Konsep Dasar Kesehatan Jiwa (Modul 1 & 2) PDF
Konsep Dasar Kesehatan Jiwa (Modul 1 & 2) PDF
com/prices
MODUL 1
.
[01/2014]
[Modul ini adalah sebagai tambahan belajar Ilmu Kedokteran Jiwa, isinya sebagaian besar dari
Kaplan & Saddock, Stahl Psychofarmacology. Sehubungan Modul ini hanya merupakan
tambahan bahan belajar, sehingga sangat penting untuk mempelajari dari bahan-bahan lain]
The file was converted using http://www.convertapi.com Please purchase credits to remove this text http://www.convertapi.com/prices
2|Page
The file was converted using http://www.convertapi.com Please purchase credits to remove this text http://www.convertapi.com/prices
Gambar 1.
1 Pada gambar berikut nampak sel
saraf yang terdiri dari badan sel,
didalam badan sel terdapat inti sel
yang menghasilkan cairan
neurokimiawi (neurotransmitter),
Setiap stimulus saraf diterima oleh
dendrit, kemudian dilanjutkan ke
axon, perjalanan stimulus saraf
akan dipercepat hantarannya oleh
selubung Myeline, hingga
mencapai ujung sel saraf (axon
terminal), yang kemudian akan
dilanjutkan ke sel saraf berikutnya.
Inilah yg disebut komunikasi antara
sel saraf dengan peran
neurotransmiter
Gambar 2.
Pada gambar berikut adalah proses hubungan komunikasi antara sel-sel saraf. 1. Impuls elektrik berjalan dalari satu sel saraf ke sel
saraf lainnya dengan hubungan yang dinamakan Synapse. 2. Pada saat impuls elektrik mencapai Axon terminal, akan
mengakibatkan pelepasan neurokimiawi (neurotransmiter). Molekul neurokimiawi yang dilepaskan akan ditangkap oleh reseptor
saraf berikutnya.
Faktor biologi terjadinya gangguan jiwa, diakibakan gangguan keseimbangan neurokimiawi (neurotransmiter) pada celah synapse.
3|Page
The file was converted using http://www.convertapi.com Please purchase credits to remove this text http://www.convertapi.com/prices
4|Page
The file was converted using http://www.convertapi.com Please purchase credits to remove this text http://www.convertapi.com/prices
Gambar 3.
Pada gambar berikut adalah proses masuknya inforrmasi (stimulus external) melalui berbagai panca indera kita (Lihat, cium, dengar,
kecap, raba). Seluruh Stiimulus yang diterima disaring di otak, hal-ha yang tidak dibutuhkan akan disingkirkan, sementara yang
penting akan di simpan dalam memori (short term memori/ memori jangka pendek) informasi ini akan diperkuat (rehearsed)
sehingga menetap untuk jangka waktu tertentu di memori jangka pendek. Setelah itu informasi dari memori jangka pendek akan
disaring kembali, memori2x yang tidak terlalu penting/ berkesan akan dilupakan, sementara yang penting akan disimpan di Memori
jangka panjang (long term memori).
Setiap informasi dari stimulus ekternal akan diberikan muatan-muatan emosi yang
berasal dari pengalaman-pengalaman hidup setiap individu sepanjang keehidupannya.
Contoh : saat kita bertemu dengan seseorang, kita merasa dekat karena wajahnya mirip
dengan seseorang yang dekat dengan kita, misalnya kakak atau ibu.
Kita mengetahui rasa asin, manis, pahit, karena kita pernah merasakannya pada
pengalaman sebelumnya.
Dapat disimpulkan seluruh pemahaman, perilaku, emosi, kecerdasan, pada masa
kini, sangat dipengaruhi oleh pengalaman belajar dari masa lalu, yang ditentukan oleh
lingkungan.
Berikut adalah urutan setiap stimulus yang diterima dari setiap kejadian disekitar
kita, hingga terbentuknya suatu perilaku.
5|Page
The file was converted using http://www.convertapi.com Please purchase credits to remove this text http://www.convertapi.com/prices
KKeejjaaddiiaann SSttiim
muulluuss SSeennssoorriikk PPeerrsseeppssii
EEm
moossii RReeaakkssii PPiikkiirraann
PPeerriillaakkuu
Bagan 1.
Pada bagan diatas nampak dari kejadian atau peristiwa apapun, maka akan ditangkap oileh panca indera kita (Stimulus Sensorik),
stimulus sensorik akan disaring yang sitmulus yang diperlukan dipersepsikan, dilakukan pengolahan Pikiran, dan ditentukan
reaksi yang akan dilakukan dan diberikan muatan emosi hingga akhirnya terbentuklah Perilaku tertentu berdasarkan Kejadian
yang ada.
6|Page
The file was converted using http://www.convertapi.com Please purchase credits to remove this text http://www.convertapi.com/prices
Psikologis :
Kemampuan mekanisme
adaptasi menghadapi
masalah
J
I
Biologis : W Lingkungan :
Dukungan lingkungan
Keseimbangan hormonal A
Modifikasi lingkungan
dan neurotransmitter
Bagan 2.
Memperlihatkan Gangguan Jiwa terjadi akibat adalanya keterkaitan antara faktor biologis, psikologis, dan Lingkungan yang saling
mempengaruhi.
7|Page
The file was converted using http://www.convertapi.com Please purchase credits to remove this text http://www.convertapi.com/prices
tersebut. Pada tahun 1882 mulai didirikan Rumah Sakit Jiwa Bogor, tahun 1902 mulai
didirikan Rumah Sakit Jiwa Lawang, tahun 1923 didirikan rumah sakit jiwa Magelang,
dan pada tahun 1927 didirikan Rumah Sakit Jiwa Sabang.
Tahun 1800 an, perawatan pasien gangguan jiwa masih bersifat isolasi dan
penjagaan, pada masa ini gangguan jiwa masih sangat mengalami stigma dan keluarga
cenderung menjauhkan diri dari pasien.
Tahun 1910 mulai coba dikembangangkan menghindari perawatan dengan
penjagaan ketat dan pengikatan, dan dimulai dengan terapi kerja, seperti menggarap
lahan pertanian, namun setelah mengalami pendudukan jepang upaya kesehatan jiwa
kembali terhambat.
Setelah Proklamasi kemerdekaan pada tahun 1947 Pemerintah membentuk
Jawatan Urusan Penyakit Jiwa, namun belum dapat bekerja dengan baik. Pada tahun
1950 pemerintah mengalihkan Jawatan Urusan Penyakit Jiwa dibawah Departemen
Kesehatan. Tahun 1966 mulai diberlakukan undang-undang kesehatan jiwa no. 3 tahun
1966, dan ditetapkan adanya Badan Koordinasi Rehabilitasi Penderita Penyakit Jiwa
dengan instansi diluar bidang kesehatan.
Tahun 1975 diterbitakan Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Gangguan
Jiwa Satu. Pada tahun 1970 an, pihak-pihan non pemerintah mulai memikirkan masalah
kesehatan jiwa, selain itu Ilmu Kedokteran Jiwa semakin berkembang, mulai didapatkan
sub spesialisasi kesehatan jiwa seperti Psikiatri Komunitas, Emergensi Psikiatri, Psikiatri
Forensik, dan Psikiatri Geriatri (bagi lansia)
Saat ini dikembangkan Program Kesehatan Jiwa nasional yang terbagi dalam 3
sub program yang terpusat pada masyarakat, yaitu perbaikan pelayanan kesehatan jiwa,
pengembangan sistem, dan penyelenggaraan komunitas sehat jiwa.
Di Indonesia, semakin meningkat jumlah gangguan jiwa, hal ini diakibatkan ;
permasalahan ekonomi dunia yang mengakibatkan peningkatan beban hidup setiap
individu. Dengan perkembangan teknologi dan sistem pendidikan saat ini semakin
meningkatkan kasus-kasus neurosis pada anak dan remaja. Segala perubahan yang
bersifat sangat cepat baik bidang sosioekonomi, situasi politik yang tidak menentu
mengakibatkan semakin tingginya pengangguran, dan kemiskinan yang semakin
mendorong tingginya angka gangguan jiwa. Beragam gangguan jiwa yang umum terjadi
sesuai dengan perkembangan masa saat ini adalah : Psikotik gelandangan, Masalah anak
jalanan, kenakalan remaja, penyalahgunaan zat, pelecehan dan penyimpangan seksual,
kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan dalam masyarakat, stres pasca trauma,
pengungsian, dan masalah pada lanjut usia. Sesuai perkembangan gangguan jiwa yang
semakin kompleks maka peran perawatan jiwa saat ini perlu dikembangkan sebagai
berikut :
1. Perubahan sistem perawatan dari perawtan di rumah sakit, menjadi bentuk
perawatan berdasarkan komunitas, yang lebih menekankan aspek preventif dan
promotif.
2. Tidak hanya fokus pada mengobati gejala gangguan jiwa, namun lebih pada
peningkatan kualitas hidup pasien.
3. Tenaga kesehatan perlu memiliki standart global dengan meniitikberatkan
profesionalisme dan spesifikasi keahlian.
8|Page
The file was converted using http://www.convertapi.com Please purchase credits to remove this text http://www.convertapi.com/prices
9|Page
The file was converted using http://www.convertapi.com Please purchase credits to remove this text http://www.convertapi.com/prices
10 | P a g e
The file was converted using http://www.convertapi.com Please purchase credits to remove this text http://www.convertapi.com/prices
1. Gejala organogenik
Gejala gangguan jiwa yang muncul akibat gangguan organ tertentu.
Contoh: Perdarahan Intrakranial, demam berdarah, malaria cerebral, demam
typhoid, dan lainnya.
2. Gejala Psikogenik
Gejala gangguan jiwa yang timbul akibat gangguan psikologis yang berat yang
mengakibatkan gangguan keseimbangan kimiawi diotak dan memunculkan
gejala-gejala gangguan jiwa.
1. Gangguan kognisi
Kognisi terbagi menjadi :
1. Sensasi & Persepsi
2. Perhatian
3. Ingatan
4. Pertimbangan
5. Pikiran
6. Kesadaran
Satu persatu akan dibahas sebagai berikut :
1. Gangguan persepsi
Persepsi adalah pemindahan stimulasi fisik menajdi informasi psikologis
sesuai penginderaan.
Terdiri dari 2 jenis gangguan utama :
a. Ilusi
Persepsi yang salah terhadap stimulasi eksternal
b. Halusinasi
Persepsi yang salah tanpa didapatkan stimulasi eksternal.
Halusinai terdiri atas beragam jenis yaitu sebagai berikut :
Gangguan persepsi Penjelasan
H. Auditoris
H. Visual
H. Cium
H. Kecap
H. Raba
11 | P a g e
The file was converted using http://www.convertapi.com Please purchase credits to remove this text http://www.convertapi.com/prices
2. Gangguan perhatian
Perhatian adalah kemampuan untuk mempertahankan perhatian pada 1 aktivitas
atau kemampuan berkonsentrasi.
Terdiri atas :
Gangguan Atensi (perhatian) Penjelasan
1.Hipervigilensi Atensi & pemusatan yg berlebihan pada semua simuli internal & eksternal
↓
Merupakan sekunder dr keadaan delusional/paranoid
3. Gangguan ingatan
12 | P a g e
The file was converted using http://www.convertapi.com Please purchase credits to remove this text http://www.convertapi.com/prices
5. Gangguan Kesadaran
Terdiri dari 2 macam, adanya kesardaran kualitatif, dan kesadaran kwantitatif.
Kuwantitatif adalah dilakukan pengukuran terhadap tingkat kesadaran.
Kuantitatif adalah pengelompokan gangguan tingkat kesadaran, terdiri dari :
Confuse, stupor, dellirium, trance.
2. Gangguan Volisi
Adalah gejala-gejala motorik atau kemampuan gerak yang didasari gangguan psikologis.
Terdiri dari :
Abulia : lamban bergerak, tidak nampak inisiatif.
Hiperaktivitas : aktivitas yang meningkat
Stereotipi : gerakan-gerakan berulang
Negativisme : Tingkahlaku menentang
Compulsive : perilaku berulang yang terdorong oleh pengulangan pikiran
13 | P a g e