,41 0,986 1,000
Pendidikan SD kebawah 0,025 0,011 339 222 1,07 44,47 0,003 0,048
SMTA + 0,939 0,017 339 222 1,06 1,82 0,905 0,972
Pengetahuan mengenai masa subur 0,447 0,044 339 222 1,31 9,77 0,361 0,532
Pernah mendengar tentang Anemia 0,486 0,035 339 222 1,03 7,10 0,418 0,554
Jumlah anak ideal 3,290 0,110 311 204 1,09 3,34 3,075 3,506
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,850 0,030 339 222 1,26 3,56 0,790 0,909
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
0,717 0,040 339 222 1,31 5,53 0,639 0,794
HIV/AIDS
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,125 0,022 339 222 0,98 17,35 0,083 0,168
Mengetahui gejala PMS pada wanita 0,125 0,022 339 222 0,98 17,35 0,083 0,168
Pernah merokok 0,803 0,024 339 222 0,91 3,04 0,755 0,851
Pernah minum Alkohol 0,104 0,029 339 222 1,40 27,66 0,048 0,160
140 Lampiran C
Tabel C,6 Sampling Error untuk sampel Provinsi Sumatera Utara, Indonesia 2012
WANITA
Dapat membaca 0,986 0,008 475 618 1,73 0,80 0,971 1,000
Pendidikan SD kebawah 0,038 0,016 475 618 2,09 41,09 0,007 0,069
SMTA + 0,935 0,020 475 618 2,11 2,18 0,895 0,975
Pengetahuan mengenai masa subur 0,511 0,028 475 618 1,43 5,47 0,456 0,566
Pernah mendengar tentang Anemia 0,714 0,034 475 618 1,92 4,75 0,648 0,781
Jumlah anak ideal 2,627 0,052 430 560 1,33 2,00 2,524 2,730
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,843 0,027 475 618 1,89 3,20 0,790 0,896
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
HIV/AIDS 0,694 0,033 475 618 1,83 4,75 0,630 0,759
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,197 0,025 475 618 1,58 12,49 0,149 0,245
Mengetahui gejala PMS pada wanita 0,197 0,025 475 618 1,58 12,49 0,149 0,245
Pernah merokok 0,083 0,013 475 618 1,19 15,44 0,058 0,108
Pernah minum Alkohol 0,087 0,019 475 618 1,74 21,93 0,050 0,125
Mengetahui metode kontrasepsi 0,897 0,018 475 618 1,50 1,99 0,862 0,932
Mengetahui metode kontrasepsi modern 0,899 0,018 475 618 1,51 1,99 0,864 0,934
Laki-laki
Dapat membaca 0,987 0,008 511 641 1,73 0,80 0,971 1,000
Pendidikan SD kebawah 0,037 0,010 511 641 1,34 26,78 0,018 0,057
SMTA + 0,911 0,015 511 641 1,34 1,65 0,881 0,940
Pengetahuan mengenai masa subur 0,388 0,028 511 641 1,46 7,24 0,333 0,444
Pernah mendengar tentang Anemia 0,489 0,031 511 641 1,58 6,38 0,427 0,550
Jumlah anak ideal 2,661 0,080 495 622 1,91 2,99 2,505 2,817
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,866 0,030 511 641 2,27 3,52 0,806 0,926
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
0,799 0,029 511 641 1,84 3,65 0,742 0,856
HIV/AIDS
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,169 0,022 511 641 1,47 12,88 0,126 0,211
Mengetahui gejala PMS pada wanita 0,169 0,022 511 641 1,47 12,88 0,126 0,211
Pernah merokok 0,744 0,026 511 641 1,52 3,53 0,692 0,795
Pernah minum Alkohol 0,478 0,035 511 641 1,80 7,42 0,408 0,547
Lampiran C 141
Tabel C,7 Sampling Error untuk sampel Provinsi Sumatera Barat, Indonesia 2012
WANITA
Dapat membaca 1,000 0,000 312 192 0,00 0,00 1,000 1,000
Pendidikan SD kebawah 0,004 0,004 312 192 0,87 100,00 0,000 0,011
SMTA + 0,966 0,013 312 192 1,03 1,37 0,940 0,992
Pengetahuan mengenai masa subur 0,554 0,034 312 192 0,98 6,16 0,487 0,621
Pernah mendengar tentang Anemia 0,841 0,024 312 192 0,93 2,83 0,794 0,888
Jumlah anak ideal 2,446 0,055 297 183 0,87 2,25 2,338 2,554
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,916 0,018 312 192 0,92 1,95 0,881 0,951
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
HIV/AIDS 0,664 0,033 312 192 1,01 5,04 0,599 0,730
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,156 0,022 312 192 0,86 14,08 0,113 0,199
Mengetahui gejala PMSpada wanita 0,156 0,022 312 192 0,86 14,08 0,113 0,199
Pernah merokok 0,215 0,026 312 192 0,89 11,87 0,165 0,266
Pernah minum Alkohol 0,030 0,013 312 192 1,05 41,65 0,006 0,055
Mengetahui metode kontrasepsi 0,951 0,012 312 192 0,82 1,31 0,927 0,976
Mengetahui metode kontrasepsi modern 0,951 0,012 312 192 0,82 1,31 0,927 0,976
Laki-laki
Dapat membaca 0,991 0,005 352 229 0,82 0,51 0,981 1,000
Pendidikan SD kebawah 0,062 0,017 352 229 1,07 27,55 0,028 0,095
SMTA + 0,905 0,020 352 229 1,04 2,22 0,865 0,944
Pengetahuan mengenai masa subur 0,535 0,032 352 229 0,96 5,91 0,473 0,597
Pernah mendengar tentang Anemia 0,784 0,027 352 229 1,00 3,47 0,731 0,838
Jumlah anak ideal 2,471 0,053 336 218 0,97 2,13 2,368 2,574
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,865 0,022 352 229 0,98 2,55 0,822 0,908
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
0,700 0,034 352 229 1,11 4,81 0,634 0,766
HIV/AIDS
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,188 0,028 352 229 1,09 14,87 0,133 0,243
Mengetahui gejala PMS pada wanita 0,188 0,028 352 229 1,09 14,87 0,133 0,243
Pernah merokok 0,895 0,014 352 229 0,68 1,55 0,868 0,922
Pernah minum Alkohol 0,404 0,029 352 229 0,89 7,17 0,347 0,460
142 Lampiran C
Tabel C,8 Sampling Error untuk sampel Provinsi Riau, Indonesia 2012
WANITA
Dapat membaca 0,995 0,003 249 185 0,70 0,34 0,989 1,000
Pendidikan SD kebawah 0,050 0,016 249 185 1,02 31,82 0,019 0,081
SMTA + 0,910 0,022 249 185 1,08 2,43 0,866 0,953
Pengetahuan mengenai masa subur 0,524 0,042 249 185 1,18 8,07 0,441 0,607
Pernah mendengar tentang Anemia 0,706 0,031 249 185 0,95 4,39 0,645 0,766
Jumlah anak ideal 2,310 0,050 227 169 0,87 2,17 2,212 2,408
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,898 0,020 249 185 0,91 2,20 0,859 0,937
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
HIV/AIDS 0,770 0,029 249 185 0,95 3,71 0,714 0,826
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,239 0,031 249 185 1,01 12,92 0,179 0,300
Mengetahui gejala PMSpada wanita 0,239 0,031 249 185 1,01 12,92 0,179 0,300
Pernah merokok 0,140 0,023 249 185 0,94 16,75 0,094 0,186
Pernah minum Alkohol 0,042 0,016 249 185 1,09 36,95 0,012 0,073
Mengetahui metode kontrasepsi 0,986 0,007 249 185 0,83 0,69 0,973 1,000
Mengetahui metode kontrasepsi modern 0,986 0,007 249 185 0,83 0,69 0,973 1,000
Laki-laki
Dapat membaca 0,989 0,006 357 281 0,88 0,56 0,978 0,999
Pendidikan SD kebawah 0,044 0,011 357 281 0,91 25,27 0,022 0,065
SMTA + 0,869 0,020 357 281 1,01 2,34 0,829 0,909
Pengetahuan mengenai masa subur 0,540 0,037 357 281 1,24 6,85 0,467 0,612
Pernah mendengar tentang Anemia 0,574 0,029 357 281 0,98 5,05 0,517 0,631
Jumlah anak ideal 2,479 0,047 333 262 0,94 1,91 2,386 2,572
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,889 0,020 357 281 1,05 2,23 0,850 0,928
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
0,758 0,029 357 281 1,14 3,84 0,701 0,816
HIV/AIDS
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,386 0,048 357 281 1,64 12,34 0,293 0,480
Mengetahui gejala PMS pada wanita 0,386 0,048 357 281 1,64 12,34 0,293 0,480
Pernah merokok 0,827 0,029 357 281 1,29 3,52 0,770 0,884
Pernah minum Alkohol 0,401 0,027 357 281 0,92 6,67 0,349 0,454
Lampiran C 143
Tabel C,9 Sampling Error untuk sampel Provinsi Jambi, Indonesia 2012
WANITA
Laki-laki
Dapat membaca 0,993 0,005 318 160 0,73 0,48 0,984 1,000
Pendidikan SD kebawah 0,039 0,011 318 160 0,72 28,09 0,018 0,061
SMTA + 0,852 0,033 318 160 1,16 3,83 0,788 0,916
Pengetahuan mengenai masa subur 0,345 0,034 318 160 0,90 9,82 0,279 0,412
Pernah mendengar tentang Anemia 0,506 0,041 318 160 1,04 8,15 0,425 0,587
Jumlah anak ideal 2,278 0,039 316 159 0,70 1,71 2,202 2,354
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,799 0,036 318 160 1,13 4,50 0,728 0,870
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
0,657 0,041 318 160 1,09 6,22 0,577 0,737
HIV/AIDS
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,328 0,036 318 160 0,98 11,07 0,257 0,399
Mengetahui gejala PMS pada wanita 0,328 0,036 318 160 0,98 11,07 0,257 0,399
Pernah merokok 0,798 0,029 318 160 0,92 3,67 0,741 0,856
Pernah minum Alkohol 0,387 0,037 318 160 0,96 9,59 0,314 0,460
144 Lampiran C
Tabel C,10 Sampling Error untuk sampel Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia 2012
WANITA
Dapat membaca 0,995 0,005 229 226 1,04 0,47 0,986 1,000
Pendidikan SD kebawah 0,053 0,018 229 226 1,27 34,91 0,017 0,089
SMTA + 0,885 0,030 229 226 1,46 3,41 0,825 0,944
Pengetahuan mengenai masa subur 0,446 0,049 229 226 1,52 10,99 0,350 0,542
Pernah mendengar tentang Anemia 0,652 0,045 229 226 1,46 6,92 0,563 0,740
Jumlah anak ideal 2,200 0,061 211 208 1,24 2,75 2,082 2,319
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,788 0,039 229 226 1,47 4,93 0,712 0,864
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
HIV/AIDS 0,613 0,037 229 226 1,19 6,11 0,540 0,687
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,146 0,024 229 226 1,06 16,60 0,098 0,194
Mengetahui gejala PMS pada wanita 0,146 0,024 229 226 1,06 16,60 0,098 0,194
Pernah merokok 0,066 0,017 229 226 1,03 100,00 0,033 0,099
Pernah minum Alkohol 0,025 0,010 229 226 0,99 40,42 0,005 0,044
Mengetahui metode kontrasepsi 0,935 0,020 229 226 1,24 2,11 0,896 0,974
Mengetahui metode kontrasepsi modern 0,935 0,020 229 226 1,24 2,11 0,896 0,974
Laki-laki
Dapat membaca 0,987 0,006 312 322 0,99 0,64 0,974 0,999
Pendidikan SD kebawah 0,062 0,014 312 322 1,04 22,69 0,034 0,089
SMTA + 0,818 0,026 312 322 1,22 3,21 0,767 0,870
Pengetahuan mengenai masa subur 0,473 0,031 312 322 1,10 6,50 0,412 0,533
Pernah mendengar tentang Anemia 0,423 0,039 312 322 1,40 9,11 0,348 0,499
Jumlah anak ideal 2,475 0,058 306 316 1,03 2,34 2,361 2,589
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,721 0,028 312 322 1,11 3,86 0,666 0,776
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
0,614 0,027 312 322 1,00 4,43 0,560 0,667
HIV/AIDS
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,099 0,019 312 322 1,13 19,03 0,062 0,135
Mengetahui gejala PMS pada wanita 0,099 0,019 312 322 1,13 19,03 0,062 0,135
Pernah merokok 0,701 0,034 312 322 1,32 4,80 0,635 0,767
Pernah minum Alkohol 0,315 0,036 312 322 1,37 11,29 0,245 0,384
Lampiran C 145
Tabel C,11 Sampling Error untuk sampel Provinsi Bengkulu, Indonesia 2012
WANITA
Laki-laki
146 Lampiran C
Tabel C,12 Sampling Error untuk sampel Provinsi Lampung, Indonesia 2012
WANITA
Dapat membaca 0,991 0,006 263 256 1,11 0,63 0,979 1,000
Pendidikan SD kebawah 0,029 0,012 263 256 1,19 41,66 0,005 0,053
SMTA + 0,879 0,032 263 256 1,63 3,67 0,816 0,942
Pengetahuan mengenai masa subur 0,451 0,037 263 256 1,22 8,17 0,379 0,524
Pernah mendengar tentang Anemia 0,746 0,035 263 256 1,31 4,63 0,678 0,814
Jumlah anak ideal 2,273 0,051 257 250 1,25 2,26 2,173 2,374
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,890 0,023 263 256 1,22 2,61 0,844 0,936
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
HIV/AIDS 0,704 0,032 263 256 1,15 4,54 0,641 0,766
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,251 0,029 263 256 1,10 11,57 0,194 0,308
Mengetahui gejala PMSpada wanita 0,251 0,029 263 256 1,10 11,57 0,194 0,308
Pernah merokok 0,101 0,021 263 256 1,17 0,00 0,059 0,143
Pernah minum Alkohol 0,011 0,005 263 256 0,80 45,25 0,001 0,022
Mengetahui metode kontrasepsi 0,962 0,013 263 256 1,08 1,30 0,937 0,987
Mengetahui metode kontrasepsi modern 0,962 0,013 263 256 1,08 1,30 0,937 0,987
Laki-laki
Dapat membaca 0,995 0,004 360 383 1,04 0,39 0,987 1,000
Pendidikan SD kebawah 0,062 0,018 360 383 1,42 28,06 0,028 0,097
SMTA + 0,811 0,031 360 383 1,55 3,83 0,750 0,872
Pengetahuan mengenai masa subur 0,408 0,034 360 383 1,37 8,40 0,341 0,476
Pernah mendengar tentang Anemia 0,356 0,039 360 383 1,61 11,08 0,279 0,434
Jumlah anak ideal 2,430 0,056 342 364 1,41 2,30 2,321 2,540
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,696 0,051 360 383 2,19 7,39 0,595 0,797
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
0,580 0,046 360 383 1,84 7,98 0,489 0,671
HIV/AIDS
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,207 0,019 360 383 0,90 9,05 0,170 0,243
Mengetahui gejala PMS pada wanita 0,207 0,019 360 383 0,90 9,05 0,170 0,243
Pernah merokok 0,795 0,025 360 383 1,21 3,13 0,747 0,844
Pernah minum Alkohol 0,323 0,027 360 383 1,13 8,33 0,270 0,375
Lampiran C 147
Tabel C,13 Sampling Error untuk sampel Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Indonesia 2012
WANITA
Laki-laki
148 Lampiran C
Tabel C,14 Sampling Error untuk sampel Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia 2012
WANITA
Laki-laki
Lampiran C 149
Tabel C,15 Sampling Error untuk sampel Provinsi DKI Jakarta, Indonesia 2012
WANITA
Dapat membaca 0,998 0,002 525 426 0,87 0,17 0,995 1,000
Pendidikan SD kebawah 0,011 0,006 525 426 1,31 58,78 0,000 0,023
SMTA + 0,932 0,015 525 426 1,29 1,64 0,902 0,962
Pengetahuan mengenai masa subur 0,562 0,031 525 426 1,32 5,49 0,501 0,622
Pernah mendengar tentang Anemia 0,875 0,018 525 426 1,18 2,11 0,839 0,911
Jumlah anak ideal 2,308 0,036 489 398 1,07 1,57 2,237 2,379
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,966 0,008 525 426 0,97 0,85 0,950 0,982
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
HIV/AIDS 0,759 0,021 525 426 1,03 2,74 0,718 0,799
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,443 0,026 525 426 1,10 5,83 0,392 0,494
Mengetahui gejala PMSpada wanita 0,443 0,026 525 426 1,10 5,83 0,392 0,494
Pernah merokok 0,153 0,015 525 426 0,91 10,07 0,123 0,183
Pernah minum Alkohol 0,073 0,014 525 426 1,18 19,77 0,045 0,102
Mengetahui metode kontrasepsi 0,979 0,006 525 426 0,91 0,63 0,967 0,991
Mengetahui metode kontrasepsi modern 0,979 0,006 525 426 0,91 0,63 0,967 0,991
Laki-laki
Dapat membaca 0,998 0,002 565 472 0,93 0,18 0,995 1,000
Pendidikan SD kebawah 0,017 0,006 565 472 0,97 33,89 0,006 0,028
SMTA + 0,957 0,008 565 472 0,90 0,88 0,940 0,973
Pengetahuan mengenai masa subur 0,450 0,027 565 472 1,20 6,10 0,396 0,503
Pernah mendengar tentang Anemia 0,745 0,025 565 472 1,26 3,40 0,695 0,794
Jumlah anak ideal 2,422 0,038 564 471 1,23 1,58 2,347 2,497
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,957 0,009 565 472 1,01 0,98 0,939 0,976
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
0,868 0,017 565 472 1,07 1,91 0,836 0,901
HIV/AIDS
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,301 0,023 565 472 1,10 7,73 0,255 0,346
Mengetahui gejala PMS pada wanita 0,301 0,023 565 472 1,10 7,73 0,255 0,346
Pernah merokok 0,832 0,015 565 472 0,86 1,78 0,803 0,861
Pernah minum Alkohol 0,430 0,029 565 472 1,26 6,68 0,373 0,486
150 Lampiran C
Tabel C,16 Sampling Error untuk sampel Provinsi Jawa Barat, Indonesia 2012
WANITA
Dapat membaca 0,993 0,005 380 1.426 2,45 0,53 0,983 1,000
Pendidikan SD kebawah 0,017 0,007 380 1.426 2,12 41,07 0,003 0,031
SMTA + 0,925 0,014 380 1.426 2,14 1,57 0,897 0,953
Pengetahuan mengenai masa subur 0,568 0,028 380 1.426 2,17 4,88 0,514 0,623
Pernah mendengar tentang Anemia 0,787 0,027 380 1.426 2,58 3,46 0,733 0,840
Jumlah anak ideal 2,302 0,042 358 1.343 2,28 1,83 2,219 2,385
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,904 0,016 380 1.426 2,06 1,73 0,873 0,934
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
HIV/AIDS 0,774 0,022 380 1.426 2,01 2,80 0,732 0,816
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,245 0,029 380 1.426 2,62 11,83 0,188 0,302
Mengetahui gejala PMSpada wanita 0,245 0,029 380 1.426 2,62 11,83 0,188 0,302
Pernah merokok 0,134 0,021 380 1.426 2,42 0,00 0,092 0,175
Pernah minum Alkohol 0,026 0,008 380 1.426 1,86 29,53 0,011 0,041
Mengetahui metode kontrasepsi 0,957 0,011 380 1.426 2,03 1,11 0,936 0,978
Mengetahui metode kontrasepsi modern 0,960 0,010 380 1.426 2,07 1,09 0,939 0,980
Laki-laki
Dapat membaca 0,996 0,003 537 2.034 1,91 0,26 0,991 1,000
Pendidikan SD kebawah 0,043 0,011 537 2.034 2,48 25,82 0,021 0,065
SMTA + 0,817 0,023 537 2.034 2,71 2,85 0,771 0,862
Pengetahuan mengenai masa subur 0,552 0,025 537 2.034 2,24 4,48 0,503 0,600
Pernah mendengar tentang Anemia 0,608 0,027 537 2.034 2,52 4,48 0,555 0,662
Jumlah anak ideal 2,544 0,047 493 1.873 2,11 1,86 2,451 2,637
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,847 0,020 537 2.034 2,51 2,37 0,808 0,886
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
0,716 0,022 537 2.034 2,20 3,08 0,672 0,759
HIV/AIDS
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,227 0,021 537 2.034 2,27 9,30 0,185 0,268
Mengetahui gejala PMS pada wanita 0,227 0,021 537 2.034 2,27 9,30 0,185 0,268
Pernah merokok 0,841 0,016 537 2.034 1,99 1,92 0,809 0,873
Pernah minum Alkohol 0,388 0,025 537 2.034 2,30 6,41 0,339 0,437
Lampiran C 151
Tabel C,17 Sampling Error untuk sampel Provinsi Jawa Tengah, Indonesia 2012
WANITA
Dapat membaca 0,998 0,003 382 1.184 1,78 0,25 0,993 1,000
Pendidikan SD kebawah 0,005 0,004 382 1.184 1,78 70,07 0,000 0,012
SMTA + 0,962 0,014 382 1.184 2,64 1,50 0,933 0,990
Pengetahuan mengenai masa subur 0,639 0,033 382 1.184 2,46 5,22 0,573 0,704
Pernah mendengar tentang Anemia 0,884 0,021 382 1.184 2,27 2,33 0,844 0,924
Jumlah anak ideal 2,271 0,054 356 1.104 2,07 2,38 2,165 2,376
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,946 0,014 382 1.184 2,16 1,46 0,919 0,973
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
HIV/AIDS 0,759 0,032 382 1.184 2,65 4,23 0,696 0,822
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,405 0,041 382 1.184 2,96 10,12 0,325 0,486
Mengetahui gejala PMSpada wanita 0,405 0,041 382 1.184 2,96 10,12 0,325 0,486
Pernah merokok 0,075 0,015 382 1.184 1,97 19,64 0,046 0,103
Pernah minum Alkohol 0,023 0,008 382 1.184 1,78 32,48 0,008 0,038
Mengetahui metode kontrasepsi 0,979 0,008 382 1.184 1,98 0,82 0,963 0,994
Mengetahui metode kontrasepsi modern 0,979 0,008 382 1.184 1,98 0,82 0,963 0,994
Laki-laki
Dapat membaca 1,000 0,000 432 1.322 0,00 0,00 1,000 1,000
Pendidikan SD kebawah 0,024 0,010 432 1.322 2,32 41,10 0,005 0,042
SMTA + 0,884 0,028 432 1.322 3,17 3,15 0,830 0,939
Pengetahuan mengenai masa subur 0,597 0,029 432 1.322 2,14 4,84 0,540 0,654
Pernah mendengar tentang Anemia 0,818 0,025 432 1.322 2,39 3,09 0,769 0,868
Jumlah anak ideal 2,240 0,040 431 1.320 2,71 1,80 2,160 2,319
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,925 0,017 432 1.322 2,34 1,83 0,892 0,958
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
0,838 0,025 432 1.322 2,46 2,97 0,789 0,887
HIV/AIDS
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,376 0,036 432 1.322 2,73 9,68 0,305 0,447
Mengetahui gejala PMS pada wanita 0,376 0,036 432 1.322 2,73 9,68 0,305 0,447
Pernah merokok 0,796 0,026 432 1.322 2,32 3,24 0,745 0,846
Pernah minum Alkohol 0,327 0,023 432 1.322 1,82 7,18 0,281 0,373
152 Lampiran C
Tabel C,18 Sampling Error untuk sampel Provinsi D,I, Yogyakarta, Indonesia 2012
WANITA
Dapat membaca 0,997 0,003 320 142 0,62 0,25 0,992 1,000
Pendidikan SD kebawah 0,005 0,003 320 142 0,60 69,55 0,000 0,012
SMTA + 0,992 0,005 320 142 0,63 0,47 0,983 1,000
Pengetahuan mengenai masa subur 0,876 0,022 320 142 0,80 2,46 0,834 0,918
Pernah mendengar tentang Anemia 0,969 0,009 320 142 0,66 0,96 0,951 0,987
Jumlah anak ideal 2,150 0,040 317 141 0,90 1,85 2,072 2,229
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,991 0,005 320 142 0,66 0,51 0,981 1,000
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
HIV/AIDS 0,951 0,012 320 142 0,67 1,24 0,928 0,974
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,633 0,030 320 142 0,77 4,79 0,574 0,693
Mengetahui gejala PMSpada wanita 0,633 0,030 320 142 0,77 4,79 0,574 0,693
Pernah merokok 0,101 0,019 320 142 0,79 0,00 0,063 0,139
Pernah minum Alkohol 0,082 0,020 320 142 0,90 24,70 0,042 0,121
Mengetahui metode kontrasepsi 0,994 0,004 320 142 0,65 0,41 0,986 1,000
Mengetahui metode kontrasepsi modern 0,994 0,004 320 142 0,65 0,41 0,986 1,000
Laki-laki
Dapat membaca 1,000 0,000 409 180 0,00 0,00 1,000 1,000
Pendidikan SD kebawah 0,003 0,002 409 180 0,53 69,42 0,000 0,008
SMTA + 0,987 0,007 409 180 0,79 0,68 0,974 1,000
Pengetahuan mengenai masa subur 0,723 0,032 409 180 0,97 4,46 0,660 0,786
Pernah mendengar tentang Anemia 0,817 0,022 409 180 0,75 2,65 0,774 0,859
Jumlah anak ideal 2,211 0,036 401 176 0,69 1,64 2,140 2,282
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,983 0,006 409 180 0,66 0,64 0,971 0,996
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
0,908 0,015 409 180 0,69 1,65 0,878 0,937
HIV/AIDS
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,543 0,034 409 180 0,90 6,18 0,477 0,609
Mengetahui gejala PMS pada wanita 0,543 0,034 409 180 0,90 6,18 0,477 0,609
Pernah merokok 0,790 0,021 409 180 0,68 2,62 0,749 0,830
Pernah minum Alkohol 0,459 0,029 409 180 0,78 6,29 0,402 0,516
Lampiran C 153
Tabel C,19 Sampling Error untuk sampel Provinsi Jawa Timur, Indonesia 2012
WANITA
Dapat membaca 0,986 0,007 290 1.080 1,99 0,71 0,972 0,999
Pendidikan SD kebawah 0,018 0,009 290 1.080 2,37 51,90 0,000 0,036
SMTA + 0,924 0,021 290 1.080 2,65 2,25 0,883 0,965
Pengetahuan mengenai masa subur 0,528 0,039 290 1.080 2,63 7,35 0,452 0,604
Pernah mendengar tentang Anemia 0,811 0,033 290 1.080 2,88 4,11 0,746 0,877
Jumlah anak ideal 2,227 0,079 279 1.039 3,03 3,57 2,071 2,383
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,900 0,030 290 1.080 3,33 3,29 0,842 0,958
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
HIV/AIDS 0,782 0,032 290 1.080 2,63 4,11 0,719 0,845
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,333 0,042 290 1.080 2,98 12,48 0,252 0,415
Mengetahui gejala PMSpada wanita 0,333 0,042 290 1.080 2,98 12,48 0,252 0,415
Pernah merokok 0,077 0,021 290 1.080 2,66 27,38 0,035 0,118
Pernah minum Alkohol 0,022 0,015 290 1.080 3,44 67,61 0,000 0,052
Mengetahui metode kontrasepsi 0,959 0,013 290 1.080 2,18 1,33 0,934 0,984
Mengetahui metode kontrasepsi modern 0,959 0,013 290 1.080 2,18 1,33 0,934 0,984
Laki-laki
Dapat membaca 0,993 0,004 444 1.625 1,89 0,38 0,986 1,000
Pendidikan SD kebawah 0,024 0,008 444 1.625 2,15 33,89 0,008 0,040
SMTA + 0,870 0,021 444 1.625 2,51 2,42 0,828 0,911
Pengetahuan mengenai masa subur 0,479 0,033 444 1.625 2,66 6,89 0,414 0,543
Pernah mendengar tentang Anemia 0,573 0,030 444 1.625 2,43 5,20 0,515 0,632
Jumlah anak ideal 2,222 0,046 435 1.592 2,52 2,09 2,131 2,313
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,865 0,021 444 1.625 2,44 2,39 0,825 0,906
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
0,716 0,024 444 1.625 2,18 3,40 0,668 0,763
HIV/AIDS
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,271 0,031 444 1.625 2,80 11,41 0,210 0,331
Mengetahui gejala PMS pada wanita 0,271 0,031 444 1.625 2,80 11,41 0,210 0,331
Pernah merokok 0,785 0,021 444 1.625 2,06 2,68 0,743 0,826
Pernah minum Alkohol 0,316 0,025 444 1.625 2,15 7,83 0,268 0,365
154 Lampiran C
Tabel C,20 Sampling Error untuk sampel Provinsi Banten, Indonesia 2012
WANITA
Dapat membaca 0,991 0,004 422 442 0,96 0,41 0,983 0,999
Pendidikan SD kebawah 0,017 0,006 422 442 1,01 35,51 0,005 0,029
SMTA + 0,913 0,016 422 442 1,23 1,75 0,882 0,945
Pengetahuan mengenai masa subur 0,530 0,029 422 442 1,24 5,38 0,474 0,586
Pernah mendengar tentang Anemia 0,787 0,021 422 442 1,09 2,63 0,746 0,827
Jumlah anak ideal 2,462 0,062 378 395 1,36 2,52 2,341 2,584
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,881 0,018 422 442 1,22 2,08 0,845 0,917
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
HIV/AIDS 0,711 0,032 422 442 1,55 4,57 0,648 0,775
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,198 0,025 422 442 1,37 12,77 0,148 0,247
Mengetahui gejala PMSpada wanita 0,198 0,025 422 442 1,37 12,77 0,148 0,247
Pernah merokok 0,071 0,013 422 442 1,08 18,07 0,046 0,096
Pernah minum Alkohol 0,042 0,014 422 442 1,51 33,55 0,014 0,069
Mengetahui metode kontrasepsi 0,964 0,010 422 442 1,12 0,99 0,946 0,983
Mengetahui metode kontrasepsi modern 0,964 0,010 422 442 1,12 0,99 0,946 0,983
Laki-laki
Dapat membaca 0,995 0,003 526 553 0,92 0,27 0,990 1,000
Pendidikan SD kebawah 0,036 0,010 526 553 1,30 28,82 0,015 0,056
SMTA + 0,864 0,020 526 553 1,39 2,34 0,824 0,904
Pengetahuan mengenai masa subur 0,550 0,035 526 553 1,65 6,33 0,482 0,618
Pernah mendengar tentang Anemia 0,579 0,029 526 553 1,37 4,97 0,522 0,635
Jumlah anak ideal 2,609 0,063 499 525 1,21 2,41 2,486 2,733
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,807 0,022 526 553 1,31 2,72 0,764 0,850
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
0,745 0,023 526 553 1,26 3,13 0,700 0,791
HIV/AIDS
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,143 0,021 526 553 1,40 14,52 0,102 0,184
Mengetahui gejala PMS pada wanita 0,143 0,021 526 553 1,40 14,52 0,102 0,184
Pernah merokok 0,818 0,020 526 553 1,23 2,47 0,778 0,858
Pernah minum Alkohol 0,311 0,026 526 553 1,33 8,43 0,260 0,362
Lampiran C 155
Tabel C,21 Sampling Error untuk sampel Provinsi Bali, Indonesia 2012
WANITA
Dapat membaca 0,989 0,006 274 139 0,72 0,63 0,977 1,000
Pendidikan SD kebawah 0,014 0,008 274 139 0,81 56,43 0,000 0,029
SMTA + 0,918 0,024 274 139 1,06 2,60 0,872 0,965
Pengetahuan mengenai masa subur 0,670 0,028 274 139 0,73 4,24 0,615 0,726
Pernah mendengar tentang Anemia 0,864 0,027 274 139 0,95 3,12 0,811 0,917
Jumlah anak ideal 2,108 0,036 255 130 0,73 1,69 2,038 2,178
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,962 0,011 274 139 0,69 1,12 0,941 0,984
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
HIV/AIDS 0,839 0,032 274 139 1,05 3,80 0,776 0,901
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,521 0,037 274 139 0,89 7,04 0,449 0,593
Mengetahui gejala PMSpada wanita 0,521 0,037 274 139 0,89 7,04 0,449 0,593
Pernah merokok 0,046 0,013 274 139 0,74 27,79 0,021 0,071
Pernah minum Alkohol 0,122 0,022 274 139 0,83 18,36 0,078 0,166
Mengetahui metode kontrasepsi 0,962 0,010 274 139 0,64 1,04 0,943 0,982
Mengetahui metode kontrasepsi modern 0,962 0,010 274 139 0,64 1,04 0,943 0,982
Laki-laki
Dapat membaca 0,994 0,003 412 206 0,61 0,34 0,987 1,000
Pendidikan SD kebawah 0,026 0,008 412 206 0,76 32,34 0,010 0,043
SMTA + 0,908 0,018 412 206 0,89 1,96 0,873 0,943
Pengetahuan mengenai masa subur 0,547 0,041 412 206 1,18 7,51 0,466 0,627
Pernah mendengar tentang Anemia 0,691 0,030 412 206 0,92 4,27 0,633 0,749
Jumlah anak ideal 2,204 0,034 408 204 0,83 1,54 2,137 2,271
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,969 0,010 412 206 0,85 1,06 0,949 0,989
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
0,884 0,019 412 206 0,85 2,13 0,847 0,921
HIV/AIDS
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,596 0,038 412 206 1,12 6,46 0,520 0,671
Mengetahui gejala PMS pada wanita 0,596 0,038 412 206 1,12 6,46 0,520 0,671
Pernah merokok 0,697 0,031 412 206 0,98 4,51 0,635 0,758
Pernah minum Alkohol 0,760 0,026 412 206 0,88 3,45 0,709 0,812
156 Lampiran C
Tabel C,22 Sampling Error untuk sampel Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia 2012
WANITA
Dapat membaca 0,986 0,008 239 173 0,88 0,76 0,972 1,000
Pendidikan SD kebawah 0,028 0,010 239 173 0,84 37,02 0,008 0,048
SMTA + 0,929 0,023 239 173 1,19 2,44 0,884 0,973
Pengetahuan mengenai masa subur 0,504 0,033 239 173 0,90 6,61 0,438 0,569
Pernah mendengar tentang Anemia 0,692 0,036 239 173 1,07 5,27 0,621 0,764
Jumlah anak ideal 2,327 0,053 214 153 0,89 2,29 2,223 2,432
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,802 0,034 239 173 1,15 4,23 0,735 0,868
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
HIV/AIDS 0,601 0,039 239 173 1,08 6,52 0,524 0,678
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,173 0,021 239 173 0,74 11,92 0,133 0,214
Mengetahui gejala PMS pada wanita 0,173 0,021 239 173 0,74 11,92 0,133 0,214
Pernah merokok 0,041 0,012 239 173 0,85 30,55 0,016 0,065
Pernah minum Alkohol 0,000 0,000 0 0 0,00 0,00 0,000 0,000
Mengetahui metode kontrasepsi 0,977 0,009 239 173 0,83 0,95 0,959 0,995
Mengetahui metode kontrasepsi modern 0,977 0,009 239 173 0,83 0,95 0,959 0,995
Laki-laki
Dapat membaca 0,985 0,009 328 232 1,17 0,94 0,967 1,000
Pendidikan SD kebawah 0,034 0,012 328 232 0,99 34,82 0,011 0,057
SMTA + 0,919 0,020 328 232 1,10 2,15 0,880 0,957
Pengetahuan mengenai masa subur 0,406 0,037 328 232 1,16 9,22 0,332 0,479
Pernah mendengar tentang Anemia 0,423 0,039 328 232 1,19 9,17 0,347 0,499
Jumlah anak ideal 2,374 0,047 325 230 0,90 1,98 2,282 2,466
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,761 0,034 328 232 1,23 4,53 0,693 0,828
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
0,569 0,040 328 232 1,22 6,97 0,491 0,647
HIV/AIDS
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,278 0,044 328 232 1,51 15,96 0,191 0,365
Mengetahui gejala PMS pada wanita 0,278 0,044 328 232 1,51 15,96 0,191 0,365
Pernah merokok 0,788 0,023 328 232 0,86 2,93 0,743 0,834
Pernah minum Alkohol 0,297 0,033 328 232 1,10 11,07 0,233 0,362
Lampiran C 157
Tabel C,23 Sampling Error untuk sampel Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia 2012
WANITA
Dapat membaca 0,972 0,011 293 204 1,01 1,17 0,950 0,994
Pendidikan SD kebawah 0,071 0,018 293 204 1,03 25,19 0,036 0,107
SMTA + 0,864 0,025 293 204 1,07 2,90 0,814 0,913
Pengetahuan mengenai masa subur 0,566 0,044 293 204 1,30 7,73 0,480 0,652
Pernah mendengar tentang Anemia 0,587 0,042 293 204 1,25 7,14 0,505 0,669
Jumlah anak ideal 2,499 0,077 286 198 0,99 3,08 2,348 2,650
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,797 0,038 293 204 1,37 4,71 0,723 0,871
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
HIV/AIDS 0,700 0,032 293 204 1,01 4,53 0,637 0,762
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,205 0,025 293 204 0,92 12,37 0,155 0,255
Mengetahui gejala PMS pada wanita 0,205 0,025 293 204 0,92 12,37 0,155 0,255
Pernah merokok 0,153 0,025 293 204 1,04 16,66 0,103 0,203
Pernah minum Alkohol 0,248 0,031 293 204 1,05 12,40 0,188 0,308
Mengetahui metode kontrasepsi 0,868 0,031 293 204 1,35 3,58 0,807 0,929
Mengetahui metode kontrasepsi modern 0,870 0,031 293 204 1,35 3,56 0,809 0,931
Laki-laki
Dapat membaca 0,934 0,021 322 240 1,30 2,22 0,894 0,975
Pendidikan SD kebawah 0,145 0,032 322 240 1,41 22,09 0,082 0,207
SMTA + 0,755 0,035 322 240 1,27 4,67 0,686 0,824
Pengetahuan mengenai masa subur 0,488 0,050 322 240 1,54 10,18 0,391 0,586
Pernah mendengar tentang Anemia 0,303 0,046 322 240 1,55 15,13 0,213 0,393
Jumlah anak ideal 2,825 0,091 320 238 1,41 3,21 2,647 3,004
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,730 0,042 322 240 1,48 5,81 0,647 0,813
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
0,676 0,038 322 240 1,28 5,69 0,601 0,752
HIV/AIDS
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,253 0,050 322 240 1,78 19,76 0,155 0,351
Mengetahui gejala PMS pada wanita 0,253 0,050 322 240 1,78 19,76 0,155 0,351
Pernah merokok 0,774 0,027 322 240 1,01 3,51 0,721 0,827
Pernah minum Alkohol 0,681 0,039 322 240 1,30 5,72 0,605 0,758
158 Lampiran C
Tabel C,24 Sampling Error untuk sampel Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia 2012
WANITA
Dapat membaca 0,988 0,008 199 109 0,80 0,81 0,973 1,000
Pendidikan SD kebawah 0,052 0,017 199 109 0,83 33,01 0,018 0,086
SMTA + 0,871 0,029 199 109 0,92 3,31 0,814 0,927
Pengetahuan mengenai masa subur 0,348 0,039 199 109 0,88 11,25 0,271 0,425
Pernah mendengar tentang Anemia 0,602 0,044 199 109 0,97 7,32 0,515 0,688
Jumlah anak ideal 2,172 0,057 184 101 0,95 2,62 2,061 2,284
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,809 0,034 199 109 0,94 4,22 0,742 0,876
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
HIV/AIDS 0,670 0,040 199 109 0,91 5,96 0,592 0,749
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,165 0,035 199 109 1,02 21,27 0,096 0,234
Mengetahui gejala PMS pada wanita 0,165 0,035 199 109 1,02 21,27 0,096 0,234
Pernah merokok 0,044 0,015 199 109 0,78 0,00 0,014 0,073
Pernah minum Alkohol 0,129 0,031 199 109 1,00 24,23 0,068 0,190
Mengetahui metode kontrasepsi 0,925 0,020 199 109 0,83 2,20 0,886 0,965
Mengetahui metode kontrasepsi modern 0,925 0,020 199 109 0,83 2,20 0,886 0,965
Laki-laki
Dapat membaca 0,981 0,010 290 180 0,94 0,99 0,961 1,000
Pendidikan SD kebawah 0,167 0,030 290 180 1,07 17,76 0,109 0,225
SMTA + 0,708 0,034 290 180 1,00 4,79 0,642 0,774
Pengetahuan mengenai masa subur 0,543 0,034 290 180 0,93 6,35 0,475 0,610
Pernah mendengar tentang Anemia 0,499 0,039 290 180 1,06 7,89 0,421 0,576
Jumlah anak ideal 2,566 0,062 287 178 0,76 2,42 2,445 2,688
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,748 0,041 290 180 1,25 5,43 0,668 0,828
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
0,606 0,042 290 180 1,17 7,01 0,522 0,689
HIV/AIDS
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,216 0,034 290 180 1,11 15,81 0,149 0,283
Mengetahui gejala PMS pada wanita 0,216 0,034 290 180 1,11 15,81 0,149 0,283
Pernah merokok 0,744 0,029 290 180 0,89 3,90 0,687 0,801
Pernah minum Alkohol 0,427 0,033 290 180 0,88 7,63 0,363 0,491
Lampiran C 159
Tabel C,25 Sampling Error untuk sampel Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia 2012
WANITA
Laki-laki
160 Lampiran C
Tabel C,26 Sampling Error untuk sampel Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia 2012
WANITA
Dapat membaca 0,990 0,007 213 120 0,80 0,72 0,976 1,000
Pendidikan SD kebawah 0,033 0,013 213 120 0,79 37,82 0,009 0,058
SMTA + 0,912 0,022 213 120 0,87 2,40 0,869 0,955
Pengetahuan mengenai masa subur 0,496 0,040 213 120 0,91 8,10 0,418 0,575
Pernah mendengar tentang Anemia 0,779 0,035 213 120 0,94 4,46 0,711 0,847
Jumlah anak ideal 2,209 0,058 193 109 0,84 2,64 2,094 2,323
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,898 0,024 213 120 0,90 2,68 0,851 0,946
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
HIV/AIDS 0,752 0,038 213 120 0,99 5,05 0,677 0,826
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,238 0,035 213 120 0,93 14,82 0,169 0,307
Mengetahui gejala PMS pada wanita 0,238 0,035 213 120 0,93 14,82 0,169 0,307
Pernah merokok 0,065 0,018 213 120 0,84 28,24 0,029 0,101
Pernah minum Alkohol 0,014 0,010 213 120 0,95 72,11 0,000 0,033
Mengetahui metode kontrasepsi 0,967 0,011 213 120 0,72 1,18 0,945 0,989
Mengetahui metode kontrasepsi modern 0,967 0,011 213 120 0,72 1,18 0,945 0,989
Laki-laki
Dapat membaca 0,988 0,009 297 176 1,12 0,93 0,970 1,000
Pendidikan SD kebawah 0,083 0,021 297 176 1,01 25,41 0,042 0,124
SMTA + 0,794 0,032 297 176 1,04 3,98 0,732 0,856
Pengetahuan mengenai masa subur 0,432 0,033 297 176 0,87 7,57 0,367 0,496
Pernah mendengar tentang Anemia 0,597 0,041 297 176 1,10 6,83 0,517 0,676
Jumlah anak ideal 2,496 0,096 289 171 1,12 3,85 2,307 2,685
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,837 0,033 297 176 1,18 3,93 0,773 0,902
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
0,734 0,039 297 176 1,18 5,37 0,657 0,811
HIV/AIDS
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,414 0,041 297 176 1,11 9,96 0,333 0,495
Mengetahui gejala PMS pada wanita 0,414 0,041 297 176 1,11 9,96 0,333 0,495
Pernah merokok 0,790 0,027 297 176 0,86 3,36 0,738 0,842
Pernah minum Alkohol 0,226 0,024 297 176 0,77 10,83 0,178 0,274
Lampiran C 161
Tabel C,27 Sampling Error untuk sampel Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia 2012
WANITA
Dapat membaca 1,000 0,000 194 121 0,00 0,00 1,000 1,000
Pendidikan SD kebawah 0,015 0,009 194 121 0,81 58,91 0,000 0,032
SMTA + 0,946 0,020 194 121 0,99 2,10 0,907 0,985
Pengetahuan mengenai masa subur 0,483 0,041 194 121 0,94 8,58 0,402 0,565
Pernah mendengar tentang Anemia 0,776 0,031 194 121 0,83 3,94 0,716 0,836
Jumlah anak ideal 2,215 0,069 182 114 1,05 3,11 2,080 2,350
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,922 0,020 194 121 0,85 2,18 0,882 0,961
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
HIV/AIDS 0,699 0,034 194 121 0,84 4,87 0,632 0,766
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,405 0,040 194 121 0,93 9,97 0,325 0,484
Mengetahui gejala PMS pada wanita 0,405 0,040 194 121 0,93 9,97 0,325 0,484
Pernah merokok 0,187 0,029 194 121 0,85 15,70 0,130 0,245
Pernah minum Alkohol 0,075 0,046 194 121 1,97 60,94 0,000 0,165
Mengetahui metode kontrasepsi 0,966 0,012 194 121 0,72 1,20 0,943 0,989
Mengetahui metode kontrasepsi modern 0,966 0,012 194 121 0,72 1,20 0,943 0,989
Laki-laki
Dapat membaca 0,978 0,013 224 162 1,12 1,33 0,952 1,000
Pendidikan SD kebawah 0,063 0,020 224 162 1,07 32,35 0,023 0,103
SMTA + 0,886 0,029 224 162 1,14 3,23 0,829 0,942
Pengetahuan mengenai masa subur 0,474 0,053 224 162 1,36 11,23 0,370 0,579
Pernah mendengar tentang Anemia 0,539 0,049 224 162 1,25 9,08 0,443 0,635
Jumlah anak ideal 2,356 0,067 208 151 0,91 2,84 2,225 2,488
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,914 0,031 224 162 1,42 3,40 0,853 0,975
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
0,844 0,034 224 162 1,21 4,08 0,777 0,912
HIV/AIDS
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,437 0,045 224 162 1,15 10,20 0,350 0,525
Mengetahui gejala PMS pada wanita 0,437 0,045 224 162 1,15 10,20 0,350 0,525
Pernah merokok 0,861 0,024 224 162 0,88 2,78 0,814 0,908
Pernah minum Alkohol 0,507 0,040 224 162 1,03 7,97 0,428 0,586
162 Lampiran C
Tabel C,28 Sampling Error untuk sampel Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia 2012
WANITA
Laki-laki
Dapat membaca 0,974 0,010 241 101 0,61 0,98 0,956 0,993
Pendidikan SD kebawah 0,045 0,014 241 101 0,67 30,66 0,018 0,072
SMTA + 0,920 0,021 241 101 0,77 2,26 0,879 0,961
Pengetahuan mengenai masa subur 0,577 0,035 241 101 0,70 6,01 0,509 0,645
Pernah mendengar tentang Anemia 0,456 0,039 241 101 0,78 8,46 0,380 0,531
Jumlah anak ideal 2,074 0,046 234 98 0,77 2,21 1,984 2,164
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,922 0,019 241 101 0,70 2,03 0,885 0,959
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
0,844 0,026 241 101 0,73 3,10 0,793 0,896
HIV/AIDS
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,354 0,035 241 101 0,73 9,83 0,286 0,423
Mengetahui gejala PMS pada wanita 0,354 0,035 241 101 0,73 9,83 0,286 0,423
Pernah merokok 0,822 0,024 241 101 0,64 2,95 0,775 0,870
Pernah minum Alkohol 0,713 0,034 241 101 0,74 4,71 0,647 0,779
Lampiran C 163
Tabel C,29 Sampling Error untuk sampel Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia 2012
WANITA
Laki-laki
Dapat membaca 0,958 0,018 257 111 0,96 1,91 0,923 0,994
Pendidikan SD kebawah 0,071 0,018 257 111 0,72 24,77 0,036 0,105
SMTA + 0,789 0,039 257 111 1,01 4,98 0,712 0,866
Pengetahuan mengenai masa subur 0,534 0,058 257 111 1,22 10,80 0,421 0,647
Pernah mendengar tentang Anemia 0,304 0,048 257 111 1,10 15,81 0,210 0,398
Jumlah anak ideal 2,362 0,096 242 103 1,12 4,06 2,174 2,550
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,688 0,041 257 111 0,92 5,91 0,608 0,767
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
0,559 0,040 257 111 0,84 7,12 0,481 0,637
HIV/AIDS
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,307 0,049 257 111 1,12 16,08 0,210 0,403
Mengetahui gejala PMS pada wanita 0,307 0,049 257 111 1,12 16,08 0,210 0,403
Pernah merokok 0,842 0,030 257 111 0,88 3,61 0,783 0,902
Pernah minum Alkohol 0,515 0,044 257 111 0,92 8,51 0,429 0,601
164 Lampiran C
Tabel C,30 Sampling Error untuk sampel Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia 2012
WANITA
Dapat membaca 0,984 0,006 400 333 0,95 0,64 0,972 0,997
Pendidikan SD kebawah 0,036 0,011 400 333 1,12 30,74 0,014 0,058
SMTA + 0,906 0,023 400 333 1,47 2,52 0,861 0,951
Pengetahuan mengenai masa subur 0,306 0,033 400 333 1,33 10,68 0,242 0,370
Pernah mendengar tentang Anemia 0,655 0,034 400 333 1,32 5,12 0,590 0,721
Jumlah anak ideal 2,251 0,049 364 302 0,98 2,18 2,155 2,348
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,842 0,027 400 333 1,37 3,16 0,790 0,894
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
HIV/AIDS 0,650 0,030 400 333 1,18 4,62 0,591 0,709
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,119 0,019 400 333 1,12 16,27 0,081 0,157
Mengetahui gejala PMS pada wanita 0,119 0,019 400 333 1,12 16,27 0,081 0,157
Pernah merokok 0,100 0,019 400 333 1,19 18,96 0,063 0,138
Pernah minum Alkohol 0,032 0,010 400 333 1,03 30,48 0,013 0,051
Mengetahui metode kontrasepsi 0,930 0,015 400 333 1,08 1,58 0,901 0,959
Mengetahui metode kontrasepsi modern 0,930 0,015 400 333 1,08 1,58 0,901 0,959
Laki-laki
Dapat membaca 0,976 0,008 377 368 1,05 0,87 0,959 0,992
Pendidikan SD kebawah 0,074 0,016 377 368 1,20 22,13 0,042 0,106
SMTA + 0,838 0,028 377 368 1,43 3,28 0,784 0,892
Pengetahuan mengenai masa subur 0,398 0,030 377 368 1,18 7,54 0,339 0,457
Pernah mendengar tentang Anemia 0,521 0,033 377 368 1,28 6,42 0,455 0,587
Jumlah anak ideal 2,649 0,080 319 309 1,37 3,01 2,492 2,805
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,809 0,028 377 368 1,37 3,47 0,754 0,864
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
0,674 0,032 377 368 1,29 4,69 0,612 0,736
HIV/AIDS
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,328 0,039 377 368 1,58 11,82 0,252 0,404
Mengetahui gejala PMS pada wanita 0,328 0,039 377 368 1,58 11,82 0,252 0,404
Pernah merokok 0,792 0,028 377 368 1,33 3,57 0,736 0,847
Pernah minum Alkohol 0,458 0,038 377 368 1,46 8,27 0,383 0,532
Lampiran C 165
Tabel C,31 Sampling Error untuk sampel Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia 2012
WANITA
Laki-laki
166 Lampiran C
Tabel C,32 Sampling Error untuk sampel Provinsi Gorontalo, Indonesia 2012
WANITA
Laki-laki
Lampiran C 167
Tabel C,33 Sampling Error untuk sampel Provinsi Sulawesi Barat, Indonesia 2012
WANITA
Laki-laki
168 Lampiran C
Tabel C,34 Sampling Error untuk sampel Provinsi Maluku, Indonesia 2012
WANITA
Laki-laki
Lampiran C 169
Tabel C,35 Sampling Error untuk sampel Provinsi Maluku Utara, Indonesia 2012
WANITA
Laki-laki
170 Lampiran C
Tabel C,36 Sampling Error untuk sampel Provinsi Papua Barat, Indonesia 2012
WANITA
Laki-laki
Lampiran C 171
Tabel C,37 Sampling Error untuk sampel Provinsi Papua, Indonesia 2012
WANITA
Laki-laki
Dapat membaca 0,919 0,024 225 128 1,01 2,66 0,871 0,967
Pendidikan SD kebawah 0,165 0,031 225 128 0,95 18,95 0,103 0,226
SMTA + 0,781 0,033 225 128 0,90 4,20 0,717 0,846
Pengetahuan mengenai masa subur 0,230 0,039 225 128 1,05 16,94 0,154 0,307
Pernah mendengar tentang Anemia 0,189 0,034 225 128 0,98 18,01 0,122 0,256
Jumlah anak ideal 3,391 0,142 177 100 1,09 4,19 3,112 3,669
Pengetahuan mengenai HIV/AIDS 0,766 0,045 225 128 1,21 5,90 0,677 0,854
Tahu sedikitnya satu cara untuk mencegah
0,590 0,060 225 128 1,37 10,11 0,473 0,707
HIV/AIDS
Mengetahui gejala PMS padaLaki-laki 0,255 0,041 225 128 1,06 16,02 0,175 0,335
Mengetahui gejala PMS pada wanita 0,255 0,041 225 128 1,06 16,02 0,175 0,335
Pernah merokok 0,677 0,034 225 128 0,83 5,03 0,611 0,744
Pernah minum Alkohol 0,348 0,051 225 128 1,21 14,58 0,249 0,448
172 Lampiran C
STAF SURVEI DEMOGRAFI DAN
KESEHATAN INDONESIA 2012 Lampiran D
I PENASEHAT
II PENGARAH
Sekretaris I
Sekretaris II
Anggota
III TEKNIS
Ketua
Wakil Ketua I
Lampiran D 173
Wakil Ketua II
Sekretaris
Anggota
174 Lampiran D
IV SEKRETARIAT
Ketua
Wakil Ketua I
Wakil Ketua II
Sekretaris
Anggota
PELATIH (BPS)
Lampiran D 175
INSTRUKTUR (BPS)
PENGAWAS PENGOLAHAN
176 Lampiran D
EDITOR
PENULIS
Lampiran D 177
PELAKSANA SURVEI DI PROVINSI
178 Lampiran D
Riau Pewawancara Liana, A.Md
(Jambi) Theresa Putri, S.ST
Kepala BPS Provinsi Drs. Mawardi Arsad, M.Si Maimun
Eny Kusrini, S.ST
Koordinator Lapangan Siti Mardiyah, MA Asni Junita
Dian Primasari Azwir, S.ST
Pengawas Kurniawan Dwi Nugroho, S.ST Lely, A.Md
Raswandi, SP Septie Wulandary, S.ST
Tukiman, SE Arum Pratiwi, S.ST
Indah Sulvaria, S.ST
Editor Apriyanti Kusumawardhani, S.ST Siti Marfuah
Hanifah, S.ST Vina Riyanti, S.ST
Marthasari J Tambunan, S.ST Hery Sasria, A.Md
Darianto, S.ST Zulfichar Anggara Adhi M, S.ST
Erlianto Choirurrohman, A.Md
Sugiman
Sumatera Selatan
Pewawancara Tintin Sumarsih
Nelayesiana Bachtiar, S.ST Kepala BPS Provinsi M. Haslani Haris, MA
Riani Wahyuni
Sri Jayanti Napitupulu A.Md Koordinator Lapangan Berdikarjaya, SE, MM
Peny Rishartati,S.Si
Metalia Alfa, S.ST Pengawas Fahrulrozi, SE
Syta Kurnia Putri, S.ST Muhammad Dedy, S.ST, M.Si
Siti Hajijah, A.Md Ir. Maryamal Qibtiah
Dian Mentari Ramadita, S.ST
Iswenda Noviani, S.ST Editor Evi Salvidar
Resie Marjayati, S.ST Lia Nurliana, S.Si
Yenni Elvira Rohana, S.Sos
Eko Adi Priyanto, S.ST Sukur
Nurhasan A.Md Ardiyas Munsyianta, S.Si
Aries Adi Putra, S.ST Herzainul Nurhakim, A.Md
Lampiran D 179
Bengkulu Pewawancara Tri Eka Purbania
(Lampung) Luluk Tanjung Wahyuningsih
Kepala BPS Provinsi Ir. Djoko Santoso, M.Si Moviyanti, S.ST
Rezania Balqis
Koordinator Lapangan Drs. Timbul P Silitonga, M.Si Rizqa Fithriani, S.ST
Anne Oktavia Andriani, A.Md
Pengawas Rolian Ardi, S.ST Sasma S Manik, S.Si
Hendri, S.ST Anna Suharnani
Catur Didi Wahyudi, S.ST Reny Andriati, S.ST
Dewi Yuliana, S.ST
Editor Ir. Chamsiah Hidayani Siti Soimah
Meli HCP, S.ST Devie Triana Sari
Herlinawaty, S.Si Wikki Wildana
Elyan Joni, SE Sulistyo Hadi, S.ST
Harbudianto, SE Panca Satria Wijaya
Suhanderi, SH
Kep. Bangka Belitung
Pewawancara Reni Puspasari, S.ST
Eka Prihartini Kepala BPS Provinsi Teguh Pramono, MA
Feby Suzanti, S.ST
Hesti Rahmanita, S.ST Koordinator Lapangan Satriono S.Si, MM
Sri Indiyah Winarti
Ratna Kusuma A, S.Si Pengawas Zainubi, S.Sos
Isma Afrita Lubis Wiji Nogroho, S.ST
Indra Sularsih, S.ST Agus Fanani, S.ST
Desmawati D, A.Md
Ayu Muthia, S.ST Editor Pratama Maesza, S.ST
Sinta Ariwijaya, S.ST Rojani, S.ST
Wina Prima N, S.ST M. Syafiudin, S.ST
Arie Bukhary, S.ST Fahrur Rozi, S.ST
Pradono Girsang, SE Darwin
Miftahul Husni, A.Md Maliki
180 Lampiran D
Kep. Riau Pewawancara Diah Dwi Paryani, S.Sos
Sulistio Apri
Kepala BPS Provinsi Badar, SE, M.Si Restianingsih Trisnawati, A.Md
Siti Nurjanah
Koordinator Lapangan Muhammad Taufiq, DP.Sc,M.Si Nur Ike Saptarini, S.Psi
Solihatin, S.Si
Pengawas Budi Zulfachri, SST, M.Si Sri Purwaningsih
Agus Muslim, SST, M.Stat Arie Fitriani
Donny Cahyo Wibowo, SST, M.Si Dina Rimawati
Gita Aurora
Editor Edy Purnomo Ida Puspitawati
Afdi Rizal, SST Rahma Riyanti
Wahyu Dwi Sugianto, SST Fitri Mulyanti
Tunggul Hutabarat, SE Dewi Utari
Syaiful Dian Susanti
Poernawan Zuhri Suwildayanti
Arni Rifana
Pewawancara Dona Dewi Putri, SST Siti Romlah
Rani Nooraeni, SST Titin Rustini
Indrasti Putri Utami, A.Md Fitri Ariesta
Tri Retno Puspitasari, SST Agung Prima, S.H
Reno Fitria, SST Setia Hadi
Sri Desmiwati, SST Erwin Darma S
Nina Martini Gatot Agung Ristanto
Debora Sinaga, A.Md Syahidul Haq
Vivin Novita Dewi, SST
Siti Kartini Susilowati, SS Jawa Barat
Riska Mei Wulan, SST
Elfira Meirosa Kepala BPS Provinsi Drs. H. Lukman Ismail, MA
Hardiansyah
Akmal Ardiansyah Samita Koordinator Lapangan Dyah Anugrah Kuswardani, MA
Fajar Maulana
Pengawas Imam Wahyudi, S.Si
DKI Jakarta Mohamad Jalauddin, S.ST, M.Si
H. Encep Wagan R, S.Si
Kepala BPS Provinsi Drs. Nyoto Widodo, ME Agung Hartadi, S.ST
Ena Heryana, S.ST
Koordinator Lapangan Sri Santo Budi Muliatinah, MA Asep Surya, S.ST
Lampiran D 181
Pewawancara Fanina Ika Utami, A.Md Editor Yohanes Dayat Ponco Haryono
(Jawa Barat) Rosidah (Jawa Tengah) Prasetyo Aji
Irma Rahmawati, A.Md Amir Subadi
R. Anita Kusumawardani
Nestiyana Arinta L, A.Md Pewawancara Sugiyanti
Siti Nur Chasiati Desiana Pungkasari
Neneng Apipatul Latifah, S.Si Pradita Dwi Kurniawati
Mursinah, A.Md Erna Yuliah, Amd
Esti Suciningtyas P, S.ST Nurul Endah Wardhiyanti
Sri Agustia Merliawati Kristina Sri Reni W, S.Pt
Juli Yanti S, S.Si Rini Ambarwati
Neni Agustini Rizqiyani
Asri Yuniar Suprapti
Resti Apriani, A.Md Sukimah
Ririen Ritmamella W Ruti Niarti
Nani Nur Dianti, A.Md Atikah Alifah
Rina Rosidawati Any Sulistyowati
Imroatul Ajizah, A.Md Setya Dwi Daryuni
Aryanthi Sifanurani, A.Md Diah Erfiani
Diani Pratiwi, A.Md Vera Fitriana Sari
Nuraeni Arumsari, S.Si Siti Utami
Elmi Sukmawati, A.Md Dian Dwi Harsini
Harni Dwi Prikasih, S.ST Siti Khotimah
Dahlia, A.Md Ratih Kumala Dewi
Joni Kurniawan, A.Md Dwi Intan Yuliana
Diki Kurnia Sunarji, A.Md Meta Setya Perasa Sari
Rukman Mulyati
Denda Lukmana, A.Md Nike Dian Utami
Sugeng Wahyudi, A.Md Arif Priyono, S.ST
Arif Kurnia Irawan Ananda Adi Cahyo Utomo
Tomy Widjantoro
Jawa Tengah Ardhi Hakim
Amri Afhudi
Kepala BPS Provinsi R. Lukito Praptoprijoko, MA Syafiqur Rohman
Pengawas Herry Purwantho, S.ST Kepala BPS Provinsi Ir. Wien Kusdiatmono, MM
Bambang Sudiyanto, S.ST, MM
Antonius Triyusanto, SE Koordinator Lapangan Rahmawati, SE, MA
Mugiyana, SE
Purwo Santoso Pengawas Ir. Suparna, M.Si
Suwardi, SE Surachman
Alwan Fauzani
Editor Resmi Pringati, S.ST Handani Murda,S.ST, M.SE
Medha Wardhani, S.ST
Dyah Indah Rahmawati Editor Sussiatri
Ninik Sri Listiyarini, S.ST, M.Si Ir. Dyah Maryanti
Herlina, S.ST Ambar Prabandari, S.ST
Meryanti Sri Wulandari, S.ST, Afi Nurani, S.ST
M.Si
M. Anwar Sholichin, S.ST Pewawancara Helida Nurcahayani, S.ST
M. Arief Uni Marzuki Susi Metinara, S.ST, M.Si
Agung Nugroho Nur Latifah Hanum, S.ST
182 Lampiran D
Pewawancara Arika Nugrahaeni, SE Pewawancara Dyah Hastuti
(DI Yogyakarta) Suhimah (Jawa Timur) Syari’atul Chusnah
Dra. Ayu Era Wardani Deasy Ika Nurpriyanti
Atsiri Purwaningsih, SH Jumaiyah
Tukijah Erma Agus S
Rini Wismawati Atmasari, S.Si
Daru Wati Henny Noer Dian Sari, A.Md
Ristiana Dwi Esti Kurniasih
Eni Pratiwi, SE Yuliati E. P.
Lidwina Astu Wuryansari Dessy Narulitasari
Edwin Wahyuni, S.S Siti Alfiyah
Liswinanti MZ Fitri Agustina
Irvan Jaya Saputra Halima
Christina Sukarni Evi Sulistio W
Irvan Jaya Saputra Windhi Wijayanti, S.Si
Sunarto, S.ST, M.SE Nurshinta Endang Bestari
Sismuji Sanyoto Septytiarasari
Rio Jakaria, S.ST, M.Stat Fenny Ermawati
Diaz Radityo, S.Ant Agustin Nur Asyshyamsi
Nusa Dwi Atmaja, S.S Dwi Hidayat Bintoro
Yadi Angga Kumara
Arif Efendi Andhika
Sholeh
Jawa Timur Ario Bagus Sudiri, A.Md
Puguh Setyo Wahananto
Kepala BPS Provinsi Irlan Indrocahyo, SE, M.Si
Banten
Koordinator Lapangan Ir. Diah Utami, M.Sc
Kepala BPS Provinsi Ir. Nanan Sunandi, M.Sc
Pengawas M. Hilal Baidowi, SP
Bagyo Trilaksono, SP, MM Koordinator Lapangan Ir. R Gandari Adianti, M.Si
Djoko Santoso, SE
Ir. Mukti Sumarsono Pengawas Nana Suharna, S.ST
Beny Kushariyadi, SE Suhandi, S.ST
M. Isrohadi Darmawan, SE, MM M. Nafies
Dra. Surasti
Editor Muhamad Suharsa, M.Si
Heru Kartiko, S.ST Editor Rinto Tajudin,SE
Insyaf Santoso, M.Si Adisty Septiyani
Citra Kusumaningtyas, S.Si Heny Harnaningsih, A.Md
Edwin Erifiandi, M.Si Heru Susanto, S.ST
Herlina Martanti, S.Si
Hendra Adikara, S.ST Pewawancara Lilis Maemunah
Mahin Nasruddin Ucu Rospiati
Irfan, S.ST Rika Sumarni
Galing Sulandari Ismayani Sinaga
Dolox Herlambang Mia Sari Dewi
Mamat Didi Iswanto Nur Laeli Fitriyani, A.Md
Santi Budi Purwasari Dina Putrianti
Fatimatuzzahro Mela Prahasta
Dwiana Ari S
Pewawancara Mega Citranda Utami Yeni Susniyawati
Nuraini Asri Romadani
Ajeng Agustin Pricilia Anggun Citra Kusumah, A.Md
Lampiran D 183
Pewawancara Heni Handayani Nusa Tenggara Barat
(Banten) Canggih Hostika Fajarwati, A.Md
Sri Listyani Kepala BPS Provinsi Soegarenda, MA
Bambang Sukandar
Indrat Susanto Koordinator Lapangan Sunarno, S.Si
Raditya Yoga Purnomo, A.Md
Hendra Jatmika Pengawas M. Ikhsany Rusyda, S.ST
Didin Ritaudin Faruk, S.Pd, M.Pd
Bastian Komara Repta Warman, S.Sos
Bambang Susilo H
Khoirul Minan Editor Hertina Yusnissa, S.ST
Isna Zuriatina, S.ST
Bali Sri Sulastri
M. Jauhari
Kepala BPS Provinsi Ir. I Gde Suarsa, M.Si Jupri
Mugni Adipura
Koordinator Lapangan Indra Susilo, DP.Sc, MM
Pewawancara Atika Sadiarti
Pengawas I Wayan Putrawan, S.ST Mahmudah
Drs. I Gst. Bagus Asti Legawa Endang Susanti
A.A. Ngrh. Aris Jayandrana, S.ST Mardiana
I Gede Rosma Adi Wijaya, S.ST Ni Nym Ratna P, S.ST
Sri Banun
Editor Nindya Purnama Sari, S.ST Neni Harmini
I Komang Wijayadi, SE Sri Susanti
Titis Krisnawati, S.ST Pepti Maya Puspita, S.ST
Citra Chintia Mutiara, S.ST Rini Astutiningsih
I Made Windi Andini Desita KKH, ST
Ida Bagus Surya Budi Dharma Nurhasanah
Haji Abas, SE Hairil Ansyar
I Nyoman Parma Adi A Salamudin
Lalu Wira Buana
Pewawancara Emiyati Yane, SH
Djuliati Nusa Tenggara Timur
Ni Wayan Yuli Kusumawati
Maryani Kepala BPS Provinsi Ir. S. Aden Gultom, MM
Wartiningsih
Ni Wayan Sukaniti Koordinator Lapangan Martin Suanta, SE
Wayan Eka Rusiani
Ida Ayu Made Adnyani Pengawas Heri Drajat Raharja
Ni Nyoman Swati, SE Yulianus Siama
Ni Kadek Dwi Januari Damianus Tasi
Putu Sutariani
Badi’ah Editor Fandi Akhmad
Ni Nyoman Rumiati Eunike W. Parameswari
Desak Nyoman Sri DP Aharmisa Rahmatullah
Ni Komang Ayu Triani Lamatur H. Sidabutar
Ni Komang Kariani Hendrikus Djati
I Wayan Sudarta, S.Sos Abdurahman Maulana
I Made Wisesa
I Nyoman Agus Triawan, S.Psi Pewawancara Dewi Kurnia A
I Kt. Agoes Catur Segenya Putra Evy Margaretha Rata
Paulina Benedictus
Anggraini Ate
184 Lampiran D
Pewawancara Fortje A. Elizabeth Non Editor Fara Fajar Wicaksono, S.ST
(Nusa Tenggara Timur) Marcelina Ch. Edon (Kalimantan Tengah) Alfina Fasriani, S.ST
Fransiska Rosanti Ari Purwanika, S.ST
Ratih Damayanti Ali Akbar Sanjaya, S.ST
Yohana Mugi Ikhlas Mukmin
Farida Razak Rujito
Lusiana Retno Dewanti
Margareta Lega Pewawancara Setiani, SP
Servasius Kako Tya Annisa Ramadhani, S.ST
Nikolaus M. Oskar Istiqomah Titien Rahmawati, SE
Yohanes L Regaletha Evi Tri Yuliani K, SH
Deavy Seftiany
Kalimantan Barat Norlaela
Rosalinda Nainggolan, S.ST
Kepala BPS Provinsi Yomin Tofri, MA Rusidah
Fera Silai, SE
Koordinator Lapangan Duaksa Aritonang, SE, MM Yenny Oktora
Isnaniyah
Pengawas Syarif Busri, SE Emy, S.Sos
Uray Agustian, SE Nurdiansyah, S.ST
Salan, SE Wahyu Efendi
Muhammad Syaiful Zuhri, S.ST
Editor Ibnu Mubarok. S.ST
Jamiah, SP Kalimantan Selatan
Anneke Triningtyas, A.Md
Aran Darajad, SE Kepala BPS Provinsi Iskandar Zulkarnain, SE, M.Si
Drs. Edi Juliadi
Febriansyah, SE Koordinator Lapangan Agnes Widiastuti, S.Si
Lampiran D 185
Kalimantan Timur Pewawancara Dina Sadaryati, SE
(Sulawesi Utara) Sevelin Paseki, SE
Kepala BPS Provinsi Drs. Johny Anwar Indah W. Lapian
Retno Nurratri, S.ST
Koordinator Lapangan Setio Nugroho, MA Johanna M.F. Tampemawa, SE
Djamila Akuba, S.ST
Pengawas Ahmat Yani Kusuma Dewi, S.ST
Rudy Ramadani Syoer, M.Si Stella Lomboan
Yanuar Dwi Cristyawan, S.ST Ir. Nur’aini Walangadi
Olfiane Pelealu, SE
Editor Rizqi Elviah, S.ST Boe Paputungan
Norlatifah, S.Si Sarjani Harini
Ariyanti Cahyaningsih, M.Si Arif Muttaqin, S.ST
Dwi Yunianto, SE Radjid Iskandar, A.Md
Fadlan Richie Pinontoan
Noor Arifullah, S.ST
Sulawesi Tengah
Pewawancara Aloha
Fathul Jannah, SE Kepala BPS Provinsi Drs. Ibram Syahboedin, MA
Veny Vidya Atmojo, S.Pd
Suwarsih, SE Koordinator Lapangan Sarmiati, SE
Yuliani, S.Si
Annisa Febriana A, S.ST Pengawas Djasmar Marhum, SE
Lies Pangestuti, S.Si Moh. Rizal Udjimallawan
Anis Dina Mustikasari, S.ST Ahmad, S.Sos
Sa’diah, S.ST
Risa Cahyani, SE Editor Winih Budiarti, S.ST
Ajeng Fitricha W, S.Si Arlien Harlikah Pisananti, S.ST
Rike Marliani, S.Si Vidya Hayuningtyas, S.ST
Muhamad Yamin, S.Si Achmad Basuki Adibrata
Dandy Tri Atmojo Theopilus Kolupe
Fitriyadi M, A.Md Yoel Silambi, SE
185 Lampiran D
Sulawesi Selatan Pewawancara Muhammad Natsir
(Sulwesi Tenggara) Yunus Samuel TB
Kepala BPS Provinsi Bambang Pramono, SE, M.Si Samsul Ma’arif, S.ST
Suharni
Koordinator Lapangan Nano Suharno, MA Muliani Kadir, S.Si
Nurwiah
Pengawas Syamsuar, S.Si Sumarni
Daud Rumpa Dewi Andriyanti, S.ST
Arief Miftahuddin M.Si Masni
Mansyur Madjang, SE Wulan Isfah Jamil, S.ST
Lilis Dinayati, S.ST
Editor Mita Agnes Sari Dewi, S.ST Farha Imamiah Gaffar
Wa Ode Al Asyaria Bonda Binti Saleh Duro
Is Anjar Wulandari, M.Si Alfiany F. Wardhiningrum, S.ST
Peni Setyowati Iqra Kusumawati Kasim
Oni Prasetyo Utomo, S.ST Suharjufito Endo, S.ST
Rapiuddin Laode Adi Sukma
Ridwan Ridwan Kun Satria, S.Si
Suleman Kaseng
Gorontalo
Pewawancara Cristin Ningrum, S.ST
Rahmiati Rahim, S.ST Kepala BPS Provinsi Hermanto, S.Si, MM
Andriani
Henni Tjatur Koordinator Lapangan Risyanto, S.Si, M.Si
Chomariah Fitriani, S.ST
Setyorini Indah P. S.ST Pengawas Rusli Paramata, M.Si
Nina Megasari Farid Ma’ruf, S.ST, M.Si
Pashainu Agus Saefulah, S.ST
Sri Defi Novrianti, A.Md
Herawati Editor Anggit Rezqi Oktilasari, S.ST
Nasruni Kasim Eva Budhia, S.ST
Hasmawati Nasal Maria Ulfa, S.ST
A. Idil Fitri Masni Taniyo, SE
Reski Evayana, S.ST Desi Septiyoningsih, S.ST
Niesty Situru Rusdiah Agustina, S.PSi
Roudhatul Jannah, S.ST Ishak Hubu, S.ST
Mubing Riyadi Solih, SST
Robby Ishak, SE Abdurrahman Assel, S.ST
Rusdiawan, A.Md Kom
Andi Muttaqin Pewawancara Deisy D.A Taha, SE
Cindra Datau, SE
Sulawesi Tenggara Dwi Alwi Astuti
Novya R. Handayani, SE
Kepala BPS Provinsi Drs. H. Wahyudin, MM Dewi Sulistyowati, M.Si
Pewawancara Aisa Datau, SE
Koordinator Lapangan Dani Jaelani, S.Si, MT (Gorontalo) Anna Rahmayanti B. S.ST
Dewi Apriyani Hasyim
Pengawas Firman, S.ST Sari Bulan
Muslimin, SP Abdurahman Datau, S.ST
Sardiman Wira Astono, A.Md
Dwieyogo Ahmad
Editor Wa Ode Nasiha, SH
Sri Wiyanti, SE
Burit Retnowati, S.ST
Lampiran D 187
Sulawesi Barat Pewawancara Salomina Tanamal
(Maluku) Carolina Mailoa
Kepala BPS Provinsi Nursam Salam, SE Nelva Pieries
Beatrix Hehanussa
Koordinator Lapangan Dadang Hardiwan, S.Si, M.Si Philia Pattiwaellapia
Ireine Manusiwa
Pengawas Andi Ishak, SE. M.Si Martje Gaspersz
Muh. Nurhadi, S.ST Delfy Sahureka
M.S Alim Sudiasto, S.ST Frejon Wattimena
Edo Mussa
Editor Nusrat, S.Si Carvy de Fretes
Hirlan Khaeri, S.ST
Eka Khaerandy Oktafianto, S.ST Maluku Utara
Adran
Antonius Ta’dung Kepala BPS Provinsi Ir. H. Bachdi Ruswana
S.A. Bangsawan
Koordinator Lapangan Ir. Ismail Rumata, M.Si
Pewawancara Rosmayani
Ince Zulfiana Hadi, S.Sos Pengawas Heru Agung S, S.ST, M.Stat
Hj. Kartikasari Iwan Fajar P, S.ST, M.Si
Andriany Aziz, A.Md. Kep Hasnim Saadi, SE
Luci Wulansari, S.Si
Masria Rosa Editor Zahid Muttaqin, S.ST
Maryam, SE Bayu Suseno, S.ST
Jerniati Imam Mustofa, S.ST
Nuravia, S.Si Ariyanto
Syahriani, S.Si Samsuldin Rijal, SE
Rian Yeni Prastiti Hamdayani
Nurahmi
Erwin Guntur Pewawancara Mardiana Machmud
Suherman Bontong, S.Si Mariam Abas
Mizwar, SP Sandrawati Landa
Rosani Hasanela, S.Si
Maluku Fatmawati, S.Si
Heidy Soleman
Kepala BPS Provinsi Edison Ritonga, S.Si, M.Si Arnelia Palijama, S.Si
Dian Hayati Naswaraji, SH
Koordinator Lapangan Maritje Pattiwaellapia, SE, M.Si Andriani Rahmi, S.Psi
Cucu Yunaningsih, A.Md
Pengawas Alex D. Kliwas Hartini
Rita Silvia br Ginting Faujia Samiun
Vandy Breemer Mahyudin Rumata
Salman Kelirey
Editor J. Leatemia Veby Irananta A
S. Wattimena
Agustina Lawalatta
Abd. Halim Tuasikal
Jance Leatemia
Donal Manuhua
188 Lampiran D
Papua Pewawancara Selviana Kalami, S.Kom
(Papua Barat) Rika Verlita, S.ST
Kepala BPS Provinsi Ir. J.A. Djarot Soetanto, MM Yuni R. Astuti, S.ST
Istiva Krisnawati, S.Si
Koordinator Lapangan Suntono, SE, M.Si Liesfani Sada, SE
Frely E. Nikijuluw, SP
Pengawas Jianto, SE Mersi Homer, SE
Chairil Fadli, S.ST Gerda Y. Kalasuat, S.Sos
Keinnes Irvalino Mandang Novalin P. Wapai, S.Kom
Abdus Salam, S.ST Since Risamena
Japisser Sinaga, S.ST Fandy, S.Si
Ferry D. Waroropui, SE
Editor Mezach Wally Marthen Mandowen
Bob Edwin Adrian Nahusona Viktor Malewa, SE
Puridin Situmorang Anwar
Syahrul Popoi
Septiawan, S.ST
Papua Barat
Lampiran D 189
190 Lampiran D
DAFTAR PERTANYAAN Lampiran E
Lampiran E 191
192 Lampiran E
Lampiran E 193
194 Lampiran E
Lampiran E 195
196 Lampiran E
Lampiran E 197
198 Lampiran E
Lampiran E 199
200 Lampiran E
Lampiran E 201
202 Lampiran E
Lampiran E 203
204 Lampiran E
Lampiran E 205
206 Lampiran E
Lampiran E 207
208 Lampiran E
Lampiran E 209
210 Lampiran E
Lampiran E 211
212 Lampiran E
Lampiran E 213
214 Lampiran E
Lampiran E 215
216 Lampiran E
Lampiran E 217
218 Lampiran E
Lampiran E 219
220 Lampiran E
Lampiran E 221
222 Lampiran E
Lampiran E 223
224 Lampiran E