Makalah Terapeutik 1
Makalah Terapeutik 1
Makalah Terapeutik 1
Segala puja dan puji syukur kami ucapkan kepada Alloh SWT yang mana
telah memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “KOMUNIKASI TERAPEUTIK” dengan sebaik-
baiknya.
Makalah yang berjudul Komunikasi Terapeutik ini berisikan penjelasan
tentang pengertian komunikasi efektif dalam pelayanan kesehatan. Dalam
menyusun makalah ini, kami juga menggunakan beberapa sumber sebagai
referensi kami dari buku dan website.
Kami sebagai penulis makalah ini menyadari bahwa makalah ini belum
semurna, oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca kami harapkan agar kami
dapat memperbaiki kesalahan dan kekurangan kami dikemudikan hari.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Komunikasi dalam keperawatan disebut dengan komunikasi terapeutik, dalam
hal ini komunikasi yang dilakukan oleh seorang perawat pada saat melakukan
intervensi keperawatan harus mampu memberikan khasiat therapi bagi proses
penyembuhan pasien. Oleh karenanya seorang perawat harus meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan aplikatif komunikasi terapeutik agar kebutuhan dan
kepuasan pasien dapat dipenuhi. Northouse (1998) mendefinisikan komunikasi
terapeutik sebagai kemampuan atau keterampilan perawat untuk membantu klien
beradaptasi untuk stres, mengatasi gangguan psikologis dan belajar bagaimana
berhubungan dengan orang lain. Stuart G.W (1998) menyatakan bahwa
komunikasi terapeutik merupakan hubungan personal antara perawa dan klien,
dalam hubungan ini perawat dan klien memperoleh pengalaman belajar bersama
dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional klien. S.Sundeen (1990)
menyatakan bahwa hubungan terapeutik adalah hubungan kerja sama yang
ditandai tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran, dan pengalaman dalam
membina hubungan intim yang terapeutik. Indrawati (2003) mengemukakan
bahwa komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar,
bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi
terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling
memberikan pengertian antar perawat dengan pasien. Persoalan mendasar dan
komunikasi in adalah adanya saling membutuhan antara perawat dan pasien,
sehingga dapat dikategorikan ke dalam komunikasi pribadi di antara perawat dan
pasien, perawat membantu dan pasien menerima bantuan. Sedangkan Arwana
(2003) menyatakan bahwa komunikasi terapeutik bukan pekerjaan yang bisa
dikesampingkan, namun harus direncanakan, disengaja, dan merupakan tindakan
profesional. Akan tetapi, jangan sampai karena terlalu asyik bekerja, kemudian
melupakan pasien sebagai manusia dengan beragam latar belakang dan
masalahnya.
Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa komunikasi terpeutik
adalah komunikasi yang memiliki makna terapeutik bagi klien dan dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien mencapai kembali kondisi yang adaptif dan pootif.
B. Tujuan
Komunikasi terapeutik bertujuan untuk mengembangkan pribadi klien kearah
yang lebih positif atau adaptif dan diarahkan pada pertumbuhan klien yang
meliputi :
1. Realisi diri, penerimaan diri dan peningkatan penghormatan diri
Memulai komunikasi terapeutik diharapkan terjadi perubahan dalm diri klien.
Klien yang menderita penyakit kronis ataupun terminal umumnya mengalami
perubahan dalam dirinya, ia tidak mampu menerima keberadaan dirinya,
mengalami gambaran diri, penurunan harga diri, merasa tidak berarti dan pada
akhirnya merasa putus asa dan depresi.
2. Kemampuan membina hubungan interpersonal yang tidak superfisial dan
saling bergantung dengan orang lain.
Melalui komunikasi terapeutik, orang belajar bagaimana menerima dan
diterima orang lain. Dengan komunikasi yang terbuka, jujur dan menerima
klien apa adanya, perawat akan dapat meningkatkan kemampuan klien dalam
membina hubungan saling percaya (Hibdon, 200). Rogers (1974) dalam
Abraham dan Shanley (1997) mengemukakah bahwa hubungan mendalam
yang digunakan dalam proses interaksi antara perawat dan klien merupakan
area untuk mengekspresikan kebutuhan, memecahkan masalah dan
meningkatkan kemampuan koping.
3. Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta
mencapai tujuan yang reistis.
Terkadang klien menetapkan ideal diri atau tujuan terlalu tinggi tanpa
mengukur kemampuannya. Taylor, Lilis dan La Mone (1997) mengemukakan
bahwa individu yang merasa kenyataan dirinya mendekati ideal diri
mempunyai harga diri yang tinggi sedangkan individu yang merasa kenyataan
hidupnya jauh dari ideal dirinya akan merasa rendah diri.
4. Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta
mencapai tujuan yang reistis.
Klien yang mengalami gangguan identitas personal biasanya tidak
mempunyai rasa percaya diri dan mengalami harga diri rendah. Melalui
komunikasi terapeutik diharapkan perawat dapat membantu klien
meningkatkan integritas dirinya dan identitas diri yang jelas.
C. Prinsip Dasar Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik meningkatkan pemahaman dan membantu terbentuknya
hubungan yang konstruktif meningkatkan pemahaman dan membantu
terbentuknya hubungan yang konstruktif diantar perawat klien. Tidak seperti
komunikasi sosial, komunikasi ini mempunyai tujuan untuk membantu klien
mencapai suatu tujuan dalam asuhan keperawatan. Oleh karena itu sangat penting
bagi perawat untuk memahami prinsip dasar komunikasi terapeutik berikut ini :
1. Hubungan perawat dan klien adalah hubungan terapeutik yang saling
menguntungkan, didasarkan pada prinsip ‘humanity of nurses and clients’
2. Perawat harus menghargai keunikan klien, menghargai perbedaan karakter,
memahami perasaan dan perilaku klien dengan melihat perbedaan latar
belakang keluarga, budaya, dan keunikan setiap .individu.
3. Semua komunikasi yang dilakukan harus dapat menjaga harga diri pemberi
maupun penerima pesan, dalam hal ini perawat harus mampu menjaga harga
dininya dan harga diri klien.
4. Komunikasi yang menciptakan tumbuhnya hubungan saling percaya (trust)
harus dicapai terlebih dahulu sebelum menggali permasalahan dan
memberikan alternatif pemecahan masalah (Stuart,1998). Hubungan saling
percaya antara perawat dan klien adalah kunci dan komunikasi terapeutik.
5. Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti memahami dirinya
sendiri serta nilai yang dianut.
6. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya dan
saling menghargai.
7. Perawat harus memahami, menghayati nilai yang dianut oleh klien.
8. Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun
mental.
9. Perawat haruis menciptakan suasana yang memungkinkan pasien memiliki
motivasi untuk mengubah dirinya baik sikap maupun tingkah lakunya
sehingga tumbuh makin matang dan dapat memecahkan masalah – masalah
yang dihadapi.
10. Perawat harus mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap untuk
mengetahui dan mengatasi perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan
maupun fungsi.
D. Ciri - Ciri Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik mempunyai ciri sebagai berikut
1. Terjadi antara perawat dengan pasien
2. Mempunyai hubungan akrab
3. Berfokus pada pasien yang membutuhkan bantuan
4. Perawat dengan aktif, mendengarkan dan memberikan respon pada pasien
E. Karakteristik Komunikasi Terapeutik
Ada tiga hal mendasar yang memberi ciri-ciri komunikasi terapeutik yaitu
sebagai berikut: (Arwani, 2003 : 54).
1. Ikhlas (Genuiness)
Semua perasaan negatif yang dimiliki oleh pasien barus bisa diterima dan
pendekatan individu dengan verbal maupun non verbal akan memberikan
bantuan kepada pasien untuk mengkomunikasikan kondisinya secara tepat.
2 Empati (Empathy)
Merupakan sikap jujur dalam menerima kondisi pasien. Obyektif dalam
memberikan penilaian terhadap kondisi pasien dan tidak berlebihan.
3. Hangat (Warmth)
Kehangatan dan sikap permisif yang diberikan diharapkan pasien dapat
memberikan dan mewujudkan ide-idenya tanpa rasa takut, sehingga pasien
bisa mengekspresikan perasaannya lebih mendalam.
F. Jenis Komunikasi Terapeutik
Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan
memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia
sekitarnya. Menurut Potter dan Perry (1993) dalam Purba (2003), komunikasi
terjadi pada tiga tingkatan yaitu intrapersonal, interpersonal dan publik.
Menurut Potter dan Perry (1993), Swansburg (1990), Szilagyi (1984), dan
Tappen (1995) dalam Purba (2003) ada tiga jenis komunikasi yaitu verbal, tertulis
dan non-verbal yang dimanifestasikan secara terapeutik.
1. Komunikasi Verbal
Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan keperawatan
di rumah sakit adalah pertukaran informasi secara verbal terutama
pembicaraan dengan tatap muka. Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan
tepat waktu. Kata-kata adalah alat atau simbol yang dipakai untuk
mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respon emosional, atau
menguraikan obyek, observasi dan ingatan. Sering juga untuk menyampaikan
arti yang tersembunyi, dan menguji minat seseorang. Keuntungan komunikasi
verbal dalam tatap muka yaitu memungkinkan tiap individu untuk berespon
secara langsung.
Komunikasi Verbal yang efektif harus:
1) Jelas dan ringkas
2) Perbendaharaan Kata (Mudah dipahami)
3) Arti denotatif dan konotatif
4) Selaan dan kesempatan berbicara
5) Waktu dan Relevansi
6) Humor
2. Komunikasi Tertulis
Komunikasi tertulis merupakan salah satu bentuk komunikasi yang sering
digunakan dalam bisnis, seperti komunikasi melalui surat menyurat,
pembuatan memo, laporan, iklan di surat kabar dan lain- lain.
Prinsip-prinsip komunikasi tertulis terdiri dari :
1) Lengkap
2) Ringkas
3) Pertimbangan
4) Konkrit
5) Jelas
6) Sopan
7) Benar
Fungsi komunikasi tertulis adalah:
1) Sebagai tanda bukti tertulis yang otentik, misalnya; persetujuan operasi.
2) Alat pengingat/berpikir bilamana diperlukan, misalnya surat yang telah
diarsipkan.
3) Dokumentasi historis, misalnya surat dalam arsip lama yang digali kembali
untuk mengetahui perkembangan masa lampau.
4) Jaminan keamanan, umpamanya surat keterangan jalan.
5) Pedoman atau dasar bertindak, misalnya surat keputusan, surat perintah,
surat pengangkatan.
Keuntungan Komunikasi tertulis adalah:
1) Adanya dokumen tertulis
2) Sebagai bukti penerimaan dan pengiriman
3) Dapat meyampaikan ide yang rumit
4) Memberikan analisa, evaluasi dan ringkasan
5) menyebarkan informasi kepada khalayak ramai
6) Dapat menegaskan, menafsirkan dan menjelaskan komunikasi lisan.
7) Membentuk dasar kontrak atau perjanjian
8) Untuk penelitian dan bukti di pengadilan
Kerugian Komunikasi tertulis adalah:
1) Memakan waktu lama untuk membuatnya
2) Memakan biaya yang mahal
3) Komunikasi tertulis cenderung lebih formal
4) Dapat menimbulkan masalah karena salah penafsiran
5) Susah untuk mendapatkan umpan balik segera
6) Bentuk dan isi surat tidak dapat di ubah bila telah dikirimkan
7) Bila penulisan kurang baik maka akan membingungkan Si pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Mundakir. 2006. Komunikasi Keperawatan. Jakarta : Graha Ilmu.
Suryani. 2005. Komunikasi Terapeutik Teori Dan Praktik. Jakarta : EGC
http://jancokan.com
http://creasoft.wordpress.com/2008/04/15/komunikasi-terapeutik.html
http://perawatpskiatri.blogspot.com/2009/03/komunikasi-terapeutik.html
http://www.lusa.web.id/komunikasi-terapeutik/