Anda di halaman 1dari 30

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Perspektif Kontemporer tentang Perilaku
Abnormal ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Psikologi.
Kami ucapkan terima kasih kepada ibu dosen pembimbing, atas bimbingan
dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada teman-teman sekelas atas
bantuan dan kerjasamanya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Kami berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi
kita semua, dan dapat menambah wawasan kita terutama dalam hal pengenalan
perilaku abnormal dalam perspektif kontemporer. Makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
mendukung dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Samarinda, 18 Februari 2015

1 | Perspektif Kontemporer tentang Perilaku Abnormal

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak zaman dahulu manusia telah mencari penjelasan tentang perilaku
yang aneh atau menyimpang. Pada zaman kuno dan abad pertengahan, keyakinankeyakinan perilaku abormal berpusat pada peran iblis dan kekuatan supranatural
lainnya. Namun bahkan pada masa kuno terdapat akademisi seperti Hippocrates
dan Galen yang mencari penjelasan alamiah tentang perilaku abnormal. Pada
masa kontemporer, takhayul dan demonologi telah telah membukan jalan bagi
lahirnyan model teoritis yang berasal dari ilmu-ilmu alam dan sosial. Pendekatan
tersebut tidak hanya untuk memahami perilaku secara ilmiah namun juga
memberikan cara menangani orang-orang yang mengalami gangguan psikologis.
Dalam makalah ini akan mempelajari perspektif-perspektif kontemporer
yang utama tentang perilaku abnormal, termasuk persepektif biologis, psikologis,
dan sosiokultural. Masing-masing perseptif utama tersebut memberikan
kemungkinan unruk mempelajari perilaku abnormal. Masing-masing memberikan
kontribusi terhadap pemahaman kita tentang perilaku abnormal, namun tidak ada
yang memberikan gambaran menyeluruh tentang hal yang kita bicarakan ini.
Banyak kaum terpelajar saat ini yang meyakini bahwa pola perilaku abnormal
merupakan fenomena yang kompleks, yang akan lebih baik jika dipahami dengan
cara

mengadopsi

perspektif

interaksionis

atau

biopsikosial

yang

mempertimbangkan interaksi abtar faktor-faktor yang mewakili ranah biologis,


psikologis, dan sosiokultural.

2 | Perspektif Kontemporer tentang Perilaku Abnormal

B. Tujuan Penulisan

Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran yang nyata tentang apa itu

perspektif kontemporer tentang perilaku abnormal.

Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui apa penyebab munculnya perspektif
b.
c.
d.
e.

kontemporer tentang perilaku abnormal.


Mengetahui apa pengertian perspektif biologis.
Mengetahui apa pengertian perspektif psikologis.
Mengetahui apa pengertian perspektif sosiokultural.
Mengetahui apa pengertian perspektif biopsikososial.

BAB II
PEMBAHASAN
3 | Perspektif Kontemporer tentang Perilaku Abnormal

Pengertian Perspektif
A. Perspektif Biologis
Model medis, yang diilhami oleh para dokter mulai dari Hippocrates
hingga kraepelin, tetap memiliki kekuatan yang besar dalam pemahaman
kontemporer tentang perilaku abnormal. Model medis mewakili perspektif
biologis tentang perilaku abnormal.
1. Sistem Saraf
Sistem saraf terbuat dari sel sel saraf yang disebut neuron. Neuron
neuron saling berkomunikasi satu sama lain, atau menyalurkan pesan.
Setiap neuron memiliki badan sel, atau soma, dendrit dendrit, dan
sebuah akson. Badan sel memuat nucleus sel dan memetabolisasi
oksigen untuk membawa hasil kerja dari sel. Neuron memancarkan
pesanpesan ke neuron yang lain melalui substansi kimia yang disebut
neurotransmiter. Ketidakteraturan dalam kerja system neurotransmitter
dikotak berkaitan erat dengan pola pola perilaku abnormal.
2. Bagian-bagian Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri dari dua bagian utama, sistem saraf pusat dan
sistem saraf tepi. Kedua bagian ini juga terbagibagi. Sistem saraf
pusat terdiri dari otak dan tulang belakang. Sistem saraf tepi tersusun
dari sarafsaraf yang (1) menerima dan menyalurkan pesan sensoris ke
otak dan tulang belakang, dan (2) menyalurkan pesan dari otak atau
tulang belakang ke otototot, menyebabkan mereka berkontraksi, dan

4 | Perspektif Kontemporer tentang Perilaku Abnormal

kekelenjarkelenjar, menyebabkan

mereka

mensekresi

hormon-

hormon.
Sistem Saraf Pusat berada di bagian bawah otak, terdiri dari
medula, pons, dan serebellum. Banyak saraf yang menghubungkan
tulang belakang dengan tingkat otak yang lebih tinggi menjulur
melalui medula.
a. Medula memainkan fungsi vital sepeti detak jantung,
pernapasan, dan tekanan darah.
b. Pons menyalurkan informasi tentang pegerakan tubuh yang
terlibat dalam fungsi yang berkaitan dengan perhatian,
tidur, dan pernapasan.
c. Serebelum terlibat dalam keseimbangan dan perilaku
motorik.
d. Otak tengah terletak di atas batang otak dan berisi jalur
saraf yang menghubungkan batang otak dengan otak
tengah.
e. Sistem aktivasi retikular (reticular activating system/RAS)
berawal dari batang otak dan naik melalui otak tengah ke
bagian bawah dari otak depan. RAS, yang terdiri dari
jaringan-jaringan

neuron

mirip

sarang

laba-laba,

memainkan peran penting dalam tidur, perhatian, dan


terjaga. Luka RAS dapar menyebabkan keadaan koma
(comatose) pada binatang.

5 | Perspektif Kontemporer tentang Perilaku Abnormal

f. Area penting pada bagian depan otak, adalah talamus,


hipotalamus,

sistem

limbik,

ganglian

basalis,

dan

sereberum.
g. Talamus menyalurkan informasi sensoris kedaerah otak
yang lebih tinggi dan juga terlibat dalam tidur dan
perhatian.
h. Hipotalamus merupakan struktur kecil yang terletak antara
talamus dan kelenjar pituitary. Hipotalamus penting dalam
pengaturan temperature tubuh, konsentrasi cairan cairan,
penyimpanan nutrisi, dan motivasi serta emosi.
i. Ganglia basalis terletak di depan talamus dan membantu
mengatur gerak-gerakan dan koordinasi postural.
j. Serebrum,

merupakan

mahkota

kemenangan

dan

bertanggung jawab terhadap bentuk bulat pada kepala


manusia. Permukaan serebrum disebut korteks serebral,
pusat pemikiran perencanaan, dan pelaksanaan dari otak.
Dua hemisfer, dimana korteks serebral dihubungkan oleh
korpus kalosum merupakan serabut yang tebal.
Sistem saraf tepi sistem saraf tepi menghubungkan otak
dengan dunia luar. Dua bagian utama sistem saraf tepi adalah
sistem saraf somatic dan otonomik.

6 | Perspektif Kontemporer tentang Perilaku Abnormal

a. Sistem saraf somatic menyalurkan pesan-pesan tentang


penglihatan, suara, bau, posisi tubuh, suhu, dan lain lain
ke otak.
b. Sistem

saraf

otonomik

karena

aktivitasnya

yang

berhubugan dengan respon emosional. Otonomik mengatur


kelenjar-kelenjar dan aktivitas involunter seperti detak
jantung, pernapasan, pencernaan, dan dilatasi pupil mata
bahkan ketika tidur. Sistem saraf otonomik memiliki dua
cabang atau sub bagian, simpatis dan parasimpatis.
Cabang-cabang

tersebut

memiliki

dampak

yang

kebanyakan bertolak belakang. Banyak organ dan kelenjar


yang dilayani oleh kedua cabang sistem saraf otonomik. (1)
Bagian simpatis lebih banyak terlibat pada proses-proses
yang memobilisasi sumber daya dalam tubuh pada saat
stres, seperti mengambil energi dari sumber penyimpanan
untuk mempersiapkan seseorang menghadapi ancaman atau
bahaya yang besar. (2) Bagian parasimpatis paling aktif
selama proses pengisian kembali persediaan tenaga, seperti
pencernaan

makanan.

Karena

cabang

simpatis

mendominasi apabila kita merasa ketakutan atau cemas, di


mana rasa takut atau cemas dapat menyebabkan masalah
pencernaan

karena

aktivasi

sistem

menghambat aktivitas pencernaan.

7 | Perspektif Kontemporer tentang Perilaku Abnormal

saraf

simpatik

c. Korteks Serebral. Aktivitas berpikir dan berbahasa pada


manusia melibatkan dua hemisfer dari serebrum. Setiap
hemisfer dibagi menjadi empat bagian yaitu; Lobus
oksipitalis terutama terlibat dalam penglihatan. Lobus
temporalis terlibat dalam pemrosesan suara atau stimulasi
auditoris. Lobus patrialis terlibata dalam menentukan
sensasi sentuhan, suhu, dan rasa sakit. Area sensoris dari
Lobus Patrialis menerima pesan-pesan dari sensor kulit di
seluruh tubuh. Neuron-neuron pada area motorik (atau
korteks motorik) pada lobus frontalis terlibat di dalam
pengendalian respons-respons otot, yang memungkinkan
kita untuk menggerakkan tungkai kita. Korteks prafrontalis
(bagian dari lobus frontalis yang terletak di depan korteks
motorik) terlibat dalam fungsi mental yang lebih tinggi
seperti berpikir, pemecahan masalah, dan pengguanaan
bahasa.
Mengevalusi

Persfektif

Biologis

tentang

Perilaku

Abnormal. Telah jelas menganai keterlibatan struktur dan proses


biologis dalam berbagai pola perilaku abnormal, sebagaimana yang
akan kita lihat pada bab-bab berikutnya. Faktor-faktor seperti
gangguan dalam fungsi neuortransmitter dan abnormalitas atau
kerusakan-kerusakan otak yang mendesar dikaitkan dengan
berbagai gangguan psikologis. Untuk beberapa gangguan,seperti

8 | Perspektif Kontemporer tentang Perilaku Abnormal

Alzheimer/proses-proses biologis berperan sebagai penyebab


langsung.Namun demikian,untuk berbagai gangguan lain penyebab
yang tepat tetap tidak di ketahui.Pada kasus-kasus lain,seperti
skizofrenia,faktor-faktor

biologis,terutama

genetis

tampaknya

berinteraksi dengan faktor-faktor lingkungan pembuat stres dalam


perkembangan gangguan

B. Perspektif Psikologis
1. Modelmodel Psikodinamika.
Teori psikodinamika didasarkan pada kontribusi Sigmund freud dan
para pengikutnya. Model psikodinamika ini didasarkan pada keyakinan
bahwa masalah psiologis adalah akibat dari konflik psikologis diluar
alam sadar yang dapat dilacak pada masa kecil.
a. Struktur

pikiran

pengalaman

klinis

Freud

membuatnya

menyimpulkan bahwa pikiran adalah seperti gunung es. Hanya


puncak dari gunung es yang terlihat di permukaan air. Bagian
terbesar dari gunung es terletak di bawah permukaan. Freud sampai
pada keyakinan bahwa orang, secara serupa, mempersepsikan
hanya sedikit ide-ide, harapan-harapan, dan impuls-impuls yang
ada dalam diri mereka dan yang menentukan perilaku mereka.
Freud meyakini bahwa bagian dari pikiran yang lebih yang lebih
besar,

yang

meliputi

harapan-harapan,

ketakutan-ketakutan,

dorongan-dorongan, insting kita yang terdalam, tetap berada di

9 | Perspektif Kontemporer tentang Perilaku Abnormal

bawah permukaan kesadaran. Freud memberikan label daerah yang


berhubungan dengan kesadaran kita saat ini sebagai bagian sadar
dari pikiran. Daerah yang terletak di bawah permukaan kesadaran
akan diberi label prasadar dan ketidaksadaran.
b. Pada bagian prasadar dari pikiran inilah ditemukan pengalamanpengalaman yang tidak berada di kesadaran, namun dapat dibawa
ke kesadaran dengan memfokuskan pada hal tersebut.
c. Ketidaksadaran adalah bagian dari pikiran, bagian terbesar dari
pikiran, yang tetap diliputi oleh misteri. Isinya hanya dapat dibawa
ke kesadaran dengan upaya yang besar, jika bisa.
d. Struktur Kepribadian menurut hipotesis struktural dari Freud,
kepribadian dibagi ke dalam tiga unit mental, atau struktur psikis :
id, ego, dan superego. Struktur psikis tidak dapat dilihat atau
diukur secara langsung., namun keberadaannya ditandai oleh
perilaku yang dapat diamati dan diekpresikan pada pikiran dan
emosi. Id adalah satu-satunya struktur psikis yang muncul saat
lahir. Id mengikuti prinsip kesenangan. Id menuntut pemuasan
segera dari insting-insting tanpa memperhitungkan aturan-aturan
social atau norma-norma atau kebutuhan dari orang lain. Hal ini di
operasikan oleh proses berpikir primer, yang merupakan cara
dalam berhubungan dengan dunia melalui imajinasi dan fantasi.
Ego diatur oleh prinsip realitas. Hal ini berkaitan dengan apa yang
praktis dan mungkin, sebagaimana dorongan dari id. Ego terikat

10 | Perspektif Kontemporer tentang Perilaku Abnormal

dalam proses berpikir sekunder atau mengingat, merencanakan,


dan menimbang situasi yang memungkinkan kompromi antara
fantasi dari id dan realitas dunia luar. Ego meletakkan dasar untuk
perkembangan yang disadari tentang perasaan diri sebagai individu
yang berbeda. Superego bekerja menurut menurut prinsip moral
menuntut kepatuhan yang ketat terhadap standar moral. Superego
mencerminkan nilai-nilai moral dari self yang ideal, yang disebut
ego ideal. Hal ini berfungsi sebagai hati nurani, atau penjaga moral
internal, yang mengawasi ego dan memberikan penilaian tentang
benar salah.
e. Mekanisme Pertahanan meskipun bagian dari ego mencapai
kesadaran, bebrapa aktivitasnya terjadi tanpa disadari. Pada
kertidaksadaran, ego bertindak sebagai semacam anjing penjaga,
atau sensor, yang menyaring impuls-impuls dari id. Hal ini
menggunakan mekanisme pertahanan untuk mencegah impulsimpuls yang tidak dapat diterima secara sosial agar tidak muncul
ke alam sadar.

11 | Perspektif Kontemporer tentang Perilaku Abnormal

Beberapa Mekanisme Pertahanan dari Ego, Berdasarkan Teori


Mekanisme

Psikodinamika
Definisi

Contoh

Pertahanan
Represi

Mengeluarkan ide-ide

Seorang siswa lupa adanya

yang membangkitkan

tugas makalah yang sulit.

kecemasan dari

Pasien terapi lupa tentang

kesadaran.

janji pertemuannya ketika


material yang
membangkitkan

Regresi

Rasionalisasi

Munculnya, di bawah

kecemasan akan dibahas.


Seorang remaja menangis

stress, bentuk perilaku

ketika dilarang untuk

yang merupakan

menggunakan mobil

karakteristik tahapan

keluarga. Seorang dewasa

perkembangan yang

menjadi sangat tergantung

lebih awal.

pada orang tuannya setelah

Penggunaan justifikasi

pernikahannya hancur.
Seorang pelajar

atau alasan yang bukan

menyalahkan

sebenarnya untuk

kecurangannya pada guru

perilaku yang tidak dapat yang meninggalkan kelas


diterima

saat ujian. Seorang pria


menjelaskan
kecurangannya pada

12 | Perspektif Kontemporer tentang Perilaku Abnormal

pengisian pajak dengan


mengatakan setiap orang
Displacement

Proyeksi

Pengalihan ide-ide atau

melakukan ini.
Seorang pekerja memilih

impuls-impuls dari

berkelahi dengan

objek-objek yang

pasangannya setelah

mengancam atau tidak

dikritik secara tajam oleh

sesuai ke objek yang

penyelianya.

kurang mengancam.
Menimpakan impuls-

Seseorang yang kejam

impuls yang tidak dapat

mempersepsi dunia sebagai

diterima pada diri

tempat yang berbahaya.

seseorang kepada orang

Seseorang yang mengalami

lain sehingga

frustrasi secara seksual

menganggap yang

menginterprestasikan

memilikinya orang lain.

gesture yang polos dari


orang lain sebagai ajakan

Reaksi Formasi

Asumsi bahwa perilaku

seksual.
Seseorang yang marah

berlawanan dengan

pada keluarganya

impuls-impuls yang

berperilaku dengan cara

sesungguhnya dari

yang terlalu berlebihan

seseorang dengan tujuan

baiknya pada keluarga

untuk menjaga agar

tersebut. Individu sadis

impuls tetap dapat

yang menjadi dokter.

13 | Perspektif Kontemporer tentang Perilaku Abnormal

Penyangkalan

ditekan.
Penolakan untuk

Meyakini bahwa seseorang

menerima sifat

tidak akan mengalami

sesungguhnya dari

kanker atau penyakit

ancaman.

jantung meskipun ia
perokok berat (ini tidak

Sublimasi

Penyaluran impuls-

mungkin terjadi padaku).


Seseorang menggambar

impuls primitive pada

orang telanjang demi

usaha-usaha yang positif

keindahan dan seni.

dan konstruktif.

Seseorang yang kejam


mengarahkan energi-energi
agresivitas pada olahraga
yang bersifat kompetitif.

f. Tahapan Perkembangan Psikoseksual Frued mencetuskan


kontroversi yang hangat dengan menyatakan bahwa dorongandorongan seksual merupakan factor-faktor yang dominan dalam
perkembangan kepribadian, bahkan pada masa kanak-kanak. Freud
meyakini bahwa hubungan dasar anak dengan lingkungannya di
beberapa tahun pertama kehidupan terletak pada pencarian
kepuasan sensualitas atau seksualitas. (1) Eros konsep Freud
tentang insting kehidupan dasar yang berusaha melestarikan dan
melanjutkan kehidupan. (2) Libido energi eros; dorongan atau
energi seksual. (3) Zona Erogen bagian dari tubuh yang sensitif
14 | Perspektif Kontemporer tentang Perilaku Abnormal

terhadap stimulasi seksual. (4) Psikoseksual berkaitan dengan


konsep Freud tentang perkembangan, di mana libido terekspresikan
melalui daerah-daerah erogen yang berbeda selama tahap-tahap
yang berbeda. Tahap-tahapan psikoseksual yaitu: (a) Tahap Oral
tahap psikoseksual selama masa bayi di mana kesenangan
diperoleh terutama melalui aktivitas oral. Penyapihan proses
membiasakan seorang anak untuk memakan makanan padat.
Fiksasi perkembangan yang tertahan dalam bentuk kelekatan
terhadap objek-objek dari tahap perkembangan yang lebih awal.
(b) Tahap anal tahap psikoseksual selama balita di mana
kesenangan diperoleh terutama melalui aktivitas anal. Fiksasi Anal
terjadi suatu kelekatan pada objek-objek dan karakteristik perilaku
dari tahap anal. Anal Retentif kebutuhan yang berlebihan akan
self control dan keteraturan. Anal Ekspulsif hilangnya kendali,
sebagaimana tampak pada ketidakteraturan yang parah. (c) Tahap
Phallic tahap psikoseksual pada masa kanak-kanak awal di mana
kesenangan diperoleh terutama melalui daerah phallic dan anak
mengembangkan hasrat terhadap orang tua yang berbeda jenis
kelamin. Oedipus Complex adalah konflik yang terjadi pada tahap
perkembangan phallic, di mana anak laki-laki memiliki hasrat
terhadap ibu dan mempersiapkan ayah sebagai lawan. Electra
Complex adalah konflik yang terjadi selama tahap perkembangan
phallic, di mana anak perempuan menginginkan ayahnya dan

15 | Perspektif Kontemporer tentang Perilaku Abnormal

mempersepsi ibunya sebagai lawan. Peran Gender adalah


karakteristik di mana laki-laki dan perempuan diharapkan untuk
berperilaku pada budaya yang ada. Kecemasan akan kastrasi
yaitu ketakutan anak laki-laki yang tidak disadari bahwa ia akan
dikastrasi sebagai hukuman atas hasrat inses terhadap ibunya. (d)
Tahap Laten tahap psikoseksual pada pertengahan masa kanakkanak yang ditandai oleh represi terhadap impuls-impuls seksual.
(e) Tahap Genital, tahap akhir dari perkembangan psikoseksual,
ditandai oleh ekspresi libido melalui hubungan seksual dengan
orang dewasa dari jenis kelamin yang berbeda. Pragenital
mengacu pada karakteristik tipikal dari tahap psikoseksual yang
mengamati tahap genital.
g. Teoretikus psikodinamika lainnya. Psikologi Analisis teori Jung,
menekankan pada ketidaksadaran kolektif, arketipe, dan self sebgai
kekuatan yang mempersatukan kepribadian. Ketidaksadaran
kolektif yaitu penyimpanan arketipe dan ingatan-ingatan rasial.
Arketipe yaitu gambaran-gambaran atau konsep yang primitif atau
yang terletak pada ketidaksadaran kolektif.
h. Pandangan

Psikodinamika

tentang

Normalitas

dan

Abnormalitas. Freud meyakini bahwa tredapat garis yang tipis


antara normal dan abnormal. Baik perilaku normal maupun
abnormal dimotivasi atau didorong oleh dorongan-dorongan
irasional dari id. Perbedaannya mungkin terutama dalam hal

16 | Perspektif Kontemporer tentang Perilaku Abnormal

derajat. Kesehatan mental dalah fungsi dari keseimbangan dinamis


antara struktur-struktur psikis dari id, ego dan superego
(USDHHS,1999a). Pada orang-orang yang sehat secara mental,
ego cukup kuat untuk mengendalikan insting-insting id dan untuk
menahan

ketidaksetujuan

seuperego.

Adanya

penyaluran-

penyaluran ekspresi yang lebih dapat diterima untuk beberapa


impuls, seperti ekspresi seksualitas yang matang dalam pernikahan,
menurunkan tekanan dalam id dan pada saat yang bersamaan,
mengurangi beban ego dalam menekan impuls-impuls yang ada.
Diasuh oleh orang tua yang cukup toleran mungkin mencegah
superego untuk menjadi terlalu keras dan menyalahkan. Pada
orang-orang dengan gangguan psikologis terdapat neurosis berupa
suatu bentuk gangguan perilaku nonpsikotik yang ditandai oleh
masalah-masalah yang melibatkan kecemasan dan psikosis berupa
suatu

bentuk

gangguan

perilaku

yang

ditandai

dengan

menginterprestasi realitas dan kesulitan memenuhi tuntutan


kehidupan sehari-hari.
i. Mengevaluasi Model Psikodinamika. Teori psikodinamika
memiliki pengaruh yang menyeluruh, bukan hanya pada konsep
tentang perilaku abnormal, tetapi lebih luas pada seni, sastra,
filsafat, dan budaya secara umum. Teori ini memilih perhatian
utama pada kehidupan dalam diri kita mimpi-mimpi, fantasifantasi, dan motif-motif tersembunyi kita. Orang-orang yang tidak
17 | Perspektif Kontemporer tentang Perilaku Abnormal

mengetahui tulisan-tulisan Freud pun satu sma lain setidaknya


mencari arti simbolik dari setiap salah pengucapan dan berasumsi
bahwa abnormalitas dapat ditelusuri dari masa anak-anak. Seperti
istilah ego dan represi telah menjadi hal umum, meskipun arti
sehari-harinya mungkin tidak terlalu sesuai dengan apa yang di
maksudkan oleh freud.
2. Modelmodel Belajar.
Teori psikologi lain yang relevan juga terbentuk diawal abad 20 adalah
perspektif behavioral. Perspektif behavioral berfokus pada peran dari
belajar dalam menjelaskan perilaku normal atau abnormal. Dari
perspektif belajar, perilaku abnormal mencerminkan perolehan, atau
pembelajaran dari perilaku yang tidak sesuai dan tidak adaptif. Dari
pandangan belajar, perilaku abnormal bukanlah sintomatik dari
apapun. Perilaku abnormal itu sendiri merupakan masalah. Perilaku
abnormal dianggap sebagai sesuatu yang dipelajari dengan cara yang
sama

sebagaimana

perilaku

normal.

Watson

dan

teoretikus

behavioristik lainnya, meyakini bahwa perilaku manusia merupakan


hasil dari pembawaan genetis dan pengaruh lingkungan. Sebagaimana
freud, Watson tidak menggunakan konsep kebebasan pribadi, pilihan,
dan self-direktion. Teoritikus behavioristik melihat kita sebagai hasil
pengaruh lingkungan yang membentuk dan memanipulasi perilaku
kita. bagi Watson, keyakinan bahwa kita memiliki kehendak yang
bebas ditentukan oleh lingkungan. Watson berfokus pada peran dari
18 | Perspektif Kontemporer tentang Perilaku Abnormal

dua bentuk utama dari belajar dalam membentuk perilaku normal dan
abnormal yaitu, classical conditioning dan operant conditioning.
a. Peran classical conditioning. Psikolog Rusia Ivan Pavlov
menemukan refleks yang terkondisi secara tidak sengaja. Ivan
Pavlov membuat eksperimen dengan anjing dan menemukan
respon yang terjadi yaitu: respons terkondisi adalah respon yang
dipelajari terhadap stimulus yang sebelumnya netral, stimulus
tidak terkondisi adalah stimulus yang menimbulkan respon yang
tidak dipelajari, respons tidak terkondisi adalah respon yang tidak
dipelajari, dan stimulus terkondisi adalah stimulus yang
sebeleumnya netral yang membangkitkan suatu respon yang
terkondisi setelah berulang kali dipasangkan dengan suatu stimulus
yang tidak terkondisi yang sebelumnya dapat membangkitkan
respons tersebut.
b. Peran dari operant conditioning. Operant conditioning melibatkan
perolehan perilaku, yang disebut perilaku operant yang dilakukan
oleh organisme dan beroperasi atau memanipulasi lingkungan
untuk untuk menghasilkan efek tertentu. Psikolog B.F Skinner
menunjukkan bahwa burung yang kurang mendapatkan makanan
akan belajar untuk menekan tombol apabila butiran-butiran
makanan dijatuhkan pada kandang mereka sebagai suatu hasil.
Pada operant conditioning, organisme membentuk respon atau
keterampilan yang menghasilkan reinforcement. (1) Reinforcment

19 | Perspektif Kontemporer tentang Perilaku Abnormal

adalah stimulus atau peristiwa yang meningkatkan frekuensi


respons yang diikutinya. (2) Reward adalah stimulus atau kejadian
yang menyenangkan yang meningkatkan frekuensi dari respons
yang diikutinya. (3) Reinforcer positif yaitu meningkatkan
frekuensi perilaku apabila reinforcer positif yang ditampilkan. (4)
Reinforcer negatif yaitu meningkatkan frekuensi perilaku apabila
reinforcer positif yang dihilangkan. (5) Reinforcer sekunder yaitu
stimulus yang memperoleh nilai penguat melalui asosiasinya
dengan penguat yang sudah ada, seperti uang dan dukungan sosial.
(6) Hukuman adalah stimulus yang tidak menyenangkan yang
mengurangi frekuensi perilaku yang diikutinya.
Mengevaluasi Model Belajar salah satu dari nilai-nilai
penting model belajar, kebalikan dari pendekatan psikodinamika,
adalah penekanan mereka pada perilaku yang dapat diamati dan
faktor lingkungan, seperti reward dan hukuman, yang dapat secara
sistematis dimanipulasi untuk mengamati dampak dampaknya
terhadap perilaku. Perspektif belajar telah menumbuhkan suatu
model utama dalam terapi, yang disebut terapi perilaku (behavior
perilaku)

(disebut

juga

modifikasi

perilaku

(behavior

modification), yang melibatkan penerapan sistematis dari prinsip


prinsip belajar untuk membantu orang-orang membuat perilaku
yang adaptif. Teknik-teknik terapi perilaku telah diterapkan untuk
membantu orang orang mengatasi masalah masalahnya psikologis

20 | Perspektif Kontemporer tentang Perilaku Abnormal

yang luas, termasuk fobia dan gangguan kecemasan lainnya,


disfungsi seksual, dan depresi. Lebih jauh, program berbasis
reinforcement saat ini

digunakan secara luas untuk membantu

orang tua mempelajari keterampilan keterampilan pengasuhan anak


yang lebih baik dan membantu anak anak belajar di ruangan kelas.
3. Modelmodel Humanistic.
Suatu kekuatan ketiga dalam psikologi modern muncul pada abad
pertengahan ke 20, yaitu psikologi humanistic. Para teoritikus
humanistic seperti carl rogers (1902 1987) dan Abraham maslow
(1908 1970) meyakini bahwa perilaku manusia tidak dapat
dijelaskan sebagai hasil dari konflik konflik yang tidak disadari
maupun conditioning yang sederhana. Teori ini menyiratkan penolakan
terhadap pendapat bahwa perilaku manusia semata mata ditentukan
oleh factor diluar dirinya, para teoritikus melihat orang sebagai aktor
dalam drama kehidupan, bukan reactor terhadap insting atau tekanan
lingkungan. Mereka berfokus pada pentingnya pengalaman disadari
yang bersifat subjektif dan self direktion humanistic. Psikologi
humanistic berhubungan erat dengan aliran filosofis eropa yang
disebut sebagai eksistensialisme. Para eksistenssialis meyakini bahwa
kemanusiaan kita membuat kita bertanggung jawab atas arah yang
akan diambil dalam kehidupan kita. Para humanis mempertahankan
bahwa orang memiliki kecenderungan untuk melakukan self
actualization untuk berjuang menjadi apa yang mereka mampu. Tiap

21 | Perspektif Kontemporer tentang Perilaku Abnormal

orang memiliki serangkaian perangai dan bakatbakat yang mendasari


perasaan dan kebutuhan individual serta memberikan perspektif yang
unik dalam hidup kita. Meski pada akhirnya tiap manusia mati, namun
masingmasing dapat mengisi kehidupan dengan penuh arti dan tujuan
apabila kita mengenali dan menerima kebutuhan dan perasaan
terdalam kita. Untuk memahami perilaku abnormal dalam pandangan
humanistic, kita perlu untuk memahami penghambat yang dihadapi
orang dalam berjuang mencapai self-actualization dan keautentikan.
Untuk mencapai hal ini, psikolog harus belajar memandang dunia dari
perspektif klien. Karena pandangan subyektif klien tentang dunianya
sendiri menginterpretasi dan mengevaluasi pengalaman mereka baik
dengan cara yang bersifat self-enhancing atau self-defeating.
4. Model-model Kognitif.
Kata kognif berasal dari kata latin cognition, yang berarti pengetahuan.
para

teorinitis

kognitif

mempelajari

kognisi

(pikiran-pikiran),

keyakinan, harapan, dan sikap-sikap yang menyertai dan mungkin


mendasari perilaku abnormal.mereka berfokus pada bagaimana realitas
diwarnai oleh harapan-harapan dan sikap kita dan bagaimana tidak
akurat atau biasnya pemprosesan informasi tentang dunia dan tempat
kita di dalamnya dapat menimbulkan perilaku abnormal. Para teoritis
kognitif menyakini bahwa interpretasi kita dalam kehidupan kita dan
bukan peristiwa itu sendiri,menentukan keadaan emosional kita.
Beberapa model kognitif yang paling menonjol dari pola-pola perilaku

22 | Perspektif Kontemporer tentang Perilaku Abnormal

abnormal adalah pendekatan pemprosen informasi dan model-model


yang dikembangkan oleh psikolog Albert Ellis dan psikiater Aaron
Beck.
a.

Albert Ellis, Psikolog Albert Ellis (1977, 1993),

teoretikus kognitif yang terkemuka, meyakini bahwa peristiwaperistiwa yang menyulitkan dalam diri mereka tidak menyebabkan
kecemasan, depresi, atau gangguan perilaku. Namun keyakinan
tidak rasional yang kita miliki tentang pengalaman tidak mujurlah
yang memicu emosi negatif dan perilaku tidak adaptif. Misalnya
seseorang yang kehilangan pekerjaan dan menjadi cemas serta
sedih karenanya. Dalam hal ini, tampaknya dipecat menjadi
penyebab langsung dari ketidakbahagian seseorang, namun
ketidakbahagian ini sebenarnya

berasal dari keyakinan orang

tersebut mengenai kehilangan, bukan secara langsung dari


kehilangan itu sendiri. Ellis merupakan pendekatan ABC untuk
menjelaskan penyebab dari ketidakbahagian. Dipecat merupakan
peristiwa yang menggerakan (activating event/A). hasil yang
maksimalkan atau konskuensi (consequence/C), adalah stress
emosional. Namun peristiwa yang menggerakan (A) dan
konsekuensi (C) dijembatani oleh berbagai keyakinan (beliefs/B).
beberapa keyakinan ini mungkin meliputi pekerjaan itu merupakan
hal yang utama dalam hidup saya, betapa tidak berguna saya,
keluarga ku akan kelaparan, saya tidak akan pernah menemukan

23 | Perspektif Kontemporer tentang Perilaku Abnormal

pekerjaan lain yang sebaik itu, saya tidak dapat melakukan apa pun
dalam hal ini. Keyakinan keyakinan yang berlebihan dan tidak
rasional

tersebut

menyebabkan

depresi,

mengembangkan

ketidakberdayaan, dan mengganggu kita dalam evaluasi tentang


apa yang dapat dilakukan. Sebagai contoh, keyakinan saya tidak
dapat melakukan apapun dalam hal ini dan betapa tidak
bergunanya saya memicu ketidakberdayaan.
Situasi ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Peristiwa yang menggerakan keyakinan konsekuensi.
Mengkatastrofekan melebih lebihkan konsekuensi negatif dari
peristiwa-peristiwa.
b. Aaron Beck Teoretikus lain yang juga menonjol, psikiater Aaron
Beck, berpendapat bahwa depresi mungkin merupakan hasil dari
kesalahan kognitif, seperti menilai diri sendiri sepenuhnya atas
dasar kesalahan atau kegagalan dan menginterpretasi peristiwa
dalam cahaya negatif , Beck menekankan peran yang yaitu :
1. Abstraksi Selektif ( selective abstraction ). Orang mungkin
secara selektif mengabstrackan bagian bagian

dari

pengalaman mereka yang mencerminkan kegagalan mereka


dan mengabaikan bukti dari kompetensi mereka.
2. Generalisasi yang berlebihan (overgeneralization). Orang
mungkin melakukan overgeneralitation
pengalaman yang terpisah.

24 | Perspektif Kontemporer tentang Perilaku Abnormal

dari beberapa

3. Magnification. Orang mungkin mengembangkan proporsi,


atau membesarkan pentingnya peristiwa peristiwa yang
tidak menguntungkan.
4. Pemikiran absolut (absolutist thingking). Orang yang selalu
berpikir absolut memandang dunia selalu dalam hitam dan
putih, disbanding bayangan abu abu.
Sebagaimana Ellis, Beck telah mengambangkan
model terapi utama, yang disebut terapi

kognitif, yang

berfokus pada membantu individu dengan gangguan


psikologis, mengindentifikasi dan membetulkan kesalahan
cara berpikir.
Mengevaluasi Model Kognitif sebagaimana yang akan
kita lihat pada bab-bab selanjutnya, para teoretikus kognitif
memiliki pengaruh yang besar pada pemahaman kita tentang polapola perilaku abnormal dan perkembangan pendekatan terapeutik.
Kesamaan antara dasar belajar dan pendekatan kognitif paling baik
ditampilkan

dengan

munculnya

terapi

kognitif

behavioral

(cognitive-behavioral therapy/CBT), suatu bentuk terapi yang


berfokus pada modifikasi keyakinan keyakinan yang self-defeating
sebagai tambahan pada perilaku yang tampak.

C. Perspektif Sosiokultural
Para teoritikus sosiokultural mencari penyebab perilaku abnormal
yang mungkin terletak pada kegagalan masyarakat daripada orang yang
25 | Perspektif Kontemporer tentang Perilaku Abnormal

mengalami. Beberapa teoritikus sosiokultural yang lebh radikal, seperti


Thomas Szasz, bahkan menyangkal adanya gangguan psikologis atau sakit
mental. Szasz menyatakan bahwa tidak normal hanya sekedar label yang
dilekatkan oleh masyarakat oleh orang-orang yang memiliki perilaku yang
menyimpang dari norma social yang dapat diterima. Menurutnya label ini
digunakan memberikan stigma dan menepikan penyimpangan social. Di
atas kita telah menelaah hubungan antara pola-pola perilaku abnormal dan
perilaku sosioabnormal.
Mengevaluasi Prospektif Sosiokultural. Adanya dukungan
terhadap hubungan antara kelas sosial dan gangguan psikologis ditemukan
pula dalam penelitian klasik di New Haven, CT, bahwa orang orang dari
kelompok sosioekonomi yang lebih rendah lebih cenderung dimasukkan
dalam intuisi karena masalah-masalahh psikiater (Hollingschead &
Redlich, 1958). Satu alasannnya mungkin adalah bahwa orang-orang
miskin memiliki akses-akses yang lebih sedikit terhadap perawatan luar
rumah sakit yang bersifat swasta. Satu pandangan alternatif adalah bahwa
orang-orang dari kelompok sosioekonomi yang lebih rendah mungkin
memiliki risiko yang lebih besar terhadap masalah-masalah perilaku yang
berat karena hidup dalam kemiskinan meletakkan mereka pada tingkat
stres sosial yang lebih besar dibandindingkan yang dihadapi oleh orangorang yang memiliki pendapat yang lebih baik. Namun pandangan lain,
hipotesis mengalir turun (downward drift hypothesis), mengemukakan
bahwa

masalah-masalah

perilaku,

seperti

26 | Perspektif Kontemporer tentang Perilaku Abnormal

alkoholisme,

mungkin

menyebabkan orang untuk mengalir turun dalam sosialnya, dengan


demikianmenjelaskan keterkaitan antara status sosioekonomi yang rendah
dan masalah-masalah perilaku yang parah.

D. Perspektif Biopsikososial
Banyak teoritikus masa kini yang mengadopsi perspektif
biopsikososial yang memandang bagaimana berbagai factor-faktor yang
mewakili ranah-ranah biologis, psikologis, dan sosiokultural berinteraksi
dalam berkembangnya gangguan tertentu. Kita baru mulai menggali
interaksi yang tidak tampak dan sering kali kompleks, dari berbagai factor
yang

menyebakan

pola-pola

perilaku

yang

abnormal.

Perspektif

biopsikososial mengundang kita bagaimana factor-faktor biologis,


psikologis, tekait dengan berkembangnya pola-pola perilaku abnormal.
Untuk beberapa gangguan, penyebabnya mungkin terutama atau bahkan
secra eksklusif adalah bersifat biologis.
Model Diatesis Stress adalah model yang mengemukakan bahwa
masalah-masalah perilaku abnormal meliputi interaksi antara kerentanan
atau predisposisi dan peristiwa dan pengalaman kehidupan yang penuh
stress. Diatesis merupakan suatu kerentanan atau predisposisi terhdapan
gangguan tertentu.
Diathesis
Suatu
predisposisi
atau
kerentanan.

Stress
Stressor
lingkungan

Trauma prenatal kekerasan


Predisposisi yang di
seksual atau fisik pada masa
27 | Perspektif
tentang Perilaku Abnormal
wariskan
untuk Kontemporerkanak-kanak
konflik
pengembangan
keluarga perubahangangguan.
perubahan kehidupan yang
signifikan

Perkembangan
gangguan
Semakin kuat
diatesis, semakin
sedikit stress yang
dibutuhkan untuk

Gangguan
Psikologis

Mengevaluasi

Perspektif

Biopsikososial.

Kekutan

model

biopsikososial yaitu kompleksitasnyamungkin juga menjadi kelemahan


terbesarnya. Model ini mendukung pandangan bahwa dengan sedikit
pengecualian, ganguan psikologis atau pola-pola perilaku abnormal
lainnya merupakan fenomena kompleks yang berasal dari berbagai macam
faktor penyebab. Kita tidak dapat menentukan satu sebab yang
mengakibatkan perkembangan skizofrenia atau gangguan panik, misalnya.
Selain kmpleksitas ni, yang juga tidak bisa diabaikan adalah beragamnya
penyebab yang terlibat sehingga orang orang yang berbeda mungkin
mengembangkan gangguan yang sama berdasarkan pengaruh rangkaian
penyebab yang berbeda-beda namun kompleksitas dalam memahami
keterkaitan antara berbagai penyebab yang mendasari pola-pola perilaku
abnormal seharusnya tidak menghambat kita dalam upaya memahami
perilaku abnormal. Akumulasi dari organisasi pengetahuan merupakan
proses yang berkelanjutan. Saat ini kita mengetahui lebih banyak dari pada
beberapa waktu yang lalu kita pasti akan lebih benyak mengetahui
berbagai hal pada tahun tahun mendatang.

28 | Perspektif Kontemporer tentang Perilaku Abnormal

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Perspektif adalah. Perspektif kontemporer terdiri dari perspektif biologi,
perspektif psikologis, perspektif sosiokultural, dan perspektif biopsikosial.
Perspekti biologi terkait dengan gangguan yang terjadi dibagian sistem saraf pusat
dan sistem saraf tepi. Perspektif psikologis terkait dengan model-model
psikodinamika, model-model belajar, model-model humanistik dan model-model
kognitif. Perspektif sosiokultural terkait dengan dukungan terhadap hubungan

29 | Perspektif Kontemporer tentang Perilaku Abnormal

antara kelas sosial dan gangguan psikologis. Perspektif biopsikososial terkait


dengan model diatesis stress berupa masala-masalah perilaku abnormal meliputi
interaksi antar kerentanan atau predisposisi dan peristiwa atau pengalaman hidup
yang penuh stress.

DAFTAR PUSTAKA

30 | Perspektif Kontemporer tentang Perilaku Abnormal

Anda mungkin juga menyukai