Anda di halaman 1dari 13

The file was converted using http://www.convertapi.com Please purchase credits to remove this text http://www.convertapi.

com/prices

Konsep dasar Kesehatan Jiwa


(Definisi dan Pengertian Jiwa, Perkembangan Ilmu
Kesehatan Jiwa, Definisi Sehat jiwa, & Definisi
Gangguan Jiwa)
dr. Manoe Bernd P. SpKJ., MKes

MODUL 1
.
[01/2014]

[Modul ini adalah sebagai tambahan belajar Ilmu Kedokteran Jiwa, isinya sebagaian besar dari
Kaplan & Saddock, Stahl Psychofarmacology. Sehubungan Modul ini hanya merupakan
tambahan bahan belajar, sehingga sangat penting untuk mempelajari dari bahan-bahan lain]
The file was converted using http://www.convertapi.com Please purchase credits to remove this text http://www.convertapi.com/prices

Definisi dan Pengertian Jiwa


I. Definisi dan pengertian Jiwa
I. 1. Apakah jiwa manusia itu ?
Menurut kamus besar bahasa indonesia, jiwa adalah bagian yang bukan material
(immaterial) dari seseorang. Jiwa diyakini mencakup pikiran dan kepribadian dan
sinonim dengan roh dan akal.
Menurut Saddock dalam buku ajar psikiatri, dituliskan jiwa adalah komponen
utama pada manusia yang terdiri dari empat dimensi utama yaitu : Emosi, kognitif,
perilaku, dan kemauan. Keseluruhannya saling berintergrasi menentukan seluruh aspek
kehidupan manusia, sejak lahir hingga akhir masa kehidupannya.
1. Emosi : adalah suasana perasaan seseorang terhadap stimuli eksternal maupun
internal
2. Kognitif : adalah komponen kecerdasan yang terdiri dari sensasi, persesepsi,
perhatian, ingatan, asosiasi, pikiran – intelektualitas, dan penilaian.
3. Kemauan : dorongan atau inisiatif dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu
4. Perilaku (behavior) : adalah suatu tindakan atau tingkah laku individu yang
merupakan hasil dari emosi, kognitif, dan kemauan.

I.2. Dimanakah Jiwa itu ?


Jika dibandingkan dengan bidang ilmu kedoteran yang lain, seperti ilmu
kedokteran jantung, ilmu kedokteran paru, maupun ilmu-ilmu kedokteran lainnya, maka
ilmu kedoteran jiwa selalu menjadi pertanyaan, jika ilmu-ilmu yang lain dengan jelas
dapat dipelajari organ anatominya, bagaimana dengan ilmu kedokteran jiwa ?
Sesuai dengan definisi jiwa, maka organ yang paling memegang peranan pada
seluruh aspek jiwa, adalah otak. Seluruh aspek jiwa sangat dipengaruhi oleh
keseimbangan neurokimiawi otak, yang berperan untuk perjalanan jaras saraf.
Otak manusia adalah organ dasar yang memberikan seseorang adanya
kemampuan untuk merasakan (sensorik), perilaku, emosi, dan kognitif.
Otak manusia terdiri dari 1011 neuron dan diperkirakan terdapat 1012 sel-sel glial. Secara
umum setiap sel saraf terdiri dari badan sel yang intinya disebut nukleus, dari inti sel
jaras saraf dihantarkan ke sel-sel saraf lainnya melalui axon, dan hubungan antara satu sel
saraf dengan sel saraf lainnya disebut sebagai axon termina. Neurotransmiter adalah
senyawa kimiawi yang dilepaskan di axon terminal, dan merupakan mekanisme utama
untuk terbentuknya komunikasi antara neuron. Senyawa kimiawi inilah yang dipengaruhi
dengan pemberian obat-obatan dalam pengobatan jiwa (psikofarmaka).

2|Page
The file was converted using http://www.convertapi.com Please purchase credits to remove this text http://www.convertapi.com/prices

Gambar 1.
1 Pada gambar berikut nampak sel
saraf yang terdiri dari badan sel,
didalam badan sel terdapat inti sel
yang menghasilkan cairan
neurokimiawi (neurotransmitter),
Setiap stimulus saraf diterima oleh
dendrit, kemudian dilanjutkan ke
axon, perjalanan stimulus saraf
akan dipercepat hantarannya oleh
selubung Myeline, hingga
mencapai ujung sel saraf (axon
terminal), yang kemudian akan
dilanjutkan ke sel saraf berikutnya.
Inilah yg disebut komunikasi antara
sel saraf dengan peran
neurotransmiter

Gambar 2.
Pada gambar berikut adalah proses hubungan komunikasi antara sel-sel saraf. 1. Impuls elektrik berjalan dalari satu sel saraf ke sel
saraf lainnya dengan hubungan yang dinamakan Synapse. 2. Pada saat impuls elektrik mencapai Axon terminal, akan
mengakibatkan pelepasan neurokimiawi (neurotransmiter). Molekul neurokimiawi yang dilepaskan akan ditangkap oleh reseptor
saraf berikutnya.
Faktor biologi terjadinya gangguan jiwa, diakibakan gangguan keseimbangan neurokimiawi (neurotransmiter) pada celah synapse.

I.2.1 Peran neurotransmiter terhadap perilaku.


Berbagai neruotransmiter ini berperan sebagai media penyampaian pesan dari satu
sel saraf ke sel saraf lainnya, masing-masing neurotransmiter memiliki jaras (sirkuit) nya
masing-masing pada beragam area di otak, dan saling berkomunikasi antara satu daerah
dengan daerah lainnya. Komunikasi ini terjadi dengan perasn neurotransmiter. Saat ini
dikenali sangat banyak jenis neurotransmiter, seperti serotonin, dompamin, dan dopamine.

3|Page
The file was converted using http://www.convertapi.com Please purchase credits to remove this text http://www.convertapi.com/prices

I.2.1.1 Neurotransmiter serotonin.


Serotonin adalah neurotransmiter yang dihasilkan di batang otak. Neurotransmiter
ini memiliki beragam fungsi yang sangat penting, seperti ; mengatur siklus tidur,
berperan pada mempengaruhi emosi. Obat-obatan yang digunakan saat ini, sangat banya
yang berperan dalam mempengaruhi neurotransmiter serotonin. Saat ini neurotransmiter
Serotonin diyakini berperan dalam terjadinya gangguan depresi, skizofrenia, serta
beragam gangguan jiwa lainnya.
I.2.1.2 Neurotransmiter Dopamin.
Dopamin adalah neurotransmiter yang tersebar secara luas di otak. Dopamin
memiliki beragam peran yang sangat penting, diantaranya adalah ; motivasi dan
peningkatan aktivitas, sebagai contoh pada orang yang menggunakan cocaine atau
amphetamine akan nampak sangat aktif, melompat-lompat, banyak bergerak, semua hal
ini diyakini akibat peran dari dopamin. Dopamin juga diyakini berperan dalam
memperngaruhi kognitif yang didapatkan pada lobus frontalis, selain itu ia juga berperan
dalam pengambilan keputusan. Saat ini Dopamin juga diketahui berperan pada sistem
kepuasan di Otak, oleh karena itu obat-obatan yang sangat mempengaruhi dopamin
seringkali disalahgunakan.
I.2.1.3 Neurotransmiter Norepinefrin.
Norepinefrine adalah neurotransmiter yang berperan meningkatkan rasa
semangat atau gairah. Neirotransmiter ini dilhasilkan oleh bagian otak yang disebut locus
coreleus. Jika kadar norepinefrin meningkat, maka akan didapatkan tanda-tanda sebagai
berikut ; denyut nadi meningkat, peningkatan frekwensi nafas, serta peningkatan tonus
otot. Pelepasan neurotransmiter norepinefrin terutama terjadi saat seseorang merasakan
kecemasan atau panik.
Lobus Parietal
Sistem informasi Gambar 3.
sensorik dari tubuh Area-area di Otak berdasarkan
Lobus Frontalis fungsinya.
Peran dalam sistem
kognisis dan
pengambilan
keputusan

Lobus Occipital Lobus


Emosi, Memori, Occipital
Pendengaran Pengliha
dan berbahas tan

4|Page
The file was converted using http://www.convertapi.com Please purchase credits to remove this text http://www.convertapi.com/prices

I.2.1 Proses Kognisi, reaksi emosi dan perilaku dalam otak


Seluruh keadaan diluar tubuh dan dalam tubuh kita menawarkan suatu informasi
yang sangat luas tanpa batas. Dari Informasi yang sangat banyak ini, sistem sensorium
harus mampu mendeteksi dan memilah stimulus. Sistem sensorium harus mampu
mendeteksi dan menentukan stimulus yang diterima merupakan informasi yang relevan,
oleh karena itu sistem sensorium memliki kemampuan untuk melakukan penyaringan
diseluruh tingkatan.
Awalnya, sistem sensorium merubah stiumulus ekternal pada impuls-impuls neuronal,
setelah itu iya akan memilah informasi-informasi yang penting, dan membuang
informasi-informasi yang tidak penting.

Gambar 3.
Pada gambar berikut adalah proses masuknya inforrmasi (stimulus external) melalui berbagai panca indera kita (Lihat, cium, dengar,
kecap, raba). Seluruh Stiimulus yang diterima disaring di otak, hal-ha yang tidak dibutuhkan akan disingkirkan, sementara yang
penting akan di simpan dalam memori (short term memori/ memori jangka pendek) informasi ini akan diperkuat (rehearsed)
sehingga menetap untuk jangka waktu tertentu di memori jangka pendek. Setelah itu informasi dari memori jangka pendek akan
disaring kembali, memori2x yang tidak terlalu penting/ berkesan akan dilupakan, sementara yang penting akan disimpan di Memori
jangka panjang (long term memori).

Setiap informasi dari stimulus ekternal akan diberikan muatan-muatan emosi yang
berasal dari pengalaman-pengalaman hidup setiap individu sepanjang keehidupannya.
Contoh : saat kita bertemu dengan seseorang, kita merasa dekat karena wajahnya mirip
dengan seseorang yang dekat dengan kita, misalnya kakak atau ibu.
Kita mengetahui rasa asin, manis, pahit, karena kita pernah merasakannya pada
pengalaman sebelumnya.
Dapat disimpulkan seluruh pemahaman, perilaku, emosi, kecerdasan, pada masa
kini, sangat dipengaruhi oleh pengalaman belajar dari masa lalu, yang ditentukan oleh
lingkungan.
Berikut adalah urutan setiap stimulus yang diterima dari setiap kejadian disekitar
kita, hingga terbentuknya suatu perilaku.

5|Page
The file was converted using http://www.convertapi.com Please purchase credits to remove this text http://www.convertapi.com/prices

KKeejjaaddiiaann SSttiim
muulluuss SSeennssoorriikk PPeerrsseeppssii

EEm
moossii RReeaakkssii PPiikkiirraann

PPeerriillaakkuu

Bagan 1.
Pada bagan diatas nampak dari kejadian atau peristiwa apapun, maka akan ditangkap oileh panca indera kita (Stimulus Sensorik),
stimulus sensorik akan disaring yang sitmulus yang diperlukan dipersepsikan, dilakukan pengolahan Pikiran, dan ditentukan
reaksi yang akan dilakukan dan diberikan muatan emosi hingga akhirnya terbentuklah Perilaku tertentu berdasarkan Kejadian
yang ada.

I.3 Konsep Biopsikososial dan Gangguan Jiwa.


Konsep Biopsikososial merupakan Konsep yang diperkenalkan oleh George
Engel, untuk menggantikan konsep Biomedik. Konsep biomedik adalah konsep yang
memandang kesehatan hanya dari sisi biologis dan medik saja, semerntara itu konsep
Biopsikososial adalah suatu konsep yang melibatkan interaksi antara biologis, psikologis,
dan sosial dalam memahami proses penyakit dan menadi sakitnya seseorang dengan
memandang pikiran dan tubuh sebagai suatu kesatuan. Pendekatan tersebut membawa
pengertian kondisi sakit bukan saja dari segi medis, tetapi juga dari segi psikologis yang
dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Konsep biopsikososial memberikan suatu gambaran yang menyeluruh tentang
munculnya suatu kondisi sakit yang dihubungkan dengan faktor lingkungan dan stres
yang terkait didalamnya. Kondisi lingkungan dalam hal ini, dukunga sosial, dapat
memberikan perbaikan kondisi sakit seseorang. Kondisi kesehatan jiwa seseorang dapat
dilihat sebagai suatu keadaan yang melibatkan faktor biologis, psikologis, dan sosial
orang tersebut.
Secara biologis gangguan kesehatan jiwa seseorang dapat diakibatkan karena
gangguan keseimbangan hormon dan neurotransmiter di otak.
Secara psikologis, gangguan kesehatan jiwa seseorang diakibatkan mekanisme adaptasi
psikis individu yang tidak berfungsi baik. Sementara itu secara sosial, gangguan
kesehatan jiwa dapat dipicu oleh lingkungan yang tidak nyaman, penuh dengan tekanan
dan ketakutan.
Ketiga faktor diatas akan berperan secara sinergis dalam terjadinya gangguan jiwa
seseorang. Dengan mengetahui kondisi tersebut, maka penatalaksanaan gangguan
kesehatan jiwa juga melibatkan ketiga faktor tersebut. Biologis dengan menggunakan
obat-obatan, psikologis dengan menggunakan psikoterapi, sosial dengan menggunakan
dukungan atau modifikasi sosial.

6|Page
The file was converted using http://www.convertapi.com Please purchase credits to remove this text http://www.convertapi.com/prices

Psikologis :
Kemampuan mekanisme
adaptasi menghadapi
masalah

J
I
Biologis : W Lingkungan :
Dukungan lingkungan
Keseimbangan hormonal A
Modifikasi lingkungan
dan neurotransmitter

Bagan 2.
Memperlihatkan Gangguan Jiwa terjadi akibat adalanya keterkaitan antara faktor biologis, psikologis, dan Lingkungan yang saling
mempengaruhi.

I.4 Perkembangan Ilmu Kesehatan Jiwa


Pada masa sebelum masehi, orang telah mengenali gangguan jiwa, namun
demikian gangguan jiwa masih dianggap diakibatkan oleh Roh Jahat. Pada masa itu di
negara Mesir dan Asia Timur, diyakini perubahan perilaku terjadi akibat kekuatan magis
(Demonologic). Pada masa Yunani – Roma, Hipocrates mengutarakan teorinya setiap
individu terdiri atas psyche dan soma (Jiwa dan Tubuh). Hipocrates mengungkapkan jika
otak adalah dasar dari kehidupan, dan manusia terbagi menjadi 4 golongan sifat
berdasarkan warna cairan empedunya.
Pada tahun 130 – 200 setelah masehi, Gallen mendefinisikan emosi manusia
berdasarkan 4 golongan yaitu; panas, dingin, kering, dan lembab. Pada masa Reinesance,
kebudayaan Roma dan Yunani runtuh, pada masa ini perkembangan ilmu jiwa kembali
mengalami masa kegelapan dengan kembali ke masa pemahaman Demonologi, pada
masa ini sangat banyak pasien dengan gangguan jiwa meninggal akibat tuduhan
kerasukan setan atau diguna-gunai. Pada masa ini juga banyak orang meninggal akibat
dituduh sebagai penyihir.
Pada abad ke 18 perkembangan kesehatan jiwa sudah semakin modern. Pada abad
ini otak mulai dikenali bagian-bagiannya, sehingga penatalaksanaan pasien menjadi lebih
rasional, dan pennggunaan cara-cara kekerasan mulai berkurang.
Pada masa Modern, tahun 1745 -1826 Phillipe Pinel membebaskan pasien dari
belenggu rantai, dan menekankan pentingnya peranan perawat dan terapi kerja. Pada
masa yang sama, Benyamin Rush (bapak Psikiatri AS) semakin mengembangkan terapi
yang rasional pada pasien-pasien gangguan jiwa di Amerika Serikat. Selain itu Emil
Kraeplin mengenalkan klasifikasi baru gangguan jiwa, ia mengenalkan konsep penyebab
gangguan jiwa yang bersifat Endogen (dari diri pasien) dan dari Eksogen (faktor
lingkungan)

I.4.2 Perkembangan Perawatan Jiwa Di Indonesia.


Pada masa kolonial sebelum adanya rumah sakit jiwa, maka pasien ditampung di
rumah sakit umum. Tahun 1862 pernah dilakukan sensus kesehatan jiwa dan didapatkan
600 penderita gangguan jiwa di jawa dan madura, serta 200 penderita diluar daerah

7|Page
The file was converted using http://www.convertapi.com Please purchase credits to remove this text http://www.convertapi.com/prices

tersebut. Pada tahun 1882 mulai didirikan Rumah Sakit Jiwa Bogor, tahun 1902 mulai
didirikan Rumah Sakit Jiwa Lawang, tahun 1923 didirikan rumah sakit jiwa Magelang,
dan pada tahun 1927 didirikan Rumah Sakit Jiwa Sabang.
Tahun 1800 an, perawatan pasien gangguan jiwa masih bersifat isolasi dan
penjagaan, pada masa ini gangguan jiwa masih sangat mengalami stigma dan keluarga
cenderung menjauhkan diri dari pasien.
Tahun 1910 mulai coba dikembangangkan menghindari perawatan dengan
penjagaan ketat dan pengikatan, dan dimulai dengan terapi kerja, seperti menggarap
lahan pertanian, namun setelah mengalami pendudukan jepang upaya kesehatan jiwa
kembali terhambat.
Setelah Proklamasi kemerdekaan pada tahun 1947 Pemerintah membentuk
Jawatan Urusan Penyakit Jiwa, namun belum dapat bekerja dengan baik. Pada tahun
1950 pemerintah mengalihkan Jawatan Urusan Penyakit Jiwa dibawah Departemen
Kesehatan. Tahun 1966 mulai diberlakukan undang-undang kesehatan jiwa no. 3 tahun
1966, dan ditetapkan adanya Badan Koordinasi Rehabilitasi Penderita Penyakit Jiwa
dengan instansi diluar bidang kesehatan.
Tahun 1975 diterbitakan Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Gangguan
Jiwa Satu. Pada tahun 1970 an, pihak-pihan non pemerintah mulai memikirkan masalah
kesehatan jiwa, selain itu Ilmu Kedokteran Jiwa semakin berkembang, mulai didapatkan
sub spesialisasi kesehatan jiwa seperti Psikiatri Komunitas, Emergensi Psikiatri, Psikiatri
Forensik, dan Psikiatri Geriatri (bagi lansia)
Saat ini dikembangkan Program Kesehatan Jiwa nasional yang terbagi dalam 3
sub program yang terpusat pada masyarakat, yaitu perbaikan pelayanan kesehatan jiwa,
pengembangan sistem, dan penyelenggaraan komunitas sehat jiwa.
Di Indonesia, semakin meningkat jumlah gangguan jiwa, hal ini diakibatkan ;
permasalahan ekonomi dunia yang mengakibatkan peningkatan beban hidup setiap
individu. Dengan perkembangan teknologi dan sistem pendidikan saat ini semakin
meningkatkan kasus-kasus neurosis pada anak dan remaja. Segala perubahan yang
bersifat sangat cepat baik bidang sosioekonomi, situasi politik yang tidak menentu
mengakibatkan semakin tingginya pengangguran, dan kemiskinan yang semakin
mendorong tingginya angka gangguan jiwa. Beragam gangguan jiwa yang umum terjadi
sesuai dengan perkembangan masa saat ini adalah : Psikotik gelandangan, Masalah anak
jalanan, kenakalan remaja, penyalahgunaan zat, pelecehan dan penyimpangan seksual,
kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan dalam masyarakat, stres pasca trauma,
pengungsian, dan masalah pada lanjut usia. Sesuai perkembangan gangguan jiwa yang
semakin kompleks maka peran perawatan jiwa saat ini perlu dikembangkan sebagai
berikut :
1. Perubahan sistem perawatan dari perawtan di rumah sakit, menjadi bentuk
perawatan berdasarkan komunitas, yang lebih menekankan aspek preventif dan
promotif.
2. Tidak hanya fokus pada mengobati gejala gangguan jiwa, namun lebih pada
peningkatan kualitas hidup pasien.
3. Tenaga kesehatan perlu memiliki standart global dengan meniitikberatkan
profesionalisme dan spesifikasi keahlian.

8|Page
The file was converted using http://www.convertapi.com Please purchase credits to remove this text http://www.convertapi.com/prices

I.4. Definisi sehat, sehat jiwa, dan gangguan jiwa


Sesuai Undang-undang RI no 23 tahun 1992 pasal 1 mendefinisikan Keadaan
Sehat adalah suatu keadaan individu yang bersifat Sejahtera baik Jiwa, Fisik, dan Sosial,
sehingga mampu produktif baik secara sosial maupun ekonomi. Hal in sinergis dengan
definisi sehat sesuai WHO.
Report of the general surgeon dalam Kaplan & Sadock, mendefinisikan Sehat
Jiwa adalah suatu keadaan fungsi mental yang terdiri dari perilaku, pikiran, dan emosi
yang berfungsi baik sehingga individu dapat produktif, mampu membentuk hubungan
yang memuaskan dengan lingkungan disekitarnya, serta mampu beradaptasi serta mempu
menghadapi tantangan. Offer dan Sabshin mendefinisikan Sehat Jiwa sesuai definisi
diatas, namun ditambahkan keterlibatan peran lingkungan dan budaya yang menunjang
sehat jiwa.
Gangguan jiwa adalah suatu kelompok gejala atau perilaku yang ditemukan
secara klinis, disertai dengan penderitaan yang diakibatkan oleh gejala tersebut terhadap
pasien maupun lingkungannya, dan mengakibatkan terganggunya fungsi pasien.
Didapatkan 3 pedoman klasifikasi gangguan jiwa, yaitu ;
• International Classification of Diseases (ICD-10), Classification of Mental and
Behavioural Disorders.
• Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders – 4th ed (DSM – IV)
• Pedoman Penggolongan dan Diagnosuis Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ –
III).
Secara umum gangguan jiwa terbagi menjadi 2 golongan besar, yaitu gangguan psikotik,
dan non psikotik.
1. Gangguan psikotik ditandai : ketidak mampuan membedakan khayalan dan
Kenyataan, tidak mampu membedakan pemikiran Abstrak dan Konkrit,
didapatkan cara berpikir, bicara, tingkah laku aneh dan sulit dimengerti, serta
adanya wawasan diri (kesadaran diri) yang buruk.
2. Gangguan non psikotik, memiliki ciri : Daya nilai diri relatif baik, Kepribadian
tidak berubah, Bicara dan tingkah laku sesuai nilai masyarakat, yang terganggu :
emosi & pikiran, serta wawasan diri relatif baik.

=======================Akhir Modul 1==========================

 No Health without Mental Health 

9|Page
The file was converted using http://www.convertapi.com Please purchase credits to remove this text http://www.convertapi.com/prices

Materi : Tanda dan Gejala Gangguan Jiwa


Sub materi : Arti gejala-gejala gangguan jiwa
Pembagian gejala-gejala gangguan jiwa
Gejala gangguan kognisi
Gejala gangguan volisi
Gejala gangguan Emosi

2.1. Gejala-gejala gangguan jiwa.


Tubuh memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan melakukan perlawanan jika
terpapar kuman penyakit. Saat terpapar kuman penyakit, maka tubuh kita akan berespon
melalui daya tahan tubuh (sel darah putih, dan lainnya), saat daya tahan tubuh kita tidak
mampu bertahan baik, maka akan timbul gejala-gejala fisik yang dapat dirasakan, seperti
demam, nyeri otot, batuk, pilek atau lainnya.
Demikian pula dengan jiwa. Jiwa memiliki sistem pertahanan yang disebut
sebagai mekanisme pertahanan jiwa. Saat seseorang menghadapi sressor, maka
mekanisme pertahanan jiwa akan berkerja, jika mekanisme pertahanan jiwa tidak mampu
mengatasi stressor yang ada, maka akan muncul gejala-gejala gangguan jiwa.
Mekanisme pertahanan jiwa adalah beragam cara yang dilakukan oleh jiwa kita untuk
menjaga jiwa terasa nyaman. Beragam bentuk mekanisme pertahanan jiwa diantaranya
adalah :
a. Represi  Adalah suatu kemampuan menekan kejadian-kejadian yang
mengecewakan ke memori asadar.
Contoh : Saat X berjalan ke kampus ia diserempet oleh motor, ia terjatuh
namun tidak terluka. Ia sempat merasa sangat kesal, namun ia tidak
melakukan apapun, setelah tiba di Kampus, ia mengikuti kuliah dan tidak
ingat samasekali kejadian ia terserempet motor tadi pagi.
Kemampuan pikiran untuk menekan kejadian mengecewakan seperti contoh
diatas, disebut Represi.
b. Displacement  Adalah suatu kemampuan pikiran memindahkan sejumlah
energi dari objek yang sesungguhnya pada simbol-simbol objek tertentu.
Contoh : X marah kepada temannya, saat pertengkaran tersebut ia pun
memukul tembok
Dari contoh diatas, kemarahan X yang ingin memukul temannya,
disimbollisasikan dengan memukul tembok.
c. Fantasi  kemampuan penggambaran jiwa terhadap rangkaian peristiwa yang
mengecewakan untuk mencari penyelesaian terhadap konflik.
Contoh : X sangat menginginkan memiliki sepeda, namun karena
keterbatasan kemampuan ekonomi, ayah X tidak dapat mengabulkan
keinginan X, Sejak saat itu X nampak sering melamun menghayalkan jika
dirinya memiliki motor.
X tanpa sadar menghayalkan motor yang sangat diinginkannya sebagai
pemecahan masalah yang dihadapinya.
Selain contoh diatas, sangat banyak jenis mekanisme pertahanan mental lainnya yang
merupakan cara jiwa dalam menghadapi stressor, jika cara-cara yang digunakan ini tidak
efektif, maka akan nampak gejala-gejala gangguan jiwa, sebagai berikut :
Berdasarkan asalnya, gangguan jiwa terbagi menjadi :

10 | P a g e
The file was converted using http://www.convertapi.com Please purchase credits to remove this text http://www.convertapi.com/prices

1. Gejala organogenik
Gejala gangguan jiwa yang muncul akibat gangguan organ tertentu.
Contoh: Perdarahan Intrakranial, demam berdarah, malaria cerebral, demam
typhoid, dan lainnya.
2. Gejala Psikogenik
Gejala gangguan jiwa yang timbul akibat gangguan psikologis yang berat yang
mengakibatkan gangguan keseimbangan kimiawi diotak dan memunculkan
gejala-gejala gangguan jiwa.

Berdasarkan jenisnya, gangguan jiwa terbagi menjadi 3 kelompok besar :


1. Gejala gangguan kognisi
2. Gejala gnagguan volisi / konasi
3. Gejala gangguan emosi

1. Gangguan kognisi
Kognisi terbagi menjadi :
1. Sensasi & Persepsi
2. Perhatian
3. Ingatan
4. Pertimbangan
5. Pikiran
6. Kesadaran
Satu persatu akan dibahas sebagai berikut :
1. Gangguan persepsi
Persepsi adalah pemindahan stimulasi fisik menajdi informasi psikologis
sesuai penginderaan.
Terdiri dari 2 jenis gangguan utama :
a. Ilusi
Persepsi yang salah terhadap stimulasi eksternal
b. Halusinasi
Persepsi yang salah tanpa didapatkan stimulasi eksternal.
Halusinai terdiri atas beragam jenis yaitu sebagai berikut :
Gangguan persepsi Penjelasan

1. Halusinasi Persepsi palsu, rangsang dari luar [x] ada

H. Hipnagogik Persepsi palsu yg terjadi saat akan tdr

H. Hipnopompik Persepsi palsu yg terjadi saat bgn tdr

H. Auditoris

H. Visual

H. Cium

H. Kecap

H. Raba

H. Somatik/kenestetik Sensasi palsu bahwa sesuatu hal terjadi di dlm/thdp tubuh

11 | P a g e
The file was converted using http://www.convertapi.com Please purchase credits to remove this text http://www.convertapi.com/prices

2. Gangguan perhatian
Perhatian adalah kemampuan untuk mempertahankan perhatian pada 1 aktivitas
atau kemampuan berkonsentrasi.
Terdiri atas :
Gangguan Atensi (perhatian) Penjelasan

1.Distraktibilias Ketidakmampuan memusatkan atensi

1.Inatensi Selekif Hambatan pada hal yg menimbulkan kecemasan

1.Hipervigilensi Atensi & pemusatan yg berlebihan pada semua simuli internal & eksternal

Merupakan sekunder dr keadaan delusional/paranoid

1.Trance (keadaan tidak Atensi yg terpusat & kesadaran yg berubah


sadarkan diri) ↓
Terlihat pada hipnosis, gangguan disosiasi,pengalaman religius yg luar
biasa

3. Gangguan ingatan

Gangguan daya ingat Penjelasan

1. Amnesia Tidak mampu mengingat pengalaman masa lalu


 Anterograd Amnesia kejadian yg terjadi sesudah wkt tertentu →
petinju

 Retrograd Amnesia yg terjadi sbelum waktu tertentu → lupa kejadian


sblm terjadi kecelakaan

2. Paramnesia Pemalsuan ingatan oleh distorsi pengingatan

 Konfabulasi Secara [x] sadar mengisi kekosongan memori dg cerita yg


[x] sesuai dg kenyataan

 De ja vu Sensasi ilusi → situasi baru dianggap pengulangan ingatan


sebelumnya

4. Gangguan proses berpikir


Pikiran adalah aliran gagasan, simbol, & asosiasi yg diarahkan oleh tujuan dimulai oleh
suatu masalah / tugas & mengarah pada kesimpulan yg berorientasi kenyataan.
Gangguan bentuk pikiran :
Bentuk pikiran autistik : ditandai oleh ketidakmampuan membedakan hayalan dan
kenyataan. Pikiran ini didominasi oleh waham dan halusinasi.

Gangguan isi pikiran : konten pikiran


Waham : Keyakinan palsu didasarkan pada kesimpulan yg salah tentang kenyataan
eksternal (bertentangan) dan tidak dapat dipatahkan (disanggah)

12 | P a g e
The file was converted using http://www.convertapi.com Please purchase credits to remove this text http://www.convertapi.com/prices

Waham kacau / bizzare Keyakinan palsu yg aneh, mustahil

 Waham nihilistik Yakin jika sudah kiamat, dunia sudah


berakhir.

 Waham somatik Keyakinan palsu menyangkut fungsi


tubuh ps

 Waham paranoid Didominasi pikiran curiga

Waham presekutorik Yakin sedang dekejar atau dibuntuti

Waham kebesaran Yakin dirinya sangat penting, dan hebat.

5. Gangguan Kesadaran
Terdiri dari 2 macam, adanya kesardaran kualitatif, dan kesadaran kwantitatif.
Kuwantitatif adalah dilakukan pengukuran terhadap tingkat kesadaran.
Kuantitatif adalah pengelompokan gangguan tingkat kesadaran, terdiri dari :
Confuse, stupor, dellirium, trance.

2. Gangguan Volisi
Adalah gejala-gejala motorik atau kemampuan gerak yang didasari gangguan psikologis.
Terdiri dari :
Abulia : lamban bergerak, tidak nampak inisiatif.
Hiperaktivitas : aktivitas yang meningkat
Stereotipi : gerakan-gerakan berulang
Negativisme : Tingkahlaku menentang
Compulsive : perilaku berulang yang terdorong oleh pengulangan pikiran

3. Gangguan Afek dan Mood (Emosi)


Afek adalah nada perasaan yang dirasakan oleh seseorang, menyertai pikiran.
Mood adalah nada perasaan yang nampak, dan dapat dinilai oleh lingkungan.
Contoh gangguan afek :
Afek tumpul : tidak menampakan emosi
Afek Apatis : tidak bersemangat
Afek depresi : didominasi oleh rasa putus asa, pesimistik.
Afek cemas : didominasi oleh rasa cemas dan kuatir.

========================akhir modul 2=============================

13 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai