LAPORAN KASUS
I. IDENTIFIKASI
MR : 079480
Nama lengkap `: Tn.S
Jenis kelamin : Laki-laki
TTL : Lampung, 4 Oktober 1959
Umur : 59 tahun
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Jl. Onta no.356 kedaton
MRS : 6 Mei 2017 pukul 10.02 WIB
II. ANAMNESIS
Pasien masuk melalui IGD RSPBA dan dilakukan autoanamnesis kepada
pasien pada tanggal 08 Mei 2017 pukul 07.00 WIB di Bangsal Interna
RSPBA.
1. Keluhan Utama
Sesak nafas sejak 2 hari SMRS
2. Keluhan Tambahan
Bengkak pada kedua kaki, dada berdebar, batuk kering malam hari dan
adanya mual muntah.
1
melakukan pekerjaannya .Pasien sering merasa jantungnya berdebar-debar,
terutama dirasakan saat bekerja. Pasien tidur dengan 1 bantal dan kadang-
kadang terbangun pada malam hari karena sesak nafas. 2 hari sebelum MRS
keluhan sesak semakin memberat dan OS datang ke IGD RSPBA.
5. Riwayat Pengobatan
Os mengaku pernah berobat ke RS dan didiagnosa oleh dokter spesialis
bahwa os mengidap penyakit jantung..
6. Riwayat Keluarga
Keluarga tidak ada yang mengalami sakit seperti ini.
7. Riwayat Alergi
a. Makanan/minuman
Tidak didapatkan adanya alergi.
b. Obat - obatan
Tidak didapatkan adanya alergi.
8. Riwayat Makan
Frekuensi/ hari : 3x/ hari
Jumlah/ hari : Satu porsi
Variasi/ hari : Bervariasi
Nafsu makan : Menurun
9. Riwayat Habituasi
Minum alkohol : Tidak pernah
Merokok : Merokok ± dari tahun 2000, sehari ± 2 bungkus
2
10. Anamnesis Sistemik
Kulit
- Bisul - Rambut rontok - Keringat malam
- Kuku - Kuning/ikterus - Ptekie
- Lain-lain
Kepala
- Trauma - Sakit kepala
- Sinkop - Nyeri sinus
Mata
- Nyeri - Kojungtiva anemis
- Sekret - Gangguan penglihatan
- Ikterus Penurunan ketajaman penglihatan
- Bengkak kantung mata
Telinga
- Nyeri - Tinitus
- Sekret - Gangguan pendengaran
- Kehilangan pendengaran
Hidung
- Trauma - Gejala penyumbatan
- Nyeri - Gangguan penciuman
- Sekret - Pilek
- Epistaksis
Mulut
- Bibir (sariawan) - Lidah kotor
- Gusi berdarah - Gangguan pengecapan
- Selaput - Stomatitis
Tenggorokan
- Nyeri tenggorokan - Perubahan suara
Leher
- Benjolan kanan - Nyeri leher
Dada (Jantung/Paru)
- Nyeri dada √ Sesak nafas
- Berdebar - Batuk darah
- Bengkak dada kiri √ Batuk
Abdomen (Lambung/Usus)
- Rasa kembung - Perut membesar
- Mual - Wasir
- Muntah - Mencret
- Muntah darah - Tinja berdarah
- Sukar menelan - Tinja berwarna dempul
- Nyeri perut - Tinja berwarna hitam
√ Nyeri uluhati - Benjolan
3
Saluran kemih/ Alat kelamin
- Disuria - Kencing nanah
- Stranguri - Kolik
- Poliuri - Oliguria
- Polaksuria - Anuria
- Hematuria - Retensi urin
- Kencing batu - Kencing menetes
- Ngompol - Penyakit prostat
Saraf dan Otot
- Anestesi - Sukar menggigit
- Parastesi (kedua tangan) - Ataksia
- Otot lemah - Hipo/ hiper-esthesia
- Kejang - Pingsan
- Afasia - Kedutan (tiek)
- Amnesia - Pusing (vertigo)
- Lain-lain - Gangguan bicara (disartri)
Ektremitas
√ Bengkak (kedua tungkai) - Deformitas
- Nyeri sendi - Sianosis
- Ptekie
4
III. PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal periksa : 8 Mei 2017
Jam periksa : 07.00 WIB
A. Status Present
1. Vital Sign
Keadaan Umum : Tampak Sakit Ringan
Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4V5M6
Tekanan Darah :140/90 mmHG
Nadi : 85x/menit reguler
Pernafasan : 25x/menit
Suhu : 36,7˚C
Cara Berjalan : Normal
Mobilitas : Pasif
2. Status Gizi
Berat Badan : 55 kg
Tinggi Badan : 162 cm
IMT : 20,96
Simpulan Status Gizi : Ideal
3. Aspek Kejiwaan
Tingkah laku : Wajar/gelisah/tenang/hipoaktif/hiperaktif
Alam perasaan : Biasa/sedih/gembira/cemas/takut/marah
Proses pikir : Wajar/cepat/gangguan waham/fobia/obsesi
4. Status Generalisata
Kulit
Warna : Sawo matang
Efloresensi : Tampak makula hiperpigentasi di kedua ektremitas
Jaringan parut : Tidak ada
Pigmentasi : Hiperpigmentasi di kedua ektremitas.
Pertumbuhan rambut : Cukup (tidak ada bagian yang kekurangan ataupun
5
berlebihan pertumbuhan rambutnya).
Suhu raba : 36,70C
Keringat umum : Seluruh badan
Turgor : Normal
Kelenjar Getah Bening
Submandibula : Tidak teraba
Supraklavikula : Tidak teraba
Leher : Tidak teraba
Ketiak : Tidak teraba
Lipat paha : Tidak teraba
Kepala
Ekspresi wajah : Normal
Simetris muka : Simetris
Rambut : Normal (tidak rontok, pertumbuhan rambut rata)
Pembuluh temporal : Tidak teraba
[
Mata
Eksolftalmus : Tidak ada
Enoftalmus : Tidak ada
Palpebra : Normal
Konjungtiva : Normal tidak anemis ataupun hiperemis
Visus : 6/6
Sklera : Normal, tidak ikterik
Gerakan mata : Normal (tidak ada strabismus dan tidak nistagmus)
Lap.penglihatan : Normal (dapat melihat seluruh lapangan
penglihatan, tidak hemianopsia dan skotoma)
Tekanan bola mata : Normal (tidak naik/glaukoma dan tidak
turun/dehidrasi)
Telinga
6
Tuli : Tidak tuli
Selaput pendengaran : Utuh
Penyumbatan : Tidak ada
Serumen : Ada
Perdarahan : Tidak ada
Mulut
Bibir : Tidak sianosis, tidak pucat
Tonsil : Normal (T1/T1)
Langit-langit : Normal
Bau nafas : Wajar (tidak berbau aseton, foetor hepatik)
Trismus : Normal
Lidah : Tidak berselaput, tidak tremor
Faring : Tidak hiperemis
Leher
Tekanan vena jugularis: Meningkat 5+2cm H2O
Kelenjar tiroid : Normal, tidak ada pembesaran dan tidak
ada bising aukultasi
Kelenjar limfe : Normal, tidak ada pembesaran
Dada
Bentuk dada normal, tidak terdapat krepitasi, buah dada normal,tidak ada
tampak jejas.
7
Auskultasi Vesikuler simetris, wheezing ekspirasi (-), ronkhi (+) paru
kanan kiri.
Jantung
- Inspeksi : Iktus cordis tampak
- Palpasi : Iktus cordis teraba
- Perkusi : Kiri : Atas: ICS II linea parasternalis sinistra
Bawah: ICS VI linea midclavikularis sinistra
Kanan : Atas: ICS II linea parasternalis dextra
Bawah : ICS VI linea parasternal dextra
- Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 tunggal normal, reguler. Murmur
(-) gallop (-)
Abdomen
- Inspeksi : Dinding perut simetris dengan dinding dada, asistes (-),
distended (-), venektasi(-), caput medusa (-), ikterik (-).
- Auskultasi : Bising usus (+) normal, bruit hepar (-), bruit epigastrium(-)
- Palpasi : Nyeri tekan (-), nyeri tekan hepar (-), hepar tidak teraba,
limpa tidak teraba, nyeri ketok CVA (-) kanan/kiri.
- Perkusi : Timpani
Ekstremitas
1. Ekstremitas superior dextra dan sinistra :
Oedem (-), deformitas (-), sianosis (-), nyeri sendi (-), ptekie (-), eritem
palmar (-), akral dingin (-), krepitasi (-).
2. Ekstremitas inferior dextra dan sinistra :
Pitting oedem(+), deformitas (-), sianosis (-), edem ekstremitas kanan-
kiri (+), ptekie (-), eritem palmar(-), akral dingin, krepitasi (-),
dermopati diabetikum (-).
8
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
08 Desember 2016
HEMATOLOGI
PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
Lk: 14-18 gr%
Hemoglobin 13,9
Wn: 12-16 gr%
Leukosit 6000 4500-10.700 ul
Hitung jenis leukosit
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 0 1-3%
Batang 1 2-6 %
Segmen 64 50-70 %
Limposit 26 20-40 %
Monosit 9 2-8 %
Lk: 4.6- 6.2 ul
Eritrosit 5,3
Wn: 4.2- 5,4 ul
Lk: 40-54 %
Hematokrit 40
Wn: 38-47 %
Trombosit 188.000 159-400 ul
MCV 80 80-96
MCH 26 27-31 pg
MCHC 32 32-36 g/dl
GDS 107 <200
Urea 37 10-50
Lk: 0,6-1,1
Creatinin 0,6
W: 0,5-0,9
2. Ro Thoraks PA
9
Jantung tampak membesar ke lateral kiri dengan apeks tertanam pada diafragma,
pinggang jantung normal (CTR >50%).
Aorta masih tampak normal
Sinus costophrenicus bilateral normal
Sinus cardiophrenicus bilateral normal
Pulmo: - Hilus kanan normal, kiri tertarik ke atas
- Corakan bronkovaskular bertambah
- Tampak garis-garis keras (fibrosis) di lapang tengah paru kiri,
yang menarik hilus kiri ke atas
- Tampak bayangan hiperlusen vaskuler di lapang bawah paru
kiri
- Kranialisasi vaskuler
Kesan
• Kardiomegali (HVL) dan (HVR)
3. EKG
RESUME
10
Tn. L laki-laki, usia 59 tahun mengeluh nyeri Sesak memberat pada saat
berjalan sejak 2 hari yll SMRS.disertai mual muntah,batuk berdarah dan badan
terasa lemas semakin sering dirasakan,Os juga merasakan Kedua tungkai bawah
tampak sembab. Pasien mengaku jika tidur tanpa bantal kurang lebih 3 bantal
x/menit, suhu 36,7C. Keadaan umum tampak Compos mentis. Pada insepksi
Jantung tampak membesar ke lateral kiri dengan apeks tertanam pada diafragma,
pinggang jantung normal (CTR >50%).
Aorta masih tampak normal
Sinus costophrenicus bilateral normal
Sinus cardiophrenicus bilateral normal
Diafragma bilateral mendatar
Pulmo: - Hilus kanan normal, kiri tertarik ke atas
- Corakan bronkovaskular bertambah
- Tampak garis-garis keras (fibrosis) di lapang tengah paru kiri,
yang menarik hilus kiri ke atas
- Tampak bayangan hiperlusen vaskuler di lapang bawah paru
kiri
Kesan
• Kardiomegali (LV) tanpa bendungan paru
• Fibrosis paru kiri
• Atrial takikardi
• aritmia ventrikel
hasilnya DBN.
11
V. DIAGNOSIS KERJA
CHF NYHA Grade III
VIII. PENATALAKSANAAN
Farmakologi:
1. Observasi Tanda Vital
2. IVFD RL gtt xx mikro
3. Furosemid 1 amp
4. Spironolakton 100mg/oral
5. Clopidogrel 1 tab/oral
6. Ranitidine 1tab/oral
7. Captopril 12,5mg/ ½ tab
8. Ambroxol 3x1 tab
Non-farmakologi:
1. O2 2-3 L/m
2. Istirahat
3. Stop merokok
4. Kaki ditopang/diangkat pakai bantal jika tidur
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad malam
Quo ad functionam : dubia ad malam
12
Quo ad Sanactionam : dubia ad malam
//Follow up//
Jantung
Perkusi : Kiri : Atas: ICS II linea parasternalis sinistra
Bawah: ICS VI linea midclavikularis
sinistra
Kanan : Atas: ICS II linea parasternalis dextra
Bawah : ICS VI linea parasternalis dextra
13
- Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 tunggal normal, reguler. Murmur (-)
gallop (-)
Abdomen
Kepala
Dalam batas normal
Leher
JVP (5+2) cm H2O, pembesaran kelenjar getah bening (-)
Paru-paru
Inspeksi Simetris, pada keadaan statis dan keadaan dinamis paru kanan dan kiri
sama.
Palpasi Vokal fremitus simetris krepitasi (-)
Perkusi Kanan : sonor
Kiri : sonor
Auskultasi Vesikuler simetris, wheezing ekspirasi (-), ronkhi (+) paru kanan kiri.
14
Jantung
Perkusi : Kiri : Atas: ICS II linea parasternalis sinistra
Bawah: ICS VI linea midclavikularis
sinistra
Kanan : Atas: ICS II linea parasternalis dextra
Bawah : ICS VI linea parasternalis dextra
- Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 tunggal normal, reguler. Murmur (-)
gallop (-)
Abdomen
15
Kepala
Dalam batas normal
Leher
JVP (5+2) cm H2O, pembesaran kelenjar getah bening (-)
Paru-paru
Inspeksi Simetris, pada keadaan statis dan keadaan dinamis paru kanan dan kiri
sama.
Palpasi Vokal fremitus simetris krepitasi (-)
Perkusi Kanan : sonor
Kiri : sonor
Auskultasi Vesikuler simetris, wheezing ekspirasi (-), ronkhi (+) paru kanan kiri.
Jantung
Perkusi : Kiri : Atas: ICS II linea parasternalis sinistra
Bawah: ICS VI linea midclavikularis
sinistra
Kanan : Atas: ICS II linea parasternalis dextra
Bawah : ICS VI linea parasternalis dextra
- Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 tunggal normal, reguler. Murmur (-)
gallop (-)
Abdomen
Perkusi :Timpani
Ekstremitas atas dan bawah: oedem (+) ekstremitas bawah
A CHF NYHA Grade III
P Monitor TTV/8 jam
Furosemid 3x1 tab
Spironolaktone 100mg 2x1 tab
Ambroxol 3x1 tab
16
Captopril stop
9 Mei 2017 pukul 13.00 WIB
S Sesak nafas membaik ,mual(-) dan disertai oedem tungkai mulai membaik + Batuk
berdarah (+)
17
O Keadaan Umum
Kesadaran : Compos
: composmentis
mentis
Tekanan darah : :110/70
130/90 mmHg
mmhg
Nadi : 75x/menit
: 83 x/menit
Suhu 36,700C
: :36.C
Pernapasan : 23x/menit
Kepala
Dalam batas normal
Leher
JVP (5+2) cm H2O, pembesaran kelenjar getah bening (-)
Paru-paru
Inspeksi Simetris, pada keadaan statis dan keadaan dinamis paru kanan dan kiri
sama.
Palpasi Vokal fremitus simetris krepitasi (-)
Perkusi Kanan : sonor
Kiri : sonor
Auskultasi Vesikuler simetris, wheezing ekspirasi (-), ronkhi (+) paru kanan kiri.
Jantung
Perkusi : Kiri : Atas: ICS II linea parasternalis sinistra
Bawah: ICS VI linea midclavikularis
sinistra
Kanan : Atas: ICS II linea parasternalis dextra
Bawah : ICS VI linea parasternalis dextra
- Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 tunggal normal, reguler. Murmur (-)
gallop (-)
Abdomen
Perkusi :Timpani
Ekstremitas atas dan bawah: oedem (+) ekstremitas bawah
18
A CHF NYHA Grade III
P Monitor TTV/8jam
VitK 3x1 tab
Spironolakton 100mg 3x1 tab
Kalnex 3x1tab
19
O Keadaan Umum
Kesadaran : Compos
: compos mentis
mentis
Tekanan darah : :110/70
130/90 mmHg
Nadi : 89x/menit
: 83 x/menit
Suhu 36,70C
: :36.C
Pernapasan : 22x/menit
Terpasang Oksigen 3 liteddff
Kepala
Dalam batas normal
Leher
JVP (5+2) cm H2O, pembesaran kelenjar getah bening (-)
Paru-paru
Inspeksi Simetris, pada keadaan statis dan keadaan dinamis paru kanan dan kiri
sama.
Palpasi Vokal fremitus simetris krepitasi (-)
Perkusi Kanan : sonor
Kiri : sonor
Auskultasi Vesikuler simetris, wheezing ekspirasi (-), ronkhi (+) paru kanan kiri.
Jantung
Perkusi : Kiri : Atas: ICS II linea parasternalis sinistra
Bawah: ICS VI linea midclavikularis
sinistra
Kanan : Atas: ICS II linea parasternalis dextra
Bawah : ICS VI linea parasternalis dextra
- Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 tunggal normal, reguler. Murmur (-)
gallop (-)
Abdomen
20
P BLPL
Curcuma 3x1 tab
Spironolakton 1x1 tab
Clopidogrel 1x1 tab
21
BAB II
fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis kita peroleh informasi bahwa
Os datang kerumah sakit diantar keluarga dengan keluhan sesak nafas sejak 1
bulan yang lalu, kemudia dua hari SMRS sesak dirasakan memberat dan sangat
juga mengeluh sulit untuk bernapas, sehingga Os memakai tiga bantal untuk tidur,
dan batuk.
tidak teratur dan tidak kontrol rutin sehingga keluhan masih sering datang hilang
timbul. Os merasakan keluhan cepat lelah bila aktifitas berat, sesak nafas terutama
bila tidur dengan posisi kaki dan kepala sejajar dan kaki bengkak. Keluhan
muncul kembali dan memberat hingga pada tanggal 6 Mei 2017 pukul 10.02 Os
Os adalah perokok aktif dari tahun 2000 sampai sekarang, satu hari bisa
Ronki (+) paru kanan kiri. Oedem kedua ektremitas inferior.Selanjutnya dari
22
lapang bawah paru kiri. Dengan kesan, kardiomegali, fibrosis paru kiri , atrial
Melihat dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang maka dapat
23
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
2) Aterosklerosis koroner
Mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran
darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan
asam laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya
mendahului terjadinya gagal jantung. Peradangan dan penyakit
miokardium degeneratif, berhubungan dengan gagal jantung karena
kondisi yang secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan
kontraktilitas menurun.4
24
3) Hipertensi sistemik atau pulmonal
Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya
6) Faktor sistemik
Terdapat sejumlah besar faktor yang berperan dalam
perkembangan dan beratnya gagal jantung. Meningkatnya laju
metabolisme (misal: demam), hipoksia dan anemia diperlukan
peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik.
Hipoksia dan anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung.
Asidosis respiratorik atau metabolik dan abnormalitas elektronik dapat
25
Vasokonstriksi dan retensi air untuk sementara waktu akan meningkatkan
tekanan darah sedangkan peningkatan preload akan meningkatkan kontraktilitas
jantung melalui hukum Starling. Apabila keadaan ini tidak segera teratasi,
peninggian afterload, peninggian preload dan hipertrofi dilatasi jantung akan lebih
menambah beban jantung sehingga terjadi gagal jantung yang tidak
terkompensasi. Dilatasi ventrikel menyebabkan disfungsi sistolik (penurunan
fraksi ejeksi) dan retensi cairan meningkatkan volume ventrikel (dilatasi).
Jantung yang berdilatasi tidak efisien secara mekanis (hukum Laplace). Jika
persediaan energi terbatas (misal pada penyakit koroner) selanjutnya bisa
menyebabkan gangguan kontraktilitas. Selain itu kekakuan ventrikel akan
menyebabkan terjadinya disfungsi ventrikel.
Pada gagal jantung kongestif terjadi stagnasi aliran darah, embolisasi
sistemik dari trombus mural, dan disritmia ventrikel refrakter. Disamping itu keadaan
penyakit jantung koroner sebagai salah satu etiologi CHF akan menurunkan aliran
darah ke miokard yang akan menyebabkan iskemik miokard dengan komplikasi
gangguan irama dan sistem konduksi kelistrikan jantung.
Beberapa data menyebutkan bradiaritmia dan penurunan aktivitas
listrik menunjukan peningkatan presentase kematian jantung mendadak, karena
frekuensi takikardi ventrikel dan fibrilasi ventrikel menurun. WHO menyebutkan
kematian jantung mendadak bisa terjadi akibat penurunan fungsi mekanis
jantung, seperti penurunan aktivitas listrik, ataupun keadaan seperti emboli sistemik
(emboli pulmo, jantung) dan keadaan yang telah disebutkan diatas.
Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan
kemampuan kontraktilitas jantung, yang menyebabkan curah jantung lebih rendah
dari curah jantung normal. Konsep curah jantung paling baik dijelaskan dengan
persamaan CO= HR X SV dimana curah jantung adalah fungsi frekuensi jantung
X volume sekuncup.
Curah jantung yang berkurang mengakibatkan sistem saraf
simpatis akan mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahankan curah
jantung, bila mekanisme kompensasi untuk mempertahankan perfusi jaringan
yang memadai, maka volume sekuncup jantunglah yang harus menyesuaikan
diri untuk mempertahankan curah jantung. Tapi pada gagal jantung dengan
26
masalah utama kerusakan dan kekakuan serabut otot jantung, volume sekuncup
berkurang dan curah jantung normal masih dapat dipertahankan
27
2) Meningkatkan kekuatan dan efisiensi kontraksi jantung dengan bahan-
bahan farmakologis.
3) Menghilangkan penimbunan cairan tubuh berlebihan dengan terapi
diuretik diet dan istirahat.
4.1.6.1 Terapi Farmakologi
1) Diuretik (Diuretik tiazid dan loop diuretik)
Mengurangi kongestif pulmonal dan edema perifer, mengurangi
gejala volume berlebihan seperti ortopnea dan dispnea noktural
peroksimal, menurunkan volume plasma selanjutnya menurunkan preload
untuk mengurangi beban kerja jantung dan kebutuhan oksigen dan juga
sampai berat.3
3) Obat inotropik
28
4.1.6.2 Terapi non farmakologi
Penderita dianjurkan untuk membatasi aktivitas sesuai beratnya keluhan
seperti: diet rendah garam, mengurangi berat badan, mengurangi lemak,
mengurangi stress psikis, menghindari rokok, olahraga teratur.3
29
DAFTAR PUSTAKA
30