1) Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran Okupasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
2) Divisi Kedokteran Okupasi, Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Abstrak
Pendahuluan: Lapangan kerja sektor informal di Indonesia semakin berkembang, salah
satunya adalah jasa grafir kaca. Pekerja yang menggrafir kaca berada dalam risiko
tinggi terkena penyakit paru Silikosis karena penggunaan pasir silika dalam
pekerjaannya. Salah satu komplikasi dari silikosis adalah Silikotuberkulosis. Penegakan
diagnosis okupasi pada pekerja grafir kaca dengan silikotuberkulosis ini menggunakan
metode 7 langkah Diagnosis Okupasi, sesuai konsensus PERDOKI, yang di dalamnya
termasuk metode Evidence Based.
Deskripsi Kasus: Kami menegakkan diagnosis okupasi pada seorang pekerja grafir
kaca, laki-laki, berumur 35 tahun, yang terpajan debu silika selama 5 tahun. Keluhan
dan gejala timbul pada tahun ke-6 sejak terpajan debu silika, dengan kondisi fisik yang
semakin menurun, disertai dengan adanya komplikasi infeksi tuberkulosis.
Diskusi: Dari informasi yang didapat mengenai deskripsi kerja, cara kerja, penggunaan
alat pelindung diri (APD) serta mengacu pada evidence yang ada di referensi,
disimpulkan pekerja ini mengalami Silikotuberkulosis Akibat Kerja.
Kata Kunci: diagnosis okupasi, grafir kaca, pekerja sektor informal, silikotuberkulosis.
Case Report Abstract