Anda di halaman 1dari 4

 Guar Gum

Gum guar adalah produk turunan yang didapatkan dari tanaman yang toleran terhadap
kekeringan, yaitu Cyamopsis tetragonoloba. Gum guar merupakan polimer karbohidrat
kompleks dari galaktosa dan manosa tetapi dengan proporsi yang berbeda pada keduanya.
Struktur molekul unit penyusun gum guar dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Struktur molekul unit berulang penyusun gum guar


Ikatan antara molekul penyusun gum guar terdiri dari rantai lurus (1-4)-β-D-Mannan
dengan jumlah substiuen D-Galaktosa yang terikat bervariasi pada rantai utama dengan
ikatan (1-6)-α-Glikosidik. Gum guar merupakan penyusun galaktomanan yang menjadi
agen penjeli. Gum guar menyusun 33-40% (w/w) galaktomanan. Apabila membentuk gel,
gum guar akan membentuk struktur seperti pada Gambar 2. Dalam Gambar 2., gum guar
membentu gel ketika ditambahkan ion borat.

Gambar 2. Struktur gel gum guar dengan ion borat


Di Indonesia gum guar dapat diproduksi dari kacang polong. Kacang polong merupakan
suku polong-polongan atau Fabaceae dan menjadi tumbuhan penghasil sayuran berupa biji
berwarna hijau. Tumbuhan ini berasal dari Asia kecil dan masuk ke Indonesia dibawa oleh
Belanda.
Kacang polong potensial dijadikan sebagai sumber penghasil gum guar di Indonesia
karena kacang polong dapat tumbuh dengan baik d Indonesia. Dalam budidayanya, kacang
polong dapat tumbuh di daerah pegunungan berhawa sejuk dengan ketinggian 700 meter
di atas permukaan laut pada suhu seperti di daerah asalnya.

 Tragacanth
Tragakan adalah getah dari astragalus gummifer Labillardiere. Tragakan merupakan
material kompleks uatama dari asam polisakarida yang mengandung kalsium, magnesium
dan kalium. Tragacanth terdiri atas polimer asam galakturonat.
Gum tragacanth bersifat asam, berat molekul adalah sekitar 840 kDa biasanya dalam
kisaran pH 5-6. Viskositas maksimum awal adalah pada ph 8, tapi biasanya dipamerkan
stabilitas maksimum dekat pH 5. Jadi dibandingkan dengan gum lainnya, gum tragakan
cukup stabil pada rentang pH yang luas ke kondisi yang sangat asam di sekitar pH 2. Gum
tragacanth dikenal untuk memberikan viskositas yang sangat tinggi ketika di larutan, dan
digambarkan sebagai kompleks, bercabang, heterogen polisakarida hidrofilik yang
tergolong dalam golongan kabohidrat. Dengan mengandung arabinogalactans,
pectinaceous dan xylogalacturonans fucose tersubstitusi (Hassan, 2012). The structural
composition of different fractions with linkage analysis shown that the structure of gum
tragacanth fractions was different and included 1,4-bonded galacturonic acid backbone
with terminally linked fucose and (1,),2-linked xylose, as well as terminally linked xylose
called fucoxylogalacturonan. In addition, the presence of (1,),4-galactose linkages and 1,5
Ara linkage presumably correspond to arabinogalactan-derived galactan.
Tanaman Indonesia yang bisa dijadikan Gum Taragacanth adalah getah kuning
manggis. Buah manggis merupakan salah satu komoditas hortikultura Indonesia yang
diekspor ke beberapa negara, seperti Taiwan, Hongkong, China, Uni Emirat Arab,
Singapura, Saudi Arabia dan negara-negara Eropa. Getah kuning adalah getah yang
dihasilkan secara alami pada setiap organ tanaman manggis. Saluran getah kuning terdapat
pada semua jaringan tanaman manggis.

 Lidah Buaya
Glukomannan Lidah buaya adalah glukomannan yang diambil dari sumber tumbuhan
Lidah buaya atau Aloe barbadensis miller yang merupakan tumbuhan dari keluarga
Asphodelaceae (Liliaceae). Glukomannan Lidah buaya terdapat pada daging daun Lidah
buaya sebagai polisakarida dominan. Selain itu, acemanan, glukomannan yang penting,
juga ditemukan pada tumbuhan Lidah buaya (Surjushe, et al. 2008). Gambar stuktur
acemannan dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Stuktur Acemannan


(Sumber: Hamman, 2008)
Glukomannan dapat diperoleh dengan mengekstrak gel lengket dari potongan daging
buah lidah buaya yang kemudian di freeze-dried untuk memperoleh glukomannan.

 Kolang-kaling
Galaktomanan kolang-kaling (GKK) adalah poligalaktomanan yang diisolasi dari biji
aren setengah matang yang sering disebut sebagai ‘kolang-kaling’. GKK terdiri dari rantai
utama linier β- (1-4) manosa dan memiliki cabang galaktosa yang terikat pada α-(1-6).
GKK memiliki keunikan dibanding dengan galaktomanan lain, yakni memiliki
perbandingan manosa:galaktosa 4:3. Perbandingan manosa:galaktosa sangat
mempengaruhi kelarutan galaktomanan dan sifat mengembangnya. Komponen kimia yang
terdapat pada hasil ekstraksi kolang-kaling adalah protein 0,261%, galaktomanan 90,57
%, serat kasar 8,05%, dan lemak 0,101 %. Galaktomanan dari kolang-kaling berbentuk
serbuk putih, memiliki sifat viskositas yang cukup besar dalam konsentrasi yang rendah.

 Kelapa
Daging buah kelapa juga mengandung galaktomannan 1,8 – 3,9 persen per berat
kering, serta fosfolipid yang mencapai 0,1 persen. Kedua senyawa ini merupakan senyawa
penting bagi daging buah kelapa untuk dikembangkan menjadi produk yang bernilai
tinggi. Galaktomannan termasuk dalam kelompok polisakarida yang merupakan polimer
dari gula-gulaan. Pada umumnya kelompok ini mempunyai kemampuan yang dapat
menyerap air dengan kuat, karena mempunyai gugus hidroksil dalam jumlah besar dan
mungkin pula bersifat polielektrolit. Galaktomannan adalah polisakarida yang terdiri dari
rantai mannose dan galaktosa.
 Nipah
Pelepah nipah memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi. Selulosa adalah suatu
senyawa polimer yang tersusun atas residu dari D-glukopiranosa yang dihubungkan
melalui ikatan β-(1,4) glikosida. Adapun struktur selulosa yaitu dapat digambarkan
sebagai berikut :

Gambar 4. Struktur selulosa. Dimana “n” mencapai ribuan unit


Kulit buah nipah itu sendiri mengandung 36,5% selulosa dan kadar lignin sebesar
27,3% (Tamunaidu P dan Saka S, 2011). Selain kulit buah, limbah dari tanaman nipah
adalah pelepahnya. Dari satu pohon nipah didapatkan pelepah yang telah layu dan lapuk
sekitar 3 Kg. Kandungan selulosa dan lignin pada pelepah nipah adalah 42,22% dan
19,85% (Akpakpan, 2011).

Daftar Pustaka:
Akpakpan, A.E. 2011. Influence of Cooking Variables on the Soda and Soda-Ethanol Pulping
of Nypa Fruticans Petioles. Australian Journal of Basic and Applied Sciences. 5(12):
1202-1208.
Hamman, Josias. "Composition and Applications of Aloe Vera Leaf Gel." Molecules 13, no. 8
(2008): 1599-616. doi:10.3390/molecules13081599.
Hassan Ahmadi Gavlighi, 2012, Tragacanth Gum: Structural Composition, Natural
Functionality and Enzymatic Conversion as Source of Potential Prebiotic Activity,
Department of Chemical and Biochemical Engineering. Diekstrak & diterjemah dari:
http://orbit.dtu.dk/files/74237793/HAG_beta_PhD_Thesis..PDF pada 30 May 2015.
Mudgil, D., Barak, S., Khatkar, B. S.. 2014. Guar gum : processing, properties, and food
aplication – A review. Journal of Food Technology
P. Tamunaidu and S. Saka, 2011. Chemical Characterization of Various Parts of Nipa Palm
(Nypa fruticans). Industrial Crops and Products, 34:1423–1428.
Surjushe, Amar, Resham Vasani, and Dg Saple. "Aloe Vera: A Short Review." Indian Journal
of Dermatology 53, no. 4 (2008): 163. doi:10.4103/0019-5154.44785.

Anda mungkin juga menyukai