Pengisiaan/pencatatan rekam medis ada kemungkinan besar terjadi tidak lengkap atau
tidak sesuai dengan ketentuan, hal tersebut disebabkan :
Agar rekam medis tersebut tidak terjadi seperti di atas maka harus dilakukan kegiatan
analisis/pengkajian dari isi rekam medis /pendokumentasian sehingga rekam medis dapat
digunakan atau mempunyai nilai guna seperti ; Administration, Legal aspect, Financial, Reseach,
Education, Documentation, Public health, planing dan Marketing.
Analisis dari pendokumentasian rekam medis yang telah digunakan (setelah pasien
pulang) baik untuk rawat jalan /UGD maupun rawat inap terdapat tiga jenis analisis, yaitu :
1. Analisis Kuantitatif
2. Analisis Kualitatif
3. Analisis Statistik
Untuk melakukan analisis tersebut, perekam medis dipercaya untuk melakukan analisa baik
kuantitatif, kualitatif maupun statistik serta memberitahu kepada petugas yang mengisi rekam
medis apabila ada kekurangan atau inkosistensi yang mengakibatkan rekam menjadi tidak
lengkap atau tidak akurat, kemudian membuat laporan ketidak lengkapan sehingga dapat
ditindak lanjuti untuk diatasi agar rekam medis menjadi lengkap.
Peraturan dan Kebijakan yang dibutuhkan untuk melakukan analisis tersebut adalah :
1. Permenkes No.749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis
2. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rekam Medis di Rumah Sakit dari Dirjen Yanmed Tahun
1997
3. SE. No. HK. 00.06.1.5.01160 Tahun 1995 tentang petunjuk teknis pelaksanaan
pengadaan formulir Rekam Medis Dasar dan Pemusnahan Arsip Rekam Medis di RS
4. Peraturan RS tentang analisis Rekam Medis, Form. Rekam Medis dan susunan berkas
Rekam Medis, Prosedur Kerja /Protap
Waktu untuk melakukan analisis dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Retrospective Analysis
Yaitu analisis yang dilakukan setelah pasien pulang, Hal ini yang sering dilakukan karena dapat
menganalisis rekam medis secara keseluruhan walaupun hal ini dapat memperlambat proses
melengkapi yang kurang.
1. Concurrent Analysis
Yaitu analisis yang dilakukan pada saat pasien masih dirawat atau selama perawatan berlangsung
analisa juga dilakukan. Analisis dilakukan diruang perawatan untuk mengidentifikasi
kekurangan/ketidaksesuaian, salah interprestasi secara cepat sebelum digabungkan
1. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif adalah telaah/review bagian tertentu dari isi rekam medis dengan maksud
menemukan kekurangan khusus yang berkaitan dengan pencatatan rekam medis
Jadi analisis kuantitatif menurut penulis dapat disebut juga sebagai analisis
ketidaklengkapan baik dari segi formulir yang harus ada maupiun dari segi kelengkapan
pengisian semua item pertanyaan yang ada pada formulir sesuai dengan pelayanan yang
diberikan pada pasien.
Tenaga rekam medis yang melakukan analisis kuantitatif harus ‘’tahu’’ (dapat mengidentifikasi,
mengenal, menemukan bagian yang tidak lengkap ataupun belum tepat pengisiannya) tentang :
1. Menentukan sekiranya ada kekurangan agar dapat dikoreksi dengan segera pada saat
pasien masih dirawat, dan item kekurangan belum terlupakan, untuk menjamin efektifitas
kegunaan isi rekam medis di kemudian hari. Yang dimaksud dengan koreksi ialah
perbaikan sesuai keadaan yang sebenarnya terjadi.
2. Untuk mengidentifikasi bagian yang tidak lengkap yang dengan mudah dapat dikoreksi
dengan adanya suatu prosedur sehingga rekam medis menjadi lebih lengkap dan dapat
dipakai untuk pelayanan pada pasien, melindungi dai kasus hukum, memenuhi peraturan
dan untuk analisa statistik yang akurat.
3. Kelengkapan Rekam medis sesuai dengan peraturan yang ditetapkan jangka waktunya,
perizinan, akreditasi, keperluan sertifikat lainnya
4. Mengetahui hal-hal yang berpotensi untuk membayar ganti rugi
ü Setiap lembar RM harus ada identitas pasien (No. RM, Nama ), bila ada lembaran rekam
medis yang tanpa identitas harus di review untuk menentukan milik siapa lembaran tersebut.
ü Dalam hal ini dengan Concurrent Analysis akan lebih mudah untuk dilengkapi dilakukan
daripada Restrospective analysis
ü Pada komponen ini akan memeriksa laporan-laporan dari kegiatan pelayanan yang diberikan
ada atau tidak ada.
Laporan umum seperti ; lembar riwayat pasien, pemeriksaan fisik, catatan perkembangan,
observasi klinik, ringkasan penyakit
Laporan khusus, seperti laporan operasi, anasthesi dan hasil-hasil pemeriksaan lab.
ü Dalam laporan tersebut pencatatan tanggal dan jam pencatatan menjadi penting karena ada
kaitannya dengan peraturan seperti lembar riwayat pasien dan pemeriksaan fisik harus diisi < 24
jam sesudah pasien masuk rawat inap, maka agar lengkap harus dilakukan analisis ketidak
lengkapan dengan cara Concurrent, karena kalau dengan retrsopective pemeriksaan yang tidak
lengkap diketahui setelah pasien pulang sedangkan aturannya pemeriksaan fisik harus diisi < 24
jam, sehingga rekam medis tersebut tidak dapat dilengkapi lagi atau disebut dengan
‘’Deficiency’’.
3. Review Autentifikasi
ü Pada komponen ini analisis kuantitatif memeriksa autentifikasi dari pencatatan berupa tanda
tangan, nama jelas termasuk cap/stempel atau kode seseorang untuk kompeterisasi, dalam
penulisan nama jelas harus ada titel/gelar profesional (Dokter, perawat)
ü Dalam autentifikasi tidak boleh tanda tangani oleh orang lain selain dari penulisnya, kecuali
bila ditulis oleh dokter jaga atau mahasiswa maka ada tanda tangan sipenulis di tambah
countersign oleh supervisor dan ditulis telah direview dan dilaksanakan atas intruksi dari … atau
telah diperiksa oleh…atau diketahui oleh …
4. Review Pencatatan
ü Pemeriksaan pada pencatatan yang tidak lengkap dan tidak dapat dibaca, sehingga dapat
dilengkapi dan diperjelas.
ü Memeriksa baris perbaris dan bila ada barisan yang kosong digaris agar tidak diisi belakangan
ü Bila ada yang salah pencatatan, maka bagian yg salah digaris dan dicatatan tersebut masih
terbaca, kemudian diberi keterangan disampingnya bahwa catatan tersebut salah
2. Analisis Kualitatif
Adalah suatu review pengisian rekam medis yang berkaitan tentang kekonsistenan dan isinya
merupakan bukti rekam medis tersebut akurat dan lengkap
2) Diagnosa tambahan
3) Preoperative diagnosis
4) Postoperative diagnosis
5) Phatological diagnosis
6) Clinical diagnosis
7) Diagnosis akhir/utama
8) Diagnosa kedua
Konsistensi merupakan suatu penyesuaian/kecocokan antara 1 bagian dengan bagian lain dan
dengan seluruh bagian, dimana diagnosa dari awal sampai akhir harus konsisten, 3 hal yang
harus konsisten yaitu catatan perkembangan, intruksi dokter, dan catatan obat.
– Pada pelayanan rawat inap hasil operasi, hail pemeriksaan PA, hasil pemeriksaan
diagnostik, dan surat pernyataan tindakan harus konsisten , apabila berbeda menunjukan rekam
medis yang buruk
Rekam medis harus menjelaskan keadaan pasien selama dirawat, dan harus
menyimpan seluruh hasil pemeriksaan dan mencatat tindakan yang telah dilakukan pada pasien
Contoh :
Hasil test normal, pasien dalam keadaan baik, pasien telah diberi penjelasan dan petunjuk.
Semua hal diatas harus ada catatan yang melihatkan kondisi tersebut dalam rekam medis.
Pada komponen ini menganalisa surat persetujuan dari pasien apakah sudah diisi dengan benar
dan lengkap sesuai dengan prosedur dan peraturan yang dibuat secara konsisten
2) Mudah Dibaca, tulisan harus bagus, tinta yang digunakan harus tahan lama, penulisan
dilakukan dengan hati-hati dan lengkap
4) Tidak menulis komentar/hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan pengobatan pasien
/kritikan/hinaan
5) Bila ada kesalahan lebih baik dibiarkan dan kemudian dikoreksi, jangan di tipp ex
Rekam medis harus mempunyai semua catatan mengenai kejadian yang dapat
menyebabkan/berpotensi tuntutan kepada institusi pelaayanan kesehatan baik oleh pasien
maupun oleh pihak ketiga.
Hasil dari analisa kuantitatif dan kualitatif secara garis besar adalah :
Pengontrolan rekam medis dengan statistik ketidaklengkapan yaitu dengan mengolah data rekam
medis yang tidak lengkap dan menyajikan angka ketidaklengkapan, sehingga dapat dijadikan
peringatan untuk memperbaiki pencatatan rekam medis yang lengkap. Statistik ketidak
lengkapan dapat dihitung dengan cara Incompete dan delinguent Medical record.
1. Incomplete MR
Adalah Rekam medis dgn kekurangan yg spesifik yg masih dapat dilengkapi oleh pemberi
pelayanan kesehatan, dapat dicari dengan cara :
Inc.MR
Delinguent MR
Adalah Rekam Medis yg masih tidak lengkap sesudah melewati batas waktu tersebut, dapat
dicari dengan cara :
Merupakan salah satu indikator Mutu Kualitas pelayanan suatu RS, dapat dicari
dengan cara :
Total RM yang belum lengkap & benar dlm 14 hari /bulan
X 100%
Rumah sakit harus tahu bahwa ada rekam medis yang perku dilengkapi dan apa saja
kekurangannya. Identifikasi ketidaklengkapan dari rekam medis dapat dilakukan dengan cara :
1. Membuat catatan kecil dan diletakan langsung dalam rekam medis atau Memberi tanda
dengan selotip/stempel di map rekam medis
2. Dokter/perawat secara rutin datang ke unit rekam medis
3. Rekam Medis yang tidak lengkap dikirim ke tempat yang telah ditetapkan atau diletakan
di ruang perawat atau dikirim ke ruangan masing-masing petugas yang akan mengisi
ketidaklengkapan (tergantung pada kesepakatan akan dilengkapi dimana), yang pasti
rekam medis tidak boleh dibawa ke luar RS, karena sewaktu-waktu pasien bisa datang
untuk berobat terutama dalam keadaan emergency atau untuk keperluan lain serta untuk
mencegah hilangnya rekam medis dan menjamin kerahasiaan rekam medis.
Untuk rekam medis yang belum lengkap atau akan dilengkapi untuk memudahkan mencari maka
penyimpanannya dapat dilakukan dengan beberapa alternatif :
Proses penyimpanan dan pencarian RM yg tidak lengkap dapat pula dilakukan dengan
komputer dengan cara :
Sebagai laporan akhir dari ketidaklengkapan atau hasil dari analisi kuantitatif dan kualitatif,
Berguna untuk merecheck berkas RM yg telah dilengkapi.
RM perlu lengkap tepat waktu karena Inc.MR menurunkan kualitas pelayanan kesehatan yang
mempengaruhi akreditasi dan kualitas RS
Bila Petugas yg harus melengkapi sudah pindah atau meninggal maka RM tersebut dikategorikan
sbg Inc RM dan biasanya komite RM mereview dan memberi catatan.
Untuk penanganan rekam medis yang tidak dapat dilengkapi agar tidak terulang lagi
atau mendorong para petugas yang mengisi rekam medis dapat mengisi dengan lengkap dan
benar, maka dapat dilakukan beberapa upaya, dimana upaya tersebut tergantung pada situasi,
karena setiap situasi mempunyai solusi yang berbeda, diantaranya yaitu :
1. Jika pada An Kualitatif dan kuantitatif ternyata ada pendokumentasian yang tak dapat
dilengkapi atau dikoreksi sesuai yg dilaksanakan, petuga RM harus menyampaikan ke
bag hukum staf medis/Komite Medis/Manajer administrasi RS, dan kode etik Profesi RM
2. Mengulang desain formulir. Contoh ; Jika pada Analisis Kualitatif dinyatakan bahwa
form pemeriksaan bayi baru lahir ada yang tidak diisi, mungkin lebih tepat disarankan
pada komite rekam medis untuk mengevaluasi form tersebut, apakah item pertanyaan
tersebut tidak diperlukan atau memang tidak lengkap, apabila tidak perlu maka form
tersebut dapat direvisi
3. Petugas kesehatan dapat dihubungi langsung mengenai pencatatannya yang jelek, contoh
:
Pada analisis kualitatif didapat seorang dokter menulis menggunakan pulpen tinta cair yang
mengotori kertas dan tembus ke bagian belakang, sehingga tidak dapat digunakan sisi
belakangnya maka dengan melihat catatan tersebut dokter tersebut dapat diingatkan untuk tidak
menggunakan pulpen tersebut.
1. Informasi secara umum mengenai pencatatan yg jelek dapat diberitakan di majalah RS .
Mading atau pada rapat intern
2. Kliping mengenai kasus malpraktek akibat pencatatan yang jelek dimasukan dalam
bulletin
3. Harus ada dicatat/ diberi peringatan jika ada hal kajadian yg berpotensi RS membayar
ganti rugi
4. Identifikasi awal dan analisis secara cepat dan usaha keras akan mengurangi seminimal
mungkin kejadian yg berpotensi RS membayar ganti rugi
5. Memberikan pelatihan/sosialisasi kemabali tentang rekam medis, formulir yang
digunakan dan cara pengisiannya
6. Memberi sanksi bagi petugas yang mengisi rekam medis dengan tidak lengkap dan tidak
benar, seperti ;
– Teguran
– Surat peringatan
– Menunda pemberian honor/insentif
1. Tentukan dulu formulir atau komponen apa saja yang diperioritaskan untuk dianalisa atau
kalau memungkinkan waktu dan tenaga dapat dilakukan pada semua formulir di rekam
medis baik rawat jalan maupun rawat inap (yang menentukan sebaiknya komite rekam
medis)
2. Tentukan frekwensi waktu pemeriksaan rekam medis, apakah setiap hari atau setiap
rekam medis yang telah dipakai, atau tiga bulan sekali. Apabila dilakukan tiga bulan
sekali maka pemeriksaan rekam medis dilakukan dengan cara sampel, maka apabila
dengan sampel kita harus menentukan jumlah sampel rekam medis yang akan diperiksa,
agar sampelnya representatif dengan populasi maka ada beberapa metode diantaranya
yaitu, pendapat Arikunto (1998 : 120), bahwa “Apabila subjeknya kurang dari 100,
maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau
20-35 atau lebih”
Keterangan :
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
n=
1 + N.e
Melihat rumus diatas maka sebelumnya perlu dicari dulu nilai kritis atau batas kesalahan (e)
dimana menurut Gay (Sevile, 1993:163) adalah 10 %.
Pk x n
nk
=
Keterangan :
P = Jumlah populasi
Sedangkan untuk mendapatkan proporsi sampel dari tiap unit populasi, penulis menggunakan
rumus dari Singarimbun, et.all., (1987:25) yaitu sebagai berikut :
Contoh ; Penentuan Ukuran Populasi dan Sampel (Akasah, 2007)
Untuk setiap penelitian tentu ada yang dijadikan objek untuk diteliti, dimana objek itu dapat
diambil dari suatu populasi. Populasi itu sendiri menurut Sugiyono (2006:90) adalah “wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek /subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan ”.
Dalam penelitian ini populasi yang dipilih penulis adalah dokumen rekam medis rawat inap
pada satu tahun terakhir. Rekam medis yang dipilih populasi rawat inap dikarenakan sifat pada
pelayanan rawat inap yang memerlukan observasi dan pelayanan yang intensif baik dari perawat
maupun dokter, sehingga informasi yang dibutuhkan cukup banyak dan harus lengkap, serta pada
fenomenanya menunjukan bahwa rekam medis rawat inap cenderung lebih banyak yang tidak
lengkapnya dibandingkan pada rekam medis rawat jalan maupun UGD. Dipilih dalam periode
satu tahun terakhir dari waktu penelitian, agar data yang diperoleh lebih up to date dan bisa
menggambarkan kondisi terakhir dari kualitas kelengkapan rekam medis.
Ukuran populasi rekam medis rawat inap di RS Jiwa Bandung pada satu tahun terakhir (Maret
2006 – April 2007) yaitu :
Tabel 3.3
Ukuran
No. Unit Populasi
Populasi
1 Ruang Intensif 963
2 Ruang Intermediate 100
3 Ruang Tenang 804
Jumlah 1867
3.3.2.2.Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan untuk menentukan sampel yang akan diambil adalah dilakukan
secara Proporsional Stratified Random Sampling. Dalam teknik ini digunakan bila populasi
mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional ( Sugiyono,
2006 ).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini melalui dua tahap. Tahap pertama adalah mencari
jumlah sampel (n), dan tahap kedua mencari sampel stratum (ni). Tahap pertama untuk jumlah
sampel menggunakan rumus yang digunakan Rumus perhitungan ukuran sampel dari Slovin
yang dikemukakan Umar, (2005:78) yaitu :
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
Jadi dengan memakai rumus tadi maka dapat diketahui sampel yang akan diambil dari jumlah
populasi 968 yang ada di Rumah Sakit Jiwa Bandung, yaitu sebagai berikut :
N
n=
1 + N.e
Berdasarkan perhitungan di atas yang dijadikan sampel untuk dijadikan responden adalah
sebanyak 95rekam medis rawat inap 2006 – 2007
Sedangkan untuk mendapatkan proporsi sampel dari tiap unit populasi, penulis menggunakan
rumus dari Singarimbun, et.all., (1987:25) yaitu sebagai berikut
Keterangan :
P = Jumlah populasi
nk =
18672
= 40,91
= 41
Dari perhitungan di atas maka ukuran sampel dari tiap unit populasi dapat di lihat pada tabel
berikut :
TABEL 3.4
Setelah ditentukan form atau komponen yang akan diperiksa maka selanjutnya membuat
formulir/instrumen pemeriksaan, misalkan menurut Huffman komponen analisi kuantitatif yaitu :
1. Identifikasi
2. Laporan yang penting
3. Autentifikasi
4. Pendokumentasian yang benar
Dari setiap komponen tersebut harus diperinci lagi sehingga semakin jelas mana yang
lengkap dan tidak lengkapnya, contohnya dapat dilihat pada instrumen berikut ini :
C Autentifikasi
Ringkasan Masuk dan
1
Keluar
2 Resume
3 Perintah Dokter
Asuhan catatan
4
keperawatan
5 Laporan Operasi
6 Laporan Anatesi
7 Informed Consent
Pendokumentasian yang
D
benar
Ada Tidak Ada Ada Tidak Ada Tidak
Tidak ada
B TB ada B TB B TB ada B TB ada
1 Identifikasi
2 Diagnosis
3 Pembetulan Kesalahan
Jumlah
4. Setelah itu lakukan rekapitulasi, sehingga dapat diketahui item/komponen mana yang
paling banyak tidak lengkap
5. Penyajian data dapat di tampilkan dengan grafik atau tebel