Anda di halaman 1dari 20

BAB 5

DEVELOPMENT TAMBANG TERBUKA

ALAM DAN RUANG LINGKUPNYA


Kebanyakan metode penambangan di permukaan bumi adalah metode yang
berskala besar atau mass produksi. Jumlah dari tonnase atau volume bahan yang
dirusak terbilang besar. Adapun tabel 5.1 yang menyatakan suatu perbandingan
perkiraan produksi AS mengenai ore dan waste dengan komoditas yang berbeda di
penambangan permukaan dan bawah tanah. Dari hasil tersebut menyatakan bahwa
pengamatan yang penting terdapat pada,
1. Bahwa cadangan ore atau bijih, batu bara dan batuan 6 kali lebih besar
2. Batubara dan wastes terkait sekitar 65% dari keseluruhan total bahan yang digali
3. Pada dasarnya pada proses penambangan menghasilkan limbah, dimana limbah
tersebut umumnya berasal dari operasi pertambangan di permukaan
4. Dimana 73% dari bahan yang digali adalah limbah

Terdapat beberapa faktor tertentu yang mendasari development tambang harus


menerima perlakuan khusus dalam mempersiapkan penambangan surface,
1. Lokasi yang menjadi tolok ukur suatu development aman untuk dibuat dan
digunakan pada surface mining

2. Iklim juga menentukan operasi penambangan di surface daripada di underground.


Pada umunya iklim yang sulit untuk dilakukan proses mitigasi pada pertambangan
nya terdapat di wilayah bagian utara, sehingga dengan tidak adanya proses mitigasi
dapat menyebabkan kerusakan fisik pada wilayah tersebut

3. Selain faktor alam dan geologi, terdapat faktor lain yaitu sifat fisik deposit baik
banyak cadangannya dan sebagainya

4. Kandungan air juga menjadi hal yang penting pada penambangan


permukaan(surface mining)
5. Selain itu terdapat faktor keadaan lingkungan berupa polusi dan reklamasi setiap
peralatan perlu diperhatikan pada surface mining

Terdapat tiga macam keunikan tersendiri yang dimiliki pada sistem


penambangan di permukaan atau surface mining diantaranya,
1. Inisiasi rencana reklamasi tanah sebagai bagian dari pernyataan fakta lingkungan
hidup(EIS)
2. Persediaan dari stokpile tanah penutup dan pengangkutan waste disposal
3. Mengeluarkan stripping overburden agar dapat mengakses deposit
Biasanya semua langkah lain mesti dilakukan juga, tetapi tiga hal ini diatas
memerlukan perlakuan dan pertimbangan khusus dalam penjadwalan dan
perlakuannya.

Adapun langkah-langkah lain yang mesti ditinjau diantaranya yaitu sebagai


berikut,
1. Tahap pertama yaitu prospekting dimana pada tahap ini dilakukan kegiatan studi
literatur untuk menggali potensi-potensi objek, biasanya tahap ini membutuhkan
waktu paling lama 2,5 tahun dalam penyelidikan dan prosesnya
2. Tahap kedua yaitu eksplorasi, pada tahap ini proses pencarian objek atau deposit
yang telah ditinjau sebelumnya secara nyata dilakukan pencarian untuk
membuktikannya, eksplorasi terbagi jadi ddua prose ddiantaranya eksplorasi umum
dan detil

3. Tahap studi kelayakan tambang untuk menentukan apakah cadangan tersebut layak
atau tidak untuk di manfaatkan dan dilakukannya penambangan yang
menguntungkan, pada tahap ini membutuhkan waktu 5,5 tahun

4. Pembangunan atau konstruksi development yang membutuhkan waktu lebih dari 3


tahun, dimana development digunakan untuk objek yang membantu setiap kegiatan
penambangan agar terciptanya kelancaran dan kenyamanan baik teknis, ekonomi serta
lingkungan. Setelah itu dapat dilakukan proses inti penambangan berupa kegiatan
gali, muat serta angkut

Adapun total waktu yang dibutuhkan mencapai kurun waktu kurang lebih 12
tahun, mesti dilakukan berbagai perencanaan untuk membentuk suatu front tambang
terbuka. Sedangkan pada tambang bawah tanah memerlukan kurang lebih satu atau
dua tahun lagi dalam perencanaannya
REKLAMASI TANAH GALIAN
Suatu badan pertambangan pada tahun 1977, menuntut agarwilayah yang terganggu
oleh kegiatan pertambangan mesti dilakukannya suatu reklamasi atau kegiatan
pemulihan wilayah menjadi seperti semula atau sedia kala. Selama pengembangan
tambang, langkah pertama yang mesti dilakukan yaitu memastikan faktor lingkungan
yaitu EIS dapat terpenuhi seutuhnya terlebih dahulu. Hal tersebut menjadi prasyarat
yang terikat dan mengikat pada suatu kegiatan lanjutan penambangan, dimana
mengharuskan dilakukannya perencanaan yang cermat, survei dan pemetaan, dengan
memperhatikan pula unsur ekosistem yang ada seperti tumbuhan, satwa liar di hutan,
yang mana mesti tetap menyediakan habitat yang baik bagi setiap makhluk agar
ekosistem tetap terjaga.

STOKPILE TANAH PENUTUP DAN WASTE DISPOSAL


( material buangan)
Selama tahap pengembangan pertambangan di permukaan, stokpile tanah penutup
untuk menutupi wilayah tambang yang telah non aktif atau untuk reklamasi. Yang mana
terdiri dari topsoil atau tanah penutup, tanah itu sendiri, batuan dan ore berkadar rendah
serta dapat berupa tailling sisa pengolahan suatu material.

Pada pristiwa atau kegiatan pengolahan mineral, kegiatan pemisahan mineral


berharga dengan ganggue serta memerhatikan nilai recovery itu sangat lah penting atau
dapat dikatakan suatu kebutuhan, seleksi material yang ditambang juga mesti dilakukan
untuk menghindari penurunan produksi, cost serta keuntungan. Dengan perencanaan
pengolahan perlu diterapkan untuk mencegah berbagai dampak buruk.

PENGUPASAN LANJUTAN
Geometri dari deposit mineral dan overburden atau tanah penutup bersama dengan
tingkat produksi yang direncanakan dari tambang tersebut sangatlah menentukan jumlah
pengupasa lanjutan yang harus dilakukan (Pfleider, 1973). Aturan umum dalam
pengembangan tambang adalah dengan membatasi kegiatan produksi menjadi
seminimum mungkin agar tidak memperburuk keadaan biaya produksi yang berlebihan.
Namun pada pengupasan lanjutan merupakan suatu kebutuhan mutlak dan harus
dilakukan sesuai prosedur.

Salah satu aturan praktis atau dapat disebut sebagai rule of thumbs, dalam operasi
truck-shovel adalah untuk mempertahankan pasokan bijih atau ore 30 hari yang tersedia
untuk penambangan tersebut.

Pertimbangan tambahan yang lain yaitu pada iklim. Pada saat cuaca dingin yang
ekstrim dan dapat terjadi selama berbulan-bulan lamanya ataupun pada saat musim panas
penambangan tersebut berlangsung.
Pada pengaruh iklim tersebut maka kegiatan pengupasan telah ditentukan bahwa,
pada saat musim dingin berlangsung sangat baik dilakukan dibandingkan pada musim
panas, namun sebaliknya pada kegiatan penambangan, lebih baik dilakukan pada saat
musim panas.

Pengupasan biasanya dapat dilakukan oleh ahlinya seperti seorang kontraktor, dalam
artian dapat menyewa baik jasa maupun setiap peralatanya. Namun di lain hal
perusahaan pertambangan yang skala besar lebih memilih melakukan pengupasan
overburden sendiri karena terdapat beberapa pertimbangan biaya yang jauh lebih efisien
dan efektif jika dilakukan sendiri dan memiliki alat tersebut seutuhnya. Pada perusahaan
kecil akan berlaku sebaliknya, dimana mereka merasa perlu untuk mengontrakkannya.

Pengupasan dengan jalan kontrak seringkali lebih mahal biaya yang dikeluarkan
dibandingkan dengan dilakukan sendiri namun pengupasan dengan jalan kontrak akan
lebih cepat dan dapat menyelamatkan perusahaan dari membeli peralatan khusus dan
membuang waktu terlalu lama sehingga akan menimbulkan berbagai kerugian tersendiri
bagi perusahaan.
PLANT LAYOUT

Untuk tata letak mine plant harus dipertimbangkan dari berbagai aspek baik
dari aspek fisik, lingkungan, materil dan sebagainya, dan juga mesti pertimbanagn
khusus seperti yang telah dibahas sebelumnya yaitu reklamasi tanah, tanah penutup
atau top soil serta waste disposal dan juga tanah hasil penggaruan. Seperti contoh
pada denah bangunan untuk black thunder mine di wilayah wyoming yang merupakan
tambang permukaan terbesar di dunia.

DESAIN SERTA RENCANA PEMBUATAN PIT


Pada perncanaan desain suatu tambang terbuka harus memperhatikan beberapa
aspek, diantaranya terdapat tiga kelompok (Sodeberg dan Rausch, 1968; Atkinson,
1983),
1. Faktor Alam dan geologis diantaranya kondisi geologi suatu wilayah, tipe ore,
kondisi hidrologi dan hidrogeologi, topografi, dan karakteristik metalurgi
2. Faktor Ekonomi diantaranya, keekonomisan bijih logam yang tertambang,
rasio cutting, biaya pengoperasian dan kegiatan tambang, biaya investasi, laba
yang diinginkan, tingkat produksi, serta kondisi pasar

3. Faktor Teknologi diantaranya, peralatan yang digunakan pada setiap kegiatan


tambang, kemiringan lubang, tinggi bench, tingkatan bench, batas tanah atau
barrier, serta batas lubang bukaan

Pertimbangan yang terbilang masih mendesak untuk pengerjaan nya diakhir


ialah pembatasan lubang guna untuk membatasi akhir atau wilayah yang akan
ditambang. Pekerjaan membuat pembatas lubang tidaklah mudah pekerjaan tersebut
perlu tingkat kesabaran yang tinggi, meskipun banyak hal penting yang dikaitkan
dengan penentuan batas akhir penambangan.

Pentingnya setiap kegiatan tambang yang diawali dengan pengumpulan data


dan jadwal produksi yang optimal dari kegiatan penambangan, alasannya tidak lain
yaitu untuk mengurangi resiko kerugian pada setiap kegiatan tambang

Adapun target perencanaan dari sudut pandang mine feasability atau studi
kelayakan diantaranya,
1. Tambang bijih logam agar biaya produksi per pounds adalah minimum
2. Mempertahankan kemampuan atau daya pengamatan dan operasional yang
memadai
3. Persiapan untuk mengkoreksi data atau hasil yang tidak sesuai rencana
4. Tunda penekunan persyaratan selama mungkin tanpa melengkapi peralatan,
tenaga kerja atau jadwal produksi
5. Ikuti jadwal awal yang masuk akal dan dapat dicapai untuk pelatihan, logistik
yang meminimalkan resiko penundaan dalam arus kas positif
6. Maksimalkan jalur lubang galian dengan mempersiapkan dari segala aspek
seperti rock mechanics, CTC dan sebagainya
7. Pemeriksaan ekonomik layak mendapatkan tingkat produksi yang wajar
8. Mathieson menyarankan dalam mendesain suatu pit secara manual untuk
memastikan bahwa operasi ini dapat berhasil atau tidak
PERENCANAAN TAMBANG JANGKA PANJANG
Rencana penambangan atau perencanaan rancangan lubang akhir atau desain
final pit. Dalam memersiapkan rencana tersebut mesti diawali dengan menentukan
berbagai lokasi berbagai jenis bijih serta batas penambangan berdasarkan data
eksplorasi yang baik untuk menentukan batas lubang utama.

Pada kenyataannya rencana pertambangan yang panjang biasanya dapat


berubah seiring waktu oleh pengaruh alamiah sehingga berpengaruh pada
keekonomisan pertambangan karena terjadi peningkatan teknologi dan peralatan pada
operasi tambang.

Sebagaimana hasilnya seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa


perncanaan tambang jarak jauh harus diperbaharui secara berkala menggunakan
teknologi komputer khusus untuk dapat membandingkan pit limit atau batas pit
Adapun stripping rasio dapat dinyatakan secara matematis yaitu,

𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒐𝒓𝒆 − 𝒄𝒐𝒔𝒕 𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊


𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒖𝒑𝒂𝒔𝒂𝒏

atau

𝒔𝒕𝒓𝒊𝒑𝒑𝒊𝒏𝒈 𝒂𝒍𝒍𝒐𝒘𝒂𝒏𝒄𝒆 𝒕𝒐𝒏


𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒖𝒑𝒂𝒔𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒓𝒅 𝒌𝒖𝒃𝒊𝒌

Nilai dari bijih logam memiliki satuan s/tonne, hal ini memungkinkan kita
untuk menentukan batas pit di belahan bumi atau batas untuk kondisi ekonomi yang
berlaku dan ada kondisi fisik dan geomettrik di lubang bukaan.

Untuk sr max biaya pertambangan permukaan melebihi nilai tambang bawah


tanah, yang mana bagian dari bijih yang ada di luar limit pit utama harus ditambang.

PERENCANAAN TAMBANG JANGKA PENDEK


Setelah rencana pertambangan jangka panjang telah ditetapkan, sangat penting
untuk mengembangkan serangkaian rencana pertambangan jangka pendek (Pleider,
1973a).

Rencana ini menentukan langkah-langkah tingkat menengah yang diperlukan


untuk memastikan batasan-batasan yang berhubungan dengan pengendalian secara
fisik, operasional dan hukum.

Rencana ini mengurangi langkah-langkah peralihan yang diperlukan untuk


memastikan batas lubang akhir dibawah pembatasan yang tidak terkendali dalam
pengoperasiannya.

Rencana ini diantaranya menyiapkan bahan dasar peledakan, menyiasati rasio


pengupasan bijih atau ore, dan yang terpenting mengantisipasi resiko pada dana usaha
untuk memproduksi suatu bahan tambang.
Dalam mempersiapkan rencana jangka pendek, para insinyur meletakan pada
satu set rangkaian cross cut tambang yang diusulkan. Dari rangkaian tersebut akan
dianalisa faktor tertentu yang dapat mempengaruhi kegiatan penambangan dan
nantinya akan dikaji sedemikian rupa agar dicapai target produksi yang
menguntungkan.

Sebuah pit dapat ditambang, dalam kasus ini suatu program pertambangan
tahunan dikembangkan yang menggambarkan tingkat produksi harian yang
dijadwalkan untuk setiap jenis bijih. Sebuah jadwal pertambangan untuk deposit
tembaga yang mana hipotesa menghasilkan empat jenis bijih yang berbeda selama
periode 12 tahun diperlihatkan dalam angka 5,6.

Strategi pertambangan untuk jangka waktu yang singkat atau jangka panjang
harus merefleksikan tujuan utama dan tujuan manajemen. Misalnya nilai waktu dan
uang untuk menambang bijih dengan mentargetkan keuntungan yang maksimal di
awal penambangan. Namun strategi penambangan sebuah bijih didukung dengan
meningkatkan pemrosesan perbaikan dan efisiensi pajak dan penghasilan serta
pengandaan pangan. Rencana perusahaan juga harus mencerminkan strategi untuk
penambangan lainnya.

Urutan pengupasan mungkin merupakan variabel awal untuk menyelidiki


seberapa jauh terlebih dahulu harus ada beberapa bagian ore yang harus di
tambang.adapun sebuah elemen penting perencanaan jangka pendek adalah program
stripping ratio atas setiap properti sehingga dalam periode apapun tidak berlebihan
dalam penggunaan benefit penambangan terutama diawal eksploitasi, maksudnya
jangan dalam kegiatan penambangan, cadangan langsung dimanfaatkan secara
keseluruhan karena kita akan merugi jika suatu waktu harga cadangan itu naik.
PERLENGKAPAN PERALATAN DAN SISTEM SELEKSI
Sekarang kita menerapkan sistem tersebut untuk kegiatan ataupun operasi
pertambangan di permukaan atau surface mining. Tidak mengejutkan bahwa dalam
pemilihan atau sistem seleksi ini perlu diawali dengan dilakukannya stripping method
karena cadangan inti berada terletak dibagian utama pada wilayah pertambangan.

Tujuan utama adanya sistem seleksi yaitu membuang bahan setidaknya


dengan biaya yang mungkin (Pfleider 1973a). Banyak faktor yang terlibat yang
merupakan ukuran ore body, distribusi nilai dalam deposits, dan tingkat atau taraf
konsolidasi serta kompaksi dari suatu overburden yang merupakan kunci utama.
Pit geometri memiliki efek utama pada jenis dan ukuran peralatan yang dapat
beroperasi secara efektif. Misalnya pada logam dan non logam yang dirancang.
Dimana lubang bukaan cenderung dalam dan terbuka lebar serta luas.

Pada pemilihan mesin dan peralatan pada kegiataan penambangan juga perlu
diperhatikan. Dimana beberapa mesin yang digunakan dalam penggalian di
permukaan tanah yang disusun oleh unti operasi diperlihatkan pada gambar yang
terlampir. Ada tigas sistem pemecah batuan utama dan enam sistem material handling
yang digunakan pada umunya saat ini diantaranya,
1. Rock breakage atau kerusakan batuan
 Tidak ada kerusakan yang berarti seperti tipe tanah
 Pengeboran dan peledakan biasanya roller bit rotary dan ANFO atau
slurry serta material nya bertipe batuan
 Penggauran dimana materialnya berupa stiff soil, batuan yang rapuh

2. Material handling
 Dragline
 Power shovel dan front-end loader dan truk
 Dozer dan front-end loader
 Dozer dan rubber tired scraper
 Shovel atau loader dan hopper, crusher, dan conveyor
 BWE atau bucket wheel excavator dan conveyor
STRIPPING RASIO DAN BATAS LIMIT PIT
Maksimum vs stripping rasio secara keseluruhan
Berdasarkan perhitungan pencocokan rasio yang kita dapat untuk menemukan
batas lubang dan untuk mengekspresikan beban yang berlebihan untuk dipindahkan
per unit bijih.

Adapun beberapa faktor yang menyebabkan sr maksimum tidak menghasilkan nilai


yang baik diantaranya, permukaan yang tidak rata, atau bia pula alat dan bahan,

Ekivalen Yardage
Dalam mengembangkan hubungan dan prosedur untuk menentukan batas pit
dalam suatu penambangan bijih. Dimana ekuivalen yardage adalah volume beban
yang terlalu berat yang harus digunakan untuk memindahkan suatu hal.
HUBUNGAN ANTARA PENGUPASAN MAKSIMUM DAN PIT LIMIT
Dimana hubungan yang terbentuk berupa fisik dari anggaran maksimal pada
suatu lubang bukaan. Batas memungkinkan kita untuk mengembangkan ekspresi
matematis untuk menemukan batas pit atau pit limit. Mengingat bahwa SR max
adalah rasio ekonomi tetapi bersifat fisikal. Dari ketiga tolok ukur tersebut dapat
dihubungkan menggunakan hubungan geometri dalam lubang untuk mengetahui
hubungannya.
tinggi vertikal slope = l sin ∝

h h
Horizontal distance d = a + tan a+tan b

h
panjang garis miring lereng =
sin @

𝑙. 𝑏. 𝑙
𝑣=
27

1. 𝑙. 𝑡
𝑤=
𝑇𝐹

𝑣
𝑠𝑅 =
𝑤

A+b+Y+90 derajat = 180 derajat, dimana b = l. Cos Y

Anda mungkin juga menyukai